Sap Mobilisasi Post SC Nelson Penkes [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENGAJARAN MOBILISASI POST CAESAREA (POST SC)



Topik : Mobilisasi post caesarea (post SC) Waktu : jumat, 11 Agustus 2017 Tempat : RSUD KOTA BOGOR (R. LAVENDER) Sasaran : Langsung ( ibu yang di indikasikan caesar) A. Tujuan : 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, peserta dapat memahami tentang pentingnya mobilisasi dini setelah dilakukan operasi caesar. 2. Tujuan Khusus Setalah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, peserta dapat memahami materi tentang pentingnya mobilisasi post partum dengan kriteria : a. Peserta dapat menyebutkan pengertian mobilisasi. b. Peserta dapat menyebutkan tahap-tahap mobilisasi post SC. c. Peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tujuan mobilisasi post SC. d. Peserta dapat menyabutkan 3 rentang gerak dalam mobilisasi post SC. e. Peserta dapat menyebutkan 2 manfaat dari mobilisasi post SC. f. Peserta dapat menyabutkan 3 kerugian dari mobilisasi post SC.



B. Kegiatan Belajar Mengajar NO 1



2



TAHAP Pembukaan



WAKTU 5 menit



Pelaksanaan 20 menit



KEGIATAN a. Memberikan Salam, memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan dan kontrak waktu b. Apersepsi tentang mobilisasi post partum. a. Menjelaskan tentang materi mobilisasi post partum.



RESPON a. Peserta menjawab salam b. Peserta menjawab



a. Peserta mendengarkan dan memperhatikan. b. Peserta menerima leaflet.



b. Membagi leaflet kpd peserta. c.Mendemonstrasikan cara mobilisasi. d. Meminta peserta untuk mendemonstrasikan cara mobilisasi.



c. Peserta memperhatikan d. Seorang peserta maju untuk mendemonstrasikan cara mobilisasi. e. Peserta menjawab beberapa pertanyaan dari penyuluh.



e. Mengevaluasi secara verbal pada peserta penkes.



3



Penutup



5 menit



a. Menyimpulkan hasil penkes



a. Peserta memperhatikan. b. Peserta menjawab salam.



b. Mengakhiri kegiatan dengan mengucapkan salam. C. Materi (Terlampir) D. Media 1. Leaflet E. Metode



1. Ceramah 2. Diskusi 3. Demonstrasi F. Setting Tempat G. Evaluasi 1. Evaluasi Stuktur 2. Evaluasi Proses 3. Evaluasi Hasil a. 75% peserta dapat menyebutkan pengertian mobilisasi dengan tepat. b. 75% peserta dapat menyebutkan tahap-tahap mobilisasi post SC dengan tepat. c. 75% peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tujuan mobilisasi post SC dengan benar. d. 75% peserta dapat menyabutkan 3 rentang gerak dalam mobilisasi post SC dengan. e. 75% peserta dapat menyebutkan 2 manfaat dari mobilisasi post SC dengan tepat. f. 75% peserta dapat menyabutkan 3 kerugian dari mobilisasi post SC dengan tepat. LAMPIRAN MATERI MOBILISASI POST SECSIO CAESAREA A. PENGERTIAN MOBILISASI POST SC Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan



berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004). Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997). Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005) Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 1998). Mobilisasi post sectio caesarea adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan caesarea. Untuk mencegah komplikasi post operasi secsio caesarea ibu harus segera dilakukan mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena setelah mengalami secsio caesarea, seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerak pasca operasi seksio sesarea, ibu harus mobilisasi cepat. Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi harus tetap dilakukan secara hati-hati. Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien yang membaik. Pada pasien post operasi secsio caesarea 6 jam pertama dianjurkan untuk segera menggerakkan anggota tubuhnya. Gerak tubuh yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, kaki dan jari-jarinya agar kerja organ pencernaan segera kembali normal.



B. TUJUAN MOBILISASI Tujuan daripada mobilisasi adalah untuk: a. Mempertahankan fungsi tubuh b. Memperlancar peredaran darah c. Membantu pernafasan menjadi lebih baik d. Mempertahankan tonus otot e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine f. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. g. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.



Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non verbal.



C. MANFAAT MOBILISASI BAGI IBU POST SC 1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. a. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan. b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. c. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. d. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula. 2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa merawat anaknya dengan cepat 3. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan. D. KERUGIAN BILA TIDAK MELAKUKAN MOBILISASI. 1. Peningkatan suhu tubuh Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh. 2. Perdarahan yang abnormal Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka 3. Involusi uterus yang tidak baik Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.



E. RENTANG GERAK DALAM MOBILISASI Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu : 1. Rentang gerak pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien 2. Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya. 3. Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan F.



LATIHAN MOBILISASI Mobilisasi pasca pembedahan yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca pembedahan dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 1996 ). Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap (Kasdu,2003) Tahap- tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio cesarea : 1. 6 jam pertama ibu post SC Istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki 2. 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli 3. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk 4. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan. Dengan bergerak, hal ini akan mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada akhirnya



justru akan mempercepat penyembuhan luka. Menggerakkan badan atau melatih kembali otot-otot dan sendi pasca operasi di sisi lain akan memperbugar pikiran dan mengurangi dampak negatif dari beban psikologis yang tentu saja berpengaruh baik juga terhadap pemulihan fisik. Pengaruh latihan pasca pembedahan terhadap masa pulih ini, juga telah dibuktikan melalui penelitian penelitian ilmiah. Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam setelah pembedahan, tentu setelah pasien sadar atau anggota gerak tubuh dapat digerakkan kembali setelah dilakukan pembiusan regional. Pada saat awal, pergerakan fisik bisa dilakukan di atas tempat tidur dengan menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk atau diluruskan, mengkontraksikan otototot dalam keadaan statis maupun dinamis termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kiri atau ke kanan. Pada 12 sampai 24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa diposisikan duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase selanjutnya duduk di atas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerakgerakan. Di hari kedua pasca operasi, rata-rata untuk pasien yang dirawat di kamar atau bangsal dan tidak ada hambatan fisik untuk berjalan, semestinya memang sudah bisa berdiri dan berjalan di sekitar kamar atau keluar kamar, misalnya berjalan sendiri ke toilet atau kamar mandi dengan posisi infus yang tetap terjaga. Bergerak pasca operasi selain dihambat oleh rasa nyeri terutama di sekitar luka operasi, bisa juga oleh beberapa selang yang berhubungan dengan tubuh, seperti; infus, cateter, pipa nasogastrik (NGT=nasogastric tube), drainage tube, kabel monitor dan lain-lain. Perangkat ini pastilah berhubungan dengan jenis operasi yang dijalani. Namun paling tidak dokter bedah akan mengintruksikan susternya untuk membuka atau melepas perangkat itu tahap demi tahap seiring dengan perhitungan masa mobilisasi ini. Untuk operasi di daerah kepala, seperti trepanasi, operasi terhadap tulang wajah, kasus THT, mata dan lain-lain, setelah sadar baik, sudah harus bisa menggerakkan bagian badan lainnya. Pelaksanaan mobilisasi dini : 1. Hari ke 1 : a. Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita/ibu sadar b. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar.



2. Hari ke 2 : a. Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih. b. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk c. Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan dianjurkanbelajar duduk selama sehari, 3. Hari ke 3 sampai 5 a. Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi. b. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat membantu penyembuhan ibu. Adapun saran-saran yang ingin disampaikan mengenai mobilisasi dini antara lain : 1. Bagi Pasien. Kepada pasien, setelah 6 jam selesai tindakan operasi anastesi umum dibantu dengan perawat. Pasien mau melakukan tindakan mobilisasi dini dengan mengabaikan rasa malas dan sedikit nyeri juga rumor yang berpendapat bahwa jika banyak bergerak setelah operasi maka jahitan operasi akan lepas. Mobilisasi dilakukan untuk mempercepat terjadinya platus, melancarkan peredaran darah dan menghindari komplikasi lainnya. 2. Bagi Bidan/ perawat. Mobilisasi dini pada pasien post operasi anastesi umum sangat perlu dilakukan dimana keuntungan yang didapat pasien dapat lebih cepat mengakhiri puasanya karena peristaltik nya sudah baik dan mencegah komplikasi yang lain. Kepada perawat diharapkan mampu melakukan mobilisasi secara terstruktur setelah 6 jam pasien selesai dioperasi.



3. Bagi Pihak Rumah Sakit. Mengingat efek yang ditimbulkan sangat fatal jika tidak dilakukan mobilisasi dini setelah pasien 6 jam selesai di operasi, hal ini perlu menjadi perhatian yang sangat penting bagi pihak Rumag Sakit yaitu diharapkan mobilisasi secara terstruktur dapat menjadi protap yang harus dilakukan setalah 6 jam pasien selesai di operasi dengan anastesi umum.