Sindrom Koroner Akut [PDF]

  • Author / Uploaded
  • LINDA
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SINDROM KORONER AKUT Sindrom Korener Akut (SKA) merupakan suatu masalah kardiovaskular yang utama karena menyababkan angka perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi (PERKI 2014: 1) 1.



2.



Klasifikasi Menurut buku Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut oleh PERKI 2014 hal. 3, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dan pemeriksaan marka jantung, SKA dibagi menjadi; a. Infark Miocard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST Segment elevation miocardial infraction) Infark miocard dengan segmen ST akut (STEMI) merupakan indikator kejadian oklusitotal pembuluh darah arteri koroner. Keadaan ini memerlukan tindakan revaskularisasi untuk mengembalikan aliran darahdan reperfusi miocard secepatnya; secara medikamentosa menggunakan agen fibrinolitik atau secara mekanis, intervensi koroner perkutan primer. Diagnosis STEMI ditegakan jika keluhan angina pektoris akut disertai elevasi segmen ST yang persisten dua sadapan yang bersebelahan. Inisiasi tatalaksana revaskularisasi tidak memerlukan menunggu hasil peningkatan marka jantung. b. Infark miocard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: non ST segment elevation miocardial infraction) dan Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris) Diagnosis NSTEMI dan angina pektoris tidak stabil ditegakkan jika terdapat keluhan angina pektoris akut tanpa elevasi segmen ST yang persisiten dalam dua sadapanyang bersebelahan. Rekaman EKG sangat presentasi dapat berupa depresi segmen ST, inversi gelombang T gelombang T yang datar , gelombang T pseudo-normalization, atau bahkan tanpa perubahan. Sedangkan Angina Pektoris Tidak Stabil dan NSTEMI dibedakan berdasarkan kejadian infark miokard ditandai dengan peningkatan marka jantung. Marka jantung yang digunakan adalah troponin I/T atau CK-MB. Bila hasil pemeriksaan biokimia marka jantung terjadi peningkatan bermakna, maka diagnosis menjadi IMA ST Non Elevasi (non ST segment elevation miocardial infraction). Pada angina pektoris tidak stabilmarka jantung tidak meningkat secara bermakna. Pada sindroma koroner akut, nilai ambang untuk peningkatan CK-MB yang abnormal adalah beberapa unit memlebihi nilai normal atas (upper limits of normal, ULN) Penatalaksanaan medikasi a. Anti Iskemia  Beta Bloker Keuntungan utama terapi penyekat beta terletak pada efeknya terhadap reseptor beta-1 yang mengakibatkan turunnya konsumsi oksigen miocardium. Terapi hendaknya tidak diberikan pada pasien dengan gangguan konduksi atrio ventrikular yang signifikan, asma bronkiaale dan disfungsi akut ventrikel kiri. Dalam kebanyakan kasus preparat oral cukup memadai dibandingkan injeksi. Penyekat beta direkomendasikan bagi pasien UAP atau NSTEMI, terutama jika terdapat hipertensi dan/atau takikardia dan selama tidak terdapat indikasi kontra (Kelas 1-B). penyekat beta oral hendaknya diberikan dalam 24 jam pertama (Kelas 1-B) pemberian penyekat beta dengan riwayat pengobatan penyekat beta kronis yang datang dengan SKA tetap dilanjutkan. Jenis dan dosis Penyekat Beta



Selektifitas



Aktivitas agonis parsial



Dosis



Atenolol



B1



-



50 -200 mg/ hari



Bisoprolol



B1



-



10 mg / hari



Carvedilol



α dan β



+



Metoprolol



B1



-



2 x 6,25 mg/hari titrasi sampai maksimal 2x 25mg/hari 50 - 200 mg/hari



Propanolol



Nonselektif



-



2x20-80mg/hari



Nitrat Keuntungan Nitrat terletak pda efek dilatasi vena yang mengakibatkan berkurangnya preload dan volume akhir diastolik ventrikel kiri sehingga konsumsi oksigen miokardium berkurang. Efek lain dari nitrat adalah dilatasi pembuluh darah koroner baik normal maupun yang mengalami aterosklerosis  Nitrat oral atau intravena efektif hilangkan keluhan dalam fase akut dari episode angina (Kelas1-C).  Pasien UAP/NSTEMI yang mengalami nyeri dada berlanjut sebaiknya mendapat nitrat sublingual tiap 5 menit sampai maksimal 3 kali pemberian, setelah itu harus dipertimbangkan penggunaan nitrat intravena jika tidak ada indikasi kontra (Kelas 1-C)  Nitrat diindikasikan pada iskemia yang persisten, gagal jantung dan hipertensi dalam 48 jam pertamaUAP/ NSTEMI.  Nitrat tdak boleh diberikan dengan tekanan darah sitolik < 90 mmHg atau > 30 mmHg di bawah nilai awal, bradiardia berat ( 1 mm yang diukur 80 mdet setelah titik J (Gambar 8.4). perubahan morfologi gelombang T dapat diprovokasi oleh pernapasan atau perubahan postur dan tidak pasti menandakan iskemia miokard. Begitu pula, depresi titik J menyertai takikardia karena pemendekan interval regurgitasi pulmonal dan repolarisasi atrium .Pada pasien dengan PJK, iskemia miokard direfleksikan dengan depresi segmen S-T, yang sering terlihat pada Lead dengan gelombang R tertinggi (biasanya V5) kriteria untuk depresi segmen S-T “bermakna” merepresentasikan kompromi antara sensitivitas dan spesifitas (Gambar 8.3). Sebagian besar mendefenisikan positif sebagai depresi segmen planar (horisontal) atau menurun > 1 mm yang diukur 80 mdet setelah titik J (Gambar 8.4). perubahan morfologi gelombang T dapat diprovokasi oleh pernapasan atau perubahan postur dan tidak pasti menandakan iskemia miokard. Begitu pula, depresi titik J menyertai takikardia karena pemendekan interval regurgitasi pulmonal dan repolarisasi atrium .



PAPER



SINDROM KORONER AKUT



OLEH



SESARIUS ARLESIAN ROGA S.KEP,NS UNIT: INSTALASI GAWAT DARURAT