Seminar Kasus Remaja Dengan Anemia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEMINAR KASUS ASUHAN KEBIDANAN Nn. R UMUR 15 TAHUN REMAJA DENGAN ANEMIA RINGAN DI PMB SUSILAWATI



Nama : Susilawati NIM : 07210200006



PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN DEPARTEMEN KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU 2022



Departemen Kebidanan UIMA



i



LEMBAR PERSETUJUAN



ASUHAN KEBIDANAN Nn. R UMUR 15 TAHUN REMAJA DENGAN ANEMIA RINGAN DI PMB SUSILAWATI



Oleh: NAMA : Susilawati NPM : 07210200006



Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan tim penguji.



Tanggal, ………….. 2022 Mengetahui, Dosen Pembimbing



(Nama Dosen) NIDN



Departemen Kebidanan UIMA



ii



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat kemudahan, kemurahan, ketenangan dan ampunan-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaian Laporan Praktik Magang yang berjudul “Laporan Individu Nn. R Usia 15 tahun Remaja Dengan Anemia di PMB Susilawati “. Dalam penyusunan laporan individu ini penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik institusi, tempat penelitian, keluarga dan yang lainnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.



Drs. H. Jakub Chatib sebagai ketua yayasan Universitas Indonesia Maju Jakarta



2.



Dr. H. M. Hafizurrachman, M PH sebagai Pembina Yayasan universitas indonesia Indonesia Maju.



3.



Astrid Novita, SKM.,M,KM selaku pjs rektor universitas Indonesia Maju.



4.



Hidayani A MD.Keb, SKM,M.KM sebagai kepala Dapartemen



Kebidanan



universitas Indonesia Maju. 5.



Retno Sugesti, S.ST, M.Kes sebagai Koordinator Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan universitas Indonesia Maju.



6.



Ratna wulandari S.ST., MKM sebagai dosen pembimbing dalam Praktik Magang Asuhan Kebidanan Dalam Program Sarjana Terapan universitas Indonesia Maju.



7.



Serta dosen-dosen pembimbing dalam kelompok yang senantiasa mendampingi penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan laporan ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan individu ini



jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua Pandeglang, …… 2022



Penyusun



Departemen Kebidanan UIMA



iii



DAFTAR ISI



COVER.............................................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii KATA PENGANTAR....................................................................................iii DAFTAR ISI...................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Tujuan...................................................................................................3 C. Manfaat ................................................................................................3 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Remaja...........................................................................4 B. Konsep Dasar Anemia...........................................................................6 C. Konsep dasar manajemen asuhan kebidanan......................................12 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian ..........................................................................................19 B. Identitas Pasien....................................................................................19 BAB IV PEMBAHASAN A. pembahasan.........................................................................................24 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................................................26 B. Saran....................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA



Departemen Kebidanan UIMA



iv



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik maupun psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Pubertas pada laki-laki terjadi usia 12-16 tahun, sedangkan pubertas perempuan di usia 10-16 tahun. Remaja putri mengalami peningkatan kebutuhan zat besi karena percepatan pertumbuhan (growth spurt) dan menstruasi. Remaja putri juga sangat memerhatikan bentuk badan, sehingga banyak yang mengonsumsi makanan yang adekuat. Bentuk badan yang diinginkan oleh remaja itulah yang menjadi masalah kesehatan, di antaranya anemia (1). Pada masa remaja kebutuhan atau kecukupan zat-zat gizi (Recommended Dietary Alloance) cukup tinggi, sehingga faktor gizi sangat berperan dan menentukan “posture” dan “performance” seseorang pada usia dewasa. Masalah gizi yang ditemukan pada masa remaja adalah kurang gizi (underweight), obesitas (overweight), anemia dan gondok. Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboraturium maupun secara antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemia dengan pemeriksaan darah (2). Permasalahan remaja terutama remaja putri sering terabaikan. Kekurangan zat besi merupakan gangguan yang terjadi, hal ini terjadi pada dua tahun kehidupan awal dan pada fase remaja. Zat besi merupakan mineral yang berperan penting dalam metabolisme. Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi motorik, kognitif dan emosi (3). Menurut WHO, prevalensi anemia di dunia berkisar pada 40-80%. Di India, prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 45%. Prevalensi anemia pada remaja di Indonesia sebesar 32%. Proporsi anemia pada perempuan 27,2% lebih besar dibanding laki-laki sebesar 20,3%. Ironisnya, kejadian anemia pada remaja putri justru mengalami



Departemen Kebidanan UIMA



1



peningkatan dari 37,1% pada Riskesdas 2013 menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018). Di Indonesia, sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia defisiensi zat besi (4). Hampir 23% remaja putri di indonesia mengalami anemia alias kurang darah. Dengan jumlah remaja putri kurang lebih 21 juta, terdapat setidaknya 4,8 juta yang mengidap kekurangan jumlah sel darah merah (yang mengandung protein hemoglobin, Hb). Sel ini yang memungkinkan oksigen dari jantung di angmkut mke seluruh bagian tubuh (5) Anemia di kalangan remaja perempuan lebih tinggi disbanding remaja laki- laki. Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas (6) Oleh karena itu penanganan kasus anemia pada remaja putri berusia 10-19 tahun perlu di prioritaskan karena mereka dapat memutus siklus anemia pada ibu hamil dan dampak kelahiran bayi dengan kognitif rendah akibat ibu hamil yang anemia. Meski terdapat berbagai penanganan kasus anemia diantaranya, pemberian tablet tambah darah dan penambaahan zat besi pada tepung terigu, yang telah dilakukan, kasus anemia dikalangan remaja putri masih tetap tinggi. Karena itu, diperluka cara alternatif yang efektif untk mengurangi anemia pada remaja putri yaitu melalui pendidikan kesehatan.



B. Tujuan 1. Tujuan umum Melakukan Pengkajian dan Analisis serta Memberikan Konseling Asuhan Kebidanan Pada Nn.R Umur 15 Tahun Remaja dengan Anemia di PMB Susilawati.



Departemen Kebidanan UIMA



2



2. Tujuan khusus a. Dapat melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif kepada Nn.R Umur 15 Tahun Remaja dengan Anemia b. Dapat melakukan interpretasi data kepada Nn.R Umur 15 Tahun Remaja dengan Anemia c. Dapat melakukan penatalaksanaan Kie kepada Nn.R Umur 15 Tahun Remaja dengan Anemia d. Dapat melakukan Telaah Kasus dengan Teori kepada Nn.R Umur



15 Tahun



Remaja dengan Anemia C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penulisan tugas ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan . 2. Bagi Penulis Penulisan tugas yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai kesehatan pada remaja.



Departemen Kebidanan UIMA



3



BAB II TINJAUAN TEORI



A. Konsep Dasar Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju ke masa dewasa. Pada masa itu remaja akan mengalami perubahan baik fisik, psikis dan kematangan fungsi seksual. Masa remaja (adolescence) merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kogntif, dan sosio-emosional (Siahaan, 2012). Menurut Depkes (2018) diterangkan bahwa remaja putri adalah masa peralihan dari anak ke dewasa, ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19 tahun) Banyak para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai batasan usia remaja. Menurut Ani (2016), remaja dapat dibagi menjadi 3 sub fase: a. Remaja awal (early adolescence) Usia masa remaja awal antara 11 – 14 tahun. Karakter remaja pada masa ini adalah suka membandingkan diri dengan orang lain, sangat mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan lebih senang bergaul dengan teman sejenis. b. Remaja tengah (middle adolescence) Usia masa remaja tengah antara 15 – 17 tahun. Masa remaja ini lebih nyaman dengan keadaan sendiri, suka berdiskusi, mulai berteman dengan lawan jenis dan mengembangkan rencana masa depan. c. Remaja akhir (late adolescence) Usia antara 18 – 21 tahun, mulai memisahkan diri dari keluarga, bersifat keras tetapi tidak berontak. Masa remaja akhir menganggap



Departemen Kebidanan UIMA



4



teman sebaya tidak penting, berteman dengan lawan jenis secara dekat dan lebih terfokus pada rencana karir masa depan 2. Gizi pada Remaja Pada masa remaja dan peralihan ke arah kemandirian, pengaruh keluarga terhadap anak berubah serta minat, perilaku dan rutinitas anak berubah pada saat jumlah makanan yang dimakan di luar rumah semakin banyak. Perubahan ini secara luas akibat remaja menempatkan tingginya nilai penerimaan dan pergaulan dengan sebaya, oleh sebab itu kebiasana makan mereka mudah dipengaruhi oleh teman sebayanya (Ani, 2016) 3. Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan atau deskuamasi dari endometrium. (Prawirodihardjo, 2014). Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, di bawah kendali hormonal dan berulang secara normal, biasanya interval sekitar empat minggu tanpa adanya kehamilan. (Dahliah, 2016) Menstruasi merupakan perdarahan akibat dari luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima impantasi embrio. Bila tidak terjadi implanasi embrio maka lapisan ini akan luruh. Perdarahan tersebut terjadi secara periodik, jarak waktu antar menstruasi dikenal dengan satu siklus menstruasi. ( Yanna, 2017) Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada perempuan normal selama satu periode menstruasi sudah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gram/dL dan kandungan besi Hb 3,4 mg per gram. Volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang



Departemen Kebidanan UIMA



5



sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut, atau 150 sampai 400 mg dalam setiap tahunnya (Yanna, 2017). Siklus menstruasi yang lebih pendek lebih meningkatkan resiko untuk terjadi anemia, sedangkan waktu menstruasi yang lebih lama akan meningkatkan resiko untuk terjadi anemia. (Merryana dan Bambang, 2013). B. Konsep Dasar Anemia 1. Definisi Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016). Menurut Soekirman (2012), anemia gizi besi adalah suatu keadaan penurunan cadangan besi dalam hati, sehingga jumlah hemoglobin darah menurun di bawah normal. Sebelum terjadi anemia gizi besi, diawali lebih dahulu dengan keadaan kurang gizi besi (KGB). Apabila cadangan besi dalam hati menurun tetapi belum parah dan jumlah hemoglobin masih normal, maka seseorang dikatakan mengalami kurang gizi beis saja (tidak disertai anemia gizi besi). Keadaan kurang gizi besi yang berlanjut dan semakin parah akan mengakibatkan anemia gizi besi, tubuh tidak akan lagi mempunyai cukup zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan dalam sel-sel darah yang baru (Arisman, 2014). 2. Klasifikasi anemia Menurut Prawirohardjo (2018), macam-macam anemia adalah sebagai berikut: a. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan Departemen Kebidanan UIMA



6



makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari tubuh, misalnya pada pendarahan. b. Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi. c. Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.



d. Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo, 2018). Pada sepertiga kasus anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukimia dan gangguan imunologis. 3. Etiologi anemia Menurut Soekarti (2012) penyebab terjadinya anemia adalah: a. Pada umumnya masyarakat indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi. b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan. c. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diereksi, khususnya melalui feses (tinja).



d. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, sehingga kehilangan zat besi + 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak daripada pria. Menurut Ani (2016), anemia gizi besi dapat terjadi karena: a. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.



Departemen Kebidanan UIMA



7



b. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah: makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan, daging, hati dan ayam).



c.



Makanan nabti (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya: sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap baik oleh usus.



4.



Faktor-faktor terjadinya anemia pada remaja putri Banyak faktor medis yang dapat menyebabkan anemia, diantaranya meliputi:



a.



Menstruasi Salah satu faktor pemicu anemia adalah kondisi siklus menstruasi yang tidak normal. Kehilangan banyak darah saat menstruasi diduga dapat menyebabkan anemia (Merryana dan Bambang, 2013). Hampir semua wanita pernah mengalami pendarahan berlebihan saat menstruasi, bahkan sebagian wanita harus mengalami hal ini setiap datang bulan. Tiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang berlainan, normalnya dalam satu siklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa berfluktuasi 7 hari dan total kehilangan darah antara 60 sampai 250 mm.



b.



Status Gizi Anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh) transferin menurun, akan berperan penting mengikat besi total (TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Fase remaja yang ditandai dengan kematangan fisiologis seperti pembesaran jaringan sampai organ tubuh membuat remaja memerlukan kebutuhan



Departemen Kebidanan UIMA



8



nutrisi yang spesial(Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010 dalam Pramitya &Valentina, 2013). Asupan energi pada remaja sangat mempengaruhi pertumbuhaan tubuh, jika asupan tidak kuat dapat menyebabkan seluruh fungsional remaja ikut menderita. Antara lain, derajat metabolisme yang buruk, tingkat efektifitas, tampilan fisik,dan kematangan seksual. Usia remaja merupakan usia dimana terdapat perubahanperubahan hormonal dimana perubahan struktur fisik dan psikologis mengalami perubahan drastis. Masalah gizi yang utama yang dialami oleh para remaja diantaranya yaitu anemia defisiensi zat besi, kelebihan berat badan/obesitas dan kekurangan zat gizi. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya konsumsi makanan olahan yang nilai gizinya kurang, namun memiliki banyak kalori sebagai faktor pemicu obesitas pada usia remaja. Konsumsi jenis-jenis junk food merupakan penyebab para remaja rentan sekali kekurangan zat gizi(Istiany & Rusilanti, 2013) 5. Tanda dan Gejala anemia Menurut Aulia (2012), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah: a. Mudah lelah. b. Kulit pucat. c. Sering gemetar. d. Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5 L). e. Sering pusing dan mata berkunang-kunang. f. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah dan telapak tangan tampak pucat. g. Anemia yang parah (kurang dari 6 gr%) dapat menyebabkan nyeri. 6. Dampak anemia pada remaja Menurut Merryana dan Bambang (2013), dampak anemia bagi remaja adalah: Departemen Kebidanan UIMA



9



a. Menurunnya kesehatan reproduksi. b. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan. c. Menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar. d. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal. e. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran. f. Mengakibatkan muka pucat. 7. Klasifikasi berdasarkan derajat anemia a. Kriteria yang umum dipakai 



Ringan sekali : Hb 10 – 13 gr/dl







Ringan



: Hb 8 – 9,9 gr/dl







Sedang



: Hb 6 – 7,9 gr/dl







Berat



: Hb < 6 gr/dl



b. Menurut WHO 



Derajat 0 (nilai normal)



: > 11 gr/dl







Derajat 1 (Ringan )



: 9,5 – 10 gr/dl







Derajat 2 (Sedang)



: 8 – 9,4 gr/dl







Derajat 3 (Berat)



: 6,5 – 7,9 gr/dl







Derajat 4 (Mengancam Jiwa) : < 6,5 gr/dl



8. Pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri a. Pencegahan Menurut Almatzier (2016), cara mencegah dan mengobati anemia adalah: 1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi. 2) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati dan telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Departemen Kebidanan UIMA



10



3) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. b. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD). Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg ferro sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Wanita dan remaja putri perlu minum tablet tambah darah karena wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang hilang. Tablet tambah darah mampu mengobati penderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan bekerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus. Anjuran minum yaitu minumlah satu tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum satu tablet setiap hari selama haid. Minumlah tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang c. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti: kecacingan, malaria, dan penyakit TBC.



Departemen Kebidanan UIMA



11



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN ANEMIA



No. Registrasi



:  



Tanggal Pengkajian



: 05 Februari 2022



Waktu Pengkajian



: 10.00 WIB



Tempat Pengkajian



: PMB Susilawati



Pengkaji



: Susilawati



A. Data Subjektif Identitas Remaja Nama



: Nn. R



Umur



: 15 Tahun



Anak ke



: 2



Agama



: Islam



Suku



: Sunda



Pendidikan



: MTS



Pekerjaan



: Pelajar



Alamat



: Kp. Madur Rt/Rw 006/005



No. Telp/HP



: 08588 4325 2189



Identitas Orang Tua Nama Ibu



: Ny. S



Nama Suami



Umur



: 38 Tahun



Umur



: 45 Tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Suku



: Sunda



Suku



: Sunda



Pendidikan



: SD



Pendidikan



: SD



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Petani



Alamat



: Kp. Madur Rt/RW 006/005



1. Alasan datang



Departemen Kebidanan UIMA



12



: Tn. R



Nn. R datang ke PMB jam 10.00 wib diantar oleh ibunya, Nn.R  mengatakan ingin memeriksakan keadaannya. 2. Keluhan utama Pasien mengatakan mudah lelah dan sering pusing. 3. Riwayat obstetri Pasien mengatakan belum pernah hamil, keguguran dan melahirkan. 4. Riwayat ginekologi Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi seperti kista, mioma, endometritis, dll. 5. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan remaja Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu maupun sekarang. dan pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun. b. Riwayat kesehatan keluarga Pasien mengatakan dirinya dan keluarga nya tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti Hipertensi, DM, Jantung, Hepatitis, TBC, dll.  6. Riwayat psikososial Pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaannya. Orang tua pasien menyuruhnya untuk memeriksakan kondisinya ke faskes terdekat. 7. Pola kebiasaan sehari-hari a. Pola istirahat



: Lama tidur 7-8 jam sehari



b. Pola aktivitas



: Nn. R mengatakan sebagai pelajar aktif di sekolahnya.



c. Pola eliminasi



: Frekuensi BAK 4x-5x sehari, Warna Kuning jernih, Bau



Khas. Frekuensi BAB 1x sehari, Warna Kecoklatan, Bau Khas. d. Pola nutrisi



: Frekuensi Porsi 3 kali sehari



e. Pola personal hygiene : Mandi 2x sehari, Keramas 3x seminggu, Sikat gigi 2x



sehari, Ganti baju 2x sehari. B. Data Objektif a. Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Baik Kesadaran



: Composmenthis



b. Pemeriksaan Umum Departemen Kebidanan UIMA



13



Tekanan Darah



: 90/60 mmHg



Denyut nadi



: 88 kali/menit



Frekuensi nafas : 20 kali/menit Suhu tubuh



: 36,5



C



0



c. Pemeriksaan Antropometri Berat badan



: 47



kg



Tinggi badan



: 149 cm



LILA



: 23



IMT



: 21,2 kg/m2



cm



d. Pemeriksaan Fisik 1. Wajah Pucat



2.



: Tidak tampak Pucat 



Cemas



: iya







Kebersihan



: Bersih







Bentuk



: Simetris







Sklera



: Putih







Konjungtiva : pucat



Mata



3. Mulut 



Stomatitis



: Tidak ada







Gusi



: Tidak berdarah







Gigi



: Tidak caries



4. Leher   



Kelenjar tiroid



: Tidak ada pembesaran







Kelenjar Limfe



: Tidak ada pembesaran







Vena jogularis



: Tidak ada pembesaran



5. Dada



: Tidak dilakukan pemeriksaan



6. Abdomen 



Bentuk



: Simetris







Bekas luka



: Tidak ada







Massa/ Tumor : Tidak ada







Turgor kulit



: Tidak ada







Nyeri tekan



: Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah



Departemen Kebidanan UIMA



14



7. Ekstremitas 



Oedem



: Tidak ada







Varices



: Tidak ada







Reflek patella : ( Positif ) kanan, ( Positif ) kiri







Kuku



8. Anogenitalia



: Pendek dan bersih : Tidak dilakukan pemeriksaan



e. Pemeriksaan Penunjang : Tes Hb 10 gr/dr C. Analisis Data Tanggal 0 5 Februari 2022, Pukul 10.0 Wib Nn. R Umur 15 tahun dengan anemia ringan . D. Penatalaksanaan 1. Melakukan informed consent. Sudah di lakukan 2. Menjelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan bahwa saat ini pasien mengalami anemia ringan Hb 10 gr/dr yaitu kekurangan sel darah merah sehat atau haemoglobin. Maka sel-sel dalam tubuh tidak mendapat oksigen yang mencukupi dan tidak berfungsi secara normal. Klien mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh bidan 3. Memberitahu pasien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti



ati,



daging,



sayur-sayuran,



seafood.



Pasien



mengerti



dan mau



mengkonsumsi. 4. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akam vitamin C seperti buah-buahan manga,jeruk,papaya kiwi strawberry. Pasien mengerti 5. Memberikan suplemen penamah zat besi tablet Fe di minum 1x1 6. Menganjurkan pasien untuk istirahat cukup. Pasien menegrti penjelasan bidan. 7. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan pendokumentasian



Departemen Kebidanan UIMA



15



BAB IV PEMBAHASAN



Pada BAB ini penulis menjelaskan tentang manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Nn. R usia 15 Tahun Remaja dengan Anemia akan dilakukan pembahasan mengenai kesenjangan dan perbandingan antara teori dan praktek dilapangan dengan manajemen pola pikir SOAP, yang dilakukan pada tanggal periode 05 Februari 2022. 1. Dari pembahasan yang di angkat penulis, di peroleh hasil Nn. R usia 15 Tahun, pada data subjektif



Nn.R



mengatakan mengatakan ingin



memeriksakan keadaannya.karena merasa pusing. Hal ini sesuai dengan teori (Arisman, 2014) Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. Anemia sebagai keadaan bahwa level hemoglobin rendah karena kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016. 2. Pada keluhan utama Nn. R mengatakan Pasien mengatakan mudah lelah dan sering pusing. Hal ini seuai dengan teori Menurut Aulia (2012), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah: Mudah lelah. Kulit pucat. Sering gemetar. Lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5 L). Sering pusing dan mata berkunangkunang. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah dan telapak tangan tampak pucat.. 3. Pada Nn.R dilakukan pengkajian data objektif seperti pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Halen Varney pertama (pengkajian data), terutama yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain. Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah (Sih Rini Handayani, 2017).



Departemen Kebidanan UIMA



16



4. Pada pemeriksaan TD pada Nn. R ditemukan hasil TD 90/60 mmHg dan Hb 10 gr/dl, hal ini sesuai dengan teori diamana Menurut (Bambang, 2013), Anemia adalah kondisi dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% dan Hb 10 gr/dl masuk ke anemia ringan 5. Menganalisis data asuhan kebidanan prakonsepsi pada Nn. R sehingga didapatnya diangnosa. Hal ini sesuai dengan teori dimana Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencangkup hal-hal berikut ini: diagnosis/masalah kebidanan diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi



kebutuhan



diagnosis/masalah



potensial



tindakan dan



segera



kebutuhan



untuk



tindakan



antisipasi



segera



harus



diidentifikasi manurut kewenangan bidan meliputi : tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien ( Sih Rini Handayani, 2017) 6. Pada



penatalaksanaan



kepada



Nn.



R



Memberitahu



pasien



untuk



mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti ati, daging, sayursayuran, seafood. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akam vitamin C seperti buah-buahan manga,jeruk,papaya kiwi strawberry. Memberikan suplemen penamah zat besi tablet Fe di minum 1x1. Hal ini sesuai dengan teori Menurut Almatzier (2016) cara mencegah dan mengobati anemia adalah Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati dan telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD) 7. Penulis juga menganjurkan Nn. R untuk melakukan kunjungan ulang apa bia masih ada keluhan.



Departemen Kebidanan UIMA



17



BAB V PENUTUP A.



Kesimpulan Setelah Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Nn. R usia 15 tahun Remaja Dengan Anemia maka di dapatkan kesimpulan : 1. Penulis Telah mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Nn. R usia 15 tahun Remaja Dengan Anemia 2. Penulis Telah mampu melakukan Interpretasi data pada Nn. R usia 15 tahun Remaja Dengan Anemia 3. Penulis Telah mampu melakukan penatalaksanaan keputihan pada Nn. R usia 15 tahun Remaja Dengan Anemia 4. Penulis Telah mampu melakukan Telaah kasus dengan teori pada Nn. R usia 15 tahun Remaja Dengan Anemia Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan keluarga binaan yang sudah diberikan kepada Nn R sudah dilakukan sesuai dengan Standar kewenangan Bidan dan tidak ditemukan kesenjangan.



A. SARAN 1. Bagi Penulis Bagi penulis sendiri dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah dan menambah pengetahuan penulis tentang laporan seminar kasus. 2. Bagi Klien Diharapkan klien lebih memperhatikan lagi tentang Pola hidup sehat di masa remaja



seperti cek kesehatan secara berkala, makan makanan yang begizi



seimbang sehingga dapat mencegah dan mengatasi masalah anemia sedini mungkin.



Departemen Kebidanan UIMA



18



3. Bagi Institusi Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan bermanfaat untuk dijadikan perbandingan untuk laporan selanjutnya



Departemen Kebidanan UIMA



19



DAFTAR PUSTAKA



1) Verawaty, SN dan Liswidyawati, R. 2012. Merawat dan Menjaga Kesehatan Seksual Wanita. PT Grafindo Media Pratama. Bandung 2) Waryana. 2016. Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta. Nuha Medika 3) WHO. The Global Prevalence Of Anemia in 2019. Geneva : World Health Organization, 2020 4) Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 24 Januari 2019 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf 5) The Conversation. (2019). 4,8 juta remaja putri Indonesia anemia, bagaimana aplikasi Android bisa menguranginya. Diakses pada: https://theconversation.com/4-8-jutaremaja-putri-indonesiaanemia-bagaimana-aplikasi-android-bisa-menguranginya110790



6) Kemenkes, R. I. (2016). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. 7) Adriani, Merryana dan Bambang Wirajatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:Prenadamedia Group. 8) Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC 9) Dahliah, Rasfayanah, Citra, Yusriani 2018,‘Hubungan Antara Lama Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2016’, Journal Window of Health, vol.1, no.1, hh.56-60 10) Arisman. 2014. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed.2. Jakarta:EGC. 11) Almatsier, S. 2013. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 12) Lubis, Namora Lumongga.2013. Psikologi Reproduksi Wanita & Perkembangan Reproduksinya ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologi.Jakarta : Kencana Prenada Media Group



Departemen Kebidanan UIMA



20



13) Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 14) Siahaan, N.R. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia PadaRemaja Putri Di Wilayah Kota Depok Tahun 2011. Fakultas KesehatanMasyarakat Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Depok Januari 2012. 15) Soekirman. 2012. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan: Jakarta 16) Tresnawati, Frisca. 2013. Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan Profesional.Jakarta : Prestasi Pelajar Publisher 17) Yanna, G, Udiyono, A, Saraswati, L, Adi, S 2017, ‘Gambaran Status Anemia Pada Remaja Putri di Wilayah Pegunungan dan Pesisir Pantai’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 5, No. 1, hal. 193-199.



18) Sih Rini Handayani MM. DOKUMENTASI KEBIDANAN. In: Kemenkes RI 2017. 2017. p. 232.



Departemen Kebidanan UIMA



21



DOKUMENTASI



Departemen Kebidanan UIMA



22



Departemen Kebidanan UIMA



23



Departemen Kebidanan UIMA



24