Skema Penerapan 5R Di Sekolah Yang Berkelanjutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Terjadinya perubahan sikap/perilaku Ke arah sikap/perilaku yang tertib, teratur, dan rapi melalui pembiasaan melakukan pemilahan, penataan dan kebersihan di tempat pembelajaran/area kerja Pemilahan/Penataan/Kebersihan di tempat pembelajaran/area kerja Perubahan Perilaku  Perubahan Kebiasaan  Perubahan Sikap Budaya



• 











RINGKAS Memilah dan memisahkan barang yang diperlukan/berguna dan yang tidak diperlukan/tidak berguna Menyimpan secara sistematis hanya barang yang diperlukan/berguna Membuang barang yang tidak diperlukan/tidak berguna atau berlebihan



Kata Kunci: b a r a n g - b a r a n g y a n g a d a d i t e m p a t k e r j a memang benar-benar diperlukan dan berguna, serta jumlahnya tidak berlebihan



• 







RAPI Menyimpan, menempatkan dan menata benda serta peralatan Kerja dengan rapi. Memberi identitas yang jelas serta menentukan tempatnya masing-masing sehingga setiap orang bisa gampang menemukan dan mengembalikannya pada tempatnya semula.



Kata kunci: A d a t e m p a t y a n g t e l a h d i t e n t u k a n u n t u k setiap barang dan setiap barang ada di tempat yang telah ditentukan



•    







RESIK Membersihkan dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan semua fasilitas yang ada di sana Mengidentifikasikan penyebab kotornya lingkungan sekolah dan fasilitas-fasilitasnya Memastikan fasilitas-fasilitas (sarana dan prasarana) yang ada di lingkungan sekolah berfungsi sebagaimana mestinya Melakukan pembenahan yang efektif terhadap penyebab kotornya lingkungan sekolah, dan tidak berfungsinya fasilitas-fasilitas yang ada di sana Kata kunci: D i b e r s i h k a n s e c a r a t e r a t u r d a n m e n c e g a h terjadinya kotor, serta fasilitas, peralatan dan sarana yang ada berfungsi sebagaimana mestinya.



• 







RAWAT Menjaga tetap terjaganya 3R (Ringkas, Rapi, Resik) dengan menetapkan aturan-aturan, standar dan prosedur bagi bisa tercapainya lingkungan sekolah yang rapi, teratur dan nyaman sehingga praktek-praktek 3R yang pertama (Ringkas, Rapi, Resik) benar–benar menjadi kebiasaan. Kata kunci: L a n g k a h - l a n g k a h d a n p r a k t e k - p r a k t e k yang memungkinkan kondisi 5R yang optimal perlu dibakukan sehingga semua orang akan melakukannya dengan cara yang sama.



• 







RAJIN Menjaga terus ditaati dan dipraktekkannya 4R yang pertama (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat) dan menjadikannya budaya.



Kata Kunci: m e m a s t i k a n b a h w a p e r u b a h a n p o s i t i f yang sudah dicapai dijaga kontinuitasnya dalam jangka panjangnya dengan selalu memantau perkembangan dan kemajuan yang dicapai dari waktu ke waktu dan segera mengambil tindakan koreksi manakala ditemukan kecenderungan penurunan.











Lingkungan sekolah menjadi bersih, tertata rapi, dan teratur sehingga kegiatan belajar-mengajar bisa berlangsung tertib, teratur, aman, nyaman, menyenangkan dan lebih berhasil-guna (efektif)  Prestise, peringkat, dan citra sekolah meningkat



Karena diajak dan didorong melakukan dan menjalankan aktivitas 5R dengan benar dan konsisten, siswa-siswa terbiasa ber-5R  Siswa bisa dan terbiasa bekerja sistematis, efisien, dan efektif  Kerapian, keteraturan dan kebersihan lingkungan sekolah terjaga



selalu



* Menanamkan pada siswa kebiasaan hidup tertib, teratur dan rapi dengan cara menumbuhkan kesadaran dan gaya hidup selalu ‘memilah’, ‘menata’ ‘merapikan’, dan ‘membersihkan’ serta menjaga berfungsidengan-baiknya segala sesuatu di lingkungan mereka. * Meningkatkan manajemen mutu sekolah



* Meningkatkan citra, prestise, dan peringkat sekolah.















Terwujudnya tempat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang tertib, teratur, rapi, nyaman, aman, dan menyenangkan Terciptanya kondisi, atmosfir dan suasana pembelajaran yang ideal dan kondusif Siswa bisa dan terbiasa bekerja sistematis, efisien dan efektif sehingga akan tumbuh menjadi insan luhur, unggul, dan tangguh.



Upaya dan ikhtiar untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut harus dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan struktur berikut ini: A. Landasan B. Persiapan Penerapan C. Pelaksanaan  Tahap Aktif  Tahap Efektif & Preventif



1. Kesadaran seluruh pemangku kepentingan sekolah akan manfaat, tujuan, dan sasaran penerapan 5R di sekolah



2. Kemauan seluruh pemangku kepentingan sekolah untuk menerapkan 5R secara berkelanjutan



3. Komitmen seluruh pemangku kepentingan sekolah untuk menerapkan 5R sebagai budaya sekolah



4. Struktur dan Sistem Penerapan 5R yang dijalankan secara konsisten



5. Skema “Rewards and Punishment” (Sanksi dan Ganjaran) terkait penerapan 5R yang diberlakukan secara taat-asas dan konsekuen baik untuk siswa maupun guru dan staf penunjang sekolah



1. Komite 5R 







Pengejawantahan komitmen sekolah untuk menerapkan 5R secara berkelanjutan  Terdiri dari perwakilan seluruh unsur sekolah dan merupakan organisasi yang ramping dan efektif. Pengarah dan pengendali (steering committee) kegiatan 5R yang berkelanjutan di sekolah  Ibarat nahkoda kapal (bukan “Pokja”)  Melakukan pemantauan kegiatan 5R dan evaluasi kondisi 5R sekolah secara teratur lewat rapat komite 5R yang diselenggarakan setidaknya 1 kali dalam 1 bulan  Merumuskan langkah-langkah pembenahan/ penanggulangan bilamana ada kecenderungan penurunan kondisi 5R.



2. Zona 5R dan penanggungjawabnya Ketua Jurusan/Kepala Unit Sekolah/Koordinator Guru Normada/Koordinator pengelola fasilitas publik sekolah  Sebagai hirarki ketiga sistem pemantauan berjenjang sekolah



3. Area-Area Kegiatan 5R di tiap Zona 5R dan penanggung-jawabnya  Guru/staf pembimbing yang ditunjuk  Pembimbing dan pengawas langsung pelaksanaan kegiatan 5R harian di area kegiatan masing-masing  Sebagai hirarki kedua sistem pemantauan berjenjang



4. Aktivitas kelompok kecil/Piket 5R di tiap area kegiatan  Kegiatan harian kelompok kecil/piket 5R untuk menciptakan dan menjaga kondisi 5R yang diinginkan sebagai metode/sarana utama menanamkan kesadaran dan gaya-hidup tertib, teratur dan rapi pada siswa  Berdasarkan Standar, SOP, dan Checklist yang ditetapkan  Sebagai hirarki pertama sistem pemantauan berjenjang sekolah



1. Sistem Penugasan dan Pengawasan Aktivitas Kelompok Kecil 5R/Piket 5R 



Penugasan rutin harian untuk:



i. melakukan kegiatan 5R sesuai SOP yang telah ditentukan di area-area kegiatan sekolah masingmasing; ii. Menjaga terpeliharanya kondisi 5R area-area tersebut sesuai standar.  Pengawasan pelaksanaan aktivitas kelompok kecil 5R/piket 5R di area-area kegiatan dilakukan oleh penanggung-jawab area kegiatan.



2. Sistem Pemantauan dan Pelaporan Abnormalitas (sesuatu yang tidak sesuai dengan standar)  Sistem pemantauan dan pelaporan abnormalitas harian berjenjang * Lembar observasi abnormalitas harian yang diisi oleh kelompok kecil/piket 5R di masing-masing area kegiatan * Kartu temuan abnormalitas yang diisi penanggung-jawab area kegiatan berdasarkan lembar observasi abnormalitas harian * Laporan Abnormalitas bulanan yang diisi oleh penanggungjawab zona-zona 5R berdasarkan kartu temuan abnormalitas



 Sistem pemantauan dan pelaporan abnormalitas harian secara “real-time” * Jalur dan mekanisme pelaporan serta tindak-lanjutnya yang efektif



 Patroli Berkala 5R * Diterapkan sebagai pelengkap sistem pemantauan berjenjang dan sistem pemantauan dan pelaporan secara “real-time” sehingga pemantauan abnormalitas bisa lebih efektif * Jadwal patroli dan mekanisme kerjanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah masing-masing * Petugas patroli ditunjuk dari kalangan siswa dan diberi ‘identitas’ khusus ketika melakukan tugasnya.







Audit bulanan 5R * Dilakukan bulanan oleh tim Audit yang ditunjuk oleh Komite 5R berdasarkan kriteria audit yang ditentukan untuk ‘memotret’ kondisi 5R di masing-masing zona



3. Sistem Penanganan/Pembenahan Abnormalitas  Sistem penanganan/penanggulangan/pembenahan abnormalitas seketika/langsung * Dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil/piket 5R harian di masing-masing area kegiatan bilamana suatu abnormalitas mampu ditanggulangi/dibenahi oleh kelompok-kelompok kecil/piket 5R itu sendiri (Contoh: membuang sampah yang berserakan di area kegiatan, merapikan posisi gambar, dlsb.) * Dilakukan oleh seluruh warga sekolah bilamana menemukan/ melihat abnormalitas yang mampu ditanggulangi/dibenahi sendiri



 Sistem penanganan/penanggulangan/pembenahan abnormalitas terpusat (centralized) * Untuk abnormalitas yang penanganan/penanggulangan/ pembenahannya tidak bisa dilakukan oleh kelompokkelompok kecil/piket 5R atau warga sekolah secara individu karena membutuhkan penanganan dan proses khusus serta membutuhkan biaya * Penanganan/penanggulangan/pembenahan semacam ini ditangani oleh manajemen sekolah terkait setelah menerima laporan mengenai abnormalitas semacam itu. * Perkembangan penanganan dipantau oleh Komite 5R



4. Standar (Hasil akhir kondisi 5R yang diinginkan)  Standar kondisi 5R untuk setiap area kegiatan di sekolah (ruang kelas, meja, bengkel praktek (termasuk ruang penyimpanan peralatan/tool room, laboratorium, ruang guru, ruang tata-usaha, ruang perpustakaan, kantin, toilet, dlsb.)  Standar ditetapkan oleh Komite 5R bersama-sama penanggung-jawab area-area kegiatan dan bilamana memungkinkan melibatkan pula siswa-siswa,



5. M e t o d e , p r o s e d u r d a n r u t i n i t a s (Standard Operating Procedures/SOP) Prosedur atau rutinitas yang harus dilakukan kelompokkecil/piket 5R di masing-masingarea kegiatan untuk membuat kondisi area kegiatannya sesuai standar yang ditetapkan Disusun secara rinci dan runtut tapi ringkas oleh Komite 5R bersama-sama dengan penanggungjawab area kegiatan dan bilamana perlu dilengkapi dengan visualisasi



6. Checklist  Untuk memastikan bahwa SOP sudah dilakukan dan dilakukan dengan benar oleh kelompok kecil/piket 5R  Harus bisa menunjukkan bahwa prosedur dan rutinitas yang harus dilakukan beberapa kali dalam selang waktu tertentu memang benar-benar dilakukan  Dibuat terpisah atau menjadi satu dengan SOP



7. Kendali visual  Kendali visual adalah sarana berkomunikasi atau informasi dengan menggunakan sarana visual.  Dengan menggunakan cara berkomunikasi atau penyampaian informasi secara visual, apa yang ingin disampaikan dapat dipahami tanpa harus ditafsirkan terlebih dahulu  Beberapa contoh kendali visual: shadow board, floor marking, marka (markings), tanda-tanda (signs), petunjuk arah, label identitas, dlsb.



8. Pengingat dan Penyemangat    



Poster/Banner slogan 5R, “Hari 5R”, “Bulan 5R” Buku Saku 5R Pelatihan, pelatihan penyegaran Induksi 5R yang intensif bagi siswa/anggota baru







Pengenalan dan Pemahaman 5R



* Kunci sukses metode 5R adalah keterlibatan sepenuh hati seluruh pemangku kepentingan sekolah * Mereka tidak akan mau menjalankan 5R dengan benar dan konsisten kalau mereka tidak memahami esensi dan nilai-nilai 5R serta maksud & tujuan penerapannya. * Untuk itu, mereka perlu diberikan pemahaman mengenai selukbeluk 5R, termasuk gagasan praktis di balik konsep 5R (Kondisi tertib, teratur dan rapi). * Pemahaman diberikan sehingga mereka betul-betul memahami peranan mereka masing-masing dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi 5R yang efektif di tempat mereka masingmasing.



 Tahap Aktif: * membentuk tim pelaksana inti * memetakan (mapping) kondisi awal dengan metode diagnose penerapan 5R * mulai dengan area target (melaksanakan 5R di area target tsb. sampai tuntas) * meningkat tahap demi tahap ke area-area lain



 Tahap Efektif: * Tahap untuk menjaga terus bisa dipertahankannya kondisi



5R yang optimal yang sudah berhasil dicapai, dengan menggunakan struktur dan sistem penerapan 5R * Sebagai tindak-lanjut tahap aktif sekaligus sebagai tahap preventif.







Memastikan bahwa Komite 5R berfungsi efektif dan konsisten kiprahnya sebagai pengarah dan pengendali utama penerapan 5R yang berkelanjutan di sekolah (jadwal rapat bulanan, kehadiran, agenda rapat /efektifnya pembahasan, notulen rapat dan tindak-lanjutnya)







Memastikan efektifnya pembagian lingkungan sekolah menjadi zonazona 5R,dan area-area kegiatan 5R termasuk berperan aktifnya penanggung-jawab zona dan penanggung jawab area-area kegiatan.







Memastikan sistem penugasan dan pengawasan aktivitas kelompok kecil/piket 5R berjalan efektif, optimal dan konsisten sehingga tujuan untuk membiasakan siswa peduli terhadap kondisi 5R segala sesuatu di lingkungan sekitar mereka lewat aktivitas kelompok kecil/Piket 5R” tercapai







Memastikan sistem pemantauan dan pelaporan abnormalitas berjalan efektif, optimal dan konsisten sehingga abnormalitas di lingkungan sekolah bisa ditiadakan atau paling tidak diminimalkan.







Memastikan sistem penanganan /pembenahan abnormalitas, baik yang bisa ditangani seketika/langsung maupun yang harus ditangani terpusat, berjalan efektif dan konsisten







Memastikan adanya standar, SOP,dan checklist serta pemantauannya sehingga penerapan 5R efektif dan kondisi 5R di area-area kegiatan selalu terjaga.







Memastikan bahwa kendali visual yang relevan telah diterapkan di sekolah dan menggalakkan serta membiasakan penerapan kendali visual secara ekstensif untuk menunjang penerapan 5R di sekolah (terutama R2)







Memastikan bahwa audit bulanan 5R dilakukan secara efektif (penunjukan tim audit, metode pelaksanaan serta kriteria audit) sehingga perkembangan kondisi 5R di zona-zona 5R sekolah dari waktu-ke-waktu terpantau (membaik, stagnan, menurun)







Memastikan ‘bara’ semangat 5R selalu menyala  Banner/spanduk slogan/slogan 5R,buku saku 5R, penyelenggaraan “Hari 5R” dan “Bulan 5R” yang efektif.







Memastikan adanya skema “Rewards and Punishment” baik untuk siswa, guru, dan staf penunjang, serta menerapkannya secara taat-asas (konsisten) dan konsekuen.







Memastikan seluruh warga sekolah memiliki pemahaman yang benar mengenai kegiatan 5R. Pelatihan, pelatihan penyegaran,pelatiha/induksi yang intensif bagi siswasiswa/anggota baru



Selamat Mencoba dan Semoga berhasil!