6 0 168 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN (S A P) AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO PROGRAM D III KEPERAWATAN Nama Mahasiswa
: Anwar Sadat
NIM
: 12.01.004
Semester
: IV a
Pokok Bahasan
: Mobilitas fisik
Hari/Tanggal
: Kamis / 17 April 2014
Tempat
: Ruang Anyelir RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro
Waktu
: 15 menit
Sasaran
: Pasien An. D
I. Tujuan Instruksional Umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Pasien dan keluarga post op dapat memahami dan bisa melakukan mobilisasi dini
II. Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit, diharapkan Pasien dan keluarga post op dapat mengetahui tentang : 1. Pengertian Mobilisasi 2. Tujuan Mobilisasi 3. Manfaat Mobilisasi 4. Cara mobilisasi 5. Dampak tidak mobilisasi.
III. Strategi Pelaksanaan :
Metode : Ceramah dan diskusi
Media
Garis besar materi (penjelasan terlampir) :
1. 2. 3. 4.
: Pricat
Pengertian Mobilisasi Manfaat Mobilisasi Cara mobilisasi Dampak tidak mobilisasi
IV. Proses Pelaksanaan No 1.
Kegiatan
Penyuluhan
Peserta
Pendahuluan Salam pembuka
Menyampaikan
Menjawab salam
menit
Mendengarkan,
Apersepsi Kerja
2
tujuan Menyimak
penyuluhan
2.
Waktu
Menjawab pertanyaan
Penyampaian
garis
Mendengarkan
dengan 12
besar materi Mobilisasi penuh perhatian Menanyakan hal-hal yang
dini
Memberi
kesempatan belum jelas
peserta untuk bertanya Menjawab pertanyaan
3.
Penutup
menit
Memperhatikan
jawaban
dari penceramahan
Evaluasi
Menjawab pertanyaan
Menyimpulkan
Mendengarkan
1
Salam penutup
Menjawab salam
menit
V. Setting Tempat : Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan perawat
VI. Kriteria Evaluasi : 1. Pasien dan keluarga Post-op menjelaskan pengertian Mobilisasi Dini. 2. Pasien dan keluarga Post-op menjelaskan Manfaat Mobilisasi Dini 3. Pasien dan keluarga Post-op mengetahui Cara melakukan Mobilisasi Dini 4. Pasien dan keluarga Post-op menjelaskan Dampak tidak Mobilisasi Dini
VII. Referensi 1. Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC 2. Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown Co Biston. 3. http://spesialisbedah.com/tag/mobilisasi/ 4. http://indonesiannursing.com/2008/05/25/mobilisasi-dini/
LAMPIRAN : MATERI Mobilisasi Dini Definisi Mobilisasi Dini Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002) Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Roper,1996).
Tujuan Mobilisasi Dini 1. Mempertahankan fungsi tubuh 2. Memperlancar peredaran darah 3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik 4. Mempertahankan tonus otot 5. Memperlancar eliminasi alvi dan urine 6. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau
dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
7. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.
Macam-macam Mobilisasi Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : 1.Mobilisasi penuh Mobilisasi penuh ini menunjukkan bahwa syarat motorik dan sensorik mampu mengontrol seluruh area tubuh. 2.Mobilisasi sebagian Umumnya mempunyai gangguan syaraf sensorik dan motorik pada area tubuh. Mobilisasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilisasi temporer dan permanen. Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Kozier (2000). 1. Gaya hidup 2. Proses penyakit atau trauma 3. Kebudayaan 4. Tingkat energi 5. Usia dan tingkat perkembangannya Rentang Gerak Dalam Mobilisasi Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu : 1) Rentang gerak pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien 2) Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya. 3) Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.
Manfaat Mobilisasi Dini Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post operasi adalah : 1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula. 2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat 3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi 1. Penyembuhan luka menjadi lama 2. Menambah rasa sakit 3. Badan menjadi pegal dan kaku 4. Kulit menjadi lecet dan luka 5. Memperlama perawatan dirumah sakit Tahap-tahap Mobilisasi Dini Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea : 1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki 2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli 3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk 4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan Menurut Beyer, 1997 1. Tahap I batuk,
: mobilisasi atau gerakan awal : nafas dalam dan
ekstremitas
2. Tahap II
: mobilisasi atau gerak berputar
3. Tahap III
: mobilisasi atau gerakan duduk tegak
4. Tahap IV
: mobilisasi atau gerakan turun dari tempat tidur (3x/hr)
5. Tahap V
: mobilisasi atau gerakan berjalan dengan bantuan (2x/hr)
6. Tahap VI
: mobilisasi atau gerakan naik ke tempat tidur
7. Tahap VII : mobilisasi atau gerakan bangkit dari duduk ditempat tidur. Dampak imobilisasi : 1. Atelektasis 2. Pneumonia 3. Sulit buang air besar (BAB dan buang air kecil (BAK). 4. Distensi lambung