Sebuah Model Baru Kecerdasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEBUAH MODEL BARU KECERDASAN



Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Matematika Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Siti Khabibah, M.Pd



Disusun Oleh : 1. Oktaviana Ainun Ratnawati



(19070785017)



2. Putri Dwi Naryaningsih



(19070785008)



Kelas 2019 A



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA 2019



BAB VIII SEBUAH MODEL BARU KECERDASAN A. Guru Dan Pembelajar Masa anak-anak merupakan usia pembelajaran paling puncak dalam kehidupan spesies paling cerdas yang pernah ada di muka bumi yaitu manusia. Manusia belajar melalui berbagai cara. Beberapa cara diantaranya, seperti operant conditioning dan belajar melalui kebiasaan juga dilakukan oleh hewan. Apa itu operant conditioning ? Teori Operant Conditioning adalah teori yang dikembangkan oleh B.F Skinner. Teori ini mengungkapkan bahwa tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suaatu tindakan yang disengaja atau operant. Percobaan Thorndike telah berhasil menemukan sebuah teori baru tentang stimulus dan respon yang didapatkan dari sebuah kegiatan mengulang-ulang. Tahun 1958, percobaan yang hampir sama dilakukan oleh B.F Skinner. B.F Skinner melakukan percobaan terhadap tikus yang diletakkan di dalam kandang. Kemudian ia meletakkan sebuah bel di dekat pintu. Apabila ditekan, maka secara otomatis pengungkit makanan akan bergerak, dan makanan akan jatuh dari atas kandang. Dalam percobaan ini, yang dilakukan tikus pertama kali adalah melompatlompat dan mencakar kandang. Tetapi pada suatu ketika, tikus berhasil menekan bel hingga akhirnya pengungkit bergerak dan makanan pun jatuh. Aksi yang dilakukan tikus ini dinamakan aksi emitted behavior. Emitted behavior adalah sebuah tingkah laku yang muncul tanpa adanya stimulus tertentu sebelumnya. Makanan yang jatuh dinamakan reinforce yaitu tingkah laku operant yang akan terus meningkat apabila diikuti oleh reinforcement tetapi salah satu dari cara-cara ini adalah unik untuk manusia ke homo sapiens: tidak hanya kera telanjang, sebagai ahli ilmu hewan telah memanggil kita, tetapi pemahaman kera kera dengan potensi pengetahuan, bahkan kebijaksanaan. sejauh



mana potensi ini diwujudkan akan tergantung, untuk setiap individu, pada bagaimana ia mengembangkan kecerdasan yang dengannya ia dilahirkan, hanya berdasarkan sifatnya sebagai manusia. Secara bergiliran, akan sangat tergantung pada gurunya. dimulai dengan guru-gurunya yang tidak resmi, seperti orang tuanya, kakek nenek, kakak lakilaki, dan saudara perempuan. dan yang penting, ini termasuk guru profesional. Beberapa



pengajaran



terbaik



tidak



langsung



(misalnya



dengan



memberikan kegiatan yang menarik bagi anak-anak untuk dijelajahi bersama). lakukan dengan mengajar, maksud saya segala jenis tindakan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi proses pembelajaran. proses ini tidak dapat diakses untuk pengamatan langsung oleh orang luar dengan cara yang sama seperti proses tubuh internal kita kepada seorang praktisi medis. dalam kedua kasus ini, seseorang yang mengintervensi tanpa citra mental yang memadai tentang apa yang terjadi di dalam adalah sama-sama membahayakan. Dalam bab ini, saya menawarkan garis besar untuk model mental kecerdasan. presentasi lengkap menempati buku sepanjang 300 halaman (skemp. 1997a), sehingga satu bab dalam buku ini tidak lebih dari garis besar. namun, perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah, dan dalam bab ini saya menawarkan beberapa saran untuk beberapa langkah pertama.



B. Pembelajaran Dengan Kebiasaan Dan Pembelajaran Dengan Cerdas Saya mulai dengan mengembangkan lebih jauh perbedaan antara pembelajaran dengan kebiasaan dan pembelajaran dengan cerdas. Pembelajaran dengan kebiasaan telah dipelajari secara ekstensif oleh ahliahli psikologi dari mazhab behavioris, terutama pada hewan. contoh terkenal disediakan oleh kotak Skinner. tikus lapar dimasukkan ke dalam kandang, di mana ada bar mencuat secara horizontal dari satu sisi. selama pergerakannya di sekitar kandang, tikus itu menekan batang, dan sepotong makanan dilepaskan ke dalam kandang. makan makanan mengurangi rasa lapar, dan setiap kali ini terjadi,



hubungan antara situasi stimulus (berada di kandang, lapar) dan menekan bar diperkuat. lambat laun ini menumpuk menjadi kebiasaan. pembelajaran semacam ini juga ditemukan pada manusia. di sini adalah sebuah contoh. Orangtua anak kecil memperhatikan bahwa dia telah memperoleh perilaku baru dan membingungkan ketika diberi biskuit. ini, saat memakannya; untuk memegang biskuit di atas kepalanya di antara gigitan. ketika ditanya mengapa, dia tidak tahu. Ketika merenung, ayahnya ingat bahwa saat liburan mereka bersahabat dengan keluarga yang memiliki seekor anjing kecil bernama Penny. Penny juga menyukai biskuit! Jadi kami sekarang memiliki kemungkinan penjelasan tentang kebiasaan ini, yang telah bertahan bahkan ketika itu tidak diperlukan lagi. Jadi, kita sekarang memiliki sebuah kemungkinan penjelasan yang bahkan terus bertahan setelah tak ada keharusan untuk berperilaku demikian. Dalam pembelajaran dengan kebiasaan, tindakan diperkuat sebagai hasil dari outcome nya, jadi pembelajaran mengikuti tindakan. Dan apa yang dipelajari adalah tindakan; elemen kognitif hanya kecil saja. Pembelajaran dengan cara mengingat, seperti misalnya saat kita mengingat sebuah nomer telepon, merupakan pembelajaran dengan kebiasaan secara verbal. Begitu telah dipelajari, kebiasaan bertahan dengan sangat kuat. Adaptabilitas rendah: si anak kecil terus melanjutkan kebiasaannya bahkan jauh setelah dia tak lagi harus melakukannya, dan jika nomer telepon kita berubah, kita tak bisa dengan mudah menghapus nomer yang lama dari ingatan kita seperti halnya kita menyingkirkan catatan dari bantalan meja kita. Nomer yang lama bertahan di dalam ingatan kita, dan menghalangi masuknya nomer yang baru. Sebaliknya, fitur utama dari pembelajaran dengan cerdas ialah adaptabilitas. Tindakan-tindakan kita lebih diarahkan oleh tujuan, bukan oleh stimulus. Kita memakai rencana-rencana bertindak yang fleksibel, yang bisa diadaptasikan pada setiap situasi yang baru. Rencana-rencana itu dibuat sebelum bertindak, dan dimodifikasi berdasarkan hasil tindakan. Rencana-rencana itu memungkinkan kita untuk mencapai banyak tujuan yang berbeda di dalam berbagai situasi. Lebih dari itu, kita bisa menyusun beberapa rencana, dan memilih yang terbaik sebelum menterjemahkan rencana itu menjadi tindakan.



Pembelajaran dengan cerdas seringkali mendahului tindakan. Dan tindakan bukan hanya dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan, namun untuk menguji hipotesishipotesis. Pada tingkat kebiasaan belajar, seseorang dapat menemukan beberapa pembenaran untuk pandangan behavioris bahwa perilaku kita dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, model saya untuk pembelajaran cerdas menegaskan bahwa kita juga dapat membentuk perilaku kita sendiri, untuk mencapai tujuan yang sama di lingkungan yang berbeda. jika saya haus dan ingin minum air, di rumah saya pergi ke dapur dan menyalakan keran. sebagai seorang anak, saya pergi ke halaman dan mengerjakan gagang pompa. di kafe, kami meminta pelayan. di sebuah kamp, kami menemukan aliran yang jernih. pada hari musim dingin ketika pipa Anda membeku, kopi sarapan kami dibuat dengan salju yang mencair. lingkungan yang berbeda, rencana aksi yang berbeda, semua diarahkan menuju tujuan yang sama: menghilangkan rasa haus. setiap rencana didasarkan pada pengetahuan lingkungan; dan membangun pengetahuan ini adalah fungsi utama kecerdasan. tindakan bukanlah respons terhadap stimulus eksternal, tetapi diarahkan ke tujuan apa pun yang ada dalam pikiran seseorang. elemen kognitifnya hebat, dan sebagai hasilnya, begitu juga beragam rencana yang tersedia. pengetahuan memberi kemampuan beradaptasi. sains dan teknologi adalah contoh yang lebih canggih dari kombinasi ini, rencana tindakan yang dirancang dengan baik yang berasal dari pengetahuan. sains berkaitan dengan membangun pengetahuan, teknologi dengan menerapkannya. matematika itu penting untuk keduanya. Kedua jenis pembelajaran tersedia bagi kita sebagai manusia, dan keduanya memiliki kegunaannya. dalam belajar mengeja, hafalan diperlukan untuk kata-kata yang dieja secara tidak teratur, seperti dahan (di pohon), busur (hormat), busur (dan panah), palung, cukup, cukup; meskipun kita dapat menggunakan pembelajaran cerdas untuk kata-kata yang ejaannya teratur, seperti kaleng, ban, kipas, kawan. pria itu berbeda untuk subjek yang berbeda. Kombinasi yang tepat untuk matematika ialah sekitar 5% pembelajaran dengan hafalan, 95% pembelajaran dengan cerdas: namun sangat sering matematika diajarkan dengan



cara sedemikian rupa sehingga membuat tak mungkin untuk melakukan pembelajaran dengan cerdas.



C. Kapan Sebuah Stimulus Tak Menjadi Stimulus Di ujung jalan saya ada kotak surat merah. ketika saya memiliki surat untuk dikirim, dalam istilah behavioris kotak ini adalah stimulus yang saya tanggapi dengan meletakkan surat melalui celah. dari jalan utama, jalan samping saya tidak mencolok, jadi ketika saya pulang ke rumah dengan mobil dari pusat perbelanjaan, kotak merah ini berfungsi sebagai peristiwa penting. Sekarang ini adalah 'rangsangan' untuk respons yang berbeda; untuk memberi sinyal belok kanan, memperlambat mobil saya, lihat dengan hati-hati di depan dan di cermin saya, dan berbelok atau berhenti sampai aman untuk belok kanan. ketika kembali dari arah yang berlawanan sekarang merupakan stimulus untuk belok kiri, yang dalam hal ini membutuhkan lebih sedikit kehati-hatian. dan ketika saya pindah dari Coventry ke Kenilworth, stimulus yang sama ini tidak menimbulkan efek respons apa pun yang berhenti menjadi stimulus. Suatu stimulus hanya akan menjadi stimulus jika stimulus tersebut berguna sebagai tanda atau petunjuk untuk menuju tujuan. Contohnya adalah petunjuk jalan akan menjadi stimulus jika dia menunjukkan tempat yang akan kita tuju. Tapi jika tidak, maka sebaliknya, dia hanya akan menjadi sebatas petunjuk arah. Beban yang disebutkan di atas akan jelas. Saya tidak menemukan gagasan bahwa perilaku kita ditentukan oleh stimulus yang berguna dalam konteks kecerdasan. itu termasuk, jika ada, pada tingkat otomatisitas dalam perilaku kita.



D. Tindakan Yang Diarahkan Pada Pencapaian Tujuan Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mengamati bahwa banyak dari aktivitas manusia yang diarahkan pada pencapaian tujuan.



Ini mengimplikasikan bahwa jika kita ingin memahami secara memadai apa yang dilakukan orang-orang, kita harus melihat melampaui aspek penampilan luar yang tampak dan mudah teramati dari tindakan-tindakan mereka, dan bertanya-tanya pada diri sendiri apakah yang menjadi tujuan mereka. Richard Skemp mengatakan bahwa mengendarai sepedanya mungkin benar, tetapi itu hanya bagian dari masalah. saya mungkin naik ke kantor saya; atau saya mungkin menikmati rekreasi fisik dengan putra saya; atau saya mungkin menguji penyesuaian gigi tiga kecepatan saya. Selain itu, dengan mengambil tujuan pertama, ini mungkin mendasari tindakan yang terlihat sangat berbeda. misalnya, alih-alih bersepeda saya mungkin berdiri diam di pinggir jalan, menunggu bus; atau saya mungkin berjalan (yang dalam hal ini saya juga akan berada di jalur yang berbeda); atau saya mungkin mengendarai mobil saya (dalam hal ini saya akan memulai ke arah yang sama sekali berbeda). Membatasi deskripsi mengenai apa yang sedang terjadi hanya pada perilaku-perilaku yang teramati, yang biasanya sangat berbeda, akan membuat kita melewatkan apa yang sama dari semua perilaku itu, yaitu tujuan yang sama. Kita tidak sedang menyatakan bahwa semua perilaku kita bersifat terarah pada pencapaian tujuan; hanya beberapa, mungkin banyak dari perilaku kita, yang memang begitu; dan jika memang itu kasusnya, maka pengabaian terhadap kenyataan ini merupakan pengabaian terhadap fitur-fitur terpenting dari perilaku kita.



E. Kelangsungan Hidup, Kemampuan Beradaptasi, Dan Evolusi Jika asumsi ini memang benar, maka pertanyaan yang satu akan membawa kita kepada pertanyaan yang lain. Jika kita bisa mengidentifikasi sebuah tujuan yang melandasi aktivitas tertentu yang teramati, kita selanjutnya ingin tahu apakah arti penting dari tujuan itu jika dibandingkan dengan tujuan lainnya. Dan semakin banyak contoh yang kita kejar, semakin terlihat bahwa banyak dari tujuan-tujuan kita yang memiliki satu hal yang sama: yaitu bahwa tujuan-tujuan tersebut lebih mengacu pada keberlangsungan hidup.



Dalam contoh bersepeda, tiga keadaan tujuan yang mungkin disebutkan: berada di kantor saya, rekreasi fisik dengan putra saya, dan memeriksa peralatan tiga kecepatan saya. di antara sifat-sifat keadaan tujuan pertama secara fisik berada dalam posisi yang baik untuk melakukan pekerjaan saya - memiliki di dekat saya kolega, siswa, telepon, buku, fasilitas reprografi - dan dengan demikian (antara lain) mencari nafkah. gaji saya memungkinkan saya membayar makanan, pakaian, tempat tinggal; dan tanpa ini, saya tidak akan lama bertahan. rekreasi fisik dengan putra saya memiliki sifat yang memberi kesehatan bagi kami berdua, di mana kami berdua mungkin hidup lebih lama; dan melalui anak-anak kita keluarga kita, bangsa kita, dan spesies kita terus bertahan ketika kita tidak. gigi tiga kecepatan yang efisien memungkinkan saya untuk mencapai tujuan saya dengan lebih mudah, dan karenanya menyediakan lebih banyak waktu dan energi untuk tujuan lain - sekali lagi, secara tidak langsung, ada tiga pilihan tujuan, yaitu jangka menengah, jangka panjang, dan jangka pendek, dan keberhasilan di dalam mencapai ketiganya akan memberikan manfaat-manfaat yang turut mendukung keberlangsungan hidup. Dan untuk sebagian besar dari tujuan yang kita pilih, kita bisa melihat bahwa begitu kita menemukan jalan untuk mencapainya, manfaat-manfaat dari tujuan itu terkait erat dengan keberlangsungan hidup: entah itu kondisi lokasi fisik, kondisi fisik tertentu seperti suhu, atau keadaan mental. Seringkali semua ini saling terkait. Seseorang yang tersesat di padang rumput di musim dingin (tidak dalam kondisi mental mengetahui di mana dia berada) tidak dapat mencapai lokasi fisik di mana ia akan menemukan tempat berlindung dan kehangatan: dan sebagai hasilnya ia akan mati. Adanya relasi yang sering antara pilihan tujuan kita dan keberlangsungan hidup kita bukanlah sesuatu yang aneh. Setiap spesies yang ada sekarang ada karena dan hanya karena spesies itu mengembangkan karakteristik-karakteristik yang memungkinkannya untuk bertahan hidup. Karakteristik-karakteristik ini bisa bersifat fisik maupun perilaku untuk bertahan hidup. Kebanyakan dari yang pertama, dan beberapa dari yang kedua, terprogram secara genetik: karakteristikkarakteristik itu menjadi bagian dari perlengkapan bertahan hidup dari spesies itu.



Namun, proses evolusi adaptasi dari karakteristik-karakteristik bawaan ini, meski seringkali sangat efektif, berjalan lambat. Jika lingkungan berubah lebih cepat dari yang dapat diadaptasi suatu spesies, spesies itu akan punah. di bawah kondisikondisi ini, salah satu karakteristik paling berharga yang dapat dikembangkan suatu spesies bukanlah yang terlihat, baik secara fisik maupun perilaku: tetapi aset kemampuan beradaptasi yang tidak terlihat. Kita, sebagai anggota dari spesies homo sapiens, merupakan spesies yang paling mampu beradaptasi; dan yang membuat kita memiliki daya adaptasi itu ialah kemampuan untuk belajar dengan cara tertentu yang saya sebut sebagai pembelajaran dengan cerdas. Kemampuan untuk belajar itu disebut sebagai kecerdasan. Kita sekarang akan beralih membahas keterkaitan antara kecerdasan, kemampuan adaptasi, dan pencapaian tujuan-tujuan kita.



F. Sistem-sistem Pengarah Titik awal dari model ini adalah asumsi bahwa banyak, mungkin sebagian besar, dari tindakan kita secara sistematis diarahkan untuk mewujudkan suatu tujuan. Nah, situasi-situasi dimana di dalamnya kita melakukan ini tidaklah selalu sama. Meski begitu, kita mampu mencapai tujuan-tujuan kita dengan membuat tindakan-tindakan kita beragam secara tepat, dan kemampuan ini dengan sendirinya sangatlah bersifat pro-keberlangsungan hidup. Sebuah sistem untuk melakukan hal ini saya sebut sebagai sebuah sistem pengarah (director system), dan karena ide ini dipinjam dari ilmu sibernetika, cara-cara dimana sebuah sistem pengarah bekerja akan terasa akrab buat banyak pembaca. Namun, saya harus memberikan ringkasan awal secara singkat terlebih dulu agar bisa menyampaikan penjelasan yang lebih jauh. Esensi dari konsep tersebut ialah adanya perbedaan antara kondisi saat ini dari pelaku di dalam lingkungan dan tujuan yang ingin dicapainya, dikombinasikan dengan sebuah rencana aksi yang selalu terarah untuk mengurangi perbedaan ini sampai kondisi saat ini serupa dengan tujuan yang ditetapkan. Ini berarti bahwa negara saat ini dan negara tujuan harus diwakili



dalam sistem direktur dalam beberapa cara: jika tidak, bagaimana mereka dapat dibandingkan? jadi, dalam detail yang sedikit lebih besar: Kita memerlukan sensor, yang mengambil informasi tentang keadaan operan saat ini, dan mewakilinya secara internal. pada gambar 8.1 itu diwakili oleh mata. kita membutuhkan representasi internal keadaan tujuan.



Kita membutuhkan sebuah comparator untuk membandingkan keduanya. Dan kita membutuhkan sebuah rencana aksi: apa yang harus kita lakukan secara aktual untuk mengubah kondisi pelaku dari kondisi saat ini ke kondisi tujuan yang diinginkan. Perbedaan antara sumber-sumber rencana aksi yang mungkin, dan perbedaan-perbedaan sifat yang dihasilkan, merupakan fitur kunci dari model kecerdasan saat ini.



G. Pembelajaran yang Diarahkan pada Pencapaian Tujuan Pada hewan tingkat rendah, banyak dari sistem direktur mereka adalah bawaan, lengkap dengan rencana aksi instingtual. ini merupakan bagian dari peralatan bertahan hidup spesies. tetapi ada batas atas apa yang dapat ditransmisikan secara genetik; dan ada kelemahan lain, seperti lambatnya



beradaptasi dengan perubahan lingkungan. jadi tidak mengherankan bahwa beberapa spesies telah berevolusi kemampuan untuk mengembangkan sistem pengarah baru selama masa hidup individu, dan untuk meningkatkan yang mereka miliki. beginilah cara saya mengkonseptualisasikan pembelajaran: sebagai perubahan dalam sistem direktur suatu organisme ke arah fungsi yang lebih baik. binatang lain juga bisa belajar. tetapi kami sejauh ini telah mengesampingkan hewan lain dalam kemampuan kami untuk belajar bahwa saya menganggap spesies kami sendiri sebagai terobosan evolusi. Tidak banyak yang bisa kita lakukan lebih baik daripada hewan lain pada jenis pembelajaran yang sama. di labirin belajar, misalnya, tikus lebih baik daripada manusia. tetapi kami telah menyediakan jenis pembelajaran yang lebih maju, yang secara kualitatif berbeda dari jenis yang dicontohkan oleh pembelajaran labirin. itu adalah kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih maju yang sekarang saya sebut kecerdasan.



Kecerdasan ialah sebuah jenis kemampuan belajar yang menghasilkan kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan di dalam beragam kondisi, dan melalui beragam rencana. Dan jika kita bisa bersepakat bahwa tindakan (banyak tindakan) tidaklah ditentukan oleh stimulus, namun terarah pada pencapaian tujuan, maka kita bisa melangkah lebih jauh lagi: yaitu memahami bahwa ada jenis pembelajaran yang juga bersifat terarah pada pencapaian tujuan. Dalam model kecerdasan saat ini, bukan hanya tindakan yang dipahami sebagai terarah pada tujuan, namun pembelajaran itu sendiri; dalam kasus ini,



pembangunan dan pengujian dari struktur-struktur pengetahuan yang terintegrasi. Untuk itu, kita membutuhkan dua sistem pengarah, yang saya sebut delta-satu dan delta-dua. Delta-satu ialah sistem pengarah yang bertindak dalam diri pelaku dalam lingkungan fisik. Beberapa strukturnya telah ditunjukkan pada Gambar 8.1. detail ini telah dihilangkan pada gambar 8.2 untuk saat ini. Delta-dua adalah sebuah sistem pengarah tingkat kedua dimana delta-satu menjadi pelakunya. Fungsinya ialah untuk memberitahu delta-satu kondisikondisi seperti apa yang membuat delta-satu bisa melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Kondisi-kondisi inilah yang menjadi tujuan dari pembelajaran. Jadi, marilah kita membahas apa saja kemungkinan kondisi-kondisi tersebut. H. Tujuan-Tujuan dari Pembelajaran Dengan Cerdas Untuk mencapai dan mendapatkan sesuatu dari keadaan saat ini ke keadaan tujuan tertentu, delta-satu harus memiliki rencana tindakan.Rencana tindakan ini adalah salah satu yang saya berikan beberapa waktu lalu. Saya mengendarai mobil saya sendiri, saya akan pulang dari sekolah tempat saya akan bekerja. Saya menanyakan rute jalan untuk menuju jalan raya A45 pada penasihat matematika yang tinggal di sekitar lokasi sekolah tempat saya akan bekerja. Setelah itu dia memberi saya sebuah petunjuk berikut untuk sampai ke jalan raya A45, setelah mengikuti petunjuknya saya akan mampu menemukan jalan pulang sendiri. Petunjuk yang dia berikan adalah sebagai berikut : dari sekolah ini ke KIRI,



kemudian KIRI lagi, setelah itu masih KIRI, kemudian MIRING KANAN, LURUS, kemudian KIRI lagi. (KIRI, KIRI, KIRI, MIRING KANAN, LURUS SAJA, KIRI). Anda dapat menebak apa yang terjadi, setelah lima menit saya tersesat. Beruntungnya tidak sampai menghabiskan banyak waktu saya akhirnya menemukan jalan raya A45 dan menuju rumah. Rencana semacam ini terkait erat dengan tindakan.Dan jika salah satu tindakan itu salah, anda dapat merusak semua informasi yang mengikuti.Dalam hal ini, jika seseorang keluar dari rute yang benar, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk kembali dapat dikatakan seseorang tersebut memiliki unsur kognitif yang rendah. Ada jenis kebiasaan seperti ini: jika saya telah menghafal rencana sebelumnya dengan benar, atau bahkan menuliskannya, kerugian di atas akan tetap bersama dengan yang tambahan untuk dijelaskan nanti.



Untuk



kunjungan saya berikutnya, saya memastikan bahwa saya memiliki peta jalan. (lihat Gambar 8.3). Mengenai hal ini, saya dapat mengidentifikasi rute tertentu yang telah saya beritahukan terakhir kali. Dari sini saya bisa melihat kesalahan saya, saya tidak menghitung putaran kemudi mobil saya dari sekolah sebagai belokan kiri pertama. Tapi sekarang, bahkan jika saya salah belok, yang harus saya lakukan adalah mencari tahu di mana saya dengan melihat nama jalan, setelah itu saya bisa menemukan di mana saya salah, dan menyusun rencana untuk kembali di rute saya. Contoh sederhana ini menyoroti beberapa perbedaan utama antara rencana tetap yang saya miliki pada kesempatan pertama, dan struktur pengetahuan, seperti yang saya miliki pada kunjungan kedua. Dari struktur pengetahuan, seseorang dapat menemukan kesalahan apa yang telah dilakukan olehnya. Kemudian dari kesalahan tersebut seseorang dapat memperbaiki kesalahannya.Kemudian ada perbedaan yang kurang jelas, tetapi bahkan lebih penting.Ini dalam ekonomi dan kemampuan beradaptasi dari jenis pembelajaran kedua.Struktur pengetahuan khusus ini berbentuk peta.Mengingat keadaan saat ini (dalam hal ini, lokasi), dan keadaan tujuan apapun itu. Seseorang dapat menyusun rencana tindakan (dalam hal ini rute) untuk mengambil alternatif (dalam kasus ini sendiri) dari yang pertama ke yang kedua: hanya disediakan bahwa keduanya dapat diwakili di peta yang sama.



Ini adalah cara belajar yang jauh lebih efektif dan ekonomis karena memberikan potensi untuk merancang sejumlah rencana besar, namun hal yang harus diingat secara terpisah akan membebani memori yang hampir mustahil. Bahkan dalam jaringan jalan kecil yang ditunjukkan pada Gambar 8.3, jika kita menganggap setiap bentangan jalan antara dua persimpangan sebagai satu lokasi, dan setiap persimpangan sebagai lokasi lain, jumlah lokasi adalah 56.Jumlah kemungkinan kombinasi kondisi saat ini dan status tujuan, adalah 3.080. Untuk mempelajari jumlah rencana terpisah dan terputus ini akan membebani memori yang tidak mungkin. Tetapi struktur pengetahuan yang diwakili mengandung potensi untuk masing-masing. Dengan menggunakannya sebagai metafora transisi, ide Tolman yang berguna tentang peta kognitif, contoh ini menggeneralisasikan dengan sangat baik ke dalam konsep struktur pengetahuan, di mana nama lainnya adalah skema. Salah satu tujuan utama delta-dua adalah pembangunan skema ini.Ini adalah pembelajaran semacam yang sangat terkait dengan kecerdasan meskipun fungsinya satu langkah dihilangkan dari tindakan, itu membuat tindakan lebih mungkin untuk berhasil karena setiap rencana lebih baik disesuaikan untuk tujuan khusus. Dengan demikian, kecerdasan berkontribusi terhadap kemampuan beradaptasi dalam dua cara: (a) dengan membangun skema ini tidak hanya satu, tetapi sejumlah besar, untuk semua jenis pekerjaan yang berbeda yang dilakukan oleh delta-satu. Kita dapat menganggap skema ini sebagai model mental yang mewujudkan fitur tertentu dari dunia luar. (b) berasal dari skema ini rencana tertentu yang sesuai untuk keadaan awal yang berbeda dan tujuan. Rencanarencana ini kemudian dapat membentuk dasar dari tindakan yang diarahkan pada tujuan sebagaimana telah diuraikan.Ini adalah dua tujuan dari delta-dua yang pertama adalah tujuan pembelajaran. Tujuan kedua adalah tujuan perencanaan: yaitu menemukan rencana yang tepat untuk pencapaian tujuan tertentu. Jika rencana seperti itu sulit ditemukan, meskipun diberi pengetahuan yang diperlukan, kami menyebut aktivitas ini sebagai pemecahan masalah.



I.



Pembentukan Skema Struktur pengetahuan, jika jenis ini tidak dapat dikomunikasikan secara



langsung. Mereka hanya dapat dibangun oleh aktivitas delta-dua milik pembelajar sendiri yang beroperasi pada delta-satunya sendiri. Banyak pembaca akan mengenali ini sebagai posisi konstruktivis. Tetapi pengajaran yang baik dapat sangat membantu pembelajaran yang cerdas. Dan memang harus demikian, jika dalam sepuluh atau lima belas tahun kita ingin anak-anak memperoleh pengetahuan bahwa perlu waktu berabad-abad untuk dibangun oleh pikiran terbaik umat manusia. Untuk ini, kita perlu tahu sesuatu tentang bagaimana deltadua dalam melakukan fungsi pertamanya, yaitu pembangunan skema.Saya menggunakan kata konstruksi yang berarti membangun dan menguji serta melakukan sesuatu pada operan (kiriman), dan memeriksa bahwa perubahan ini membawanya lebih dekat ke dalam keadaan tujuan.Misalkan kita sedang membangun sesuatu di dunia fisik dinding bata, atau radio transistor. TABEL 8.1 Pembangunan Skema Membangun Skema



Menguji Skema



Mode 1



Mode 1



Dari pertemuan diri kita sendiri dengan



Terhadap ekspektasi atau harapan



dunia fisik: pengalaman



peristiwa fisik: percobaan



Mode 2 Dari skema orang lain: komunikasi Mode 3



Mode 2 Membandingkan dengan skema orang lain: diskusi Mode 3



Dari dalam diri dengan pembentukan konsep-konsep tingkat tinggi dengan



Perbandingan dengan pengetahuan dan



ekstrapolasi, imajinasi, intuisi:



keyakinan yang ada: konsistensi internal



kreativitas



Dalam kasus ini dindingbangunan dan pengujian alternatif.Pada tabel ini membangun dan menguji skema sifatnya bergantian.Ibarat kita sudah meletakkan batu bata pada dinding kita bisa menuji kesempurnaan dindin secara vertical dan horizontal.Dapat dikatakan susunan batu bata tersebut sudah berbentuk sebuah dinding.Sedangkan pada radio transistor kita tidak dapat memastikan rakitannya bisa disebut radio sebelum radio tersebut benar-benar menjadi sebuah radio yang dapat di dengar. Hal tersebut dikarenakan terdapat aktivitas Delta-satu yaitu membangun koneksi radio sehinga memunculkan tanda RENCANA dan AKSI. Sementara untuk menuji koneksi radio memunculkan tanda INFORMASI dan PEMBANDING. Selanjutnya istilah diatas dapat diaplikasikan menuju level yang lebih tinggi dengan membayangkan kinerja Delta-dua melakukan fungsinya. Pertama adalah untuk menyediakan skema delta-dua yang menjadi dasar kemampuan adaptasinya, dan tindakan yang berhasil. Konstruksi jenis ini juga melibatkan pembangunan dan pengujian.Dalam fungsi delta-dua, kita dapat membedakan tiga kategori bangunan utama, dan tiga pengujian.Ini saya sebut mode 1, mode 2, dan mode 3 (lihat Tabel 8.1). Meskipun kami sering melihat koneksi antara mode pembangunan dan pengujian yang sesuai, mode pembangunan apa pun dapat digunakan dengan mode pengujian apa pun: dan kami dapat menggunakan ini lebih dari satu per satu. Mereka lebih kuat ketika digunakan dalam kombinasi. Efek Doppler memberikan contoh yang baik dari semua mode. Mungkin sebagian besar dari kita telah mengalami perubahan nada dari beberapa tubuh yang bergerak cepat seperti melewati kita - mobil atau motor, kereta api, pesawat terbang yang melintas di atas kepala. Kita mengamati keteraturan tertentu, mis., bahwa hal itu terjadi untuk semua objek yang bergerak cepat yang mengeluarkan suara; bahwa nada tinggi ketika mendekati maka ketika surut. Ini adalah mode 1 membangun: pengalaman. Dengan komunikasi verbal dan / atau membaca (mode 2 building), kita dapat belajar tentang teori gelombang suara.Ini memberikan skema umum, dengan



bantuan yang, baik dengan aktivitas delta-dua kita sendiri atau dengan komunikasi lebih lanjut dari orang lain, kita dapat menjelaskan efek ini.Kita sekarang dapat menguji model mental kita dari efek Doppler berdasarkan mode 1. Untuk melakukan ini, pertama-tama kita membuat kesimpulan tertentu berdasarkan model: mis., bahwa perubahan dalam nada akan lebih besar ketika objek bergerak lebih cepat.



Dengan bantuan beberapa perhitungan matematika, kita dapat



melangkah lebih jauh dan menghitung perubahan nada akibat untuk kecepatan yang diberikan ;: dan dengan demikian menemukan cara untuk menghitung kecepatan dari perubahan nada. Prediksi ini sekarang dapat diuji dengan eksperimen (mode).



Keberhasilan



prediksi ini akan mengkonfirmasi model matematika kita, dan mungkin mendorong kita untuk memperkirakannya. Dengan kemandiriannya pada konteks tertentu, model matematika ini cocok untuk dirinya sendiri (mode 3 building). Dengan ini berarti model yang dimulai sebagai kesadaran akan fenomena pendengaran tertentu, dan secara matematis disesuaikan untuk getaran suara, sekarang diterapkan pada jenis getaran yang dapat kita gunakan untuk memperhitungkan perilaku cahaya. Dan kita sekarang dapat menggunakan matematika yang samauntuk menghitung kecepatan galaksi jauh bergerak ke arah mendekati tau menjauh kita. Saya telah mengambil contoh ilmiah, yang menurut saya mengesankan, untuk menunjukkan kekuatan kecerdasan pada tingkat yang cukup maju.Tetapi kita menggunakan kecerdasan kita hampir sejak kita dilahirkan, tindakan sehari-hari. Kami terus menggunakannya sepanjang hidup kami, untuk membangun dan terus memperbarui skema yang diperlukan untuk berbagai cara di mana kita merawat hidup kita dan juga untuk menikmati hidup ketika kita telah mengurus kebutuhan material. Di sini, saya ingin mengoreksi kesan yang mungkin bahwa model saya hanya mementingkan penggunaan kecerdasan untuk bertahan hidup.Saya menyarankan bahwa spesies kita berevolusi kecerdasannya karena keunggulannya dalam persaingan untuk bertahan hidup.Dan itu masih berguna untuk itu.Tetapi kita sekarang dapat menggunakannya untuk tujuan artistik dan kreatif juga, dengan cara yang sama seperti tangan kita yang semula mungkin telah berevolusi



awalnya karena keuntungan mereka dalam memanjat di antara pohon, tetapi mereka berguna untuk bermain piano dan melukis gambar. J.



Penggunaan Skema-Skema Kita



Skema kita memiliki banyak kegunaan, yang terbagi dalam tiga kelompok utama. Grup



1. Untuk mengintegrasikan pengetahuan, dan membuat kemungkinan



pemahaman. Skema yang dihasilkan menyediakan sumber yang kaya dari mana delta-dua dapat membuat prediksi tentang peristiwa di alam semesta fisik, dan menyusun berbagai rencana aksi untuk mengendalikannya. Grup 2. Untuk membantu kami bekerja sama dengan orang lain dalam berbagai cara. Grup 3.Sebagai agen pertumbuhan mereka sendiri. Yang kedua telah dibahas dalam bab ini dan yang pertama dibahas di Bab 3, di mana saya menulis "Memahami sesuatu berarti mengasimilasi ke dalam skema yang sesuai" (halaman 29). Di sini, saya ingin menunjukkan hubungan antara keduanya.Seperti yang telah kita lihat, skema adalah sumber dari mana delta-dua membangun rencana untuk digunakan oleh delta-satu.Dengan menjalankan rencana ini, kita mencapai tujuan, dan kemampuan terkait ini penting bagi kita.Tetapi anggaplah sekarang bahwa kita menemukan sesuatu yang tidak terhubung dengan skema yang tersedia (lihat Gambar 8.4).



Delta-dua tidak dapat membuat rencana yang mencakup titik ini (artinya, apa yang diwakilinya) baik sebagai keadaan awal, keadaan tujuan, atau di jalur di antara mereka. Jika diagram dianggap sebagai peta, maka kita benar-benar tersesat di lokasi ini, karena itu tidak ada di peta kita. Jika secara metaforis mewakili peta kognitif, atau secara abstrak itu mewakili skema yang tidak ditentukan, kita secara mental tersesat.Metafora itu sangat dekat: kita tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan kita. Dan ini, secara umum, adalah keadaan pikiran kita ketika kita dihadapkan dengan beberapa objek, pengalaman, situasi, atau ide yang tidak kita mengerti. Pencapaian pemahaman membuat koneksi dengan skema yang ada (lihat Gambar 8.5).Sebuah negara baru telah dibawa dalam domain.Kita sekarang tahu bahwa dalam keadaan seperti itu, kita bisa mengatasinya.Secara metaforis, dan dalam beberapa kasus secara harfiah, kita tahu di mana kita berada, sehingga kita dapat menemukan jalan ke tempat yang kita inginkan.Perubahan kondisi mental ini memberi kita tingkat kendali atas situasi yang tidak kita miliki sebelumnya, dan ditandai secara emosional oleh perubahan dari rasa tidak aman menjadi percaya diri.



Ini menjelaskan pentingnya subyektif dari kita telah lama melekat secara intuitif pada pemahaman, dan menyediakannya dengan penjelasan teoretis dan



pembenaran.Pemahaman adalah pusat dari proses di mana kecerdasan memungkinkan kita untuk bertahan hidup, menguasai lingkungan kita, dan menciptakan. Kelompok 2. Dalam hal model baru, kerjasama antara dua atau lebih orang mengharuskan berbagai sistem delta-satu mereka bekerja bersama dalam beberapa cara, baik untuk mencapai tujuan bersama, atau tujuan yang kompatibel. (Contoh sederhana kerja sama untuk tujuan bersama: dua orang bekerja bersama untuk memindahkan benda berat, misalnya, satu meletakkan roller undermeath sementara yang lain mendorong. Dari tujuan yang kompatibel: satu orang memasak sebuah makanan, semuaorang di keluarga memakannya.). Jadi kerjasama mengharuskan delta-satu menggunakan rencana pelengkap; yaitu, rencana yang cocok untuk membuat rencana yang efektif untuk kombinasi dua sistem direktur yang bekerja bersama. Keberhasilan kerja masyarakat mana pun tergantung dari banyaknya berbagai operasi dalam berbagai cara untuk beragam tugas, dan ini pada gilirannya sistem orang-orang yang bekerja sama tergantung dan kapan diperlukan. Cara paling sukses untuk melakukan rencana rujukan ini ada pada ketersediaan beberapa cara dengan adanya skema bersama secara luas. Jika semua rencana berasal dari skema bersama yang sama, ini adalah langkah besar untuk menyatukannya.



Kerja sama juga membutuhkan pertukaran



informasi, yang berarti bahasa bersama untukskema, konsep dan hubungannya. (Jika dua orang ingin mengatur pertemuan, ini akan sulit untuk direncanakan kecuali mereka setuju, mereka menggunakan kalender yang sama, mereka memiliki cara yang sama untuk mengatakan waktu, dan berbicara bahasa yang sama.) Skema bersama ini juga merupakan dasar penting untuk kerjasama dalam suatu profesi. Kelompok 3.Yang ditekankan dalam Bab 3 (halaman 33ff.). Pengalaman yang cocok dengan mudah akan masuk ke dalam skema yang ada dan lebih mudah dipelajari, juga diingat lebih baik, daripada yang tidak. Mereka juga membuat kita peka terhadap pengalaman yang seharusnya kita abaikan.Skema kita bertindak lebih selektif, memperbesar diri daripada skema lain, meskipun ini juga berguna bagi kita, kita belum berkembang.Ini penting dari skema kita karena alat



untuk pembelajaran di masa depan juga merupakan salah satu harga yang kitabayar untuk manfaatnya. Baru-baru ini, saya menganggap properti skema ini sebagai penyeimbang dalam kualitas.



Mereka mulai seperti biji, yang



mengeluarkan akar untuk mengumpulkan makanan dari tanah, dan batang dan daun untuk mengumpulkan energi dari matahari: dalam kedua kasus, secara selektif.



Dengan membuat ini menjadi substansi mereka sendiri, mereka



memperbesar struktur daun mereka. Skema melakukan ini, mengubah dan dengan demikian meningkatkan apa yang dapat mereka ambil menjadi pengetahuan. Pengalaman Schemas memiliki properti lain yang tidak termasuk dalam kreativitas yang disebutkan di atas. Mereka dapat tumbuh dari dalam, tanpa analogi



kontribusi:



dari



luar.



Cukup



dengan



menggabungkan



atau



mengekstrapolasi ide-ide yang sudah kita miliki, kita dapat menghasilkan ide-ide baru.Mereka yang kemudian diberikan perwujudan fisik menjadi fitur penting dari budaya dan lingkungan kita, dari cahaya listrik ke gema dan radar, dari telepon ke televisi, dari mikroskop ke olesopes radio - dengan bantuan ensiklopedi, kita dapat membuat daftar yang sangat panjang.Beberapa dari objek-objek ini akan menjadi



sebuah



objek



pada



gilirannya,perpanjangan



indera



kita



yan



memungkinkan pertumbuhan skema kita lebih jauh dari sumber luar. Kita juga membuat objek mental yang menjadi alat untuk berpikir dan matematika merupakan salah satu ilmu yang paling serbaguna. Pengunaan kecerdasan kita ini dibahas lebih lanjut dalam bab 11. Dalam bab ini kita telah melihat bagaimana gagasan suatu skema membantu kita memahami bagaimana gagasan suatu skema membantu kita memahami bagaimana



funsi



intelijen



kita.



Dalam



bab



berikutnya,



mempertimbangkan secara lebih rinci sifat skema itu sendiri.



kita



akan



REFLEKSI BAB Pembelajaran yang kami peroleh dari presentasi pada Bab ini adalah bahwa dalam belajar, kita perlu membangun skema-skema yang nantiya bisa kita gunakan dalam mencapai tujuan. Hal ini dipandang lebih efektif daripada ketika kita hanya menghafalkan informasi-informasi baru itu. Selain dapat menyesatkan kita pada tujuan yang salah, bisa juga apa yang sudah kita hafalkan mudah dilupakan. Dalam mencapai tujuan, kita haru dapat membedakan mana hal yang bisa menjadi stimulus dalam mencapai tujuan, dan mana hal yang tidak dapat menjadi stimulus. Hal ini dikarenakan supaya jalan/cara yang kita pilih adalah yang efektif. Oleh sebab itu perlu bagi kita untuk membuat suatu perjalanan pada bagaimana mendapatkan tujuan tersebut. Cara skematik adalah cara yang sangat direkomendasikan untuk menyusun rencana demi mencapai tujuan. Selain itu juga dapat memberikan kita ilmu tambahan, dikarenakan untuk menyusun suatu skema, kita perlu mencari dan membentuk skema awal dari kumpulan konsepkonsep yang secara tidak sengaja menjadi ilmu tambahan bagi kita dimana bisa jadi konsep-konsep tersebut diluar konsep yang akan digunakan untuk mendapatkan tujuan kita.