SPTK Jiwa RPK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III STRATEGI PENATALAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK ) SP 1: Pada Pasien  Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan



Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan Pertemuan : Ke – 1 Nama Pasien : Tn. Y Hari/tgl : Senin/ 26-10- 2020 Jam : 08.00 Perawat : Lailatul Hasanah Proses Keperawatan A. Pra Interaksi 1.) Kondisi klien Pandangan mata klien tampak tajam, dan wajah tampak tegang. Klien tampak gelisah dan selalu mondar mandir diruang rawat. 2.) Diagnosa Keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3.) Tujuan Keperawatan Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri. Tujuan Khusus : TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan. TUK 4 : Klien dapat megidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan. TUK6 : Klien dapat mendemonstasikan latihan cara fisik ke 1 & 2. 4.) Rencana Tindakan Keperawatan: (SP 1 pasien)  Bina Hubungan saling Percaya  Identifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala PK serta Akibat.  Latihan cara fisik 1,2.  Masukkan jadwal kegiatan pasien.



B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan



1. Orientasi a. Salam Terapeutik “Assalamualaikum, selamat pagi pak ? perkenalkan nama saya perawat L , bapak bisa panggil saya suster .... Saya mahasiswa dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya perawat yang dinas di ruang ini. Hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00- 14.00, saya akan merawat bapak dirumah sakit ini. Kalau boleh tahu, bapak namanya siapa? Dan senang dipanggil siapa?” b. Evaluasi / Validasi “Bagaimanakah perasaan bapak pagi ini? Saya boleh duduk di samping bapak? Apakah masih ada perasaan kesal atau marah dalam diri bapak ? Apa yang terjadi di rumah? c. Kontrak  Topik : “bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol tentang perasaan yang dialami



bapak selama ini?”  Tempat: “Bapak mau ngobrol-ngobrol dengan saya dimana? Bagaimana didepan



saja sambil duduk-duduk?”  Waktu : “ Bapak mau ngobrol dengan saya berapa lama ? bagaimana kalau 15



menit ?” 2. Fase Kerja “permisi bapak... bagaimanakah perasaan bapak pagi ini?” “ Apa yang menyebabkan bapak Y marah? Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? O...iya, jadi ada 2 penyebab marah pada Bapak Y. Kira-kira ada penyebab lain? Misalnya punya masalah dengan teman bapak!” “ Pada saat penyebab marah itu muncul, seperti saat teringat dengan istri bapak, apa yang bapak rasakan?” Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebardebar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal, mudah marah? Setelah itu apa yang dilakukan bapak?” “ Jadi bapak Y mengamuk, membanting barang-barang, marah-marah. Apakah dengan cara ini masalah apak akan terselesaikan? Iya, tentu tidak. Apa kerugian dengan cara yang bapak lakukan? betul, keluarga bapak jadi ketakutan, barang-barang dirumah jadi rusak. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”



“ Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan, salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi, melalui kegiatan fisik, rasa marah disalurkan. bagaimana kalau kita belajar 2 cara dulu?” “ Begini bapak, kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengelurkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak Y sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasannya?” “selain melakukan napas dalam, bapak juga dapat memukul kasur dan bantal.” “ Sekarang, mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya! “ “Kekesalan yang bapak rasakan, lampiaskan ke kasur atau bantal.” “Nah, cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa rapikan tempat tidurnya.” “Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak Y sudah terbiasa melakukannya.”



3. Terminasi a. Evaluasi  Evaluasi Subjektif :



“Bagaimana perasaan bapak sekarang, setelah menceritakan masalah bapak kepada saya, dan berbincang-bincang dengan saya ? “  Evaluasi Obyektif :



“setelah kita ngobrol-ngobrol apakah bapak masih ingat apa saja yang membuat bapak sering marah dan kesal ?iya, jadi ada dua penyebab bapak marah…. (sebutkan) dan yang bapak rasakan …..(sebutkan).” b. Rencana tindak lanjut “Setelah ini coba bapak ingat-ingat lagi penyebab bapak marah dan apa yang bapak lakukan saat marah. Dan kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara fisik yang kita pelajari tadi.” c. Kontrak Topik : ”Bapak nanti kita akan ngobrol-ngobrol lagi mengenai latihan cara mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik Waktu : Nanti kita ketemu lagi jam 16.00 WIB , bagaimana? Tempat : Bapak nanti ingin ngobrol-ngobrol dengan saya dimana ? gimana kalau disini lagi saja?” Baiklah kalau begitu perbincangan kita sekarang, kita sudahi dulu ya? terima kasih dan sampai jumpa lagi ya bapak..! wassalamu’alaikum....!!!



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Y dengan Perilaku Kekerasan SP 2: Pada Pasien  Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan



Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan Pertemuan :2 Nama Pasien : Tn. Y Hari/tgl : Selasa/ 27-10- 2020 Jam : 16.00 WIB Perawat : Siti Nur Khasanah Proses Keperawatan A. Pra Interaksi 1.) Kondisi klien Klien menyebutkan penyebab marahnya karena keinginan tidak terpenuhi dan dilecehkan. Klien bercerita dengan suara keras, pandangan mata klien tampak tajam, dan wajah tampak tegang. 2.) Diagnosa keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3.) Tujuan keperawatan Tujuan umum : Klien tidak menciderai diri. Tujuan khusus : TUK 6 : Klien dapat Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah resiko perilaku kekerasan 4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 2)  Evaluasi kegiatan lalu (SP 1)  Latihan verbal (3 macam)  Masukkan jadwal kegiatan pasien. 



 B. Strategi komunikasi 1. Fase orientasi a. Salam terapeutik “Assalamualaikum, selamat pagi pak ? perkenalkan nama saya perawat S , bapak bisa panggil saya suster .... Saya mahasiswa dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya perawat yang dinas di ruang ini. Hari ini saya dinas siang dari pukul 16.00-21.00, saya akan merawat bapak dirumah sakit ini. Kalau boleh tahu, bapak namanya siapa? Dan senang dipanggil siapa?” b. Validasi data Bagaimana perasaan bapak sore ini? ’Bagaimana Bapak.Y, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang mbak rasakan setelah melakukan latihan secara teratur?’’ ‘’Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.’’ ‘’Bagus. Nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa dilakukan.’’ c. Kontrak  Topik



: “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah



marah??”  Tempat :“Dimana kita mau berbincang-bincang?? bagaimana kalau di teras depan



kamar mbak saja ?  Waktu : “ mau berapa lama Bapak.Y ?? apakah 20 menit cukup ?”



2. Fase kerja “ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebardebar, mata melotot, maka bapak dapat melakukan teknik tarik napas. “Sekarang mari kita latihan teknik tarik napas, dimana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan menarik napas dan tenangkan kondisi bapak dikamar bapak. Coba bapak lakukan.” “Ya, bagus sekali bapak melakukannya.” “Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya.



“Fase terminasi a. Evaluasi  Evaluasi Subjektif



‘’Bagaimana perasaan Bapak.Y setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?’’  Evaluasi Objektif ‘’Coba Bapak.Y sebutkan lagi bagaimana cara teknik nafas yang baik yang telah kita pelajari! Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari Bapak.Y mau latihan teknik nafas yang baik? Bisa kita buat jadwal?’’ ‘’Coba masukkan dalam jadwal laihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dan lain lain. Bagus besok dicoba ya mbak!’’ “Mau dimana Bapak.Y? Di sini lagi? Baik sampai ketemu besok?.’’ b. Rencana Tindak lanjut klien ‘’Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?’’ ‘’Besok kita akan membicarakan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik Bapak.Y yaitu dengan cara ibadah, mbak setuju.” c. Kontrak Topik : Bagaimana kalau besok kita membahas mengenai cara lain untuk mengontrol rasa marah Bapak.Y yaitu dengan cara ibadah” Waktu : “ besok kita ketemu lagi jam 09.00 WIB.” Tempat : Bapak.Y ingin bercakap-cakap dengan saya dimana ? apakah tetap disini atau bagaimana ?” Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai jumpa dengan saya besok ya bu !! wassalamu’alaikum....!!



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Y dengan Resiko Perilaku Kekerasan SP 3: Pasien  Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan



Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan Pertemuan :3 Hari/tgl : Rabu/28-10-2020 Jam : 09.00 WIB Perawat : Fira Fadillah Proses keperawatan C. Pra Interaksi 1.) Kondisi klien Klien sudah berlatih cara menyalurkan marah dengan tarik nafas, suara klien masih keras, pandangan mata tajam dan terlihat tegang. 2.) Diagnosa keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3.) Tujuan keperawatan Tujuan umum : klien tidak menciderai diri. Tujuan khusus : TUK 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara social untuk mencegah resiko perilaku kekerasan 4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 3)  Evaluasi SP 1,2  Latihan Spiritual (minimal 2 macam)  Masukkan jadwal kegiatan pasien.



D. Strategi komunikasi 1. Fase orientasi a. Salam terapeutik “Assalamualaikum, selamat pagi pak ? perkenalkan nama saya perawat F , bapak bisa panggil saya suster .... Saya mahasiswa dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya perawat yang dinas di ruang ini. Hari ini saya dinas siang dari pukul 16.00-21.00, saya akan merawat bapak dirumah sakit ini. Kalau boleh tahu, bapak namanya siapa? Dan senang dipanggil siapa?”



b. Validasi data Bagaimana perasaan bapak sore ini? ’Bagaimana Bapak.Y, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang mbak rasakan setelah melakukan latihan secara teratur?’’ ‘’Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.’’ ‘’Bagus. Nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa dilakukan.’’ c. Kontrak  Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah??”  Tempat :“Dimana kita mau berbincang-bincang?? bagaimana kalau di teras depan



kamar mbak saja ?  Waktu : “ mau berapa lama Bapak.Y ?? apakah 20 menit cukup ?”



2. Fase kerja “Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Jika marah sudah disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya Bapak.Y: a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Misalnya mbak ingin meminta sesuatu pada orang lain, harus dilakukan dengan perkataan yang baik tanpa nada suara tinggi. Coba mbak minta makanan dengan cara baik: ‘’Bu, bolehkah saya minta makanan? karena saya lapar”. Nanti bisa dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba Bapak.Y praktekkan. Bagus Bapak.Y. b. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan Bapak.Y tidak ingin melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba Bapak.Y praktikkan. Bagus.” c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal Bapak.Y dapat mengatakan: “saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”. Coba praktikkan. Bagus.’’



3. Fase terminasi Evaluasi a. Evaluasi Subjektif ‘’Bagaimana perasaan Bapak.Y setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?’’ b. Evaluasi Objektif ‘’Coba Bapak.Y sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari! Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari Bapak.Y mau latihan bicara yang baik? Bisa kita buat jadwal?’’ ‘’Coba masukkan dalam jadwal laihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dan lain lain. Bagus besok dicoba ya pak!’’ “Mau dimana Bapak.Y? Di sini lagi? Baik sampai ketemu besok?.’’ d. Rencana Tindak lanjut klien ‘’Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?’’ ‘’Besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah Bapak.Y yaitu dengan cara ibadah, mbak setuju.” e. Kontrak Topik : Bagaimana kalau besok kita membahas mengenai cara lain untuk mengatasi rasa marah Bapak.Y yaitu dengan cara ibadah” Waktu : “ besok kita ketemu lagi jam 09.00 WIB.” Tempat : Bapak.Y ingin bercakap-cakap dengan saya dimana ? apakah tetap disini atau bagaimana ?” Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai jumpa dengan saya besok ya bu !! wassalamu’alaikum....!!



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Y dengan Resiko Perilaku Kekerasan SP 4: Pasien  Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan



Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan Pertemuan :4 Hari/tgl : Kamis/29-10-2020 Jam : 10.00 WIB Perawat : Farijul Zaman Proses keperawatan A. Pra Interaksi 1.) Kondisi klien Klien sudah berlatih mengungkapkan marah dengan menolak yang baik, meminta dengan baik dan mengungkapkan perasaan dengan baik dan melakukan kegiatan spiritual. Wajah sudah tidak teganglagi tetapi suara masih keras. 2.) Diagnosa keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3.) Tujuan keperawatan Tujuan umum : klien tidak menciderai diri. Tujuan khusus : TUK 8 : Klien dapat mendemonstrasikan cara social untuk mencegah Resiko perilaku kekerasan 4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 3 pasien)  Evaluasi SP 1,2, serta latihan spiritual yang telah dilakukan.  Klien menyebutkan jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat dari obat itu



(prinsip 5 benar).  Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat sesuai jadwal yang ditetapkan.  Masukkan jadwal kegiatan pasien.



B. Strategi komunikasi 1. Fase orientasi a. Salam terapeutik “Assalamualaikum, selamat pagi pak ? perkenalkan nama saya perawat F , bapak bisa panggil saya suster .... Saya mahasiswa dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya perawat yang dinas di ruang ini. Hari ini saya dinas siang dari pukul 16.00-21.00, saya akan merawat bapak dirumah sakit ini. Kalau boleh tahu, bapak namanya siapa? Dan senang dipanggil siapa?” b. Validasi data “Bagaimana Bapak dengan latihannya apa saja yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya?” c. Kontrak a. Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?” b. Tempat :“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat tidur? c. Waktu : “Berapa lama mau mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?” 2. Fase kerja “Sekarang kita akan melakukan kegiatan untuk latihan mencegah rasa marah dengan melakukan ibadah.” Coba ceritakan kegiatan ibadah yang bisa Bapak lakukan !! Bagus. Baik,yang mana mau dicoba? ”. “Nah,,kalau Bapak sedang marah coba Bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika marahnya belum reda juga rebahkan badan agar rileks. Jika masih belum reda juga ambil air wudlu kemudian shalat”. “Bapak.Y bisa melakukan shalat secara teratur untuk meredakan kemarahan”. “Coba Bapak.Y sebutkan shalat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana? Coba sebutkan (untuk yang muslim)?” “Selain sholat Bapak.Y juga bisa melakukan dzikir bila rasa marah Bapak.Y muncul. Dengan berdzikir insyaallah rasa marah Bapak.Y akan redah bahkan hilang, serta



jangan lupa untuk selalu berdo’a. Sekarang coba mbak sebutkan salah satu baca’an dzikir yang Bapak.Y ketahui. Bagus...! Lakukan hal-hal tadi ya Bpak.Y bila rasa marah Bapak.Y muncul atau bahkan setiap saat Bapa.Y. Gimana Bapak.Y mau?”



3. Fase terminasi a. Evaluasi a) Evaluasi Subjektif ‘’Bagaimana perasaan bapak.Y setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang kita pelajari tadi? b) Evaluasi Objektif “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.” “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak shalat? Baik kita masukkan shalat..dan.. (sesuai kesepakatan pasien)” ‘’Coba Bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat Bapak.Y lakukan bila Bapak.Y merasa marah! sebutkan? Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari Bapak.Y mau lakukan jadwal shalat? Baik mari kita masukkan shalat dan... (sesuai kesepakatan pasien).” b. Rencana Tindak lanjut klien “Setelah ini coba Bapak.Y lakukan jadwal shalat sesuai jadwal yang telah kita buat” c. Kontrak Topik : “baiklah kapan kita bisa bertemu lagi Bapak.Y ? baiklah besok kita akan latihan minum obat secara teratur, mbak setuju? Waktu : “ besok kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.” Tempat : Bagaimana kalau besok kita ketemu di ruangan ini saja?” Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai jumpa besok ya Bapak.Y !! wassalamu’alaikum....!!! (sambil berjabat tangan)



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Y dengan Resiko Perilaku Kekerasan SP 5: Pasien  Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan



Masalah Pertemuan Hari/tgl Jam Perawat



: Resiko Perilaku Kekerasan :5 : Jumat, 30-10-2020 : 10.00 WIB : Nur Mega Melina



Proses keperawatan A. Pra Interaksi 1.) Kondisi klien Klien sudah berlatih mengendalikan marah dengan teknik tarik nafas dalam, mengambil air wudhu dan solat. Nada pasien saat berbicara sudah tidak keras lagi. 2.) Diagnosa keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan 3.) Tujuan keperawatan Tujuan umum : klien tidak menciderai diri. Tujuan khusus : TUK 9 :Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah resiko perilaku kekerasan 4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 5 ) a. Evaluasi kegiatan yang lalu, verbal ( SP 3 ) Spiritual b. Latihan patuh obat c. Masuk jadwal kegiatan pasien B. Strategi komunikasi 1. Fase orientasi a. Salam terapeutik “assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya perawat M, saya mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT PPNI yang sedang praktik di ruang ini, saya yang merawat Tn.Y , nama mbak dan bapak siapa, senangnya di panggil siapa? Boleh saya tahu mbak dan bapak siapanya Tn.Y ?”



b. Validasi data “Bagaimana Bapak.Y ,,sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, bicara yang baik serta shalat? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat cek kegiatannya” c. Kontrak a. Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang jenis obat, dosis, waktu minum obat serta kepatuhan minum obat untuk mengontrol kemarahan Bapak.Y.” b. Tempat :“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di sini saja? c. Waktu : “Berapa lama mau Bapak.Y mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit cukup?” 2. Fase kerja (Perawat membawa obat pasien) “Bapak.Y sudah dapat obat dari dokter?” “Berapa macam obat yang Bapak.Y minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa mbak minum? Bagus!” “Obatnya ada 3 macam Bapak.Y,, yang warnanya orange namanya CPZ kegunaanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus Bapak.Y minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam” “Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak.Y terasa kering, untuk membantu mengatasinya Bapak.Y bisa mengisap-isap es batu” “Bila mata terasa berkunang-kunang, mbak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu” “Nanti sebelum minum obat ini Bapak.Y lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama mbak tertulis disitu, berapa dosis yang hari diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”



“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya Bapak.Y, karena dapat terjadi kekambuhan” “Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam jadwal ya Bapak.Y” 3. Fase terminasi a. Evaluasi a) Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan Bapak.Y setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?’’ b) Evaluasi Objektif “coba Bapak.Y sebutkan lagi jenis obat yang mbak minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?” “Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari? Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya? b. Rencana Tindak lanjut klien “baik, besok kita bertemu kembali untuk melihat sejauh mana Bapak.Y melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah.” c. Kontrak Topik : “baiklah kapan kita bisa bertemu lagi Bapak.Y? baiklah besok kita akan bertemu untuk melihat sejauh mana mbak melaksanakan kegiatan minum obat?” Waktu : “ besok kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.” Tempat : Bagaimana kalau besok kita ketemu di ruangan ini saja?” Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai jumpa besok ya mbak !! wassalamu’alaikum....!!! (sambil berjabat tangan).