SAP Relaksasi Otot Progresif  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI KECEMASAN DI RUANG HEMODIALISA RSUD WATES



Di susun Oleh: ANI PUSPITANINGSIH



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2022



SATUAN ACARA PENYULUHAN Materi penyuluhan



: Terapi Relaksasi



Pokok bahasan



: Terapi Otot Progresif



Sasaran Hari/ Tanggal



: Keluarga dan Pasien di Ruang Tunggu Hemodialisa : Jumat/11 Februari 2022



Waktu



: 15 menit



Tempat



: Ruang Tunggu Hemodialisa



1. LATAR BELAKANG



Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup banyak dilakukan. Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik. Efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di muka umum, selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada pasien HD. Terapi relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi ketegangan pikiran dan otot - otot akibat stres karena ketegangan dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh. Bila ketegangan terjadi maka tubuh akan menjadi lemah dan akibatnya tubuh tidak dapat melakukan fungsinya secara optimal. 2. TUJUAN a. Tujuan Umum



Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien atau keluarga pengunjung di ruang tunggu hemodialisa dapat mengetahui dan memahami mengenai terapi relaksasi otot progresif. b. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui tentang: 1) Pengertian relaksasi otot progresif 2) Tujuan relaksasi otot progresif 3) Indikasi pelaksanaan relaksasi otot progresif 4) Cara melakukan relaksasi otot progresif 3. RENCANA KEGIATAN 1. Metode



: Ceramah, diskusi, demonstrasi, dan tanya jawab



2. Media dan Alat Bantu : Leaflet 3. Pemateri



: Mahasiswa Ners UNISA



4. Peserta



: Keluarga dan pasien HD



5. Waktu



: 15 menit



4. KEGIATAN PENYULUHAN



Tahap Kegiatan



Kegiatan perawat



Pembukaan (2 menit)



Kegiatan klien



1. Salam pembuka



1. Menjawab salam



1. Ceramah



2. Memperkenalkan diri



2. Mendengarkan



2. Tanya



keterangan penyaji



3. Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan 3. Menyampaikan 4. Menggali pengetahuan peserta tentang materi



yang akan disampaikan Penyajian dan diskusi (10 menit)



1. 2. 3. 4. 5.



Penutup (3 menit)



Media



Menggali pengetahuan peserta tentang relaksasi otot progresif Menjelaskan pengertian relaksasi otot progresif Menjelaskan tujuan relaksasi otot progresif Menjelaskan indikasi pelaksanaan relaksasi otot progresif Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara melakukan relaksasi otot progresif



-



pengetahuan tentang materi yang disampaikan Memperhatikan Mendengarkan keterangan penyaji Mengikuti dan menirukan demonstrasi



1. Mengevaluasi



atau menanyakan kembali Peserta menjawab materi yang telah disampaikan pada peserta pertanyaan, memperhatikan 2. Menyimpulkan kembali materi yang telah dan menjawab disampaikan salam 3. Memberikan motivasi kepada keluarga agar selalu optimis dalam merawat anggota keluarganya yang sedang sakit 4. Memotivasi untuk pengaplikasian



jawab



1. Ceramah 2. Demonstr



asi 3. Tanya



jawab 4. Leaflet



Tanya jawab



Memberi salam penutup 5. KRITERIA EVALUASI







Evaluasi terstruktur







• Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung. • Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet. • Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak PKRS dan pembimbing lapangan. Evaluasi proses • Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan • Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab. • Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..







Evaluasi hasil • Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar



melalui pertanyaan lisan (75%). Pertanyaan postest: 1) Apakah pengertian relaksasi progresif? 2) Apakah tujuan relaksasi progresif? 3) Bagaimana langkah – langkah pelaksanaan relaksasi progresif? 6. MATERI PENYULUHAN (Lampiran)



Lampiran A. Pengertian



Cemas adalah perasaan takut yang tidak jelas tidak didukung oleh situasi, keika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut (Saddock and Grebb 2010). Cara mengurangi kecemasan menurut (Saddock and Grebb 2010). Teknik relaksasi Progresif Nafas Dalam Teknik relaksasi progresif Hipnotis 5 jari teknik relaksasi otot progresif Kelola Pikiran. Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan. Relaksasi otot progresif merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada pasien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan kemudian relaksasi. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah. B. Manfaat



Manfaat relaksasi progresif menurut (Setyobudi, 2011) : 1.



Menurunkan kecemasan



2.



Menurunkan rasa nyeri



3.



Meningkatkan rasa kebugaran



4.



Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.



C. SOP Relaksasi Progresif



Persiapan tempat dan alat Persiapan



Alat-alat: 1. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami 2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada penopang untuk kaki dan bahu. 1. 2. 3.



Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan kegitan relaksasi otot progresif. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan dengan cermat agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan otak kanan yang bersifat menerima). Menjelaskan lama waktu relaksasi otot progresif yang efektif (10-20 menit).



Proses relaksasi otot progresif



4. Meminta kepada pasien untuk berdiri, melepaskan alas kaki, memposisikan badan senyaman mungkin dan tidak saling bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang ada disekitar. a. Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan lembut dan perlahan- lahan. b. Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan menghembuskan napas dengan panjang. c. Meminta kepada pasien untuk menarik napas dalam: 1. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan. a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.



d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan perbedaan



antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami. e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan. 2. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang. a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di tangan bagian



belakang dan lengan bawah menegang. Jari-jari menghadap ke langit-langit.



b.



Gambar gerakan 1 dan 2 3. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan). a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan. b. Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.



Gambar gerakan 3 4. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur. a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua telinga. b. Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.



Gambar 4 5. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan



mulut). a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa kulitnya keriput. b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang



mengendalikan gerakan mata. 6. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot



rahang. 7. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.



Gambar 5, 6, 7 dan 8 8. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun belakang. a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan. b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat. c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas 9. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan. a. Gerakan membawa kepala ke muka. b. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka. 10. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung a. Angkat tubuh dari sandaran kursi. b. Punggung dilengkungkan c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks. d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi lurus. 11. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada. a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. b. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai turun ke



perut, kemudian dilepas. c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega. d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks.



Gambar 9, 10, 11, 12 12. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut a. Tarik dengan kuat perut ke dalam. b. Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik , lalu dilepaskan bebas. c. Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.



Gambar 13,14 13. Gerakan 14 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis). a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. b. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis. c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas. d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali



Terminasi



a. Mengeksplorasi perasaaan pasien b. Berdiskusi tentang umpan balik dengan pasien c. Melakukan kontak : topik, waktu dan tempat, untuk kegiatan selanjutnya / terminasi jangka



panjang.



DAFTAR PUSTAKA Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien Psikogeriatrik.Jakarta : Salemba Medika Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin.(2005). Fundamental Keperawatan buku I edisi 7.Jakarta : Salemba Medika Ramdhani, N., & Putra, A., A. 2006. Pengembangan Multimedia Relaksaasi. (http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/ relaksasi- otot.pdf). Diakses pada 13 Juni 2016.