Segitiga OPT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Penyakit tanaman dapat terjadi jika sedikitnya terdapat kontak dan interaksi antara dua komponen. Komponen tersebut berupa tanaman dan patogen. Jika pada saat terjadinya kontak tersebut lingkungan mendukung, maka akan terjadi penyakit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu penyakit akan terjadi jika pada suatu waktu di satu tempat terdapat tanaman yang rentan, sementara patogen yang virulen dan lingkungan baik fisik kimia maupun biologi yang sesuai dengan untuk terjadinya penyakit. Apabila satu faktor saja tidak tersedia, maka penyakit tidak akan terjadi. Interaksi antara tanaman, patogen yang virulen dan lingkungan ini sering disebut sebagai konsep segitiga penyakit (Utami dan Anggraini, 2008:228).



Pada konsep segi tiga penyakit tersebut, apabila salah satu faktor penyebab tidak ada, maka tidak akan terjadi suatu penyakit pada tanaman. Namun, apabila dalam kondisi pertumbuhan tanaman terdapat pathogen disekitar tanaman tersebut serta lingkungan mendukung pertumbuhan pathogen, maka kecenderungan untuk terjadinya infeksi penyakit pada tanaman cukup besar (Adinugroho, 2008:14).



Konsep timbulnya suatu penyakit semakin berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu penyakit tumbuhan, pada awalnya para pakar yang dipelopori oleh DeBary (dalam Adinugroho, 2008:4) menujuk pathogen sebagai penyebab penyakit yang utama.Dalam perkembangannya, diketahui bahwa dalam berbagai buku teks mengenai penyakit tumbuhan umunya dianut konsep segitiga penyakit (disease triangle) seperti antara lain dikemukan oleh Blanchard dan Tattar (dalam Adinugroho, 2008:4). Ketiga komponen penyakit tersebut adalah inang, pathogen dan lingkungan.



Kemudian berkembang sebuah konsep yang didasari pemikiran bahwa manusia ikut berperan dalam timbulnya suatu penyakit tumbuhan (Triharsono, 2010:51).Hal tersebut dikarenakan manusia dapat memberikan pengaruh terhadap pathogen dan tanaman inang itu sendiri serta kondisi lingkungan sebagai faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit tanaman.Konsep ini dikenal dengan segi empat penyakit (dalam Adinugroho, 2008:4).



Manusia sebagaipenanam, berusaha untuk mempengaruhi ketiga faktor yang dapat menimbulkan penyakit (lingkungan, inang, dan patogen) agar terjadi interaksi yang menguntungkan bagi manusia. Namun demikian, adanya



campur tangan manusia menyebabkan interaksi dari kempat faktor tersebut yang akan memicu terjadinya penyimpangan proses fisiologi tanaman, sehingga terjadi penyakit (Utami dan Anggraini, 2008:228).



Dalam konsep segi empat gangguan, gangguan akan terjadi jika tanaman rentan berinteraksi dengan patogen virulen dalam lingkungan yang menguntungkan perkembangan pengganggu, karena adanya tindakan manusia. Dengan demikian perlindungan tanaman pada konsep segi empat gangguan ini ditujukan untuk empat sasaran, yaitu tanaman, pengganggu, lingkungan dan manusia (Purnomo, 2006:6). Sehingga dibutuhkan manajemen lahan yang baik oleh manusia agar tidak melakukan tindakan yang mengakibatkan terjadinya interaksi ketiga faktor dalam konsep segi tiga gangguan.