12 0 279 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYULUHAN HIPERTENSI (RELAKSASI OTOT PROGRESIF) PADA BAPAK. U WARGA RT 02 RW 02 KELURAHAN LIMO KECAMATAN GROGOL KOTA DEPOK
Disusun Oleh :
BALIA IBNU BUSTOMIE 1910721052
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA 2020
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) RELAKSASI OTOT PROGRESIF Pokok Bahasan
: Hipertensi
Sub pokok bahasan
: Relaksasi otot progresif
Sasaran
: Keluarga bapak. U khususnya Ibu. M
Hari,Tanggal
: Kamis, 06 Februari 2020
Jam
: 18.00 – Selesai
Waktu
: 60 menit
Tempat
: Rumah keluarga bpk. U di RT 02/02 Kelurahan Grogol
Penyuluh
: Balia Ibnu Bustomie
Penanggung Jawab
: Ns. Ritanti M.Kep, Sp. Kep Kom
I.
Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 60 menit, diharapkan keluarga bapak U khususnya Ibu. M dapat melakukan perawatan terhadap hipertensi dengan senam relaksasi otot progresif
II.
Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga bapak U khususnya Ibu. M diharapkan mampu memahami: 1. Pengertian relaksasi progresif 2. Tujuan relaksasi progresif 3. Indikasi pelaksanaan relaksasi progresif 4. Cara melakukan relaksasi progresif
III.
Materi Penyuluhan 1. Pengertian relaksasi progresif 2. Tujuan relaksasi progresif 3. Indikasi pelaksanaan relaksasi progresif 4. Cara melakukan relaksasi progresif
2
IV.
Metode a. Ceramah b. Demonstrasi c. Diskusi dan Tanya Jawab
V.
VI.
Media -
Lembar balik
-
Leaflet
Kegiatan Pengajaran TAHAP
KEGIATAN
KEGIATAN PERAWAT
KEGIATAN Pembukaan
1. Salam pembuka
( 10 menit)
2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan
KLIEN 1. Menjawab salam
maksud
2. Tanya jawab
keterangan
4. Menggali pengetahuan peserta materi
1. Ceramah
dan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan tentang
MEDIA
yang
penyaji
akan 3. Menyampaikan
disampaikan
pengetahuan tentang
materi
yang Penyajian dan
1.
diskusi ( 40 menit)
2.
Menggali pengetahuan peserta
-
disampaikan Memperhatikan
1. Ceramah
tentang relaksasi progresif
-
Mendengarkan
2. Demonstrasi
keterangan
3. Tanya jawab
penyaji
4. Leaflet
Menjelaskan
pengertian
relaksasi progresif 3.
Menjelaskan tujuan relaksasi progresif
4.
-
Mengikuti dan menirukan
Menjelaskan
indikasi
demonstrasi
pelaksanaan relaksasi progresif 5.
Penutup (10 menit)
Menjelaskan
dan
mendemonstrasikan
cara
melakukan relaksasi progresif 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab kembali
materi
yang
telah pertanyaan, 3
disampaikan pada peserta
memperhatikan dan
2. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam yang telah disampaikan 3. Memberikan motivasi kepada keluarga agar selalu optimis dalam
merawat
anggota
keluarganya yang sedang sakit 4. Memotivasi
untuk
pengaplikasian 5. Memberi salam penutup VII.
Media, Alat & Sumber Media : Lembar balik, Leaflet, dan Speaker
VIII. Sumber
:
Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien Psikogeriatrik.Jakarta : Salemba Medika
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin.(2005). Fundamental Keperawatan buku I edisi 7.Jakarta : Salemba Medika
Ramdhani, N., & Putra, A., A. 2006. Pengembangan Multimedia Relaksaasi. (http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/
relaksasi-
otot.pdf). Diakses pada 3 Februari 2020. IX.
EVALUASI 1. Evaluasi terstruktur a) Adanya koordinasi antara pemateri,
peserta penyuluhan dan
panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung. b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam leaflet, lembar balik dan speaker. c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan keluarga Bpk. U
2. Evaluasi proses 4
a) Keluarga bpk U khususnya Ibu. M mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan b) Keluarga bpk U khususnya Ibu. M bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab. c) Keluarga bpk U khususnya Ibu. M merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.. 3. Evaluasi hasil Keluarga bpk U khususnya Ibu. M menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan (75%). X.
LAMPIRAN a. Materi
5
LAMPIRAN MATERI RELAKSASI OTOT PROGRESIF A.
Pengertian Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan. Relaksasi progresif merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah. Dalam buku Student manual for theory and practice of counseling and psychotherapy, oleh Gerald Corey pada tahun 2005, istilah relaksasi sering digunakan untuk menjelaskan aktifitas yang menyenangkan.Rekreasi, olahraga, pijat, dan menonton bioskop.Semua bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan suasana rileks merupakan contoh yang banyak diaggap sebagai relaksasi. Oleh karena itu efek yang dihasilkan adalah perasaan senang, relaksasi mulai digunakan untuk mengurangi ketegangan psikis yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan.Terdapat banyak macam teknik relaksasi yang bisa dilakukan. Terdapat empat macam tipe relaksasi, yaitu: 1.
Relaksasi otot (progresive muscle relaxation)
2.
Pernafasan (diaphragmatic breathing)
3.
Meditasi (attention-focussing exercises)
4.
Relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)
Dalam relaksasi otot (progresive muscle relaxation) sendiri, individu akan diberikan kesempatan untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat merasakan keduanya, klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam keadaan tegang dan rileks. Relaksasi progrsif adalah suatu cara dari teknik relaksasi yang mengkombinasi latihan nafas dalam dan serangkaian kontraksi dan relaksasi otot. Relaksasi progresif yaitu teknik merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh tertentu atau seluruhnya melalui teknik program terapi ketegangan otot.Teknik relaksasi otot dalam merupakan teknik relaksasi yang tidak membutuhkan imajinasi atau sugesti.
6
B.
Tujuan Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan
Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah: 1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik. 2. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen. 3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokus perhatian seperti relaks. 4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi. 5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres. 6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap ringan, dan 7. Membangun emosi positif dari emosi negatif. C.
Indikasi untuk Pasien Teknik relaksasi mambantu pasien berkoping dari cemas, panik gejala fisik lain (Mc
Cann, 2003). Indikasi lain untuk nyeri otot, cemas, depresi ringandan insomnia. Kontra indikasi terapi ini adalah pada pasien marah. D.
SOP Relaksasi Otot Progresif
7
Persiapan tempat dan alat
Alat-alat: 1. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada penopang untuk Persiapan
kaki dan bahu. 1. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan kegitan relaksasi progresif. 2. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan dengan cermat agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan otak kanan yang bersifat menerima). 3. Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang efektif (10-20 menit). 4. Meminta kepada pasien untuk berdiri, melepaskan alas kaki, mememosisikan
badan
senyaman
mungkin
dan
tidak
saling
bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang ada disekitar.
Proses relaksasi otot progresif
1. Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan lembut dan perlahanlahan. 2. Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan menghembuskan napas dengan panjang. 3. Meminta kepada pasien untuk menarik napas dalam: a. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
1) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. 2) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. 3) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik. 4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami. 5) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan. b. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian
belakang. 1) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang. 2) Jari-jari menghadap ke langit-langit. 8
Gambar gerakan 1 dan 2 c. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar
padabagian atas pangkal lengan). 1) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan. 2) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.
Gambar gerakan 3 d. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya
mengendur. 1) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua telinga. 2) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.
9
Gambar 4 e. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot
wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut). 1) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa kulitnya keriput. 2) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
f.
Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.
g. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di
sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
10
Gambar 5, 6, 7 dan 8 h. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian
depan maupun belakang. 1) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan. 2) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat. 3) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas. i.
Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan. 1) Gerakan membawa kepala ke muka. 2) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.
j.
Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung 1) Angkat tubuh dari sandaran kursi. 2) Punggung dilengkungkan 3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks. 4) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi lurus.
11
k. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
1) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. 2) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas. 3) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega. 4) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks.
Gambar 9, 10, 11, 12 l.
Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut 1) Tarik dengan kuat perut ke dalam. 2) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas. 3) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
12
Gambar 13,14 m. Gerakan 14 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti
paha dan betis). 1) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. 2) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis. 3) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas. Terminasi
4) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali. a. Mengeksplorasi perasaaan pasien b. Berdiskusi tentang umpan balik dengan pasien c. Melakukan kontak : topik, waktu dan tempat, untuk kegiatan selanjutnya / terminasi jangka panjang.
13