Seminar Kelompok Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GIZI KURANG DI RUANGAN ANAK RSUD LUBUK SIKAPING TAHUN 2021



DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 2 ILMAN MASKHAIRANI MARDALINDA MILA DANIA POETRI ERYANTI REZKITA AYU WAHYUNI



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI TAHUN 2021



KATA PENGANTAR   Puji sukur saya ucapkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gizi kurang Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang akan diseminarkan pada mata ajar keperawatan anak. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami selaku mahasiswa dalam bidang kesehatan agar dapat lebih memahami lagi tentang berbagai macam penyakit, bagaimana terjadinya serta melakukan perawatan terhadap  penyakit tersebut. Dalam penyusunan tugas ini kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan baik darisegi



tehnik



penulisan



maupun tata



bahasa.



Tetapi



walaupun demikian



kami



berusaha sebisa mungkin menyelesaikan tugas ini. Demikian, semoga makalah tulisan ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penyusu dan pembac umumnya. Kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.



Lubuk sikaping, 28 maret 2021



Kelompok



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang................................................................................................................1 2. Tujuan ............................................................................................................................4 3. Manfaat ..........................................................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP DASAR GIZI KURANG 1. Pengertian .......................................................................................................................6 2. Etiologi............................................................................................................................6 3. Menifestasi klinis............................................................................................................7 4. Penilaian tumbuhan fisik pada balita .............................................................................7 5. Kategori status gizi..........................................................................................................9 6. Patofisiologi..................................................................................................................10 7. Woc...............................................................................................................................12 8. Factor pendukung terjadinya gizi kurang......................................................................14 9. Akibat gizi kurang.........................................................................................................15 10. Kebutuhan gizi balita....................................................................................................16 11. Komplikasi....................................................................................................................19 12. Penatalaksanaan............................................................................................................19 13. Pemeriksaan penunjang.................................................................................................20 B. ASKEP TEORITIS ...........................................................................................................21 BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................................30 BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................73 BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ..................................................................................................................76 2. Saran .............................................................................................................................77 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita adalah masa perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti berjalan dan berbicara lebih lancar. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa dan selanjutnya (Marmi 2016 dalam Kinasih, dkk. 2016). Masalah gizi secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Adanya penyakit kronis, berat badan lebih dan kurang, karies dentis, serta alergi juga dapat menyebabkan terjadinya masalah gizi. Salah satu masalah gizi yang masih terjadi yaitu kurang gizi (Arisman, 2009). Masalah kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan yang masih tinggi di dunia, berdasarkan data WHO (2014), negara di regional Asia Selatan yang memiliki angka tertingi kejadian kurang gizi yaitu India 43,5% (2006), disusul negara-negara seperti Bangladesh 36,8% (2011), Afghanistan 32,9% (2011), Pakistan 31,6% (2013). Sedangkan untuk negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia mempunyai prevalensi status gizi anak balita berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) di Indonesia yaitu 17,8% tinggi badan sangat pendek dan untuk prevalensi status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) persentase di Indonesia yaitu 6,7% berat badan sangat kurus. Berdasarkan hasil RISKESDAS tahun 2013, diperoleh prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U 90 % dikatakan normal, sedangkan < 90 % dikatakan malnutrisi kronis (abnormal). 3) Pengukuran lingkar kepala Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat mendeteksi secara dini apabila terjadi pertumbuhan otak mengecil yang abnormal yang dapat mengakibatkan adanya retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal yang dapat disebabkan oleh penyumbatan pada aliran cairan secebrospinalis. 4) Pengukuran lingkar lengan atas Klasifikasi pengukuran status gizi bayi/anak menurut Irianto (2014), berdasarkan lingkar lengan atas, yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standard Wolanski, klasifikasinya adalah sebagai berikut. 



Gizi baik, apabila LILA bayi/anak menurut umurnya lebih dari 85% standard Wolanski.







Gizi kurang, apabila LILA bayi/anak menurut umurnya berada diantara 70,1% - 85% standard Wolanski.







Gizi buruk, apabila LILA bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standard Wolanski. Pengukuran status gizi bayi/anak berdasarkan lingkar lengan atas secara



terperinci adalah menggunakan tabel seperti berikut :



Tabel 2.1 Standard baku lingkar lengan atas (LILA) menurut Umur Usia



Standar



85 % dalam



70% dalam



(cm)



(cm)



Tahun



Bulan



0



8



14,75



12,50



10,50



0



11



15,1



13,25



11,00



1



16,0



13,50



11,25



2



16,25



13,75



11.50



Dalam (cm)



Penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat juga ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik, melihat bentuk tubuh, membandingkan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya, serta memeriksa lengan atas dan melihat warna rambut (Hidayat, 2008). 5. Kategori Status Gizi Kategori status gizi menurut DEPKES (2011), berdasarkan Z-score (Simpangan Baku) dibagi menjadi 3 diantaranya : a.



b.



c.



Kategori BB/U 1) Kategori Gizi Buruk



: jika Z-score < - 3,0



2) Kategori Gizi Kurang



: jika Z-score > - 3,0 s/d Z-score < - 2,0



3) Kategori Gizi Baik



: jika Z-score > - 2,0 s/d Z-score < 2,0



4) Kategori Gizi Lebih



: jika Z-score > 2,0



Kategori TB/U 1) Kategori Sangat Pendek



: jika Z-score < - 3,0



2) Kategori Pendek



: jika Z-score > - 3,0 s/d Z-score < - 2,0



3) Kategori Normal



: jika Z-score > - 2,0



Kategori BB/TB-PB Tabel 2.2 Kategori status gizi secara klinis dan antropometri (BB/TB-PB)



Status gizi



Klinis



Antropometri



Gizi buruk



Tampak sangat kurus dan atau edema - 3 SD bila terdapat edema berat (seluruh tubuh) 6. Patofisiologi Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Tidak tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan yang kurang baik dengan kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk jika tidak terintervensi dengan cepat dan tepat. Karena rendahnya penghasilan keluarga sehingga keluarga tidak mampu mencukupi kebutuhan balita dan keluarga tidak memberikan asuhan pada balita secara tepat dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang (Waryana, 2016). Pada anak gizi kurang dapat mengakibatkan lapisan lemak di bawah kulit berkurang, daya tahan tubuh balita menurun, dan produksi albumin juga menurun sehingga balita mudah terkena infeksi dan mengalami terlambatan perkembangan. Balita dengan gizi kurang juga mengalami peningkatan kadar asam basa pada saluran pencernaan menyebabkan balita mengalami diare sehingga masalah keperawatan yang muncul ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Waryana, 2016).



7. Woc Gizi Kurang KEHAMILAN



Gangguan psikologis



gangguan fisik



Kehamilan yang tidak diharapkan/direncanakan



S. Gastrointestinal



Stress



S.Endokrin hormone thyroid



Estrogen



Progesteron



Penurunan system



Sekresi saliva menjadi



Parasimpatis



asam dan lebih banyak



Penggunaan energy



metabolisme HIPERTERMI



Mual muntah



Nafsu makan



lambung kosong



BB



tonus otot polos



kebutuhan metabolisme



peristaltic usus



kebutuhan nutrisi ke janin



disfungsi motilitas gastrointestinal



BBL



output



< 2500 gr ( BBLR)



>2500 gr ( Normal)



Sanitasi pelayanan



social ekonomi



pola asupan anak



Kesehatan tidak memadai



malabsorbsi, kegagalan



tidak memadai



DEFISIT PENGETAHUAN



melakukan sintesis Program gizi tidak jalan



protein dan kalori



pola makan tidak terkontrol



Intake nutrisi



asupan nutrisi



GIZI KURANG



Hilangnya lemak



data tahan tubuh



di bantalan kulit turgor kulit



menurun



asam amino esensial menurun dan produksi albumin menurun



keadaan umun lemah



menurun dan keriput



Resiko infeksi



Gangguan integritas kulit dan jaringan



gangguan pertumbuhan dan imun tubuh rendah



Gangguan tumbuh kembang



Keletihan



resiko infeksi saluran pencernaan Defisit nutrisi



anoreksia



hiperperistaltik usus



8. Faktor Pendukung Terjadinya Gizi Kurang



Diare



Menurut Webster-Gandy (2012), dalam kebanyakan kasus, ada berbagai faktor penyebab kurang gizi. Kesadaran akan beberapa faktor pendukung tertentu merupakan langkah pertama dalam pencegahan yang sangat berharga. Berikut penjelasan singkatnya. a.



Asupan gizi menurun 1) Ketersediaan makanan yang tidak memadai (kuantitatif ataupun kualitatif) : a)



Pasien diasuh di ruang isolasi sehingga baki makanan mungkin saja ditinggalkan di luar kamar atau di tempat yang tidak terjangkau pasien.



b) Kelaparan berulang yang disengaja , mis., harus berpuasa peroral karena menjalani berbagai macam pemeriksaan atau terapi c)



Koordinasi motorik lambat sehingga perlu bantuan saat makan



d) Hidangan yang tidak sesuai dengan budaya pasien, mis menyediakan makanan yang tidak halal bagi orang islam atau bukan kosher bagi orang Yahudi. e)



Makanan tidak menggugah selera atau berkualitas buruk



2) Anoreksia (kehilangan nafsu makan) a)



Dampak penyakit, mis. akibat kanker, infeksi, inflamasi.



b) Mual dan muntah. c)



Masalah psikologi, mis. akibat depresi, kecemasan, kesepian.



d) Dampak pengobatan, mis. akibat kemoterapi. 3) Gangguan makan a)



Gangguan gigi-geligi



b) Perubahan pengecap dan pembau c)



Mulut kering atau nyeri



d) Sesak napas e)



Gangguan menelan



4) Absorpsi nutrien menurun a)



Sekresi saluran cerna tidak mencukupi, termasuk empedu dan semua enzim saluran cerna, mis. akibat kekurangan enzim pankreas.



b) Kerusakan permukaan absorptif di saluran cerna, mis. akibat penyakit Crohn. c)



Reseksi + fistula saluran cerna.



d) Komplikasi terapi obat. 5) Kebutuhan meningkat



a)



Hipermetabolisme terkait penyakit, misalnya akibat sirosis hati, beberapa kanker.



b) Infeksi c)



Akibat terapi, misalnya setelah pembedahan.



d) Peningkatan kehilangan, misalnya melalui saluran cerna, urine, kulit, napas, atau drainase bedah. e)



Peningkatan aktivitas, baik sadar maupun tidak sadar, mis. akibat penyakit Parkinson.



9. Akibat Gizi Kurang Menurut Webster-Gandy (2012), dampak kurang gizi bervariasi mulai dari subklinis, yakni tidak ada gangguan klinis sama sekali, sampai kematian, dan bergantung pada jenis, lama, dan derajat keparahan ketidakcukupan gizi, usia, serta status gizi dan kesehatan pasien. Menurut Webster-Gandy (2012), selain tingginya risiko mortalitas, kurang gizi juga terkait dengan morbilitas yang lebih besar : a.



Berat badan turun (utamanya lemak dan otot)



b.



Fungsi otot terganggu 1) Otot rangka – mobilitas buruk, tingginya risiko jatuh 2) Pernapasan – tingginya resiko infeksi paru-paru, penurunan kapasitas olahraga penyapihan ventilasi tertunda 3) Jantung – bradikardia, hipotensi, penurunan curah jantung 4) Saluran cerna – penurunan integritas dinding usus berpotensi menambah akses masuk mikroorganisme



c.



Fungsi imun melemah 1) Penurunan fagositosis, penurunan kemotaksis, penurunan penghancuran bakteri intrasel, penurunan limfosit T 2) Peningkatan angka infeksi 3) Respons yang buruk terhadap vaksinasi



d.



Sintesis protein baru terganggu 1) Penyembuhan luka kurang baik, tingginya risiko ukserasi 2) Perlambatan masa pulih dari pembedahan 3) Perlambatan atau penghentian pertumbuhan anak 4) Penurunan fertilitas pada wanita dan pria



e.



Gangguan psikologis



1) Depresi, anoreksia, penurunan motivasi 2) Penurunan kualitas hidup 3) Gangguan intelektual jika kurang gizi terjadi pada masa bayi f.



Beban ekonomi bertambah 1) Peningkatan komplikasi 2) Peningkatan lama rawat inap di rumah sakit dan unit perawatan intensif (ICU) 3) Tingginya angka rawat inap kembali setelah sebelumnya dipulangkan dari rumah sakit 4) Rehabilitasi lebih lama 5) Tingginya ongkos obat 6) Meningkatnya kunjungan ke dokter umum



10. Kebutuhan Gizi Balita Menurut Proverawati dan Wati (2011), menjelaskan kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). 1.



Kebutuhan energy Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. anak umur 0 – 6 bulan 350 kkal, umur 7 – 11 bulan 650 kkal, 1 – 3 tahun 1000 kkal dan 4 – 6 tahun 1550 kkal.



2.



Kebutuhan zat pembangun (protein) Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar dari pada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil. Menurut Almatsier (2013), kebutuhan protein pada anak umur 0 – 6 bulan 10 gr, umur 7 – 11 bulan 16 gr, 1 – 3 tahun 25 gr dan 4 – 6 tahun 39 gr.



3.



Kebutuhan zat pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. Menurut almatsier (2013), kebutuhan zat pengatur anak yaitu: Kebutuhan zat



0-6 bulan



7-11 bulan



1-3 tahun



4-6 tahun



pengatur Vit. A



375



400



400



450



Vit D



5



5



5



5



Vit E



4



5



6



7



Vit K



5



10



15



20



As. Folait



65



80



150



200



Vit B12



0,4



0,5



0,9



1,2



Vit .C



40



40



40



45



Kalsium



200



400



500



500



Fosfor



100



225



400



400



Magnesium



25



55



50



90



Fe



0,5



7



8



9



Iodium



90



120



120



120



seng



1,3



7,9



8,3



10,3



Sumber : Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2017 Untuk pertumbuhan dan perkembangan, balita memerlukan enam zat gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Agar balita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, makan makanan yang dimakannya tidak boleh hanya sekedar mengenyangkan perut saja. Makanan yang dikonsumsi balita seharusnya : 1.



Beragam jenisnya



2.



Jumlah atau porsi cukup (tidak kurang atau berlebihan)



3.



Higienis dan aman (bersih dari kotoran dan bibit penyakit serta tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan



4.



Makan dilakukan secara teratur



5.



Makan dilakukan dengan cara yang baik Menurut Proverawati dan Wati (2017), keenam zat gizi utama digunakan oleh tubuh anak untuk :



1.



Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan berbagai kegiatan seperti belajar, berolah raga, bermain, dan aktivitas lain (disebut zat tenaga). Zat makanan yang merupakan sumber tenaga utama adalah karbohidrat dan lemak. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah beras, jagung, singkong, ubi jalar, kentang, talas, gandum dan sagu. Makanan yang banyak mengandug lemak adalah lemak hewani (gajih), mentega, minyak goreng, kelapa dan keju.



2.



Membangun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang aus/rusak. (disebut zat pembangun). Zat makanan yang merupakan zat pembangun adalah protein. Makanan yang banyak mengandung protein adalah tahu, tempe oncom, kacang-kacangan, telur, daging, ikan, udang dan kerang.



3.



Mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam tubuh (disebut zat pengatur). Zat makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin, mineral dan air. Makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral dan air adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. Kebutuhan tubuh balita akan keenam macam gizi untuk melakukan tiga fungsi



tersebut tidak bisa dipenuhi hanya dari satu macam makanan saja karena tidak ada satu pun makanan dari alam yang mempunyai kandungan gizi lengkap. Jika makanan anak beragam, maka zat gizi yang tidak terkandung atau kurang dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi yang berasal dari makanan jenis lain. Agar makanan yang dimakan anak beraneka ragam, maka kita harus selalu ingat bahwa makanan yang dimakan anak harus mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Ketiga zat ini dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. 11. Komplikasi Menurut Suariadi dan Rita (2010), komplikasi gizi kurang diantaranya : a.



Kwashiorkor (kekurangan karbohidrat) : diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hipokalemia, dan hipernatremia.



b.



Marasmus (kekurangan protein) : infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi kronik, gangguan tumbuh kembang.



c.



Marasmus-kwashiorkor (kekurangan karbohidrat dan protein) : terjadi edema, kelainan rambut dan kelainan kulit



12. Penatalaksanaan Gizi Kurang Gizi kurang terjadi akibat kurangnya asupan gizi pada anak, yang bila tidak ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif dapat mengakibatkan terjadinya gizi buruk. Perawatan gizi kurang dapat dilakukan dengan cara : a.



Terapi Kurang Gizi Menurut Webster-Gandy (2012), ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa bantuan gizi mampu menambah asupan protein dan energi, memperbaiki berat badan dan mengurangi penurunan berat badan diantaranya adalah : 1. Penilaian Disaat kurang gizi didiagnosis, penilaian gizi secara menyeluruh harus dilakukan guna mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan menjadi dasar terapi. 2. Akses makanan Setelah penilaian, jelas terlihat bahwa diperlukan beberapa tindakan nonteknis yang relatif mudah untuk membantu mereka yang kurang gizi mendapat makanan yang sesuai. 3. Pemberian suplemen menggunakan makanan Modifikasi dan/atau penyediaan makanan dan minuman menggunakan bahan makanan yang sudah umum dapat meningkatkan asupan energi dan zat gizi yang besar bagi banyak pasien. Langkah ini relatif jelas dan lugas serta harus dicoba terlebih dulu sebelum intervensi yang rumit dimulai. Status pasien harus rutin dipantau. Kelebihan langkah ini antara lain : fleksibel, makanan memiliki cita rasa, perilaku makan diperbaiki tanpa ada intervensi obat-obatan, dan terjangkau. Kelemahannya antara lain : memerlukan motivasi dan upaya yang tinggi dan + keterampilan kuliner dari sang pasien, pengasuh dan profesional kesehatan, terbatasnya persediaan bahan-bahan makanan yang sesuai di institusi dan berpotensi memerlukan suplemen mikronutrien tambahan. 4. Pemberian suplemen menggunakan suplemen gizi khusus per oral Suplemen gizi per oral siap-guna sering disebut sip feeds dapat digunakan bersama fortifikasi makanan untuk menutupi kekurangan jika seseorang tidak



dapat mengasup cukup makanan. Kelebihannya antara lain : komposisinya sudah diketahui, sebagian besar menyajikan energi, makro- dan mikronutrien yang seimbang, tersedia dalam bentuk siap-guna. Kelemahannya antara lain : penggunaan produk-produk siap pakai yang cepat dan praktis tanpa menilai kebutuhan pasien seutuhnya, rasa bosan terhadap cita rasa produk setelah dipergunakan sekian lama. 13. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang untuk malnutrisi digunakan untuk menilai kondisi pasien saat ini dan menentukan penyebab terjadinya malnutrisi tersebut. Di sisi lain, pemeriksaan penunjang ini juga dapat bermanfaat untuk menyingkirkan atau menegakkan penyakit lain yang mungkin terjadi bersamaan dengan malnutrisi. Berikut ini pemeriksaan yang dapat dilakukan pada penyakit malnutrisi a.



Pemeriksaan darah perifer lengkap disertai apusan darah tepi: penting untuk melihat jenis anemia yang terjadi, mengetahui bila terjadi defisiensi zat besi (ditemukan sel target) atau defisiensi vitamin B12 dan asam folat



b.



Pengukuran



status



serum, retinol-binding



protein



darah



protein,



melalui



transferrin,



pemeriksaan kreatinin,



kadar



albumin



dan blood



urea



nitrogen (BUN). Kadar albumin serum dapat dimanfaatkan sebagai salah satu indikator gizi buruk, baik pada saat awal kejadian malnutrisi maupun saat perbaikan mulai terjadi. Meskipun demikian, faktor-faktor bukan gizi yang dapat mempengaruhi kadar albumin seperti peningkatan cairan ekstra sel, trauma, sepsis, pembedahan, penyakit hati dan ginjal tetap harus dieksklusi. Pemeriksaan kreatinin dan ureum darah dapat membantu menilai fungsi ginjal pasien malnutrisi. c.



Pemeriksaan laju endap darah (LED), elektrolit, urine lengkap maupun feses lengkap dapat dilakukan bila dalam anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan indikasi, misalnya pada pasien dengan riwayat diare akut



B. Konsep Asuhan keperawatan Keluarga Pada Kasus Gizi Kurang 1. Pengkajian dengan Gizi Kurang Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan masalah utama Gizi Kurang menurut Friedman (2010), meliputi : a. Data umum Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :



1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui bahwa pendidikan berpengaruh pada kemampuan dalam mengatur pola makan dan pentingnya asupan gizi bagi balita. Sedangkan pekerjaan yang terlalu sibuk bagi orang tua mengakibatkan perhatian orang tua terhadap tumbuh kembang anak tidak ada. 2) Tipe keluarga Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalahmasalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga yang mengalami gizi kurang (Padila, 2012). Biasanya keluarga yang mempunyai balita dengan gizi kurang mempunyai jumlah anggota keluarga yang banyak sehingga kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi. 3) Suku bangsa Identifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan (Sutanto, 2012). Biasanya keluarga dengan gizi kurang mempunyai budaya tidak terlalu memperhatikan menu makan balita, yang terpenting balita sudah mendapatkan makanan. 4) Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya. Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status. sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari ketidakmampuan keluarga membuat seseorang tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi keluarga (Padila, 2012). Biasanya keluarga dengan gizi kurang mempunyai perekonomian yang rendah karena keluarga tidak mampu mencukupi semua kebutuhan balita. b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti (Gusti, 2013). Biasanya keluarga dengan gizi kurang berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah. 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala yang dialami (Padila 2012). Biasanya



keluarga belum mampu memenuhi semua kebutuhan anak karena keterbatasan penghasilan yang diperoleh. 3) Riwayat keluarga inti Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga inti, upaya pencegahan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada (Gusti, 2013). Biasanya keluarga dengan gizi kurang tidak memantau tumbuh kembang anak ke tenaga kesehatan. c. Pengkajian Lingkungan 1) Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah, jumlah ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan, tanda cat yang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010). Biasanya keluarga dengan gizi kurang mempunyai keuangan yang tidak mencukupi kebutuhan anak sehingga luas rumah tidak sesuai dengan jumlah anggota keluarga. d. Fungsi Keluarga 1) Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010). Bisanya keluarga dengan gizi kurang jarang memperhatikan kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian pada anak, serta tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan luar karena merasa malu akan kondisi anak. 2) Fungsi sosialisasi Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010). Biasanya keluarga dengan gizi kurang tidak disiplin terhadap pola makan balita. 3) Fungsi perawatan kesehatan  Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan dan tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010). Biasanya keluarga tidak



mengetahui pencegahan yang harus dilakukan agar balita tidak mengalami gizi kurang.  Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang dirasa : keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan (Friedman, 2010). Bisanya keluarga tidak mampu mengkaji status kesehatan keluarga.  Praktik diet keluarga : keluarga menegtahui sumber makanan yang dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan (Friedman, 2010). Biasanya keluarga tidak terlalu memperhatikan menu makanan, sumber makanan dan banyak makanan yang tersedia  Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan penyakit, perawatn keluarga dirumah dan keyakinan keluarga dalam perawatan dirumah (Friedman, 2010). Biasanya kelurga dengan gizi kurang tidak tau cara pencegahan penyakit dan mengenal pennyakit.  Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak, kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010). Biasanya keluarga tidak membawa anaknya imunisasi ke posyandu. 4) Fungsi sosialisasi Pada kasus penderita gizi kurang, dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik didalam keluarga maupun didalam komunitas sekitar keluarga (Padila, 2012). Biasanya keluarga sangat kesulitan untuk bersosialisasi anggota keluarga maupun lingkungan sekitar rumah. 5) Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012). Jumlah anak sangat berpengaruh dengan kecukupan gizi yang dikonsumsi anak balita. Biasanya keluarga mempunyai anak lebih dari 2 orang.



6) Fungsi ekonomi Menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga (Gusti, 2013). Biasanya keluarga belum bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papa balita. e. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada pemeriksaan fisik head to toe untuk pemeriksaan fisik untuk gizi kurang adalah sebagai berikut 1) Status kesehatan umum Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda - tanda vital. Bisanya balita mempunyai BB rendah. 2) Kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah. Biasanya balita yang mengalami gizi kurang mempunyai warna rambut yang kecoklatan, pucat dan anemia. 3) Sistem Integumen Biasnya balita mempunyai turgor kulit menurun, kulit tampak kering dan kasar, kelembaban dan suhu kulit meningkat, tekstur rambut dan kuku juga kasar. 4) Sistem Pernafasan Pernafasan balita masih dalam rentang normal karena balita belum jatuh pada gizi buruk 5) Sistem Kardiovaskuler Perfusi jaringan balita menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi, dan disritmia, pemeriksaan CRT. 6) Sistem Gastrointestinal Bising usus pada balita yang mengalami gizi kurang terdengar jelas, frekuensi > 20 kali/menit, mual, muntah, diare, konstipasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen. 7) Sistem Urinary Sistem perkemihan pada klien gizi kurang tidak mengalami gangguan 8) Sistem Muskuluskletal



Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri. 9) Sistem Neurologis Pada balita gizi kurang terjadi penurunan sensoris, penurunan kesadaran, reflek lambat, kacau mental dan disorientasi. 2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan a. Defisit nurtrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien b. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif 3. Intervensi NO 1



SDKI Defisit



SLKI nurtrisi Setelah



berhubungan dengan asuhan



SIKI



dilakukan Pemantauan Nutrisi keperawatan



ketidakmampuan



selama 3 x 24 jam maka



mengabsorbsi



diharapkan



nutrien



meningkatkan badan



perilaku a. Identifikasi berat



faktor



yang



mempengarusi asupan gizi



meningkat b. Identifikasi perubahan BB



dengan kriteria hasil : a. Mengidentifikasi penyebab



c. Monitor mual dan muntah d. Monitor warna konjungtiva e. Monitor hasil laboratorium



BB Terapeutik



penurunan meningkat



b. Menetapkan target BB meningkat c. Memilih makanan dan minuman yang



a. Timbang berat badan b. Hitung perubahan berat badan c. Dokumentasikan



hasil



pemantauan



dan Edukasi



berprotein berkalori



tinggi



meningkat d. Mempertahankan asupan



Observasi



makanan



a. Jelaskan



tujuan



pemantauan



dan



prosedur



dan minuman yang bernutrisi meningkat e. Memonitor



IMT



meningkat f. Memonitor



BB



meningkat



2



Gangguan



tumbuh Setelah



kembang



dilakukan Perawatan Perkembangan



Intervensi keperawatan



berhubungan dengan selama 3 x 24 jam efek



diharapkan



ketidakmampuan



perkembangan



fisik



membaik



status



Observasi a. Identifikasi



pencapaian



tugas



perkembangan anak dengan



b. Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukan bayi



kriteria hasil:



a. Keterampilan atau Terapeutik perilaku



sesuai



usia meningkat b. Pola membaik



tidur



a. Minimalkan kebisingan ruangan b. Pertahankan lingkungan mendukung



yang



perkembangan



optimal c. Pertahankan kenyamanan anak Edukasi a. Jelaskan kepada orang tua atau pengasuh tentang perkembangan anak dan perilaku anak b. Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya c. Anjurkan



orang



tua



untuk



berinteraksi dengan anaknya Ajarkan



anak



keterampilan



berinteraksi 3



Gangguan integritas Setelah kulit dengan



berhubungan asuhan perubahan selama



status nutrisi



dilakukan Observasi keperawatan a. Identifikasi penyebab gangguan 3x24



diharapakan



jam



integritas kulit



integritas Terapeutik



kulit menigkat dengan a.



Lakukan pemijatan pada area



criteria hasil:



penonjolan tulang



a. Elastisitas



b. Ubah posisi tiap 2 jam



meningkat



c. Bersihkan perineal dengan air



b. Hidrasi meningkat c. Perfusi



hangat



jaringan d. Gunakan produk berbahan ringan



meningkat



e. Hindari produk berbahan dasar



d. Kerusakan jaringan



alcohol



e. Nyeri menurun



Edukasi



f. Pendarahan



a. anjurkan penggunaan pelembab



menurun



b. anjurkan minum air hangat



g. Kemerahan



c. anjurkan



menurun



utrisi



h. Hematoma menurun d. anjurkan i. Jaringan



parut



menurun



asupan



menghindari



terpapar



suhu ekstrem e. anjurkan mandi dan menggunakan



j. Nekrosis menurun k. Abrasi



meningkatkan



kornea



menurun l. Suhu kulit membaik m. Tekstur membaik n. Pertumbuhan rambut membaik



sabun



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F (8 BULAN) DENGAN GIZI KURANG DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD LUBUK SIKAPING TAHUN 2021 BIODATA A. Identitas Klien :



Nama / nama panggilan



: An. F



No.RM



: 15.44.41



Tempat tgl. Lahir / Usia



: Lubuk Sikaping / 30-07-2020



Jenis kelamin



: Laki-Laki



Tinggi Badan



: 64 Cm BB : 5 Kg



Agama



: Islam



Pendidikan



: Belum sekolah



Alamat



: Simpati



Tanggal masuk



: 19-03-2021 (jam 14.23 WIB)



Tanggal pengkajian



: 19-03-2021 (jam 14.30 WIB)



Diagnosis medik



: Gizi kurang



Rencana terapi



: IVFD Ka-en 1b 15 cc/jam, inj ceftriaxone 2 x 130 mg, donperidon 3 x 0,3 cc, pct 3 x 0,5 cc



B. Identitas Orang Tua Ayah Nama



Ibu



Tn. R



Ny. D



Usia



38 tahun



34 tahun



Pendidikan



Tidak sekolah



Tidak sekolah



Pekerjaan



Tani



IRT



Agama



Islam



Islam



Alamat



Simpang



Simpang



C. Identitas Saudara Kandung NO 1



NAMA



USIA



HUBUNGAN



NURFADILA 8 TAHUN Saudara Perempuan



STATUSKESEHATAN Sehat



Kandung RIWAYAT KESEHATAN A. Riwayat Kesehatan Sekarang Keluhan Utama



: Ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak seminggu yang lalu, muntah setiap kali makan sejak



seminggu yang lalu , dan batuk.



Alasan masuk rumah sakit



: Ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak seminggu yang lalu, muntah setiap kali makan sejak seminggu yang lalu, batuk , nafsu makan kurang sejak seminggu yang lalu.



Keluhan Pada Saat Pengkajian



: Ibu pasien mengatakan anaknya batuk kadang-kadang, muntah ketika minum dan makan, muntah 5x sehari warna kuning , konsentrasi cair, banyak muntah 150 cc sehari nafsu makan berkurang, ibu mengatakan BB anak tidak naik-naik sejak umur 4 bulan, berat badan 5 kg, berat badan tidak sesuai dengan usia, BB normal usia 8 bulan batas bawah 6,9 kg dan batas atas 10,7 kg anak rewel demam, suhu 38 0C, akral hangat, ubun-ubun cekung, mata cekung.



Masalah Keperawatan



: Defisit nutrisi, Hipovolemi



B. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk anak usia 0–5 tahun) 1. Prenatal Care  Ibu memeriksakan kehamilannya di



: Ibu memeriksakan kehamilanya 4 kali selama kehamilan di posyandu.



 Keluhan selama hamil yang dirasakan Ibu



: Ibu sering mual dan muntah serta lebih banyak tidur karena lemah selama masa kehamilanya dan tidak mau makan.



 Riwayat terkena radiasi



: Tidak ada



 Jenis Radiasi



: Tidak ada



 Riwayat berat badan selama hamil



: Sebelum hamil BB ibu 65 Kg, usia kehamilan 27-28 minggu barat badan ibu 70 Kg, saat melahirkan berat badan ibu



68 Kg  Jumlah Imunisasi TT



: Tidak pernah imunisasi selama kehamilan.



 Golongan darah Ibu



:B



 Golongan darah ayah



: Ayah pasien tidak mengetahui apa gololongan darahnya.



2. Intranatal  Tempat melahirkan



: Rumah sakit



 Jenis persalinan



: SC



 Penolong persalinan



: Dokter



 Komplikasi yang dialami ibu pada saat melahirkan dan sektelah melahirkan : CPD 3. Post Natal  Kondisi bayi



: Bayi lahir premature, bayi lahir segera menangis.



 APGAR Score



: 6/8 ( bayi dalam kondisi baik dan sehat)



 Anak pada saat lahir mengalami



: komplikasi (prematur 33-34 Minggu)



(Untuk Semua Usia)  Klien pernah mengalami penyakit



: Tidak ada



 Pada umur



:-



 Riwayat kecelakaan



: Tidak ada Riwayat kecelakaan



 Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan menggunakan zat / subtansi kimia yang berbahaya



: Tidak ada



 Perkembangan anak dibanding saudara–saudaranya : Ibu klien mengatakan bila dibandingkan dengan saudara perempuannya



klien dikeluhkan belum bisa duduk,



belum bisa berdiri berpegangan, anak belum bisa meraih menggapai benda atau mainan yang ada disekitarnya, anak belum mampu bilang ma.. da.. pa... anak menoleh ke suara



jika di panggil. Perkembangan fisik sedikit terganggu dan lambat dari saudaranya, berat badan tidak bertambah dari usia 4 bulan Masalah Keperawatan



: Gangguan Tumbuh Kembang



C. Riwayat Kesehatan Keluarga Genogram KET: : Laki - laki : Perempuan : Tinggal serumah : Meninggal : Klien



D. Riwayat Imunisasi (Imunisasi Lengkap) NO



JENIS



WAKTU



FREKUENSI



REAKSISETELAH



1



IMUNISASI BCG



PEMBERIAN 14-10-2020 ( usia



1x



PEMBERIAN Bengkakkemerahan



2



DPT(I,II,III)



2 bulan) DPT 1 : 7-12-



2x



Demam



2020 (usia 4 bln) DPT 2 : 10-02-



2021 ( usia 6 3



Polio(I,II,III,IV)



bulan) Polio 1 : 14-10—



3x



2020 ( usia 2 bulan Polio 2 : 7-122020 (usia 4 bln) Polio



3 10-02-



2021 ( usia 6 4



Campak



bulan) -



5



Hepatitis



-



-



-



-



-



E. Riwayat Tumbuh Kembang 1. PertumbuhanFisik Berat badan



: 5 Kg



Panjang badan



: 64 Cm



Waktu tumbuh gigi



: Gigi belum tumbuh (usia anak sudah 8 bulan)



Gigi tanggal



: Tidak ada



Jumlah gigi



: Belum ada



2. Pemeriksaan Perkembangan Kemadirian dan bergaul



: ibu klien mengatakan, anaknya belum bisa mengikuti saat di ajarkan tepuk ame... ame.. dan cilub ba anak belum bisa mengikuti hanya bisa memperhatikan



Motorik kasar



: Pasien baru bisa telungkup, mengenggam, dan belum bias berdiri berpegangan, dan belum bisa duduk



Motorik halus



: Ibu mengatakan anak bisa menoleh ke samping kiri dan kanan, anak sudah bisa memegang mainan apabila diberikan, anak belum bisa meraih, mengapai benda



atau mainan yang ada disekitarnya Kognitif dan bahasa



: Orang tua klien mengatakan anaknya sudah mampu merespon saat dipanggil namanya dan belum bisa mengucapkan “ma-ma” “pa-pa” “ da...da”



Masalah Keperawatan



: Gangguan tumbuh kembang



F. Riwayat Nutrisi Pemberian ASI



: Tidak



Pemberian susu formula



: Iya



Alasan pemberian susu formula : Ibu merasa anaknya tidak kenyang kalau hanya diberikan ASI saja karna ASI ibu sedikit, puting tidak menonjol, ibu juga tidak mau memompa ASI nya. Jumlah pemberian susu formula : 5-6 x sehari ( 400 cc - 500 cc) Cara pemberian susu formula



: Menggunakan botol susu



Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini : USIA



JENIS NUTRISI



LAMA PEMBERIAN



0-2 minggu



ASI



2 minggu



2 minggu- 6 bulan



Susu Formula



5 bulan 2 minggu



7-Sekarang



Susu Formula



Sampai sekarang



Roti, air putih, bubur susu G. Riwayat Psikososial Anak tinggal bersama



: Orang tua



Tempat tinggal anak



: Bersama orang tua



Lingkungan berada di



: Sekitar perkampungan



Rumah dekat dengan



: Sungai



Tempat bermain anak



: Disekitar lingkungan rumah



Kamar klien



: Satu kamar dengan ayah dan ibu



Rumah ada tangga



: Tidak



Hubungan antar anggota keluarga



: Ayah klien mengatakan klien adalah anak keduanya dan sangat menyayangi anknya karena dia sangat menginginkan ank laki-laki. Tapi dia juga mengatakan dia sangat bersyukur anak pertama yang diberikan adalah anak perempuan yang cantik, demikian dengan ibu klien sangat bersyukur atas rahmat yang diberikan karena diberikan anak perempuan dan juga anak laki laki, hubungan antara ayah dan ibu klien sangat harmonis dan saling menyayangi hal ini terbukti saat pengkajian perhatian yang dberikan oleh ibu dan ayah klien terhadap anak yang sakit sangat besar.



Pengasuh anak



: Orang tua



Masalah keperawata



: Tidak ada masalah keperawatan



H. Riwayat Spritual Support sistem dalam keluarga



: Kedua orang tua sangat menyayangi anaknya



Kegiatan keagamaan



: Orang tua sering mendengarkan bacaan ayat suci al-quran pada anaknya.



I. Reaksi Hospitalisasi Pengalaman Keluarga Tentang Sakit dan Rawat Inap Ibu membawa anaknya ke RS karena



: Anak muntah setelah makan, muntah 5x sehari, muntah 150 cc/



hari, warna kuning, konsistensi muntah cair sejak satu minggu yang lalu, demam, dan juga batuk. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak



: iya



Perasaan orang tua saat ini



: Cemas dan sedih melihat kondisi anaknya sekarang ini, ibu dan ayah sering terlihat murung dan



sedih



melihat



anaknya



terpasang infus karena umurnya baru 8 bulan. Yang akan tinggal dengan anak



: Ayah dan ibu



Pemahaman Anak Tentang Sakit dan Rawat Inap



: Anak tampak rewel dan menangis ketika di rumah sakit, anak



selalu



menangis



jika



diberikan obat oral, infus anak sering macet dan anak tampak gelisah. AKTIVITAS SEHARI-HARI A. Nutrisi KONDISI 1. Selera makan



SEBELUMSAKIT Selera makan baik



SAATSAKIT Selera makan berkurang



B. Cairan KONDISI 1. Jenis minuman



SEBELUM SAKIT Susu formula



SAAT SAKIT MLRS



Air putih 2. Frekuensi minum



6-7x dalam sehari



5-6x dalamsehari



3. Kebutuhan cairan 4. Cara pemenuhan



Oral



Oral + Infus



C. Eliminasi (BAB & BAK) KONDISI



SEBELUMSAKIT



SAATSAKIT



1. Tempatpembuangan



Kamar mandi



Tempat sampah



2. Frekuensi(waktu)



4-5 kali sehari



7-8 kali dalam sehari



3. Konsistensi



Lembek



Lembek



4. Kesulitan



Tidak ada kesulitan BAB Tidak ada kesulitan BAB



5. Obatpencahar



dan BAK



dan BAK



Tidak ada obat pencahar



Tidak ada obat pencahar



D. Istirahat Tidur KONDISI



SEBELUM SAKIT



SAAT SAKIT



1. Jam tidur a. Siang 3-4 jam



1-2 jam sering terbangun



8-9 jam



5-6 jam sering terbangun



Tidur malam dan pagi hari



Pagi, siang, malam tapi



b. Malam



2. Pola tidur



sering terbangun



3.



4.



Kebiasaan sebelum tidur



Minum susu formula



Minum susu formula



Kesulitan tidur



Tidak ada



Ada , sering merasa kaget dan sering terbangun



E. OlahRaga KONDISI



SEBELUMSAKIT



SAATSAKIT



1. Program olahraga



-



-



2. Jenis dan frekuensi



-



-



-



-



3. Kondisi setelah olahraga F. Personal Hygine KONDISI



SEBELUM SAKIT



SAAT SAKIT



1. Mandi a. Cara b. Frekuensi c. Alat mandi



Dimandikan oleh orang tua Dilap ibunya 2 x sehari



1x sehari



Sampo,sabun,gayung



Lap, baskom, sabun



2x sehari



Belum ada sampai saat



2. Cuci rambut a. Frekuensi pengkajian b. Cara Dicuci sama ibu klien



_



1x seminggu



Belum ada gunting kuku



3. Gunting kuku a. Frekuensi



selama dirawat



b. Cara



Digunting oleh ibunya



_



Tidak ada gosok gigi



Tidak ada gosok gigi



4. Gosok gigi a. Frekuensi



G. Aktifitas/Mobilitas Fisik KONDISI 1. Kegiatan sehari-hari



SEBELUM SAKIT



SAAT SAKIT



Anak sering main dengan Anak lebih suka rewel ibu dan neneknya



dan tidur tapi sering terbangun



2. Pengaturan jadwal harian



Ibu klien adalah seorang ibu rumah tangga, jam 8 ibu memandikan



anaknya,



kemudian ibu memberikan susu ke anaknya, setelah itu anak tidur. Yang mengurus anaknya sendiri adalah orang tua 3. Penggunaan alat bantu



Tidak ada



Tidak ada



aktifitas 4. Kesulitan pergerakan



Tidak ada



Tidak ada



tubuh H. Rekreasi KONDISI 1. Perasaan saat sekolah



_



_



2. Waktu luang



Klien bermain dengan ibu,



Klien bermain



ayah dan kakak di rumah



dengan ayah dan ibu



3. Perasaan



setelah Ibu mengatakan anak tampak



rekreasi 4. Waktu



SEBELUM SAKIT



senang setelah bermain senggang Ibu membawa anak bermain



keluarga



Ibu mengatakan anak lesu _



di sekitar rumah Ibu mengatakan, kadang



5. Kegiatan hari libur



SAAT SAKIT



_



ketika hari libur anak dibawa bermain ke rumah nenek



PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum



: Sedang



Gcs



: 15 ( E=4 V=5 M=6)



Kesadaran



: Compos Metis



Tanda-Tanda Vital



: Hr = 150 x/i Rr = 40 x/i T = 38Oc



Berat Badan



: 5 Kg



Tinggi Badan



: 64 Cm



A. Kepala



1. Keadaan Rambut Dan Hygine Kepala Warna Rambut



: Coklat



Penyebaran



: Tidak Merata



Kebersihan Rambut



: Tidak Bersih



Mudah Rontok



: Tidak Ada



Benjolan



: Tidak Ada



Nyeri Tekan



: Tidak ada



Tekstur Rambut



: Halus



Lain-Lain



: Ubun-Ubun Cekung



2. Muka Simetris



: Iya



Bentuk Wajah



: Lonjong



Gerakan Abnormal



: Tidak Ada



Ekspresi Wajah



: Sesuai



Nyeri Tekan



: Tidak Ada



3. Mata Posisi Mata



: Simetris



Kelopak Mata



: Normal



Palpebral



: Normal



Sclera



: Anikterik



Konjungtiva



: Normal



Pupil



: Isokor



Refleks Pupil Terhadap Cahaya



: Positif



Ukuran Pupil



: 2 Mm



Gerakan Bola Mata



: Normal



Penutupan Kelopak Mata



: Normal



KeadaanVisus



: Od



Fungsi Penglihatan



: Normal



4. Hidung Dan Sinus Septum Hidung



: Ditengah



Secret Hidung



: Tidak Ada



Bila Terdapat Secret



: Tidak Ada



Pendarahan Hidung



: Tidak



Polip Hidung



: Tidak



Peradangan Mukosa



: Tidak



5. Telinga Daun Telinga



: Tidak Sakit Saat Digerakan



Kondisi Telinga



: Normal



Karakteristik Telinga



: Warna Kuning, Konsistemsi Lembek, Bau Amis



Cairan Dari Telinga



: Tidak Ada



Rasa Penuh Ditelinga



: Tidak



Fungsi Pendengaran



: Normal



Fungsi Keseimbangan



: Normal



6. Mulut Keadaan Gigi



: Belum Tumbuh Gigi (usia anak 8 bulan)



Gusi



: Normal



Lidah



: Bersih



Bibir



: Normal



Bau Mulut



: Berbau



Fungsi Bicara



: Anak belum bisa bicara, anak belum bisa bilang ma.. da.. pa....



7. Leher Dan Tenggorokan 1. Leher Kelenjer thyroid



: Normal



Kaku kuduk



: Tidak Ada



Kelenjer limfe



: Tidak Membesar



2. Tenggorokan Nyeri tekan



: Tidak



Nyeri menelan



: Tidak



8. Torax Dan Pernafasan Jalan Nafas



: Bersih



Karakteristik Sumbatan



: Tidak Ada



Batuk



: Iya



Sputum



: Ada



Bentuk Dada



: Normal



Irama Pernafasan



: Regular



Pengembangan Dada Diwaktu Bernafas : Simetris Penggunaan Otot Bantu Nafas



: Tidak Ada



Pernafasan Cuping Hidung



: Tidak Ada



Tipe Pernafasan



: Pernafasan Perut



Masa/ Nyeri



: Tidak Ada



Perkusi Paru



: Sonor



Suara Nafas



: Vesikuler



Suara Nafas Tambahan



: Tidak Ada



Alat Bantu Nafas



: Tidak Ada



9. Jantung 1. Sirkulasi Perifer Nadi



: Reguler



Denyut Nadi



: Kuat



Distensi Vena jugolaris Kanan



: Tidak



Distensi Vena jugolaris Kiri



: Tidak



Akral



: Hangat



Pengisian Kapiler (CRT)



: < 3 Detik



2. Sirkulasi Jantung Ictus Cordis



: Teraba



Pembesaran Jantung



: Negatif



Bunyi Jantung



: Abnormal ( Bising Jantung Positif)



Kelainan Bunyi



: Murmur



Nyeri Dada



: Tidak Ada



Nyeri Dada Timbul



: Tidak Ada



10. Abdomen Inspeksi Membuncit



: Tidak



Terdapat Luka



: Tidak



Auskultasi Bising Usus



: 10 x/i



Perkusi Tympani Palpasi



: Iya



Nyeri Tekan



: Iya



Nyeri Lepas



: Tidak



Hepar



: Tidak Teraba



Lien



: Tidak Teraba



Warna Feses



: Kuning



Konsistensi Feses



: Setengah Padat



Pengunaan Alat



: Tidak Ada



11. Genetalia Kebersihan



: Bersih



Pola BAK



: Tidak Terkontrol



Jumlah Urine



: 150 cc, cara menghitungnya pampers di timbang



Warna Urine



: Kuning



Hipospadia



: Tidak



12. Muskulo skeletal Struktur tulang



: Normal



Kolumna vertebralis



: Normal



Nyeri sendi



: Tidak



13. Status neourologi Tanda-tanda perangsangan selaput otak Kaku kuduk



: Negatif



Kernig sign



: Negatif



Reflek brudzinski 1 & II



: Positif



Reflek laseguae



: Positif



PEMERIKSAAN PENUNJANG Diagnostic tgl 19-03-2021 



Ro thorax



Laboratorium tgl 19-03-2021 N



PEMERIKSAAN



HASIL



NILAI RUJUKAN (LK)



O 1



Hb



12,8 gr/dl



11,3 – 14,1 gr/dl



2



Leukosit



10200 mm3



5000 – 10.000



3



Trombosit



639000 mm3



15.000 – 150.000 mm3



4



Hematokrit



39,9%



40 – 48%



5



ALC



2550



6



NLR



2,54



7



GDS



243



< 200



8



Natrium



132 mmol/L



136 – 146 mmol/L



9



Kalium



4,3 mmol/L



3,5 – 5,0 mmol/L



10



Klorida



68 mmol/L



98 – 106 mmol/L



TERAPI YANG DIBERIKAN TANGGAL 19-03-2021 1. IVFD KN 1 B 15 cc / jam 2. Inj ceftriaxone 2 x 130 mg 3. Donperidon 3x 0,3 mg 4. Pct drop 3x 0,5 cc / jam 5. Zink kit 1x 20 mg RENCANA PEMULANGAN 1. Edukasi jadwal kontrol 2. Edukasi ibu untuk memberikan obat teratur 3. Edukasi ibu untuk memberikan makanan yang sehat dan bergizi



Nama dan tandatangan perawat



( Kelompok)



DATA FOKUS



DATA SUBJEKTIF a. Ibu pasien mengatakan anaknya selalu muntah ketika setiap kali di beri makan



DATA OBJEKTIF a. Pasien tampak lemah b. Pasien tampak muntah, warna muntah



dan minum, muntah 5 kali sehari,



kuning, konsentrasi muntah cair,



warna kuning, konsistenti muntah cair



frekuensi muntah 5 kali sehari, jumlah



b. Ibu pasien mengatakan nafsu makan



muntah 150 cc/ hari



anak berkurang, makan habis ¼ porsi



c. Pasien tampak lesu



rs yang disediakan



d. Ubun-ubun dan mata tampak cekung



c. Ibu pasien mengatakan anaknya batuk d. Ibu pasien mengatakan anaknya rewel e. Ibu pasien mengatakan badan anak panas f. Ibu pasien mengatakan badan anak lemas g. Ibu pasien mengatakan anaknya baru mampu telungkup



e. Makan pasien habis ¼ porsi RS, susu habis 50 cc/hari f. Klien tampak baru mampu telungkup g. Klien nampak belum bisa menyebut ma..ma..pa..pa.. h. Klien tampak belum bisa meraih dan mengapai mainan didekatnya i. T = 38 OC



h. Ibu pasien mengatakan anaknya belum



N= 150 x/i



bisa mengucapkan ma..ma..pa..pa..



RR= 40 x/i



i. Ibu pasien mengatakan anaknya belum



j. Output urine 150 cc / hari



bisa meraih dan menggapai mainan atau k. Balenc cairan = -90 benda didekatnya



l. Diuresis = 1,25 cc m. BB = 5 kg



ANALISA DATA N



DATA



ETIOLOGI



MASALAH



O 1. DATA SUBJEKTIF a. Ibu pasien mengatakan anaknya selalu



Kehilangan cairan



Hipovolemia



aktif



muntah ketika setiap kali di beri makan dan minum, muntah 5 kali sehari, warna kuning, konsistensi cair, jumlah muntah 150 cc b. Ibu pasien mengatakan anaknya rewel c. Ibu pasien mengatakan badan anak lemas d. Ibu pasien mengatakan badan anak panas DATA OBJEKTIF a. Pasien tampak muntah, frekuensi muntah 5x/hari, warna muntah kuning, konsistensi cair, jumlah muntah 150 cc/ hari b. Pasien tampak lemah dan lesu c. Ubun-ubun Mata cekung d. Urine output 150 cc/ hari e. Balenc cairan = -90 f. Diuresis = 1,25 cc g. S = 38oc N= 150 x/i RR= 40 x/i 2. DATA SUBJEKTIF



Ketidakmampuan



Defisit Nutrisi



a. b.



Ibu mengatakan BB anak tidak naik



mengabsorbsi



sejak usia 4 bulan



nutrient



Ibu pasien mengatakan anaknya muntah ketika setiap kali di beri makan dan minum, muntah 5x sehari, warna muntah kuning, konsistensi cair, jumlah muntah 150 cc



c.



Ibu mengatakan nafsu makan anaknya menurun, makan habis ¼ porsi, susu habis 50 cc



DATA OBJEKTIF a. BB 5 kg b. BB ideal usia 8 bulan 6,9 – 10,7 kg c. IMT = 12,5 d. Pasien



tampak



muntah,



frekuensi



muntah 5x sehari, warna kuning cair, jumlah muntah 150 cc e. Makan tampak habis ¼ porsi RS, susu habis 50 cc



3. DATA SUBJEKTIF a. Ibu pasien mengatakan anaknya baru mampu telungkup b. Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa menyebutkan ma..ma..pa..pa. c. Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa meraih dan mengapai mainan didekatnya DATA OBJEKTIF



Efek



Gangguan



ketidakmampuan



tumbuh kembang



fisik



a.



Klien tampak baru mampu telungkup



b. Klien nampak belum bisa menyebut ma..ma..pa..pa.. c.



Klien tampak belum bisa meraih dan menggapai mainan didekatnya



d. BB = 5 kg, BB ideal usia 8 bulan 6,9 – 10,7 kg



DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif 2. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien 3. Gangguan tumbuh kembang b/d efek ketidakmampuan fisik PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif 2. Defisit Nutrisi b/d Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien 3. Gangguan tumbuh kembang b/d efek ketidakmampuan fisik



ASUHAN KEPERAWATAN Ruangan/No.Mr



: Anak III/ 15.44.41



Nama/umur



: An F/ 8 Bulan



NO



DIAGNOSA



TUJUAN & KRITERIA HASIL



INTERVENSI



(SLKI)



(SIKI)



KEPERAWATAN (SDKI) 1.



Hipovolemia



b/d Setelah



dilakukan



asuhan



keperawatan Manajemen hipovolemia



kehilangan cairan aktif d/d selama 3 x 24 jam diharapkan status cairan turgor



kulit



lemah, meningkat



suhu



menurun, membaik dengan kriteria hasil: tubuh



a. Turgor kulit meningkat b. Output urine meningkat c. Kadar hb membaik d. Berat badan membaik e. Intake cairan membaik f. Suhu tubuh membaik



Observasi a. Periksa tanda dan gejala hivopolemia b. Monitor intake dan output cairan Terapeutik a. Berikan asupan cairan oral Edukasi a. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral Kolaborasi



a. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis 2.



b/d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pemantauan Nutrisi selama 3 x 24 jam maka diharapkan status Ketidakmampuan Observasi nutrisi meningkat dengan kriteria hasil : mengabsorbsi nutrien d/d BB menurun lebih dari a. Porsi makanan yang dihabiskan a. Identifikasi perubahan BB b. Monitor mual dan muntah 10% meningkat c. Monitor warna konjungtiva b. Berat badan membaik f. Monitor hasil laboratorium c. IMT membaik Defisit



Nutrisi



Terapeutik



d. Frekuensi makan membaik e. Nafsu makan membaik



a. Timbang berat badan b. Hitung perubahan berat badan c. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan



3.



Gangguan kembang



tumbuh Setelah b/d



dilakukan



asuhan



keperawatan Perawatan Perkembangan



efek selama 3 x 24 jam diharapkan kinerja



ketidakmampuan fisik d/d pengasuhan meningkat dengan kriteria hasil: tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia



a. Pemenuhan meningkat



kebutuhan



fisik



anak



Observasi a. Identifikasi



isyarat



ditunjukan bayi



perilaku



dan



fisiologis



yang



b. Pemenuhan emosional anak meningkat c. Pemenuhan



kebutuhan



sosial



anak



meningkat d. Penyediaan nutrisi sesuai usia meningkat e. Stimulasi



perkembangan



kognitif



meningkat f. Interaksi



sesuai



temperamen



meningkat g. Berinteraksi dengan anak meningkat



Terapeutik a. Minimalkan kebisingan ruangan b. Pertahankan



lingkungan



yang



mendukung



perkembangan optimal c. Pertahankan kenyamanan anak



anak Edukasi a. Jelaskan kepada orang tua atau pengasuh tentang perkembangan anak dan perilaku anak b. Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya c. Anjurkan orang tua untuk berinteraksi dengan anaknya d. Ajarkan anak keterampilan berinteraksi



CATATAN PERKEMBANGAN HARI-1 Ruangan/No.Mr



: Anak III/ 15.44.41



Nama/umur



: An F/ 8 Bulan



NO Hari/jam / DIAGNOSA



1.



tanggal



KEPERAWATAN



Jumat



Hipovolemia b/d



15.20 WIB 19 2021



cairan aktif



IMPLEMENTASI



kehilangan a. Memeriksa



EVALUASI



tanda dan gejala S :



hivopolemia b. Memonitor



intake



dan



output



cairan maret



c. Memberikan asupan cairan oral d. Menganjurkan



memperbanyak



asupan cairan oral e. Berkolaborasi pemberian cairan IV isotonis



a. Ibu pasien mengatakan anaknya selalu muntah ketika setiap kali di beri makan dan minum, muntah 5x/hari, warna kuning, konsistensi cair, jumlah muntah 150 cc/ hari b. Ibu pasien mengatakan anaknya rewel c. Ibu pasien mengatakan badan anak lemah d. Ibu pasien mengatakan nafsu makan anak berkurang e. Ibu pasien mengatakan panas



PARAF



anak sudah turun O: a. Ubun-ubun dan mata tampak cekung b. Pasien tampak lemah dan lesu c. Pasien tampak muntah, muntah 5x/hari, konsistensi cair, warna muntah kuning, jumlah muntah 150 cc/hari d. Makan habis ¼ porsi RS, susu habis 50 cc e. Pasien terpasang IVFD Ka-en 1b 15 cc/jam f. Urine output 150 cc/ hari g. Balance = -90, diuresis = 1,25 h. S = 38 oc jam 14.25 wib S = 36, 5 oc jam 15.20 wib N= 150 x/i RR= 40 x/i Hb = 12,8



A: Masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 2.



Jumat



Defisit



15.20



Ketidakmampuan



Nutrisi



b/d a. Mengidentifikasi perubahan BB b. Memonitor mual dan muntah



mengabsorbsi nutrien d/d BB c. Memonitor warna konjungtiva WIB d. Memonitor hasil laboratorium menurun lebih dari 10% 19 maret e. Menimbang berat badan 2021



f. Menghitung



perubahan



berat



badan g. Mendokumentasikan pemantauan



hasil



S: a. Ibu mengatakan BB anak tidak naik-naik sejak usia 4 bulan b. Ibu mengatakan nafsu makan anak berkurang c. Ibu mengatakan anak muntah setiap kali diberikan makanan, muntah 5x sehari, warna muntah kuning, konsistensi cair, jumlah muntah 150 cc/hari O: a. BB klien 5 kg, BB ideal usia 8 bulan 6,0 – 10,7 kg b. IMT = 12,5 c. Makan habis ¼ porsi RS, susu habis 50 cc d. Frekuensi



muntah



warna



muntah



5



x/hari, kuning,



konsistensi cair, jumlah muntah 150 cc/hari e. Konjungtiva normal, warna pink kemerahan f. Hb : 12,8 gr/dl, hematokrit 39,9% A : Masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan 3.



Jumat 15.20 WIB 19 2021



Gangguan tumbuh kembang a. Mengidentifikasi pencapaian tugas S: b/d efek ketidakmampuan fisik



perkembangan anak b. Meminimalkan



kebisingan



ruangan maret



c. Mempertahankan kenyamanan anak d. Menjelaskan kepada orang tua atau pengasuh tentang perkembangan anak dan perilaku anak e. Menganjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya



a. Ibu pasien mengatakan anaknya baru mampu telungkup b. Ibu pasien mengatakan anak belum bisa menyebutkan ma..ma..pa..pa..da...da.. c. Ibu pasien mengatakan anak belum bisa meraih dan menggapai mainan didekatnya d. Ibu mengatakan mengerti apa yang sudah dijelakan perawat e. Ibu mengatakan bahwa ibu ada



f. Menganjurkan orang tua untuk berinteraksi dengan anaknya



berinteraksi dengan anaknya f. Ibu mengatakan bahwa ibu



g. Mengajarkan anak keterampilan



mengajak anaknya berinteraksi



berinteraksi



dengan cara tepuk ame.. ame dan cilub ba O: a. Klien tampak baru mampu telungkup b. Klien tampak belum bisa menyebut ma..ma..pa..pa..da..da c. Klien tampak belum bisa meraih dan mengapai mainan didekatnya d. Ibu tampak berinteraksi dengan anak e. Ibu mengajarkan anak tepuk ame... ame dan cilubba... dan anak tidak mengikuti apa yang di ajarkan ibu, tetapi anak memperhatikan apa yang diajarkan ibu f. Ibu tampak mengerti dengan apa



yang di jelaskan perawat g. BB anak 5 kg, BB ideal usia 8 bulan 6,0 – 10,7 kg A : Masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan



CATATAN PERKEMBANGAN HARI-2 Ruangan/No.Mr



: Anak III/ 15.44.41



Nama/umur



: An F/ 8 Bulan



NO Hari/jam / DIAGNOSA



1.



tanggal



KEPERAWATAN



Sabtu



Hipovolemia b/d



15.20 WIB 20 2021



cairan aktif



IMPLEMENTASI



kehilangan a. Memeriksa



EVALUASI



tanda dan gejala S :



hivopolemia b. Memonitor



intake



dan



output



cairan maret



c. Memberikan asupan cairan oral d. Menganjurkan asupan cairan oral



memperbanyak



a. Ibu pasien mengatakan anaknya masih muntah, muntah 3x/hari, warna kuning, konsistensi cair, jumlah muntah 90 cc/hari b. Ibu pasien mengatakan nafsu makan anak masih kurang c. Ibu pasien mengatakan anaknya masih rewel d. Ibu pasien mengatakan badan anak masih lemah e. Ibu pasien mengatakan anak sudah tidak demam lagi O:



PARAF



a. Ubun-ubun dan mata tampak cekung b. Pasien tampak lemah dan lesu c. Pasien tampak muntah, muntah 3x sehari, konsistensi cair, warna muntah kuning, jumlah muntah 90 cc/hari d. Makan tampak habis ¼ porsi, susu habis 50 cc i. Pasien terpasang IVFD Ka-en 1b 15 cc/jam e. Urine output 200 cc/ hari f. Balance = -80, diuresis = 1,7 g. S = 36, 5 oc jam N= 150 x/i RR= 40 x/i Hb = 12,8 A: Masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 2.



Sabtu



Defisit



15.20



Ketidakmampuan



Nutrisi



b/d a. Mengidentifikasi perubahan BB b. Memonitor mual dan muntah



S: a. Ibu mengatakan BB anak belum



WIB 20 2021



maret



mengabsorbsi nutrien d/d BB c. Memonitor warna konjungtiva d. Memonitor hasil laboratorium menurun lebih dari 10% e. Menimbang berat badan f. Menghitung



perubahan



pemantauan



b. Ibu mengatakan nafsu makan anak masih kurang



berat d. Ibu mengatakan anak masih



badan g. Mendokumentasikan



bertambah



muntah, muntah 3x/hari, warna hasil



muntah kuning, konsistensi cair, jumlah muntah 90 cc/ hari O: a. BB klien 5 kg, BB ideal usia 8 bulan 6,0 – 10,7 kg b. IMT = 12,5 c. Makan habis ¼ porsi RS, susu habis 50 cc/hari d. Frekuensi



muntah



3x/hari,



warna



muntah



kuning,



konsistensi cair, jumlah muntah 90 cc/hari e. Konjungtiva normal, warna pink kemerahan f. Hb : 12,8 gr/dl, hematokrit 39,9%



A: Masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 3.



Sabtu 15.20 WIB 20 2021



Gangguan tumbuh kembang a. Mengidentifikasi pencapaian tugas S: b/d efek ketidakmampuan fisik



perkembangan anak b. Meminimalkan



kebisingan



ruangan maret



c. Mempertahankan



kenyamanan



a. Ibu pasien mengatakan anaknya masih mampu telungkup b. Ibu pasien mengatakan anak masih belum bisa menyebutkan



anak d. Menganjurkan menyentuh



dan



orang



tua



menggendong



ma..ma..pa..pa..da...da.. c. Ibu pasien mengatakan anak masih belum bisa meraih dan



bayinya e. Menganjurkan orang tua untuk berinteraksi dengan anaknya f. Mengajarkan anak keterampilan berinteraksi



menggapai mainan didekatnya d. Ibu mengatakan bahwa ibu ada berintegrasi dengan anaknya e. Ibu mengatakan bahwa ibu mengajak anaknya berinteraksi dengan cara tepuk ame.. ame dan cilub ba O: a. Klien tampak masih mampu telungkup b. Klien tampak masih belum bisa



menyebut ma..ma..pa..pa.. c. Klien tampak masih belum bisa meraih dan mengapai mainan didekatnya d. Ibu tampak berinteraksi dengan anak e. Ibu mengajarkan anak tepuk ame... ame dan cilubba... dan anak tidak mengikuti apa yang di ajarkan ibu, tetapi anak memperhatikan apa yang diajarkan ibu f. BB anak 5 kg, BB ideal usia 8 bulan 6,0 – 10,7 kg A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan



CATATAN PERKEMBANGAN HARI-3 Ruangan/No.Mr



: Anak III/ 15.44.41



Nama/umur



: An F/ 8 Bulan



NO Hari/jam / DIAGNOSA



1.



tanggal



KEPERAWATAN



Minggu



Hipovolemia b/d



15.20 WIB 21 2021



cairan aktif



IMPLEMENTASI



kehilangan a. Memeriksa



EVALUASI



tanda dan gejala S :



hivopolemia b. Memonitor



intake



dan



output



cairan maret



PARAF



c. Memberikan asupan cairan oral d. Menganjurkan asupan cairan oral



memperbanyak



a. Ibu pasien mengatakan muntah anak sudah berukurang, muntah 1x/hari,



warna



kuning,



konsistensi sedikit pekat, jumlah muntah 30 cc/hari b. Ibu mengatakan anaknya sudah mau makan dan minum susu, makan habis ¼ porsi, susu habis 80 cc sehari c. Ibu pasien mengatakan anaknya masih rewel d. Ibu pasien mengatakan badan anak masih lemah O: a. Ubun-ubun dan mata tampak masih cekung b. Pasien maish tampak lemah dan



lesu c. Pasien tampak masih muntah, muntah 1x /hari, konsistensi setengah pekat, warna muntah kuning, jumlah muntah 30 cc/hri d. Makan tampak habis ¼ porsi RS, susu habis 80 cc sehari e. Urine output 220 cc/ hari f. Balance = -10, diuresis = 1,8 g. S = 36, 5 oc N= 150 x/i RR= 40 x/i Hb = 12,8 A: Masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi 2.



Minggu



Defisit



15.20



Ketidakmampuan



Nutrisi



b/d a. Mengidentifikasi perubahan BB b. Memonitor mual dan muntah



mengabsorbsi nutrien d/d BB c. Memonitor warna konjungtiva WIB d. Memonitor hasil laboratorium menurun lebih dari 10% 21 maret e. Menimbang berat badan 2021



f. Menghitung



perubahan



berat



S: a. Ibu mengatakan BB anak belum bertambah b. Ibu mengatakan muntah anak sudah berkurang, muntah 1x sehari, warna muntah kuning,



badan g. Mendokumentasikan pemantauan



konsistensi hasil



setengah



pekat,



jumlah muntah 30 cc/hari c. Ibu mengatakan anaknya sudah mau makan dan minum susu, makan habis ¼ porsi, susu habis 80 cc sehari



O: a. BB klien 5 kg, BB ideal usia 8 bulan 6,0 – 10,7 kg b. IMT = 12,5 c. Makan tampak habis ¼ porsi RS, susu habis 80 cc sehari d. Klien tampak muntah, frekuensi muntah 1x/hari, warna muntah kuning,



konsistensi



sedikit



pekat, jumlah muntah 30 cc/hari e. Konjungtiva normal, warna pink kemerahan g. Hb : 12,8 gr/dl, hematokrit



39,9% A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan 3.



Minggu 15.20 WIB 21 2021



Gangguan tumbuh kembang a. Mengidentifikasi pencapaian tugas S: b/d efek ketidakmampuan fisik



perkembangan anak b. Meminimalkan



kebisingan



ruangan maret



c. Mempertahankan



kenyamanan



a. Ibu pasien mengatakan anaknya masih mampu telungkup b. Ibu pasien mengatakan anak masih belum bisa menyebutkan



anak d. Menganjurkan menyentuh



dan



orang



tua



menggendong



ma..ma..pa..pa..da...da.. c. Ibu pasien mengatakan anak masih belum bisa meraih dan



bayinya e. Menganjurkan orang tua untuk berinteraksi dengan anaknya f. Mengajarkan anak keterampilan berinteraksi



menggapai mainan didekatnya d. Ibu mengatakan bahwa ibu ada berintegrasi dengan anaknya e. Ibu mengatakan bahwa ibu mengajak anaknya berinteraksi dengan cara tepuk ame.. ame dan cilub ba O: a. Klien tampak masih mampu



telungkup b. Klien tampak masih belum bisa menyebut ma..ma..pa..pa.. c. Klien tampak masih belum bisa meraih dan mengapai mainan didekatnya d. Ibu tampak berinteraksi dengan anak e. Ibu mengajarkan anak tepuk ame... ame dan cilubba... dan anak tidak mengikuti apa yang di ajarkan ibu, tetapi anak memperhatikan apa yang diajarkan ibu f. BB anak 5 kg, BB ideal usia 8 bulan 6,0 – 10,7 kg A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan



BAB IV PEMBAHASAN Pada pembahasan kelompok akan membahas mengenai kesenjangan dari asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit gizi kurang. Berdasarkan tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang telah dibuat serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksananan asuhan keperawatan yang mengacu pada teori yang ada. A. PENGKAJIAN Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa keluarga pasien. Kemudian data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan klien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang didapat setelah pengkajian pada An. F sudah cukup sesuai berdasarkan tinjauan teoritis yang dibuat. Data-data tersebut menunjang untuk dilakukan asuhan keperawatan selanjutnya karna data sudah didapatkan dengan jelas dan sesuai. Pada tanggal 19/03/2021, pasien masuk IGD dengan keluhan, Ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak seminggu yang lalu, muntah setiap kali makan sejak seminggu yang lalu, batuk , nafsu makan kurang sejak seminggu yang lalu, dan tgl 19/03/2021 jam 14.23 WIB anak dipindahkan ke ruangan rawat inap anak. Dari hasil observasi, kondisi umum tampak lemah, pasien tampak lesu, ubun-ubun pasien cekung, mata cekung, pasien tampak muntah, dari pemeriksaan labor pada tanggal : Tgl 19/03/2021  Hb



: 12,8 g/dl







Leokosit



: 10200 mm3







Trombosit



: 639.000 mm3







Hematokrit



: 39,9 %







ALC



: 2550







NLR



: 2,54







GDS



: 243







Natrium



: 132 mmol/l







Kalium







Klorida



: 4,3 mmol/l : 68 mmol/l



B. DIAGNOSA Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak seluruhnya dialami oleh An. F. Diagnosa secara teoritis meliputi : 1. Defisit nurtrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient 2. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi 4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif Sesuai dengan data objektif dan data subjektif maka dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan keadaan An. F yaitu : 1. Defisit nurtrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient 2. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif 3. Gangguan tumbuh kembang b/d efek ketidakmampuan fisik Pada kasus ini diagnosa yang muncul pada saat pengkajian hampir sama dengan teori. Diagnosa yang tidak muncul pada kasus adalah gangguan integritas kulit. Diagnosa pada kasus bisa saja berbeda dengan teori karena tergantung dengan kondisi pasien saat pengkajian. C. INTERVENSI Dalam penyusunan rencana keperawatan mahasiswa menggunakan rencana keperawatan yang telah disusunkan oleh SDKI, SLKI dan SIKI sebagai standar acuan asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam hal ini setiap rencana keperawatan dikembangkan berdasarkan teori yang dapat diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi pasien. Dalam hal ini kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang begitu berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor pendukung diantaranya dukungan dari para pembimbing dan hubungan komunikasi yang baik antara anggota



kelompok, keluarga pasien



dan perawat. Diantara intervensi SIKI yang akan dilakukan sesuai teori dan kasus adalah pemantauan nutrisi, manajemen hipovolemia, perawatan perkembangan.



D. IMPLEMENTASI Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan keperawatan yang didelegasikan kepada keluarga dan yang dilakukan kepada pasien. Dalam tahap implementasi ini penulis tidak menemukan kesulitan. Adapun faktor-faktor pendukung yang dapat dilaksanakan sesuai dengan rencananya yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 1.



Adanya perencanaan yang baik, sehingga memudahkan kelompok dalam melakukan tindakan keperawatan.



2.



Adanya sikap kooperatif, partisipasi keluarga membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.



3.



Adanya bimbingan dari perawat ruangan serta memberikan kesempatan kepada kelompok dalam melakukan asuhan keperawatan.



E. Evaluasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x pertemuan kepada An. F, kondisi anak sedikit membaik, muntah sudah mulai berkurang, suhu sudah kembali normal, nafsu makan anak sudah mulai membaik.



BAB V PENUTUP



1. KESIMPULAN Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa dari pasien. Kemudian data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan klien sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang didapat setelah pengkajian pada An. F sudah cukup sesuai berdasarkan tinjauan teoritis yang ada. Data-data tersebut menunjang untuk dilakukan asuhan keperawatan selanjutnya karna data sudah didapatkan dengan jelas dan sesuai. Pada tanggal 19/03/2021, pasien masuk IGD dengan keluhan, Ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak seminggu yang lalu, muntah setiap kali makan sejak seminggu yang lalu, batuk , nafsu makan kurang sejak seminggu yang lalu, dan tgl 19/03/2021 jam 14.23 Wib anak dipindahkan ke ruangan rawat inap anak. Dari hasil observasi, kondisi umum tampak lemah, pasien tampak lesu, ubun-ubun pasien cekung, mata cekung, pasien tampak muntah, dari pemeriksaan labor pada tanggal 19/03/2021 : Hb : 12,8 g/dl, Leokosit : 10200 mm3, Trombosit : 639.000 mm3, Hematokrit : 39,9 %, ALC : 2550, NLR : 2,54, GDS : 243, Natrium : 132 mmol/l, Kalium : 4,3 mmol/l, Klorida :68 mmol/l Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak seluruhnya dialami oleh An. F. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif maka dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan keadaan An. F yaitu : 1. Defisit nurtrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient 2. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif 3. Gangguan tumbuh kembang b/d efek ketidakmampuan fisik 49



Pada kasus ini diagnosa yang muncul pada saat pengkajian hampir sama dengan teori. Diagnosa yang tidak muncul pada kasus adalah gangguan integritas kulit. Diagnosa pada kasus bisa saja berbeda dengan teori karena tergantung dengan kondisi pasien saat pengkajian, Dalam penyusunan rencana keperawatan mahasiswa menggunakan rencana keperawatan yang telah disusunkan oleh SDKI, SLKI dan SIKI sebagai standar acuan asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam hal ini setiap rencana keperawatan dikembangkan berdasarkan teori yang dapat diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi pasien. Dalam hal ini kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang begitu berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor pendukung diantaranya dukungan dari para pembimbing dan hubungan komunikasi yang baik antara anggota kelompok, keluarga pasien dan perawat. Diantara intervensi SIKI yang akan dilakukan sesuai teori dan kasus adalah manajemen muntah, manajemen hipovolemia, perawatan perkembangan, edukasi nutrisi. Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan keperawatan yang didelegasikan kepada keluarga dan yang dilakukan kepada pasien. Dalam tahap implementasi ini penulis tidak menemukan kesulitan. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x pertemuan kepada An. F, kondisi anak sedikit membaik, muntah sudah mulai berkurang, suhu sudah kembali normal, nafsu makan anak sudah mulai membaik. 2. Saran Bagi masyarakat sebaiknya agar lebih memperhatikan gizi terhadap anak, memberikan asupan nutrisi yang baik, memberikan asupan makanan sesuai usia dan lebih memperhatikan tumbuh kembang anak. Bagi tenaga kesehatan agar lebih aktif dalam memberikan informasi mengenai gizi buruk terhadap anak dan selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan setiap bulan.



50



DAFTAR PUSTAKA Achjar, Komang Ayu Henny. 2012. Asuhan Keparawatan Keluarga : Strategi Mahasiswa Keperawatan dan Praktisi Perawat Perkesmas. Jakarta : CV Sagung Seto Adiningsih, Sri. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur Kehidupan. Ed. 2. Jakarta : EGC Azzahra, Margareta Fatimah & Lailatul Muniroh. 2015. Pengaruh Konseling Terhadap Pengetahuan



Dan



Sikap



Pemberian



MP-ASI.



http://e-



journal.unair.ac.id/index.php/MGI/article/download/3121/2278 (Diakses Tanggal 15 Februari 2017 Jam 12.15 WIB). Depkes RI. 2011. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I. http://gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2012/05/BUKU-GIZI-BURUK-I-2011.pdf



(Diakses



Tanggal



15



Februari 2017 Jam 12.10 WIB) 2012. Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Dinas Kesehatan Kota Padang. 2013. Profil Kesehatan Tahun 2013. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profilkesehatan-indonesia-2013.pdf (Diakses Tanggal 15 Februari 2017 Jam : 12.05 WIB). Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC Gusti, Salvari. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV Trans Info Media Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.



51



PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia. PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.



52



49



50