Sistem-Sistem Filsafat: A. Metafisika-Ontologi Realisme [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM-SISTEM FILSAFAT



1. SISTEM FILSAFAT REALISME Realisme sebagai suatu system filsafat, sebenarnya suatu ajaran yang menengahi pertentangan-pertentangan diametral antara ajaran idealism dan materialism, rasioalisme dan emperisme. Pikiran realitas ini sebenarnya sudah ada pada Aristoteles, yakni dengan teorinya hilomorfisme untuk meyanggah ajaran idealisme Plato. A. Metafisika-ontologi Realisme  Kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik (materialisme), kenyataan material dan immaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari berbagai kenyataan (pluralisme).  Bagi realisme, baik idea maupun materi atau benda-benda, rasio maupun pengalaman, kedua-duanya adalah nyata, real, riel.  Dunia ini terbentuk oleh materi dan berproses secara evolusionitis. Jadi unsur rohani dan jasmani itu sama-sama penting, tidak berat sebelah.  Realisme religius mengajarkan bahwa setiap jiwa dan benda-benda adalah ciptaan Tuhan.  Realisme klasik (kuno)bersifat sekuler, tidak mengakui campur tangan Tuhan terhadap terjadinya benda-benda.  Neorealisme dan Noethomisme sekarang ini berpengaruh atas kemajuankemajuan metodologi ilmiah. B. Epistimologi Realisme  Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan manusia, kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat di buktikan dengan memeriksa kesesuaian dengan fakta.  Pengetahuan yang benar dapat bersumber baik pada rasio (pikiran), intuisi maupun pengalaman.  Pengetahuan manusia dianggap benar apabila mempunyari korespodensi atau kesesuaian antara ide-ide (pikiran) dengan fakta-fakta (pengalaman), dapat diamati dan dapat diuji oleh orang (observer) lain.  Penalaran deduksi maupun induksi dapat menghasilkan kebenaran.  Neothomisme mengajarkan perpaduan antara kemampuan rasio dan kepercayaan agar rasio dapat berfungsi secara tepat dalam memperoleh kebenaran.



C. Aksiologi Realisme  Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.  Nilai-nilai, buruk, indah, tak indah, sebenarnya telah terkandung dalam hukum-hukum alam.  Kebaikan dan keindahan akan terbentuk dalam keselarasan dengan alam, harmoni hukum alam itu tersendiri. D. Logika-metodologi Realisme  Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir.  Realisme mengembangkan logika formal (penalaran deduksi), logika induksi (penalaran induksi) dan logika ilmiah.  Logika matematik dan fisika-biologi memberi sumbangan besar pada perkembangan logika realisme modern. 2. SISTEM FILSAFAT PRAGMATISME Filsafat pragmatisme tergolong filsafat yang masih muda usianya. Pragmatisme adalah aliran filsafatyang mengajarkan bahwa yang benar adalah sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. A. Metafisika-ontologi Pragmatisme  Pragmatisme mengajarkan bahwa sebagai realita tertinggi dari dunia ini adalah pengalaman yang selalu berubah-ubah, dan proses perubahan berlangsung secara evolusionistis, dan inilah kenyataan yang ada.  Pragmatisme mengajarkan bahwa dalam pengalaman yang berkembang itulah manusia menikmati hidupnya, hidup ada gunanya.  Manusia memperjuangkan hidup karena kegunaanya, pragmanya, dan manfaatnya. B. Epistemologi pragmatisme  Sumber pengetahuan adalah pengalaman, dan pengalaman diperoleh karena manusia melakukan sesuatu.



   



Pengetahuan yang benar apabila memberi manfaat dan guna kepada kehidupan manusia. Pengetahuan adalah dasar teori untuk melakukan sesuatu, kemudian manusia melakukan sesuatu dan mendapatkan pengalaman. Pengetahuan akan berkembang terus-menerus karena manusia melakukan sesuatu secara terus-menerus oleh sebab itu pengalamanpun ikut berkmbang. Manusia harus bejuang menggunakan kecerdasannya karena kecerdasan adalah senjata perjuangan hidup bagi mereka dan manusia harus berinteraksi dengan sesame manusia, hewan, dan alam sekitar.



C. Aksiologi Pragmatisme  Pragmatisme selain berakar pada utilisme juga dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan teori relativitas Einsten.  Sesuatu yang yang dianggap baik ketika memiliki kegunaan begitu juga sesuatu yang dianggap indah. Singkatnya, ajaran nilai dari pragmatisme adalah ajaran serbaguna.  Baik dan buruk, indah dan tak indah sebenarnya sesuatu yang relatif, jadi semua berlaku relativisme etik dan estetik, bahkan logik. Semuanya diukur kegunaannya.  Semua yang berguna dapat dipandang besar, baik ataupun indah. Dan semuanya itu serba relatif, serba berubah sesuai dengan kemajuan kebudayaan manusia dan jamannya. D. Logika-metodologi Pragmatisme  Metodologi yang sangat dikembangkan adalah eksperimen-eksperimen. Dengan mencoba menggunakan eksperimen berarti kita mengalami sesuatu dan melakukan sesuatu.  Logika induksi lebih popular dari logika deduksi. Ditambah lagi dengan logika ilmiah.  Logika ilmiah dibuktikan dengan eksperimen.  Eksperimentasi adalah jalan pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan kebudayaan manusia.



DAFTAR PUSTAKA



Fudyananta, Ki. 2006. Filsafat Pendidikan Barat dan Filsafat Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Penerbit AMUS http://rahmawatiindahlestari.wordpress.com/semester-1/lkpp/landasan-filosofispendidikan/ http://id.m.wikipedia.org/wiki/pragmatisme