Skenario Ibu Menyusui [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKENARIO KOMUNIKASI IBU MENYUSUI Role play : 1. Bidan : Latifatul Afifah (212043) 2. Pasien : 3. Ibu mertua : Di ruang praktik bidan, terdapat pasien berusia 22 tahun datang bersama ibu mertua dan bayinya. Mereka memasuki ruangan praktik bidan Pasien : Assalamualaikum Bidan : Waalaikumsalam, selamat pagi bu silahkan duduk. Perkenalkan saya bidan latifa yang akan membantu ibu.(tersenyum berjabat tangan) Pasien : Selamat pagi bidan saya .... (tersenyum) Bidan : Ada yang bisa dibantu bu? Pasien : Jadi begini bidan, saya bingung bayi saya sering menangis dan saat menyusui sebentar-sebentar dilepas Ibu mertua : cucu saya ini nangis terus susah untuk menyusu, rewel begitu bidan sebentar-sebentar dilepas Bidan : Oh sering menangis ya.. boleh tau bagaimana cara ibu menyusui adek bayinya? Pasien : Iya boleh bu (ibu menyusui bayinya) Ibu mertua : biar cucu saya tidak rewel lagi bagaimana ya bidan? Biar cucu saya mau untuk menyusu Bidan : baik bu jadi begini ya bu saya akan membantu menantu ibu mengajarkan teknik menyusui. Apakah ibu bersedia untuk saya bantu ajarkan teknik menyusui yang aman bagi bayi, supaya bayi tidak rewel lagi? Ibu mertua : wah boleh itu bu bidan, saya mau mengajarkan ke menantu saya juga sudah lupa. Bagaimana kamu bersedia apa tidak nak? Pasien : Iya bidan, saya bersedia (menganggukan kepala)



Bidan : Baiklah saya akan memperagakan dengan boneka ya bu, dan bu (nama) bisa langsung ke adek bayinya ya.. (tersenyum dan memberi contoh posisi menopang bayi yang benar dengan boneka). Bidan : Jadi langkah pertama bu (nama) duduk dengan nyaman, bu (nama) bisa menggunakan bantal khusus ibu menyusui atau bantal apapun sebagai alas untuk menyusui ya bu, pastikan bayi merasa nyaman untuk menyusu Pasien : (Menganggukkan kepala dan mengikuti arahan dari bidan) Bidan : Selanjutnya pastikan bu (nama) mengarahkan bibir dan kepala bayi mendekat ke payudara, hindari mengarahkan payudara ibu mendekati bayi ya, karena nanti bisa menimbulkan rasa pegal pada bahu dan leher ibu Pasien : Oh begitu ya bu.. (mengangguk tanda mengerti) lalu selanjutnya bagaimana bu? Bidan : Iya bu (nama), selanjutnya usahakan ibu untuk menjaga posisi telinga, bahu, serta pinggul bayi sejajar dengan tubuh ya agar bayi lebih mudah menelan saat menyusui, posisi hidung berhadapan dengan puting payudara. Supaya lebih mudah, ibu bisa membantu memegang dan mengarahkan puting payudara ke bibir bayi. Namun, usahakan jangan sampai jari Anda terlalu dekat dengan puting karena bisa memengaruhi isapan bayi saat menyusui. Pasien : (Mengangguk mengerti) Bidan : Arahkan payudara ke bibir atau hidung bayi, dan bukan ke bagian tengah mulut. Buat kepala bayi agak miring sedikit ke belakang sehingga dagunya tidak mengenai dada Anda. Ketika bayi membuka mulutnya lebar-lebar disertai dengan lidah yang menjulur ke luar, pastikan mulutnya langsung mengisap puting payudara ibu Pasien : Kalau bayi tidak mau membuka mulutnya bagaimana ya bu? Bidan : Jika bibir bayi tidak kunjung terbuka, hindari mendorong puting untuk membuka mulut bayi ya bu. Sebaiknya ulangi dengan menggesekkan puting payudara ke bibir bayi, dan tunggu sampai mulutnya terbuka lebar. Usahakan bayi mengisap seluruh bagian puting dan areola, yakni bagian di sekitar putih yang berwarna kecokelatan.



Pasien : Oh begitu ya bu (menganggukkan kepala) Bidan : iya bu (nama) pastikan dagu bayi terletak di bagian bawah payudara ya bu, pastikan bibir bayi bergerak mengisap secara teratur selama menyusui. Jika bibirnya tampak diam, bu (nama) bisa menggunakan jari dan menyentuh bibir atau pipi bayi untuk membuatnya bergerak kembali. Jadi seperti itu ya bu (nama) cara menyusui bayi yang baik. Pasien : Baik bu bidan saya mengerti, terimakasih sudah mengarahkan saya cara menyusui bayi dengan baik dan benar (tersenyum) Bidan : sama sama bu (nama), apakah ada yang bisa saya bantu lagi? Ibu Mertua : Begini bu, kalau saya mau memberikan tambahan makanan berupa pisang dan susu formula untuk cucu saya itu bagaimana iya bu? Bidan : jadi begini ya bu pemberian ASI (air susu ibu) ke bayi yang baru lahir sampai usianya 6 bulan. Selama kurun waktu 6 bulan tersebut, bayi hanya diperbolehkan menerima ASI dan tidak diberikan makanan atau minuman lainnya, termasuk air putih. Baru setelah usia bayi di atas 6 bulan, boleh mulai diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan lain dengan tetap masih memberikan ASI. Ibu mertua : Waaaaah jadi begitu iya bu bidan, soalnya jaman dulu belum ada informasi seperti ini jadi saya menyuruh menantu saya memberikan susu tambahan dan pisang supaya anaknya cepat gendut dan sehat. Ya sudah, saya tidak jadi membelikan susu formula berarti nih. Uangnya buat ditabung saja kalau begitu Pasien : Baiklah bu bidan sekarang kami paham mengenai cara pemberian ASI dan ASI eksklusif. Bidan : sama sama bu (nama) tetap semangat ya bu untuk ASI Ekslusif 6 bulan tanpa tambahan apapun, dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI. Pasien : baik bu bidan, saya sudah mengerti. Terimakasih atas bantuannya, saya pamit dulu Bidan : sama-sama bu, terimakasih banyak atas kedatangannya semoga ibu dan bayinya selalu diberi kesehatan Pasien : amiinn terimakasih



Ibu mertua : terimakasih bidan Bidan : sama-sama bu (Membukakan Pintu) Pasien : Mari bu, Assalamu’alaikum Bidan : Wa’alaikumsallam