14 0 126 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI MODALITAS LANSIA HIPERTENSI DI WISMA ASTER PSTW BUDI SEJAHTERA
Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Gerontik Program Profesi Ners
Disusun Oleh : 1. Jhoni Setiawan
11194691910039
2. Mahmudin Rahma
11194691910042
3. Muhammad Erwin Arisandi
11194691910044
4. Rahayu Ramadani
11194691910051
5. Sri Rusmilawati
11194691910055
6. Yeyen Nalida
11194691910057
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2019
A. Latar Belakang Menurut
World
Health
Organisation
(WHO),
lansia
adalah
seseorangyang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah
siklus
kehidupan
yang
ditandai
dengan
tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010). Panti werdha merupakan suatu lembaga kesejahteraan sosial yang didirikan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan lansia (Kementrian Sosial RI, 2009). Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, et al., 2008). Lansia akan mengalami proses penuaan, Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, penuaan akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh sehinggan akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Maryam, et al., 2008). Penurunan fungsi organ dan perubahan anatomi tubuh pada lansia antara lain perubahan sistem indra yaitu sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem integument. Perubahan sistem musculoskeletal seperti jaringan penghubung, kartilago, otot, dan sendi. Perubahan pada sistem kardiovaskuler dan respirasi, perubahan sistem pencernaandan metabolisme, perubahan sistem saraf dan perubahan pada sistem reproduksi (Azizah, 2011).Perubahan sistem kardiovaskuler pada lansia penyakit yang mengganggu jantung dan sistem pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner (angina pektoris, akut miokard infark), dekompensasio kordis, stroke dan hipertensi (Azizah, 2011,). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortilitas) (Triyanto,
2014). World Health Organization (WHO) menyatakan batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg (Udjianti, 2010). Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan distolik diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010,). Faktor yang berperan terjadinnya hipertensi pada usia lanjut adalah peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium, penurunan elastisitas pembuluh darah perifer yang diakibatkan oleh proses menua sehingga akan mengakibatkan tekanan darah akan meningkat (Martono, 2006). Salah satu terapi modalitas yang dapat digunakan untuk intervensi secara mandiri dan bersifat alami yaitu hidroterapi kaki (rendam kaki air hangat). Merendam kaki (tubuh) pada larutan hangat memberikan sirkulasi, mengurangi edema, meningkatkan sirkulasi otot. Rendam hangat akan menimbulkan respon sistemik terjadi melalui mekanisme vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) (Potter & Perry, 2010).Merendam kaki air hangat akan memberikan respon lokal terhadap panas melalui stimulasi ini akan mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus (Potter & Perry). Rendam kaki dapat dikombinasikan dengan bahan-bahan herbal lain salah satunya jahe. Jenis-jenis jahe yang dikenal oleh masyarakat yaitu jahe emprit (jahe kuning), jahe gajah (jahe badak), dan jahe merah (jahe sunti) tetapi jahe yang banyak digunakan untuk obat-obatan adalah jahe merah, karena jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibanding dengan jahe lainnya (Setyaningrum & Sapiranto, 2013). Jahe mengandung lemak, protein, zat pati, oleoresin (gingerol) dan minyak atsiri. Rasa hangat dan aroma yang pedas pada jahe disebabkan oleh kandungan minyak atsiri (volatil) dan senyawa oleoresin (gingerol). Rasa hangat pada jahe dapat memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah lancar (Kurniawati, 2010).
B. Tujuan 1. Untuk mengetahui manfaat rendaman air jahe merah 2. Untuk menurunkan tekanan darah lansia 3. Untuk meningkatkan kesehatan lansia 4. Untuk mengurangi komplikasi akibat penyakit Hipertensi C. Kriteria Klien Dalam Terapi 1. Semua lansia yang berada di wisma Aster D. Daftar Peserta Terapi 1. Tn. Herman 2. Tn. Suratdal 3. Tn. Herliansyah 4. Tn. Warni 5. Tn. Amat 6. Tn. Wardani 7. Tn. Heri Wahyuni 8. Tn. H. Idham 9. Tn. Salam 10. Perawat dan Pengasuh Wisma Aster E. Waktu Dan Tempat Kegiatan 1. Judul 2. Sub Judul 3. 4. 5. 6. 7.
F.
Sasaran Hari/Tanggal Kegiatan Waktu Tempat Penyampai Materi
Setting
: Terapi Modalitas Lansia Hipertensi : Menurunkan Hipertensi Lansia dengan Menggunakan Rendama Air Jahe : Lansia PSTW Wisma Aster : Jum’at, 18 Oktober 2019 : 13.00-13.30 WITA : PSTW Wisma Aster : Mahasiswa Program Studi Profesi Ners UNISM
Keterangan : : Klien :Terapis : Co Terapis : Fasilitator : Observer
G. Struktur Pelaksanaan 1. Terapis a. Yeyen Nalida 2. Co Terapis a. Rahayu Ramadani 3. Fasilitator a. Jhoni Setiawan b. Sri Rusmilawati 4. Observer a. Mahmudin Rahma b. Muhammad Erwin Arisandi
H. ALATDan Bahan 1. Baskom 2. Air Hangat 3. Jahe 4. Handuk 5. Gayung I.
Metode
1. Group Discussion Learning dan Demonstrasi J.
Langkah-Langkah Kegiatan 1. Fase Persiapan a. Persiapan 1) Meyiapkan alat 2) Mempersiapkan parsipan 2. Fase Orientase a. Pendahuan 1) Perkenalan 2) Penjelasan tujuan Pendidikan kesehatan 3) Cakupan Materi 3. Fase Kerja a. Penyajian 1) Pengertian Hipertensi 2) Tujuan terapi modalitas 3) Manfaat terapi modalitas 4) Praktek terapi modalitas 4. Fase Terminasi a. Penutup 1) Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya 2) Bertanya kepada peserta bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan 3) Menyimpulkan acara kegiatan 4) Menutup pertemuan dan memberi salam 5) Membagikan hadiah
K. Laporan Hasil Kegiatan 1. Input Tempat berada di ruang tamu wisma Aster, pengaturan tempatnya terapis, co terapis dan fasilitator berdiri menghadap arah pintu keluar. Sedangkan lansia, serta perawat dan pengasuh wisma Aster duduk menghadap terapis. Kemudian untuk observer berdiri di pojokan kiri dan kanan sebelah lansia agar dapat lebih mudah memperhatikan lansia yang berpartisipan. 2. Proses Perawat berperan untuk menjalankan acara kegiatan agar lansia dapat mengikuti semua kegiatan yang ada dalam satuan acara penyuluhan dan menjalankan sesuai dengan perannya masing-masing. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melakukan pembukaan memberikan salam dan memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan kegiatan yang dilakukan serta tujuan dan manfaat, lalu melakukan demonstrasi membuat rendaman air hangat dari jahe dan mengajarkan nya kepada lansia serta pengasuh wisma aster, setelah selesai kegiatan akan
dilakukan
evaluasi
terhadap
partisipan,
kemudian
akan
mengumpulkan sejumlah data masalah yang timbul dan mengatasisinya
dengan cara metode memberi penyuluhan agar partisipan untuk melakukan kegiatan terapi modalitas mengatasi hipertens bersama untuk mencegah komplikasi dari hipertensi. 3. Hasil Lansia dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan, patisipan dapat mengerti dengan prosedur pembuatan rendaman air jahe, partisipan dapat mengerti tujuan dan manfaat kegiatan yang dilaksanakan.