Skizoafektif Tipe Manik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS PSIKOTIK GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK (F25.0)



I.



IDENTITAS PASIEN Nama



: Tn.U



No. RM



: 124770



Umur



: 19 Tahun



Agama



: Islam



Status Perkawinan



: Belum menikah



Pendidikan



: Tamat SMA



Pekerjaan



: Tidak bekerja



Alamat



: Gowa



Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk kedua kalinya pada tanggal 25 Januari 2015.



II.



LAPORAN PSIKIATRI Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 2530 Januari 2015 dari : Nama



:Tn. AK



Pekerjaan



: PNS



Pendidikan



: S1



Alamat



: Gowa



Hubungan dengan pasien



: Kakak pasien 13



III.



RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama Mengamuk B. Riwayat Gangguan Sekarang Mengamuk dialami ± 2 hari yang lalu. Saat mengamuk pasien memukul orang-orang yang ada di sekitarnya, Pasien mengamuk secara tiba-tiba dikarenakan merasa dirinya diejek. Pasien mendengar suara-suara yang yang mengejek dan menhina dirinya sehingga pasien merasa tersinggung dan mengamuk. Sejak ± 1 minggu yang lalu pasien terlihat gelisah, pasien sering bicara sendiri, tertawa sendiri, bicara tak henti-henti dan mondar mandir di dalam rumah dan hal ini juga semakin memberat setelah 2 hari ini. Setelah itu pasien juga sulit untuk memulai tidur dimalam hari, sehingga menghabiskan waktunya untuk bicara, tertawa sendiri dan mondar-mandir didalam rumah dan bangun dipagi hari. Perubahan perilaku dialami pasien ± 1 tahun yang lalu. Menurut keluarga pasien, pada saat itu pasien mendaftar untuk menjadi tentara, tetapi banyak juga orang-orang yang mengatakan bahwa ia tidak bakal lulus menjadi tentara dan hingga keluar pengmumuman pasien benar-banar tidak lulus. Sejak saat itu pasien merasa tidak terima dan akhirnya putus asa dan membatalkan niatnya untuk mendaftar lagi. Dan sejak saat itu pasien sering diam dan murung, lalu seminggu setelahnya pasien mulai bicara, tertawa sendiri dan cepat marah.



14



Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSKD setahun yang lalu (8 Januari 2014) dan menjalani perawatan selama ± 10 hari. Setelah itu pasien pasien dipulangkan karena keadaanya sudah tenang dan melanjutkan rawat jalan. Riwayat pengobatan yang diberikan yaitu Clorilex, Haloperidol, Carbamazepin, dan Trihexylpenidil. Selamat rawat jalan pasien telah berhenti minum obat ± selama 4 bulan karena merasa dirinya telah sembuh. 







Hendaya/disfungsi : - Hendaya sosial ada - Hendaya pekerjaan ada - Hendaya waktu senggang ada Faktor stressor psikososial Tidak lulus mendaftar tentara C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik sebelumnya, seperti infeksi, trauma kapitis dan kejang. 2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif Pasien merokok, biasa ± 3 bungkus /hari . Pasien tidak pernah mengonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang. 3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya Pasien masuk ke RSKD sudah ke-2 kalinya. Pasien pertama kali dibawa ke RSKD pada tahun 2014 dengan keluhan gelisah, selalu mengomel, mondar-mandir dan tidak mau tidur. Pasien awalnya selalu berbicara dan tertawa sendiri. Pasien dirawat selama ± 10 hari di RSKD dan dipulangkan oleh dokter mengingat kondisi pasien sudah mulai membaik. Pasien tidak lagi melanjutkan pengobatannya ±4 bulan karena merasa dirinya sudah sehat. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal



15



Pasien lahir normal, cukup bulan, dan persalinan dibantu oleh dukun. Pasien merupakan anak yang diinginkan. Sewaktu hamil, ibu dalam keadaan sehat, riwayat ibu dalam menggunakan alkohol tidak ada. 2. Riwayat Masa Kanak Awal ( sejak lahir hingga usia 1-3 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya. 3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( usia 4-11 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya. Prestasi pasien di sekolah sedang-sedang. Pasien tamat Sekolah Dasar. 4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja ( usia 12-18 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya. Pasien melanjutkan pendidikan hingga SMA 5. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat Pendidikan Lanjut Hingga SMA b. Riwayat Pekerjaan Tidak bekerja c. Riwayat Pernikahan Belum menikah d. Riwayat Kehidupan beragama Pasien memeluk agama Islam E. Riwayat Kehidupan Keluarga



16



Pasien merupakan anak ke-6 dari 6 bersaudara (♂, ♀, ♂, ♂, ♂, (♂)). Hubungan dengan kedua orang tua dan saudara-saudaranya baik. Terdapat riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama. F. Situasi Sekarang Pasien tinggal bersama keluarga di Kalimantan G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya Pasien merasa dirinya tidak sakit sehingga tidak ingin meminum obat. (Tilikan derajat 1)



IV.



PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Laki-laki dengan rambut pendek berwarna hitam lurus,menggunakan baju kaos berwarna merah, celana jeans panjang warna biru , perawatan diri cukup, postur tubuh agak gemuk dan wajah sesuai umur. 2. Kesadaran Berubah 3. Perilaku dan aktivitas motorik Gelisah, terfiksasi 4. Pembicaraan Lancar, spontan, intonasi baik, kesan membanjir, kadang asosiasi longgar. 5. Sikap terhadap pemeriksa



17



Kooperatif B. Keadaan afektif (Mood), perasaan atau empati, perhatian : 1. Mood



: Sulit dinilai



2. Afek



: Hipertimia



3. Empati



: tidak dapat dirabarasakan



4. Keserasian



: tidak serasi



C. Fungsi intelektual 1. Taraf pendidikan Pengetahuan umum, dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya. 2. Daya konsentrasi



: Baik



3. Orientasi (waktu,tempat,orang)



: Baik



4. Daya ingat (jangka panjang, jangka pendek,segera)



: Baik



5. Pikiran abstrak



: Baik



6. Bakat kreatif



: belum diketahui



7. Kemampuan menolong diri sendiri



: Cukup baik.



D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi Auditorik



:



sering



mendengar



suara-suara



yang



mengejek dirinya. 2. Ilusi



: Tidak ada



3. Depersonalisasi



: Tidak ada



4. Derealisasi



: Tidak ada



E. Proses Berpikir



18



1. Arus pikiran a. Produktivitas



: Membanjir



b. Kontinuitas



: Relevan, Flight of Idea, dan asosiasi longgar



c. Hendaya berbahasa



: Tidak ada



2. Isi pikiran Preokupasi



: tidak ada



Terdapat gangguan isi pikir berupa waham kebesaran : pasien menyakini bahwa ia memiliki kekuaan yang tak terkalahkan, pasien memiliki kekuatan anti kebal, pasien mendapat kekuatan itu dari ahli gurunya. F. Pengendalian Impuls



: Terganggu



G. Daya Nilai 1. Norma sosial



: Terganggu



2. Uji daya nilai



: Terganggu



3. Penilaian realitas



: Terganggu



H. Tilikan (Insight) Derajat 1 (Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit). I. Taraf Dapat Dipercaya Dapat dipercaya



VI.



PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT : A. Status Internus Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekwensi pernafasan 22x/menit dan suhu



19



tubuh 36,5°C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. B. Status Neurologi GCS : Eye 4, Verbal 6, Motorik 5. Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor diameter 2,5mm/2,5mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis. VII.



IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Seorang laki-laki masuk rumah sakit untuk ke-2 kalinya dangan keluhan mengamuk yang dialami ± 2 hari yang lalu. Saat mengamuk pasien memukul orang-orang yang ada di sekitarnya, Pasien mengamuk secara tiba-tiba dikarenakan merasa dirinya diejek. Pasien mendengar suara-suara yang yang mengejek dan menhina dirinya sehingga pasien merasa tersinggung dan mengamuk. Sejak ± 1 minggu yang lalu pasien terlihat gelisah, pasien sering bicara sendiri, tertawa sendiri, bicara tak henti-henti dan mondar mandir di dalam rumah dan hal ini juga semakin memberat setalah 2 hari ini. Setelah itu pasien juga sulit untuk memulai tidur dimalam hari, sehingga menghabiskan waktunya untuk bicara, tertawa sendiri dan mondar-mandir didalam rumah dan bangun dipagi hari. Perubahan perilaku dialami pasien ± 1 tahun yang lalu. Menurut keluarga pasien pada saat itu pasien mendaftar untuk menjadi tentara, tetapi banyak juga orang-orang yang mengatakan bahwa ia tidak bakal lulus menjadi tentara dan hingga keluar pengmumuman pasien benar-banar tidak lulus. Sejak saat itu pasien merasa tidak terima dan akhirnya putus asa dan membatalkan



20



niatnya untuk mendaftar lagi. Dan sejak saat itu pasien sering diam dan murung, lalu seminggu setelahnya pasien mulai bicara, tertawa sendiri dan cepat marah. Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSKD setahun yang lalu (8 Januari 2014) dan menjalani perawatan selama ± 10 hari. Setelah itu pasien pasien dipulangkan karena keadaanya sudah tenang dan melanjutkan rawat jalan. Riwayat pengobatan yang diberikan yaitu Clorilex, Haloperidol, Carbamazepin, dan Trihexylpenidil. Selamat rawat jalan pasien telah berhenti minum obat ± selama 4 bulan karena merasa dirinya telah sembuh. Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan seorang laki-laki menggunakan baju kaos merah dan celana panjang jeans biru, perawakan besar, wajah sesuai umur, postur tubuh sedikit gemuk dan perawatan diri cukup. Kesadaran berubah perilaku dan aktivitas psikomotor cenderung hiperaktif, pembicaraan spontan, lancar, intonasi kadang tinggi, kesan membanjir, kontinuitas fly of idea, asosiasi longgar , dan sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood sulit dinilai, afek hipertimia, tidak serasi dan empati tidak dapat dirabarasakan. Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya, orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya ingat jangka panjang, sedang, pendek dan segera baik, konsentrasi dan perhatian cukup, pikiran abstrak baik, bakat kreatif belum diketahui dan kemampuan menolong diri sendiri cukup baik. Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik karena pasien sering mendengar suara-suara yang mengejek dirinya. Selain itu terdapat pula gangguan isi pikiran berupa waham kebesaran yang mengaku dirinya mempunyai kekuatan anti kebal sehingga orang tunduk dan takut padanya.



21



Daya nilai terganggu. Arus pikir produktivitas memberi kesan membanjir kontinuitas relevan dan asosiasi longgar, flight of ideas, dan tidak didapatkan adanya hendaya berbahasa. Pengendalian impuls terganggu, daya nilai norma sosial, uji daya nilai dan penilaian realitas terganggu. Pasien tidak merasa sakit dan secara umum yang diutarakan oleh pasien dapat dipercaya. Tilikan derajat 1 dan dapat dipercaya.



VIII.



EVALUASI MULTIAKSIAL A. AKSIS I Berdasarkan alloanamnesis, autonamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa pola perilaku suka berbicara sendiri, menyanyi dengan sura yang keras tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya.Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) keluarga pasien,serta terdapat hendaya (dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehinga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya berat dalam menilai realita berupa waham kebesaran dan Halusinasi auditorik, sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik. Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan berarti sehingga kemungkinan adanya Gangguan mental organik dapat disingkirkan.



22



Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan halusinasi auditorik dan waham kebesaran



frekuwensinya sering



yang bersifat mempengaruhi pikiran pasien, hal ini sudah lama dialami. Pada pasien ini juga sangat menonjol gejala hipertimia dimana pasien sering bercerita tanpa ditanya dan saat berbicara sering berganti-ganti topik pembicaraan . Sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada Skizoafektif (F25) ditandai dengan adanya gejala-gejala skizofrenia dan gangguan afektif dalam waktu bersamaan yang terdapat pada pasien ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada pasien ini terdapat adanya afek yang meningkat atau hipertimia, fly of ideas, hiperaktifitas motorik sehingga diagnosis pasien ini lebih dikhususkan lagi pada Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0). B. AKSIS II Ciri kepribadian pasien adalah tidak khas, pasien dikenal sebagai orang yang sabar dan mudah bergaul. . C. AKSIS III Tidak ada D. AKSIS IV Stressor psikososial berupa pasien tidak lulus mendaftar tentara. E. AKSIS V GAF Scale 50 - 41, gejala berat, disabilitas berat.



IX.



DAFTAR PROBLEM



23



1. Organobiologik Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna tetapi terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak sehingga membutuhkan psikofarmakoterapi. 2. Psikologik Terdapat hendaya berat dalam menilai realita berupa adanya halusinasi auditirik dan waham kebesaran yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi. 3. Sosiologik ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.



X.



PROGNOSIS Dubia Faktor pendukung : -



Gejala klinis adalah berupa gejala positif : waham kebesaran, Halusinasi auditorik dan afek hipertimia dan fly of idea.



-



Keluarga mendukung kesembuhan pasien



-



Ditemukan factor stressor psikososial yang jelas. Faktor penghambat :



XI.



Terdapat riwayat keluarga dengan keluhan yang sama. RENCANA TERAPI Psikofarmakologi



-



Haloperidol 5mg 3 x1



24



-



Depakote 250mg 3x 1 Psikoterapi Suportif : Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam



memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum obat secara teratur. Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang disekitar pasien tentang penyakit pasien sehingga dapat menerima dan tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu penyembuhan pasien.



XII.



FOLLOW UP Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan.



XIII.



PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA Menurut buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJIII), pedoman diagnostik untuk Gangguan Skizoafektif adalah1 



Diagnostik gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala- gejala defnitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama – sama menonjol pada saat yang bersamaan ( simultanneously ) atau dalam beberapa hari yang satu satu



25



atau sesudah yang lain, dalm satu episode penyakit yang sama dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit ini tidak memenuhi kriteria 



baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif. Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia







dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit berbeda Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami episode psikotik diberi diagnosis ( Depresi Pasca - Skizofrenia ). Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang baik jenis manik maupun depresif atau campuran dari keduanya. Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif terselip di antara episode manik atau depresif.



Pedoman diagnostik untuk Ganggguan Skizoafektif Tipe Manik adalah 



Kategori ini digunakan baik untuk skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode







skizoafektif tipe manik. Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu menonjol dikombinasikan dengan iritabilitas atau kegelisahan yang







memuncak. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana yang ditetapkan untuk skizofrenia) (a) sampai (d) Pada pasien ini, didapatkan adanya gejala skizofrenia, yaitu waham dimana



pasien meyakini bahwa dirinya mempunyain kekuatan yang memmbuat semua orang takut dan tunduk padanya, selain itu juga terdapat Halusinasi auditorik dimana pasien sering mendengar suara yang berbicara tentang dirinya. Dari



26



hasil wawancara/autoanamnesis dengan pasien juga didapatkan adanya afek yang hipertimia dan arus berpikir pasien yang flight of idea dan yang menunjukkan psikomotor pasien meningkat. Dari penilaian itu kita bisa menyimpulkan adanya gejala afektif yang mengarah ke mania, dan keluhan ini dialami sudah lama dan lebih dari satu bulan. Oleh karena itu, sesuai dengan teori yang ada, pasien ini dapat digolongkan dalam skizoafektif tipe manik (F.25.0). Kriteria Diagnosis Skizoafektif (DSM-IV)2 a. selama periode penyakit (tidak terputus-putus), pada suatu saat, episode depresi mayor atau episode manik atau episode campuran terdapat bersamaan dengan gejala-gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia. b. Selama episode penyakit, terdapat waham atau halusinasi paling sedikit dua minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol. c. Gejala yang timbul memenuhi kriteria episode mood timbul dalam jumlah yang bermakan pada durasi total periode aktif dan total penyakit d. Ganguan tidak disebakan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan kesehatan umum Subtipe : Ada dua subtipe gangguan skizoafektif, yaitu :2 1. Tipe bipolar yaitu bila terdapat episode manik, atau campuran. Selain itu juga ditemui episode depresi mayor. 2. Tipe depresi yaitu bila hanya episode depresi mayor. Terapi Skizoafektif 1. Farmakoterapi2,3



27



Obat antipsikotik tipikal yang diberikan mengurangi gejala psikotik dengan menghambat pengikatan Dopamine D2. Efek antipsikotik tampak berasal dari inhibisi neurotrasnmisi dopaminergik pada tonjolan dopamine mesokortikal, sedangkan efek samping parkinson terjadi akibat blokade jaras nigrostriatal. Sebagian besar antagonis reseptor Dopamine memiliki efek yang signifikan pada reseptor lain termasuk reseptor adrenergik, kolinergik dan histaminergik.3 Pengobatan



dengan



gangguan



skizoafektif



merespon



terbaik



untukpengobatan dengan obat antipsikotikyang dikombinasikan dengan obat moodstabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Untuk orang gangguanskizoafektif dengan tipe manik, menggabungkan obat antipsikotik dengan mood stabilizer cenderung bekerja dengan baik. Karena pengobatan yang konsisten penting untuk hasil terbaik, psiko-edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa menjadi bagian penting dari pengobatan pada gangguan skizoafektif.2 2. Psikososial Pasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi keluarga, latihan keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif.2



DAFTAR PUSTAKA 1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III). Jakarta : FK Jiwa Unika Atmajaya. 2003.



28



2. Kaplan H.I, Sadock B.J, Greb J.A. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. Bina Rupa Aksara, Jakarta. 2012. 3. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta. 2007



LAMPIRAN AUTOANAMNESIS (30 Januari 2015) Keterangan : DM P DM



: Doker Muda : Pasien



: Selamat siang , pak ?



29



P



: Selamat siang dokter.



DM



: perkenalkan nama saya dokter Rita, kalau nama bapak siapa?



P



: nama saya Tn. U



DM



: Berapa umur ta sekarang pak ?



P



: 19 tahun



DM



: kita masih ingat ji pak tanggal lahirta ?



P



: Iye dokter 27-01-1996



DM



: pak kalau boleh saya tau, kita tinggal dimana?



P



: saya tinggal di Kalimantan



DM



: pak kita tau dimanaki sekarang ?



P



: di rumah sakit Dadi, rumah sakit milik Syahrul Yazin Limpo



DM



: bapak tau kenapa bias ada disini ?



P



: saya dibawa oleh Tn. Abd K. saya dibawa naik pesawat di bandara Sultan Hasanuddin, orang-orang nakira saya teroris, takutki semua. Hahaha. Dokter cantik sekali tapi adami pacarnya.



DM



: oia pak sebelum dibawa kesini apa yang kita lakukan disana pak ?



P



: saya mengamuk dan saya hajar semua itu orang-orang. Dok itu kakakku toh nabawaka kesini, padahal saya tidak sakit, saya tidak bias sakit, saya memiliki kekuatan kebal terhadap apapun.



DM



: pak, mengapa kita hajar itu orang ?



P



: Makassar tidak dihargai, dia hina perguruan saya. Baru takut semua. Dok kita tau tentara bintang satu.



DM



: oia, kenapa kita tau pak orang-orang takut sama bapak ?



30



P



: saya memiliki kekuatan , saya mempunyai kekuatan yang kebal atau ilmu kebal.



DM



: yakinki pak dengan kekuatan itu ? dimana kita dapat kekuatan itu pak ?



P



:dokter bisa liat sekarang saya tetap kuat. Ahli guru saya telah memberikan saya kekuatan. Pokoknya siapapun yang menhina ibu saya dan guru saya , saya akan lawan mereka.



DM



: oia pak biasa ada kita dengar suara-suara ?



P



: biasa, saya tidak suka, pokoknya jelek semua itu orang-orang, suka nabicaraika.



DM



: kalau kita dengar itu suara apa dia bilang pak ?



P



: banyak, naceritaka apa, naejekka banyak sekali. 2018 nanti saya akan jadi presiden mengantikan jokowi, jam 12 nanti akan dating semua pejabat menjenguk saya.



DM



: begitu ya pak. Oia kita tau apa itu panjang tangan ?



P



: tidak dok.



DM



: kalau ada udang dibalik batu ?



P



: ada udang dibawanya batu lalu tidak bisa keluar.



DM



: kalau 100-7, berapa pa ?



P



: 93 dok.



DM



: pak kalau ada dompet yang kita liat dipinggir jalan, apa yang kita lakukan ?



31



P



: saya kasih kembali ke yang punya, saya tidak butuh, saya orang kaya.



DM



: oh iyya. Baiklah pak jadi untuk saat ini itu jih saja yang saya tanyakan, nantipi lagi dih kita bicara-bicara, jadi bapak istirahatmi dulu jangan lupa ranjinki minum obat yah pak.



P



: Iye dokter.



32