17 0 226 KB
“Senyawa Kimia Asam Format”
disusun oleh : Nisa’ Arrachmah / 1631010138 Paralel D
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Tahun Ajaran 2016/2017
PEMBAHASAN Asam
format atau asam
formiat (nama sistematis: asam
metanoat)
adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam format secara alami antara lain terdapat pada sengat lebah dan semut, sehingga dikenal pula sebagai asam semut. Asam format merupakan senyawa antara yang penting dalam banyak sintesis bahan kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2. Di
alam,
asam
format
dihasilkan
banyak serangga dari bangsa Hymenoptera, misalnya lebah dan semut sebagai alat serang atau alat bertahan. Asam format juga merupakan hasil pembakaran yang
signifikan
dari bahan
pembakaran metanol (dan etanol yang
bakar tercampur
alternatif, air),
jika
yaitu
dicampurkan
dengan bensin. Nama asam format berasal dari kata Latin formica yang berarti "semut". Pada awalnya, senyawa ini diisolasi melalui distilasi semut. Semut menghasilkan asam ini pada kantung yang disebut sebagai acidophore. Apabila semut "mengigit" (sebenarnya menjepit), ia juga menyemprotkan asam format dari acidophore untuk memperkuat rasa sakit pada korbannya. Senyawa kimia turunan
asam
format,
misalnya
kelompok garam dan ester,
dinamakan format atau metanoat. Ion format memiliki rumus kimia HCOO−. (Wikipedia,2016) A. Sifat Fisika dan Kimia Asam Formiat Sifat Fisika Asam Formiat Asam semut atau asam formiat atau asam metanoat, yang memiliki rumus molekul HCOOH, merupakan turunan pertama Asam karboksilat yang paling kuat dengan gugus molekul yang
paling pendek dibandingkan dengan asam karboksilat yang lain. Asam formiat termasuk dalam katagori asam organik lemah, tapi bersifat sangat korosif, tidak
berwarna,
mempunyai
bau
yang
menyengat,
dapat
menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan dapat melepuhkan kulit. Asam formiat dapat melarut sempurna dengan air, aseton,eter, etil asetat, metanol, etanol, dan gliserin. Asam ini dapat membentuk azeotrop dengan air pada kandungan asam formiat 67% berat (0,1 bar), 78% berat (1 bar), dan 84% berat (3 bar). Campuran asam formiat dan air memiliki titik eutektik yang membeku pada suhu 48,5oC dibawah nol dengan komposisi 70% berat asam formiat. Sifat Kimia Asam Formiat Asam formiat dapat bercampur sempurna dengan air dan sedikit larut dalam benzene, karbon tetra klorida, toluene dan tidak larut dalam hidrokarbon alifatik seperti heptana dan oktana. Asam formiat dapat melarutkan nilon, poliamida tetapi tidak melarutkan Poli Vinil Chlorida (PVC). Campuran Asam formiat dan air membentuk campuran azeotrop (yaitu campuran larutan yang mempunyai titik didih mendekati titik beku) dengan kandungan maksimum Asam formiat 77,5 % pada tekanan atmosfer. Asam formiat akan terdekomposisi menjadi Karbon dioksida dan air pada temperatur 100 oC atau dalam temperatur kamar bila ditambahkan katalis Palladium. Asam formiat terhidrasi oleh Asam sulfat pekat dan menghasilkan Karbon monoksida dan air. Reaksi – reaksi lain yang terjadi pada Asam formiat adalah : 1. Bereaksi dengan Asetilen membentuk Vinil formiat. Reaksinya : HCOOH + HC 3. Dekomposisi Pada temperatur 200oC, asam formiat terdekomposisi menjadi karbon monoksida dan air dengan katalis Alumina. Reaksinya : HCOOH Al2O3,T : 200°C CO + H2O
4. Bereaksi dengan Keton dan Amina menjadi Amina primer. B. Kegunaan Asam Formiat Asam formiat memiliki banyak kegunaan dan digunakan pada berbagai macam industri dan reaksi- reaksi. Salah satu industri yang sering menggunakan asam formiat adalah industri karet. Dalam industri karet, asam formiat digunakan sebagai bahan koagulan untuk meng-koagulasi karet dari lateks. Kualitas karet yang dihasilkan dengan asam formiat lebih baik dibandingkan dengan jenis koagulan lainnya. Industri lain yang menggunakan asam formiat adalah industri tekstil dan kulit. Pada industri tekstil, asam formiat digunakan untuk mengatur pH pada proses pemutihan, pencelupan/ pewarnaan. Asam formiat merupakan asam yang lebih kuat dari asam asetat sehingga menghasilkan produk yang lebih baik. Pada industri kulit, asam formiat digunakan dalam proses penyamakan kulit yaitu sebagai bahan pembersih zat kapur dan pengatur pH saat pencelupan. Asam formiat digunakan untuk menetralkan kapur (deliming) agar kulit menjadi lebih besar dan padat. Asam formiat merupakan bahan yang mudah menguap sehingga tidak akan tertinggal pada serat kulit. Asam formiat juga sering digunakan pada peternakan. Pada peternakan, asam formiat untuk mengawetkan membunuh bakteri yang terdapat pada makanan ternak. Apabila disemprotkan pada jerami, asam formiat dapat menahan proses pembusukan dan membuat makanan ternak dapat mempertahankan nutrisinya lebih lama. Kegunaan-kegunaan lain dari asam formiat adalah sebagai berikut: a. Reagen pada reaksi kimia organik, sebagai sumber gugus formil dan ion hidrogen. b. Cleaning / disinfection, sebagai bahan produk pembersih komersial dan disinfektan tong kayu untuk membuat anggur atau bir. c. Membersihkan logam asam (industri electroplating)
d. Desulfurisasi flue gas, digunakan dalam proses desulfurisasi SHU (Saarberg-Hoelter-Umwelttlechnik) e. Sebagai bahan baku dalam industri farmasi f. Sebagai bahan aditif pada pengeboran minyak Asam
format (nama
sistematis: asam
metanoat)
adalah asam
karboksilat yang paling sederhana. Asam format secara alami terdapat pada antara
lain sengat lebah dan semut.
senyawa intermediat (senyawa banyak sintesis kimia.
Rumus
Asam
antara) kimia
format yang
asam
juga
merupakan
penting
format
dapat
dalam dituliskan
sebagai HCOOH atau CH2O2. Di alam, asam format ditemukan pada sengatan dan gigitan banyak serangga dari ordo Hymenoptera, misalnya lebah dan semut. Asam format juga merupakan hasil pembakaran yang signifikan dari bahan bakar alternatif, yaitu pembakaran metanol (dan etanol yang tercampur air), jika dicampurkan
dengan bensin.
kata Latin formica yang
berarti
Nama
asam
format
semut.
Pada
awalnya,
berasal senyawa
dari ini
diisolasi melalui distilasi semut. Senyawa kimia turunan asam format, misalnya
kelompok garam dan ester,
dinamakan format ataumetanoat. Ion format memiliki rumus kimia HCOO−. Asam formiat atau asam metanoat yang juga dikenal sebagai asam semut adalah senyawa organik yang mengandung gugus karboksil (-CO2H) dan merupakan bagian dari senyawa asam karboksilat. Asam formiat ini pertama kali diperoleh oleh ahli kimia pada abad pertengahan melalui proses penyulingan semut merah dengan rumus molekul HCOOH. Sifat dari asam formiat ini adalah mudah terbakar, tidak berwarna, berbau tajam/menusuk dan mempunyai sifat korosif yang cukup tinggi. Asam formiat ini mudah larut dalam air dan beberapa pelarut organik, tetapi sedikit
larut dalam benzene, karbon tetraklorida dan toluene, serta tidak larut dalam dalam karbon alifatik. Asam formiat mempunyai bobot molekul 46,03 g/mol dan merupakan asam paling kuat dari deretan gugus asam karboksilat serta berfungsi sebagai reduktor. Asam formiat dalam keadaan murninya mempunyai titik leleh 8oC, titik didih 101oC, dan rapatan sebesar 1,2 g/ml pada suhu 20oC, secara ideal struktur karbonil senyawa asam formiat mencerminkan ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-molekul asam karboksilat (kira-kira 10 kkal/mol untuk 2 ikatan hydrogen), maka asam karboksilat ini sering dijumpai dalam bentuk dimer asam karboksilat / bahkan dalam fasa uap (Fesenden & Fesenden, 1995). Pemakaian asam formiat didalam negeri terutama untuk : 1. Koagulasi Karet Alam Sebagai koagulan aid yang akan menghasilkan
kualitas karet yang lebih baik.
2. Conditioner Pada Proses Pencelupan Tekstil Digunakan sebagai bahan kimia pembantu dalam proses pencelupan atau pewarnaan anti kusut dan anti ciut. 3.
Conditioner Pada Proses Penyamakan Kulit Digunakan dalam proses pembersihan, penghilangan zat kapur dan pewarnaan kulit.
4. Silase Untuk pencampuran pada makanan ternak Sebagai penemuan baru Asam Format digunakan pula didaerah-daerah pengeboran minyak dalam tanah yang diduga mengandung minyak, yang seringkali ditemui terjadinya kebuntuan pada aliran saluran minyak karena adanya partikel-partikel yang ikut terbawa dalam minyak, dengan pemberian Asam Format dilokasi penyebab kebuntuan maka agrerat-agrerat tersebut akan terhancurkan sehingga aliaran saluran keluarnya minyak yang dibor akan hancur kembali.
C. Pembuatan Asam Format 1. Hidrolisis Metil Format Pembuatan asam format pada proses ini diperoleh melalui dua tahap reaksi, yaitu reaksi karbonisasi methanol dan reaksi hidrolisis metil format. Reaksi ini berlangsung secara endotermis dan asam format yang terbentuk bersifat otokatalis (Ziakowski & Bayne, 1980). 2. Sintesis Langsung Karbon Monoksida dengan Air Asam format pada proses ini diperoleh dengan cara menghidrolisis gas karbon monoksida secara lansung dengan menggunakan tembaga klorida sebagai katalis. 3. Proses Formamid Proses ini diperkenalkan pertama kali oleh Meyer dkk, dengan cara mereaksikan karbon monoksida dan amonia pada 200oC dengan tekanan 150200 atm, kemudian formamid yang terbentuk direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan asam format dan ammonium sulfat.
4. Oksidasi Alkana Pada proses ini asam format yang diperoleh sebagai hasil samping pada reaksi oksidasi butane dalam proses pembuatan asam asetat. Asam format yang
diperoleh sebesar 5 % [w/w], dan proses ini kurang efektif untuk pembuatan asam format secara besar-besaran. 5. Reaksi Alkali dengan Karbon Monoksida Proses ini diawali dengan mereaksikan karbon monoksida dengan natrium hidroksida membentuk natrium asetat, kemudian natrium asetat yang terbentuk direaksikan dengan asam sulfat membentuk asam format dan garam natrium sulfat. Asam format yang terbentuk mempunyai kapasitas kecil dan garam natrium sulfat yang terbentuk sebagai produk samping dapat mengakibatkan kerugian pada proses ini (Ziakowski & Bayne, 1980).
REFERENSI Anonim.2016.”Asam Format”.(https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_format#cite_ref2).Diakses pada Minggu 11 Desember 2016 pukul 18.00 WIB. Anonim.2016.”Asam Format”.(https://lestarieka.wordpress.com/2011/07/01/asamformat/). Diakses pada Minggu 11 Desember 2016 pukul 18.00 WIB.