12 0 114 KB
BAB I PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Masalah Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untukmencapai suatu tujuan tertentu. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Sedangkan Desain
Kerja
merupakan
keputusan
dan
tindakan
manajerial yang mengkhususkan ke dalam, cakupan dan hubungan pekerjaan
yang
objektif
organisasi dengan struktur
untuk
organisasi
mencapai yang
baik.
suatu
tujuan
Dalam struktur
organisasi terlihat adanya tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing individu yang berada dalam organisasi. Struktur organisasi menggambarkan
pekerjaan
yang
akan dilaksanakan
dalam
upaya
pencapaian tujuan organisasi. Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus didesain dengan sebaik mungkin. Desain pekerjaan yang baik akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja masing-masing individu di dalam organisasi. Kepuasan kerja dipandang sebagai perasaan senang atau tidak senang yang relatif dan yang berbeda dari pemikiran objektif. Dalam hal ini, kami mengaitkan masalah ini pada masalah penerapan Desain Kerja terhadap sistem e-Budgeting di Pemprov DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencurigai
Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) mengandung anggaran ‘siluman’ sebut saja pada penerapan sistem e-Budgeting. Sistem e-Budgeting merupakan alat untuk menyusun RAPBD DKI. Konsultan sistem e-budgeting Gagat Sidi Wahono menuturkan bahwa Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) melakukan kerja sama dengan Pemkot Surabaya. Walaupun Gagat bertanggung jawab pada sistem e-Budgeting,
1
namun dirinya tidak mengetahui keseluruhan anggaran yang dimasukkan ke dalam sistem itu. "Kami sebenarnya tidak pernah tawarkan sistem e-budgeting ke DKI. Kami diundang," kata Gagat dalam rapat Hak Angket, Jakarta, Rabu (11/3/25)" [1] Dalam kutipan diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa desain kerja yang baik dapat dipertanggung jawabkan agar sistem dapat berjalan dengan semestinya tanpa ada nya masalah dalam proses melaksanakan tujuan tersebut. 2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
3.
1.
Apa yang dimaksud dengan desain pekerjaan?
2.
Bagaimana cara mendesain kembali pekerjaan?
3.
Apa sajakah pendekatan dan teknik desain kerja?
4.
Bagaimana teknik-teknik desain kerja diterapkan?
Tujuan Pembahasan 1. Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan desain pekerjaan dan pendesainan kembali pekerjaan. 2. Diharapkan
mahasiswa
memiliki
bekal
yang
nantinya
dapat
mempermudah pengaplikasian teknik-teknik desain kerja didalam sebuah pekerjaan.
2
BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Konseptual Konsep desain kerja (job design) dan mendesain kembali pekerjaan(job redesign) berhubungan langsung terhadap kehidupan kerja para pegawai. Certo mengemukakan bahwa sepertiga dari pekerjaan pimpinan dapat digunakan untuk memotivasi para pegawainya dalam hubungannya untuk mendesain pekerjaan.[2] Kualitas kehidupan kerja telah mendiskripsikan berbagai ide rancangan kerja untuk meningkatkan kepuasan kerja yang berhubungan dengan produktifitas kerja. Dalam hubungannya dengan hal tersebut Robbins mengemukakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan antara lain: (1) racangan pekerjaan tidak akan mempunyai arti apa-apa dalam kehidupan kerja apabila tergambar dalam konsep saja. (2) kualitas pekerjaan akan dapat terwujud apabila unsurunsur di dalam organisasi melaksanakan pekerjaan atas dasar rancangan pekerjaan pekerjaan yang telah dibuat dan ditetapkan. (3) kualitas pekerjaan dan produktifitas pekerjaan yang tinggi akan dapat terwujud , apabila para pimpinan menyusun kembali tugas-tugas dari pekerjaan, dan (4) merendesain kembali pekerjaan-pekerjaan akan dapat meningkatkan produktivitas dan kemampuan yang tinggi. J.Richart and Greg R.O ldham menjelaskan bahwa isikualitas kehidupan
kerja
dapat
diperbaiki,
yakni
dengan
bertambahnya
produktifitas dari pekerja yang mendapat tantangan dari waktu ke waktu dengan asumsi (1) dasar alami dari pekerjaan sulit ditemukan dan tidak adanya
perubahan-perubahan,
(2)
tekhnologi
dan
proses
kerja
memerlukan desain pekerjaan, (3) semua manajer dapat menyeleksi kelompok pekerja sesuai dengan prioritas. Robbins mengemukakan bahwa desain kerja (job design) merupakan istilah yang menunjukkan
3
bagaimana tugas-tugas dikombinasikan untuk membentuk pekerjaan yang lengkap. Dari definisi-definisi menurut para ahli diatas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa, desain pekerjaan dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja yang berhubungan dengan produktifitas kerja dan membentuk pekerjaan yang lengkap, agar mencapai efektifitas dan efesiensi kerja. 2. Penelitian yang Relevan "in the come years, organizations must increase efforts to satisty human needs for selfeestem by a designing highly productive work systems which improve the quality of works lives. Personal managers must study the feasibility of using work team in place on individualiezt assembly line work(Di tahun mendatang, organisasi harus meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan manusia untuk selfeestem dengan merancang suatu sistem kerjayang sangat produktif yang meningkatkan kualitas kehidupan kerja. Manajer pribadi harus mempelajari kelayakan menggunakan tim kerja di tempat pada individualis kerja perakitan) [3] “Job design is the most important function of Human Resource Management. It indicatesthat, designing of contents, methods, functions of a
job( Desain
penting dari Manajemen
pekerjaan adalah fungsi Sumber
Daya
yang Manusia. Hal
paling ini
menunjukkan itu, merancang isi, metode,fungsi pekerjaan). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa desain pekerjaan merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan diperlukan untukmeningkatkan kepuasan kerja yang berhubungan dengan produktifitas kerja dan membentuk pekerjaan yang lengkap, agar mencapai efektifitas dan efesiensi kerja.
4
3. Pembahasan 1. Desain Pekerjan Menurut Handoko, Desain pekerjaan ialah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya dalam organisasi. Tujuan nya adalah
untuk
memenuhi
mengatur
pengawasan-pengawasan
kebutuhan-kebutuhan
organisasi,
kerja
yang
teknologi
dan
keprilakuan.[4] Menurut Gibson et all , The process by which managers decide individuals jobs tasks and authorit[5](Suatu proses dimana manajer memutuskan tugas pekerjaan individu maupun wewenangnya). Desain pekerjaan sangat penting dan bermanfaat oleh pegawai untuk mencapai efektifitas dan efesiensi kerja. Adapun pentingnya desain kerja tersebut bagi para pegawai dilatar belakangi oleh beberapa alasan, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Semangat kerja dalam spesialisasi yakni: tingginya produktifitas dari para pekerja yang tidak mempunyai keterampilan memerlukan waktu yang tidak banyak dalam latihan, mudah untuk mengganti dan pimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Dilihat dari motivasi dan semangat kerja terdiri dari: tingginya produktivitas dan tantangan pekerjaan berkurangnya ketidak hadiran,
kurangnya
pergantian,
tingginya
kualitas
produksi,
banyaknya pegawai yang memberikan ide-ide dan gagasan serta saran-saran dan tingginya kepuasan kerja dari pada pegawai. Keberhasilan mendesain pekerjaan dalam suatu organisasi, banyak sedikitnya dipengaruhi oleh factor yang berasal dari dalam organisasi ,maupun factor dari luar organisasi itu sendiri. Flippo melihat factor-faktor yang dapat mempengaruhi desain pekerjaan tersebut dimulai dari isi masing-masing speliasisasi pekerjaan dan
5
bentuk
operasi
yang
berulang-ulang,
pertukaran
tekhnologi,
kebijaksanaan tenaga kerja, kemampuan para personil, tersedianya kesanggupan pegawai, interaksi masing-masing kepentingan dalam pekerjaan dan system , serta psikologi dan kebutuhan social setiap manusia yang ditemukan dalam bekerja. Desain pekerjaan merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan perusahaan (Sulipan, 2000). Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas. Manfaat desain pekerjaan memiliki tujuan agar : -
Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi
-
optimal. Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara
-
horizontal dan hirarki. Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal. Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa
-
meningkatkan kerja sama dan efektifitas tim. Integrasi kebutuhan individu karyawan
dengan
kebutuhan
organisasi. 2.
Mendesain Kembali Pekerjaan (job redesign) Robbins
melihat
mendesain
kembali
pekerjaan (job
redesign)merupakan kegiatan untuk merancang kembali pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan perubahan. Dapat disimpulkan mendisegn kembali pekerjaan merupakan kegiatan merancang atau menyusun kembali rencana-rencana yang telah dibuat tentang tugastugas dari pekerjaan para pegawai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan individu. Luthans
mengemukakan
bahwa
untuk
mendesain
kembali
pekerjaan dapat digunakan berbagai cara, antara lain : 6
1. Memvariasikan keterampilan 2. Mengidentifikasi Tugas 3. Mengsignifikan tugas-tugas 4. Otonomi pekerjaan 5. Memberikan umpan balik terhadap pekerjaan sendiri 6. Memberikan umpan terhadap agen-agen Dan guna menghindari
in-efisiensi dalam melaksanakannya.
Metode yang dapat digunakan dalam perancangan kembali pekerjaan, seperti : a.
Simplifikasi pekerjaan, yakni menyederhanakan pekerjaan, dimana resiko yang akan muncul adalah terjadinya spesialisasi, sehingga dapat
b.
menimbulkan kebosanan, terutama yang terampil. Perluasan pekerjaan, yaitu : - Job enlargement (perluasan kerja secara horizontal), dengan menambah lebih banyak tugas agar variatif dan mengurangi -
pekerjaan yang monoton. Job enrichment (perluasan kerja secara vertikal), karyawan diberi kesempatan
-
untuk
berpartisipasi
dalam
kegiatan
manajerial
disamping operasional. Job rotation (rotasi pekerjaan), memindahkan / merotasi karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, untuk mengatasi kejenuhan dan
memberi
kesempatan
karyawan
untuk
menggunakan
keterampilannya.
3. Pendekatan dan Teknik Desain Kerja (job design) Dalam mendesain pekerjaan (job design) dan mendesain kembali pekerjaan (job redesign) banyak para ahli yang mengemukakan
7
pendapatnya tentang pendekatan yang efektif digunakan. Friederick Taylor mengemukakan beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh para pimpinan untuk mendesain pekerjaan dan mendesain kembali pekerjaan baik berupa tugas-tugas kelompok maupun individu. Pendekatan tersebut diantaranya adalah: 1. Setiap pekerjaan diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang berlainan yang selalu dimulai dari awal dan selalu diakhiri dengan baik. 2. Diusahakan bagaimana para pekerja dapat menganalisa penampilan kerja, maupun gerak gerik mereka dalam bekerja. 3. Memeriksa beberapa alternative atau cara yang efisien untuk mengerjakan tugas. 4. Melatih para pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien. Menurut Hellriegel untuk mendesain pekerjaan (job design) dapat digunakan beberapa pendekatan sebagai berikut : 1. Pengayaan kerja (job enrichment) dengan membuat pekerjaan menjadi lebih berarti, menarik dan menantang. 2. Perluasan Kerja (job enlargement) dengan cara menambah tugastugas untuk macam-macam pekerjaan. 3. Seperangkat Tujuan (goal setting) membangun tujuan, umpan balik dan dorongan dalam pelaksanaan pekerjaan. 4. Teknik kerja (job engineering) pemusatan dan efesiensi kerja dan menganalisis pekerjaan. 5. Rotasi Kerja (job rotation) membuat pekerjaan menjadi bervariasi. 6. Pendekatan
sosioteknikal (sosiotechnical
approach) menentukan
tanggung jawab pekerjaan untuk kelompok dan adanya keseimbangan antara aspek teknis dengan aspek sosial. 4. Teknik-teknik Mendesain Kerja 1. Rotasi Kerja (job rotation)
8
Robbins horizontal
mengemukakan
atau
Perpindahan
perpindahan
pekerjaan
secara
rotasi
kerja
pekerjaan
adalah
variasi
secara
horizontal.
dapat
diterapkan
horizontal
padahal-hal dasar yang dirancang ,yakni dengan program latihan dimana para pegawai memerlukan waktu lebih kurang tiga bulan dalam suatu aktivitas, kemudian baru dilanjutkan dengan pekerjaan yang lain. 2. Perluasan Kerja (job enlargement) Stoner menjelaskan bahwa perluasan pekerjaan dapat menanggulangi ketidakpuasan pegawai dalam bekerja, dengan cara meningkatkan bidang pekerjaannya, dimana pekerjaan dikombinasikan sesuai dengan fungsi horizontal dari suatu unit organisasi. Bone mempertegas bahwa “job enlargement is the rearranging of jobs to increase their complexity. 3. Pengayaan kerja (job enrichment) Pengayaan
kerja
berusaha
untuk
menghilangkan
ketidakpuasan kerja dengan meningkatkan kedalaman pekerjaan. Menurut stoner dalam pengayaan kerja kegiatan-kegiatan kerja dari suatu bidang vertical dari suatu unit organisasi dikombinasikan dalam suatu bentuk pekerjaan ,sehingga pegawai dapat merasakan adanya otonomi pada pelaksanaan pekerjaan yang lebih besar. Tiap pegawai dapat diberikan tanggung jawab untuk mengatur kecepatan kerjanya sendiri, untuk memperbaiki kesalahan sendiri, dapat memutuskan cara terbaik untuk melaksanakan pekerjaan, dan pengambilan keputusan sendiri.[6] 4. Kelompok Kerja Kelompok kerja dalam suatu organisasi merupakan bentuk kelompok kerja yang dibentuk untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dalam organisasi ,sehinngga nantinya dengan kelompok kerja para pegawai dapat melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif sesuai dengn rencana kerja yang telah ditetapkan
9
semula. Carrel menjelaskan “in the come years, organizations must increase efforts to satisty human needs for selfeestem by a designing highly productive work systems which improve the quality of works lives. Personal managers must study the feasibility of using work team in place on individualiezt assembly line work”. Bahwa organisasi harus meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan manusia untuk selfeestem dengan merancang suatu sistem kerja yang sangat produktif yang meningkatkan kualitas kehidupan kerja.
BAB III PENUTUP
10
1. Kesimpulan Sistem desain kerja adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi dan saling berkaitan untuk meningkatkan kepuasan kerja yang berhubungan dengan produktifitas kerja dan membentuk pekerjaan yang lengkap, agar mencapai efektifitas dan efesiensi kerja. Keberhasilan mendesain
pekerjaan
dalam
suatu
organisasi,
banyak
sedikitnya
dipengaruhi oleh factor yang berasal dari dalam organisasi ,maupun faktor dari luar organisasi itu sendiri. Menurut penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa sistem desain kerja sangat amat diperlukan untuk meningkatkan kualitas kerja dalam membentuk pekerjaan yang sempurna agar dapat tercapainya keefektifitasan
dan
efesiensi
kerja.
Dalam
mendesain
pekerjaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi maupun faktor dari luar organisasi. 2. Saran Sistem desain kerja merupakan suatu cara
untuk membentuk
pekerjaan yang ideal dengan cara meningkatkan kualitas kerja. Oleh karena itu, kita harus dapat membuat desain kerja yang sesuai dengan apa yang kita perlukan agar pekerjaan dapat meningkatkan kepuasan dan kualitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA
11
Handoko, T Hani. (2009). Manajemen. Yogyakarta: BPFE http://m.kompasiana.com/post/read/652919/1/teknik-desainkerja.html http://news.liputan6.com/read/2189524/asal-usul-penerapansistem-e-budgeting-di-pemprov-dki http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28072/Chapt er%20II.pdf Mukhtar, Mukhneri. (2008). Manajemen Sistem. Jakarta: BPJM Winardi dan Nisjar Karhi,(1997) Teori sistem dan pendekatan sistem dalam bidang manajemen
12