Skema Penerapan 5R Di Sekolah Yang Berkelanjutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKEMA PENERAPAN 5R DISEKOLAH YANG BERKELANJUTAN



1



RANGKUMAN I.



Hakikat Penerapan 5R di Sekolah



II.



Makna 5R



III. Manfaat menjalankan aktivitas 5R IV. Tujuan Penerapan 5R di Sekolah V.



Sasaran Penerapan 5R di Sekolah



VI. Bagaimana tujuan dan sasaran itu dicapai secara berkelanjutan? A. Landasan: - Kesadaran - Kemauan - Komitmen - Struktur Penerapan 5R di Sekolah:  Komite 5R  Zona 5R dan penanggung-jawabnya  Area-area kegiatan 5R di tiap zona dan penanggung-jawabnya  Aktivitas kelompok kecil/piket 5R - Sistem Penerapan 5R di Sekolah:  Sistem penugasan dan pengawasan aktivitas kelompok kecil/piket 5R  Sistem pemantauan dan pelaporan abnormalitas  Sistem penanganan/pembenahan abnormalitas  Standar  Metode, prosedur, dan rutinitas (Standard Operating Procedures/SOP)  Checklist (Lembar Periksa)  Kendali Visual  Pengingat dan penyemangat - Skema “Rewards and Punishment”



B. Persiapan Penerapan 5R: - Pengenalan dan pemahaman 5R



C. Pelaksanaan 5R - Tahap aktif - Tahap efektif



D.



Fokus Perhatian 2



URAIAN I. Hakikat Penerapan 5R di Sekolah Terjadinya perubahan sikap/perilaku ke arah perilaku yang tertib, teratur dan rapi melalui pembiasaan pemilahan, penataan dan kebersihan di tempat pembelajaran atau area kerja Pemilahan/penataan/kebersihan di tempat pembelajaran/area kerja  Perubahan Perilaku  Perubahan Kebiasaan  Perubahan Sikap  Budaya



II. Makna 5R R1 - RINGKAS Memilah dan memisahkan barang yang diperlukan/berguna dan yang tidak diperlukan/tidak berguna Menyimpan secara sistematis hanya barang yang diperlukan/berguna Membuang barang yang tidak diperlukan/tidak berguna atau berlebihan Kata kunci: Barang-barang yang ada di tempat kerja memang benar-benar diperlukan dan berguna, serta jumlahnya tidak berlebihan



R2 – RAPI Menyimpan, menempatkan dan menata benda serta peralatan Kerja dengan rapi. Memberi identitas yang jelas serta menentukan tempatnya masing-masing sehingga setiap orang bisa gampang menemukan dan mengembalikannya pada tempatnya semula. Kata kunci: Ada tempat yang telah ditentukan untuk setiap barang dan setiap barang ada di tempat yang telah ditentukan



R3 – RESIK Membersihkan dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan semua fasilitas yang ada di sana Mengidentifikasikan penyebab kotornya lingkungan sekolah dan fasilitas-fasilitasnya 3



Memastikan fasilitas-fasilitas (sarana dan prasarana) yang ada di lingkungan sekolah berfungsi sebagaimana mestinya Melakukan pembenahan yang efektif terhadap penyebab kotornya lingkungan sekolah, dan tidak berfungsinya fasilitas-fasilitas yang ada di sana Kata kunci: Membersihkan secara teratur dan memastikan fasilitas, peralatan, dan sarana yang ada berfungsi sebagaimana mestinya.



R4 – RAWAT Menjaga tetap terjaganya 3R (Ringkas, Rapi, Resik) dengan menetapkan aturan-aturan, standar dan prosedur bagi bisa tercapainya lingkungan sekolah yang rapi, teratur dan nyaman sehingga praktek-praktek 3R yang pertama (Ringkas, Rapi, Resik) benar–benar menjadi kebiasaan. Kata kunci: Langkah-langkah dan praktek-praktek yang memungkinkan tercapainya kondisi 5R yang optimal perlu dibakukan sehingga semua orang akan melakukannya dengan cara yang sama.



R5 – RAJIN Menjaga terus ditaati dan dipraktekkannya 4R yang pertama (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat) dan menjadikannya budaya. Kata kunci: Memastikan bahwa perubahan positif yang sudah dicapai dijaga kontinuitasnya dalam jangka panjangnya dengan selalu memantau perkembangan dan kemajuan yang dicapai dari waktu ke waktu dan segera mengambil tindakan koreksi manakala ditemukan kecenderungan penurunan.



II. Manfaat menjalankan aktivitas 5R  Lingkungan sekolah menjadi bersih, tertata rapi, dan teratur sehingga kegiatan belajar-mengajar bisa berlangsung tertib, teratur, aman, nyaman, menyenangkan dan lebih berhasil-guna (efektif)  Prestise, peringkat dan citra sekolah meningkat  Karena diajak dan didorong melakukan dan menjalankan aktivitias 5R dengan benar dan konsisten, siswa-siswa terbiasa ber-5R  Siswa-siswa bisa dan terbiasa bekerja sistematis, efisien, dan efektif  Kerapian, keteraturan, dan kebersihan lingkungan sekolah selalu terjaga 4



III. Tujuan Penerapan 5R di Sekolah  Menanamkan pada siswa kebiasaan hidup tertib, teratur dan rapi dengan cara menumbuhkan kesadaran dan gaya hidup selalu ‘memilah’, ‘menata’ ‘merapikan’, dan ‘membersihkan’ serta menjaga berfungsi-dengan-baiknya segala sesuatu di lingkungan mereka.  Meningkatkan manajemen mutu sekolah  Meningkatkan citra, prestise, dan peringkat sekolah.



IV. Sasaran Penerapan 5R di Sekolah Sasaran atau hasil akhir yang diharapkan dari penerapan 5R di sekolah:  Terwujudnya tempat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang tertib, teratur, rapi, nyaman, aman, dan menyenangkan  Terciptanya kondisi, atmosfir dan suasana pembelajaran yang ideal dan kondusif  Siswa bisa dan terbiasa bekerja sistematis, efisien dan efektif sehingga akan tumbuh menjadi insan luhur, unggul, dan tangguh.



V. Bagaimana tujuan dan sasaran itu dicapai secara berkelanjutan? A. Landasan Upaya dan ikhtiar untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut harus dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kerangka berikut ini: 1. Kesadaran seluruh pemangku kepentingan sekolah akan manfaat, tujuan, dan sasaran penerapan 5R di sekolah. 2. Kemauan seluruh pemangku kepentingan sekolah untuk menerapkan 5R secara berkelanjutan.



5



3. Komitment seluruh pemangku kepentingan sekolah untuk menerapkan 5R sebagai budaya sekolah. 4. Struktur Penerapan 5R di Sekolah :  Komite 5R  Zona 5R dan penanggung-jawabnya  Area- area kegiatan 5R dan penanggung-jawabnya  Aktivitas kelompok kecil/piket 5R 5. Sistem Penerapan 5R di Sekolah  Sistem penugasan dan pengawasan aktivitas kelompok kecil/piket 5R  Sistem pemantauan dan pelaporan abnormalitas  Sistem penanganan/pembenahan abnormalitas  Standar  Metode, prosedur, dan rutinitas (Standard Operating Procedures/SOP)  Checklist (Lembar Periksa)  Kendali Visual  Pengingat dan penyemangat 6. Skema “Rewards and Punishment” (Sanksi dan Ganjaran/Pengakuan) terkait penerapan 5R yang diberlakukan secara taat-asas dan konsekuen, baik untuk siswa maupun guru dan staf penyelenggara/ penunjang sekolah



* Penjelasan Tentang Struktur Penerapan 5R 1. Komite 5R  Pengejawantahan komitmen sekolah untuk menerapkan 5R secara berkelanjutan.  Terdiri dari perwakilan unsur-unsur sekolah dan merupakan organisasi yang ramping dan efektif.  Pengarah dan pengendali (steering committee) kegiatan 5R yang berkelanjutan di sekolah.  Ibarat nahkoda 6



 Melakukan pemantauan kegiatan 5R dan evaluasi kondisi 5R secara teratur lewat rapat komite 5R yang diselenggarakan setidaknya 1 kali dalam 1 bulan  Merumuskan langkah-langkah pembenahan/penanggulangan bilamana ada kecenderungan penurunan kondisi 5R 2. Zona 5R dan Penanggung-jawabnya  Ketua Jurusan/Kepala Unit Sekolah/Koordinator Guru Normada/Koordinator pengelola fasilitas publik sekolah  Sebagai hirarki ketiga sistem pemantauan berjenjang sekolah 3. Area-Area Kegiatan di Tiap Zona dan Penanggung-jawabnya  Guru/staf pembimbing yang ditunjuk  Pembimbing dan pengawas langsung pelaksanaan kegiatan 5R harian di area kegiatan masing-masing  Sebagai hirarki kedua sistem pemantauan berjenjang sekolah 4. Aktivitas Kelompok Kecil/Piket 5R di Area-Area Kegiatan  Kegiatan harian kelompok kecil/piket 5R untuk menciptakan dan menjaga kondisi 5R yang diinginkan sebagai metode/sarana utama menanamkan kesadaran dan gaya-hidup tertib, teratur dan rapi pada siswa  Berdasarkan Standar, SOP, dan Checklist yang ditetapkan  Sebagai hirarki pertama sistem pemantauan berjenjang sekolah



* Penjelasan Tentang Sistem Penerapan 5R 1. Sistem Penugasan dan Pengawasan Aktivitas Kelompok Kecil/Piket 5R  Penugasan rutin harian untuk: - melakukan kegiatan 5R di area-area kegiatan sesuai SOP yang telah



7



ditentukan - menjaga terpeliharanya kondisi 5R area-area kegiatan tersebut sesuai standar  Pengawasan pelaksanaan aktivitas kelompok kecil/piket 5R di area-area Kegiatan dilakukan oleh penanggung-jawab area kegiatan. 2. Sistem Pemantauan dan Pelaporan Abnormalitas (sesuatu yang tidak sesuai standar)  Sistem Pemantauan dan Pelaporan Abnormalitas Harian Berjenjang * Lembar observasi abnormalitas harian yang diisi oleh kelompok kecil/piket 5R di masing-masing area kegiatannya (Hirarki Pertama) * Kartu temuan abnormalitas yang diisi penanggung-jawab area kegiatan berdasarkan lembar observasi abnormalitas harian (Hirarki Kedua) * Laporan abnormalitas bulanan yang diisi penanggung-jawab zona-zona 5R berdasarkan kartu temuan abnormalitas (Hirarki Ketiga)  Sistem Pemantauan dan Pelaporan Abnormalitas Harian Secara “RealTime” (pelaporan secara seketika pada saat suatu abnormalitas terdeteksi) * Jalur dan mekanisme pelaporan serta tindak-lanjutnya yang efektif  Patroli 5R * Pelengkap sistem pemantauan dan pelaporan harian berjenjang dan sistem pemantauan dan pelaporan secara seketika (real-time) sehingga pemantauan abnormalitas bisa lebih efektif * Jadwal patroli dan mekanisme kerjanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah masing-masing * Petugas patroli 5R ditunjuk dari kalangan siswa dan diberi ‘identitas’ khusus ketika melakukan tugasnya.



8



 Audit Bulanan 5R * Dilakukan oleh tim audit yang ditunjuk oleh Komite 5R berdasarkan kriteria audit yang ditentukan untuk ‘memotret’ kondisi 5R di masingmasing zona 3. Sistem Penanganan/Pembenahan Abnormalitas  Sistem penanganan/pembenahan abnormalitas seketika/langsung * Dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil/piket 5R harian di masingmasing area kegiatan bilamana suatu abnormalitas mampu ditanggulangi/dibenahi oleh kelompok-kelompok kecil/piket 5R itu sendiri (Contoh: membuang sampah yang berserakan di area kegiatan, merapikan posisi barang/gambar, dlsb.) * Dilakukan oleh seluruh warga sekolah bilamana menemukan/melihat abnormalitas yang mampu ditanggulangi/dibenahi sendiri  Sistem Penanganan/Penanggulangan/Pembenahan Abnormalitas terpusat (Centralized) * Untuk abnormalitas yang penanganan / penanggulangan / pembenahannya tidak bisa dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil/piket 5R atau warga sekolah secara invididu karena membutuhkan penanganan dan proses khusus serta membutuhkan biaya. * Pengananan/penanggulangan/pembenahan semacam ini ditangani oleh manajemen sekolah terkait setelah menerima laporan mengenai abnormalitas semacam itu. * Perkembangan penanganan dipantau oleh Komite 5R.



9



4. Standar (Hasil akhir kondisi 5R yang diinginkan)  Standar kondisi 5R untuk setiap area kegiatan di sekolah (ruang kelas, Meja & kursi, bengkel praktek termasuk ruang penyimpanan peralatan/tool room, laboratorium, ruang guru, ruang tata-usaha, ruang perpustakaan, kantin, toilet, dlsb.)  Standar ditetapkan oleh Komite 5R bersama-sama penanggung-jawab area kegiatan, dan bilamana memungkinkan melibatkan pula siswasiswa 5. Metode, Prosedur, dan Rutinitas (Standard Operating Procedures/SOP)  Prosedur, rutinitas, atau hal-hal yang harus dilakukan kelompokkelompok kecil/piket 5R di masing-masing area kegiatannya untuk membuat kondisi area kegiatannya sesuai standar yang ditetapkan  Disusun secara rinci dan runtut tapi ringkas oleh Komite 5R bersama-sama dengan penanggung-jawab area-area kegiatan, dan bilamana perlu dilengkapi dengan visualisasi 6. Checklist (Lembar Periksa)  Untuk memastikan bahwa SOP sudah dilakukan dan dilakukan dengan benar oleh kelompok kecil/piket 5R  Harus bisa menunjukkan bahwa prosedur dan rutinitas yang harus dilakukan beberapa kali dalam selang waktu tertentu memang benar-benar dilakukan.  Dibuat terpisah atau menjadi satu dengan SOP 7. Kendali Visual  Sarana berkomunikasi atau informasi dengan menggunakan sarana 10



visual. Dengan menggunakan cara berkomunikasi atau penyampaian informasi secara visual, diharapkan apa yang ingin dikomunikasikan atau informasi yang ingin disampaikkan dapat dipahami tanpa harus menginterpretasikannya terlebih dahulu.  Merupakan sistem yang menampilkan informasi dalam bentuk kontrol visual, label, tanda-tanda, papan petunjuk arah, papan identitas lokasi, dan tanda-tanda (markings) lain.  Untuk menunjang penerapan 5R  Beberapa contoh kendali visual yang relevan untuk diterapkan di sekolah adalah: - Jalur pejalan kaki - Jalur penyebrang jalan - Tanda “Stop Point Confirmation” - Lajur parkir - Jalur/petunjuk arah evakuasi ke daerah aman apabila terjadi keadaan darurat - Titik Kumpul (“Assembly Meeting Point”) - Garis pemisah area kerja/pembelajaran praktek - Jalur pejalan kaki di area kerja/tempat pembelajaran praktek - Label/petunjuk identitas di tempat penyimpanan sarana pembelajaran - Label/petunjuk identitas/nomor di tempat penyimpanan perlengkapan dan peralatan (tools and equipment) - Label/petunjuk identitas/nomor di tempat penyimpanan dokumen/arsip 11



- Tanda area beresiko bahaya - Label/petunjuk lokasi APAR (Alat Pemadam Api Ringan) - Label/petunjuk lokasi penyimpanan APD (Alat Pelindung Diri) beserta visualisasi pemakaiannya - Denah sekolah - Papan petunjuk arah - Shadow board - Floor markings 8. Pengingat dan Penyemangat  Poster, banner, slogan-slogan 5R  Hari 5R, Bulan 5R  Buku Saku 5R  Pelatihan, pelatihan penyegaran  Induksi 5R yang intensif bagi siswa/anggota baru



B. Persiapan Penerapan 5R.  Pengenalan dan Pemahaman 5R * Kunci sukses metode 5R adalah keterlibatan sepenuh hati seluruh pemangku kepentingan sekolah, yaitu pimpinan sekolah, staf pendidik dan staf penunjang lainnya, serta para siswa. * Mereka tidak akan mau menjalankan metodologi 5R dengan benar dan konsisten kalau mereka tidak memahami esensi dan nilai-nilai (values) 5R serta maksud & tujuan penerapannya. * Untuk itu, mereka perlu diberikan pemahaman mengenai seluk-beluk metode 5R. Pemberian pemahaman itu harus juga menjangkau gagasan praktis di balik konsep 5R, terutama nilai-nilai 5R sebagai alat untuk mencapai sasaran dan 12



tujuan yang diharapkan sekolah, yang hasil akhirnya (kalau sasaran dan tujuan itu tercapai) akan mereka nikmati juga pada akhirnya nanti. * Pemahaman mengenai 5R diberikan kepada seluruh manajemen sekolah, staf pendidik, staf penunjang lainnya, dan para siswa sehingga mereka benar-benar memahami konsep 5R serta tahapan penerapannya. * Pemberian pemahaman ini dinilai efektif apabila seluruh eksponen sekolah betul-betul memahami:  pilar-pilar utama 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin),  penerapannya di tempat mereka masing-masing,  bagaimana 5R bisa menjadi alat untuk mencapai tujuan bersama,  apa peranan mereka masing-masing dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi 5R yang efektif di tempat mereka masing-masing.



C. Pelaksanaan 5R  Tahap Aktif  Membentuk tim pelaksana inti * terdiri dari beberapa orang sesuai kebutuhan yang nantinya akan menjadi pelopor, motor dan tulang punggung pelaksanaan awal.  Memetakan (mapping) kondisi awal * menggunakan diagnose penerapan 5R  Mulai dengan langkah kecil tetapi yang bisa dipastikan efektivitasnya * memilih area target (bisa menggunakan hasil pemetaan sebagai rujukan) yang bisa menjadi model bagi pelaksanaan 5R selanjutnya. * melaksanakan 5R di area target tersebut sesuai urutannya (dimulai dari R1, kemudian R2, R3, R4 dan R5)  Meningkat tahap demi tahap sehingga mencakup seluruh zona 5R sekolah 13



 Tahap Effektif  Tahap untuk menjaga terus bisa dipertahankannya kondisi 5R yang optimal yang sudah berhasil dicapai dengan menggunakan struktur dan sistem yang disebutkan di depan * Tahap efektif hanya bisa dijalankan bilamana penerapan 5R di seluruh zona 5R sekolah, seperti ditunjukkan oleh hasil diagnose penerapan 5R, sudah mencapai tingkatan atau level yang sama. * Tahap efektif merupakan tindak-lanjut tahap aktif atau aktivitas 5R menyeluruh yang sudah harus dilakukan sebelumnya. Tahap ini sekaligus juga bisa sebagai tahap preventif.



D. Fokus Perhatian:  Bagaimana membuat Komite 5R berfungsi efektif dan konsisten kiprahnya sebagai pengarah dan pengendali utama penerapan 5R yang berkelanjutan di sekolah (jadwal rapat bulanan, kehadiran, agenda rapat, notulen rapat dan tindak-lanjutnya)  Bagaimana membagi secara efektif lingkungan sekolah menjadi zona-zona 5R dan area-area (sektor) kegiatan 5R  Bagaimana sistem penugasan dan pengawasan aktivitas kelompok kecil/piket 5R bisa berjalan efektif, optimal dan konsisten sehingga tujuan aktivitas kelompok kecil 5R untuk membiasakan siswa peduli terhadap kondisi 5R segala sesuatu di lingkungan sekitar mereka tercapai.  Bagaimana sistem pemantauan dan pelaporan abnormalitas (sesuatu yang tidak sesuai standar) bisa berjalan efektif, optimal dan konsisten sehingga terjadinya abnormalitas di lingkungan sekolah sedapat mungkin ditiadakan atau paling tidak ditekan seminimal mungkin.  Bagaimana sistem penanganan/pembenahan abnormalitas, baik yang bisa ditangani/dibenahi seketika (real-time) maupun yang harus ditangani/dibenah secara terpusat (centralized) bisa berjalan efektif dan konsisten sehingga lingkungan sekolah selalu dalam kondisi 5R yang optimal. 14



 Bagaimana menyusun standar, SOP dan checklist serta pemantauannya sehingga penerapan 5R efektif dan kondisi 5R di area-area kegiatan selalu terjaga.  Bagaimana menentukan kendali visual yang harus diterapkan di sekolah dan bagaimana menggalakkan serta membiasakan penerapan kendali visual secara ekstensif untuk menunjang penerapan 5R di sekolah (terutama R2).  Bagaimana melakukan audit bulanan 5R yang efektif (penunjukan tim audit, metode pelaksanaan serta kriteria audit) sehingga perkembangan kondisi 5R di zona-zona 5R sekolah dari waktu-ke-waktu terpantau (membaik, stagnan, menurun)  Bagaimana menjaga ‘bara’ semangat 5R selalu menyala  pembuatan banner/spanduk slogan-slogan 5R, penyelenggaraan “Hari 5R” dan “Bulan 5R” yang efektif.  Bagaimana merumuskan skema “Rewards and Punishment” (Sanksi dan Ganjaran/Pengakuan) baik untuk siswa, guru, dan staf penunjang, serta menerapkannya secara taat-asas (konsisten) dan konsekuen.  Bagaimana menjamin seluruh warga sekolah memiliki pemahaman yang benar mengenai kegiatan 5R  Pelatihan, pelatihan penyegaran, pelatihan/induksi yang intensif bagi siswa-siswa/anggota baru



15