Seminar Kasus BBLR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI “NY. J” DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)



OLEH: KELOMPOK 1 UTRI HANDAYANI, S.Kep EVI A SAUMUR, S.Kep SAMAVATI PARAMITA, S.Kep RIZKY SAFITRI , S.Kep SILVA ALLO, S.Kep ASMITHA M DARWIN, S.Kep RAHMAWATY Y RANTE,S.Kep RIRIN YUNITA, S.Kep



CI LAHAN



CI INSTITUSI



(…..………………………) NIP.



(Yusnaeni, S.Kep.,Ns.,M.Kes) NIDN.



PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2021



KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. Konsep Dasar Medis 1. Definisi........................................................................................ 2. Etiologi........................................................................................ 3. Patofisiologi................................................................................. 4. Manefestasi Klinis....................................................................... 5. Penatalaksanaan Medik............................................................... 6. Prognosa...................................................................................... B. Konsep Dasar Keperawatan 1. Riwayat Keperawatan.................................................................. 2. Pemeriksaan Fisik Keperawatan.................................................. 3. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................. C. Masalah/ Diagnosa Keperawatan..................................................... D. Intervensi Keperawatan.................................................................... BAB II LAPORAN KASUS A. Pengkajian........................................................................................ B. Analisa Data..................................................................................... C. Diagnosa Keperawatan..................................................................... D. Intervensi Keperawatan.................................................................... E. Implementasi Keperawatan.............................................................. DAFTAR PUSTAKA



BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. Konsep Dasar Medis 1. Definisi Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Nurarif & Kusuma, 2015). Dalam hal ini dibedakan menjadi : 1. Prematuritas murni Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai. 2. Smallfordate (sfd) atau kecil untuk masa kehamilan (kmk) adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan. 3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterin (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan 4. Light for date sama dengan small for date 5. Dismaturitas Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan BB atau berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan gejala intrauterine mallnutrition or wasting. 6. Large for date Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misal pada diabetes melitus. Berat badan lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh kembang anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan. Pada negara berkembang, berat bayi lahir rendah (BBLR) masih menjadi salah satu permasalahan defi siensi zat gizi. BBLR ialah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang masa gestasi. Kejadian bayi lahir rendah semakin berisiko terjadi pada kehamilan pertama/primigravida (Sholihah, Hartawan & Sumarni, 2015).



BBLR didefiniikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat pada saat lahir kurang dari 2500 gram dan ditimbang sampai dengan 24 jam setelah kelahiran. BBLR adalah masalah kesehatan masyarakat yang terkait dengan berbagai prediktor. Informasi tentang berat lahir atau ukuran saat lahir adalah penting untuk rencana dan implementasi program kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi kematian bayi (Julaeni, 2019). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi berat lahir rendah, kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Dhilon et al., 2019). BBLR merupakan faktor utama dalam peningkatan mortalitas dan disabilitas neonatus bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan (Puspitaningrum et al., 2018). 2. Etiologi Penyebab kelahiran prematur tidak di ketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu : a. Faktor genetik atau kromosom b. Infeksi c. Bahan toksik d. Radiasi e. Isufisiensi atau disfungsi plasenta f. Faktor nutrisi g. Faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa hamil,



plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya (Nurarif & Kusuma, 2015).



Penyebab kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut (Sholihah, Hartawan & Sumarni, 2015) a. Faktor Ibu 1) Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut. 2) Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun. 3) Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah. 4) Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik. b. Faktor Janin Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat tertentu. 3. Patofisiologi Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan



oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang (Nurarif & Kusuma, 2015). Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.



Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi



normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia (Nurarif & Kusuma, 2015). Sistem pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada bayi prematur. Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsional paru-paru pada dasarnya kecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya sindrom gawat napas sering merupakan penyebab umum kematian. Masalah besar lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan yang inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system pencernaan dan absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga sangat buruk sehingga bayi premature harus menjalani diet rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium yang tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat sebelum kesulitan tersebut dikenali (Nurarif & Kusuma, 2015). Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat pada bayi premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin, serta bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system termoregulasi dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu



tubuh yang normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi atau kehilangan panas dalam tubuh (Nurarif & Kusuma, 2015). 4. Manefestasi Klinis a. Sebelum bayi lahir 1) Pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati 2) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambar, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut 3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya sering di jumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum 4) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan (Nurarif & Kusuma,



2015). b. Setelah bayi lahir 1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin 2) Bayi premature yang lahir senelum kehamilan 37 minggu 3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine 4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam



tubuhnya (Nurarif & Kusuma, 2015). 5. Penatalaksanaan Medik Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015), perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah : a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan ketat.



b. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi, memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi. c. Pengawasan nutrisi (ASI). refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat. d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakukan dengan ketat. e. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih, pertahankan suhu tubuh tetap hangat. f. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu g. Tali pusat dalam keadaan bersih h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI. Menurut (Prawirohardjo, 2015), penanganan bayi dengan berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut : a. Penanganan bayi Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator b. Pelestarian suhu tubuh Bayi



dengan



berat



lahir



rendah,



mempunyai



kesulitan



dalam



mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C. Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25



0



C, bagi bayi yang berat sekitar 2000



gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.



c. Inkubator Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah. d. Pemberian oksigen Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O 2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan e. Pencegahan infeksi Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit. f. Pemberian makanan Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.



6. Prognosa Menurut (Pantiawati, 2010) komplikasi yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu:



a. Hipotermia : Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 36 derajat sampai 37 derajat C. Setelah lahir bayi diharadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi atau hipotermia.



b. Sindrom gawat nafas : Ketidakefektifan pernafasan disebabkan belum sempurnanya pembentukan membran hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru. Sedangkan menurut (Proverawati & Ismawati, 2010) komplikasi yang dapat terjadi pada BBLR adalah: 1. Masalah pemberian ASI Masalah ini terjadi karena ukuran tubuh bayi kecil, kurang energy, lambungnya kecil dan tidak dapat menghisap. Biasanya BBLR sering mendapat ASI dengan bantuan, dan membutuhkan ASI sedikit tapi sering. 2. Perdarahan intracranial Masalah ini terjadi karena trauma lahir yang dapat disebabkan karena faktor panggul yang sempit, matriks germinal epidimial kaya akan pembuluh darah yang merupakan tempat yang sangat rentan terhadap terjadinya perdarahan. 3. Hiperglikemia Pada bayi BBLR kemungkinan terjadi hiperglikemia karena pada saat kondisi bayi dengan premature diberikan cairan glukosa yang berlebihan sehingga bayi rentang sekali mengalami peningkatan glukosa dalam darah .



7. Penyimpangan KDM Faktor Pencetus



Faktor Ibu



1. Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik, dll) 2. Faktor usia



Faktor Janin



1. Hydroamnion 2. Kehamilan multiple/ganda 3. Kelainan kromosom



Faktor Lingkungan



1. Hydroamnion 2. Kehamilan multiple/ganda 3. Kelainan kromosom



Berat badan