Sistem Moneter Internasional Dan Kekuatan Finansial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SISTEM MONETER INTERNASIONAL DAN KEKUATAN FINANSIAL



DISUSUN OLEH KELOMPOK 10 AISAH ANANDA SYAHREZA



1702114744



SITI ROJANAH NOVISTA SARI



1702122914



CINDY ARDYA



1702121876



PUTIKA MARLIANA



1702114499



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU T.P 2019/2020



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Memahami Sistem Moneter Internasional dan Kekuatan Finansial” yang mana secara keseluruhan membahas mengenai perbandingan dalam berbagai segi akuntansi sektor publik dengan akuntansi swasta. Penulis tentu menyadari bahwa makalah yang berjudul ” Memahami Sistem Moneter Internasional dan Kekuatan Finansial” ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Sekali lagi, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.



Pekanbaru, 4 September 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….i DAFTAR ISI………………………………………………………………………………......ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…...……………………………………………………………………...… 1 1.2



Rumusan



Masalah……………………………………………………………………...



…..1 1.3 Tujuan...……………………………………………………………………………...…….2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Moneter Internasional……………………………………………………………...3 2.2 Kekuatan Finansial………………………………………………………………………...7 2.3



Nilai



Tukar



Valuta



Asing…………………………………………………………………..8 2.4



Penyebab



Pergerakan



Nilai



Tukar………………………………………………………….8 2.5



Kontrol



Nilai



Tukar



Uang………………………………………………………………….9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….13 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...14



i



SISTEM MONETER INTERNASIONAL DAN KEKUATAN FINANSIAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat kita berbicara tentang moneter maka masalah utama yang sering kita bicarakan adalah berkaitan dengan uang. Setiap negara mempunyai mata uang sendiri dan mata uang itu menunjukkan nilai barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter internasional ini mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk semua negara di dunia yang membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara. Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai saat ini pun sistem moneter internasional masih menjadi perhatian semua negara dan masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal. Sistem moneter internasional terdiri dari beberapa lembaga perjanjian, peraturan, dan proses yang memugkinkan terjadinya embayaran, pertukaran mata uang, dan pergerakan modal yang di butuhkan untuk transaksi internasional. Untuk itu penulis akan membahas terkait dengan “Sistem Moneter Internasional dan Kekuatan Finansial”.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud sistem moneter internasional? 2. Bagaimana kekuatan finansial sistem moneter internasional? 3. Bagaimana nilai tukar valuta asing? 4. Apa penyebab pergerakan nilai tukar? 5. Bagaimana kontrol nilai tukar mata uang?



1.3 Tujuan 1. Menggambarkan evolusi peaturan moneter dari sistem moneter internasional 2. Mengetahui kekuatan finansial sistem moneter intenasional 3. Menjelaskan dampak fluktuasi nilai tukar mata uang 4. Menggambarkan kontrol nilai tukar mata uang 5. Merangkum pengaruh kekuatan finansial seperti pajak, inflasi dan neraca pembayaran terhadap perusahaan 6. Menjelaskan peranan neraca pembayaran.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Moneter Internasional Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang memungkinkan suatu negara dapat saling berhubungan satu dangan yang lain. Sistem tersebut disebut sebagai sistem moneter internasional. Sistem moneter internasional menunjukkan seperangkat kebijakan, institusi, praktik, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lain.(Shapiro, 1992). Sistem keuangan internasional dari sejarahnya telah mengalami begitu banyak perkembangan dan transpormasi dari masa ke masa. Perkembangan ini disebabkan oleh adanya perubahan ekonomi dan politik domestik serta internasional pada masing-masing masa. Para ahli beranggapan bahwa uang dan Sistem Moneter Internasional merupakan unsur yang bersifat netral baik ekonomis atau politis, namun anggapan ini tidak terbukti dalam ekonomi modern. Norma dan konvensi yang mengatur Sistem Moneter Internasional dengan ini mempunyai efek distributif yang penting bagi power suatu negara dan kesejahteraan dalam kehidupan negara tersebut. Suatu Sistem Moneter Internasional yang berjalan dengan baik akan melancarkan perdagangan dunia, arus investasi asing dan interdepedensi global. Kemampuan Sistem Moneter Internasional adalah prasyarat bagi sehatnya ekonomi dunia, sebaliknya runtuhnya Sistem Moneter Internasional barat menjadi penyebab terpisahnya kesuraman dalam ekonomi internasional. Jika dalam skala domestik atau nasional problema ketidakseimbangan pembayaran antar daerah dapat disesuaikan melaui pergerakan modal ataupun kebijakan fiskal dan moneter, dalam skala internasional akan sedikit lebih rumit. Pembayaran yang tidak seimbang antar negara dapat diselesaikan melalui financing, perubahan kebijakan domestik untuk menggeser pola perdagangan dan investasi, melalui kontrol devisa untuk melakukan penjatahan pasokan devisa, atau dengan cara membiarkan nilai tukar mata uang berubah sesuai situasi dan kondisi. Sehingga yang terpenting dalam sistem moneter internasional adalah tersedianya alat atau cara untuk menyesuaikan ketidakseimbangan pembayaran internasional.



2.1.1 Sejarah Singkat: Standar Emas Disebabkan oleh kelangkaan kemudahannya untuk diperiksa kemurniannya, emas sudah dipercaya sebagai media untuk menyimpan kekayaan, tukar-menukar, dan alat untuk mengukur nilai suatu benda. Sejak sekitar tahun 1200SM hingga saat ini, harga emas secara umum mengalami kenikan. Sejak zaman kuno hingga akhir abad 19, para pedagang internasional menggunakan emas. Seiring dengan berkembangnya perdagangan, membawa emas dalam jumlah besar menjadi tidak praktis. Kondisi mengakibatkan evolusi uang kertas, alat penukaran yang dijamin oleh pemerintah dengan sebuah perjanjian untuk menukar uang kertas tersebut dengan emas pada harga yang sudah ditentukan. Di tahun 1717, Sir Isac Newton, menetapkan harga emas dalam mata uang Inggris sebesar 3 pound sterling, 17 shilling, 10,5 pence per ons, memosisikan Inggris secara de fecto sebagai penganut standar emas. Tiap negara menetapkan mata uang tertentu untuk tiap ons emas dan rasio dari nilai tukar ekuivalen tersebut memungkinkan terciptanya nilai tukar antara dua mata uang dalam standar emas. Inggris bersedia mengoversi emas menjadi mata uang atau sebaliknya, kecuali di masa Perang Napoleon hingga Perang Dunia I, yang dimulai tahun 1914. Dalam periode dua abad tersebut, London merupakan pusat keuangan internasional yang paling dominan, dengan lebih dari 90% dari perdagangan global dibiayai di London. Beban keuangan dari Perang Dunia I memaksa Inggris unutk menjual sebagai besar candangan emas miliknya dan mengakibatkan penangguhan dari nilai tukar berbasis emas. Di saat terjadi ketidakseimbangan, transaksi akan dapat diperbaiki dengan arus emas kearah surplus. Jumlah uang yang beredar akan mengalami peningkatan atau penurunan sesuai arah yang ditunjukkan oleh arus emas. Penyesuaian otomatis ini dikenal dengan pricespecie-flow mechanism (speice berarti uang logam), dikembangkan oleh Hume. Pada 1758, Hume mengilustrasikan bahwa perdagangan bukanlah sebuah zero-sum game, melainkan sebuah partisipasi dalam praktik perdagangan akan mendapat keuntungan. Sebelum konsep ini di kenal sebuah konsep yaitu merkantilisme, sebuah keyakinan bahwa kekayaan seluruh negara paling tepat diukur dari jumlah pasokan uang dan negara yang lebih kaya adalah negara yang lebih kaya adalah negara yang lebih banyak memiliki surplus perdagangan. Meskipun standar emas tidak menjadi sistem moneter internasional untuk waktu yang lama, sistem ini memliki peminat antusias dan berpengaruh yang masih menyuarakan untuk kembali diberlakukan standar emas dan nilai tukar tetap. Dalam sistem ini, pemerintah tidak dapat menciptakan uang yang tidak dijamin oleh emas. Dengan semikian tidak peduli



seberapa besar godaan untuk menciptakan uang untuk keuntungan politis, pemerintah tidak dapat melakukannya tanpa adanya pasokan emas yang mendukung. Tetapi hal ini mengorbankan fleksibelitas moneter pemerintah. Meningkatkan pasokan uang untuk meneluarkan ekonomi dari kondisi resesi bukanlah pilihan kebijakan di bawah standar emas. Emas juga dapat menjadi pelindung bagi orang-orang yang menghawatirkan inflasi. 2.1.2 Sistem Bretton Woods Para petinggi negara yang melakukan pertemuan di Bretton Woods tahun 1994 telah mencapai kosensus untuk merencanakan pengaturan moneter dengan nilai tukar stabil, tetapi masih di perlukan penyesuaian. Nilai tukar yang mengembang atau berfluktuasi terbukti tidak memuaskan, meskipun alasan di balik opini ini tidak disampaikan secara detail. Pertemuan ini melahirkan IMF, sistem Bretton Woods yang juga dikenal sebagai standar nilai tukar emas dan nilai tukar tetap yang resmi diberlakukan pada bulan Desember 1945 dan berperan sebagai basis sistem moneter internasional hingga tahun 1971. Sistem baru ini menetapkan nilai tukar tetap di antara mata uang negara anggotanya dengan nilai pari yang didasarkan pada emas dan dolar Amerika Serikat, yang ditetapkan pada nilai 35 dolar p eons emas. Sistem Bretton Woods mendorong terjadinya pertumbuhan perdagangan internasional secara substansial pada periode 1950-an hingga 1950-an. Negara lain mengubah nilai mata uang mereka terhadap emas dan dolar, tetapi dolar Amerika Serikat sendiri tidak berubah. Hal ini berarti Amerika Serikat untuk memenuhi permintaan dolar yang tinggi sebagai mata uang candangan harus mengalami defisit neraca pembayaran. Dengan kata lain, arus dolar yang keluar dari Amerika Serikat lebih besar di bandingkan dengan arus dolar yang masuk, permintaan terhadap dolar untuk di gunakan sebagai cadangan devisa di luar negeri lebih besar dibandingkan dengan dolar yang masuk sebagai hasil dari penjualan ekspor. Robert Triffin menunjukkan bahwa defisit yang terjadi saat itu pada akhirnya akan mengkibatkan turunnya keprcayaan terhadap mata uang cadangan, yaitu dolar Amerika Serikat, yang dapat mengakibatkan krisis keuangan. Semakin banyak dolar yang dipegang oleh pihak asing semakin kecil kepercayaan mreka terhadap mata uang tersebut. Pada tahun 1969, Bretton Woods telah berusaha membuat penyesuaian untuk menghindari krisi yang menghambat dengan menciptakan asset cadangan internasional yang disebut special drawing rights (SDR). Akan tetapi, saat ini penggunaan SDR sebagai asset devisa sanagt terbatas pada kemampuannya untuk berfungsi sebagai jaringan pengaman yang



harus digunakan oleh sistem moneter internasional yang mengalami suatu permasalahan belum teruji. 2.1.3 Sistem Kurs Mata Uang Mengambang Pada bulan Maret 1973, mata uang utama mulai mengembang di pasar valuta asing dan kurs mata uang mengambang masih tetap berlaku. Perjanjian yang mendasari peraturan mengenai sistem mengembang disetujui oleh anggota IMF setelah memahami kenyataan tersebut pada pertemuan Jamaika tahun 1976. Jamaica Agreement yang memungkinkan adanya nilai tukar yang fleksibel di antara negara-negara anggota IMF. Semetara kegiatan oprasional bank sentral dalam pasar uang masih dibiarkan untuk menstabilkan periode yang mudah berubah-ubah. Jamica Aggrement juga menarik peredaran emas, emas tidak lagi dijadikan sebagai mata uang cadangan devisa. 2.1.4 Pengaturan Uang Saat Ini Pada awalnya IMF mengakui ada tiga jenis pengaturan nilai tukar, akan tetaoi kemudia lembaga ini menambahkan kategirinya menjadi delapan. Delapan kategori pengaturan nilai tukar yang digunakan IMF saat ini untuk menggambarkan bagaimana posisi mata uang sebuah negara terkait dengan mata uang dari negara lain di jelaskan disini, mulai dari tidak adanya mata uang resmi hingga adanya pengaturan nilai tukar tetap dan kemudian kurs mengambang bebas. 



Pengaturan pertukaran tanpa adanya mata uang resmi merupakan pemakaian mata uang negara lain oleh suatu negara atau sekelompok negara yang memakai mata uang bersama.







Pengaturan dewan mata uang menggambarkan komitmen legislative untuk menukar mata uang dalam negeri ke mata uang negara tertentu dengan menggunakan nilai tukar tetap. Sistem ini menuntut komitmen dari pemerintah negara yangbersangkutan untuk memegang cadangan devisa sebesar pasokan domestiknya.







Pengaturan nilai tukar tetap konvesional lain menggambarkan pematokan mata uang ketika terdapat hubungan nilai tukar tetap dan dibolehkan adanya fluktuasi nilai tukar dikisaran yang sempit sekitar nilai tukar tersebut, tetapi tidak lebih dari 1%. Patokan nilai tukar tersebut bisa dilakukan terhadap satu mata uang atau terhadap sekelompok mata uang.







Patokan nilai tukar di dalam kisran horizontal menggambarkan pengaturan yang ditetapkan ketika dibolehkan adanya fluktuasi nilai tukar lebih dari 1% di sekitar nilai tukar yang telah ditetapkan.







Crawling pegs adalah pengaturan ketika mata uang disesuaikan ulang secara berkala pada suatu nilai tertentu. Nilai tukar ini akan diumumkan sebelumnya berdasarkan respon perubahan indikator yang ada.







Crawling banks menggambarkan penyesuaian ulang nilai tukar untuk mempertahankan margin fluktuasi di kisaran nilai tukar yang terpusat.







Kurs mengambang yang dapat dikontrol tanpa adanya bagian nilai tukar yang ditentukan sebelumnya menggambarkan suatu otoritas moneter yang secara aktif melakukan intrevensi ke pasar valas tanpa menjabarkan atau memberitahukan ke publik mengenai tujuan dan targetnya.







Kurs mengambang bebas adalah pendekatan yang tergantung sepenuhnya ke pasar, adanya intervensi akan tetapi intervensi yang dilakukan hanya untuk meredam perubahan dan bukan untuk menetapkan sebuah nilai tukar tertentu.



2.1.5 Bank for International Settlements (BIS) Bank for International Settlements (BIS) dikenal sebagai lembaga keuangan paling aman di dunia. BIS adalah lembaga internasional untuk bank-bank sentral yang dibuat untuk membangun kerja sama antara bank-bank sentral tersebut untuk mencapai kestabilan moneter dan keuangan. Bank-bank sentral dari negara industry maju bertemu setidaknya tujuh kali dalam setahun di BIS untuk mendiskusikan sistem keuangan global. BIS memiliki empat fungsi utama, yaitu sebagai bank untuk bank-bank sentral, forum kerja sama moneter internasional, pusat riset, dana gen atau lembaga kepercayaan pemerintah dalam berbagai pegaturan keuangan internasional.



2.2 Kekuatan Finansial 2.2.1 Fluktuasi Nilai Mata Uang Setelah adanya sistem moneter Bretton Woods, mata uang yang mengembang bebas mengalami fluktuasi satu sama lain. Di saat itu, bank-bank sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing dengan cara membeli atau menjual sejumlah besar mata uang dengan tujuan mempengaruhi permintaan dan penawaran dari mata uang tertentu. Tetapi, tetap saja untuk sebagian besar wilayah bank-bank sentral mereka memperbolehkan mata uang utama



bergerak bebas satu sama lain. Fluktuasi ini bisa cukup besar. Fluktuasi tersebut dianggap sebagai dampak dari transaksi keuangan.



2.3 Nilai Tukar Valuta Asing Orang seringkali menyukai berbisnis dengan mata uangnya sebab mereka tidak suka mengambil risiko nilai tukar, sehingga kita memiliki kebutuhan untuk transaksi mata uang. Kuotasi nilai tukar dilaporkan di pusat mata uang global dalam dolar Amerika Serikat, kemudian dalam euro dan mata uang lokal. Setiap mata uang dapat digunakan untuk menentukan nilai tukar, akan tetapi kenyataan yang selalu terjadi adalah dolar Amerika Serikat memiliki peranan utama sebagai asset cadangan utama dari banyak negara, sebuah alat mata uang, dan sebagai mata uang untuk introvensi. 2.3.1 Kuotasi Nilai Tukar Hingga saat ini, kita belum membahas bagaimana cara pasar valuta asing beroperasi, sebagian besar transaksi dilakukan Over The Counter (OTC), artinya tidak ada lantai bursa yang rill atau transaksi dilakukan secara elektronik. Pasar dibentuk dari bank-bank dan lembaga keuangan besar lainnya seperti dana pensiun dan reksadana. Harga terdiri dari harga beli (bid price) dan harga jual (ask price), dengan harga beli selalu lebih rendah dibandingkan harga jual. Perbedaan antara dua harga tersebut, selisih beli-jual (bid-ask spared) menyediakan margin untuk bank atau agen. Kurs yang ada di publikasi keuangan merupakan nilai tukar antarabank, bagi nasabah yang membeli dalam kuantitas besar. Nilai tukar yang dikenakan untuk nasabah kecil biasanya lebih tidak menguntungkan bagi nasabah.



2.4 Penyebab Pergerakan Nilai Tukar Kebijakan moneter dan fiskal pemerintah, seperti kebijakan perpajakan, buku bunga, dan kebijakan perdagangan, serta kekuatan eksternal lain dari bisnis, seperti kejadian penting dunia, seluruhnya memegang peranan penting dalam proses ini. Kebijakan moneter pemerintah mengontrol jumlah uang yang beredar, apakah bertumbuh dan jika demikian, secepat apa hal tersebut terjadi. Kebijakan fiskal mengacu pada pendapatan dan pengeluaran uang oleh pemerintah. Faktor yang menentukan nilai tukar sangatlah luas dan bervariasi, sehingga ekonom belum mengembangkan teori yang dapat diterima untuk menjelaskannya. Akan tetapi,



sebagian besar ekonom setuju bahsa inflasi, suku bunga, dan ekspektasi pasar memainkan peranan utama dalam kesetaraan, di antara beberapa faktor rumit yang terkait dengan pergerakan nilai tukar. Sekarang kita akan melihat dua hubungan tersebut, paritas suku bunga dan paritas daya beli, sebab kedua hal tersebut adalah hal yang paling mendasar terhadap pertimbangan kita selanjutnya mengenai nilai tukar. Kedua nya termasuk dalam hukum satuan harga (law of one price) yang menyatakan bahwa pada pasar yang efesien, produk yang sama akan memiliki harga yang sama. Jika terdapat perbedaan harga, proses arbitrase (pembelian dan penjualan untuk memperoleh keuntungan tanpa adanya risiko) akan dengan cepat menutupi selisih yang terjadi dan pasar akan kembali mencapai kesimbangan. Saat hukum satu harga diterapkan pada tingkat suku bunga dan suku bunga sebaliknya bervariasi sebagai akibat antisipasi terhadap perbedaan tingkat inflasi. Penjelasan ekonom dari hubungan ini, yang berimbas pada patitas, nilai tukar, disebut dampak Fisher. Konsep ini menyatakan hubungan rill adalah suku bunga nominal dikurangi ekspektasi inflasi. 2.4.1 Proyeksi Nilai Tukar Karena pergerakan nilai tukar sangat penting bagi semua aspek bisnis internasional banyak keputusan bisnis mempertimbangkan faktor risiko pergerakan nilai tukar. Ada beberapa pendekatan untuk melakukan proyeksi dan tiga pendekatan yang paling sering digunakan adalah pendekatan pasar efisien, pendekatan fundamental, dan pendekatan teknikal. Dalam pendekatan pasar efisien, asumsi yang mendasarinya adalah bahwa harga saat ini mencerminkan seluruh informasi yang tersedia. Pendekatan fundamental merupakan sebuah cara untuk memprediksi pergerakan nilai tukar dengan melihat faktorfaktor mendasar yang memiliki peranan untuk menentukan nilai tukar dan mengembangkan berbagai model ekonometri yang berusaha untuk menangkap variabel dan hubungannya. Analisis teknikal melihat sejarah dan kemudian memproyeksikannya ke depan. Model ini menganalisis data-data historis untuk trend dan kemudian akan memproyeksikan trend ini ke depan, dengan asumsi bahwa masa lalu akan menjadi masa depan.



2.5 Kontrol Nilai Tukar Uang Pemerintah dapat membatasi nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang lain. Terdapat perbedaan kontrol antara negara yang satu dengan negara yang lain dan bahkan di dalam sebuah negara, tergantung pada jenis transaksinya.



Convertible currency bisa ditukarkan dengan mata uang lain tanpa hambatan. Saat mata uang nonconvertible, nilainya akan diperbaiki melalui arbitrase, biasanya pada tingkat yang lebih tinggi dari harga di pasar bebas. Negara-negara memberikan pembatasan kemampuan penukaran mata uang mereka pada saat mereka khawatir bahwa cadangan devisa mereka bisa berkurang. Cadangan devisa merupakan sumber pendanaan untuk pembayaran utang luar negeri, pembelian impor, dan permintaan lain terhadap mata uang asing yang mungkin terjadi di bank domestik. Seringkali saat pemerintah mengharuskan perusahaan untuk memperoleh izin untuk membeli mata uang asing, nilai tukarnya berada di atas nilai tukar pasar bebas. Jika izin tidak diberikan atau jika biaya mata uang sangat tinggi, block currency tersebut dapat digunakan hanya dalam negeri. Pembatasan pemulangan ini biasanya menyebabkan masalah bagi manajer internasional dalam menemukan produk dan investasi yang sering di dalam negara tersebut. 2.5.1 Perpajakan Pemerintah di seluruh dunia menggunakan tiga jenis pajak untuk mendorong pendapatan: pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN) dan potongan pajak (withholding tax). Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan secara langsung terhadap penghasilan individu atau perusahaan. Pajak pertambahan nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan terhadap nilai yang ditambahkan pada barang seiring pergerakannya melalui produksi dari bahan mentah hingga pembeli terakhir. Pemotongan pajak (withholding tax) adalah pajak tidak langsung yang dikenakan pada penghasilan pasif (penghasilan seperti deviden, royalty, dan bunga) yang dibayarkan perusahaan kepada bukan penduduk, orang-orang atau perusahaan di yurdiksi tarif pemotongan pajak. 2.5.2 Tingkat Inflasi dan Bunga Inflasi adalah trend kenaikan harga. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang melebihi penawaran, sementara pandangan lain menyatakan bahwa penyebab inflasi adalah kenaikan pasokan uang yang beredar. Sebagian pengukuran inflasi menggunakan indeks harga konsumen (IHK), perubahan harga pada kelompok barang konsumsi tertentu. OECD mengukur inflasi menggunakan indikator yang lebih luas, deflator PDB, yang mempertimbangkan pengukuran harga dari



barang dan jasa keseluruhan, bukan hanya barang dan jasa yang ada dalam kelompok tertentu, melainkan harga dari asset pemodalan. Inflasi adalah kekuatan finansial di luar perusahaan yang berdampak pada perusahaan dalam



beberapa



hal.



Dalam



sebuah



negara,



iflasi



adalah



kekhawatiran



bagi



manajemen.tingkat inflasi yang tinggi membuat perencanaan pengeluaran modal lebih beresiko. Peningkatan inflasi mendorong pinjaman (utang) sebab pinjaman akan dilunasi dengan uang yang terkena inflasi dan lebih murah. Akan tetapi, inflasi yang tinggi mengakibatkan kenaikan suku bunga sebab bank harus menawarkan penghargaan yang lebih besar untuk menarik penyetoran. Inflasi bisa mengurangi pinjaman sebab penyedia pinjaman yang potensial khawatir bahwa meskipun dengan suku bunga yang tinggi, jumlah pelunasan hutang ditambah bunganya masih akan lebih rendah nilainya dibandingkan dengan jumlah yang dipinjamkan. Mata uang yang terkena inflasi cenderung melemah. Tingkat inflasi yang lebih tinggi mengakibatkan biaya produksi barang dan jasa di sebuah negara menjadi meningkat sehingga barang dan jasa menjadi kalah saing secara global. Afiliasi perusahaan di negara dengan tingkat inflasi tinggi menyadari bahwa penjualan ekspor menjadi lebih sulit, sebagaimana produk lain di negara tersebut. Berpotensi mendorong terjadinya defisit neraca pembayaran dalam neraca perdagangan, sehingga dalam kondisi ini manajemen harus waspada terhadap perubahan kebijakan pemerintah yang berusaha untuk mengoreksi defisit tersebut. Peruahan yang dilakukan bisa berupa kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ketat, kontrol mata uang, insentif ekspor, dan hambatan impor. 2.5.3 Neraca Pembayaran Neraca pembayaran (Balance of Payment-BOP) adalah catatan transaksi sebuah negara dengan seluruh dunia. Data BOP diperlukan pebisnis internasional karena beberapa alasan. Pertama, neraca pembayaran menunjukkan permintaan terhadap mata uang sebuah negara. Jika ekspor sebuah negara lebih besar daripada impornya, permintaan mata uang negara tersebut di negara lain lebih tinggi karena digunakan untuk membayar ekspor dari negara tersebut. Permintaan ini akan menekan mata uang negara pengekspor yang nilai tukarnya di harapkan akan meningkat. Sebaliknya, jika impor sebuah negara lebih besar dari ekspor, mata uang negara tersebut berpotensi melemah atau jika bukan merupakan mata uang dengan kurs mengambang, akan mengalami devaluasi. Karena dihadapkan dengan defisit perdagangan, pemerintah mungkin akan melakukan kontraksi kebijakan moneter atau fiskal. Selain itu, bisa juga diperkenalkan kontrol mata uang atau perdagangan. Trend BOP juga



membantu manajer memprediksi perubahan lingkungan ekonomi apa yang mungin terjadi di sebuah negara. Akun BOP dicatat dalam bentuk pembukuan akun ganda. Tiap transaksi merupakan pertukaran aset dengan sisi debit dan kredit. Pembayaran ke negara lain, dana keluar, dimasukkan sebagai debit, sedangkan transaksi pembaran dari negara lain, arus masuk. Dicatat kredit. Laporan BOP sebuah negara ,ejadi beberapa akun dan banyak subakun. Defisit dan Surplus BOP. Transaksi berjalan dan transaksi modal di BOP disatukan menjadi transaksi total yang seimbang Karen adanya pendekatan pencatatan akun ganda. Jadi defisit pada neraca berjalan akan selalu disertai dengan surplus yang sama di transaksi modal, begitu juga sebaliknya. Defisit transaksi berjalan tidak selalu menjadi tanda bahwa ekonomi negara meburuk. Sebenarnya negara tersebut mengimpor modal. Hal ini bukanlah suatu hal yang berbahaya dibandingkan impor anggur atau keju. Defisit ini merupakan respon terhadap kondisi di negara tersebut. Kondisi ini berupa inflasi berlebihan, produktivitas rendah atau tabungan tidak mencukupi.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan System moneter internasional adalah satu perangkat kebijakan, institusi,praktisi, regulasi, mekanisme yang menentukan tingkat dimana mata uang satu di tukarkan dengan mata uang yang lain. Perubahan sistem moneter diakibatkan oleh gejolak ekonomi. Dengan mempelajari pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran timbulnya ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional. Sistem Standar Emas 1870 – 1914. Muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas. Zaman Bretton Woods, 1944 – 1973. Dalam perjanjian Bretton Woods terbentuk dua badan internasional, yaitu International Bank for Recontruction and Development, yang sekarang dikenal dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Sistem Penetapan Kurs Mata Uang bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok yaitu Free Float (Mengambang Bebas) Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas tergantung kekuatan pasar. Float yang dikelola (Managed Float) Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena ketidakpastian kurs cukup tinggi.



DAFTAR PUSTAKA Donald, Ball. (2017). Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat