Skenario [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CARA MUDAH MENULIS SKENARIO UNTUK PEMULA Oleh: Puguh P. S. Admaja CARA MUDAH MUDAH MENULIS SKENARIO UNTUK PEMULA Oleh: Puguh P. S. Admaja PRAKARTA DARI PENULIS Buat saya, bidang penulisan skenario adalah sebuah ladang yang subur, namun jarang didatangi orang untuk mengolahnya. Hanya segelintir saja yang mau terjun ke dalam dunia penulisan skenario, yang sebenarnya menjajikan. Tapi oke lah, saat ini mulai muncul penulis-penulis baru atau muda, yang meramaikan dunia pertelevisian dan perfilman. Di antara mereka ada yang berbakat dan ada juga yang biasa-biasa saja. Walaupun penilaian atas baik atau buruknya seorang penulis itu sangatlah relatif. Sebuah film misalnya.. ada yang bilang bagus, ada yang bilang biasa saja, ada juga yang bilang buruk sekali. Saya tidak mempermasalahkan hal itu. Yang saya sedih adalah, banyak penulis skenario kita yang ‘rela’ nulis skenario dengan cara mencontek karya orang! Bahkan, bukan hanya mencontek, tapi MENJIPLAK!!! Waow.. mengerikan! Percaya atau tidak, itulah yang terjadi di dunia persinetronan kita, dan bahkan merambah hingga perfilman kita. Bangsa macam apa kita ini, kok bikin karya dengan cara mencontek!? Nggak usah dulu deh, mencap bangsa Malaysia sebagai bangsa pencuri! Tapi lihat pada diri kita sendiri.. apa sih yang udah kita lakukan? Apakah kita sudah melakukan hal-hal yang terpuji? Jawabannya TIDAK!!! Bukti paling otentik adalah di bawah ini.. Dunia persinetronan kita yang digadanggadang lagi naik daun, ternyata telah melakukan hal yang sangat memalukan! Dari survey yang ada, lebih dari 100 sinetron dan ftv yang NYONTEK film / sinetron asing! Apa itu yang kita banggakan!? Kita buat sinetron atau film dengan cara mencontek!? Apakah sudah bodoh para tim kreatif negeri ini!? Apa sudah nggak ada cerita lagi yang



bisa digali oleh penulis cerita bangsa ini!? Apakah sudah habis manusia-manusia macam PRAMUDIA ANANTA TOER, REMMY SILADO, MIRA W, DLL.. sehingga untuk bikin sinetron atau film kita harus NYONTEK!!! Ya Tuhan.. apa lagi yang bisa dibanggakan tinggal di negara ini!? Udah pemerintahnya korup.. Eh, tontonannya juga contekan!!! MENCONTEK ITU SAMA SAJA DENGAN MEMBAJAK! MEMBAJAK ITU KRIMINAL! ARTINYA, MENCONTEK ITU SEBUAH KRIMINAL!!! Dan pertanyaan untuk para pembuat sinetron di bawah ini, baik itu PRODUSER, SUTRADARA DAN PENULIS SKENARIO, SERTA STASIUN TV.. Banggakah kalian berhasil menciptakan sebuah karya, dimana karya itu adalah karya CONTEKAN!!! Setahu saya.. dulu waktu masih sekolah, guru tidak segan-segan mengeluarkan muridnya yang ketahuan mencontek! Tapi ini, di bangsa yang katanya membanggakan ini, justru malah menghibur masyarakatnya dengan CONTEKAN!!! Maunya sih kasih tau, sinetron apa-apa saja yang menjiplak / mencotek film-film luar, tapi tak perlu, lah. Kan di sini saya mau share ke teman-teman yang mampir ke blog saya tentang 'CARA MUDAH MENULIS SKENARIO FILM & TV'. Benar, bukan? Baiklah, semoga saja, postingan saya ini bisa bermanfaat buat siapa saja yang akan dan sedang belajar menjadi Penulis Skenario. Silahkan membaca. Apabila kurang jelas, saya siap membantu. Penulis, Puguh P. S. Admaja



CARA MUDAH MENULIS SKENARIO UNTUK PEMULA Oleh: Puguh P. S. Admaja



PEMBUKAAN APA SIH SEBENARNYA SKENARIO ITU? Skenario adalah sebuah blueprint atau outline, atau dalam bahasa kita biasa disebuat dengan cetak biru atau buku panduan. Oke, kita pake bahasa yang mudah saja.. kita sebut skenario sebagai buku panduan. Lebih spesifik lagi, skenario adalah sebuah buku panduan dalam sebuah pembuatan film atau sinetron. Karena skenario adalah sebuah buku panduan, tentunya skenario harus dibuat sehingga bisa dimengerti oleh semua pembuat film / sinetron: Produser, Sutradara, DOP, Art Director, semua kru yang bersangkutan, dan tentunya para Pemain yang siap memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam skenario tersebut. Untuk membuat buku panduan tersebut bisa enak dibaca dan dimengerti semua orang, tentunya harus mengikuti format-format penulisan, yang akan dijelaskan kemudian.



Hal wajib dimengerti oleh para calon penulis skenario adalah.. Film / Sinetron adalah bahasa visual. Artinya dalam menulis skenario, kita tidak sedang bercerita kepada para penonton, melainkan mempertontonkan adegan demi adegan kepada para penonton. Berarti sekarang kita tahu, apa yang ditulis oleh kita sebagai penulis skenario adalah, apa-apa yang dilihat dan didengar oleh para penonton.



PREMIS, SINOPSIS & SCENE PLOT 1.



MENULIS CERITA KEREN Menulis cerita adalah sebuah karya seni, yang penilaian tentang baik atau buruknya sangat relatif. Setiap kita sah-sah saja untuk menulis cerita apapun yang kita mau. Tapi dalam menulis cerita untuk skenario film / Sinetron, jelas ada beberapa hal penting yang layak kita cermati. Yaitu.. kita tidak sedang menulis cerita untuk diri kita sendiri, melainkan untuk kita pertontonkan kepada orang banyak / penonton. Tentunya sedikit banyak kita harus paham, apa yang dimaui para penonton kita? Sebenarnya mudah-mudah saja, cerita yang kita buat harus mewakili kehidupan para penonton kita. Misalnya: Menurut survey, prosentase penonton film / sinetron kita adalah anak-anak ABG atau remaja yang umurnya 12 – 20 tahun. Wah, berarti gampang dong, buat saja cerita tentang kehidupan anak-anak muda yang umurnya SMP, SMA atau kuliah. Bukti paling otentik ada kok, film “Ada Apa Dengan Cinta” laku keras di pasaran. Alasannya cuma satu kok, cerita yang dikemas di film itu membuat anak-anak SMU di Indonesia terwakili. Mereka hanyut dalam cerita itu. Sehingga ketika keluar dari gedung bioskop, yang cewek merasa jadi Cinta, dan yang cowok bergaya bak seorang Rangga. Selain itu.. prosentase penonton kita rupanya lebih banyak cewek ketimbang cowok. Artinya jelas, membuat cerita yang memuat konflik-konflik tentang wanita akan lebih diminati. Contohnya banyak lah, ada “Ca-Bau-Kan”, “Detik Terakhir”, atau yang barubaru ini “Perempuan”. Masih banyak lagi cerita-cerita yang bisa digali, baik itu drama, action, komedi, atau pun horor. Yang paling penting adalah, setiap cerita pasti ada sosok tokoh yang membuat para penonton simpati, sehingga tokoh itu akan dibela oleh para penonton. Penonton akan makin tegang, apabila tokoh yang mereka simpati menjadi korban sebuah teror. Itu yang biasa terjadi pada film horor. Jadi singkatnya, selain membuat cerita yang keren, ada hal yang penting yang harus kita pikirkan dalam menulis cerita untuk skenario film / sinetron.. yaitu cerita tersebut disukai para penonton kita.



2.



PREMIS Biasanya premis hanya dibuat dalam 1 atau 2 kalimat saja. Bagi sebagian penulis skenario, premis sangat penting, mengingat premis ini akan diletakan di depan / di atas sebelum sinopsis. Hanya 1 atau 2 kalimat, premis sudah bisa mewakili apa yang akan diceritakan dalam film tersebut. Contoh:



Film PENGABDI SETAN, premisnya: “Seorang pembantu datang untuk merebut harta majikannya, dengan cara mengabdi pada setan.” Film ADA APA DENGAN CINTA, premisnya: “Cinta menipu dirinya sendiri, di hatinya ada cinta. Cinta kemudian jujur, namun cinta itu sudah hampir pergi.” 3.



SINOPSYS Sinopsis adalah sebuah ringkasan cerita. Ingat, ringkasan cerita! Ringkasan, berarti dibuat secara ringkas. Singkat, padat, dan jelas. Pembuatan sinopsis adalah proses yang amat penting. Karena dari sinopsis inilah, Produser akan menentukan cerita tersebut layak diproduksi atau tidak. Sebab, banyak cerita yang sebenarnya baik / bagus, tapi gagal dieksekusi hanya lantaran si penulis skenario kurang piawai dalam menulis sinopsis. Sinopsis harus ditulis stright to the point, artinya langsung pada permasalahan. Karena si pembaca sinopsis (produser, atau pun skrip editor) hanya ingin tahu cerita dan masalah yang terkandung dalam cerita tersebut. So, bisa dibayangkan kan, jika sinopsis dibuat secara mendayu-dayu dan lamban. Bisa jadi produser membuang sinopsis kita di tong sampah! Setiap paragraf dalam sinopsis harus sudah menunjukan kesinambungan cerita.. ada ceritanya.. ada isinya.. bukan hanya sekedar proses! Biasanya, kalo sudah sering bikin cerita, kita sudah paham, menulis sinopsis sudah memikirkan dramaturgi. Artinya di sinopsis itu sudah tergambar dengan jelas: Apa masalahnya? Bagaimana masalah membesar? Dan seperti apa puncak masalah (biasa disebut turning point / klimaks)? Dan seperti apa penyelesaiannya. Namun.. ada juga penulis yang tidak mau menuliskan penyelesaian ceritanya, agar si pembaca akan penasaran, seperti apa akhir dari cerita itu. Jenis sinopsis yang seperti ini harus punya masalah, konflik dan puncak masalah yang memang kuat, menggigit dan menarik. Kalo nggak menarik, Produser pasti ogah pengen tau hasil akhirnya. Contoh sinopsis yang lamban: Pagi itu indah sekali. Palupi jalan santai dan ceria menuju sekolahnya. Memang seperti itulah Palupi, selalu ceria. Sesampainya di sekolah.. Pembahasan: Sinopsis di atas bisa kita baca, sangat lamban, sangat bertele-tele. Kalo produser yang baca pasti sudah malas. Karena dari 3 kalimat yang dibuat, kita nggak dapat apa-apa. Contoh sinopsis yang stright to the point: Heni yang sering mengharumkan nama sekolah lewat tari daerahnya, kini harus menerima kenyataan, diarak keliling sekolahnya karena aib yang dibuatnya. Seminggu kemudian dia dikeluarkan dari sekolahnya lantaran terbukti ngesex dengan guru biologinya. Pembahasan: Dari 2 kalimat awal saja kita sudah bisa tahu, apa yang terjadi. Dan pasti kita ingin tahu, seperti apa cerita selanjutnya. Setiap kalimat mengandung



makna yang panjang, bukan hanya sekedar basa-basi untuk manjang-manjangin cerita saja. 4.



SCENE PLOT / TREATMENT Nah, menurut saya, inilah tahapan yang paling krisial dalam pembuatan skenario. Sebab, Scene Plot / Treatment ini bisa dikatakan sebagai blue print. Dari sini dramaturgi akan dibuat secara gamblang.. kapan masalah dimulai? Kapan masalah akan memuncak (turning point)? Dan bagaimana penyelesaian masalahnya? Scene Plot / Treatmen adalah uraian singkat yang ada di setiap scene. Jadi scene plot akan ditulis dari scene 1 hingga scene terakhir. Contoh Scene Plot:



6. Adegan dibuka dengan teriakan para murid di halaman sekolah saat upacara. Mereka girang, saat kepala sekolah ngumumin, darma wisata kali ini ke Bali. Yola (tokoh utama) dan 3 sobatnya (Disti, Tisa, Via) nggak kalah girangnya. Di barisan lain Waldi (keren, tapi sok ganteng) memandangi Yola dengan senyum penuh hasrat.. 7. Koridor SMU.. Sambil jalan, Waldi menunjukan keyakinannya di depan Rudi dan Kaka, bahwa dia yakin banget bisa menggaet Yola. Lumayan, bisa buat temen jalan di Bali nanti. Rudi dan Kaka manas-manasin, “Kalo emang lu playboy, tunjukin sekarang juga dong.. kalo bisa ngegaet si Yola.” Waldi panas.. ada hal yang membuat Waldi yakin, adalah lantaran dia masuk 10 besar di kelasnya. Sudah pasti cewek suka sama cowok pinter kan. Waldi yakin.. dia mau tunjukan ke kedua sobatnya itu.. 8. SMU. Parkiran Mobil.. Yola, Disti, Tisa dan Via menuju mobil. Sambil jalan mereka ngobrol tentang senangnya mereka mau berangkat ke Bali. Disti, Tisa dan Via ngebayangin enaknya jalanjalan di Legian, nikmatin ombak di Pantai kuta, atau makan-makan di Jalan Tuban. Tapi beda dengan Yola, dia lebih milih untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah, macam: Taman Ayun, Pura peninggalan raja-raja dulu.. atau tanah lot yang bersejarah.. dan semua yang ada hubungannya dengan sejarah.. Tiba-tiba muncul Waldi, dia minta waktu ke Yola sebentar..



SKENARIO 1.      



HALAMAN PADA SKENARIO Skenario ditulis dengan menggunakan huruf courier new 12. Kertas ukuran A4 (8,5” X 11”). Batas atas dan batas bawah antara 0,5 “ sampai 1”. Margin kiri 1,2” sampai 1,6”. Margin kanan 0,5” sampai 1” Spasi 1.



 



Nomer halaman dicetak di kanan atas halaman. Dengan format penulisan seperti di atas, rata-rata 1 halaman akan menjadi 1 menit adegan.



2. 



JUMLAH HALAMAN Sinetron ½ jam (Dengan asumsi sudah termasuk iklan)  berkisar antara 15 – 20 halaman. Sinetron 1 jam (Sudah termasuk iklan)  Bisa mencapai 40 – 44 halaman. Tapi biasanya halaman itu lama kelamaan akan berkurang (seiring dengan bertambahnya episode), apabila sinetron tersebut dapat sambutan bagus dari penonton, sehingga berimbas pada jumlah spot iklan yang terpasang, yang akan mempengaruhi bangunan cerita. FTV 1,5 jam (Sudah termasuk iklan)  60 – 70 halaman. FTV 2 jam (Sudah termasuk iklan)  85 – 95 halaman.







  3.



SCENE HEADING Scene Heading akan menerangkan kepada si pembaca skenario dimana scene yang bersangkutan bertempat. Penulisan Scene Headung selalu diawali dengan Nomer Scene, lalu INT (Interior, yang berarti di dalam ruangan) atau EXT (Exterior, berarti di luar ruangan). Baru kemudian diikuti dengan tempat. Misalnya: RUMAH DANIEL, KAMAR SOFIA, MOBIL, LAPANGAN SEPAKBOLA, DLL. Dan selanjutnya diakhiri dengan waktu scene tersebut. Misalnya: PAGI, SIANG, SORE, MALAM, SUBUH. Contoh penulisan Scene Heading: 1. INT. RUMAH DANIEL. RUANG TENGAH – SIANG 2. EXT. LAPANGAN SEPAKBOLA – SORE 3. INT. JALAN RAYA. MOBIL DANIEL – SORE 4. INT. KAFE – MALAM



4.



ACTION Action atau biasa disebut dengan deskripsi, ditulis sepanjang halaman. Pada action ini kita akan menerangkan kepada pembaca skenario tentang apa yang terjadi dalam scene yang bersangkutan. Siapa tokoh yang ada, apa yang dia / mereka lakukan, dan apa yang terjadi. Tidak ada dialog dalam ruang Action. Setiap nama tokoh ada baiknya menggunakan huruf besar semuanya, agar memudahkan para pembaca tentang ada berapa tokoh dalam scene tersebut. Contoh: 1. INT. RUMAH DANIEL. RUANG TENGAH – SIANG Brak! DANIEL, 18, membanting majalah di meja. Wajahnya menunjukan kemarahan. Marahnya ditujukan pada PAMBUDI, 45, ayahnya. PAMBUDI hanya bisa terperangah melihat aksi anaknya itu.. 3. INT. JALAN RAYA. MOBIL DANIEL – SORE Tangan DANIEL memegang kemudi dengan geram. Pandangannya terus nanar, menerawang ke depan. ASTUTI, 17, yang duduk di samping DANIEL, tak berani menegur DANIEL. ASTUTI ketakutan, bingung, karena makin lama mobil berjalan dengan makin cepat.



5.



CHARACTER NAME (NAMA TOKOH) Penulisan nama tokoh yang berdialog ditulis dengan huruf besar. Misalnya: DANIEL, ASTUTI, PAMBUDI, DLL. Letak penulisannya adalah pada posisi 3,5” dari kiri. Apabila dalam sebuah scene ada beberapa peran tambahan / figuran yang ikut berdialog bisa ditulis pekerjaan si tokoh tersebut. Misalnya: POLISI #1, POLISI #2, GURU #1, DOKTER #3, DLL. Contoh: 1. INT. RUMAH DANIEL. RUANG TENGAH – SIANG Brak! DANIEL, 18, membanting majalah di meja. Wajahnya menunjukan kemarahan. Marahnya ditujukan pada PAMBUDI, 45, ayahnya. PAMBUDI hanya bisa terperangah melihat aksi anaknya itu.. DANIEL 3. INT. JALAN RAYA. MOBIL DANIEL – SORE Tangan DANIEL memegang kemudi dengan geram. Pandangannya terus nanar, menerawang ke depan. ASTUTI, 17, yang duduk di samping DANIEL, tak berani menegur DANIEL. ASTUTI ketakutan, bingung, karena makin lama mobil berjalan dengan makin cepat. DANIEL



6.



DIALOG Penulisan dialog menjorok dari kiri sepanjang 2.0 “ – 2.5”, dengan panjang sekitar 30 sampai 35 karakter. Contoh: 1. INT. RUMAH DANIEL. RUANG TENGAH – SIANG Brak! DANIEL, 18, membanting majalah di meja. Wajahnya menunjukan kemarahan. Marahnya ditujukan pada PAMBUDI, 45, ayahnya. PAMBUDI hanya bisa terperangah melihat aksi anaknya itu.. DANIEL (MARAH) Liat majalah itu, pah! (KERAS) Liat!!! PAMBUDI makin kaget.. perlahan pandangannya ditujukan ke majalah itu.. pelan tangannya menjulur ke arah majalah, mengambil majalah, lantas disodorkan ke matanya. Di cover depan majalah itu ada gambar PAMBUDI yang sedang mesra dengan CEWEK CANTIK. PAMBUDI (GERAM) Jadi itu yang selama ini papa lakukan di luar sana!? Papa sudah berhianat sama mama! PAMBUDI (BINGUNG. MENGIBA) Daniel.. denger dulu.. papa bisa jelasin semuanya..



DANIEL (TEGAS) Daniel muak sama papa! 3. INT. JALAN RAYA. MOBIL DANIEL – SORE Tangan DANIEL memegang kemudi dengan geram. Pandangannya terus nanar, menerawang ke depan. ASTUTI, 17, yang duduk di samping DANIEL, tak berani menegur DANIEL. ASTUTI ketakutan, bingung, karena makin lama mobil berjalan dengan makin cepat. DANIEL makin geram.. makin marah.. memuncak.. dan teriak.. DANIEL (TERIAK HISTERIS) Papa sialan!!! 7.



PARENTHETICAL Agar lebih gampang, kita sebut saja emosi. Emosi yang ada pada para tokoh yang sedang berdialog. Misalnya: Tertawa, marah, teriak, geram, menangis, mengiba, dll. Penempatan Parenthetical diletakan di depan dialog. Seperti yang sudah dicontohkan di atas. Namun ada cara penulisan skenario yang lain, dimana keterangan emosi tersebut diletakan di tempat tersendiri, di bawah nama tokoh dan di atas dialog, dengan posisi margin pada kurang-lebih 3”. Contoh: 1. INT. RUMAH DANIEL. RUANG TENGAH – SIANG Brak! DANIEL, 18, membanting majalah di meja. Wajahnya menunjukan kemarahan. Marahnya ditujukan pada PAMBUDI, 45, ayahnya. PAMBUDI hanya bisa terperangah melihat aksi anaknya itu.. DANIEL (MARAH) Liat majalah itu, pah! (KERAS) Liat!!! PAMBUDI makin kaget.. perlahan pandangannya ditujukan ke majalah itu.. pelan tangannya menjulur ke arah majalah, mengambil majalah, lantas disodorkan ke matanya. Di cover depan majalah itu ada gambar PAMBUDI yang sedang mesra dengan CEWEK CANTIK. PAMBUDI (GERAM) Jadi itu yang selama ini papa lakukan di luar sana!? Papa sudah berhianat sama mama! PAMBUDI (BINGUNG. MENGIBA) Daniel.. denger dulu.. papa bisa jelasin semuanya.. DANIEL



(TEGAS) Daniel muak sama papa! Pada bagian ini ada baiknya kita juga tahu istilah CONTINUING, atau berlanjut. Artinya dialog dari seorang tokoh terpotong dengan sebuah Action, dan berlanjut lagi kemudian. Contoh penulisannya: 34. EXT. TAMAN – SORE DANIEL dan ASTUTI berjalan beriringan menyusuri jalan taman. Sesekali ASTUTI menoleh ke DANIEL yang sedang kalut. Perlahan tangan ASTUTI menyentuh tangan DANIEL.. meremas mesra. DANIEL merasakan itu.. DANIEL berhenti tepat di depan bangku taman, memandang ASTUTI.. DANIEL (MENGHELA NAFAS) Gue bosen sama semua ini, Ti. DANIEL melihat bangku.. lantas dia duduk di sana.. DANIEL (CONTINUE) Orang yang begitu gue kagumi, ternyata ngecewain gue. 8. 







EXTENSION Ada dua extension yang dikenal dalam penulisan skenario, yaitu V.O dan O.S. V.O singkatan dari Voice Over, artinya sebuah suara orang bicara yang muncul pada saat si tokoh tidak sedang bicara. V.O biasa digunakan untuk suara hati, suara pikiran, atau bisa juga untuk menunjukan adanya suara hantu yang menggema. Penulisan V.O deengan menggunakan tanda kurung (V.O), yang diletakan di belakang nama tokoh. Misalnya: DANIEL (V.O), ASTUTI (V.O), HANTU (V.O), DLL. O.S singkatan dari Off Screen, yang maksudnya adalah terdengar suaranya tapi tak terlihat yang bicara. Hal itu biasa dijumpai misalnya saat Daniel sedang bicara dengan Ibunya yang ada di dalam kamar. Saat itu Ibunya tak nampak di adegan, yang muncul hanya suaranya saja saat sedang bicara dengan Danil yang berada di luar kamar. Ada juga penulis yang menulis O.C (Off Camera), namun kurang umum. Penulisan dan penempatannya sama persis dengan V.O. Contohnya: IBUNYA DANIEL (O.S), ASTUTI (O.S), DLL. Contohnya: 22. INT. RUMAH DANIEL. DEPAN KAMAR MAMA – SORE DANIEL yang sudah siap pergi, mengentuk pintu kamar Mamanya.. DANIEL Cepetan, mah. Udah sore nih. MAMA (O.S) Iya.. lima menit lagi. DANIEL (KESAL) Aduh, mama.. dari tadi lima menit melulu..



MAMA (O.S) Oke.. oke.. kali ini bener-bener lima menit. 9.



  







TRANSITION Dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan nama Transisi. Transisi ada di antara 2 scene. Tepatnya antara ending scene sebelum dengan Scene Heading sesudahnya. Ada beberapa Transisi yang kita kenal dalam penulisan skenario, a.l: CUT TO: Perpindahan scene satu ke scene berikutnya secara patah, atau langsung. DISSOLVE TO: Perpindahan scene satu ke scene berikutnya dengan cara.. gambar di scene satu memudar.. di saat yang sama muncul gambar dari scene berikutnya yang menguat.. berakhir menjadi gambar scene berikutnya secara keseluruhan. FADE TO: Scene satu perlahan menghilang menjadi black.. dibarengi dengan muncul gambar scene berikutnya secara perlahan. Beberapa penulis menulis dengan FADE OUT: FADE IN, yang maksudnya sama, yaitu gambar lama menghilang, muncul gambar baru. FLASH TO: Perpindaha scene yang disertai seperti munculnya sebuah kilatan Contoh penulisan Transition: Mendengar omongan DANIEL yang dianggap keterlaluan, membuat PAMBUDI kalap. Dengan cepat PAMBUDI menampar muka DANIEL. Tamparan itu membuat nanar mata DANEIL. Dipandanginya wajah PAMBUDI dalam-dalam.. setelah itu DANIEL memutuskan pergi. CUT TO: 3. EXT. JALAN RAYA – SIANG Mobil Daniel melintas dengan sangat kencang.. CUT TO: 4. INT. JALAN RAYA. MOBIL DANIEL – SIANG DANIEL mengemudi mobilnya ngebut. Pandangannya marah.. terus ke depan.. kakinya terus menekan gas.. ada dendam di matanya.. perlahan tangannya mengusap pipinya yang bekas ditampar Pambudi.



10. ISTILAH-ISTILAH LAIN YANG DIPAKAI Di bawah ini beberapa istilah yang ada dalam penulisan skenario:  B.G: Background Contoh: DANIEL masih duduk di bangku taman. Di posisi B.G ada ASTUTI yang terus memandangi DANIEL dengan sedih. 



F.G: Foreground Contoh: MARIA mendekati SAMUEL yang menjadi F.G.







S.F.X: Sound Effect Contoh: S.F.X: Hujan deras dan kilat yang menyambar-nyambar.







SPFX: Special Effect Contoh: S.P.F.X: Wajah DAWSON menghadap kamera.. perlahan klit wajah itu melepuh.. kemudian meleleh seperti lilin.. dan benar-benar menjadi cair seperti air yang mendidih.







P.O.V: Point Of View Contoh: SANDI menoleh ke arah kanan. SANDI kaget. P.O.V SANDI: Di sana ada SANDRA, kekasihnya, sedang bermesraan dengan COWOK lain.



11. MONTAGE Montage bisa didefinisikan dengan, adegan-adegan singkat yang bersambungsambung untuk mempercepat dramaturgi cerita. Misalnya: Daniel akhirnya menyadari tentang kesalahannya, bahwa papanya yang selama ini dia sangka selingkuh, ternyata tidak sama sekali. Itu sebabnya Daniel buruburu pulang. Sampai rumah, tidak ada papanya. Papanya sudah pergi. Lekas Daniel cari tahu kesana-sini, dimana papanya berada. Tanya sana.. tanya sini.. mencari kesana-mencari kesini.. hingga kemudian sampailah Daniel di sebuah desa, dimana dia mendapati papanya sudah sakit keras. Nah, adegan di atas akan berjalan dengan cepat. Montage lebih sering tanpa dialog. Tapi kalopun ada dialog, hanya sedikit saja, yang fungsinya hanya untuk menguatkan informasi. Contoh penulisan Montage: MONTAGE: 1. Daniel melajukan mobilnya dengan kencang.. 2. Mobil Daniel sampai di halaman rumahnya.. 3. Daniel membuka pintu kamar papanya, disana tidak ada Pambudi.. 4. Daniel mencari ke semua tempat di rumah dengan panik.. 5. Daniel dapat kabar dari Pembantu, Pambudi pergi.. 6. Daneil mencari ke segala tempat.. 7. Daniel bertemu dengan Perempuan yang dulu pernah disangka sebagai selingkuhan Pambudi.. Dari perempuan itu Daniel tahu, kemana Pambudi. 8. Daniel sampai di sebuah halaman rumah di desa.. 9. Daniel masuk rumah, mendapati papanya sudah sekarat.. END OF MONTAGE. 12. INTERCUT INTERCUT, atau beberapa penulis menulis dengan istilah INTERCUT WITH: Istilah INTERCUT digunakan untuk menggambarkan scene satu dengan scene lain yang berpindah-pindah. Kita kerap penemukan pada saat adegan telfon. Misalnya saja, saat DANIEL yang ada di mobilnya menelfon ASTUTI yang ada di rumahnya. Percakapan di telfon cukup panjang, jadi tidak mungkin setiap ASTUTI bicara akan disebut sebagai scene baru. Demikian juga saat DANIEL bicara, bukan merupakan scene yang baru. Kalo itu semua ditulis scene baru, bisa dibayangkan, ada berapa scene di setiap adegan telfon.



Selain adegan bertelfon, INTERCUT WITH juga bisa digunakan pada beberapa adegan yang lain yang membutuhkan CUT TO CUT dari scene 1 ke scene lainnya. Misalnya saja pada sebuah adegan, seorang COWOK yang sedang kasmaran ada di kamarnya sedang membayangkan seorang CEWEK. Rupanya, pada saat yang sama, si CEWEK itu juga sedang membayangkan si COWOK. So, adegan ini dibutuhkan perpindahan gambar dari CEWEK ke COWOK, kembali ke CEWEK, dan seterusnya. Ada 2 cara penulisan INTERCUT WITH, yang kita bisa pilih salah satunya. Contoh I penulisan INTERCUT WITH: 41. INT. JALAN RAYA. MOBIL DANIEL – SIANG DANIEL nyetir dengan gelisah. Melihat HP yang tegeletak di jok sebelahnya, lekas DANIEL menyambarnya. Sambil tetap waspada pada jalanan di depan, DANIEL menekan nomer telfon. Setelah selesai, dia pasang hand’s free itu di kupingnya. INTERCUT WITH: 42. INT. RUMAH ASTUTI. RUANG TENGAH – SIANG Telfon rumah berdering. ASTUTI keluar dari kamarnya.. menuju meja telfon, mengangkat gagang telfon dan bicara.. ASTUTI Halo.. DANIEL Halo, Ti.. ini aku.. Daniel.. ASTUTI (KAGET. CEMAS) Ya ampun, daniel.. kamu kemana aja!? Semua orang nyari kamu! DANIEL Astuti.. aku butuh kamu. Aku pengen ketemu kamu. Contoh II penulisan INTERCUT WITH: 21. INT. KAMAR SAMUEL – MALAM SAMUEL sudah duduk, menghadapi buku pelajarannya. Dia sama sekali sulit konsen. Dia tutup buku itu.. kemudian pandangannya menerawang.. 22. INT. KAMAR MARIA – SIANG Di saat yang sama, MARIA juga sedang gelisah.. sulit tidur. Hanya bisa memeluki gulingnya saja.. dia terus senyum kasmaran. INTERCUT BETWEEN SAMUEL AND MARIA: SAMUEL berdiri.. menuju jendela.. horden dibuka.. memandangi keluar, entah kemana..



MARIA bangun dari tidurnya.. menuju memandangi keluar dengan senyum..



ke



jendela..



membuka



horden..



SAMUEL juga tersenyum.. dia sedang kasmaran.. MARIA memegangi jeruji teralis jendela, seolah mendekap tubuh SAMUEL. 13. KERAPIAN PENULISAN SKENARIO Seperti yang sudah kita singgung di awal tadi, bahwa skenario akan dibaca oleh beberapa orang yang terlibat dalam pembuatan film / sinetron. Itu artinya, sangat diperlukan kerapian sebuah skenario. Di bawah ini ada beberapa masukan yang sebaiknya dilakukan atau pun tidak dilakukan dalam menulis skenario.          



Pada lembaran pertama skenario adalah lembaran Judul, Penulis Skenario, dan Tanggal penulisan Skenario. Skenario harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga akan mudah dimengerti oleh si pembaca. Penggunaan tanda baca harus diperhatikan, yang sebisa mungkin menggunakan ketetapan yang ada pada EYD. Skenario yang sudah selesai ditulis, agar dibaca lagi dari awal hingga akhir. Selain untuk memastikan dialog, scene maupun dramaturgi, juga kita akan mendapati kesalahan-kesalahan tulisan yang bisa dibetulkan. Jangan menulis Scene Heading di akhir halaman! Jangan menulis Action di awal halaman! Tidak menulis Nama Tokoh (Untuk dialog) di akhir halaman! Sebaliknya dialog tidak ditulis di awal halaman. Tidak mengawali halaman dengan Transition (CUT TO, FADE TO, DISSOLVE TO, DLL). Sebaiknya skenario diakhiri dengan Nama Penulis dan Tanggal penulisan. Dan jika diperlukan nomer HP si Penulis juga tercantum. Agar memudahkan bagi Sutradara atau kru yang lain menghubungi Penulis saat ada bagian dari skenario yang kurang jelas.



14. PENUTUP Saya rasa itu semua cukup buat siapa saja yang baru mulai menulis skenario. Saya hanya kembali menggaris bawahi, bahwa tidak ada yang sulit di dunia ini selagi kita mau untuk terus berusaha. Bakat memang penting. Namun tanpa kerjakeras, bakat bukanlah apa-apa. Jenius itu, 1% bakat ditambah 99% kerja keras. Baik.. selamat belajar menjadi Penulis Skenario. Semoga buku singkat ini bsia berguna. Dan semoga bisa menjadi Penulis Skenario yang baik dengan tanpa menjiplak ataupun mencontek karya orang lain. Jakarta, 6 February 2008 Puguh P. S. Admaja



FORMAT SKENARIO FILM CERITA Bagi anda yang baru mulai belajar menulis skenario, posting mengenai format skenario beserta contoh skenario ini mungkin dapat memberikan wawasan yang baru anda. Berikut ini adalah cara menulis skenario jika anda menggunakan program Microsoft office Word yang ada pada komputer windows atau pada program Open Office yang lazim digunakan pada OS linux dan Mac. Namun penulisan dengan menggunakan software pengolah dokumen yang biasa digunakan oleh siapa saja saat membuat dokumen, seperti surat, makalah, ini sudah hampir ditinggalkan. Umumnya penulis skenario sekarang menggunakan program khusus untuk menulis skenario yaitu Final Draft. Dengan menggunakan Final Draft penulis skenario tidak perlu repot mengatur ukuran font, jenis font, capital atau yang lainnya karena dengan software tersebut semua sudah bisa dilakukan secara otomatis. Tetapi prinsip penulisannya tetap sama dengan yang akan kita pelajari kali ini. 1. JUDUL SCENE Keterangan tempat yang menandakan di mana adegan itu berlangsung apakah di dalam atau di luar ruangan. Ditulis dengan istilah EXT (eksterior) untuk keterangan adegan di dalam ruangan. INT (interior) untuk keterangan adegan di dalam ruangan. Keterangan tempat adegan itu berlangsung: RUMAH MADRIM Keterangan waktu: PAGI/SIANG/MALAM, dalam format internasional keterangan waktu hanya DAY/NIGHT. Umumnya format tulisan menggunakan font Times New Roman, 12 pt, Capital, Bold, Underline. Contoh : 1. INT. RUMAH MADRIM (DI PEMUKIMAN KUMUH) - SIANG. 2. EXT. PASAR INDUK / WARUNG NASI - SIANG. 2. NAMA PEMERAN Dalam Format skenario internasional nama pemeran tidak umum dituliskan. Namun di Indonesia, beberapa penulis menganggap hal itu penting, sehingga nama pemeran dicantumkan, tepat di bawah judul scene. Huruf yang digunakan Times New Roman, 10 pt, capital. Contoh :



Ext. Rumah Madrim - malam. MADRIM, PEMILIK RUMAH 3. DESKRIPSI VISUAL Deskripsi mengenai keterangan suasana, tempat kejadian, dan peristiwa yang ada dalam scene tersebut, deskripsi ini yang akan diterjemahkan sutradara dalam menghasilkan visualnya. Contoh Deskripsi Visual Madrim memanggul sebuah karung, berjalan melintas depan warung nasi. Langkahnya cenderung cepat khas kuli yang sedang memanggul barang. Si Pemilik Warung(merangkap rentenir), pria bertampang okem, menegurnya. Sementara pelayan perempuan berkulit gelap dan bertampang sangat dusun (padahal sebetulnya manis), ialah keponakan si Pemilik Warung bernama naryati, melayani para tamu warung sambil sesekali memandang iba pada Madrim. 4. TOKOH DIALOG Pada bagian ini hanya menerangkan NAMA dari tokoh (karakter) yang sedang mengeluarkan vocal, baik dialog maupun monolog. Umumnya dituliskan ditengah. Times New Roman, 12 pt, Capital, Bold. 5. BEAT Dalam music beat dimaksud dengan tempo atau irama. Namun dalam skenario istilah ini digunakan untuk menitik beratkan emosi tokoh yang akan terlihat dalam bentuk ekspresi. beat inilah yang menjadikan dialog yang diucapkan dan laku menjadi sinkron hingga memiliki arti dan motivasi. Contoh: sedih karena istrinya minggat, marah. Beat ditulis di dalam tanda kurung (…), huruf kecil, letaknya dibawah posisi tokoh dialog, dan bisa juga diselipkan diantara kalimat dialog. Font Times New Roman, 12 pt. 6. DIALOG Berisi kata-kata yang nanti akan diucapkan oleh pemain. Dialog ini harus sinkron atau mendukung karakter dan cerita dalam skenario. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dialog dengan format skenario yang benar. 



Siapa yang berdialog







Dengan siapa dia berdialog.







Apa latar belakang tokoh tersebut. Misalnya ia lulusan apa, berasal dari budaya mana, usianya berapa, dan lainnya.







Di mana terjadinya dialog tersebut.







Bagaimana suasana hati tokoh yang berdialog.







Apa tujuan dialog tersebut . permohonan, ancaman dll



Font : Times New Roman, 12 pt, huruf kecil. Posisi agak ke tengah dibawah nama Tokoh. 7. TRANSISI Transisi dalam format skenario adalah peralihan dari scene yang satu ke scene berikutnya. Biasanya dipakai istilah CUT TO, FADE OUT- FADE IN, DISSOLVE TO. Tujuan transisi selain sebagai pengait antar scene, dari ending scene menuju scene berikutnya, transisi bisa juga untuk memaknai adegan tertentu, misalnya mimpi dengan menggunakan DISSOLVE TO, atau melamun/membayangkan sesuatu dengan menggunakan transisi lainnya yang sesuai. Berikut ini contoh skenario Film “DOA YANG MENGANCAM”



Langkah-Langkah untuk Membuat Skenario 1. IDE CERITA



Sebelum membuat skenario Film, pertama-tama harus mempunyai ide cerita dahulu. Setelah itu, buatlah cerita yang semenarik mungkin dari ide yang kamu dapat. Ide cerita bisa didapat melalui apa yang kita rasa, dengar, dan kita lihat. ide cerita bisa diperoleh dari : 



Diri Sendiri : pengalaman pribadi.







Lingkungan Sekitar : apa yang kamu lihat dan kamu rasakan saat bersama mereka (tetangga, teman, sahabat, dan sebagainya).







Membaca : mendapat ide saat membaca novel, cerpen, koran, dan sebagainya. tapi jangan meniru secara keseluruhan (Copy Paste).







Dongeng dan Cerita Rakyat : Indonesia Kaya dengan dongeng, legenda, dan cerita rakyat. selalu ada hal yang menarik yang dapat diangkat dari kisah-kisah tersebut. 2. SIAPKAN SINOPSIS Sinopsis memiliki arti penting dalam pembuatan Skenario Film, yaitu sebagai pijakan. kita akan kesusahan membuat skenario jika kita tidak tahu sinopsis ceritanya. kita bisa membuat sinopsis dari ide cerita yang sudah kita dapat. 3. Treatmen Treatmen ini sama dengan pembabakan. Setelah membuat sinopsis, maka harus dipecah menjadi beberapa babak. Sebuah film umumnya menggunakan struktur tiga babak (Tree Acts Structure), tapi ada juga yang disebut Nine Acts Structure(struktur sembilan Babak). contoh struktur tiga babak (Tree Acts Structure) : Babak 1 : Sebagai pengenalan Setting, Tokoh, dan awal masalahnya. Babak 2 : bagian berkecamuknya masalah (semakin besar masalah yang timbul). Babak 3 : Penyelesaian. Contoh struktur sembilan babak (Nine Acts Structure) : Babak 1 : Kejadian buruk yang menimpa orang lain. Babak 2 : pengenalan Tokoh Utama (protagonis). Babak 3 : Kejadian buruk menimpa orang lain atau terlibat pada masalah orang lain pada babak 1. Babak 4 : Protagonis dan Antagonis. Babak 5 : Protagonis berusaha keluar dari masalahnya. Babak 6 : Protagonis salah mengambil jalan. Babak 7 : Protagonis mendapat pertolongan. Babak 8 : Protagonis berusaha keluar dari masalah lagi. Babak 9 : Protagonis dan antagonis berperang menyelesaikan masalahnya. 4. SCENE PLOT/ OUTLINE SCENE Scene Plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan scene plot akan mempermudah pembuatan skenario. Contoh : 1. Dyan mengambil tas kemudian keluar dari kamar. 2. Dyan mengendarai sepeda motor menuju ke kampus sambil mendengarkan musik.



3. Dan Seterusnya. 5. SKENARIO



   



setelah membuat tahapan-tahapan diatas, maka kita bisa membuat skenario dengan mudah. Dalam menulis Skenario, ada beberapa istilah khusus yang harus dipahami oleh penulis skenario. Istilah ini berlaku universal, artinya di negara apa pun skenario itu ditulis dan kemudian diproduksi, istilah ini mempunyai arti yang sama. Pemahaman akan istilah-istilah ini akan membuat sebuah skenario lebih gampang divisualisasikan. Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam penulisan Skenario : Fade in : ketika adegan baru dimulai pertama kali. Fade Out : Ketika sebuah babak berakhir dan kemudian diselingi oleh iklan sebelum memulai babak baru. Atau ketika sebuah episode berakhir dan akan bersambung ke episode selanjutnya. Cut to : Perpindahan dari satu adegan ke adegan lain secara berkesinambungan. Dissolve to : mirip dengan cut to, tapi dipergunakan untuk adegan masa lalu (flashback) yang memiliki durasi cukup panjang.







V.O (Voice Over) : Hanya terdengar suara. Biasanya digunakan untuk suara dalam hati si tokoh.







O.S (Off Scene) : Suara pemain terdengar lebih dahulu sebelum sosoknya sendiri muncul.







CUT TO FLASH BACK : petunjuk mengalihkan gambar ke adegan flash back. Flash back : Adegan masa lalu. Flash back ini bisa berlangsung sebentar, bisa juga agak lama.







FLASH BACK CUT TO : petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back







POY (Point Of View) : melihat sesuatu dari sudut pandang seorang tokoh.







VFX (Visual Effect) dan SFX (Sound Effect) : VFX dan SFX ini biasa dipakai adegan yang sulit divisualisasikan.







ACT : Babak







Scene : Kata lain dari adegan, yaitu bagian terkecil dari sebuah cerita.







INT : Singkatan dari Interior, menunjukkan keterangan di dalam ruangan.







EXT : Singkatan dari Exterior, menunjukkan keteerangan di luar ruangan.







Establishing Shoot : Pengambilan Gambar Secara Keseluruhan atau penuh. contoh skenario : SAHABAT Yang Tak Pernah Kulupakan Cerita : M. Luqman Ahmadi Al-Basir Skenario : M. Luqman Ahmadi Al-Basir Fade In Act 1 Scene 01. EXT. Estabilish. Sebuah Sekolah Besar. Scene 02.INT. Di Dalam Kelas. Pemain : Dyan, Luqman, Aruf.



Luqman duduk sendirian di dalam kelas sambil memikirkan tugasnya yang belum selesai. Dyan masuk kelas dan menepuk bahu Luqman. Dyan :"Hai, pagi-pagi udah ngelamun. nanti kesurupan baru tahu rasa kamu. hihihihi..." Luqman :"Biarin, terserah aku donk.." Dyan :"Eh, dasar Kakek-kakek. dibilangin gak percaya.." kemudian Aruf datang dan langsung duduk disebelah Luqman. Aruf :"Ada apa nie? kok tumben pagi-pagi udah pade ribut?" Dyan :"Ini nie si kakek ngelamun pagi-pagi.." Luqman :"Jangan panggil aku kakek kenapa ce?!? emangnya aku sudah tua, kok dipanggil kakek? HUh..!!!" (sambil membentak Dyan) Dyan dan Aruf :"Ha..ha..ha...ha..." (mereka tertawa melihat Luqman yang sedang emosi) CUT TO Scene 03. EXT. BERJALAN DI TROTOAR . Pemain : Luqman, Dyan, Rizal. Luqman dan Dyan berjalan berdua untuk pulang bersama. Rizal datang dengan mengendarai sepeda motor dan menawari Dyan untuk pulang bersama. Rizal :"Dyan, ayo pulang bersamaku. ngapain pulang sama orang yang gak punya apa-apa kayak dia. apalagi dia orang yang suka berkhayal saja tanpa tahu keterbatasannya. Ha..ha...ha..." Dyan :"Jangan seenaknya menghina Luqman.!!" (Sentaknya) "Begini-begini, Luqman lebih baik daripada kamu. Dasar cowok playboy. Pergi sana!!" Luqman :"Dyan..." (terharu mendengar perkataan Dyan) CUT TO



Scene 03..................... Scene 04..................... FADE OUT



PERTANYAAN PENTING Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah: 1. Siapa tokoh utamanya? 2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama? 3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis?



4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya? 5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu? 6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu? 7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya? Itulah “prosedur” penulisan skenario film. Lebih jelasnya kamu bisa baca pada buku-buku panduan menulis skenario.



MEMBUAT SKENARIO FILM 21 JANUARI 2015 RADEN2203 TINGGALKAN KOMENTAR



Kalian sering nonton film? Film apa yang sering kalian tonton? Film action, sejarah, horor atau dokumenter? Atau kalian penggila film? Sinetron? Wiih.. tapi rasanya sedikit ganjal jika hanya nonton saja. Pernahkah terbayang dalam benak kalian bagaimana cara membuat film itu? Di mulai dari menulis skenario sampai film diproduksi. Nah, dalam tulisan kali ini saya ingin berbagi informasi, pengalaman dan kiat-kiat dalam belajar menulis skenario film. Hayo siapa yang mau belajar menulis skenario film? Tetap stay di tulisan ini, ya! Selamat membaca! Menulis skenario film bagi saya adalah sebuah tantangan. Melihat semakin banyak orang yang gemar menonton film, saya jadi tertarik untuk membuat film. Selain itu keresahan dengan kebanyakan film sekarang ini yang justru menyimpang dari ajaran agama bahkan sampai mengajarkan kepada hal negatif. Misalnya film horor yang kini semakin banyak diproduksi di negeri khatulistiwa ini. Berbagai jenis hantu seperti kuntilanak, pocong, suster ngesot, tuyul dan masih banyak lagi ditawarkan kepada masyarakat. Khususnya kepada penggila film horor. Namun, anehnya film-film seperti itu justru mengansumsikan kepada masyarakat bahwa kita takut dengan hantu. Padahal hantulah yang seharusnya takut dengan manusia. Nilai-nilai agama pun tidak ada. Ini adalah salah satu alasan saya untuk belajar menulis skenario film di sekolah saya, Pesantren Media Bogor. Dengan harapan



nantinya bisa membuat film yang Islami, diterima, disenangi, sekaligus menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat lewat film. Nah, sebelumnya apa sih skenario itu? Tentu dalam belajar menulis skenario film kalian harus tahu dong. Yupz, skenario film adalah salah satu bagian dari produksi film yang terpenting. Juga termasuk unsur paling awal yang dibutuhkan sebagai rancangan dalam membuat film. Tapi ada juga nih pengertian skenario atau Screenplay menurut Syd Field yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “The Foundations of Screenwriting” . Nah, dalam bukunya itu dituliskan bahwa skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik. Masih dalam buku itu, bahwa seorang penulis skenario dituntut untuk mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau televisi. Nah, itu pengertian skenario menurut Syd Field. Wiih.. panjang juga, ya? Hehe.. Belajar menulis skenario film tentu awalnya tidak mudah. Tidak seperti menulis cerpen, puisi atau karya tulis lainnya. Dalam menulis skenario film banyak istilah-istilah baru yang harus kita pelajari. Selain itu diperlukan juga kreatifitas dan imajinasi yang tinggi dan pengetahuan sesuai dengan rule dalam penulisan skenario. Tentu imajinasi itu tidak keluar dari hukum Syara. Step by step harus dijalani dan dilalui. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam menulis skenario film yang sudah saya pelajari di kelas menulis skenario film yang dimentori oleh Bu Nafiisah Fb. Jangan lupa dicatat, ya! Ok? 1.



Menggali ide



Ide dalam menulis skenario film sangatlah penting. Sebuah film tidak akan diproduksi tanpa adanya skenario. Skenario tidak akan jadi tanpa adanya ide. Untuk itu ide harus digali atau dieksplorasi. Digali di sini bukan berarti menggali sumur di ladang, ya (hehe). Tapi menggali dan mencari ide untuk dibuat menjadi sebuah cerita. Yang nantinya dijadikan sebuah film. Sebaiknya ide yang ada di kepala langsung dituangkan ke dalam tulisan. Misalnya tentang seorang anak yang ingin belajar ilmu Islam, namun ia disekolahkan di sekolah umum oleh orangtuanya. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa pelajaran agama di sekolah umum sangat kurang.



Ide bisa didapatkan dari banyak hal. Dari pengamatan, pengalaman dan lainnya. Nah, ide cerita sebaiknya ditulis dalam satu kalimat saja. Kemudian ide itu dikembangkan menjadi basic story. Basic story atau cerita dasar biasanya berkisar setengah halaman saja atau tidak lebih dari satu halaman. Bisa juga dibuat menjadi sepuluh kalimat. Dalam basic story keterangan seperti tempat, waktu, tokoh-tokoh, problem-problem utama, serta penyelesaian dituliskan. Tentu sebelumnya kita harus tahu apa itu tempat, waktu, tokoh, problem dan solusi dari cerita. Oh iya, di basic story jangan ragu-ragu ya untuk menulis ending cerita. Ending cerita Jangan disimpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Ingat juga ya, dalam proses penulisan skenario tidak ada orang yang bisa kalian kejutkan. Hehe. 1.



Membuat Sinopsis



Tahap selanjutnya adalah membuat sinopsis. Sinopsis adalah panduan untuk menulis cerita agar tidak ke mana-mana. Juga agar penulis tidak kehilangan arah. Sinopsis berisi cerita secara global yang sudah memuat tokoh-tokoh beserta gambaran karakternya, konflik dan penyebab konflik terjadi, juga penyelesaiannya. Berbeda dengan basic story, sinopsis lebih detail. Dialog juga bisa dimasukkan ke dalam sinopsis. Misalnya kalau dialog itu bisa memperkuat gambaran yang dimaksud. Namun, dialognya jangan kebanyakan. Sepotong dialog misalnya. Hal lainnya adalah panjang halaman sinopsis. Hal ini perlu lohdiperhatikan. Panjang halaman sinopsis tergantung dari durasi skenario yang kita buat. Biasanya nih untuk skenario durasi 1-2 jam, cukup 1 halaman sinopsis saja. 1.



Scene Plot



Scene plot dalam sebuah pembuatan skenario sama dengan posisi outline dalam pembuatan karya non fiksi. Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Scene plot adalah poin-poin alur cerita yang telah dikonstruksi secara berurutan, dari adegan awal sampai akhir. Biasanya nih satu plot dalam penulisan skenario nanti menjadi satu scene. Tahapan scene plot ini akan lebih memudahkan penulis untuk melihat dan memeriksa alur cerita. Tapi tahap membuat scene plot bisa juga dilewatkan loh. Kita bisa langsung menulis skenario. Jadi, scene plot itu bukan sesuatu yang wajib dibuat.



Namun, scene plot adalah tahapan umum untuk memudahkan penulis menilai cerita yang sudah dia buat. Oh iya, dalam scene plot biasanya tidak ada dialog. Tapi jika kalian dapat dialog “cemerlang” saat mengerjakan scene pot, maka bisa dimasukkan. Scene plot dapat ditulis dengan penomoran 1, 2, 3, dan seterusnya dan menyertakan keterangan: hari, setting waktu (pagi, siang, sore, malam), setting tempat (sekolah, kamar) bisa juga memakai keterangan EXT (exterior/luar ruangan) atau INT (interior/dalam ruangan). Emosi dan visualisasi juga perlu. Misalnya saat marah (menggebrak meja), atau sedih (menangis keras, tersedu). Contoh bentuk scene plot : H1 1.



Pagi hari, Syifa sedang di dapur, berdiri depan kompor sedang memasukkan gula ke dalam wajan. Rena, adik Syifa menuju dapur berjalan pelan dan mengendap-endap. Sampai di dapur, Rena menepuk pundak Syifa. Syifa kaget, gula yang ia pegang jatuh semua ke dalam wajan. Syifa marah dan memukul Rena. Rena meminta maaf sambil senyam-senyum. Rena memberitahu Syifa bahwa orangtua mereka sudah datang. 2. Di luar rumah, orangtua Syifa dan Rena sedang mengeluarkan barang dari dalam mobil. 3. Dan seterusnya



Nah, ini adalah contoh scene plot yang tidak menggunakan dialog. Scene plot ini juga dibuat dalam bentuk narasi deskripsi seperti setting tempat dan setting waktu. Seperti yang saya katakan di awal, bahwa dalam menulis skenario film ada istilah-istilah yang harus kita ketahui. Beberapa istilah itu yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Cut to (Perpindahan ke adegan lain). Dissolve to (Transisi/ gambar yang satu menghilang secara perlahan sesaat setelah gambar yang lain muncul). Fade in (Munculnya gambar dari latar belakang layar yang hitam/kosong. Fade out (Menghilangnya gambar menuju layar yang hitam/kosong). Intercut (Perpindahan dari satu adegan ke adegan lain dalam satu scene). Ext (Exterior/ Petunjuk penulisan adegan berlangsung di dalam ruangan). Int (Interior/Petunjuk penulisan adegan berlangsung di luar ruangan).



Nah, itu adalah beberapa istilah dalam menulis skenario film. Masih ada istilah-istilah lainnya. Oh iya, jika tahap-tahap ini sudah dilalui, maka bisa lanjut untuk menulis skenario film. Untuk kalian, ada beberapa syarat jika ingin belajar menulis skenario, yaitu : 1. 2. 3. 4.



Mempunyai minat Menetapkan tujuan Mau terus belajar hal-hal baru seperti istilah-istilah baru. Mempunyai daya imajinasi (tidak keluar dari hukum syara)



Nah, jika sudah pandai menulis skenario misalnya untuk sinetron, maka kalian bisa mulai menawarkan kepada rumah produksi film. Mempunyai keahlian menulis skenario film ada manfaatnya juga loh. Bisa untuk mendakwahkan Islam sekaligus menjadi sumber penghidupan. Nah, apa sekarang kalian tertarik untuk belajar menulis skenario film?? LaNgKaH MeMbUat SkenaRio FiLM Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana membuat skenario film: 1.



IDE CERITA



Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebarlebar semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat, mengecap, dan mencium ide. 2.



SIAPKAN SINOPSISNYA



Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan medium teks. Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita.



Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global. 3.



BIKIN LOGLINE/PREMIS



Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui. Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-cover film. Di sana ada kalimat-kalimat yang menarik. Itulah logline atau premis. 4.



TREATMEN



Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya. Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari: Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain. babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis). Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada babak 1.  Babak 4: protagonis dan antagonis  Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah  Babak 6: protagonis salah mengambil jalan  Babak 7: protagonis mendapat pertolongan  Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi  Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya 5. OUTLINE SCENE/SCENE PLOT   



Sekarang saatnya membuat outline scene/scene plot. Outline scene/scene plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan outline scene/scene plot akan mempermudah pembuatan skenario. Contoh: 1. 2. 3. 4.



Lisa pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke Jakarta. Arman, pacar Lisa, sedang menyiapkan rencana menculik Lisa. Dst BIKIN SKENARIO!



Ini contoh skenario: SANG PRABU Datang Untuk Kembali Cerita : Yul Andryono Skenario : Gola Gong Fade In Act 1 1.



EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1)



Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati. Kepengen menanyakan kesedihannya. Putri malaka bermuram durja. Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan percakapan mereka. KEPENGAN: Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam dulja? ROH DENI: Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku juga!



PUTRI MALAKA: Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay punya dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada seorang dayang! Dialog dan seterusnya…. CUT TO 2.



INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2)



Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota, Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para Punggawa, Dayang Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya. Woro Denok dengan genit duduk sambil memegang Putri Mahkota. PRABU: Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas permintaan Putri Bunga Seroja dari Kerjaan Malaka… Dst CUT TO 03……………. 04…………………. FADE OUT Keterangan: Fade In : Cerita dimulai Act 1 : Babak 1 01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa) EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior



Taman Sari : Lokasi peristiwa Pagi : Waktu kejadian Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll) Pemain: ….. : Pemain yang main pada film Kepengen…. : Deskripsi peristiwa Kepengen: Haiya : Dialog CUT TO : Pemisah antar scene. Fade Out : Tanda cerita sudah usai Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to, disslove to, paralel cut to, dll PERTANYAAN PENTING Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Siapa tokoh utamanya? Apa yang diinginkan oleh tokoh utama? Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis? Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya? Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu? Bagaimana kamu nyeritain cerita itu? Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya?



Itulah “prosedur” penulisan skenario film. Lebih jelasnya kamu bisa baca pada buku-buku panduan menulis skenario. BAHAN REFERENSI BACAAN: Gola Gong, Menulis Skenario Itu (Lebih) Gampang Richard Krevolin, Rahasia Sukses Skenario Film Box Office Sony Set, Jangan Cuma Nonton, Jadilah Penulis Skenario Profesional



Teknik Penulisan Skenario Film PENGERTIAN SKENARIO Pengertian mengenai Screenplay atau Skenario menurut Syd Field dalam bukunya The Foundations of Screenwriting adalah : ”A screenplay is a story told with pictures, in dialogue and description, and placed within the context of dramatic structure. A screenplay is a noun – it is about a person, or persons, in a place or places, doing his or her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The person is the character, and and doing his or her thing is the action. (1994:8). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario itu adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik. Seorang penulis skenario dituntut untuk mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau televisi. Adapun fungsi dari skenario adalah untuk digunakan sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film. TEKNIK PENULISAN SKENARIO : 1.



Inti Cerita



Tahap awal dalam penulisan skenario adalah menetukan inti cerita yang akan dikembangkan menjadi sebuah skenario. Dalam inti cerita ini kita sudah mempunyai gambaran singkat tentang plot, karakter utama, maupun setting dari cerita. Inti cerita ini bisa berasal dari ide/inspirasi yang kita temukan baik dalam imajinasi atau fenomena keseharian kita. Banyak juga penulis skenario yang mengadaptasi novel, cerpen, atau puisi untuk dikembangkan menjadi skenario. Inti cerita dari film Romeo and Juliet, misalnya, adalah percintaan antara dua orang anak manusia yang berasal dari latar belakang keluarga yang berlawanan yang pada akhirnya melahirkan tragedi. 1.



Sinopsis



Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan menjadi skenario. Pada umumnya Sinopsis ditulis semenarik mungkin dengan maksud



menggoda pembacanya untuk membaca skenario dari sinopsis tersebut. Panjang sinopsis biasanya dari setengah sampai dua halaman. Sebagai contoh, kita dapat membaca sinopsis dari film-televisi Gadis Misterius berikut ini : “Kisah roman-tragedi tentang seorang pelukis muda yang terobsesi pada gadis cantik yang pernah dilihatnya di tepi jurang. Obsesinya itu menjadi kenyataan ketika dia berkenalan dengan Lilis, resepsionis di sebuah kafé yang mempunyai wajah sangat mirip dengan wanita impiannya itu. Cerita kemudian berkembang setelah wanita yang dicintainya itu pun tiba-tiba menghilang dan dia dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama kali berkenalan. Kenyataankenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk melakukan penyelidikan sampai kemudian dia menemukan jawaban yang sesungguhnya.” 1.



Karakter



Karakter atau tokoh adalah merupakan salah satu unsur terpenting dalam skenario sama halnya dalam cerpen maupun novel. Akan tetapi dalam skenario, karakter harus lebih dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga berhubungan dengan kebutuhan aktor atau aktris yang akan memerankan karakter tersebut. Perincian karakter dalam skenario biasanya meliputi nama peran, jenis kelamin, usia, ciri-ciri fisik, sifat/prilakunya, pendidikan, kebiasaan, hubungan dengan karakter yang lain, dan sebagainya. Contoh perincian karakter adalah sebagai berikut : Lilis, wanita berusia 25 tahun. Matanya teduh, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang wanita cantik yang selalu tampil sederhana, pekerja keras, dan baik hati. Dia juga tegar dalam menghadapi cobaan hidupnya. Meski dia selalu menghindar, namun diam-diam dia pun jatuh hati kepada Alam. 1.



Plot



Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set upatau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, danresolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu



akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario. Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut : Babak I : Alam berkenalan dengan Lilis di sebuah kafe tempat Lilis bekerja, kemudian timbul rasa saling suka diantara mereka. Konflik mulai timbul ketika secara tidak sengaja Lilis bertemu dengan Pak Willy, Lilis kabur dan menghilang entah kemana. Alam terus mencarinya dan bingung karena dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama kali berkenalan. Babak II : Kenyataan-kenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk melakukan penyelidikan sampai akhirnya dia menemukan jawaban yang sesungguhnya, Lilis dan Pak Willy pernah menikah dan mempunyai seorang anak, namun Pak Willy tidak mau bertanggung jawab. Alam kemudian berhasil menemukan Lilis dan menyatakan keinginannya untuk menikahi Lilis, namun Lilis menampik. Alam pasrah. Pak Willy kemudian berambisi untuk memiliki Lilis dan anaknya kembali. Dia berusaha membujuk Lilis. Babak III : Lilis akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Alam, happy ending. 1.



Outline



Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut : 1.



Di Kawasan Puncak :



1.1. Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya, 1.2. Alam menghentikan kegiatan melukisnya begitu melihat seorang gadis berdiri di tepi jurang sambil memandang ke dasar jurang dan bersiap-siap melompat, 1.3.Alam yang melihat kejadian tersebut menjadi panik dan berteriak agar gadis itu tidak melompat, 1.4.Gadis itu tidak menanggapinya, dia tetap memandangi dasar jurang dengan tatapan kosong,



1.5.Alam berlari ke arah tepi jurang tempat gadis itu berada, 1.6.Alam tiba di tepi jurang dengan terengah-engah, namun dia tidak menemukan gadis itu lagi, dan seterusnya. 1.



Scene



Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. scene headingumumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT atau singkatan dari interiordigunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, sedangkan EXT atau singkatan dari exteriordigunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut : 1. EXT. KAWASAN PUNCAK – PAGI 1. Action Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiapscene atau adegan yang merupakan penjabaran dari Outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut : 1. EXT. KAWASAN PUNCAK – PAGI



Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya. 1.



Dialog dan Parenthetical



Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen(O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut : 8.



INT. VILA PUNCAK – PAGI



Alam menghampiri dan melihat sebuah lukisan wanita yang terpampang di dinding ruang tamu. Dipandanginya lukisan itu lama-lama. Bersamaan dengan adegan tersebut, terdengar suara Alam. ALAM



(V.O) Aku tidak tahu pasti, apakah yang dia kagumi lukisanku atau wanita yang ada di dalam lukisan ini? Aku merasa tidak perlu tahu. Kalaupun dia mengagumi wanita yang ada di dalam lukisan ini adalah hal yang wajar karena akupun sangat mengaguminya, bahkan aku pernah melihatnya walau hanya sekejap. ISTILAH-ISTILAH TEKNIS PENULISAN SKENARIO Dalam penulisan skenario terdapat banyak istilah-istilah teknis selain yang telah disebutkan sebelumnya, berikut ini adalah istilah-istilah teknis lainnya yang umum digunakan, antara lain adalah : CAMERA FOLLOW, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti pergerakan obyek CAMERA PAN TO, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan kamera kepada obyek yang dituju dari obyek sebelumnya CLOSE UP, petunjuk pengambilan gambar secara close-up CUT TO, mengakhiri adegan secara langsung tanpa proses transisi



CUT TO FLASH BACK, petunjuk mengalihkan gambar ke adeganflash back FADE IN, petunjuk transisi memasuki adegan secara perlahan FADE OUT, petunjuk transisi mengakhiri adegan secara perlahan dari layar FLASH BACK CUT TO, petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back INSERT, sama dengan CAMERA PAN TO INTERCUT, petunjuk potongan adegan dalam satu adegan/scene ZOOM IN, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari jauh sampai dekat atau close-up ZOOM OUT, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari dekat sampai jauh Tentang iklan-iklan ini



MEMBUAT SKENARIO FILM 21 JANUARI 2015 RADEN2203 TINGGALKAN KOMENTAR



Kalian sering nonton film? Film apa yang sering kalian tonton? Film action, sejarah, horor atau dokumenter? Atau kalian penggila film? Sinetron? Wiih.. tapi rasanya sedikit ganjal jika hanya nonton saja. Pernahkah terbayang dalam benak kalian bagaimana cara membuat film itu? Di mulai dari menulis skenario sampai film diproduksi. Nah, dalam tulisan kali ini saya ingin berbagi informasi, pengalaman dan kiat-kiat dalam belajar menulis skenario film. Hayo siapa yang mau belajar menulis skenario film? Tetap stay di tulisan ini, ya! Selamat membaca! Menulis skenario film bagi saya adalah sebuah tantangan. Melihat semakin banyak orang yang gemar menonton film, saya jadi tertarik untuk membuat film. Selain itu keresahan dengan kebanyakan film sekarang ini yang justru menyimpang dari ajaran agama bahkan sampai mengajarkan kepada hal



negatif. Misalnya film horor yang kini semakin banyak diproduksi di negeri khatulistiwa ini. Berbagai jenis hantu seperti kuntilanak, pocong, suster ngesot, tuyul dan masih banyak lagi ditawarkan kepada masyarakat. Khususnya kepada penggila film horor. Namun, anehnya film-film seperti itu justru mengansumsikan kepada masyarakat bahwa kita takut dengan hantu. Padahal hantulah yang seharusnya takut dengan manusia. Nilai-nilai agama pun tidak ada. Ini adalah salah satu alasan saya untuk belajar menulis skenario film di sekolah saya, Pesantren Media Bogor. Dengan harapan nantinya bisa membuat film yang Islami, diterima, disenangi, sekaligus menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat lewat film. Nah, sebelumnya apa sih skenario itu? Tentu dalam belajar menulis skenario film kalian harus tahu dong. Yupz, skenario film adalah salah satu bagian dari produksi film yang terpenting. Juga termasuk unsur paling awal yang dibutuhkan sebagai rancangan dalam membuat film. Tapi ada juga nih pengertian skenario atau Screenplay menurut Syd Field yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “The Foundations of Screenwriting” . Nah, dalam bukunya itu dituliskan bahwa skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik. Masih dalam buku itu, bahwa seorang penulis skenario dituntut untuk mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau televisi. Nah, itu pengertian skenario menurut Syd Field. Wiih.. panjang juga, ya? Hehe.. Belajar menulis skenario film tentu awalnya tidak mudah. Tidak seperti menulis cerpen, puisi atau karya tulis lainnya. Dalam menulis skenario film banyak istilah-istilah baru yang harus kita pelajari. Selain itu diperlukan juga kreatifitas dan imajinasi yang tinggi dan pengetahuan sesuai dengan rule dalam penulisan skenario. Tentu imajinasi itu tidak keluar dari hukum Syara. Step by step harus dijalani dan dilalui. Berikut ini adalah tahap-tahap dalam menulis skenario film yang sudah saya pelajari di kelas menulis skenario film yang dimentori oleh Bu Nafiisah Fb. Jangan lupa dicatat, ya! Ok? 1.



Menggali ide



Ide dalam menulis skenario film sangatlah penting. Sebuah film tidak akan diproduksi tanpa adanya skenario. Skenario tidak akan jadi tanpa adanya ide. Untuk itu ide harus digali atau dieksplorasi. Digali di sini bukan berarti menggali sumur di ladang, ya (hehe). Tapi menggali dan mencari ide untuk dibuat menjadi sebuah cerita. Yang nantinya dijadikan sebuah film. Sebaiknya ide yang ada di kepala langsung dituangkan ke dalam tulisan. Misalnya tentang seorang anak yang ingin belajar ilmu Islam, namun ia disekolahkan di sekolah umum oleh orangtuanya. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa pelajaran agama di sekolah umum sangat kurang. Ide bisa didapatkan dari banyak hal. Dari pengamatan, pengalaman dan lainnya. Nah, ide cerita sebaiknya ditulis dalam satu kalimat saja. Kemudian ide itu dikembangkan menjadi basic story. Basic story atau cerita dasar biasanya berkisar setengah halaman saja atau tidak lebih dari satu halaman. Bisa juga dibuat menjadi sepuluh kalimat. Dalam basic story keterangan seperti tempat, waktu, tokoh-tokoh, problem-problem utama, serta penyelesaian dituliskan. Tentu sebelumnya kita harus tahu apa itu tempat, waktu, tokoh, problem dan solusi dari cerita. Oh iya, di basic story jangan ragu-ragu ya untuk menulis ending cerita. Ending cerita Jangan disimpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Ingat juga ya, dalam proses penulisan skenario tidak ada orang yang bisa kalian kejutkan. Hehe. 1.



Membuat Sinopsis



Tahap selanjutnya adalah membuat sinopsis. Sinopsis adalah panduan untuk menulis cerita agar tidak ke mana-mana. Juga agar penulis tidak kehilangan arah. Sinopsis berisi cerita secara global yang sudah memuat tokoh-tokoh beserta gambaran karakternya, konflik dan penyebab konflik terjadi, juga penyelesaiannya. Berbeda dengan basic story, sinopsis lebih detail. Dialog juga bisa dimasukkan ke dalam sinopsis. Misalnya kalau dialog itu bisa memperkuat gambaran yang dimaksud. Namun, dialognya jangan kebanyakan. Sepotong dialog misalnya. Hal lainnya adalah panjang halaman sinopsis. Hal ini perlu lohdiperhatikan. Panjang halaman sinopsis tergantung dari durasi skenario yang kita buat. Biasanya nih untuk skenario durasi 1-2 jam, cukup 1 halaman sinopsis saja. 1.



Scene Plot



Scene plot dalam sebuah pembuatan skenario sama dengan posisi outline dalam pembuatan karya non fiksi. Outline adalah susunan urutan adegan per



adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Scene plot adalah poin-poin alur cerita yang telah dikonstruksi secara berurutan, dari adegan awal sampai akhir. Biasanya nih satu plot dalam penulisan skenario nanti menjadi satu scene. Tahapan scene plot ini akan lebih memudahkan penulis untuk melihat dan memeriksa alur cerita. Tapi tahap membuat scene plot bisa juga dilewatkan loh. Kita bisa langsung menulis skenario. Jadi, scene plot itu bukan sesuatu yang wajib dibuat. Namun, scene plot adalah tahapan umum untuk memudahkan penulis menilai cerita yang sudah dia buat. Oh iya, dalam scene plot biasanya tidak ada dialog. Tapi jika kalian dapat dialog “cemerlang” saat mengerjakan scene pot, maka bisa dimasukkan. Scene plot dapat ditulis dengan penomoran 1, 2, 3, dan seterusnya dan menyertakan keterangan: hari, setting waktu (pagi, siang, sore, malam), setting tempat (sekolah, kamar) bisa juga memakai keterangan EXT (exterior/luar ruangan) atau INT (interior/dalam ruangan). Emosi dan visualisasi juga perlu. Misalnya saat marah (menggebrak meja), atau sedih (menangis keras, tersedu). Contoh bentuk scene plot : H1 1.



Pagi hari, Syifa sedang di dapur, berdiri depan kompor sedang memasukkan gula ke dalam wajan. Rena, adik Syifa menuju dapur berjalan pelan dan mengendap-endap. Sampai di dapur, Rena menepuk pundak Syifa. Syifa kaget, gula yang ia pegang jatuh semua ke dalam wajan. Syifa marah dan memukul Rena. Rena meminta maaf sambil senyam-senyum. Rena memberitahu Syifa bahwa orangtua mereka sudah datang. 2. Di luar rumah, orangtua Syifa dan Rena sedang mengeluarkan barang dari dalam mobil. 3. Dan seterusnya



Nah, ini adalah contoh scene plot yang tidak menggunakan dialog. Scene plot ini juga dibuat dalam bentuk narasi deskripsi seperti setting tempat dan setting waktu. Seperti yang saya katakan di awal, bahwa dalam menulis skenario film ada istilah-istilah yang harus kita ketahui. Beberapa istilah itu yaitu :



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Cut to (Perpindahan ke adegan lain). Dissolve to (Transisi/ gambar yang satu menghilang secara perlahan sesaat setelah gambar yang lain muncul). Fade in (Munculnya gambar dari latar belakang layar yang hitam/kosong. Fade out (Menghilangnya gambar menuju layar yang hitam/kosong). Intercut (Perpindahan dari satu adegan ke adegan lain dalam satu scene). Ext (Exterior/ Petunjuk penulisan adegan berlangsung di dalam ruangan). Int (Interior/Petunjuk penulisan adegan berlangsung di luar ruangan).



Nah, itu adalah beberapa istilah dalam menulis skenario film. Masih ada istilah-istilah lainnya. Oh iya, jika tahap-tahap ini sudah dilalui, maka bisa lanjut untuk menulis skenario film. Untuk kalian, ada beberapa syarat jika ingin belajar menulis skenario, yaitu : 1. 2. 3. 4.



Mempunyai minat Menetapkan tujuan Mau terus belajar hal-hal baru seperti istilah-istilah baru. Mempunyai daya imajinasi (tidak keluar dari hukum syara)



Nah, jika sudah pandai menulis skenario misalnya untuk sinetron, maka kalian bisa mulai menawarkan kepada rumah produksi film. Mempunyai keahlian menulis skenario film ada manfaatnya juga loh. Bisa untuk mendakwahkan Islam sekaligus menjadi sumber penghidupan. Nah, apa sekarang kalian tertarik untuk belajar menulis skenario film?? LaNgKaH MeMbUat SkenaRio FiLM Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana membuat skenario film: 1.



IDE CERITA



Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebarlebar semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat, mengecap, dan mencium ide. 2.



SIAPKAN SINOPSISNYA



Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan



pada nomor satu, film menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan medium teks. Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita. Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global. 3.



BIKIN LOGLINE/PREMIS



Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui. Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-cover film. Di sana ada kalimat-kalimat yang menarik. Itulah logline atau premis. 4.



TREATMEN



Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya. Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari:   



Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain. babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis). Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada babak 1.



     



5.



Babak 4: protagonis dan antagonis Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah Babak 6: protagonis salah mengambil jalan Babak 7: protagonis mendapat pertolongan Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya OUTLINE SCENE/SCENE PLOT



Sekarang saatnya membuat outline scene/scene plot. Outline scene/scene plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan outline scene/scene plot akan mempermudah pembuatan skenario. Contoh: 1. 2. 3. 4.



Lisa pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke Jakarta. Arman, pacar Lisa, sedang menyiapkan rencana menculik Lisa. Dst BIKIN SKENARIO!



Ini contoh skenario: SANG PRABU Datang Untuk Kembali Cerita : Yul Andryono Skenario : Gola Gong Fade In Act 1 1.



EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1)



Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati. Kepengen menanyakan kesedihannya. Putri malaka bermuram durja. Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan percakapan mereka.



KEPENGAN: Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam dulja? ROH DENI: Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku juga! PUTRI MALAKA: Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay punya dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada seorang dayang! Dialog dan seterusnya…. CUT TO 2.



INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2)



Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota, Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para Punggawa, Dayang Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya. Woro Denok dengan genit duduk sambil memegang Putri Mahkota. PRABU: Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas permintaan Putri Bunga Seroja dari Kerjaan Malaka… Dst CUT TO 03……………. 04…………………. FADE OUT Keterangan:



Fade In : Cerita dimulai Act 1 : Babak 1 01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa) EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior Taman Sari : Lokasi peristiwa Pagi : Waktu kejadian Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll) Pemain: ….. : Pemain yang main pada film Kepengen…. : Deskripsi peristiwa Kepengen: Haiya : Dialog CUT TO : Pemisah antar scene. Fade Out : Tanda cerita sudah usai Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to, disslove to, paralel cut to, dll PERTANYAAN PENTING Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Siapa tokoh utamanya? Apa yang diinginkan oleh tokoh utama? Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis? Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya? Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu? Bagaimana kamu nyeritain cerita itu? Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya?



Itulah “prosedur” penulisan skenario film. Lebih jelasnya kamu bisa baca pada buku-buku panduan menulis skenario.



BAHAN REFERENSI BACAAN: Gola Gong, Menulis Skenario Itu (Lebih) Gampang Richard Krevolin, Rahasia Sukses Skenario Film Box Office Sony Set, Jangan Cuma Nonton, Jadilah Penulis Skenario Profesional



Teknik Penulisan Skenario Film PENGERTIAN SKENARIO Pengertian mengenai Screenplay atau Skenario menurut Syd Field dalam bukunya The Foundations of Screenwriting adalah : ”A screenplay is a story told with pictures, in dialogue and description, and placed within the context of dramatic structure. A screenplay is a noun – it is about a person, or persons, in a place or places, doing his or her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The person is the character, and and doing his or her thing is the action. (1994:8). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario itu adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik. Seorang penulis skenario dituntut untuk mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau televisi. Adapun fungsi dari skenario adalah untuk digunakan sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film. TEKNIK PENULISAN SKENARIO : 1.



Inti Cerita



Tahap awal dalam penulisan skenario adalah menetukan inti cerita yang akan dikembangkan menjadi sebuah skenario. Dalam inti cerita ini kita sudah mempunyai gambaran singkat tentang plot, karakter utama, maupun setting dari cerita. Inti cerita ini bisa berasal dari ide/inspirasi yang kita temukan baik dalam imajinasi atau fenomena keseharian kita. Banyak juga penulis skenario yang mengadaptasi novel, cerpen, atau puisi untuk dikembangkan menjadi skenario.



Inti cerita dari film Romeo and Juliet, misalnya, adalah percintaan antara dua orang anak manusia yang berasal dari latar belakang keluarga yang berlawanan yang pada akhirnya melahirkan tragedi. 1.



Sinopsis



Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan menjadi skenario. Pada umumnya Sinopsis ditulis semenarik mungkin dengan maksud menggoda pembacanya untuk membaca skenario dari sinopsis tersebut. Panjang sinopsis biasanya dari setengah sampai dua halaman. Sebagai contoh, kita dapat membaca sinopsis dari film-televisi Gadis Misterius berikut ini : “Kisah roman-tragedi tentang seorang pelukis muda yang terobsesi pada gadis cantik yang pernah dilihatnya di tepi jurang. Obsesinya itu menjadi kenyataan ketika dia berkenalan dengan Lilis, resepsionis di sebuah kafé yang mempunyai wajah sangat mirip dengan wanita impiannya itu. Cerita kemudian berkembang setelah wanita yang dicintainya itu pun tiba-tiba menghilang dan dia dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama kali berkenalan. Kenyataankenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk melakukan penyelidikan sampai kemudian dia menemukan jawaban yang sesungguhnya.” 1.



Karakter



Karakter atau tokoh adalah merupakan salah satu unsur terpenting dalam skenario sama halnya dalam cerpen maupun novel. Akan tetapi dalam skenario, karakter harus lebih dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga berhubungan dengan kebutuhan aktor atau aktris yang akan memerankan karakter tersebut. Perincian karakter dalam skenario biasanya meliputi nama peran, jenis kelamin, usia, ciri-ciri fisik, sifat/prilakunya, pendidikan, kebiasaan, hubungan dengan karakter yang lain, dan sebagainya. Contoh perincian karakter adalah sebagai berikut : Lilis, wanita berusia 25 tahun. Matanya teduh, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang wanita cantik yang selalu tampil sederhana, pekerja keras, dan baik hati. Dia juga tegar dalam menghadapi cobaan hidupnya. Meski dia selalu menghindar, namun diam-diam dia pun jatuh hati kepada Alam.



1.



Plot



Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set upatau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, danresolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario. Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut : Babak I : Alam berkenalan dengan Lilis di sebuah kafe tempat Lilis bekerja, kemudian timbul rasa saling suka diantara mereka. Konflik mulai timbul ketika secara tidak sengaja Lilis bertemu dengan Pak Willy, Lilis kabur dan menghilang entah kemana. Alam terus mencarinya dan bingung karena dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama kali berkenalan. Babak II : Kenyataan-kenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk melakukan penyelidikan sampai akhirnya dia menemukan jawaban yang sesungguhnya, Lilis dan Pak Willy pernah menikah dan mempunyai seorang anak, namun Pak Willy tidak mau bertanggung jawab. Alam kemudian berhasil menemukan Lilis dan menyatakan keinginannya untuk menikahi Lilis, namun Lilis menampik. Alam pasrah. Pak Willy kemudian berambisi untuk memiliki Lilis dan anaknya kembali. Dia berusaha membujuk Lilis. Babak III : Lilis akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Alam, happy ending. 1.



Outline



Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut : 1.



Di Kawasan Puncak :



1.1. Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya, 1.2. Alam menghentikan kegiatan melukisnya begitu melihat seorang gadis berdiri di tepi jurang sambil memandang ke dasar jurang dan bersiap-siap melompat,



1.3.Alam yang melihat kejadian tersebut menjadi panik dan berteriak agar gadis itu tidak melompat, 1.4.Gadis itu tidak menanggapinya, dia tetap memandangi dasar jurang dengan tatapan kosong, 1.5.Alam berlari ke arah tepi jurang tempat gadis itu berada, 1.6.Alam tiba di tepi jurang dengan terengah-engah, namun dia tidak menemukan gadis itu lagi, dan seterusnya. 1.



Scene



Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. scene headingumumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT atau singkatan dari interiordigunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, sedangkan EXT atau singkatan dari exteriordigunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut : 1. EXT. KAWASAN PUNCAK – PAGI 1. Action Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiapscene atau adegan yang merupakan penjabaran dari Outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :



1. EXT. KAWASAN PUNCAK – PAGI



Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya. 1.



Dialog dan Parenthetical



Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen(O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut : 8.



INT. VILA PUNCAK – PAGI



Alam menghampiri dan melihat sebuah lukisan wanita yang terpampang di dinding ruang tamu. Dipandanginya lukisan itu lama-lama. Bersamaan dengan adegan tersebut, terdengar suara Alam. ALAM



(V.O) Aku tidak tahu pasti, apakah yang dia kagumi lukisanku atau wanita yang ada di dalam lukisan ini? Aku merasa tidak perlu tahu. Kalaupun dia mengagumi wanita yang ada di dalam lukisan ini adalah hal yang wajar karena akupun sangat mengaguminya, bahkan aku pernah melihatnya walau hanya sekejap. ISTILAH-ISTILAH TEKNIS PENULISAN SKENARIO Dalam penulisan skenario terdapat banyak istilah-istilah teknis selain yang telah disebutkan sebelumnya, berikut ini adalah istilah-istilah teknis lainnya yang umum digunakan, antara lain adalah : CAMERA FOLLOW, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti pergerakan obyek



CAMERA PAN TO, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan kamera kepada obyek yang dituju dari obyek sebelumnya CLOSE UP, petunjuk pengambilan gambar secara close-up CUT TO, mengakhiri adegan secara langsung tanpa proses transisi CUT TO FLASH BACK, petunjuk mengalihkan gambar ke adeganflash back FADE IN, petunjuk transisi memasuki adegan secara perlahan FADE OUT, petunjuk transisi mengakhiri adegan secara perlahan dari layar FLASH BACK CUT TO, petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back INSERT, sama dengan CAMERA PAN TO INTERCUT, petunjuk potongan adegan dalam satu adegan/scene ZOOM IN, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari jauh sampai dekat atau close-up ZOOM OUT, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari dekat sampai jauh