16 0 384 KB
Sengatan Lebah Annisa Amalia
Pendahuluan
Insect bite a/ kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin.
Epidemiologi
Prvalnsi yang sama di semua dunia Terjadi pada iklim tertentu (musiman) Prevalensi wanita dan pria sama Faktor yang mempengaruhi perkebunan, persawahan dll Prevalensi gejala akibat sengatan lebah 0,4-4%
Etiologi Gigitan sengatan lebah dibagi 2; Venomous (beracun) dan non venomous (tidak beracun) Kelas arthropoda yang melakukan gigitan dan sengatan pada manusia: 1. Kelas Arachnida a. Acarina b. Araneae (laba-Laba) c. Scorpionidae (kalajengking) 2. Keals chilopoda dan diplopoda 3. Kelas insecta d. Anoplura (pediculus humanus) e. Coleoptera (kumbang) f. Diptera (nyamuk, lalat) g. Hemiptera (kutu busuk, cimex) h. Hymenoptera (lebah) i. Lepidoptera (kupu – kupu) j. Siphonaptera (xenopsylla)
klasifikasi
Ordo: Hymenoptera Kelas: Insekta Famili: 2 ( Apidae dan Vespidae)
Apidae
Lebah madu (honey bee)
Bumble bee
Lebah afrika (african bee)
Vesvidae Penyengat Tawon Semut api
Gejala Klinis Nyeri Bengkak Kemerahan Gatal Urtikaria Angioderma Hipotensi Bronkospasme Edem laring Kaku pada usus Mual muntah dan diare
Hipersensitifitas tipe lambat Lesi (mengeras) hiperpigmentasi ekskoroasis & krusta
papul yg persisten
Diagnosis Px fisik Adanya alat sengat pada kulit pasien Adanya gejala klinis Px penunjang Uji kulit dengan antigen menggunakan bisa lebah u/ mengenali bisa yang spesifik pada proses sensitisasi. Ada 5 jenis bisa terhadap lebah madu: yellow jacket, yellow hornet, white faced hornet, dan palister wasps Uji kulit prick Menggunakan bisa lebah pada konsentrasi 1ug/ml, berikan pelarut kontrol (serenson’s solution) yang mengandung 0,5% serum albumin dan 0,4% venol.
Uji kulit intradermal Bisa dengan konsentrasi 0,2 ug/ml dan 1 ug/ml pada tempat terpisah sebanyak 0,03ml. Hismin setedan pelarut diinjeksikan scr intraderma. Dibaca setelah 15 m Reaksi yang segera timbul pada uji kulit dengan konsentrasi bisa