Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Haji Juni 2017 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN



PUSKESMAS CIKEMBAR Jalan Pelabuhan II km 18 telepon: (0266) 321139 e-mail : facebook: Puskesmas Cikembar Kecamatan Cikembar-kode pos 43157



SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN HAJI



Hari/tanggal Jam/waktu Pokok Bahasan Sub Bahasan Sasaran Penyuluhan Tempat



: 13 Juni 2017 : 09.30 WIB : Kesehatan Haji : Menjaga kesehatan pada saat berhaji : Calon Jemaah Haji 2017 Kec. Cikembar, Warungkiara, Bantargadung : Kelompok : Masjid Al-Hafidiyah Cikembar



I.



Tujuan Instruksional Umum ( TIU ) Setelah mendapatkan penjelasan tentang Kesehatan Haji selama 60 menit, diharapkan para CJH 2017 dapat mengerti dan memahami tentang menjaga kesehatan saat berhaji.



II.



Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) Setelah mendapatkan penjelasan tentang Kesehatan Haji, diharapkan para CJHI mampu: 1. Memahami cara menjaga kesehatan sebelum berangkat haji 2. Memahami bagaimana cara menjaga kesehatan di tanah suci saat berhaji 3. Mengetahui penyakit penyakit apa saja yang sering timbul saat berhaji



III. 1. 2. 3. 4. IV.



Garis-Garis Besar Materi Menjelaskan pentingnya kesehatan saat berhaji Cara menjaga Kesehatan sebelum berangkat Cara menjaga kesehatan saat di tanah suci Penyakit penyekit yang sering terjadi saat berhaji



Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab



V.



Media dan Alat Peraga - Hand out materi



VI.



Proses Kegiatan Penyuluhan



NO 1



Kegiatan Pembawa acara membuka acara dan membacakan Dos



2



Pembukaan



3



Perkenalan Pemateri dan pembacaan Curiculum Vite Pemateri Penyampaian materi



4



VII.



5



Tanya jawab



6



Penutupan



Pelaksana Pembawa acara (Petugas dari KUA kec. Cikembar) Ketua KUA kec. Cikembar Pembawa acara



Respon Mendengarkan dengan Penuh perhatian



Waktu 10 menit



Mendengarkan penuh sesksama Memberi respon Mendengarkan dengan seksasma



10 menit



Dr. Ane mariani (Puskesmas Cikembar)



Mendengarkan dengan seksama Memberi respon Bertanya/memint a penjelasan materi Memberi respon Bertanya



60 menit



Memberi respon



5 menit



Di pandu Pembawa acara Pembawa acara



2 menit



30 menit



Materi PANDUAN KESEHATAN HAJI



Haji mabrur merupakan dambaan setiap orang yg beribadah haji. Hal ini disebabkan Rasulullah saw bersabda yg maksudnya “Haji mabrur itu balasannya tidak lain adalah surga” untuk memperolehnya tidak mudah karena ada dua syarat penting yaitu yg pertama dalam melaksanakannya ikhlas karena hanya mengharap rodho Alloh SWT. Dan yng ke dua tatacara pelaksanaanya sesuai dengan sunah yg di contohkan Rasululloh saw, karena Rosululloh juga bersabda: “ Ambilah dariku tatacara hajimu”. Untuk dapat berhaji sesuai dengn sunah Rosululloh saw tentunya semaksimal mungkin melaksanakan semua rukun wajib dan sunah haji. Namun hal tersebut sulit dilaksanakan kecuali fisik dan badan harus benar-benar sehat. Sebagai contoh waktu haji akan tiba (mendekati tgl 8 zulhijjah) apabila seseorang sakit berat (membutuh kan perawatan intensif) tentunya hanya bisa melakukan satu amalan pokok saja yaitu ikram dan wukuf. Wukuf ini pun dalam program safari wukuf. Selebihnya tidak mungkin untuk dilaksanakan.



Walhasil kesehatan merupakan bagian yang sangat penting untuk tercapainya dambaan di atas. Naskah panduan kesehatan haji ini mudah-mudahan menjadi sumbangsih bagi siapa saja yang akan melaksanakan ibadah haji yaitu dapat menjaga stamina badan dan dapat berupaya mencegah terjadinya gangguan kesehehatan sejak berangkat dari tanah air, ketika berumrah, ketika berhaji, dan ketika berada di Madinah, serta sesampainya kembali ke tanah air. Dalam naskah ini tertuang dua hal penting yaitu panduan kesehatan sebelum berangkat haji dan panduan kesehatan ketika melaksanakan ibadah haji. PANDUAN KESEHATAN SEBELUM HAJI 1. Persiapan ilmu tentang haji dan hal-hal yang berkaitan dengan haji. Tidak sedikit jamaah haji yang mengalami gangguan jiwa setelah berada di makah atau madinah. Gangguan jiwa ini dapat di sebabkan seseorang yang berangkat haji sebelumnya telah memiliki riwayat gangguan jiwa atau berkepribadian yang mudah terpicu menjadi gangguan jiwa. Salah satu hal yang dapat menjadi pemicu terjadinya gangguan jiwa adalah kurangnya persiapan ilmu tentang manasik haji. Sebelum haji tidak belajar tentang manasik haji, tidak pernah ikut bimbingan manasik dan yang penting berangkat. Sehingga sesampainya di tanah suci menghadapi hal-hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Yang ada hanya bingung bahkan sampai syok psikis. Bagi yang sebelumnya memang ada bakat akan munculah gangguan jiwanya. Persiapan ilmu tentang haji ini meliputi: a. Ilmu manasik haji b. Ilmu naik pesawat c. Ilmu tentang adat istiadat budaya dan bahasa sehari-hari (pasaran) d. Ilmu tentang teknoligi peralatan di hotel 2. Check up kesehatan Tuajuan check up adalah untuk mengetahui apakah calon haji mengidap penyakit yang berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadah haji atau mempunyai faktor risiko yang dapat bermasalah ketika sedang beribadah haji. Cek kesehatan yang sudah menjadi prosedur tetap (protap) di Indonesia melalui 3 tahap yaitu pertama di Puskesmas, cek kesehatan kedua di Dinas kesehatan kabupaten / kota sekaligus Imunisasi meningitis. Dan cek kesehatan ke tiga di embarkasi menjelang keberangkatan ke tanah suci (di asrama haji). Bagi calon jemaah haji yang dinyatakan mengidap suatu penyakit hendaknya sejak pendaftaran haji memahami seluk beluk penyakitnya dengan selalu kontrol ke dokter yang dikehendaki secara rutin hingga menjelang keberangkatan dan selanjutnya minta resep obat untuk persiapan ketika berada di tanah suci



Untuk menjaga kesehatan selama di sana CJHI dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum berangkat untuk mendeteksi keberadaan penyakit yg mungkin memerlukan penanganan khusus serta melakukan vaksinasi yang dibutuhkan Saat pemeriksaan kesehatan sebaiknya penderita penyakit kronik agar berterus terang saat diperiksa oleh dokter di tanah air, supaya dokter bisa membantu memberikan saran tepat dan melakukan penangana yang tepat bila dibutuhkan. CJHI sebaiknya membawa dan meneruskan obat-obatan yg sedang dikonsumsi. Sebaiknya membawa persediaan obat yang cukup untuk minimal 40 hari. Dan bagi yang sakit sebaiknya selalu dekat dengan dokter kloter. Untuk CJHI dengan penyakit kronik sebaiknya mengutamakan ibadah wajib saja dan menghindari keramaian.



3. Vaksinasi Meningitis Vaksinasi Meningitis merupakan keharusan yang ditetapkan pemerintah Saudi Arabia dimana setiap jemaah haji maupun umroh harus menunjukan sertifikat telah di vaksin meningitis. Hal ini disebabkan daerah Saudi Arabia termasuk daerah endemis meningitis, dimana apabila seseorang datang ke negara tersebut dan belum divaksin, dihawatirkan tertular penyakit tersebut dan selanjutnya dapat menularkan ke orang lain dan penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan. Vaksin ini biasanya dilakukan ketika cek kesehatan yang kedua. Vaksinasi yang dibutuhkan CJHI: 



Vaksinasi meningitis : untuk peradangan otak, penyakit ini endemis di Arab Saudi. Sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum berangkat, vaksin ini mempunyai kekebalan selama 2 tahun.







Vaksinasi Influenza ( contohnya Flu burung), diperlukan bagi kelompok jemaah yang beresiko tinggi terserang penyakit (usia lebih dari 60 tahun dengan ketahanan tubuh rendah atau penyakit kronis) karena perjalanan haji yang melelahkan dan lingkungan yang padat dengan manusia membuat mereka semakin rentan terserang influenza.



4. Latihan fisik/ olah raga yang teratur Ibadah haji merupakan ibadah yang sebagian besar amalanya adalah amalan fisik. Maka setiap oranga yang akan berhaji hendaknya melakukan latihan fisik atau olah raga secara teratur jauh sebelum berangkat haji. Latihan fisik atau oalah raga minimal seminggu 3 kali yang bentuknya dapat berupa jalan cepat, senam, joging, renang, maupun olahraga lain yang bukan permainan. Yang terpenting dari latihan fisik ini bukanlah banyaknya tetapi rutinnya.



Jalan Kaki Kegiatan di tanah suci nanti sebagian besar dilakukan dengan jalan kaki. Rangkaian ibadah haji banyak dilakukan dengan berjalan kaki. Ke masjid, tawaf, sa'i, ke tempat-tempat ziarah, melempar jumrah, dan kegiatan lainnya dilakukan dengan jalan kaki. Untuk mempersiapkan aktifitas fisik yang berat selama berhaji nanti, jauh hari menjelang pemberangkatan calon jamaah haji (minimal 1 bulan) hendaknya sudah memulai latihan fisik. Latihan fisik bisa dilakukan dengan berjalan kaki atau lari-lari kecil sehabis Shalat Subuh. Tak perlu jauh-jauh. Cukup 2-3 kilometer saja atau selama 30 menit, minimal 3 kali seminggu. Latihan jalan kaki ini nantinya akan sangat membantu jamaah menjalankan ibadah di Tanah Suci. Dengan rajin latihan fisik, tubuh tidak kaget ketika nanti harus banyak berjalan kaki. 5. Disiplin makan dengan menu seimbang. Ketika masih di tanah air (jauh sebelum berangkat) harus mengupayakan agar kondisi badan sesehat mungkin. Disamping latihan fisik yang teratur, disiplin makan dengan menu seimbang juga harus dipraktekan oleh calon jemaah haji apalagi bagi meraka yang mengidap penyakit yang berhubungan dengan makanan misalnya: Diabetes malitus, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Bagi calon haji yang sehat yang terpenting mengupayakan agar menu makan sehari-hari seimbang antara zat gizi satu dengan yang lainnya . ini berbeda dengan mereka yang telah memiliki penyakit yang terkait dengan makanan. Maka perlu konsultasi dengan ahli gizi untuk menu sehariharinya. Sebelum berangkat ke tanah suci kita sudah harus berdisiplin soal makanan. Jangan sampai gagal berangkat haji hanya gara-gara makanan. 1. Makan 3 kali sehari secara teratur dan jangan terlambat. 2. Makan makanan yang mengandungkarbohidrat lebih banyak dari porsi biasanya. 3. Minum 1 gelas susu perhari. 4. Banyak makanan sayur dan atau ditambah suplemen vitamin dan mineral. 5. Pilih makanan yang bersih dan terlindung dari pencemaran. 6. Pilih makanan yang masih baik atau utuh dan perhatikan masa kadaluarsanya. 7. Apabila makanan di peroleh dari makanan catering, perhatikan pula : kode makanan dan jam kadaluarsa maknan 8. Minum air yang cukup, minimal 8 gelas sehari. 9. Jangan makan terlalu kenyang dan hindari makan makanan yang mengandung lemak pada waktu akan menempuh perjalanan jauh. 10. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun



Tidak perlu banyak membawa makan dari Indonesia, karena disana banyak. Untuk yg mempunyai penyakit tertentu harus memperhatikan makanannya, misalnya untuk HT jangan terlalu banyak makan asin. 6. Mempersiapkan peralatan yang berkaitan dengan kesehatan  Jaket, dipakai ketika cuaca dingin dan angin berhembus kencang.  Payung, dipakai untuk menahan terik matahari atau ketika turun hujan  Kacamata gelap, dipakai ketika siang hari dan cahaya menyilaukan mata (termasuk ketika di arafah dan mina)  Penutup kepala, kaos kaki dan kaos tangan, dipergunakan ketika cuaca dingin apalagi ketika angin berhembus.  Pelembab bibir dan kulit dipergunakan untuk mencegah bibir dan telapak kaki pecah-pecah.  Obat-obatan yang biasa dipakai sehari-hari (untuk influenza, batuk pilek, diare, sakit maag, gatal-gatal pada kulit, pening demam dan sebagainya) yang sudah cocok.  Alat potong kuku gunting kecil, pemotong rambut, silet/pisau cukur dan peralatan mandi juga perlu dipersiapkan. 7. Berbekal lauk pauk kering dan minuman yang cocok Hal ini penting untuk persedian apabila makanan yang ada kurang membuat selera atau tidak cocok maka suadah ada makanan yg telah d persiapkan yang sesuai dengan selera. Sebab yang terpenting dalah jangan sampai selema di tanah suci jamaah haji jatuh sakit karena malas makan atau tidak selera dengan jatah ketering yang tersedia meskipum restoran Indonesia telah banyak di sana. 8. Mempelajari tehnik-tehnik yang terkait perkembangan teknologi. Misalnya: Cara menggunakan tiolet pesawat, cara menggunakan lift, cara menggunakan berbagai macam kran air, cara menggunakan toilet di hotel mederen dan cara buka tutup pintu hotel dengan kartu. Hal-hal tersebut penting terutama bagi jemaah haji yang berasal dari daerah pedalaman maupun pedesaan dan tidak mengukuti perkembangan teknologi, meskipun sepele tetapi dapat menyebabkan jamaah haji stress yang dapat mengganggu kesehatan.



PANDUAN KESEHATAN SAAT BERHAJI 1. Harus bisa hidup bersama orang lain



Dalam perjalanan ibadah haji seseorang tidak mungkin sendirian pasti akan bersama-sama orang lain yang sebelumnya tidak tau persis kesehatanya dan sifat-sifat aslinya. Bersama-sama dalam tidur, makan, bersama-sama dalam arti memakai toilet, bersama-sama dalam kendaran dan sebagainya. Itu semua merupakan hal-hal yang akan di alami oleh setiap orang haji. Dalam kehidupan bersama-sama inilah sifat-sifat asli seseorang akan nampak, ada yang mudah tersinggunga ada yang pemaaf, ada yang rakus, ada yang kikir ada yang dermawan, ada yang cerewet, ada yang pendiam, ada yang bisa di ajak kerjasama, ada yang egois, ada yang rajin, malas, ada yang pintar masak, ada yang tidak bisa masak sama sekali,ada yang selalu menjaga kebersihan, ada yang jorok, dan sebagainya. Keadaan yang bermacam-macam ini setiap orang yang berhaji untuk dapat bersabar. Hidup bersama orang lain yang memiliki sifat berbeda-beda dan akan bersama-sama terus untuk kurang lebih selama 40 hari, apabila tidak bisa hipdup bersama akan menyebabkan seseorang mudah stress dan rawan terganggu kesehatannya. 2. Banyak minum Kelembaban udara di Arab saudi yang minimal, sementara musim haji antara bulan oktober sampai dengan maret dalam keadaan cuaca dingin dan kadang sangat dingin sementara kegiatan fisik yang dilakukan jemaah haji sngat banyak, keadaan tersebut dapat berakibat jemaah haji tidak merasa haus padahal tubuh membutuhkan banyak cairan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi ( kehilangan cairan) yang bisa berbahaya bagi jamaah. Oleh karena itu dianjurkan untuk selalu minum, yang apabila di ukur sekitar 1 gelas setiap jam. April-agustus musim panas. 3. Pakailah masker ketika berada dilur ruangan Dianjurkan untuk selalu memakai masker ketika berada diluar ruangan, terutama ketika udara berdebu untuk menjaga agar udara yang di hirup tetap bersih. Lebih baik masker di basahi untuk menambah kelembaban udara yang di hirup. Udara dingin dan kering yang berhembus kehidung dapat berakibat terjadinya mimisan dan hidung tersumbat. Memakai masker dapat juga untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui saliran pernafasan. 4. Jaga stamina menjelang umroh dan haji Dalam perjalanan ibadah haji yang terpenting adalah terlaksanyan ibadah umroh dan haji, oleh karena itu agar mengupayakan badan tetap sehat ketika melaksanakan ibadah tersebut. Seminggu sebelum berangkat harus meninggalkan aktifitas yang dapat menyebabkan kelelahan. Menjaga stamina ini adalah terutama 3 hari sebelum umroh hingga umroh selesai dan 3 hari menjelang haji sampai haji sekesai yaitu mulai yaitu mulai tanggal 5 zulhijjah sampai dengan tawaf ifadhah. 5. Hindari minuman dingin



Meskipun air zam-zam yang diminum tetap dianjurkan agar tidak milih yang dingin. Di masjidil Haram dan masjid Nabawi tersedia banyak air zam-zam dan kebanyakn yang tersedia dingin. Oleh karena itu pilihah zam-zam yang tidak dingin, pada dispenser ditandai tulisan “NOT COLD’ atau “ZAM-ZAM GHOIRU MUBARROD” Minuman dingin memang terasa segar ketika selesai munum, tetapi nantinya dapat berakibat suara parau, tenggorokan sakit dan batuk pilek tang cukup mengganggu. 6. Pakailah selalu pelembab bibir dan kulit Pelembab bibir dan kulit agar selalu dibawa dalam tas kemana saja, sehingga setiap kali keluar ruangan agar bibir dan kulit terutama telapak kaki senantiasa di olesi pelembab, demikian pula bagian kulit lain yang tidak tertutup pakaian. Untuk pelembab bibir gunakan lips gloss untuk kaki gunakan vaslin dan untuk tubuh yang lain gunakan minyak zaitun. Ini di maksudkan untuk mencegah bibir/telapak kaki pecah-pecah yang dapat berdarah apabila tidak dirawat. Demikian juga kulit bisa gatal-gatal.



7. Hundari penyebab terjadinya musibah/kecelakaan Bentuk musibah/kecelakaan yang sering terjadi pada jamaah haji adalah kebakaran, tertabrak mobil, terleparnya lift dari relnya. Untuk menghindari masalah ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan: a. Ketika memasak air dengan mug pemanas hendaknya ditunggui, sehingga ketika sudah mendidih segera dilepas . kebakaran biasanya terjadi ketika jemaah menancapkan kabel mug pemanas ke stop kontak lalu ditinggal solat atau pergi tanpa ada yang di serahi. Akibatnyaair habis dan terjadilah kebakaran. b. Ketika naik lift jangan sampai melebihi kapasitas 9overload) yang dapat menyebabkan tali lift tidak kuat menahan beban dan akhirnya terlepas dan seluruh penumpang jatuh bersama lift. c. Bila pemondokan jauh dari masjidil Harram dan Masjid Nabawi, maka harus menyebrang jalan raya, dimana kendaraan berjalan sangat cepat, sehingga tidak sedikit yang mengalami kecelakan tertabrak mobil. Untuk menghindari hal tersebut dianjurkan apabila jemaah haji menyebrang jalan tidak sendirian tetapi bersama beberapa orang. d. Ketika hujan turun hendaklah jamaah hati-hati dalam berjalan dihalaman masjidil Haram / masjid Nabawi sebab setelah hujan halama menjadi licin dan mudah tegelincir. 8. Minum obat pengatur haid Untuk jemaah haji putri yang tergolong usia subur, kedatangan haid pada waktu haji ataupun ketika berada di madinah bisa jadi masalah tersendiri,



apalagiyang masa haidnya panjang. Hal ini disebabkan wanita yang haid tidak diperbolehkan sholat, thawaf, masuk kedalam mesjid dan memegang mushaf Al-Quran. Padahal kegiatan utama di madinah adalah sholat di masjid Nabawi, demikian pula di makah, setelah umroh, sebelum dan sesudah haji. Minum obat pengatur haid dapat menjadi pilihan untuk mengatasi maslah-masalah tersebut. Bagi jamaah haji putri yang akan menggunakan obat tersebut sebaikanya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui cara minumnya dan ada tidaknya kontraindikasi. MACAM-MACAM PENYAKIT SAAT MUSIM HAJI 1. Sengatan dingin Sengatan dingin adalah suatu keadaan dimana tubuh terpapar cuaca dingin dan menyebabkan beberapa gangguan pada tubuh. Gejala-gejala:  Kulit menjadi gatal  Mati rasa  Rasa kaku/beku terutama daerah yang terpapar langsung udara dingin  Kulit menjadi pucat, dingin, kemudian seperti terbakar dan selanjutnya dapat mengelupas  Kulit seperti melepuh  Pembuluh darah kulit tersumbat bekuan darah  Kram, kaku otot, nyeri hebat, bengkak dan luka. Cara mengatasi:  Bawa penderita kedalam ruangan tanpa AC, bila ada ruangan dengan penghangat.  Lepaskan baju yang basah (bila basah) dan ganti dengan yang kering  Rendam dengan air hangat  Beri selimut dan pakainan hangat, makan makanan hangat  Minum obat penghilang nyeri bisa tablet atau krim  Berhenti minum kopo dan rokok  B ila tidak ada perbaikan hubungi dokter kloter atau ke BPHI 2. Sengatan Panas Disebabkan oleh:  Penumpukan panas yang berlebih didalam badan  Suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh dengan kelembaban udara rehdah, maka penguapan keringat sangat besar di ikuti tibulnya panas tubuh.  Jamah terlalu lelah atau terkena sinar matahari secara langsung. Cara menghindari sengatan panas:  Tidak boleh diterik matahari langsung antara pikul 10.00 s/d 16.00.



     



Keluar kemah atau pondokan terutama siang hari harus memakai payung dan berbekal minuman Minum setiap hari paling sedikit 5-6 liter atau 1 gelas tiap jam, jangan menunggu sampai haus. Jangan menahan buang hajat besar atau kecil Usahakan kondisi badan tetapa segar dan cukup istirahat. Pakailah pakaian yang agak longgar dan sedapat mungkin berwarna putih Makanlah buah-buahan segar, seperti jeruk, apel, pir dan lain-lain.



3. Batuk pilek (flu) Batuk pilek (flu) adalah infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus influenza yang terdiri dari berbagai macam jenis. Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui virus di udara saat berckap-cakap, batuk bersin atau melalui ludah. Gejala: batuk, bersin, hidung berair, hidungtersumbat, mata berair, dan terkadang disertai demam ringan. Cara mengatasi: minum obat flu, obat batuk dan vitamin. Bila tidak ada perubahan hubungi dokter kloter. Cara mencegah:  Selalu menjaga kondisi tubuh dengan memakan makanan yang bergizi baik  Hindari makan dan minumam yang dingin  Gunakan selalu masker pelindung terutama ketika di tempat-tempat yang padat6/ramai untuk menghindari penularan. 4. Kambuhnya Asma Gejala: batuk, sesak nafas yang ditandai mengi (nafas yang berbunyi ngikngik). Jamaah haji yang sebelumnya menderita asma perlu berhati-hati terhadap faktor pencetus terutama udara dingin dan kelelahan. Cara mengatasi: minumlah obat asma yang telah di bawa dari tanah air, dan bila tetap belum membaik harus segera menghubungi dokter kloter agar segera mendapatkan pengobatan. Pencegahan:  Hindari stress  Hindari makanan yang biasanya menimbulkan alergi (ikan laut, telur, kacang, coklat, dsb)  Hindari makanan / minuman dingin, udara dingin dan debu rumah.  Kurangi aktifitas yang tidak wajib (misalnya nekad berdesak-desakan di raudhah). 5. Penyakit jantung



Penyakit jantung bermacam-macam, antara lain: kelainan jantung bawaan, kelainan irama jantung, penyakit jantung hipertensi, kelainan pembuluh darah jantung, dan sebagainya. Jamaah haji biasanya telah diketahui sebelumnya apabila menderita penyakit jantung, sehingga dari tanah air tentunya sudah mempersiapkan obat-obatan yang harus di minum sesuai dengan advis dokter yang merawatnya. Apabila selama ditanah suci muncul gejala-gejala berikut ini dan tidak teratasi dengan obat-obat yang dibawa hendaklah segera menghubungi dokter kloter atau sektor kesehatan atau BPHI. Gejala-gejala tersebut adalah:     



Cecap cape, mudah sesak nafas. Badan sedikit aktifitas teras sesak nafas Sesak nafas bila tidur tanpa bantal Terbangun tiba-tiba ketika tidur malam karena sesak nafas Kaki bengkan dan perut membuncit



6. Pembesaran kelenjar prostat Pembesaran kelenjar prostat adalah keadaan dimana kelenjar prostat yang terletak di pangkal penis bagian dalam membesar, biasanya terjadi pada pria usia diatas 50 tahun. Jamaah haji yang menderita penyakit ini biasanya telah mengetahui sebelum berangkat haji, sehingga lebih siap bila sewaktu-waktu kambuh, meskipun bisa juga baru diketahui ketika itu. Gejala:    



Sering buang air kecil atau merasa ingin buang air kecil Sering ingin buang air kecil tetapi keluaran alirannya berkurang. Setelah buang air kecil selesai urine masih keluar dengan menetes Kesulitan buang air kecil sementara kandung kemih teraba membesar Cara mengatasinya : segera hubungu TKHI untuk segera di periksa dan pemasangan selang kateter.



7. Penyakit Maag Adalah suatu keadaan berlebihnya asam lambung sehingga menyebabkan rasa sakit pada perut bagian ulu hati. Penyebab meningkatnya asam lambung antara lain makan pedas, asam, merica, jahe, buah-buahan yang asam, air kopi, teh yang terlalu kental dan perut kosong dalam waktu yang lama. Gejala: mual-mual, perut terasa perih, kembung dan perih di ulu hati atau perut sebelah kiri atas. Cara mengatasi:  



Makan dan minum di usahan yang tidak merangsang lambung Makan dengan porsi kecil tetapi sering dan hindari perut kosong ( lebih mudahnya jangan sampai perut lapar dan kekenyangan)



 



Minum obat maag penetral asam lambung Apabila usaha tersebut belum teratasi segera hubungi TKHI



Cara Pencegahan: hindari faktor penyebab meningkatnya asam lambung. 8. Penyakit Kencing Manis ( Diabetes Melitus) Jemaah yang menderita penyakit kencing manis biasanya telah tersaring ketika pemeriksaan pertam di puskesmas, sehingga telah bersiap-siap obat-obatan yang mesti di bawa untuk selama di tanah suci. Ada beberapa hal yang harus diperhatika oleh jemaah yang menderita kencing manis, yaitu:  Tetap menjaga diet dalam makanan sehari-hari tetapi dianjurkan untuk tidak terlalu ketat, sebab setiap hari banyak aktifitas fisik yang dilakukan, apabila terlalu ketat justru yang dihawatirkan terjadinya drops hingga koma.  Bila sewaktu-waktu terjadi gejala yang cukup mengganggu tubuh, segeralah cek gula darah. Cek tersebut dapat dilakukan di sektor kesehatan maupun BPHI.  Menjaga diri jangan sampai terluka terutama pada ujung-ujung tangan dan kaki yang dapat berakibat lama dalam penyembuhannya dan timbul komplikasi. 9. Penyakit Rematik Banyak jemaah haji yang berusia diatas 50 tahun yang menderita penyakit rematik, yang di tandai dengan nyeri pada sendi-sendi terutama bila di gerakan. Biasanya penyakit ini telah diketahui penderita jauh sebelum berhaji, sehingga obat-obatan telah dipersiapkan penderita. Gejala-gejala: rasa nyeri, kaku sendi, dan kemerahan pada sendi dan disamping itu terjadi gangguan fungsi sendidan jaringan disekitarnya. Cara pencegahanya : jangan sering terpapar udara dingain dan jangan sering beraktifitas bila tidak perlu. Apabila penderita rematik terkendala dalam melakukan thawaf dan sa’i maka dapat di atasi dengan jasa dorongan kursi roda, artinya thawaf dan sa’i tetap di laksanakan tetapi dengan naik kursi roda (dengan membayar jasa). 10.



Gangguan Jiwa



Kasus gangguan jiwa pada jemaah haji tidak sedikit, terutama pada jemaah haji yang sebelumnya telah memiliki bakat terjadi gangguan jiwa. Banyak hal yang dapat menjadi pencetus, yaitu:  Tidak memahami ilmu manasik haji, sehingga begitu melaksanakan ibadah yang sebenarnya, tidak siap menghadapai kenyataan.  Berkumpulnya jutaan manusia, sehingga penuh sesak.



 Bertemunya manusia dari berbagai bangsa dengan gaya dan bahasa yang berbeda-beda, sehingga apabila kejiwaan seseorang tidak siap akan menjadikan stress tersendiri.  Terpisah dengan teman-teman ketika di majidil Haram atau masjid Nabawi atau dimana saja sementara tidak mengenal yang lain, tidak bisa komunikasi dan bingung arah.



Cara pencegahan: 



Hindari sendirian pada jemaah haji yang tua, bingungan, dan sakit.







Meluruskan niat bahwa ibadah haji hanya semata untuk Alloh dan mengharap Rdho-Nya kemudian diikuti tawakal (berserah diri kepadaNya)







Selalu bersabar dalam menghadapi stress dan ihktiar yang optimal Cara mengatasinya: Apabila menemukan jemaah haji yang mencurigakan adanya ganggyan jiwa agar segera di bawa ke BPHI melalui dokter kloter. Sebab di BPHI ada dokter spesialis jiwa.



11. Awas, Kelelahan Fisik Bisa Sebabkan Kematian Untuk para jemaah haji jangan terlalu memforsir diri, jangan mentangmentang merasa kuat, lalu memforsir diri untuk melakukan ibadah tanpa istirahat. Kasus: jemaah umumnya ambruk dan sakit berat karena kurang memperhatikan faktor istirahat. sebagian besar kasus kematian mendadak jamaah, juga dipicu oleh kelelahan fisik yang berlebihan dan gagal jantung. Sebaiknya luangkan waktu untuk istirahat secukupnya dan makan secara teratur. Puncak ibadah haji adalah saat wukuf di Padang Arafah. Para jamaah harus benar-benar menjaga kesehatannya agar tak tumbang sebelum puncak ibadah haji dilakukan. Kita harus pandai-pandai mengukur kemampuan diri (mis. Untuk Usila), jika kita merasa fisik kita tidak memungkinkan tak perlu memaksakan diri untuk umroh berkali-kali. Jemaah harus sering-sering mengkonsumsi air kelembaban udara di sana setengah dari Indonesia.



minum



sebab



Jika sakit saat menunaikan ibadah haji, segera hubungi dokter kloter. Semua penyakit yang dialami oleh para jamaah haji dengan kehendak dari Allah. Tidak seharusnya para jamaah yang sehat maupun sedang mengalami sakit saat sebelum keberangkatannya menjadi cemas.



Berdoalah agar Allah berikan kesehatan, afiaah dan pertolongan-Nya selama beribadah haji di Tanah Suci. Sakit itu adalah ujian, bila sabar saat sakit, tentu curahan pahala dan ampunan Allah justru mengiringi kita. Wallahu’alam VIII. Tanya Jawab 1. Pak awat dari Kec. Warung Kiara “ minta dijelaskan lagi cara penggunaan toilet yang ada di sana, toiletnya tidak jongkok, mohon dijeleskan lebih rinci bagaimana cara menggunakannya?” 2. Ibu ayaum dari kec. Cikembar “ Bagaimana penggunaan kunci kamar yang menggunakan kartu? Dan cara menggunakan Lift?” 3. Pak Apud dari Kebon kalapa “ obat apa saja yang boleh dibawa? Bolehkah membawa aspirin, karena saya kalau sakit kepala biasanya minum aspirin?” 4. Ibu Ade fatimah dari Kec. Warung kiara “bu bolehkah membawa antangin cair? Karena kan tidak boleh bawa yang cair-cair di pesawat?” 5. Ibu Empah Latifah dari kertaraharja “ibu dokter tolong dijelaskan lagi yang cara penggunaan obat pencegah haid? Kapan kita harus mulai meminumnya dan bagaimana cara meminumnya? Apakah nanti pas kita berangkat atau sebelum berangkat?” 6. Pak Yayan koswara dari cikembar “ibu kemaren saat kita melakukan pemerikasaan lab sepertinya tidak sesuai SOP, karena kita tidak disuruh puasa dulu?” “ bu apakah kita bisa menambahakan riwayat sakit kita, karena yang kemarin saat di periksa sepertinya banyak dari kami yang menyembunyikan riwayat penyakitnya, karena khawatir akam mempengeruhi keberangkatan kami, jika sakit maka tidak akan jadi berangkat?” 7. Ibu Netty Maryani dari bantargadung “ibu kita harus kemana untuk mendapatkan vaksin meningitis? Harus ke RS mana atau ke Lab mana?”



8. Ibu Nunung dari Bojong “ ibu sabun yang tidak banyak busanya sabun apa ya bu? Yang bagus mereknya apa?”