Skenario RPK Jiwa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KASUS Seorang perempuan usia 18 tahun dibawa orang tuanya ke IGD RS Jiwa karena di rumah marahmarah, membanting barang, dan mengancam akan membunuh seluruh keluarganya. Di awal pengkajian Nn.X mengatakan “aku ini sangat bodoh dan sangat memalukan. Kepandaianku sebanding dengan kebodohan seekor keledai”. Hal ini terjadi sejak ia mendapat kabar buruk tentang dirinya. Nn.X yang pandai dalam semua bidang pelajaran menerima hasil UJIAN NASIONAL yang menyatakan bahwa dirinya TIDAK LULUS ujian yang sangat membuatnya malu dan merasa sangat bodoh dan membuatnya syok. Nn.X mengatakan “mengapa ini terjadi padaku? Tuhan tidak adil.”



Nn.X selalu memukul orang yang menayakan tentang



ketidaklulusannya. Pada saat pengkajian penampilan pasien kotor, rambut berbau, acak-acakan, gigi kotor, mata melotot, suara keras, muka merah, dan tangan mengepal. Di ruang rawat pasien tidak mau mengikuti kegiatan.



SKENARIO Di ruang kamar pasien Paviliun I No 3. datanglah seorang perawat. ORIENTASI Perawat : “Assalamu’alaykum, selamat pagi kak? Perkenalkan saya perawat Wanda yang berdinas pagi ini mulai pukul 07.00 s.d. 13.00 WIB, kalau boleh tau kakak namanya siapa? Lebih senang dipanggil siapa?” Pasien : (Diam saja sambil melotot) Perawat: “Kak, perkenalkan nama saya perawat Wanda, kakak namanya siapa?” Pasien : “Xecilia”(dengan nada ketus) Perawat : “Ooh.. kak Xecilia, bagaimana kabarnya hari ini?” Pasien: (diam) Perawat : “Kak, suster nanya nih” Pasien : (Diam) Perawat : “Kenapa kak Xecilia ? Lagi tidak enak badan ya? Kok diam saja?” Pasien : (Diam) Perawat : “Yasudah kalo kakak tidak mau berbicara sekarang, 10 menit lagi saya kembali lagi ya, saya harap Kak Xecilia sudah mau bicara”



10 menit kemudian KERJA Perawat : “Loh(muka kaget) kak Xecilia kok kepalanya dibentur2in ke tembok, jangan dong kak, kan sakit nanti kepalanya” Pasien: (sambil membentak suster) “Biarin, percuma saya hidup, saya ini orang yang gak berguna, orang bodoh” Perawat : (Berusaha menarik pasien dari tembok) “Siapa yang bilang kak Xecilia ini tidak berguna?” Pasien: “Saya ini gak berguna!!!!”(sambil teriak) Perawat : “Di dunia ini tidak ada yang tidak berguna kak, semua yang diciptakan oleh Allah pasti ada manfaatnya. Apalagi kak Xecilia masih mempunyai tubuh yang lengkap”. Pasien: (tertunduk) Perawat :”Begini saja mari suster ajak Kak Xecilia jalan-jalan ke taman, bagaimana?” Pasien: “Ngapain?” Perawat: “Supaya pikiran kakak tenang tidak marah-marah lagi.” Pasien: (pasien mau menerima ajakan suster). Di Taman Perawat: ”Kak bagaimana sudah merasa tenang belum perasaannya sekarang?” Pasien: (termenung) Perawat: ”Kak kalau boleh suster tau sebenarnya ada apa kok kakak mengatakan bahwa kakak itu tidak berguna?” Pasien: ”Saya merasa malu dan tidak berguna sus sebab saya tidak lulus Ujian Nasional, bodoh soal begitu saja saya tidak lulus.” Perawat: ”Kak kegagalan itu bukan akhir segalanya tapi kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda.” Pasien: ”Tapikan tetep saja gagal. (lalu mengepalkan tangan dan seolah ingin memukul tanah) Perawat: “Tenang ya kak Xecilia! Apa yang membuat kakak kesal? Pasien : “Saya kesal kalau ada yang tanya-tanya sama saya tentang ketidaklulusan saya. Rasanya ingin saya pukul saja mereka. Sok peduli mereka dengan saya dan saya tidak suka.”



Perawat :”Ooh, begitu. Kak Xecilia ini kesal kalau ada yang menanyakan tentang ketidaklulusan itu ya. sekarang coba dipikirkan, memukul seseorang yang tidak bersalah itu perilaku yang baik atau tidak?” Pasien : “Tidak sus.” Perawat : “Yaa bagus. Itu perilaku yang tidak baik. Itu kan bisa melukai orang itu. Selain itu, tangan kak Xecilia kan bisa jadi sakit atau luka. Bagaimana menurut kakak? Pasien : ”Iya ya sus. Tidak ada gunanya juga memukul orang lain. Malah membuat tangan saya sakit.” Perawat :”Baiklah, kalau begitu. Mari suster ajarkan cara untuk mencegah kak Xecilia melakukan kekerasan. Kalau timbul rasa kesal pada diri kakak sesegera mungkin tarik napas dalam. Instruksikan diri kakak untuk tenang. Ayo sekarang dicoba ya!” Pasien : (mempraktekkan nafas dalam) TERMINASI Perawat : “Ya bagus. Sekarang bagaimana perasaan kak Xecilia?” Pasien : ”Kalau saya masih merasa kesal bagaimana, Sus?” Perawat: ”Kalau masih merasa kesal, cobalah untuk mengekspresikannya ke benda yang tidak bahaya. Memukul bantal misalnya. Ayo sekarang dicoba !” Pasien : “Begini sus? (sambil memkukul bantal) Iya sus, saya lega sekarang.” Perawat : ”Naaah.. bagus. Begitu kan lebih baik. Kakak bisa mempraktekkan 2 cara tadi kalau sedang kesal. Apakah kak Xecilia sudah mengerti?” Pasien : ”Iya sus (menganggukkan kepala).” Perawat: ”Oke. Suster yakin kak Xecilia pasti bisa mengendalikan emosi dengan baik. Kalau begitu, sesuai kontrak tadi bahwa kita mengobrol 10 menit saja. Sekarang sudah 10 menit, suster melanjutkan pekerjaan suster dulu ya. Kak Xecilia bisa mencari kesibukan yang lain.” Pasien : “Baik sus.” Perawat : “Besok suster akan menemui kak Xecilia lagi untuk menanyakan 2 cara yang tadi sudah suster ajarkan sudah dikerjakan atau belum. Kak Xecilia mau kita bertemu kapan dan di mana?” Pasien : ”Pagi saja sus jam 9 di taman.” Perawat: “Baik pagi jam 9, di taman ya. Sampai bertemu besok. Wassalamu’alaykum.”