Satuan Acara Penyuluhan Tanda Bahaya Nif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TANDA BAHAYA NIFAS



Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat



Di Susun Oleh : Kelompok 6



AKADEMI KEBIDANAN SALSABILA SERANG - BANTEN 2016



SATUAN ACARA PENYULUHAN “TANDA BAHAYA NIFAS” Pokok Bahasan



: Tanda Bahaya pada Ibu Nifas



Hari/Tanggal



: Selasa,01 Maret 2016



Waktu



: 35 menit



Penyaji Tempat I.



: Kelompok 6 : Kelas II C TUJUAN UMUM Setelah dilakukan penyuluhan tentang Tanda Bahaya Nifas diharapkan klien yang merupakan para ibu hamil trimester III dan pendamping mengerti dan memahami dapat memahami hal-hal mengenai tanda bahaya masa nifas dan pencegahannya.



II.



TUJUAN KHUSUS 1. Peserta mengerti tanda bahaya di masa nifas 2. Peserta mengerti dan memahami secara dini tanda dan gejala bahaya masa nifas 3. Peserta mengerti dan memahami pencegahan bahaya yang mungkin terjadi di masa nifas 4. Peserta mengetahui penatalaksanaan tanda bahaya masa nifas



III.



SASARAN Ibu Hamil Trimester III dan Pendamping



IV.



MATERI(Terlampir)



1. Pengertian Tanda Bahaya Nifas secara Umum 2. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan 3. Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas



V.



METODE 1. Presentasi 2. Tanya Jawab 3. Pre-test & Post-test



VI.



MEDIA Leaflet tentang Tanda Bahaya Masa Nifas Power Point materi Tanda Bahaya Masa Nifas Infocus & laptop



VII.



RINCIAN KEGIATAN PENYULUHAN



Tahap



Waktu Kegiatan Pemateri



Kegiatan Pendahulua



5



n



menit



   



Kegiatan Klien



Persiapan Memperkenalkan diri Menyapa da Menyapa dan menyatakan



 



5







menit



Mendengarkan Bertanya perkenalan dan



tentang



tujuan jika ada yang 



Mempersilahkan



-



mengenai



tujuan pokok



Sambutan



Media



penyampaian sambutan



kurang



jelas Mendengarkan



-



sambutan



oleh Ibu Kepala Desa Penyajian



15 menit







dan Ibu Bidan Menyajikan berupa



materi







Pengertian



Tanda Bahaya Nifas secara Umum, Jenis-







Mendengarkan



Power



dengan



point,dan



seksama Bertanya



leaflet



jenis



Tanda



Nifas



Bahaya



mengenai hal-



beserta



hal



yang



kurang



jelas



Penjelasan, Pencegahan



dan



dan



Penatalaksanaan Penutup



10



dimengerti



Tanda Bahaya Nifas Melakukan evaluasi







menit



dengan 







memberikan



Peserta



dapat -



menjelaskan



pertanyaan sederhana Menyampaikan



kembali poinpoin



materi



ringkasan



yang



telah



materi



simpulan Mengakhiri







belum



dan



pertemuan



dan



mengucapkan



terima



kasih







dijelaskan Mendengarkan



atas



perhatian para peserta



VIII.



PENGORGANISASIAN Moderator Penyaji Fasilitator



IX.



: : :



KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi struktur  Kesiapan materi  Kesiapan SAP  Kesiapan media : Poster, leaflet, dan Power point  Peserta hadir di tempat penyuluhan  Penyelenggaraan dilaksanakan di Kelas II C Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelum kegiatan 2. Evaluasi proses  Kegiatan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan  Peserta antusias terhadap materi penyuluhan  Peserta aktif dalam proses diskusi  Suasana penyuluhan tertib







Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum kegiatan berakhir



X.



LAMPIRAN TANDA BAHAYA MASA NIFAS



A. Pengertian Tanda Bahaya Nifas Tanda Bahaya Nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu. Pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas adalah pengetahuan ibu tentang tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui karena dapat mengancam keselamatan ibu. ( Rustam Mochtar , 2002).



B. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan Tanda-tanda bahaya masa nifas antara lain: 1. Perdarahan postpartum 2. Lochea yg berbau busuk 3. Pusing dan lemas berlebihan 4. Suhu tubuh >38 5. Sakit kepala hebat 6. Pembengkakan wajah, tangan, kaki 7. Payudara merah, panas, terasa sakit 8. Nyeri berkemih 9. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama 1. Perdarahan Post Partum



Menurut Bahiyatun, (2009) perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan.Terdapat beberapa masalah mengenai perdarahan per vaginam, antaralain : a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur



cairan amnion atau urine. Darah tersebar pada spon, handuk, dan kain di dalam ember dan lantai. b. Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekuatan darah dapat diketahui dari kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hb normal dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang mungkin dapat menyebabkan anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah. c. Perdarahan postpartum dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali hingga terjadi syok. Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Oleh sebab itu penanganan aktif kala III sebaiknya di lakukan pada semua wanita bersalin. Karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pascapersalinan akibar atonia uteri. Oleh karena itu semua ibu nifas harus dipantau ketat untuk kemungkinan persalinan. Penanganan yang dapat dilakukan kepada pasien adalah menstabilkan terlebih dahulu dengan memberikan cairan, menghentikan perdarahan dan rujukan. 2. Lochea Berbau Busuk (Purulenta) Selama proses involusi, lochia (cairan yang mengandung darah) mengalir dari Rahim dan keluar dari vagina. Selama beberapa hari pertama sesudah melahirkan, aliran lochia yang berwarna merah umumnya cukup banyak. Mengeluarkan bekuan darah seperti jelly, khususnya pada hari-hari pertama sesudah melahirkan adalah normal. Lochia sering kali memiliki bau seperti ikan yang kuat. Jumlah aliran dapat berubah sesuai dengan aktivitas dan posisi tubuh anda. Lochia umumnya akan banyak keluar jika anda berganti posisi seperti berdiri atau duduk sehabis berbaring, saat anda menyusui, atau buang air besar. Juga menjadi banyak karena gerak berlebihan. Dalam waktu sepuluh hari, lochia akan berkuarang dan menjadi berwarna pink pucat atau berbau tidak sedap. Selama beberapa minggu kemudian, lochia menjadi berwarna putih kekuningan, putih, atau coklat. Lochia dapat terus ada hingga 6 minggu. Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah



dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta). Menurut Rustam Mochtar (2012), Lochea dibagi dalam beberapa jenis,: a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan. b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan. c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan. d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu. e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya. Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan adanya : a. Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik. b. Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat. c. Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis. Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus



setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik (Mochtar, 2012). 3. Pusing dan Lemas yang berlebih Menurut Manuaba (2007), pusing merupakan tanda bahaya pada nifas , Pusing bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin 9 . Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda tanda bahaya , dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat , tekanan darah rendah . Pencegahan dan penanganan a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari b) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, vitamine yang cukup. c) Minum sedikit 3 liter setiap hari d) Pil Zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca persalinan e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitamin kepada bayinya f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan berlebih g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi dan memperlambat proses involusi uterus



4. Suhu Tubuh ibu > 38◦C Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,2 ˚C -37,8 ˚C oleh karena reabsopsi benda benda dalam rahim dan mulainya laktasi , dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal. Namun bila terjadi peningkatan berlebih 38˚C secara berturut turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi . (Mochtar , 2012). Penyebab



demam di masa puerperium yang berkaitan dengan persalinan



dibagi menjadi 2 yaitu penyebab infeksius dan non infeksius



 Penyebab Infeksius 1. Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang terjadi setiap saat pada awitan pecah ketuban (rupture membrane) atau persalinan dan lebih dari 42 jam postpartum atau lebih dimana terdapat 2 atau lebih



2. 3. 4. 5.



gejala berikut: a. Nyeri pelvik b. Demam 38,5 C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja. c. Rabas-vagina yang abnormal d. Rabas vagina yang berbau busuk. e. Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus Infeksi pada payudara, seperti mastitis atau stadium lanjut , abses payudara Infeksi saluran kemih Infeksi luka ( jaringan parut pada SC) Gangguan pada tromboembolik , temasuk tromboflebitis superficial dan







thrombosis vena dalam Penyebab Non-infeksius Peningkatan suhu badan yang tidak banyak merupakan hal yang sangat umum selama periode post partum terutama dalam 24 jam pertama. Penyebab demam seperti antara lain dehidrasi , luka / trauma pada jaringan , reaksi terhadap protein janin , pembengkakan payudara . Meskipun demam yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan dianggap tidak berkaitan dengan infeksi , suhu sekitar 38,5⁰C atau lebih selama 24 jam pertama harus menyiagakan bidan akan kemungkinan terjadinya sepsis puerperalis



Penanganan umum bila terjadi demam : a) b) c) d)



Istirahat baring Rehidrasi per pral / infuse Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu Jika ada syok segera beri pengobatan , untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat (WHO, 2012)



5. Sakit kepala Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur. Penanganan terhadap gangguan ini meliputi:



1. Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan. 2. Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu. Dan jika pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan jalana napas serta beri oksigen 4-6 liter per menit. 3. Jika pasien tidak sadar atau koma, bebaskan jalan napas, baringkan miring, ukur suhu tubuh, periksa apakah ada kaku tengkuk (Bahiyatun, 2009). Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan kematian. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah: 1. 2. 3. 4.



Sakit kepala hebat Sakit kepala yang menetap Tidak hilang dengan istirahat Depresi post partum Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan.



a. Gejala : 1. Tekanan darah naik atau turun 2. Lemah 3. Anemia 4. Napas pendek atau cepat 5. Nafsu makan turun 6. Kemampuan berkonsentrasi kurang 7. Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong 8. Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang 9. 10. 11. 12. 13. 14.



pun mengerti Serangan cemas Merasa takut Berpikir obsesif Hilangnya rasa takut Control terhadap emosi hilang Berpikir tentang kematian



b. Penanganan 1. Informed consent



2.



Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari



3.



riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi



1x/hari 4. Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik 5. Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih 6. Ukur keseimbangan cairan 7. Persiapan rujukan 8. Periksa Hb 9. Periksa protein urine 10. Observasi tanda-tanda vital 11. Lebih banyak istirahat



6. Pembengkakan wajah atau ekstermitas Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami oedema (Bahiyatun, 2009). Udem adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan , akibat adanya gannguan keseimbangan. Udem dapat terjadi oleh : 1. Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh kapiler seperti misalnya bila aliran darah vena tersumbat 2. Tekanan osmotik terlalu rendah, karena kadar protein plasma, terutama albumin sangat rendah 3. Sumbatan pada aliran limfe 4. Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes keluar dan masuk ke dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotik yang melawan tekanan osmotik protein dalam aliran darah Udem juga terlihat pada adanya trombosis pada vena – vena betis yang terletak dalam, biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat berbaring yang terlalu lama, yang menyebabkan aliran dalam darah vena menjadi lambat sehinga membeku. Trombosis seperti ini terjadi akibat infeksi.



Keadaan pembengkakan wajah dan ekstremitas, sering menyertai kelainan – kelainan pada masa nifas, sebagai berikut 1.



Preeklampsi



2.



Syndrom Nefrotik



7. Payudara bengkak Menurut Bahiyatun (2009) payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, dan akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak. BH/bra yang terlalu ketat mengakibatkan engorgement segmental. Bila payudara ini tidak disusukan dengan adekuat, dapat terjadi mastitis. Kelainan pada payudara pada masa nifas diantaranya: 



Bendungan ASI Disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosngkan secara sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat. Penanganan sebaiknya dimulai sejak hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelianan-kelainan. Bila terjadi juga berikan terapi simtomatis untuk sakitnya (analgetika), sebelum menyusukan pengurutan dahulu atau dipompa







sehingga sumbatan hilang. Mastitis dan abses mamae Adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman, terutama staphylococcus aureus melalui luka pada puttimng susu, atau melalui peredaran darah. Mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara yang bisa pecah ke permukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul (abses), dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur dengan air susu. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami



infeksi. Gejala gangguan ini meliputi :



1. 2. 3. 4.



Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau lokal Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal Payudara keras dan berbenjol-benjol Panas badan dan rasa sakit umum



Gangguan ini dapat diatasi dengan : 1. Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara yang sakit selama dan sesering mungkin. Hal ini dilakukan agar payudara kosong.selanjutnya, susukan bayi pada payudara yang normal. 2. Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang terkena. 3. Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi berbaring, duduk, atau posisi memegang bola (football position). 4. Pakai BH longgar. 5. Istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi. 6. Banyak minum (2 liter per hari). Dengan penatalaksanaan tersebut, biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam, dan jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan caracara tersebut tidak ada perbaikan setelah 12 jam, ibu perlu diberi antibiotik selama 5-10 hari dan analgesik (Bahiyatun, 2009). 8. Nyeri berkemih Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal inidihubungkan dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktupersalinan, pemeriksaan dalam yang sering, kontaminasi kuman dari perineum, ataukaterisasi yang sering (sulaiman,2004). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada perempuan setelah infeksi saluran nafas. Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK. Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing. Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan



awal trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan mempermudah ISK postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus urinarius, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.(Sulaiman,2004) Tanda dan Gejala Tanda-tanda ISK tidak khas, sebagian diantaranya bahkan tanpa gejala. Biasanya, keluhan yang sering dijumpai antara lain: • Nyeri saat kencing (disuria) • Kencing sedikit-sedikit dan sering (polakisuria) dalam bahass jawa: anyanganyangen • Nyeri di atas tulang kemaluan atau perut bagian bawah (suprapubik) Tanda-tanda tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bagian saluran kencing yang terinfeksi. 1. ISK bagian bawah: biasanya ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa panas saat kencing, kencing sedikit-sedikit dan sering, rasa tidak nyaman di atas tulang kemaluan (suprapubik). 2. SK bagian atas: ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di pinggang, mual, muntah, lemah, demam, menggigil, sakit kepala. (Sarwono,2007) Etiologi Etiologi ISK sebagian besar didominasi bakteri gram negatif, seperti E. coli (pada hampir 80% kasus), sedangkan bakteri gram positif lebih jarang menyebabkan ISK. Berdasarkan Toronto Notes 2008, kelompok bakteri yang dapat menyebabkan ISK adalah bakteri-bakteri KEEPS, yaitu : K =



Klebsiella, E = E. Coli, E = Enterobacter, P = Pseudomonas, S = S. aureus. Namun secara garis besar Organisme yang menyerang traktus urinarius akibat persalinan



adalah



penghuni



normal



dari



area



perineum,



mungkin



juga dari luar. Menurut Sarwono (2007) Faktor predisposisi infeksi saluran kemih postpartum yaitu: 1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti 2. 3. 4. 5.



perdarahan, dan kurang gizi atau malnutrisi Adanya hambatan pada aliran urin Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir. Anemia, higiene, kelelahan Proses persalinan bermasalah : Partus lama/macet, korioamnionitis, persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan, dapat berlanjut ke infeksi dalam masa nifas.



Patofisiologi Menurut Sarwono (2007) Terdapat 2 hal utama mengapa ISK dapat terjadi: 1. Rute infeksi Terdapat 3 rute invasi bakteri ke dalam saluran kemih, antara lain: • Ascending route. Bakteri periurethral melalui uretra bermigrasi ke atas menuju vesika urinaria yang jika terus berlanjut dapat mencapai ureter hingga ginjal. Dapat pula terjadi akibat aktivitas seksual atau pada pemasangan



kateter



yang



tidak



higienis.



• Hematogenik. Sering kali disebabkan oleh Staphylococcus aureus; Sering ditemukan pada pasien immunocompromised Lymphogenic. Rute infeksi ini masih memiliki bukti scientific yang minimal. 2. Host-defence Normalnya, ISK dapat dicegah dengan adanya proses wash-out oleh saluran kemih sehingga bakteri-bakteri yang ada dapat dikeluarkan melalui



urin. Di dalam urin juga terdapat pH, osmolalitas, dan kadar urea yang dapat menghambat perkembangan bakteri.Jika mekanisme pertahanan host tersebut terganggu, misalkan akibat retensi urin, statis atau refluks urin, bakteri-bakteri tersebut dapat berkembang biak dan berkolonisasi sehingga bisa



menimbulkan



infeksi.(Sarwono,2007)



Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih pada dapat pula melalui : a. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat. b. Hematogen. c. Limfogen. d. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter. Cara terjadinya infeksi: 1. Tangan penderita atau penolong yang tetutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri ke traktus urinarius. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kumankuman.(Nugroho,2007) 2. Peralatan tidak steril, missal sarung tangan, gunting epis, hingga kateter sehingga terkontaminasi bakteri dan invasi ke traktus urinarius. (Nugroho,2007) 3. Infeksi rumah sakit (hospital infection)/lingkungan inpartum. Dalam rumah sakit banyak sekali kuman-kuman patogen berasal dari penderitapenderita di seluruh rumah sakit. Kuman-kuman ini terbawa oleh air, udara, alat-alat dan benda-benda rumah sakit yang sering dipakai para penderita (Nugroho,2007) Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih antara lain: anatomi konginetal, batu saluran kemih, oklusi ureter (sebagian atau total). Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada



faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi. Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal.(Nugroho,2007) Menurut Nugroho (2007) Macam Infeksi saluran kemih diantaranya : 1. Uretritis merupakan suatu inflamasi yang biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. 2. Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop. 3. Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal. Pielonefritis dapat dibagi menjadi dua, yaitu pielonefritis akut dan pielonefritis kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih saat Nifas 1) Masa kehamilan a. Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.



b. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. c. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini  terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.(Nugroho,2010) 2) Selama persalinan Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir : a. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.



b. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas. c. Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah. d. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus steril e. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah. (Nugroho,2010) 3) Selama nifas a. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril. b. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat. c. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.(Nugroho,2010) Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Postpartum 1. Penanganan umum







Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan) yang dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa







nifas. Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami







infeksi nifas. Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang



 



dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan. Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui. Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-gejala yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan







dengan segera. Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang mengalami infeksi pada saat persalinan. Dan Berikan hidrasi oral/IV



secukupnya. (pernoll,2009) 2. Pengobatan secara umum  Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat



dalam



pengobatan.,







• Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat. Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika







spektrum luas (broad spektrum) menunggu hasil laboratorium. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.



(Pernoll,2009) 3. Penanganan infeksi postpartum :  Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.  Berikan terapi antibiotic (kolaborasi dengan dokter), Perhatikan diet. Lakukan transfusi darah bila perlu, Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga perineum. (Pernoll,2009) 11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga lemas dan karena kehabisan tenaga. Hendaknya ibu lekas diberi minuman hangat, susu, atau teh yang bergula. Apabila ibu menghandaki makanan, berikan makanan



yang sifatnya ringan. walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalinan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali. Oleh karena itu tidak benar bila



ibu



diberikan



makanan



sebanyak-banyak



nya



walaupun



ibu



menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun terganggu sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan itu hilang.(Sunarsih,2011)  Menurut Sunarsih (2011) Penyebab hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu, : 1)



Ibu post partum blues



2)



kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)



3)



Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota tubuh



4)



Kedaan ekonomis yang tidak mendukung.



5)



Kurang istirahat.



 Penatalaksanaan 1)



Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri



2)



Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari, yaitu : 



Makan sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging, telur, kacang-kacangan dan ayam.







Makanan sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, dan ubi.







Sayuran (sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan (seperti : jeruk, pepaya, pisang dan mangga)



3)



Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering



4)



Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan dari rumah sakit (Sunarsih,2011)



 Tips Untuk Mengatasi Hilangnya Nafsu Makan : 1. Ibu yang mengalami kehilangan nafsu makan bisa dihindari dengan upaya menyajikan hidangan dalam porsi kecil dan penampilan menarik. 2. Jangan lupa, konsumsi vitamin C dan vitamin B (vitamin larut air) serta beberapa mineral seperti zinc, kalium, magnesium. 3. Kita bisa memperolehnya dari beberapa bahan makanan. 



Zinc: daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacangkacangan.







Kalium: makanan mentah atau segar, terutama sayuran, buah dan kacang-kacangan.







Magnesium: sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacangkacangan, daging, susu, daging.







Vitamin B: biji-bijian, kacang-kacangan, kacang merah, tofu, tuna, ikan salmon, sayuran.







Vitamin C: buah jeruk, melon, semangka, bayam, brokoli, tomat, ubi, kubis, kembang kol.







Coba cari variasi makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang paling enak menurut ibu, (mungkin bisa mempercepat mengembalikan nafsu makannya). (Bahiyatun,2009)



9. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Diri Sendiri Pada minggu-minggu awal setelah persalinan kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya. Faktor penyebab : 1. Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut 2. 3.



yang di alami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan. Rasa nyeri pada awal masa nifas Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan



4.



kebanyakan di rumah sakit Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah



5.



meninggalkan rumah sakit Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi (Bahiyatun, 2009)



Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas 1. Stabilisasi pasien dalam mengatasi masalah masa nifas 2. Kolaborasi yaitu pertolongan pertama pada kegawatdaruratan baik dengan kien atau keluarga 3. Rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi dan memadai untuk mengatasi masalah pasien masa nifas (Bahiyatun,2009)



DAFTAR PUSTAKA



Bahiyatun, Buku Ajar asuhan Kebidanan nifas normal / penulis, bahiyatun; editor. Monica ester. – Jakarta : EGC, 2009. Benson,Ralph C dan Martin L . Pernoll.2009.Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. EGC. Buku Modul Sepsis Puerperalis ,2009 Krisnadi, Sofie. 2005. Obstetri Patologi ilmu kesehatan Reproduksi Edisi 2 FK UniversitasPadjadjaran. Jakarta: EGC. Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1 Edisi 3. Jakarta : EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo. Joseph, H. K dan Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn).Yogayakarta: Nuha Medika. Dewi, N. V., & Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta Selatan: Salemba Medika Ambarwati, R. E., & Wulandari, D. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia Offset WHO, 2012. Modul Sepsis Puerperalis. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran



Sulaiman, Sastrawinata, 2004.Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Edisi 2 . Jakarta : EGC Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta :EGC DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN Nama



Alamat



TTD