Seminar Kasus BBLR Ipn Kelompok Iv (Stase Anak) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SEMINAR KEPERAWATAN ANAK Asuhan Keperawatan By. R dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Instalasi Perawatan Neonatus Disusun oleh : Eko Afrizal, S. Kep Hasri Wanda, S. Kep Mahdili, S. Kep Siti Fatimah, S. Kep Sri Wahyuni, S. Kep Pembimbing: Ns. Dini Maulinda, M. Kep Ns. Sri Wahyuni, S. Kep Ns. Christina, S. Kep



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU 2018



HALAMAN PENGESAHAN MAKALAH SEMINAR KEPERAWATAN ANAK Asuhan Keperawatan By. R dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Instalasi Perawatan Neonatus



Telah diperiksa dan disetujui



Pekanbaru,



November 2018



Pembimbing Klinik 1



Pembimbing



Ns. Sri Wahyuni, S. Kep



Ns.



Pembimbing Akademik



Ns. Dini Maulinda, M. Kep



1



Klinik



Christina,



2



S.



Kep



KATA PENGANTAR



Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada klompok penyusun, sehingga kelompok dapat menyelesaikan usulan seminar dengan kasus “ Asuhan Keperawatan Bayi R dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) diruangan IPN RSUD Arifin Achmad Pekanbaru”. kelompok mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihakpihak yang telah membantu dalam proses penyusunan seminar ini antara lain: Ibu Ns. Sri Wahyuni, S.Kep selaku Presseptor Klinik 1, dan Ibu Ns. Christina, S.Kep selaku Presseptor Klinik II, yang telah banyak meluangkan waktu, pemikiran maupun tenaga dalam memberikan bimbingan, motivasi, kritik dan saran yang membangun kepada kelompok sehingga penyusunan seminar ini dapat terselesaikan dengan baik. Kelompok penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik, namun apabila terdapat kekurangan semua itu disebabkan keterbatasan kemampuan kelompok. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kelompok harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan penyusunan ini. Akhirnya kelompok berharap semoga penyusunan seminar ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Pekanbaru, 08 November 2018



Kelompok IV



2



DAFTAR ISI



HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................i KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii DAFTAR ISI....................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang.......................................................................................................1



B.



Tujuan Penulisan....................................................................................................3



C.



Manfaat Penulisan..................................................................................................3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.



Definisi BBLR.......................................................................................................5



B.



Klasifikasi BBLR...................................................................................................5



C.



Etiologi...................................................................................................................6



D.



Manifestasi Klinis..................................................................................................8



E.



Patofisiologi...........................................................................................................9



F.



Komplikasi...........................................................................................................10



G.



Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................10



H.



Penatalaksanaan...................................................................................................11



I.



Konsep Asuhan Keperawatan BBLR....................................................................17



J.



Diagnosa Keperawatan.........................................................................................19



K.



Intervensi Keperawatan........................................................................................21



BAB III TINJAUAN KASUS A.



Pengkajian............................................................................................................25



B.



Diagnosa keperawatan..........................................................................................32



C.



Intervensi..............................................................................................................34



D.



Implementasi dan Evaluasi...................................................................................39



BAB IV PEMBAHASAN A.



Pengkajian............................................................................................................59



B.



Diagnosa..............................................................................................................60



C.



Intervensi..............................................................................................................60



D.



Implementasi........................................................................................................63 3



E.



Evaluasi................................................................................................................65



BAB V PENUTUP A.



Kesimpulan..........................................................................................................67



B.



Saran....................................................................................................................67



DAFTAR PUSTAKA



4



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyebab utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan Asfiksia dan trauma. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Dari hasil studi mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukan bahwa proporsi penyebab kematian neonatal kelompok umur 0 - 7 hari tertinggi adalah prematur dan bayi berat lahir rendah/ LBW (35%), kemudian asfiksia lahir (33,6%). Penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 8–28 hari tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, pneumoni, diare), kemudian problem feeding (14,3%). WHO melaporkan, bayi dengan berat lahir rendah berkonstribusi sebanyak 60 hingga 80% dari seluruh kematian neonatus dan memiliki risiko kematian 20 kali lebih besar dari bayi dengan berat normal. Berdasarkan data WHO dan UNICEF, pada tahun 2013 sekitar 22 juta bayi dilahirkan di dunia, dimana 16% diantaranya lahir dengan berat badan lahir rendah. Adapun persentase BBLR di negara berkembang adalah 16,5 % dua kali lebih besar dari pada negara maju (7%). Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang menempati urutan ketiga sebagai negara dengan prevalensi BBLR tertinggi (11,1%), setelah India (27,6%) dan Afrika Selatan (13,2%). Selain itu, Indonesia turut menjadi negara ke dua dengan prevalensi BBLR tertinggi diantara negara ASEAN lainnya, setelah Filipina (21,2%). (WHO, 2013). Bayi BBLR (berat badan lahir rendah) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, 2009). Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan sering terjadi di negara-negara berkembang (Pantiawati, 2010). Asia Tenggara mempunyai



1



2



insidensi BBLR paling tinggi yaitu 27% dari seluruh kelahiran bayi berat badan lahir rendah di dunia. Data terakhir pada tahun 2010, angka kejadian BBLR di Indonesia sebesar 11,1% yang mana masih berada diatas angka ratarata Thailand 6,6% dan Vietnam 5,3% . Angka kejadian BBLR di Indonesia tahun 2013 cenderung menurun dari tahun 2010 tetapi masih terdapat 10,2% bayi dengan berat badan lahir rendah (UNICEF, 2011). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013,“di Indonesia masih terdapat 10,2% bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu kurang dari 2.500 gram. Persentase ini menurun dari (11,1%)” (Riskesdas 2010). Tujuan



Indikator



Kementerian



Kesehatan



dalam



Rencana



Strategis



Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 yaitu bersifat dampak (impact atau outcome) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat. “Salah satu indikator yang akan dicapai adalah menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%”. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutuhkan biaya perawatan yang cukup tinggi (Riskesdas, 2013). Bayi dengan BBLR memiliki resiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram (Pantiawati, 2010). BBLR juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2009). Menurut Tom Lissauer dan Avroy A. Fanaroff (2008), bayi BBLR meningkatkan risiko terjadinya cerebral palsy yaitu gangguan perkembangan motorik yang berhubungan dengan kemampuan berjalan, serta jika dibandingkan dengan bayi aterm, bayi BBLR lemah dalam keterampilan motorik halus seperti mengurai benang. Penelitian oleh Martika (2012) di Yogyakarta menunjukkan bahwa ada hubungan antara berat badan lahir rendah (BBLR) dengan perkembangan motorik anak, anak dengan riwayat BBLR memiliki suspect



3



untuk terjadinya keterlambatan perkembangan motorik halus 27,6 kali dan perkembangan motorik kasar 8,18 kali lebih besar dibandingkan anak normal. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa prevalensi kejadian BBLR di dunia, Asia Tenggara, dan Indonesia masih tinggi dan masih menjadi penyumbang terbanyak kematian neonatus, sehingga perlu diberikan perhatian khusus melalui asuhan keperawatan agar anak dengan masalah BBLR mendapat perawatan dengan baik. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR). 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien anak dengan BBLR b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas pada pasien anak dengan BBLR c. Mampu menyusun rencana tindakan pada pasien anak dengan BBLR d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien anak dengan BBLR e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien anak dengan BBLR C. Manfaat Penulisan 1. Pelayanan Kesehatan Sebagai bahan informasi bagi pelayanan kesehatan dalam menyusun rencana perawatan dan asuhan keperawatan yang sistematis dan komperhensif pada anak dengan BBLR 2. Bagi Institusi pendidkan Sebagai sumber informasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan



4



3. Bagi Mahasiswa keperawatan Sebagai informasi dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan BBLR



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi BBLR Definisi dari bayi berat badan lahir rendah menurut Saputra (2014), bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi atau usia kehamilan. Berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia / IDI (2014), BBLR yaitu bayi berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa maemandang masa gestasi dengan catatan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan istilah lain untuk bayi prematur hingga tahun 1961. Istilah ini mulai diubah dikarenakan tidak seluruh bayi dengan berat badan lahir rendah lahir secara prematur(Manuaba et al., 2010). World Health Organization (WHO) mengubah istilah bayi prematur (premature baby) menjadi berat bayi lahir rendah (low birth weight) dan sekaligus mengubah kriteria BBLR yang sebelumnya ≤ 2500 gram menjadi < 2500 gram (Saputra, 2012). B. Klasifikasi BBLR Klasifikasi BBLR dapat dibagi berdasarkan derajatnya dan masa gestasinya. Berdasarkan derajatnya, BBLR diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, antara lain : 1. Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth weight (LBW) dengan berat lahir 1500 – 2499 gram. 2. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birth weight (VLBW) dengan berat badan lahir 1000 – 1499 gram. 3. Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) atau extremely low birth weight (ELBW) dengan berat badan lahir < 1000 gram (Meadow & Newell, 2009)



5



6



Berdasarkan masa gestasinya, BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1.



Prematuritas murni/Sesuai Masa Kehamilan (SMK) Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan. Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lemak subkutan kurang,



2.



tangisnya lemah dan jarang,. Dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK) Bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yangseharusnya untuk usia kehamilan, hal tersebut menunjukkan bayimengalami retardasi pertumbuhan intrauterin (Rukmono, 2013).



C. Etiologi Faktor Risiko untuk Insidens Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah menurut Llewellyn & Derek (2001) yaitu : 1. Sosio – ekonomi Sosio - ekonomi kelas IV atau V, berat badan ibu sebelum hamil < 50 kg atau > 75 kg, ibu perokok, dan ibu yang mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan. 2. Usia ibu Usia ibu < 17 atau > 35 tahun. 3. Riwayat Kebidanan Mempunyai riwayat terdahulu terkait pernah melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan anemia pada ibu. 4. Kehamilan Sekarang Memiliki penyakit hipertensi (terutama jika hipertensi berat), perdarahan antepartum, dan kehamilan multipel. 5. Janin Defek kongenital dan infeksi intra – uterin. 6. Faktor penggunaan tablet besi pada ibu hamil



7



Menurut Pramono & Muzakkiroh (2011) ibu yang meminum zat besi kurang dari 90 tablet akan berdampak mempunyai risiko BBLR sebesar 1,7 kali dibandingkan dengan ibu yang meminum zat besi 90 tablet keatas. Hal ini disebabkan karena fasilitas pelayanan kesehatan yang belum cukup terjangkau serta aktivitas ibu hamil yang mempunyai beban kerja lebih banyak sehingga belum teratur meminum tablet besi. 7. Wilayah tempat tinggal Lokasi ibu melahirkan di daerah pedesaan mempunyai risiko lahirnya BBLR sebesar 0,68 kali dibandingkan tempat tinggal di perkotaan. Hal ini biasanya disebabkan kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan yang belum terjangkau. 8. Komplikasi Ibu yang mengalami komplikasi saat hamil akan mempunyai risiko bayi BBLR 2,3 kali dibandingkan pada ibu yang tidak mengalami komplikasi ketika hamil.



9. Jumlah anak yang banyak Menurut Manuaba (2010) terkait paritas terbagi menjadi paritas satu tidak aman, paritas 2-3 aman untuk hamil dan bersalin serta paritas lebih dari 3 tidak aman. Hal ini disebabkan bayi dengan berat lahir rendah paling banyak terjadi pada paritas diatas lima karena sudah mengalami kemunduran fungsi pada alat-alat reproduksi. Paritas yang tinggi berdampak timbulnya masalah kesehatan bagi ibu maupun bayi. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul adalah kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Kejadian BBLR terjadi pada ibu yang melahirkan dan memiliki satu anak atau lebih dari 4 anak. Menurut Pramono & Paramita (2015) persentase dari jumlah anak yaitu 7,3 % dibandingkan ibu yang mempunyai anak 2 atau 3 yaitu sebesar 5,5 %.



8



D. Manifestasi Klinis 1) Sebelum bayi lahir a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan c. Pergerakan janin yang pertama (Queckening) terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambah walaupun kehamilannya sudah agak lanjut. d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya e. Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bias pula dengan hidramnion, hyperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan ante partum. 2) Setelah bayi lahir a. Berat lahir 2500g



34,0-35,0 33,0-34,0 31,1-33,2 29,8-32,8



6-12 hrs



2500g



34,0-35,4 33,9-34,4 32,2-33,8 31,4-33,8



4-12 days



2500 g



29,5-32,6 29,4-32,3 29,0-32,2 29,0-31,8 29,0-31,4



4-5 days 5-6 days 6-8 days 8-10 days 10-12 days 12-24 hrs



2500g



34,0-35,4 33,3-34,3 31,8-33,8 31,0-33,7



12-14 days



< 1200 g 1501-2500g >2500 g



32,6-34,0 31,0-33,2 29,0-30,8



24-36 hrs



2500g 2500g 2500g



34,0-35,0 33,1-34,2 31,6-33,6 30,7-33,3 34,0-35 33,0-34,1 31,4-33,5 30,5-33,3 34,0-35,0 33,0-34,0 31,2-33,4 30,1-33,2



2-3 weeks