Sap Striktur Uretra Print [PDF]

  • Author / Uploaded
  • gusti
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) STRIKTUR URETRA DI RUANG 19 RSUD dr. SAIFUL ANWAR KOTA MALANG



Disusun oleh : 1. Ulfa Mar’atus Solekhah 2. Nanda Khoirun Nisa 3. Desy Indah Lestari 4. Agung Anjar Kurniawan



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2019 1



LEMBAR PENGESAHAN Proposal penyuluhan Striktur Uretra di ruang 19 RSUD dr. Saiful Anwar Kota Malang yang di lakukan oleh : 1. Ulfa Mar’atus Solekhah 2. Nanda Khoirun Nisa 3. Desy Indah Lestari 4. Agung Anjar Kurniawan



Mengetahui



Pembimbing Akademik,



(



Pembimbing Klinik,



)



(



)



Kepala Ruangan 19,



(



)



2



SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG STRIKTUR URETRA



I.



Pokok bahasan



: Gangguan penyakit striktur uretra



Sub pokok bahasan



: Pengetahuan dini tentang Striktur Uretra



Sasaran



: keluarga pasien



Hari/tanggal



: Jum’at, 13 Desember 2019



Waktu



: 09.00 - selesai



Tempat



: Ruang 19 RSUD dr. Saiful Anwar Malang



Latar Belakang Sistem perkemihan memiliki berbagai macam penyakit dalam gangguan fungsi organnya. Seperti contoh adalah penyakit striktur eretra. Penyakit striktur uretra ini merupakan salah satu gangguan sistem oragan perkemihan yaitu pada uretra. Pada striktur uretra, uretra mengalami suatu penyempitan lumen. Dimana adanya penyempitan ini mengakibatkan penderita mengalami kesusahan dalam berkemih dimana urin yang dikeluarkan sulit untuk disekresikan. Traktus urinarius atau sistem urinaria sebagai salah satu sistem tubuh , yang memiliki organ – organ yang kompleks dan rentan terhadap suatu penyakit. Terdapatnya kelainan pada suatu organ akan mengganggu proses pembentukan dan pengeluaran dari urine. Salah satu kelainan pada traktus urinarius adalah Striktur uretra. Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra disertai menurunnya atau hilangnya elastisitas uretra karena fibrosis jaringan, sehingga penderita mengalami kesulitan saat berkemih atau bahkan tidak bisa berkemih. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada striktur uretra adalah pemeriksaan fisik dan radiologi. Pemeriksaan radiologi yang digunakan untuk melihat adanya lokasi penyempitan pada uretra adalah uretrografi, sedangkan untuk melihat lokasi dan panjang penyempitan adalah bipolar uretrocystografi. Seperti kasus striktur uretra yang terjadi pada pasien yang bernama Sdr. B dengan klinis striktur uretra, maka dilakukan pemeriksaan bipolar uretrocystografi.



3



Dalam makalah ini akan dibahas konsep penyakit dan asuhan keperawatan untuk pasien dengan striktur uretra. Dimana makalah ini nantinya akan menjadi paduan atau acuan bagi mahasiswa keperawatan dalam praktek di rumah sakit dalam mendapatkan kasus striktur uretra.



II.



Tujuan Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 1x 60 menit, keluarga pasien diharapkan mampu mengetahui, memahami dan melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit striktur uretra



III.



Tujuan Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 1x 60 menit, keluarga pasien diharapkan memahami tentang apa yang disampaikan dengan criteria hasil: a. Keluarga pasien dapat menjelaskan pengertian striktur uretra dengan benar b. Keluarga pasien menjelaskan penyebab terjadinya Striktur Uretra c. Keluarga pasien tanda dan gejala striktur uretra dengan benar d. Keluarga pasien dapat memahami bagaimana penanganan striktur uretra dengan benar



IV.



Metode  Ceramah  Tanya jawab  Diskusi



V.



Media  Laptop  LCD  Leaflet



4



VI.



Isi Materi  Pengertian sumbatan sriktur uretra  Penyebab terjadinya striktur uretra  Tanda dan gejala pada striktur uretra  Penanganan pada striktur uretra



VII.



Proses Pelaksanaan Tahap Kegiatan Pembukaan (5 menit)



Penyajian dan diskusi



Kegiatan Penyuluh



Kegiatan Peserta



Media



Pembukaan : 1. Membuka kegiatan dengan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan 4. Menyebutkan materi yang akan diberikan 5. Menjelaskan kontrak waktu 6. Menjelaskan aturan dalam Penyuluhan



1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 3. Memperhatikan



Ceramah



1. Menggali pengetahuan keluarga tentang pengertian striktur uretra 2. Menggali pengetahuan keluarga tentang penyebab terjadinya striktur uretra 3. Menggali pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala striktur uretra 4. Menggali pengetahuan keluarga tentang bagaimana penanganan striktur uretra



1. Mendengarkan 2. Memperhatikan



Ceramah, Tanya jawab



5



Evaluasi



Penutup



VIII.



1. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan peserta 3. Memberi kesempatan peserta untuk menanggapi jawaban 1. Menanyakan kembali pada peserta tentang materi yang disampaikan 2. Menyimpulkan materi 3. Memberi salam



1. Bertanya



Tanya jawab



1. Peserta menjawab pertanyaan 2. memperhatikan 3. menjawab salam



Tanya jawab



Setting Tempat



MODERATOR



Papan Tulis



PENYAJI MATERI



LCD



MEJA & LAPTOP



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



Peserta



6



IX.



X.



Pengorganisasian 1. Ketua



: Agung Anjar Kurniawan



2. Moderator



: Nanda Khoirun Nisa



3. Penyaji



: Desi Indah Lestari



4. Fasilitator



: Ulfa Mar’atus Solekhah



JOB DESCRIPTION 1.



Penyaji - Bertangung jawab memberikan penyuluhan - Memahami topik penyuluhan - Mengeksplorasi pengetahuan audien tentang harga diri rendah - Menjelaskan secara garis besar harga diri rendah - Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien



2.



Moderator - Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan - Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing -



Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien



-



Menyampaikan kontrak waktu



-



Merangkum semua audien sesuai kontrak



-



Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi



-



Menganalisis penyajian



3.



Fasilitator -



Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.



-



Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.



-



Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.



-



Membagikan leaflet



7



XI.



Evaluasi a. Evaluasi Struktur 1. Kesiapan materi 2. Kesiapan SAP 3. Kesiapan media yang digunakan 4. Peserta hadir ditempat penyuluhan 5. Penyelenggaraan dilaksanakan di R.19 RSUD dr. Saiful AnwarMalang b. Evaluasi Proses 1. Tidak ada anggota keluarga yang meninggalkan acara atau tempat penyuluhan selama dilakukan penyuluhan 2. Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab. 3. Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri. c. Evaluasi Hasil 1. Keluarga pasien mampu memahami tentang striktur uretra 2. 10 dari 12 peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan secara serempak.



8



XII.



Referensi 1. Andrianto ,Petrus. 1986. Otalgia, dalam: Penyakit THT: 104-118. Jakarta. 2. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta. 3. Doengoes, Marilyn E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.ed 3. Jakarta : EGC 4. George L. Adams, Lawrence R. 1997. Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Jakarta: EGC 5. Evelyn C. Pearce. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: EGC 6. Mansjoer,Arief,dkk.1999.Kapita Selekta Kedokteran,Edisi 3: Jakarta, Mediaacs culapius 7. Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2.



9



LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN



I.



PENGERTIAN STRIKTUR URETRA Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan parut dan kontraksi. Penyebab striktur umumnya adalah cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transurental, kateter indwelling, atau prosedur sistokopi), cedera akibat peregangan dan cedera yang berhubungan dengan kecelakaan mobil, ureteritis gonorrheal yang tidak ditangani, dan abnormalitas congenital. Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang dan gejala infeksi dan retensi urinarius terjadi. Striktur menyebabkan urin mengalir balik dan mencetuskan sistitis, prostatitis, dan pielonefritis.



II.



PENYEBAB STRIKTUR URETRA Dari penjelasan definisi striktur uretra di atas maka penyebab striktur umumnya adalah cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transurental, kateter indwelling, atau prosedur sistokopi), cedera akibat peregangan dan cedera yang berhubungan dengan kecelakaan mobil, ureteritis gonorrheal yang tidak ditangani, dan abnormalitas congenital.



III.



GEJALA STRIKTUR URETRA Keluhan berupa kesukaran dalam kencing, Pancaran air kencing kecil, lemah, bercabang serat menetes dan sering di sertai dengan mengejan, biasanya karena ada retensio urin timbul gejala-gejala sistitis, gejala –gejala ini timbul perlahan-perlan selama beberapa bulan atau bertahun-tahun apabila sehari keadaannya normal kemudian satu hari timbul tiba-tiba pancaran kecil dan lemah tidak dipikirkan striktur urethra tapi dipikirkan kearah batu buli-buli yang turun keurethra.



10



Dapat terjadinya pembengkakan dan getah/nanah dari daerah perineum,scrotom dan kadang-kadang dapat juga didapat adanya bercakbercak darah di celana dalam, dicurigai adanya infeksi sistemik.



IV.



PENGOBATAN PADA SUMBATAN SERUMEN Penanganan dapat mencakup dilatasi secara bertahap terhadap area yang menyempit (menggunakan logam yang kuat atau gougies) atau secara bedah. Jika striktur menghambat pasase kateter, ahli urologi menggunakan beberapa filiform bougies untuk membuka jalan. Ketika salah satu bougie mampu mencapai kandung kemih, maka dilakukan fiksasi, dan urin akan didrainase dari kandung kemih. Jalan yang telah terbuka tersebut kemudian didilatasi dengan memasukkan alat pendilatasi yang mengikuti filiform sebagai petunjuk. Setelah dilatasi, rendam dubuk menggunakan air panas dan analgesic non-narkotik diberikan untuk mengendalikan nyeri. Medikasi antimicrobial diresepkan untuk beberapa hari setelah dilatasi untuk mencegah infeksi. Eksisi bedah atau uretroplasti mungkin diperlukan untuk kasus yang parah. Sistostomi suprapubis mungkin diperlukan untuk kasus yang parah. Sistostomi suprapubis mungkin diperlukan untuk beberapa pasien.



V.



PENANGANAN DIRUMAH 1. Selang kateter diganti setiap 14 hari 2. Selang dekat penis dan dekat perut dibersihkan dengan sabun biasa, tidak perlu kapas savlon, betadine dll 3. Jika selang kateter sekitar luka mongering bisa diolesi baby oil atau air hangat.



11