SAP R 17 Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) STRUMA NODUSA NON TOKSIK



Oleh : TIM PKRS



PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG DI RUANG 17 2020



SATUAN ACARA PENYULUHAN STRUMA NODUSA NON TOKSIK



DI RUANG 17 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG JAWA TIMUR



Disusun Oleh : Firmansyah Abdul Haris Muhammad Cholid Ali Dimas Ragil Azhiro Madha



PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG DI RUANG 17 2020



HALAMAN PENGESAHAN SAP “STRUMA NODUSA NON TOKSIK”



Telah diperiksa dan disetujui pada : Hari : Tanggal :



Oleh :



Pembimbing Institusi



Pembimbing Klinik



(..................................................)



(..............................................)



Mengetahui Kaur R 17



(...............................................)



SATUAN ACARA PENYULUHAN Materi penyuluhan



: Struma Nodusa Non Toksik (SNNT)



Pokok bahasan



: Pengetahuan Mengenai Penyakit SNNT



Sasaran



: Keluarga Pasien di Ruang 17



Hari/ Tanggal



: Jumat, 28 Februari 2020



Waktu



: 30 menit



Tempat



: Ruang 17 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang



1. LATAR BELAKANG Struma nodosa atau struma adenomatosa terutama sering ditemukan di daerah pegunungn karena defisiensi iodium .



Struma endemic ini dapat dicegah



dengan substitusi iodium. Di luar daerah endemik, struma nodosa ditemukan secara incidental atau



pada



keluarga tertentu.



Etiologinya



umumnya



multifactorial atau banyak penyebabnya. Biasanya tiroid sudah membesar sejak usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Struma multinodosa biasanya sering ditemukan pada wanita berusia lanjut, perubahan yang terdapat pada kelenjar berupa hyperplasia sampai bentuk involusi dan jarang ditemukan pada pria umumnya . Kebanyakan struma multinodosa dapat dihambat olehtiroksin. Penderita struma nodosa biasanya tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Nodul mungkin berupa tunggal, tetapi kebanyakan berkembang menjadi multinodular yang tidak berfungsi. Degenerasi jaringan



menyebabkan kista atau adenoma,



karena pertumbuhannya yang sering berangsur-angsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali terdapat benjolan di bagian leher,



sebagian penderita



dengan struma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa gangguan.



a. Tujuan Umum Setelah



diberikan



penyuluhan,



diharapkan



sasaran



mampu



memahami tentang Penyakit SNNT. b. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui tentang : 1. Menjelaskan pengertian SNNT 2. Menyebutkan Tanda dan Gejala SNNT 3. Menyebutkan Penyebab SNNT 4. Menyebukan Pencegahan SNNT 5. Menjelaskan penatalaksanaan SNNT 2. RENCANA KEGIATAN 1. Metode 2. Media dan Alat Bantu 3. Tempat dan Waktu a. Tempat Kegiatan b. Hari/Tanggal 4. Materi dan Pemateri a. Pokok Bahasan



: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab : Leaflet dan Power Point : Ruang 17 RSSA Malang : Jumat, 28 Februari 2020



: 1. Pengertian SNNT 2. Tanda dan Gejala SNNT 3. Penyebab SNNT 4. Pencegahan SNNT 5. Penatalaksanaan SNNT



b. Pemateri c. Moderator d. Fasilitator d. Peserta 5. Alokasi Waktu



: Dimas Ragil : Firmansyah Abdul Haris : M. Cholid dan Madha : Keluarga pasien di Ruang 17 RSSA : 30 menit



3. KEGIATAN PENYULUHAN Tahap Kegiatan Pembukaan ( 5 menit)



Kegiatan perawat



Kegiatan klien



Media



1. Salam pembuka 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan maksud



1. Menjawab



1. Ceramah 2. Tanya jawab



dan



tujuan penyuluhan 4. Menggali pengetahuan peserta



salam 2. Mendengarkank eterangan



tentang



materi



yang



akan



disampaikan



penyaji 3. Menyampaikan pengetahuan tentang



materi



yang disampaikan



Penyajian dan Materi



-



Memperhatikan



diskusi



1.



-



Mendengarkan



( 20 menit)



SNNT 2. Menjelaskan tentang tanda dan



Menjelaskan tentang pengertian



keterangan



1. 2. 3. 4.



Ceramah Tanya jawab Leaflet Power Point



penyaji



gejala SNNT 3. Menjelaskan tentang Penyebab 4.



SNNT Menjelaskan tentang



pencegahan SNNT 5. Menjelaskan Penatalaksanaan SNNT Penutup (5menit)



1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab kembali



materi



yang



telah pertanyaan,



disampaikan pada peserta memperhatikan dan 2. Menyimpulkan kembali menjawab salam materiyang telah disampaikan 3. Memberi salam penutup 4. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi terstruktur a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung. b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet. c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak ruang 17 RSSA Malang 2. Evaluasi proses a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi Tanya jawab. c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.. 3. Evaluasi hasil



Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan (75%). 5. MATERI PENYULUHAN (Lampiran 1) 6. DAFTAR PUSTAKA (Lampiran 2)



Lampiran 1 Materi 1 1. Pengertian Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Hartini, 2004). Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma (De Jong & Syamsuhidayat, 2004). Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh sekresi hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak. Histologik keadaan ini adalah sebagai suatu hipertrofi dan hyperplasi dari parenkhym kelenjar. Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan oleh asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama. 2. Tanda dan Gejala 1) Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adam’s apple. 2) Perasaan sesak di daerah tenggorokan.



3) Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi batang tenggorokan). 4) Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus). 5) Suara serak. 6) Distensi vena leher. 7) Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala 8) Kelainan fisik (asimetris leher) Dapat juga terdapat gejala lain, diantaranya : 1. Tingkat peningkatan denyut nadi 2. Detak jantung cepat 3. Diare, mual, muntah 4. Berkeringat tanpa latihan 5. Goncangan 6. Agitasi 3. Penyebab Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain: a) Defisiensi iodium. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan. b) Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid. c) Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak, kacang kedelai). d) Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya: thiocarbamide, sulfonylurea dan litium). 4. Pencegahan Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya struma adalah :



a) Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium. b) Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut. c) Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan. d) Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas dan terpencil. Iodisasi dilakukan dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air yang mengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan air minum. e) Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemis berat dan endemis sedang. Dosis pemberiannya bervariasi sesuai umur dan kelamin. f) Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8 cc. 5.Penatalaksanaan 1. Obat antitiroid: a. Inon tiosianat mengurangi penjeratan iodide b. Propiltiourasil (PTU) menurunkan pembentukan hormon tiroid c. Iodida pada konsentrasi tinggi menurunkan aktivitas tiroid dan ukuran kelenjar tiroid. 2. Tindakan Bedah: a) Tiroidektomi subtotal yaitu mengangkat sebgaian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau kanan yang mengalami perbesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang masihtersisa masih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon-hormon tiroid sehingga tidak diperlukan terapi penggantian hormon.



b) Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang menjalani tindakan ini harus mendapat terapi hormon pengganti yang besar dosisnya beragam pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan aktivitas



Daftar Pustaka Morison. Moya J, 2004, Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC Wolf, Weiltzel, Fuerst, 1984, Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan, Jilid II, Jakarta : Gunung Agung



Daftar Hadir



No.



Nama



TTD