Satuan Acara Penyuluhan DM 1 - Aktivitas Fisik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN AKTIVITAS FISIK DAN SENAM KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS KLINIK KORPAGAMA UGM



Tugas Mandiri Stase Praktik Keperawatan Gerontik



Disusun Oleh: Fajar Pawestri



20/458070/KU/22344



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2020



SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik



: Diabetes Melitus



Sub Topik



: Aktivitas Fisik pada Pasien Diabetes Melitus



Sasaran



: Pasien



Hari, Tanggal



: Selasa,28 Desember 2020



Waktu



: 30 menit (14.00 – 14.30)



Tempat



:-



A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang dengan penduduk lansia yang cukup banyak tidak terlepas dari penyakit degeneratif, salah satunya yaitu Diabetes. Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi (kadar gula darah melebihi normal) karena kerusakan pada sekresi insulin, tidak adekuatnya kerja insulin atau bisa disebabkan keduanya (American Diabetes Association, 2014). Indonesia menduduki peringkat keempat dengan jumlah penderita diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China, dan India. Prediksi World Health Organisation (WHO) penderita DM di Indonesia akan mengalami kenaikan yang pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030 (Kasim et al, 2013). Menurut Kemenkes RI (2013) Yogyakarta menjadi provinsi yang menduduki tempat pertama dengan penderita DM terbanyak. Hal ini disebabkan oleh faktor risiko yang tinggi, antara lain riwayat keluarga, usia, kerusakan toleransi glukosa, diet yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik dan akan meningkatkan risiko DM menjadi 2-10 kali lipat (International Diabetes Federation, 2014 ; Setiawan, 2011). Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan dini untuk mengurangi komplikasi DM, salah satunya dengan meningkatkan aktivitas fisik. B. Tujuan 1.



Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien mengetahui aktivtias fisik dianjurkan pada penderita diabetes melitus



2.



Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan terkait diabetes melitus, diharapkan pasien dapat: a.



Menjelaskan pengertian diabetes melitus



b.



Menjelaskan faktor risiko diabetes melitus



c.



Menjelaskan tanda gejala diabetes melitus



d.



Menjelaskan aktivitas fisik yang dianjurkan pada pasien diabetes melitus



e. Menjelaskan senam kaki diabetes C. Materi Penyuluhan



1.



Pengertian diabetes melitus



2.



Faktor risiko diabetes melitus



3.



Tanda gejala diabetes melitus



4.



Aktivitas fisik pada pasien diabetes melitus



5.



Senam kaki diabetes melitus



D. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penyuluhan adalah pendekatan deduktif E. Metode Ceramah melalui whatsapp chat, whatsapp audio, penampilan video F. Media Audio, leaflet dan video G. Proses Kegiatan No.



Tahap



Waktu



1



Pembukaan



2 menit



2



Pemberian materi



25 menit



3



Penutup



3 menit



Penyuluh Kegiatan Klien Pemateri Peserta 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan maksud dan tujuan 4. Memberikan kontrak waktu 1. Memberikan materi 1. Mendengarkan tentang DM: penjelasan - Pengertian 2. Bertanya tentang - Faktor risiko hal yang kurang - Tanda dan gejala dipahami - Aktivitas fisik penderita DM - Senam kaki 2. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya 3. Menjawab pertanyaan 1. Evaluasi dengan bertanya 1. Menjawab salam 2. Menjawab materi yang telah dijelaskan 2. Menyimpulkan penyuluhan pertanyaan 3. Mengucap salam dan terima kasih



H. Evaluasi 1.



Evaluasi struktural a.



SAP sudah siap sebelum hari pelaksanaan



b.



Media dan tempat siap



c.



Perencanaan pendidikan kesehatan tepat



d.



Penyuluh dan klien siap



2. Evaluasi proses



Klien mengikuti kegiatan pendidikan kesehb atan dari awal hingga selesai 3. Evaluasi pemahaman a.



Apa yang dimaksud diabetes melitus?



b.



Apa faktor risiko diabetes melitus?



c.



Apa saja tanda dan gejala diabetes melitus?



d.



Bagaimana aktivitas fisik pada penderita diabetes melitus?



e.



Bagaimana senam kaki diabetes pada pasien diabetes melitus?



4. Evaluasi hasil a.



Klien memahami materi yang disampaikan



b.



Klien terlibat aktif dalam tanya jawab



I. Daftar Pustaka Perkeni. 2019. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Siabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019. Jakarta: PB Perkeni. P2PTM Kemenkes RI. 2017. Senam Kaki Diabetes. Jakarta: Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. International Diabetes Federation. 2014. IDF Diabetes Atlas. Sixth Edition ed. International Diabetes Federation. American Diabetes Association. 2014. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Balitbang Kemenkes RI. Setiawan, M. 2011. Pre-Diabetes dan Peran HbA1c dalam Skrining dan Diagnosis Awal Diabetes Melitus. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, 7(14).



Lampiran. Materi Penyuluhan A. Pengertian Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi (kadar glukosa darh tinggi) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (American Diabetic Association, 2014). Diagnosis DM ditegakan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah secara enzimatik dengan darah yang berasal dari vena. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL, pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dL 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram, pemeriksaan glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL dengan keluhan klasik atau pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5%. Tabel 1. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes Kategori



HbA1c (%)



Glukosa darah puasa



Glukosa plasma 2 jam setelah



(mg/dL)



TTGO (mg/dL)



Diabetes



≥ 6,5



≥ 126



≥ 200



Pre-diabetes



5,7 – 6,4



100 – 125



140 – 199



Normal



< 5,7



70 – 99



70 – 139



B. Faktor Risiko Penegakan diagnosis DM dan prediabetes dapat terjadi pada kelompok dengan risiko tinggi yang tidak menunjukkan gelaja klasik DM, antara lain: 1. Kelompok dengan berat badan lebih (IMT ≥ 23 kg/m2) disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut: a. Aktivitas fisik kurang b. First-degree relative DM (terdapat faktor keturunan DM dalam keuarga) c. Kelompok ras/etnis tertentu d. Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4kg atau mempunyai riwayat diabetes melitus gestasional e. Hipertensi (≥ 140/90 mmHg) atau sedang mendapat terapi untuk hipertensi) f. HDL < 35 mg/dL dan atau trigleserida > 250 mg/dL g. Wanita dengan sindrom polikistik ovarium h. Riwayat prediabetes



i. Obesitas berat j. Riwayat penyakit kardiovaskular 2. Usia > 45 tahun tanpa faktor risiko diatas C. Tanda dan Gejala Keluhan klasik: • Polidipsi (banyak minum) • Polifagi (banyak makan) • Poliuri (banyak kencing) • Penurunan berat badan tanpa diketahui sebabnya Keluhan lain: • Badan lemah • Kesemutan • Gatal • Mata kabur • Disfungsi ereksi serta pruritus pada vulva wanita D. Aktivitas Fisik Prinsip program aktivitas fisik pada penderita diabetes melitus antara lain: 1. Latihan fisik secara teratur selama 30 – 45 menit per hari dan dilakukan 3 – 5 hari seminggu. Total latihan 150 menit per minggu dengan jeda latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. 2. Kegiatan sehari-hari atau aktivitas sehari-hari bukan termasuk dalam latihan fisik. 3. Latihan fisik selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. 4. Latihan fisik yang dianjurkan berupa altihan fisik yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50 70% denyut jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi 220 dengan usia pasien. 5. Pasien diabetes dengan usia muda dan bugar dapat melakukan 90 menit/minggu dengan latihan aerobik berat mencapai >70% denyut jantung maksimal 6. Pada pasien DM tanpa kontradiksi (contoh: osteoartriitis hipertensi yang tidak terkontrol,



retinopati, nefropati) dianjurkan juga melakukan resistance training (latihan beban) 2 – 3 x/minggu sesuai dengan petunjuk dokter 7. Latihan fisik sebaiknya disesiaolan dengan usia dan status kesegaran fisik. Intensitas latihan disik pada penyandang DM yang relatif sehat bisa ditingkatkan, sedangkan penyandang DM yang disertai komplikasi maka intensitas latihan perlu dikurangi dan sisesuaikan dengan masing-masing individu E. Perawatan Kaki dan Senam Kaki Diabetes Perawatan kaki diabetes melitus yaitu pemeriksaan kaki yang dilaku kan setiap hari, dilaksanakan selepas mandi atau sebelum menggunakan kaos kaki dan sepatu. Tujuan dari perawatan ini diantaranya untuk membersihkan kaki, mencegah terjadinya luka serta memperlancar peredaran darah. Perawatan dimulai dari memeriksa jari-jari kaki, sela-sela jari, telapak kaki, apakah ada kotoran atau luka. Latihan senam kaki Diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur, dimana saja. Bisa sambil bersantai bersama keluarga maupun menonton televisi. Ketika kaki terasa dingin, lakukan senam kaki Diabetes Jika ada luka, rendam kaki selama 3 menit dengan air hangat sambil diusap. Angkat kaki dari baskom air, kemudian dengan menggunakan sabun, bersihkan kaki secara merata ke seluruh bagian kaki. rendam kaki dalam baskom berisi air bersih, bilas hingga tidak ada sisa sabun dengan washlap. Angkat kaki, lalu keringkan kaki dengan handuk lembut sampai kering. Gunakan lotion pelembab, oleskan ke sleuruh bagian kaki kecuali sela-sela jari. Gunting kuku mengikuti bentuk dan tidak terlalu dekat dengan kulit. Bagi penderita diabetes melitus, dalam perawatan kaki maupun aktivitas sehari-hari juga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Diantaranya, jangan merendam kaki terlalu lama, jangan menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki, jangan berjalan diatas aspal atau batu panas tanpa alas kaki, jangan biarkan kaki kering dan pecah-pecah. Jangan menggunakan silet atau pisau untuk mengurangi kapalan, jangan memakai sepatu atau kaos kaki sempit, jangan menggunakan sepatu ber-hak tinggi dan atau ujung sepatu lancip, jangan menyilangkan kaki terlalu lama, konsultasikan ke dokter terkait obat untuk menghilangkan mata ikan. Jangan menggunakan perhiasan pada kaki serta jangan membiarkan luka kecil di kaki sekecil apapun luka tersebut Gerakan Senam Kaki Diabetes: Gerakan 1 : Duduk di kursi dengan posisi nyaman, kaki diletakkan dilantai. Gerakan jari-jari kedua kaki seperti bentuk cakar dan luruskan kembali. Gerakan 2 : Angkat ujung kaki, letakkan tumit di lantai. Turunkan ujung kaki, kemudian angkat tumit dan turunkan kembali.



Gerakan 3 : Angkat kedua ujung kaki keatas, kemudian putar kaki pada pergelangan kaki kearah samping. Turunkan kembali ke lantai dan gerakan ke tengah. Gerakan 4 : Tumit diletakkan dilantai. Bagian depan kaki diangkat keatas, putar 360c derajat. Gerakan diulang sebanyak 10 kali. Bergantian kaki kiri dan kanan. Gerakan 5 : Jari – jari diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan lakukan putaran 360 derajat. Gerakan ini diulang sebanyak 10 kali. Gerakan 6 : Angkat kedua kaki keatas dengan meluruskan lutut, pertahankan posisi tersebut. Putar telapak kaki 360 derajat ke arah depan dan belakang secara bergantian. Gerakan 7 : Lutut diluruskan dan angakt. Putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan di udara dengan kaki angka 0-9. Lakukan pada kedua kaki secara bergantian. Gerakan 8 : Letakkan sehelai kertas koran di lantai. Remas koran menjadi bola dengan menggunakan kaki. lalu, buka bola kertas itu kembali dengan menggunakan kaki.



Video Edukasi: 1. Diabetes - Bagaimana Kita Bisa Mencegahnya: https://www.youtube.com/watch?v=1Q0ftaFPxlk 2. Pemeriksaan Kaki DM, Perawatan Kaki DM, Senam Kaki DM https://www.youtube.com/watch?v=r6UqN8Ethk0&t=14s



Poster Edukasi