Sap Resiko Jatuh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN JATUH PADA PEKERJA DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL LANSIA PUCANG GADING



OLEH:



KELOMPOK GERONTIK



PRODI NERS SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG Jalan Tirto Agung Padalangan Banyumanik Semarang 50268 Tahun Ajaran 2017/2018



Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Pekerja di Rumah Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading Semarang



Topik



: Pencegahan Jatuh Pada Lansia



Sub Topik



: 1. Pengertian Jatuh 2. Penyebab Jatuh pada Lansia 3. Cara Pencegahan Jatuh pada Lansia 4. Cara Menolong Lansia Yang Jatuh



Sasaran



: Pekerja/pendamping lansia



Tempat



: Gedung Aula Rumah Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading



Hari/tgl



: Rabu, 21 Maret 2018



Waktu



: 10:00 WIB - selesai



A. LATAR BELAKANG Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya sehari-hari yang menyebabkan menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga berpengaruh pada anggota keluarganya. Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya. Pencegahan jatuh pada lansia harus diperhatikan oleh semua pihak yaitu keluarga, penjaga bayaran, perawat di rumah sakit dan juga pihak-pihak yang menentukan keputusan bagi pembangunan rumah sakit. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya.



Keluarga memegang peranan penting dalam perawatan terhadap lansia oleh sebab itu keluarga harus memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko jatuh pada lansia (Maryam, 2009). Perawat dan pihak rumah sakit atau panti jompo harus menunjang fasilitas dengan pengawasan penuh akan aktivitas masingmasing lansia yang dirawat dan juga pemenuhan fasilitas yang aman di daerah yang memungkinkan untuk terjadinya kejadian jatuh. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada lansia di Ruang Anggrek Rumah Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading tanggal 12 Maret 2018 50 % pernah mengalami jatuh baik di panti maupun di luar panti. Oleh karena itu, kelompok ingin memberikan penyuluha kepada lansia tentang pencegahan resiko jatuh pada lansia.



B. TUJUAN 1.



Tujuan Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan pekerja/pendampin dapat mengerti dan memahami mengenai pencegahan jatuh.



2. Tujuan Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan lansia penerima manfaat dapat: 1. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian Jatuh 2. Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab jatuh 3. Mengetahui dan mampu menyebutkan cara pencegahan jatuh. 4. Mengetahui dan mampu menjelaskan cara menolong lansia yang jatuh. C. RENCANA KEGIATAN 1. Nama Kegiatan



: Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Lansia



2. Waktu dan tempat



: Pukul 10.00 WIB/ Gedung Aula



3. Pengorganisasian kelompok  Penyuluh



: Candra, Zulaikha



 Moderator



: Abdul Kadir







Fasilitator



: Febri Ayu Mentari, Entie Rosela, Satria,



Karisma 



Observer



: Shinta Ayu P



4. Sasaran



: Pekerja/ Pendamping lansia



5. Alat dan Media



:



 Leaflet  PPT 6. Metode



: Ceramah dan tanya jawab



7. Susunan Acara



:



a. Proses Kegiatan



No Kegiatan Penyuluh 1. Pendahuluan: a. Menyampaikan salam b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan tujuan d. Menyampaikan kontrak waktu e. Apersepsi 2. Penjelasan Materi 1. Pengertian jatuh 2. Penyebab jatuh pada lansia 3. Pencegahan jatuh 4. Cara menolong lansia yang jatuh 3.



4.



Kegiatan Audien



Waktu 2 menit



a. Membalas salam b. Mendengarkan dengan aktif c. Mendengarkan dan memberikan respon



a. Mendengarkan, 10 menit memperhatikan b. Menanyakan hal-hal yang belum jelas



2 menit Evaluasi a. Mengevaluasi penerimaan a. Menjawab pertanyaan informasi b. Memberikan pertanyaan lisan 1 menit Penutup a. Menyimpulkan hasil a. Aktif bersama dalam penyuluhan menyimpulkan. b. Memberikan salam b. Membalas salam Total Waktu 15 menit



b. Setting Tempat Keterangan: Penyuluh dan peserta dalam penyuluhan duduk berhadapan. = Penyaji



= Pekerja



= Moderator



= Fasilitator



= Observer



Lampiran Materi



1. Defenisi Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996). Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda, penglihatan kurang terang dan sebagainya. Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD) rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh adalah penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan berkaitan dengan meningkatnya risiko yang berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi punggung, pergelangan tangan, pinggul, lengan bagian atas. Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan harus meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat meningkatkan massa tulang sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko jatuh. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan oleh American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan American Academy of Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi untuk orang tua (AGS et al, 2001).



2. Faktor – Faktor Lingkungan yang Sering Dihubungan dengan Kecelakaan pada Lansia Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu: a. Faktor Intrinsik Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh, Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan. Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope yang sering meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan. b. Faktor ekstrinsik Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di lantai, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan bendabenda alas lantai yang licin atau mudah tergeser, lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu



jalan



yang



tidak



tepat



ukuran,



berat,



maupun



cara



penggunaannya. 3. Pencegahan Jatuh Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.



Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua: a. Latihan fisik Latihan



fisik



meningkatkan



diharapkan kekuatan



mengurangi tungkai



dan



resiko tangan,



jatuh



dengan



memperbaiki



keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki. b. Managemen obat-obatan Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya: 1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat 2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan 3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan tranquilisers 4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis kuat 5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan c. Modifikasi lingkungan. 1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat suhu. 2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu. 3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi. 4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah. 5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas. 6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah tangga.



7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk melintas. 8) Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin. 9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung. 10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar mandi. d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya: 1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat. 2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus. 3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai. 4) Hindari olahraga berlebihan. e. Alas Kaki 1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki: 2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar 3) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan 4) Pakai sepatu yang antislip f. Alat Bantu Jalan 1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya. Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual. 2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya satu ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane.



Pemilihan tipe cane yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi yang menunjang berat badan. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah fourwheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan. g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran. h. Hip protektor: terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis. i. Memelihara Kekuatan Tulang 1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua 2) Berhenti merokok 3) Hindari konsumsi alcohol 4) Latihan fisik 5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen 6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti. 4. Cara menolong lansia yang jatuh a. Cara bangun setelah jatuh tanpa penolong Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika masih bangun adalah 



Mengangkat badan dengan bantuan siku







Mengangkat tubuh lagi dengan bantuan lutut dan kedua lengan lurus







Pegang permukaan kursi atau benda untuk membantu berdiri







Hadapkan tubuh ke kursi untuk berdiri







Putar badan pelan pelan dan duduk di kursi



Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika lansia tidak bisa bangun adalah sebagai berikut:







Menarik perhatian dengan memukul benda atau membunyikan alarm atau menelpon jika bisa.







Temukan bantal/guling/pakaian yang digulung dan letakkan dibawah kepala.







Untuk menjaga kehangatan, selimuti badan dengan pakaian, taplak atau kain yang ada di sekitar.







Untuk menjaga pergerakan, ubah posisi untuk menghindari tekanan pada luka, gerakkan sendi untuk menghindari kekakuan dan meningkatkan sirkulasi.



b. Cara bangun yang benar setelah jatuh dengan penolong 1) Tenangkan lansia dan biarkan lansia tetap berbaring sambil anda memeriksa apakah ada cedera. Tanyakan kepada lansia apakah bisa bergerak. 2) Tempatkan dua buah kursi yang saling berhadapan di dekat lansia. Jika lansia bisa bergerak, bantu lansia dengan lembut bergeser ke samping. 3) Bantu lansia berpegang pada kursi dihadapannya. Arahkan lansia untuk mengangkat badannya dengan bertopang pada lututnya. 4) Arahkan lansia untuk mengangkat badannya setengah berdiri bertopang pada kedua tangannya di kursi dihadapannya. Dekatkan kursi di belakang lansia kearahnya. 5) Persilahkan



lansia



untuk



duduk



dengan



tenang.



Jangan



meninggalkan lansia sebelum anda memastikan tidak ada cedera.



MENGURANGI RISIKO FALLS UNTUK ORANG DENGAN DEMENSIA Pertimbangan Pelindung di Lingkungan Eksternal 1. Pastikan Pencahayaan Yang Adekuat  Tingkatkan pencahayaan  Mengurangi silau  Hindari bayangan Saran: a. Gunakan lampu ketika malam di kamar tidur dan lorong. b. Gunakan saklar yang terang ketika gelap c. Buka tirai di siang hari. d. Pasang lampu sensor gerak di luar ruangan. e. Hidupkan lampu di ruangan yang remang-remang. f. Memanfaatkan watt tinggi / lampu energi rendah g. Tutup tirai dan gunakan pencahayaan tambahan di malam hari 2. Berikan Kontras Visual  Gunakan kontras yang jelas dalam warna untuk mendefinisikan objek dari latar belakang.  Gunakan warna solid tanpa pola untuk mengurangi kebingungan.  Hindari permukaan hitam, yang bisa disalahartikan sebagai lubang hitam. Saran : a. Gunakan tikar karet berwarna kontras atau decals di bagian bawah bak mandi. b. Gunakan lantai mandi yang tidak licin. c. Pasang pegangan tangan yang lebih gelap pada dinding berwarna terang. d. Pasang pita/penanda yang terang dan tidak licin di tepi jalan atau di bagian bawah dan tangga atas. e. Memiliki lantai yang lebih gelap dan perabotan berwarna lebih terang. f. Tempatkan handuk berwarna kontras atau gunakan pita berwarna kontras di tepi bak mandi. g. Pasang kursi toilet warna yang kontras. h. Gunakan ambang warna yang kontras. i. Cat dinding warna terang dan pinggir papan nada lebih gelap. 3. Penjagaan Keamaan Jalan  Penyusunan  tingkat permukaan, kering dan tidak tergelincir



Saran: (Lantai) a. Hilangkan apa pun di jalur yang dapat menyebabkan orang itu tersandung. b. Ganti lantai yang tidak rata dan rusak. c. Bersihkan tumpahan segera. d. Berikan double tap pada ujung tikar e. Ganti karpet bergelombang/permukaan tidak rata f. Pastikan lantai penutup pintu tidak lebih dari satu inci tingginya. g. Ikat atau tambah kabel ekstensi (Perabotan) a. Hilangkan perabotan ringan dan tidak stabil b. Gunakan pengaturan furnitur sederhana. c. Simpan perabotan di tempat yang konsisten. (Di luar rumah) a. Jaga jalur dan tingkat jalan masuk, dalam kondisi baik, bebas dari kerusakan b. Cat ujung atau pembatas jalan dengan warna yang kontras 4. Memberikan Kemudahan Menggapai Sesuatu  Simpan barang-barang penting di tempat yang konsisten, terlihat, dan mudah dijangkau.  Gunakan kasur yang kokoh.  Tinggi tempat tidur lebih rendah. Saran: a. Letakan kacamata dan kunci di tempat yang konsisten. b. Pasang pagar di tangga dan di lorong. c. Tempatkan barang dapur yang sering digunakan dengan mudah dijangkau. d. Memiliki barang-barang penting di samping tempat tidur. e. Letakkan nomor darurat melalui telepon. f. Label lemari dengan nama isinya g. Relokasi kamar tidur ke lantai dasar dekat kamar mandi. h. Punya rencana darurat. i. Jaga agar ponsel selalu berguna setiap saat 5. Tingkatkan Keamanan Kamar Mandi Saran:



a. b. c. d. e. f. g. h.



Gunakan sandal mandi non-slip. Gunakan kursi mandi atau bangku mandi. Amankan peralatan mandi yang ditempatkan tepat di bak dan toilet. Tempatkan lampu malam di kamar mandi dan lorong ke kamar mandi. Manfaatkan shower genggam. Pasang kursi toilet duduk Suhu pemanas air lebih rendah hingga 48 derajat Celsius atau kurang. Miliki sistem darurat yang mudah dijangkau dekat dengan mis. kabel tarik, lonceng



6. Pastikan Sepatu Aman Saran: a. Cocokan sepatu dengan kondisi kaki b. Periksa sol untuk dipakai c. Hindari sol ekstra tebal. d. Beli sepatu dengan penutup 7. Kurangi Tingkat Kebisingan Saran: a. Kurangi kesibukan di ruang keluarga. b. Hindari suara yang mendadak dan keras.



© 2014, Alzheimer Society of Manitoba. All rights reserved



DAFTAR PUSTAKA Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of nursing: Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott. Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall. Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK Unud. Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art & Science of nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott. Heerema, Esther. (2012). Causes of Falls in People with Dementia: Understanding why people fall can help reduce and prevent falls. Retrieved November 2013, from http://alzheimers.about.com/od/symptomsofalzheimers/a/Causes-ofFalls-in-People-With-Dementia.htm Mace, Nancy L.; Rabins, Peter V. (2011). The 36-hour Day 5th Edition: A family guide to caring for people who have Alzheimer disease, related dementias, and memory loss. The John Hopkins University Press, p. 6166, 102-112. Perkins, Chris. (2008). Dementia and Falling. Nzfp, p. 44-46. Retrieved November 2013, from http://www.rnzcgp.org.nz/assets/documents/Publications/ArchiveNZFP/Feb-2008-NZFP-Vol-35-No-1/PerkinsFeb08.pdf Shaw, Fiona. (2003). Falls in Older People with Dementia. Geriatrics & Aging, p 37-40. Retrieved November 2013, from http://ga.geriatricsandaging.ca/files/content/2003/August/0607dementiafa ll.pdf Tips for Preventing Dementia-related Falls. Retrieved November 2013, from http://www.homewatchcaregivers.com/dementia-care-tips/preventingdementia-related-falls.aspx