Skripsi Bab I - Bab V [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE AL-MIFTAH LIL ‘ULUM DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN DARUL ILMI LIANG ANGGANG BANJARBARU



OLEH MILLATI AMALIA NIM 19.01.12.1539



STAI AL FALAH BANJARBARU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BANJARBARU 2021



METODE AL-MIFTAH LIL ‘ULUM DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN DARUL ILMI LIANG ANGGANG BANJARBARU



SKRIPSI Diajukan kepada STAI Al Falah Banjarbaru untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam



Oleh Millati Amalia NIM 19.01.12.1539



STAI AL FALAH BANJARBARU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BANJARBARU 2021



2



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Millati Amalia



NIM/NIMKO



:



Tempat/Tanggal Lahir



: Landasan Ulin, 26 April 1992



Program



: Strata Satu (S1)



Prodi/Jurusan



: Pendidikan Agama Islam



Alamat



: Jl. A. Yani KM 19, 200 Gg. Damai RT.011 RW.003 No. 125 Kel. Landasan Ulin Barat Kec. Liang Anggang Banjarbaru



Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya yang berjudul: METODE AL-MIFTAH LIL ‘ULUM DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN DARUL ILMI LIANG ANGGANG BANJARBARU Adalah benar-benar karya tulis saya, kecuali kutipan yang disebut sumbernya. Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Apabila suatu saat ada gugatan tentang keasliannya, maka saya bersedia diproses secara hukum. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sepenuhnya.



Banjarbaru, 18 November 2021 Yang Membuat Pernyataan



Millati Amalia



3



TANDA PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul



:Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru



Ditulis oleh



: Millati Amalia



Mahasiswa PT



:Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Falah Banjarbaru



Program



: Strata Satu (S1)



Prodi/Jurusan



: Pendidikan Agama Islam (PAI)



Tahun Akademik



: 2020/2021



NIM / NIMKO



: 19.01.12.1539



Tempat, Tanggal Lahir



: Landasan Ulin, 26 April 1992



Alamat



: Jl. A. Yani KM 19, 200 Gg. Damai RT.011 RW.003 No. 125 Kel. Landasan Ulin Barat Kec. Liang Anggang Banjarbaru



Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan siding Tim Penguji Skripsi STAI Al Falah Banjarbaru, guna melengkapi dan memenuhi tugas dan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam. Banjarbaru, 18 November 2021 Pembimbing I,



Pembimbing II,



DR. H. surawardi, M.Ag NIPY. 170803124



Indra Wijaya, S. S. I, MA NIPY. Mengetahui STAI Al Falah Banjarbaru Ketua,



DR. H. Fauzan, S.Ag, M. Pd NIPY.1708030991



4



TANDA PERBAIKAN Skripsi yang berjudul



: Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. Ditulis oleh : Millati Amalia Mahasiswa : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Falah Banjarbaru Program : Strata satu (S1) Prodi/ Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Tahun Akademik : 2021/2022 NIM / NIMKO : 19.01.12.1539/ Tempat, Tanggal Lahir : Landasan Ulin, 26 April 1992 Alamat : Jl. A. Yani KM 19, 200 Gg. Damai RT.011 RW.003 No. 125 Kel. Landasan Ulin Barat Kec. Liang Anggang Banjarbaru Setelah diujikan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi STAI Al Falah Banjarbaru hari .................................... dan diadakan perbaikan semestinya, sesuai dengan arahan yang diberikan oleh penguji, maka Tim Penguji dapat menyetujui Skripsi dengan judul tersebut untuk dijilid. Banjarbaru, 2 Oktober 2021 TIM PENGUJI Nama



Tanda Tangan



1.



1. ……………. Ketua



2.



2……………... Penguji I



3.



3……………… Penguji II



5



TANDA PENGESAHAN Skripsi oleh MILLATI AMALIA NIM/NIMKO 19.01.12.1539/ telah diujikan dalam Sidang Tim Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah Banjarbaru Pada: Hari



:



Tanggal



:



Dan dinyatakan diterima dengan predikat: Dengan Nilai : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Falah Banjarbaru Ketua



Dr. H. Fauzan, S.Ag, M.Pd NIPY. 170803091 TIM PENGUJI Nama



Tanda Tangan



1.



1. ……………. Ketua 2……………...



2. Penguji I 3.



3……………… Penguji II



4.



4……………… Penguji III



5.



5……………… Sekretaris



6



ABSTRAK Millati Amalia.



2021. Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang B a n j a r b a r u . Skripsi, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah Banjarbaru. Pembimbing I: DR. H. surawardi, M.Ag I, Pembimbing II: Indra Wijaya, S. S. I, MA.



Penelitian ini membahas tentang “Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode Al-Mifttah l i l ‘ u l u m d a l a m p e m b e l a j a r a n m e m b a c a k i t a b k u n i n g di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru dan apa saja faktor yang mendukung dan menghambatnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru serta faktor apa saja yang mendukung dan menghambatnya. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang ustadz yang mengajarkan ilmu alat dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran kitab kuning di Podok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru serta faktor pendukung dan penghambatnya. Penulis menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dalam pengumpulan data. Sedangkan teknik pengolahan data dilakukan dengan editing dan klasifikasi data. Selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif dan ditarik simpulan secara induktif. Berdasarkan hasil penelitian (1). Diketahui bahwa penerapan metode AlMiftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru telah sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam buku setiap jilidnya yaitu: (a). pembukaan, (b). Apersepsi, (c). Penyampaian materi, (d). Pemahaman materi, (e). Latihan, (f). Evaluasi, (g). Penutup. (2). Faktor pendukung penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi ada 3 yaitu: (a). Motivasi dari Pimpinan Pondok Pesantren, (b). Motivasi dari Kepala Muallimin, (c). Semangat santri. (3). Faktor penghambat penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi ada 3 yaitu: (a). Keterbatasan waktu, (b). Lingkungan, (c) Jumlah tenaga pengajar. .



7



MOTTO



"‫"اِ َّن اهللَ اَل ُيغَِّي ُر َما بَِق ْوٍم َحتَّى ُيغَِّي ُر ْوا َما بِأَْن ُف ِس ِه ْم‬ “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “



(Ar-Ra’d: 11)



8



KATA PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan setulusnya untuk kedua orang tuaku Ayahanda dan ibunda tercinta, sebagai wujud pengabdian ananda atas segala jasa dan pengorbanan yang dilimpahkan. Maafkan bila ananda banyak mengecewakan terhadap kasih sayang dan restu yang diberikan. Tetes keringat yang dicucurkan jadikan amal bakti bagi diri ananda. Dan Kupersembahkan untuk seseorang yang menemaniku yaitu suami ku yang telah memberikan perhatian, pengertian, mendukung dan selalu menyemangatiku dalam penyusunan skripsi ini. Beserta seluruh keluargaku yang turut berpartisipasi atas do’a dan supportnya dengan kerelaan hati membantu dari awal memasuki bangku kuliah sampai mendapatkan gelar sarjana. Dan Kupersembahkan kepada guru-dosenku yang mulia Mereka yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini sebagai ucapan terima kasih atas jasa-jasa mereka yang tiada ternilai harganya dan tiada mungkin terbalas. Juga Kupersembahkan untuk buah hatiku Yaitu anak-anakku yang selalu menjadi motivasiku untuk terus belajar dan mendapatkan gelar sarjana agar bisa menjadi seorang ibu yang baik dan menjadi panutan. Serta Kupersembahkan untuk sahabat-sahabatku dan teman-temanku: Terima kasih kepada sahabat musfirah ku, yang selalu membantu, menyemangatiku dan memberikan kekuatan untukku, serta teman-teman seperjuanganku terima kasih untuk segala kebersamaan, pengalaman, dan dukungan yang diberikan untukku.



Hanya kepada-Mu ya Allah, kuserahkan segala urusan Semoga Engkau meridhai jerih payahku selama ini Dan memberikan petunjuk-Mu kepadaku Untuk menapaki hari esok Yang lebih cerah.



9



RIWAYAT HIDUP PENULIS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



NIK Nama Lengkap Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Kebangsaan Status Perkawinan Alamat



9. Pendidikan



10. Nama Orang Tua a. Ayah b. Ibu c. Alamat



11. Anak Ke 12. Nama Suami 13. Nama Anak a. Pertama b. Kedua



: : Millati Amalia : Landasan Ulin, 26 April 1992 : Perempuan : Islam : Indonesia : Kawin : Jl. A. Yani KM 19, 200 Gg. Damai RT.011 RW.003 No. 125 Kel. Landasan Ulin Barat Kec. Liang Anggang Banjarbaru : a. TK Mufakat b. SDN Landasan Ulin Barat 4 c. MTs Darul Ilmi Banjarbaru d. MA Darul Ilmi Banjarbaru



: Muhammad Hatta : Asyiah : Jl. A. Yani KM 19, 200 Gg. Damai RT.011 RW.003 No. 125 Kel. Landasan Ulin Barat Kec. Liang Anggang Banjarbaru : Lima dari lima bersaudara : Duperani, S.Pd.I : Hilya Karima : Bahrul Ilmi



Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sesungguhnya.



Banjarbaru, 18 November 2021 Penulis



Millati Amalia



10



KATA PENGANTAR



ِ ‫بِس ِم‬ ‫الر ِحْي ِم‬ َّ ‫اهلل الرَّمْح ٰ ِن‬ ْ



ٍ ِ ِ ِ ِِ ِّ ‫اَحْلَ ْم ُدلِٰلّ ِه َر‬ َّ ‫ب الْ َعالَ ِمنْي َ اَلصَّاَل ةُ َو‬ َ ‫ص ْحبِه اَمْج َعنْي‬ َ ‫الساَل ُم َعلَى َسيِّدنَا حُمَ َّمد َو َعلَى اٰله َو‬ Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kasihNya, serta sholawat dan salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW dan kepada para sahabat beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang mengambil judul: METODE AL-MIFTAH LIL ‘ULUM DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN DARUL ILMI LIANG ANGGANG BANJARBARU . Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) bagi mahasiswa program S-1 dengan jurusan PAI di STAI Al Falah Banjarbaru. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini



hingga selesai. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:



11



1. Bapak Dr. H. Fauzan, S. Ag, M. Pd, Ketua STAI Al Falah Banjarbaru yang telah memberikan persetujuan terhadap judul skripsi ini. 2.



Ibu Imaniah Elfa Rachmah, M. Pd. I, selaku Ketua Prodi STAI Al Falah Banjarbaru.



3. Bapak DR. H. surawardi, M.Ag, selaku pembimbing I yang dengan ketulusan hati meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta mengkoreksi penulisan skripsi ini. 4. Bapak Indra Wijaya, S. S. I, MA, selaku pembimbing II yang dengan ketulusan hati meluangkan waktu



untuk



membimbing dan



mengarahkan



serta



mengkoreksi penulisan skripsi ini. 5. Para dosen dan asisten dosen serta karyawan dan karyawati STAI Al Falah Banjarbaru yang telah banyak memberikan ilmu dan layanan yang baik selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Kepala perpustakaan STAI Al Falah Banjarbaru, beserta seluruh staf yang telah memberikan izin penelitian serta layanan yang baik terhadap penulis dalam mendapatkan sumber-sumber literatur yang diperlukan. 7. Kedua orang tua yang telah mendo’akan dan mendukung dalam penulisan skripsi ini, juga kepada guru-guru yang telah mencurahkan ilmu dalam mengisi kekosongan dan kefakiran ilmu penulis. 8. Ustadz Sir’an Taufik, S.Pd.I, Kepala Muallimin Pondok Pesantren Darul Ilmi yang telah memberikan izin penelitian dan penyusunan skripsi ini. 9. Ustadz Abdul Latif selaku pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi yang telah meluangkan waktu dan tenaga sebagai subyek penelitian yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan



12



memberikan informasi yang berkenaan dengan pengumpulan data yang diperlukan. 10. Semua pihak yang turut berpartisipasi memberikan motivasi, bantuan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Atas segala bantuan, bimbingan, pengarahan dan partisipasinya semoga mendapat pahala kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya dengan mengharap ridha dan karunia-Nya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin ya rabbal ‘alamiin. Banjarbaru, 18 November 2021



Millati Amalia NIM 19.01.12.1539



13



DAFTAR ISI HALAMAN COVER HALAMAN JUDUL……………..…………………………………………………….



i



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................................... TANDA PERSETUJUAN……………………………………………..…………….... TANDA PERBAIKAN………………...……………………………………………… TANDA PENGESAHAN……………………………..………………………………. ABSTRAK……………………………………………………………………….. MOTTO……………………………………..…………………………………………. KATA PERSEMBAHAN……………………………..………………………………. RIWAYAT HIDUP PENULIS………………………………………...……………….. KATA PENGANTAR…………………………….……………………………… DAFTAR ISI……………………………………………………………….. DAFTAR TABEL……………………………………...……………………………….. BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………... B. Penengasan Judul……………………………………………………………….. C. Alasan Memilih Judul………………………………………………………….. D. Fokus Penelitian………………………………………………………………... E. Kegunaan Penelitian………………………………………………………….... F. Kajian Pustaka………………………………………………………………..… G. Sistematika Penulisan…………………………………………………..………. BAB II LANDASAN TEORI…………………………………..…………….. A. Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum………………………………………….. B. Pembelajaran Kitab Kuning………………………………………………….. BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian………………………………………………... B. Subjek dan Objek Penelitian…………………………………………………… C. Data dan Sumber Data…………………………………………………………. D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………….. E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data…………………………………… F. Prosedur Penelitian……………………………………………………………. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN……………………………………….. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………….. B. Penyajian Data……………………………………………………..... C. Analisis Data………………………………………………………………… BAB V PENUTUP……………………………………………………………………. A. Simpulan………………………………………………………………………..



iii iv v vi vii vii viii ix x xiv xvii 1 1 3 6 7 7 8 10 11 11 18 26 26 26 27 28 32 32 34 34 42 53 68 68



14



B. Saran……………………………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. LAMPIRAN……………………………………………………………………………



15



69 70 73



DAFTAR TABEL



16



1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, karena menjadi kebutuhan setiap orang untuk memajukan peradaban dalam mengembangkan generasi yang mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka. Sebagaimana Tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 tentang mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pendidikan juga merupakan hal yang dapat membuat seseorang menjadi istimewa dimata Allah SWT, Allah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Mujadalah ayat 11:



)١١ : ‫ت (المجادلة‬ ٍ ‫ هّللا ُ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم َو الَّ ِذ ْينَ اُوتُوْ ا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬i‫يّرْ فّ ِع‬ Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan oarng-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS AlMujadalah: 11) Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwasanya pendidikan itu wajib ditempuh oleh semua orang muslim sebagaimana dalam hadis:



1



II Pasal 3



Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab



2



ٌ ‫ضة‬ َ ‫م طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬iَ َّ‫ هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل‬i‫صلَّى‬ َ ِ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬:‫ض َي هللا ُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫س َر‬ ٍ َ‫ع َْن اَن‬ ‫ر (رواه ابن عبد‬iِ ْ‫ب ْال ِع ْل ِم يَ ْستَ ْغفِ ُر لَهُ ُكلُّ َش ْي ٍء َحتَّى ْال ِح ْيتَانَ فِى ْالبَح‬ َ ِ‫ َو اِ َّن طَال‬,‫َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬ )‫الرحمن‬ Artinya: “dari Anas r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam, karena sesungguhnya semua makhluk sampai binatang-binatang yang ada di laut memohonkan ampun untuk orang yang menuntut ilmu”. (H.R. Ibnu Abdurrahman) Pondok pesantren merupakan salah satu tempat menimba ilmu agama yang paling fenomenal, mengingat begitu banyak ulama yang di cetak oleh pondok pesantren. Dikatakan oleh Hanun Asrohah (2004:61), “Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang berakar dari budaya masyarakat Indonesia”. Dinamika masa dan perkembangan budaya masyarakat yang semakin modern ini tentunya merubah beberapa hal yang ada di pondok pesantren. Kendati demikian pondok pesantren harus tetap eksis dengan melestarikan kitab-kitab klasik sebagai mata pelajarannya. Untuk itu, pondok pesantren lebih menekankan materi pembelajarannya pada hasil karya ulama- ulama salaf (terdahulu) yang biasa dikenal dengan sebutan kitab kuning. Kitab kuning yang dipelajari dan diajarkan kepada santri di pondok pesantren pada umumnya berhaluan pada ajaran ahli sunnah wal jama’ah, baik dari segi akidah, fikih, maupun tasawufnya. Untuk mempelajari dan menguasai isi dari kitab kuning itu secara komprehensif, maka tentunya harus dengan menguasai ilmu alat. Ilmu alat yang dimaksud adalah nahwu, sharaf, lughah, dan balaghah. Ilmu-ilmu tersebut merupakan bidang studi yang sangat diprioritaskan di pondok pesantren sebagai upaya untuk menjadikan santri sebagai kader-kader



3



ulama yang memiliki pemahaman benar dan baik terhadap Al-Quran dan Sunnah melalui penjelasan ulama dan kitab kuningnya. Materi nahwu sharaf di pondok pesantren biasanya menggunakan beberapa kitab pokok klasik seperti Jurmiyah, ‘Imrithi, dan Alfiyah. Namun, dengan kemajuan masa, para pengembang kurikulum di pondok pesantren berinisiatif untuk merancang sebuah metode praktis untuk belajar nahwu sharaf. Salah satu dari metode praktis tersebut adalah metode Al-Miftah Lil ‘Ulum yang dirancang dan didesain oleh Badan Tarbiyah Wa Ta’lim Madrasi (Batartama) Pondok Pesantren Sidogiri untuk santri baru tingkat I’dadiyah (pemula). Sebagai pondok pesantren yang mempunyai visi mempersiapkan peserta didik ahli di bidang ilmu Agama Islam serta memiliki wawasan yang cukup terhadap Iptek dengan landasan Imtaq yang mantap, maka Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru juga menerapkan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini sebagai upaya meningkatkan kompetensi membaca kitab kuning bagi santrinya. Namun apakah metode Al-Miftah Lil ‘Ulum yang sudah diadopsi sejak awal tahun ajaran 2019-2020 di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru tersebut sudah berjalan dengan baik? Berdasarkan keingintahuan penulis tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan suatu penelitian lapangan dengan mengangkat judul: Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru B. Penengasan Judul 1. Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum



4



Menurut Sutikno (2014: 33-34) metode secara harfiah berarti “cara”. Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Metode Al-Miftah Lil Ulum menurut Saifulloh Naji sekretaris umum Pondok Pesantren Sidogiri adalah hasil temuan Pondok Pesantren Sidogiri yang memungkinkan santri bisa baca-tulis huruf Pegon (huruf Arab) dalam waktu setahun.2 Berdasarkan pendapat



ahli di atas, dapat



disimpulkan bahwa



metode Al-Miftah Lil ‘Ulum adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan dalam melaksanakan sebuah pembelajaran yang ditampilkan secara praktis dan memungkinkan santri bisa baca tulis huruf Pegon (huruf Arab) dalam waktu setahun. 2. Pembelajaran Membaca Kitab kuning Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Sedangkan membaca adalah aktivitas otak dan mata. Mata digunakan untuk menangkap tanda-tanda bacaan, sehingga apabila lisan mengucapkan tidak akan salah. Sedangkan otak



digunakan



kemudian



untuk



memerintahkan



memahami kepada



pesan organ



yang dibawa oleh mata, tubuh



lainnya



untuk



melakukan sesuatu. Jadi cara kerja diantara keduanya sangat sistematis dan saling berkesinambungan. (Lukman Saksono 1992 hlm. 51)



2



Irwan Syairwan, “Al Miftah Permudah Santri Baca Kitab Kuning”, di akses dari https://www.google.co m/amp/s/surabaya.tribunne ws.co m/amp/2015/06/23/al -miftah-permudah santri membaca- kitab-kuning/, pada tanggal 17 Juli 2019 pukul 08.20.



5



Selanjutnya, Kitab kuning adalah kitab yang membahas aspekaspek Islam yang disusun dalam bahasa arab atau tulisan arab oleh ulamaulma Islam dengan menggunakan penulisan klasik (Imam Bawani, 1990: 94) Dari



keterangan



diatas



dapat



ditarik



suatu



kesimpulan bahwa



pembelajaran membaca kitab kuning merupakan segala upaya yang dilakukan oleh seorang ustadz agar terjadi proses belajar pada diri santri yang dalam hal ini lebih difokuskan kepada membaca dan menangkap tanda-tanda bacaan kitab yang



ditulis



oleh



para



ulama terdahulu



dengan



menggunakan



huruf



arab dan dicetak pada kertas yang berwarna kuning seperti warna emas. 3. Pondok Pesantren Pesantren adalah asrama tempat santri belajar mengaji , pesantren sering juga disebut sebagai “Pondok Pesantren” berasal dari kata “santri” menurut kamus bahasa Indonesia, kata ini mempunyai 2 pengertian yaitu; 1) Orang



yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang saleh, 2) Orang



yang mendalami pengajiannya dalam Agama Islam dengan berguru ketempat yang jauh.3 Pondok Pesantren juga merupakan rangkaian kata yang terdiri dari pondok dan pesantren. Kata pondok (kamar, gubuk, rumah kecil) yang dipakai dalam bahasa Indonesia dengan menekankan kesederhanaan bangunannya. Ada pula kemungkinan bahwa kata pondok berasal dari bahasa arab “funduk” yang berarti ruang tempat tidur, wisma atau hotel sederhana. Pada umumunya



pondok memang merupakan tempat penampungan



sederhana bagi para pelajar yang jauh dari tempat asalnya.4 Sedangkan



3



Team Penyusunan Kamus Besar, (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 1990), h. 677 4



Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial (Cet. I; Jakarta: P3M, 1986), h. 98-99



6



kata pesantren berasal dari kata dasar “santri” yang dibubuhi awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri. 5 Berdasarkan



pengertian



Pondok



Pondok



Pesantren



disimpulkan bahwa



Pesantren Darul



diatas, Ilmi



maka



Liang



dapat



Anggang



Banjarbaru adalah tempat tinggal para santri yang berada dibawah yayasan Darul Ilmi beralamat di kecamatan Liang Anggang, kota Banjarbaru. Dengan penjabaran tersebut di atas. Penulis menyimpulkan bahwa penelitian yang berjudul Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru ini merupakan penelitian yang memfokuskan bagaimana perihal pelaksanaan metode Al-Miftah Lil Ulum yang telah dilakukan di Pondok Pesantren Darul Ilmi serta apa saja faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul ILmi Liang Anggang Banjarbaru. C. Alasan Memilih Judul Diantara alasan penulis dalam memilih judul ini adalah sebagai berikut: 1. Belajar



membaca



kitab kuning merupakan



bekal



utama



agar



bisa



mempelajari Al-quran dan Sunnah secara komprehensif. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Al-Miftah Lil Ulum dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru.



5



Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 18.



7



D. Fokus Penelitian Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk fokus penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana



penerapan



metode



Al-Mifttah



lil



‘ulum



dalam



p e m b e l a j a r a n m e m b a c a k i t a b k u n i n g di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru? 2. Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat terhadap penerapan metode Al- Miftah lil ‘ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru? E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan memberikan manfaat antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan dan keguruan, khususnya pada penerapan metode Al- Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk suatu bahan evaluasi lebih lanjut tentang penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulu. b. Bagi



penulis



untuk



menambah wawasan



dan



pengetahuan



tentang



bagaimana penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajran kitab kuning.



8



c. Bagi pembaca atau peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam melaksanakan penelitian selanjutnya. F. Kajian Pustaka Sebelum penelitian ini dilakukan memang sudah ada penelitian sejenis, akan tetapi dalam hal-hal tertentu penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan. Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang sejenis yang dapat penulis dokumentasikan sebagai bahan kajian. Irwan Fathullah menulis sebuah penelitian yang berjudul Penerapan Metode Amsilati dalam membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Al-Hikam Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah agar mengetahui secara khusus bagaimana penerapan konsep metode Amsilati yang digunakan dalam proses pembelajaran di pesantren Al-hikam, dan bertujuan mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pembelajaran, baik itu dari segi pengajar maupun peserta didik. Untuk mencapai tujuan diatas, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan penelitian studi kasus, peneliti memposisikan diri sebagai observer, sumber datanya menggunakan data primer dan sekunder, dan dalam proses pengumpulan datanya peneliti menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan metode amsilati di pesantren Al-Hikam terus berkembang dalam proses belajar mengajarnya, karena mencari bagaimana cara yang lebih baik lagi dalam menyampaikan materi Amsilati yang rata-rata mereka adalah mahasiswa yang memiliki kegiatan selain di pesantren, akan tetapi juga kegiatan dan kesibukan di kampus.



9



Shobirin seorang mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Salatiga jurusan Pendidikan Agama Islam menulis sebuah skripsi yang berjudul Implementasi Amtsilati di Pondok Pesantren Al hasan Salatiga. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui secara khusus bagaimana implementasi metode amtsilati dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren Al Hasan dan juga faktor pendukung penerapan metode amtsilati di pondok pesantren Al Hasan dan hambatan-hambatan yang terjadi baik dari sisi internal maupun eksternal. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan dan bersifat deskriptif kualitatif, maka data dari penelitian ini diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi dengan menggunakan triangulasi sumber sebagian instrumen untuk mengecek validitas data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara pengasuh, pengurus, serta santri dan sumber sekunder yang dapat berupa foto-foto kegiatan terkait di pondok pesantren Al Hasan Salatiga. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui penerapan metode amtsilati di pondok pesantren Al Hasan sudah melakukan pengembangan dalam proses pembelajaran amtsilati diantaranya penggunaan fasilitas kelas misal papan tulis, walaupun masih lebih dominan menggunakan metode membaca dan menghafal dalam penyampaiannya. Sementara waktu pembelajaran hanya empat kali dalam satu minggu dengan durasi waktu satu jam dan pendekatannya adalah dengan pengulangan sedangkan sistem evaluasi yang diterapakan di pondok pesantren Al Hasan adalah tes tulis dan lisan, disamping evaluasi harian (pra tes dan post tes). Faktor pendukung dari penerapan metode amtsilati ini adalah adanya santri yang mau untuk mempelajari metode amtsilati, adanya persetujuan dari Kyai dan adanya



10



dorongan dari pengurus serta adanya pengampu yang berkompeten. Adapun kendala yang terjadi dalam pembelajaran amtsilati antara lain kurangnya semangat santri, kurang maksimalnya waktu dalam pembelajaran dan rasa malas yang sering dialami para santri. G. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab dan diperinci lagi menjadi beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, penegasan judul dan batasan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka (penelitian terdahulu), dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan teoriti tentang pelaksanaan metode Al- Miftah Lil Ulum, metode



membaca



kitab,



dan



faktor-faktor



yang mempengaruhi



pelaksanaan metode Al-Miftah Lil Ulum. BAB III Metode Penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, dan prosedur penelitian. BAB IV Penyajian Data dan Analisis data berisi



tentang



gambaran



umum lokasi penelitian, penyajian data, dan dilengkapi analisis data yang berhubungan dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan. BAB V Penutup, berisi simpulan dan saran.



11



BAB II LANDASAN TEORI



A. Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum 1. Pengertian Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Kata “metode” secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.6 Metode sebenarnya adalah seperangkat cara yang digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan ilmu atau transfer ilmu kepada anak didiknya yang berlangsung dalam proses belajar dan mengajar atau proses pembelajaran.7 Sedangkan Al-Miftah Lil ‘Ulum adalah nama metode cepat membaca kitab kuning bagi santri pemula yang disusun oleh Batartama (Badan Tarbiyah wa Ta’lim Madrasi), yaitu instansi yang menangani kurikulum pendidikan di Pondok Pesantren Sidogiri yang berisikan kaidah nahwu dan sharaf untuk tingkat dasar. Hampir keseluruhan isinya disadur dari kitab Jurmiyah dan ditambah beberapa keterangan dari kitab Alfiyah Ibn Al-Malik dan Nadzm ‘Imrity. Istilah yang digunakan dalam metode ini sama sekali tidak merubah istilah-istilah dalam ilmu nahwu.8



Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang: Rasail, 2008), hlm. 7. Ulin Nuha, M.Pd.I, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab (Jogjakarta:Diva Press, 2012), hlm. 157. 8 Tim Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Sidogiri, Panduan Pengguna Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Sidogiri (Pasuruan: Batartama PPS,2017),hlm9 6 7



12



Dan yang menarik dari metode ini ialah metode ini disampaikan dengan bahasa Indonesia, kesimpulan dan rumusan yang sederhana dan sistematis, desainnya pun dirancang dengan sedemikian menarik. Materinya pun dikombinasikan dengan lagu-lagu yang cocok untuk usia anak-anak agar memudahkan bagi mereka. Metode pengajaran Al-Miftah Lil ‘Ulum sebagai model, strategi dan pendekatan pembelajaran dengan khusus dirancang, dikembangkan dan mengelola sistem pembelajaran sehingga ustadz dituntut mampu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Metode ini menggunakan 4 jilid kitab sebagai pedomannya, tetapi tetap mengacu pada matan al-jurmiyah, sehingga tidak memunculkan istilah dan bahasa baru. Dalam menyetting kitab disesuaikan dengan dunia anak, dan dengan adanya font warna warni mampu merangsang otak kanan santri serta dikemas dalam bentuk lagu. Adapun rincian 4 jilid kitab tersebut adalah sebagai berikut: a) Jilid I membahas tentang bab kalimat (Isim, Fi’il dan huruf) dan isim ghoiru munsorif (illat 1 dan illat 2) (shifat dan ‘alami). b) Jilid II membahas tentang isim (isim nakirah dan isim ma’rifat, isim mudzakkar dan isim muannas, isim jamid dan isim mustaq). c) Jilid III membahas fi’il (madi, mudhori’, amr mujarrad, dan mabni lazim dan muta’addi, ma’lum dan majhul, sohih dan mu’tal). d) Jilid IV membahas tentang marfuatul asma’ (fa’il, naibul fa’il, mubtada’, khobar, isimnya kana, khobarnya inna, dan tawabi’) mansubatul asma’ (maf’ul, hal, tamyiz, isimnya inna, khobarnya



13



kana, maf’ulnya zhonna, isimnya la, mustasna bi illa, munada dan tawabi’) dan makhfudotul asma (majrur biharfi, mudof ilaih dan tawabi’). 2. Sejarah lahirnya serta perkembangan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Pada tahun 2010 pendidikan di Pondok Pesantren Sidogiri dirasa mengalami kemunduran khususnya dalam bidang baca kitab kuning yang berdampak pada fan-fan yang lain. Hal ini menuntut Batartama untuk berfikir keras mengatasi pemasalahan tersebut. Hingga kemudian ada intruksi langsung dari majlis keluarga untuk tanggap dan sigap dalam menangani permasalahan ini.9 Respon cepat Batartama menanggapi permasalahan tersebut adalah dengan membuat konsep dasar kurikulum dan sistem pendidikan baru yang sasarannya adalah santri baru, sebagai bentuk penanganan terhadap minimnya santri dan murid yang mampu membaca kitab kuning dengan baik dan benar. Langkah awal yang dilakukan adalah studi banding ke Pesantren dan lembaga pendidikan Islam lain untuk mencari referensi menciptakan metode dan materi baru. Dengan melalui pertimbangan dan penggodokan yang matang, lahirlah metode belajar membaca kitab kuning dengan mudah dan menarik yang disusun oleh Tim Batartama Pondok Pesantren Sidogiri. Metode ini diberi nama Al-Miftah Lil ‘Ulum dengan jargon “Mudah belajar membaca kitab”. Metode ini dirancang khusus bagi pemula, utamanya anak-anak kecil dan dibuat sedemikian rupa menyenangkan dan 9



Ibid,hlm 7.



14



mudah bagi mereka untuk mempelajarinya. 10 Visi dan Misi dari lahirnya metode Al-Miftah Lil ‘Ulum, visinya adalah untuk menghidupkan kembali semarak belajar dan mengaji kitab kuning sedangkan misinya adalah mencetak murid-murid yang handal membaca kitab kuning dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya.11 Dengan target pencapaian bisa memahami kitab nahwu dan shraf dan mampu membaca kitab fathul qarib dengan baik dan benar.



3. Sistem dan Metode Pembelajaran Al-Miftah Lil ‘Ulum Sistem yang digunakan pada metode ini adalah sistem modul. Anak yang mampu menguasai materi jilid lebih cepat, maka naik jilid lebih dahulu dan melanjutkan jilid-jilid setelahnya. Dalam realitanya, satu jilid bisa diselesaikan selama tiga sampai tujuh hari. Standarnya, anak meyelesaikan satu jilid selama dua sampai tiga minggu. Anak yang sudah menyelesaikan materi Al-miftah Lil ‘Ulum sampai jilid empat, tahapan selanjutnya adalah setoran baca kitab fathul qarib berikut memahami kedudukan lafaznya. Anak yang sudah sampai ketahapan ini diistilahkan dengan kelas taqrib. Pada tahap akhir, jika dirasa sudah mampu membaca kitab fathul qarib dengan baik maka mengikuti tes wisuda.12 Karena sistemnya adalah percepatan maka tidak ada batas waktu minimal dan maksimal, bahkan untuk menyelesaikan kitab fathul qarib sangat beragam, bila anak didik kemampuannya diatas rata-rata maka bisa ditempuh selama empat sampai enam bulan. Namun pada umumnya, anak Ibid,hlm. 8 Ibid,hlm. 8 12 Ibid,hlm. 20 10 11



15



didik menyelesaikan semua materi Al-Miftah Lil ‘Ulum berikut dengan setoran kitab fathul qarib selama kurang lebih sembilan sampai sepuluh bulan. 4. Garis-garis Besar Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Yang dimaksud garis-garis besar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum adalah pola fikiran dan penggunaan secara global sebagai ciri khas dari metode tersebut agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaannya. Adapun garis-garis besar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum adalah: a. Kitab Al-Miftah Lil ‘Ulum terdiri dari empat jilid nadzom dan tashrif. b. Kitab Al-Miftah Lil ‘Ulum diprioritaskan bagi santri yang sudah bisa baca tulis Al-quran. c. Setiap santri yang mengikuti program pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum diwajibkan mempunyai kitab metode Al-Miftah Lil ‘Ulum untuk belajar. d. Waktu pelaksanaan pembelajaran mencapai 4 jam (3 jam pagi sampai siang, dan 1 jam di waktu malam). e. Setiap kelas tidak lebih dari 15 peserta.13 5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum a. Kelebihan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum 1) Singkat dan Praktis Disampaikan dengan bahasa yang sangat singkat dan praktis. Kandunganisinya hanya mengambil poin-poin paling penting di dalam membaca kitab dan membuang poin yang tidak perlu atau bersifat pendalaman. Ahmad, dkk, Efektifitas Penerapan Metode Al-Miftah Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan Madura (Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam,2017), 40. 13



16



2) Desain Warna Didesain dengan tampilan dan kombinasi warna agar tidak membosankan dan cocok untuk anak-anak, karena menurut penelitian, belajar dengan menggunakan warna lebih efektif untuk anak-anak daripada hanya sekedar hitam putih. 3) Lagu dan Skema Untuk memancing otak kanan maka metode ini dilengkapi dengan skema dan lagu yang sudah familiar di telinga anak-anak seperti lagu “balonku ada lima” yang dijadikan lagu “isim-isim yang lima”. Hasilnya sangat mudah sekali untuk anak memahami dan menghafal materi metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini. 4) Ciri-ciri (Rumus) Diantara yang membedakan dengan metode baca kitab pada umumnya adalah metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini dilengkapi dengan ciri-ciri kedudukan yang sering dijumpai dalam susunan Bahasa Arab, sehingga dengan ciri-ciri tersebut anak bisa membaca kitab sekalipun belum tahu arti dan pemahamannya. b. Kekurangan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum 1) Materi yang diajarkan hanyalah materi inti dari nahwu dan sharaf, sehingga peserta didik masih membutuhkan kaidah-kaidah tambahan dalam pemantapan membaca kitab. 2) Bagi santri yang sudah pernah belajar nahwu-sharaf akan mudah merasa jenuh karena setiap materi harus ada pengulangan. 3) Bagi santri yang sudah dewasa akan merasa diberlakukan seperti anak kecil, karena metode ini dilengkapi dengan lagu anak-anak.



17



6. Penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Penerapan metode Al-Miftah Lil’ Ulum di bagi menjadi tiga bagian. Pada bagian pertama, adalah kegiatan pendahuluan dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjukkan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan pendahuluan ini bisa berupa tawassul kepada pengarang kitab dengan membaca surat Al-Fatihah dan membaca shalawat, kemudian santri melanjutkan dengan membaca nazhaman yang telah ditentukan selama 30 menit sembari menunggu ustadznya datang. Setelah pendahuluan telah selesai, kegiatan penerapan selanjutnya merupakan kegiatan inti, untuk mencapai kemampuan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan inti ini adalah menyampaikan dan menjelaskan materi pelajaran, melaksanakan latihan yang diseubut dengan istilah takrir (pengulangan) serta memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. Kegiatan penerapan selanjutnya adalah penutup, kegiatan ini yaitu ustadz menyimpulkan materi, memberi sedikit pertanyaan mengenai materi yang telah diajarkan, memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu mengulangi pelajaran yang telah diajarkan, dan membaca doa bersama.14 7. Evaluasi Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui dan juga menentukan nilai dari suatu kegiatan termasuk mendapatkan informasi M. Jamalun Nizar, “Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Santri”, Indonesian Journal Of Social Science, Vol.2 No.2 (Juli,2021), h. 7 14



18



yang digunakan untuk menilai program, produk, prosedur, potensi kegunaan. Evaluasi metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini juga merupakan proses penentuan



nilai



pembelajaran



yang



dilakukan,



melalui



kegiatan



pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud disini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan.15 B. Pembelajaran Kitab Kuning 1. Pengertian dan Karakteristik Kitab Kuning Salah satu tradisi agung di Indonesia adalah tradisi pengajaran agama Islam seperti yang muncul di pesantren Jawa dan lembaga-lembaga serupa diluar Jawa serta semenanjung Malaya. Landasan pokok munculnya pesantren ini adalah untuk mentransmisikan Islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab klasik yang ditulis berabadabad yang lalu. Kitab-kitab ini di Indonesia disebut sebagai kitab kuning. Jumlah teks klasik yang diterima di pesantren sebagai ortodoks (al-kutub al-mu’tabarah) pada prinsipnya terbatas. Ilmu yang bersangkutan dianggap sesuatu yang sudah bulat dan tidak dapat ditambah, hanya bisa diperjelas dan dirumuskan kembali. Meskipun terdapat karya-karya baru, namun kandungannya tidak berubah. Sejak tumbuhnya pesantren, pengajaran kitab-kitab kuning pesantren Islam klasik diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren mendidik calon-calon ulama, yang setia kepada faham Islam tradisional. Kitab-kitab Islam klasik merupakan bagian intergral dari nilai15



Ibid,hlm. 7



19



nilai dan faham pesantren yang tidak dapat dipisahkan. 16 Penyebutan kitab-kitab klasik sendiri di dunia pesantren lebih populer dengan sebutan kitab kuning, akan tetapi asal usul istilah ini masih belum diketahui secara pasti. Pada dasarnya kitab kuning mempunyai arti sebagai istilah yang diberikan kepada kitab yang berbahasa Arab tanpa harakat dan arti yang biasanya kertasnya berwarna kuning, akan tetapi kitab sekarang ada yang dinamakan kitab kuning dan kitab putih, yang dinamakan kitab kuning adalah kitab yang digunakan oleh pondok-pondok salaf yang dikaji oleh para santri yang dipimpin langsung oleh kyai atau ustadz. Sedangkan yang dinamakan kitab putih adalah kitab yang biasanya dibahas oleh perguruan tinggi yang kajiannya tentang hukum perekonomian, munakahat dan lain-lain. Isi yang dikaji dalam kitab kuning hampir selalu terdiri dari dua komponen: pertama, matan dan yang kedua syarah. Dalam layoutnya matan adalah isi inti yang akan dikupas oleh syarah. Matan diletakkan diluar garis segi empat yang mengelilingi syarah.17 Dan ciri lain penjilidan kitab-kitab cetakan lama biasanya dengan sistem korasan (karasan; Arab) dimana lembaran-lembarannya dapat dipisah-pisahkan sehingga lebih memudahkan pembaca untuk menelaahnya sambil santai atau tiduran tanpa harus menggotong semua tubuh kitab yang kadang mencapai ratusan halaman.



16 17



Suyoto,Pondok Pesantren dalam Alam Pendidikan Nasional, Jakarta: LP3ES,1985,hlm 61. M. Dawan Raharjo, Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta: LP3ES, 1988, hlm. 87



20



Kitab-kitab salaf yang diajarkan di pesantren dapat di klasisfikasikan menjadi 8 kategori: a) Nahwu dan Sharaf. b) Fiqh. c) Ushul fiqh. d) Hadis. e) Tasawuf. f) Tafsir. g) Dan cabang-cabang disiplin lain seperti Balaghah. h) Dan Tarikh. Kitab-kitab tersebut juga memiliki teks yang sangat pendek hingga banyak teks yang tebal hingga berjilid-jilid baik Hadits, Fiqh, Ushul fiqh, dan Tasawuf dari segi tingkatannya. Kitab-kitab tersebut digolongkan kedalam 3 tingkatan yaitu: a) Kitab-kitab dasar. b) Kitab-kitab tingkat menengah. c) Kitab-kitab tingkat tinggi atau besar.18 2. Macam-macam Metode Pembelajaran Kitab Kuning Ada beberapa metode pembelajaran pada umumnya yang juga menjadi metode dalam pembelajaran kitab kuning. Hal ini dikarenakan kitab kuning juga sama dengan teks-teks bacaan atau buku-buku lainnya. Sehingga metode yang digunakan tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran pada umumnya. Hanya saja ada beberapa metode yang memang memiliki nama khusus yang digunakan untuk pembelajaran kitab 18



Ibid, hlm 32.



21



kuning. Akan tetapi pada prakteknya, metode-metode tersebut juga bisa diterapkan pada pembelajaran lainnya. Diantara metode tersebut yaitu metode bandongan atau wetonan, dan sorongan. Metode bandongan atau wetonan menurut Zamakhsyari Dhofier adalah penyampaian kitab dimana seorang guru membacakan dan menjelaskan isi kitab, sementara murid mendengarkan, memberi makna, dan menerima. Sementara Endang Turmudi menyebutkan bahwa dalam metode ini, guru hanya membaca salah satu bagian dari sebuah bab dalam sebuah kitab, menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan.19 Berbeda dengan metode sorongan, yaitu murid membaca sedangkan guru mendengarkan sambil memberi catatan, komentar, atau bimbingan jika diperlukan. Metode yang pada umumnya juga diterapkan dalam pembelajaran kitab kuning adalah metode klasikal dan metode campuran. Metode campuran (mixed methods) memiliki definisi sama dengan metode pada umumnya, yakni menggabungkan beberapa metode dalam suatu pembelajaran. Sedangkan metode klasikal yang dimaksud dalam pembelajaran kitab kuning adalah antara guru dan murid sama-sama berperan



aktif



dalam



pembelajaran.



Guru



menerangkan,



murid



mendengar, ada tanya jawab dan timbal balik antara keduanya. 20 Adapun metode lain yang juga digunakan dalam pembelajaran kitab kuning adalah metode ceramah, metode diskusi dan metode tanya jawab.21 Selain tiga Ali Akbar, Hidayatullah Ismail. Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darun Nahdah Thawalib Al-Fikra: Jurnal Keislaman, Vol. 17, No.1 Hlm.29-30 20 Ibid. Hlm. 29 21 Azuma Fela Sufa. Efektifitas Metode Pembelajaran Kitab Kuning. LITERASI, Vol. V, No.2, 2014. Hlm.173. 19



22



metode tersebut, ada metode lain yang juga digunakan dalam pembelajaran kitab kuning, yaitu metode brainstroming yang merupakan metode kekinian yang sudah mulai digunakan oleh ustadz pengajar kitab kuning. Berikut penjelasan dan contoh penerapan dalam pembelajaran kitab kuning: a) Metode Ceramah Seperti yang telah kita ketahui bahwa metode ceramah adalah salah satu metode konvensional yang hampir semua guru sudah pernah menerapkannya. Metode ini terkenal karena pengaplikasiannya yang mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada murid.22 Dari penegertian tersebut, bisa kita pahami dengan mudah bagaimana penerapan metode ceramah dalam pembelajaran kitab kuning. b) Metode Diskusi Metode diskusi sudah sangat banyak digunakan pada berbagai pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang juga menggunakan metode ini adalah pembelajaran kitab kuning. Dalam metode ini, ada suatu pokok atau materi yang menjadi bahan pembicaraan dan diskusi. Menurut Sagala, diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsive yang berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaanpertanyaan problematis, pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide



Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Medai Grup, hlm. 147. 22



23



ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk memperoleh pemecahan masalah dan mencari kebenaran.23 Pada prakteknya, metode diskusi sering digunakan dalam pembelajaran kitab kuning. Pada saat membahas sutau pokok atau materi, secara tidak langsung guru akan mengajak para muridnya untuk berdiskusi. Diskusi bisa dilakukan dengan teman sebangku, diskusi dengan membentuk beberapa kelompok , atau diskusi bersama secara keseluruhan yang berpusat pada guru. Metode ini dilakukan agar para murid juga aktif dalam pembelajaran. Mereka juga berani mengemukakan pendapat, menjadi murid yang responsive, serta kelas menjadi hidup dan tidak membosankan. c) Metode Tanya Jawab Penerapan metode tanya jawab sama dengan model tanya jawab pada umumnya. Guru memberi pertanyaan kepada murid mengenai materi yang dibahas, lalu murid mencoba untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat mereka. Permasalahan yang sering terjadi adalah terkadang murid tidak berani menjawab pertanyaan dari guru karena mereka takut jawaban tersebut kurang tepat. Padahal, tujuan dari metode ini bukanlah hanya bertujuan untuk menemukan kebenaran, akan tetapi juga meningkatkan keaktifan dan responsive dari murid. Oleh karena itu, jika guru akan memberikan pertanyaan atau jika akan menggunakan metode ini, hendaknya menjelaskan kepada para murid dengan memberi penekanan akan tujuan awal dari penerapan metode



23



Segala,Syaiful.2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, hlm.208.



24



ini, agar pemebelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan materi bisa tersampaikan dengan baik.24 d) Metode Brainstroming Brainstroming merupakan bentuk dari pengembangan metode diskusi. Model diskusi banyak dikembangkan menjadi metode pembelajaran baru yang mana salah satunya adalah metode brainstorming. Diskusi adalah membahas suatu masalah oleh sejumlah anggota murid, setiap murid bebas untuk mengemukakan pendapat, menyumbangkan ide, saran, dan informasi yang dimiliki dalam pembelajaran. Setiap murid bebas pula menanggapi, mendukung, atau bahkan tidak sepihak dengan pendapat tersebut. Sedangkan dalam metode brainstorming, semua ide, gagasan atau pendapat ditampung oleh satu orang yang ahli yaitu dalam pembelajaran kitab kuning ini yang dimaksud adalah ustadz, dan hasilnya kemudian dijadikan peta gagasan.25 Menurut Danajaya brainstroming dirancang untuk mendorong seseorang atau kelompok mengekspresikan berbagai macam ide dan menunda penilaian-penilaian kritis. Setiap murid menawarkan ide, lalu guru mengkombinasikan berbagai macam ide tersebut hingga ditemukan kesepakatan bersama. Dalam pembelajaran kitab kuning, murid mengemukakan pendapat atau gagasannya, dan menyelaraskan



Achmad Ainur Ridho, “Implementasi Metode Al-Miftah Dalam Membaca Kitab Kuning di SMPIT Daar El-Qur’an Pakis Kabupaten Malang”, Skripsi, (Malang: Central Library Of Maulana Malik Ibrahim State Islamic University Of Malang, 2019), h. 31, t.d. 25 Afandi, Muhammad dkk. 2013. Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah, Semarang: UNISSULAPRESS, hlm. 103. 24



25



dengan materi yang dibahas, sehingga para murid mempunyai jalan keluar dari pemikiran-pemikiran mereka.26



26



Danajaya, U. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia, hlm.79.



26



BAB III METODE PENELITIAN



A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yakni pendekatan yang lebih menekankan analisisnya pada proses pengambilan simpulan yang bersifat deduktif/induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika illmiah. Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran penulis di lapangan sangat penting sekali mengingat penulis bertindak langsung sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa atau bagaimana keadaan suatu (fenomena atau kejadian) dan melaporkan bagaimana adanya. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu tentang keadaan yang ada di lapangan yang diteliti, diamati dan berdasarkan atas pengamatan yang dilakukan. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan tentang cara penerapan Metode AlMiftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning



di Pondok



Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. B. Subjek dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah ustadz yang mengajarkan ilmu alat menggunakan Metode Al-Miftah lil ‘Ulum dan santri yang



27



diajarkan ilmu alat menggunakan



Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok



Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan tersebut. C. Data dan Sumber Data 1. Data Mengenai data yang akan digali dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data pokok dan data penunjang. a. Data Pokok Yang menjadi data pokok dalam penelitian ini adalah: 1) Data yang berkenaan dengan penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru yang meliputi sebagai berikut : a) Cara menentukan santri yang akan diajari membaca kitab kuning



menggunakan metode Al-Miftah lil



‘Ulum. b) Cara memberikan



materi pembelajaran membaca



kitab kuning dengan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum. 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Metode AlMiftah lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru yang meliputi :



28



a) Faktor ustadz b) Faktor santri c) Faktor waktu d) Faktor lingkungan b. Data Penunjang Data penunjang adalah data pelengkap yang mendukung data pokok, yang menjadi data penunjang dalam penelitian ini adalah gambaran umum keadaan Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru yang meliputi : 1) Sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Darul Ilmi. 2) Letak Geografis. 3) Kepemimpinan Pondok Pesantren Darul Ilmi. 4) Struktur organisasi. 5) Visi dan Misi. 6) Keadaan ustadz. 7) Keadaan sarana prasarana. 2. Sumber Data Untuk memperoleh data yang akurat dan akuntabel, maka penulis mengambil data yang bersumber dari beberapa informan yaitu sebagai berikut: a.



Pengasuh



b.



Ustadz



c.



Tata Usaha



d.



Santri Pondok Pesantren Darul Ilmi



D. Teknik Pengumpulan Data



29



Untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah pencatatan atau pengamatan langsung secara sistematis terhadap objek atau medan yang diikuti.27 Teknik ini digunakan dalam rangka mengamati tentang proses penerapan



Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam



pembelajaran membaca kitab kuning di pondok pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. 2. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu, hal ini merupakan proses tanya jawab lisan. 28 Metode ini penulis gunakan sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab, baik dengan pengasuh, ustadz yang melaksanakan pembelajaran membaca kitab kuning dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum, tata usaha dan santri di Pondok Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang ada dilokasi penelitian seperti halnya sejarah singkat berdirinya pondok pesantren Darul Ilmi, keadaan pengajar dan keadaan santri serta sarana dan prasarana yang ada dilokasi tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai data, sumber data dan teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel berikut ini: 27 28



Husaini Usman, dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 54 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 106



30



Matriks Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data N O 1



DATA



SUMBER DATA



TEKNIK PENGUMPULAN DATA



Data Pokok a. Data



yang



berkenaan



Observasi dan wawancara



dengan penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran



membaca



kitab kuning di Pondok Pesantren



Darul



Liang



Ilmi



Anggang



Banjarbaru yang meliputi sebagai berikut : 1) Cara santri



menentukan yang



akan



diajari membaca kitab kuning menggunakan



Ustadz



metode Al-Miftah lil ‘Ulum. 2) Cara materi



memberikan pembelajaran



membaca kitab kuning dengan



Metode



Miftah Lil ‘Ulum. b. Faktor-faktor yang



AlUstadz



31



mempengaruhi penerapan Metode Al-Miftah lil ‘Ulum dalam pembelajaran membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru yang meliputi : 1) Faktor ustadz Pengasuh,Ustadz dan santri



2) Faktor santri 3) Faktor waktu Data Penunjang, yaitu gambaran umum



keadaan



Pesantren



Darul



Anggang



Pondok Ilmi



Liang



Banjarbaru



yang



meliputi : 1)



Sejarah singkat berdirinya



Pondok Pesantren Darul Ilmi. 2)



Letak Geografis.



3)



Kepemimpinan



Pondok



Pesantren Darul Ilmi. 2



4)



Struktur organisasi.



Observasi, wawancara dan dokumentasi.



5)



Visi dan Misi.



32



6)



Keadaan para ustadz.



7)



Keadaan sarana prasarana.



Pengasuh, Tata Usaha, Ustadz dan Santri



E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan di olah melalui beberapa tahapan yaitu: a. Editing Penulis melakukan pengecekan kembali terhadap data yang telah terkumpul, untuk mengetahui apakah jawaban yang telah terisi lengkap dan dapat dipahami serta kejelasan tulisan responden. b.



Klasifikasi Data Penulis mengklasifikasi data-data hasil jawaban responden menurut macamnya dengan memberikan klasifikasi data, penulis mengelompokkan data dan memilah data sehingga mendapat gambaran yang sesuai dengan data yang digali pada tiap-tiap data yang diperoleh.



33



2. Analisis Data Data yang disajikan kemudian dianalisis secara kualitatif dengan mempertegas masalah yang ada dan mengaitkannya satu sama lain. Sehingga permasalahan semakin jelas dan mudah menarik kesimpulan, dan metode yang digunakan adalah induktif yakni menyimpulkan secara umum berdasarkan fakta khusus yang ditemukan dilapangan. F. Prosedur Penelitian Penelitian ini melalui beberapa tahapan yang penulis tempuh, yaitu: 1. Tahap Pendahuluan a. Penjajakan awal kelokasi penelitian. b. Membuat desain proposal penelitian. c. Mengajukan desain proposal kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi 2. Tahap Persiapan a. Seminar desain proposal. b. Memohon surat pengantar riset kepada ketua jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas. c. Membuat pedoman dan observasi. 3. Tahap Pelaksanaan a. Menghubungi responden dan informan untuk menggali data dengan teknik yang sudah ditentukan. b. Melakukan observasi untuk menggali data-data penunjang. c. Mengumpulkan data yang berbentuk dokumentasi dan menyajikanya. d. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh.



34



e. Menyempurnakan naskah laporan sesuai arahan dan saran dari dosen pembimbing. 4. Tahap penyusunan laporan Dalam tahap ini penulis menyusun laporan hasil penelitian berdasarkan sistematika yang telah ditetapkan, kemudian diserahkan kepada pembimbing serta berkonsultasi untuk diperbaiki dan dikoreksi dan selanjutnya disetujui. Setelah itu diperbanyak untuk diajukan dalam munaqasyah skripsi untuk diuji dan dipertahankan.



BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN



A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penulis melaksanakan penelitian ini di Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru yang terletak di Jl. A. Yani Km. 19,200. Kelurahan Landasan Ulin Barat. Adapun mengenai gambaran umum lokasi penelitian tersebut dapat dilihat pada uraian berikut: 1. Letak geografis Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru Pondok Pesantren Darul Ilmi terletak di Kecamatan Landasan Ulin Barat, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara Geografis lokasi Pondok Pesantren Darul Ilmi sangat strategis yaitu terletak di jalan Jendral Ahmad Yani Km 19.200, yang merupakan jalan trans Kalimantan yang menghubungkan kota Banjarmasin dengan kota-kota lainnya. Lokasi Pondok Pesantren Darul Ilmi mempunyai aksebilitas (daya jangkau) yang tinggi terhadap daerah-daerah hinter land (daerah pendukung) di sekitarnya. Oleh



35



karena itu yang tinggal di Pondok Pesantren Darul Ilmi bukan hanya berasal dari daerah Landasan Ulin saja, melainkan juga berasal dari daerah lainnya seperti daerah Gambut, Banjarmasin, Hulu Sungai bahkan dari daerah luar Kalimantan Selatan seperti Kalimantan Tengah, juga daerah Sulawesi. TABEL 4.1 BATAS WILAYAH PONDOK PESANTREN DARUL ILMI A



Sebelah Timur



Perumahan guru Pondok Pesantren Darul



B C D



Sebelah Barat Sebelah Utara Sebelah Selatan



Ilmi Perumahan Penduduk Kebun Penduduk Jalan A. Yani/rumah penduduk



2. Sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru Adapun sejarah singkat mengenai Pondok Pesantren Darul Ilmi adalah sebuah Pesantren yang memadukan antara sistem tradisional dan modern. Lokasi Pondok Pesantren ini terletak di Jl. A. Yani Km. 19.200 Rt.9 Rw.3 Landasan Ulin Barat Kec. Lianganggang Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Pondok Pesantren Darul Ilmi didirikan oleh H. Ilmi (alm) beliau adalah seorang yang mempunyai kemauan keras untuk menuntut ilmu. Namun karena keadaan ekonomi keluarga yang berkekurangan keinginan beliau yang terpendam untuk mengenyam pendidkan yang lebih tinggi tidak terpenuhi. Oleh karena itu beliau berkeinginan untuk mendirikan sebuah Pondok Pesantren sebagai tempat penampungan bagi anak-anak yatim, khususnya yang tidak mampu. Mereka tidak hanya dididik dengan pengetahuan agama, tetapi juga dicukupi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Berkat kerja keras dan doa, akhirnya dengan anugerah dan rezeki yang cukup dari Allah SWT, beliau dapat mendirikan sebuah lembaga pendidikan,



36



tepatnya pada tanggal 13 Juni 1983 dengan nama Pondok Pesantren Darul Ilmi. Sebuah nama yang diambil dari nama beliau (pendiri). Seiring berlalunya waktu Pondok Pesantren Darul Ilmi semakin berkembang hingga saat ini, bahkan para ustadz atau ustadzah nya pun sudah banyak yang bertempat tinggal di sekitar pondok sehingga lebih memudahkan mereka untuk mengajar dan mengawasi para santri di Pondok Pesantren Darul Ilmi. 3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Ilmi Adapun visi dan misi Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru adalah sebagai berikut: TABEL 4.2 VISI DAN MISI PONDOK PESANTREN DARUL ILMI BANJARBARU VISI MISI mengembangkan a. Mendidik santri terampil serta



a. Berusaha



Pondok itu sendiri dengan selalu



menguasai ilmu fardu ‘ain dan



membangun kerja sama dengan



fardu kifayah yang mengakar di



sesama alumi, masyarakat serta



masyarakat.



pemerintah maupun organisasi- b. Mendidik organisasi



kemasyarakatan



santri



ahli



dalam



bidang ilmu Fiqih Islam.



lainnya untuk kemajuan Pondok c. Mendidik santri terampil dalam Pesantren Darul Ilmi.



ilmu pengetahuan dan teknologi.



b. Mempersiapkan peserta didik d. Mendidik santri agar memiliki (santri)



ahli



dibidang



Ilmu



Agama Islam serta memiliki wawasan yang cukup terhadap iptek dengan landasan imtaq yang mantap.



skill hidup dan berakhlak mulia.



37



4. Data tenaga pendidik dan kependidikan Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru TABEL 4.3 TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DARUL ILMI BANJARBARU



Tempat Tanggal Lahir



No. Induk



Nama Lengkap



1



8306138 9001



Drs. KH. Himron Mahmud, M.I.Kom



Tabulo, 0204-1956



2



8306139 1002



Dra. Nyai Hj. Alusiah Ilmi



3



No



L/ P



Nama Ibu Kandung



Pendidikan Terakhir



TMT



Tugas Tambahan



1989



Pimpinan Pondok Pesantren



L



Hj. Salma Basir



S2 Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin



Banjarmasin , 12-121963



P



Hj. Acil Ramnah



S1 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta



1991



Wakil Pimpinan Muallimat



8306138 7003



KH. Muhamm ad Kurnain Ishak



Kalua, 1206-1953



L



Hj. Zaleha



Pon-Pes Darussalam Martapura



1987



 



4



8306138 7004



KH. Abul Hasan



Amuntai, 23-03-1954



L



Hj. Salamiah



Pon-Pes Darussalam Martapura



1987



5



8306138 7005



Drs. KH. Abdurrah man



Amuntai, 13-08-1965



L



Hj. Salamiah



S1 IAIN Antasari Banjarmasin



1987



Wali Kelas



1987



 



6



8306138 7006



KH. Hamdi



Kuala Tungkal, 09-11-1954



L



Hj. Halimah S



Pon-Pes Datuk Kelampaian Bangil Pasuruan Jatim



7



8306139 1007



KH. Ahmad Murni



Bitin, 0102-1968



L



Murah



Pon-Pes Darussalam Martapura



1991



Wali Kelas



8



8306139 2008



Ust. Syarmawi



Gambut, 0203-1970



L



Tembrah



Pon-Pes Darul Ilmi Banjarbaru



1992



Bendahara Pondok Peantren



8306139 4009



Ust. Sobirin



Martapura, 19-07-1975



L



Askiah



1994



Wali Kelas



9



Pon-Pes Darul Ilmi



38 Banjarbaru



Halimah



Universitas Ahmad Yani (UVAYA) Banjarmasin



1997



Kepala Muallimat



Hj. Maryam



S1 Universitas Al-Azhar Cairo Mesir



1999



Wakil Pimpinan Muallimin



L



Hj. Mainoor



S1 IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta



1999



 



Banjarmasin , 08-111974



L



Syarifah Thalhah



Ma’had Aly Datuk Kelampaian Bangil Jatim



2001



 



Lombok Timur, 0203-1975



L



Siti Maryam



S1 IAIN Antasari Banjarmasin



2002



Kepala Muallilim



Arbainah



Pon-Pes Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jatim



2002



 



Hj. Janai



Pon-Pes Datuk Kelampaian Bangil Pasuruan Jatim



2003



Wali Kelas



2003



Pembina Tahfiz Putra & Wali Kelas



10



8306139 7010



Ust. Abdul Wahab



Banjarmasin , 06-021976



L



11



8306139 9011



KH. Sapwani Karani, Lc



Negara, 2109-1968



L



12



8306139 9012



Ust. H. Irwan Setiawan, S.Ag



Banjarmasin , 14-111969



13



8306130 1013



Habib Muhamm ad AsSegaf



14



8306130 2014



Ust. Sir’an Taufiq, S.Pd.I



15



8306130 2015



Ust. H. Salapuddi n



Banjarmasin , 06-061970



L



16



8306130 3016



Kyai Syahruddi n



Danau Panggang, 26-10-1963



17



8306130 3017



Ust. Muhamm ad AlHafiz



Majalengka, 15-06-1975



L



Sairah



Pon-Pes Darussalam Martapura



18



8306130 4018



Ust. Abdurrah man Efendi, S.Pd.I



Amuntai, 30-02-1980



L



Hariyati



S1 IAIN Antasari Banjarmasin



2004



 



19



8306130 4019



Ust. Hidayat



Tamban, 07-03-1983



L



Asnah



STAI AlFalah Banjarbaru



2004



Kepala TU Muallimin



20



8306130 5020



KH. Rusydi, Lc



Bitin, 2802-1970



L



Kamah



S1 Islamic Univercity Madinah



2005



 



21



8306130 5021



Ust. Muhamm



Batu Mulia,



L



Siti



2005



Pembina



L



S2 IAIN Sunan Ampel



39 ad Toriqul Arif, M.Pd.I



27-03-1982



22



8306130 5022



Ust. Muhamm ad Abror Masrawi



Amuntai, 09-07-1983



23



8306130 6023



Ust. Muhamm ad Ibnu Dahlan



24



8306130 6024



Ust. Said Tohir



Ruhamah



Surabaya Jatim



L



Raudah



Ma’had Aly Az-Zein Bogor Jabar



2005



Wali Kelas



Banjarmasin , 03-051982



L



Hj.Jariah



Ma’had Aly Az-Zein Bogor Jabar



2006



Wali Kelas



Batu Mulia, 04-02-1982



L



Sairah



Pon-Pes Darussalam Martapura



2006



Wali Kelas



2006



Wali Kelas



Buletin



25



8306130 6025



Ust. H. Husin Kaderi



Banjarbaru, 17-07-1984



L



Hj. Rusmiah



Pon-Pes Darullugoh Wadda’wah Bangil Pasuruan Jatim



26



8306130 6026



Ust. Abdul Kadir, S.Pd.I



Banjarmasin , 01-011987



L



Rusdiana



S1 STAI Darussalam Martapura



2006



Wali Kelas



27



8306130 6027



Ust. Abdul Hamid, S.Pd.I



Martapura, 08-12-1983



L



Rusinah



S1 STAI Darussalam Martapura



2006



Staf TU



28



8306130 7028



Ust. Wardi, S.Pd.I



Barabai, 1303-1987



L



Hj. Shopiah



S1 STAI AlFalah Banjarbaru



2007



Wali Kelas



29



8306130 7029



Ust. Supian Suri, S.HI, Lc



Anjir Serapat, 2708-1979



L



Pahriati



S1 Universitas Imam Muhammad Bin Su’ud (LIPIA) Jakarta



2007



Wali Kelas



30



8306130 7030



Ust. Hamka, S.Pd.I



Kelua, 1012-1984



L



Hj. Baidah



S1 STAI Darussalam Martapura



2007



Humas



31



8306130 7031



Ustzh. Hj. Siti Maimanah , S.Pd.I



Banjarmasin , 24-101980



P



Hj. Marhamah



S1 STAI AlFalah Banjarbaru



2007



Pengasuh Putri



32



8306130 7032



Ust. Ahmad Sirotullah



Tumih, 1103-1986



L



Armiyah



Pon-Pes Darul Ilmi Banjarbaru



2007



Staf TU



33



8306130 9033



Ust. Syahid



Sukamaju,



L



Maimunah



2009



Wali Kelas



S1 STAI AlFalah



40 Mahmud HA, S.Pd.I



26-06-1984



Banjarbaru



34



8306130 9034



Ustzh. Rahimah, Lc



Landasan Ulin, 26-081985



P



Ariah



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2009



 



35



8306130 9035



Ust. Akhmad Yadi, S.Pd.I



Jejangkit Timur, 1208-1988



L



Arbayah



S1 IAIN Antasari Banjarmasin



2009



Kesiswaan



36



8306131 0036



Ust. H. Muhamm ad Irhami, Lc



Rantau, 0508-1986



L



Hj. Atikah



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2010



Wali Kelas



37



8306131 0037



Ust. H. Muhamm ad Ibnu Athaillah



Amuntai, 16-03-1984



L



Hj. Norma



Lembaga Tahfidz AlQur’an Masjid Al-Haram Makkah



2010



Wali Kelas



38



8306131 0038



Ust. Muhamm ad Nasir



Batola, 1802-1992



L



Siti Masrufah



Universitas Islam Kalimantan (UNISKA)



2010



Wali Kelas



39



8306131 0039



Ust. Khairil Anwar



Pantai Harapan, 10-01-1987



L



Hindun



Pon-Pes Darul Ilmi Banjarbaru



2010



Staf TU



40



8306131 1040



Ust. H. Muhamm ad Rusdan



Amuntai, 11-04-1972



L



Hj. Rusniah



Pon-Pes Darussalam Martapura



2011



 



41



8306131 1041



Ustzh. Rahmila Sari, S. Pd. I



Banjarmasin , 17-121990



P



Atiah Rahmah



S1 STAI AlFalah Banjarbaru



2011



Wali Kelas



42



8306131 1042



Ust. Muhamm ad Rafi’i



Banjarmasin , 12-041991



L



Musainah



Pon-Pes Darul Ilmi Banjarbaru



2011



Staf TU



43



8306131 1043



Ustzh. Millati Amalia



Landasan Ulin, 26-041992



P



Asiah



Pon-Pes Darul Ilmi Banjarbaru



2011



Wali Kelas



44



8306131 2044



Ustzh. Lailatan, S. Pd. I



Sei Musang, 14-04-1987



P



Hj. Masridah



STAI AlFalah Banjarbaru



2012



Wali Kelas



8306131 2045



Ust. Muhamm ad Aqib Maliky, Lc



Banjarmasin , 07-071985



L



Husnul Khotimah



S1 Universitas Al-Azhar Cairo Mesir



2012



 



8306131



Ust.



Banjarmasin



Hj. Noor



Rubath Tarim



2012



 



45



46



L



41 Zainal Ilmi



, 19-021992



Jannah



Hadro Maut Yaman



47



8306131 2047



Ust. Amrullah Abdan, M. H



Barabai, 0708-1981



L



Mardiana



S1 IAIN Antasari Banjarmasin



2012



Wakil Kepala Muallimin



48



8306131 3048



Ust. Taufik Rahman



Banjarmasin , 07-101985



L



Hj. Astaniah



Pon-Pes Darussalam Martapura



2013



Wali Kelas



49



8306131 3049



Ust. Muhamm ad Ahyad



Barabai, 3008-1988



L



Hj. Wahidah



Ma'had Aly Darussalam



2013



Wali Kelas



50



8306131 3050



Ust. H. Muhamm ad Yahya



Mekkah, 24-09-1980



L



Hj. Busro



Ma'had Aly Solatiyah Mekkah Arab Saudi



2013



Pembin Tahfiz Putri & Wali Kelas



51



8306131 3051



Ustzh. Hj. Siti Fatimah, S.Pd.I



Muara Jaya, 12-10-1981



P



Hj. Norhani



S2 IAIN Antasari Banjarmasin



2013



Wakil Kepala Muallimat



52



8306131 4052



Ustzh. Siti Rahmawat i, M.Pd.I



Batu Ampar, 0912-1986



P



Tasmi



S2 IAIN Antasari Banjarmasin



2014



Kepala TU Muallimat



53



8306131 5053



Ust. M. Amril Kurniawa n



Kotabaru, 25-05-1987



L



Istiqomah



Ma’had Aly Az-Zein Bogor Jabar



2015



Wali Kelas



54



8306131 5054



Ust. H. Muhamm ad Imamul Muttaqien



Banjarmasin , 09-041991



L



Hj. Zuraidah. HD



Rubath Athos Mukalla Yaman



2015



Wali Kelas



56



8306131 5056



Ust. Munawwi r, Lc



Tawai Timur, 2505-1985



L



Siti Rafi'ah



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2015



Wali Kelas



57



8306131 5057



Ust. Ahmad Syauqi, Lc



Negara, 1601-1988



L



Ernawati



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2015



Wali Kelas



58



8306131 5058



Ustzh. Hj. Siti Rahmania h, B.Sc



Banjarbaru, 02 -12-1992



P



Hj. Mursyidah



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2015



Wali Kelas



59



8306131 6059



Ust. Ziyad Nur Rahman



Banjarmasin , 01-081994



L



Dra. Nyai Hj. Alusiah Ilmi



UIN Antasari Banjarmasin



2016



60



8306131 7060



Ust. Ahmad Azhar



Dasan Bagik, 2805-1992



L



Raiyah



Pon-Pes Darul Ilmi Banjarbaru



2017



2046



 



Staf TU



42



61



8306131 7061



Ust. Agung Dwi Laksana, Lc



Banjarbaru, 30-11-1994



L



Dr. Rina Listia, M Pd



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2017  



62



8306131 7062



Ust. Luthfillah, Lc



Lupak Dalam, 211-1994



L



Hj. Faridah



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2017



63



8306131 7063



Ustzh. Aminah, B. Sc



Telaga Langsat, 1011-1995



P



Wardah



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2017



8306131 7064



Ustzh. Aulia Magfirah, B. Sc



Banjarmasin -28-04-1996



P



S1 Universitas Al-Ahgaff Yaman



2017



64



Siti Sayidah, S. Ag



Wali Kelas



 



 



B. Penyajian Data 1. Penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru Sebagaimana yang telah penulis kemukakan terdahulu, bahwa masalah yang akan disajikan dalam skripsi ini adalah tentang Penerapan Metode AlMiftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membava Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. Data yang diperoleh dari hasil yang dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data diantaranya observasi, wawancara, dan dokumentasi yang digali pada objek penelitian “Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru” bahwasanya pencetus metode Al-Miftah Lil ‘Ulum adalah Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Kemudian Pondok Pesantren Darul Ilmi mengadopsi metode tersebut pada tahun 2019 untuk diterapkan dalam ekstrakurikuler yang diharapkan dapat menunjang kompetensi santrinya dalam membaca kitab kuning dengan cepat, baik dan



43



benar. Program ekstrakurikuler metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok pesantren Darul Ilmi sudah meluluskan dua alumnus. Seperti yang disampaikan oleh Ustadz Sir’an Taufiq, S.Pd.I selaku kepala Mu’allimin Pondok Pesantren Darul Ilmi “metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini kita jadikan salah satu ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Darul Ilmi mulai tahun 2019 dengan harapan santrisantri yang memiliki minat lebih besar untuk bisa membaca kitab kuning dengan cepat, baik dan benar dapat terbantu dengan diadakannya ekstrakurikuler ini, dan kebetulan ada alumnus Pondok Pesantren Darul Ilmi yang setelah lulus dari sini melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Sidogiri dan sekarang kembali lagi untuk mengabdikan dirinya ke Pondok Pesantren ini”29 Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dijadikan sebagai salah satu ekstrakurikuler yang di ikuti oleh santri-santri yang berminat saja dan dalam pembelajarannya ada empat jilid kitab yang digunakan. Terdapat satu kitab yang dikhususkan menampung semua nadzom dalam semua jilid. Dan terdapat satu kitab yang edisi khusus tasrif. Pada akhir setiap jilid terdapat soal-soal latihan untuk mengetahui kemampuan santri setelah belajar membaca kitab kuning dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum. Materi yang ditekankan dalam metode ini adalah memperdalam ilmu nahwu dan sharaf sehingga santri lebih mudah mengetahui kedudukan setiap kalimat dalam kitab kuning. Dalam pelaksanaannya, metode Al-Miftah Lil ‘Ulum memiliki proses pembelajaran yang memiliki beberapa langkah, dan langkah-langkah tersebut adalah: a. Persiapan Dalam suatu proses belajar mengajar, persiapan merupakan langkah awal yang dilakukan oleh ustadz, di mana ustadz mempersiapkan segala 29



Wawancara dengan Ustadz Sir’an Taufiq, S.Pd.I, Kepala Mu’allimin Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal



17 Oktober 2021



44



sesuatu yang berhubungan dengan interaksi santri selama di dalam kelas, baik menentukan tujuan dan materi apa yang akan disampaikan. Dalam pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini terbagi menjadi tiga pembagian kelas sesuai dengan kemampuan pemahaman santri yaitu: Mubtadi (santri yang masih memahami jilid 1 dan 2 sebagian), Mutawassith (santri yang mampu memahami jilid 2 keseluruhan dan jilid sebagian jilid 3) dan Mutaqaddim (santri yang memahami jilid 3 dan jilid 4).30 Persiapan pertama yang dilakukan oleh ustadz yaitu mental, karena harus menghadapi para ssantri yang memiliki kemampuan dan latar belakang yang beragam dalam setiap jenjang kelas. Beberapa komponen yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan proses pembelajaran yaitu: 1) Menentukan tujuan belajar Dalam proses pembelajaran tujuan sangatlah penting karena dengan adanya tujuan pembelajaran proses belajar mengajar juga jelas. Tujuan yang akan dicapai oleh Pondok Pesantren Darul Ilmi adalah supaya para santri mampu membaca kitab kuning dan menguasai Bahasa Arab. “Bukan saja mampu membaca kitab kuning, akan tetapi mampu menerapkan dalam menguasai Bahasa Arab”31 Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa Pondok Pesantren Darul Ilmi juga mempunyai tujuan khusus agar santrisantrinya menjadi generasi muda yang berwawasan luas. Wawancara dengan Ustadz Abdul Latif, pengajar membaca kitab kuning dengan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 1 November 2021 31 Wawancara dengan Ustadz Abdul Latif, pengajar membaca kitab kuning dengan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 1 November 2021 30



45



Tujuan pembelajaran juga disampaikan kepada santri supaya lebih mengetahui apa maksud dari belajar dengan metode AlMiftah Lil ‘ulum tersebut, terlebih lagi mempelajari ilmu nahwu dan sharaf. 2) Menentukan bahan ajar atau materi. Materi yang diajarkan di Pondok Pesantren Darul Ilmi dalam program Al-Miftah Lil ‘Ulum disesuaikan dengan jenjang kemampuan siswa yang terbagi menjadi 3 kelas yaitu mubtadi, mutawassith dan mutaqaddim. Yang mana setiap harinya mempelajari Nahwu dan Sharaf melalui metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini. Dan ustadz mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan supaya nantinya santri lebih mudah untuk memahami, mengingat dan menerapkan apa saja yang terdapat di metode AlMiftah Lil ‘Ulum. 3) Menyusun alat evaluasi Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting karena dengan adanya evaluasi dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan santri dalam memahami materi Al-Miftah Lil ‘Ulum yang telah dipelajari. Dalam menyusun alat evaluasi metode AlMiftah Lil ‘Ulum ini jenis tes yang digunakan adalah tes tulis dan tes lisan. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi akan dilaksanakan setelah semua perangkat dan kebutuhan kegiatan pembelajaran sudah terpenuhi. Dan selanjutnya



46



melaksanakan apa yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tahap pelaksanaan ini lebih menekankan terhadap bagaimana ustadz dapat memahamkan santri lebih dalam dan rinci terhadap metode Al-Miftah Lil ‘Ulum. Pada tahap ini terdapat beberapa proses yang ditempuh untuk melaksanakan



pembelajaran



Al-Miftah



Lil



‘Ulum.



Pelaksanaan



pembelajaran Al-Miftah Lil ‘Ulum dilakukan pada malam hari selama satu jam , yaitu pukul 20:00 sampai 21:00 WITA. “pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi dilaksanakan pada malam hari, mulai dari setelah shalat isya sampai jam 21:00 WITA, setiap malam kecuali malam Jum’at dan malam Ahad, dilaksanakan malam hari karena merupakan ekstrakurikuler yang letaknya diluar dari jam pembelajaran formal”32 Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini memiliki empat jilid kitab pembelajaran. Dari empat jilid kitab tersebut proses pembelajarannya tidak diselesaikan atau ditempuh pada satu waktu, akan tetapi memiliki tahap-tahap yang sudah direncanakan oleh pengajar. Ustadz Abdul Latif selaku pengajar ilmu alat dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi menyampaikan pembagian kelas sesuai dengan kemampuan pemahaman santri dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Mubtadi, Mutawassith dan Mutaqaddim. Sebelum mengikuti program Al-Miftah Lil ‘Ulum ini, santri dituntut mampu menguasai baca tulis Al-quran. Jadi santri yang belum menguasai baca tulis Al-quran akan diberi kelas khusus yang disebut dengan kelas shifir (kelas khusus penguasaan baca tulis Alquran), sehingga jika mereka telah mampu menguasai baca tulis Al-quran



Wawancara dengan Ustadz Abdul Latif, pengajar membaca kitab kuning dengan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 1 November 2021 32



47



dengan baik barulah mereka boleh mengikuti ekstrakurikuler Al-Miftah Lil ‘Ulum ini dari jenjang yang terendah yaitu Mubtadi. Pada awal penerapan, ustadz pengajar Al-Miftah Lil ‘Ulum cukup ragu mengajarkan ilmu nahwu dan sharaf ini kepada para santri di Pondok Pesantren Darul Ilmi. Akan tetapi setelah berjalan beberapa pertemuan ternyata dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini lebih efektif dan efisien dalam pembelajaran membaca kitab kuning. “metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini dapat membuat santri lebih mudah untuk mampu membaca kitab kuning dengan baik dan benar, saya merasakan keefektifan dan keefesienan dari metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini, karena selama saya mengajar selalu ada peningkatan dari santri” 33 Menurut para santri metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini berbeda, mudah memhaminya dan menerapkannya. Karena didalam metode ini dikemas dengan nyanyian-nyanyian yang popular dalam menghafalkan nadzom atau kaidah-kaidah yang ada.34 Dan empat jilid kitab ini juga dilengkapi terjemahan-terjemahan kaidah yang memudahkan santri menghafal dan memahaminya.35 Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini lebih mengarah kepada menghafal dan membaca. Sedangkan pendekatan pembelajaran Al-Miftah Lil ‘Ulum ini adalah mengulang. Karena dalam metode ini memiliki nadzom di setiap jilid bahkan setiap bab dibentuk dengan lagu-lagu, sehingga memudahkan santri untuk mengingat dan memahami apa yang sudah dipelajari dalam metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini.



33 Wawancara dengan Ustadz Abdul Latif, pengajar membaca kitab kuning dengan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 1 November 2021 34 35



Wawancara dengan MR, santri Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 4 November 2021 Wawancara dengan MR, santri Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 4 November 2021



48



Dari beberapa pernyataan diatas, pembelajaran Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini diberikan kepada santri yang mengikuti ekstrakurikuler metode ini saja dengan persyaratan santri-santri tersebut menguasai baca tulis Alquran. Dan kegiatan ini dilaksanakan selama satu jam dari pukul 20:00 sampai 21:00 WITA, selama lima hari dalam satu Minggu yaitu hari Minggu, Senin, Selasa, Rabu, dan Jum’at. Pembelajaran metode AlMiftah Lil ‘Ulum ini difokuskan untuk memperdalam dan mempercepat santri dalam membaca kitab kuning, pengajar Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi merupakan alumnus dari Pondok Pesantren Darul Ilmi sendiri yang kemudian beliau melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Sidogiri dan kemudian kembali lagi ke Pondok Pesantren Darul Ilmi untuk mengabdikan diri sebagai pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum. Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini mempunyai empat jilid kitab dan satu buku yang berisi khusus nadzom. Dalam mempelajari Al-Miftah Lil ‘Ulum ini dilaksanakan satu persatu. Sebelum proses pembelajaran dimulai, santri bersama-sama membaca doa akan belajar dan dilanjutkan membaca nadzom antara 10-15 menit dengan dipandu oleh pengajar kelas masing-masing. Kemudian ustadz memulai proses pembelajaran sesuai dengan jilid yang akan dipelajarinya. c. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan yang terjadi pada santri. Pembelajaran membaca kitab kuning denagn metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di pondok Pesantren Darul Ilmi ini dilaksanakan setelah penyelesaian jilid. Tes yang diikuti santri ini



49



merupakan tes kenaikan jilid. Setiap setelah menyelesaikan jenjang jilid yang ditentukan, pengajar akan memberikan latihan-latihan soal untuk mengukur kemampuan santri dalam menghadapi ujian kenaikan jilid. Materi tes tulis yang diberikan kepada santri itu sesuai dengan jilid yang sudah dipelajari, begitu juga dengan tes lisan. Untuk tes tulis santri wajib mendapat nilai 85, jika nilai dibawah 85 tidak diijinkan untuk naik jilid atau jenjang. Sedangkan untuk tes lisan, santri tidak boleh menjawab salah lebih dari 3 kesalahan, jika lebih dari 3 kesalahan, santri juga tidak diijinkan naik jilid atau jenjang. Tes kenaikan jilid ini diuji oleh ustadz khusus pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum. Dari evaluasi yang dilakukan setiap hari kepada santri dalam proses pembelajaran Al-Miftah Lil ‘Ulum ustadz dapat mengetahui kemampuan dan kemauan santri, sehingga ustadz dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dirasa masih kurang memahamkan terhadap para santri. 2. Faktor Pendukung Penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Membaca Kitab Kuning Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. Faktor pendukung yang dimaksud oleh peneliti adalah hal-hal yang mendukung pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum baik yang dialami oleh santri maupun yang dialami oleh tenaga pengajar atau ustadz. Dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa hal yang mendukung proses pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum diantaranya: a. Motivasi dari Pimpinan Pondok Pesantren



50



“kehadiran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini sangat kami amini dengan harapan santri-santri kita dapat terbantu untuk membaca kitab kuning dengan kaidah-kaidah nahwu dan sharaf yang baik dan benar serta akan lebih menggembirakan jika santri dapat dengan cepat mencapai targettarget yang kita tetapkan”36 b. Motivasi dari Kepala Muallimin “metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini sangat kami dukung keberadaannya di Pondok Pesantren Darul Ilmi ini, meskipun belum bisa kami masukkan dalam mata pelajaran yang resmi akan tetapi kami berharap adalebih bnayak para wisudawan dari program pembelajaran ini yang nantinya dapat membantu para pengajar yang sekarang terbatas jumlahnya agar suatu saat dapat dimasukkan kedalam mata pelajaran yang resmi dipelajari di lembaga muallimin Pondok Pesantren Darul Ilmi”.37 c. Semangat Santri Yang Mengikuti Program Pembelajaran Metode AlMiftah Lil ‘Ulum “Saya sangat senang belajar membaca kitab kuning dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini, karena cara belajarnya sangat menyenangkan dan tidak membosankan”38 “Belajarnya tidak monoton, dibarengi dengan lagu-lagu yang membuat kita menganggap kalau belajar nahwu dan sharaf itu mudah dan menyenangkan”39 “dulu saya susah memahami pelajaran nahwu dan sharaf, tapi dengan metode ini menjadi lebih mudah dan menjadi lebih bersemangat setiap kali mau belajar”40 3. Faktor Penghambat Penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru Hambatan-hambatan yang dimaksud oleh peneliti adalah hambatanhambatan dalam pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum, baik yang



36



Wawancara dengan Drs. KH. Himron Mahmud, M.I.Kom, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 16



Oktober 2021 37



Wawancara dengan Ustadz Sir’an Taufiq, S.Pd.I, Kepala Mu’allimin Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal



17 Oktober 2021



Wawancara dengan AZ, santri Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 4 November 2021 Wawancara dengan MA, santri Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 4 November 2021 40 Wawancara dengan AQ, santri Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 4 November 2021 38 39



51



dialami oleh santri maupun tenaga pengajar atau ustadz. Dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi. Diantara hambatan-hambatan yang terjadi adalah: a. Keterbatasan waktu Hambatan ini dirasakan oleh ustadz pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi. Ustadz merasa waktu yang disediakan kurang cukup dalam praktek pembelajaran. Pada saat pengajar menjelaskan suatu materi, tidak terasa waktunya sudah habis, sedangkan kegiatan pembelajaran belum selesai secara maksimal pada waktu itu. Berkaca pada praktek pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Sidogiri yang dilaksanakan enam jam dalam sehari, sedangkan di Pondok Pesantren Darul Ilmi hanya satu jam dalam sehari. Maka dari itu ustadz merasa waktu yang disediakan terbatas.41 Selain waktu yang terbatas, ustadz juga merasa kalau waktu malam hari yang disediakan untuk pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini tidak seefesien waktu pagi yang mana kalau pagi otak masih terasa segar dan lebih siap untuk menerima pelajaran, sementara waktu malam seharusnya otak hanya menerima materi-materi ringan atau hanya untuk mengulang-ulang pelajaran yang sudah disampaikan.42 b. Lingkungan



Wawancara dengan Ustadz Abdul Latif, pengajar membaca kitab kuning dengan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 1 November 2021 42 Wawancara dengan Ustadz Abdul Latif, pengajar membaca kitab kuning dengan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 1 November 2021 41



52



Hambatan dari lingkungan yang dirasakan adalah kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar dalam pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum. Hal ini disebabkan asrama santri yang mengikuti program metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini tidak dikhususkan atau berbaur dengan santri yang tidak mengikuti program tersebut sehingga terjadi beberapa ketidakselarasan kebiasaan yang dapat mempengaruhi himmah belajar saat di asrama. “saat di asrama kami merasa kurang semangat untuk mengulang materi pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum karena melihat temanteman yang tidak mengikuti program ini hanya duduk-duduk santai”43 c. Jumlah Tenaga Pengajar Tenaga pengajar yang asli dari lulusan Pondok Pesantren Sidogiri hanya satu orang selebihnya ada dua orang dari wisudawan angkatan pertama dan kedua yang membantu di jenjang mubtadi dan mutawassith, hal ini tentu saja menjadi salah satu penghambat kelancaran pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi karena jumlah kelas di Muallimin ada 23 kelas sedangkan jumlah pengajar hanya tiga orang sehingga program pembelajaran membaca kitab kuning dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini belum bisa dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang terjadwal dalam pembelajaran formal. “Pengajar Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi ini hanya saya sendiri, selebihnya hanya ada dua orang santri yang sudah diwisuda dari program ini dan kebetulan juga sudah lulus dari pendidikan di Pondok Pesantren ini, jumlah kami belum mencukupi jumlah kelas yang ada di muallimin, sehingga program masih berstatus ekstrakurikuler saja.”44



43 44



Wawancara dengan AZ, santri Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 4 November 2021 Wawancara dengan Ustadz Abdul Latif, pengajar membaca kitab kuning dengan Metode Al-Miftah Lil



‘Ulum Pondok Pesantren Darul Ilmi tanggal 1 November 2021



53



C. Analisis Data Berdasarkan data yang telah disajikan tentang Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi penulis memberikan analisis secara sederhana terhadap apa yang ingin diteliti pada penulisan ini. 1. Penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. Setelah peneliti melakukan berbagai tahapan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi, peneliti mendapatkan bahwa metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini memiliki kemiripan dengan metode drill yaitu metode latihan siap yang dilakukan oleh guru dengan jalan melatih ketangkasan atau keterampilan para murid terhadap pelajaran yang telah disampaikan. 45 serta menggabungkan antara metode ceramah dan hafalan. Dalam penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum, ustadz menggabungkan metode hafalan dan metode ceramah karena yang dipelajari selalu sama yaitu nahwu dan sharaf. Sedangkan untuk memahamkan para santri, materi yang dipelajari akan terus di ulang-ulang oleh pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum supaya santri tidak mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari. Dengan memberikan pertanyaan dan soal-soal latihan kepada santri. Hal tersebut memudahkan guru untuk melatih santri dalam memudahkan mengingat materi yang telah dipelajari. Sebelum melakukan pembelajaran, ustadz harus menyusun suatu perencanaan pembelajaran. Di dalam perencanaan tersebut ustadz akan menetapkan apa saja yang harus dilakukan dalam pembelajaran. Terdapat 45



Imansyah Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1995, hlm.100



54



beberapa definisi mengenai perencanaan yang mana rumusan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Adapun menurut Cunningham bahwa perencanaan adalah menghubungkan dan menyeleksi berbagai pengetahuan, fakta dan asumsi untuk masa depan yang memiliki tujuan memformulasi hasil yang diinginkan. Langkah-langkah kegiatan yang dibutuhkan yang akan digunakan dalam penyelesaian pembelajaran. Perencanaan disini lebigh ditekankan pada usaha dalam menghubungkan dan menyeleksi sesuatu untuk kepentingan masa depan yang diinginkan.46 Definisi lain menyebutkan bahwa perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dari rumusan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu cara yang memutuskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.47 Perencanaan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pekerjaan guna mendapatkan tujuan yang diinginkan. Begitu juga perencanaan yang dilakukan oleh ustadz pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum. Adapun langkah-langkah perencanaan yang dilakukan ustadz pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul ilmi adalah sebagai berikut: a. Pembukaan Pembukaan adalah kegiatan pengkondisian santri dalam rangka menyiapkan secara utuh keadaan santri untuk melaksanakan kegiatan Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, hlm.1 Jufri Dolong, Sudut Pandang Perencanaan Dalam Pengembangan Pembelajaran, (Jurnal UINAlaudin, Vol 5, No 1, 2016) 46 47



55



pembelajaran. Pembukaan disini terdiri dari salam, kemudian ustadz membacakan tawassul khusus dan mengajak santri membaca doa khusus sebelum melaksanakan pembelajaran.48 Adapun tawassul dan doa yang dibacakan adalah sebagai berikut:



‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َعلَى ٰالِ ِه َو‬ َ ‫ َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬i‫اِلَى َحضْ َرة النَّبِ ِّي ْال ُمصْ طَفَى‬ َ‫اَ ْز َوا ِج ِه َو اَصْ َحابِ ِه اَجْ َم ِع ْين‬. Kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.



ُ‫ اَبُوْ اأْل َس َْو ِد ال ُّدؤَ لِ ُّي َو ااْل ِ َما ُم ِس ْيبَ َو ْي ِه َو ااْل ِ َما ُم ْال َعاَّل َمة‬:‫ار النَّحْ ِويِّ ْينَ ِم ْنهُ ْم‬ ِ َ‫اح َج ِمي ِْع ِكب‬ ِ ‫ثُ َّم اِلَى اَرْ َو‬ ‫احبُ اأْل َ ْلفِيَّ ِة َوال َّش ْي ُخ َش َرفُ ال ِّدي ِْن يَحْ َي ْال ِع ْم ِر ِط ُّي َواِلَى‬ ٍ ِ‫ال َّش ْي ُخ ُم َح َّم ُد بْنُ َمال‬ َ ‫ك‬ ِ ‫ص‬ َ‫صنِّفِ ْين‬ َ ‫ِّر ْينَ َو ْال ُم‬ َ ِ ‫ج ِمي ِْع ْال ُعلَ َما ِء َو ْالفُقَهَا ِء َوالنَّحْ ِويِّ ْينَ َو ْال ُم َح ِّدثِ ْينَ َو ْال ُمفَس‬. Kemudian kepada arwah seluruh ulama pembesar nahwu: Abu Alaswad Ad-Duali, Imam Sibawaihi, Imam Kisa’I, Imam Muhammad bin Malik pengarang kitab Alfiyah, Syaikh Syarafuddin Yahya Al-Imrithiy, dan seluruh ahli fiqh, ahli nahwu, ahli hadits, ahli tafsir, dan para pengarang kitab.



‫خ ِس ْيدَاقِ ِريْ َسابِقًا َو اَل ِحقًا َواِلَى َج ِمي ِْع َم َشايِ ِخنَا‬ ِ ِ‫اح َج ِمي ِْع َم َشاي‬ ِ ‫ثُ َّم اِلَى اَرْ َو‬ ُ‫ َواُ َّمهَاتِنَا اَ ْلفَاتِ َحة‬i‫ َواَ َساتِ َذتِنَا‬... Kemudian untuk arwah seluruh guru di Sidogiri yang telah terdahulu dan kepada seluruh guru, dan para pendahulu, Al-Fatihah



‫َّحي ِْم‬ ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ مٰ ِن الر‬ Al-Miftah Lil ‘Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab, Badan Tarbiyah wa Taklim Madrasi Pondok Pesantren Sidogiri, hlm.4 48



56



۳ͯ



‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫ل هللا‬iُ ْ‫اَل اِ ٰلهَ اِاَّل هللاُ ُم َح َّم ٌد َرسُو‬



Tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.



.‫ص ْد ِريْ َو يَسِّرْ لِ ْي اَ ْم ِريْ َواحْ لُلْ ُع ْق َدةً ِم ْن لِ َسانِ ْي يَ ْفقَهُوْ ا قَوْ لِ ْي‬ َ ‫َربِّ ا ْش َرحْ لِ ْي‬ ١ͯ



‫َرب ِّْي ِز ْدنِ ْي ِع ْل ًما َوارْ ُز ْقنِ ْي فَ ْه ًما‬



Ya Allah, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka bisa mengerti perkataanku. Ya Allah tambahkanlah ilmu bagiku, dan berikanlah pemahaman kepadaku.



ٰ ۳ͯ َ‫ض بِنُوْ ِر َش ْم ِسك‬ َ ْ‫ر ِهدَايَتِكَ َك َما نَ َّورْ تَ اأْل َر‬iِ ْ‫اَللّهُ َّم نَ ِّورْ قَ ْلبِ ْي بِنُو‬ Ya Allah, terangkanlah hatiku dengan cahaya hidayah-Mu seperti engkau terangi bumi dengan cahaya matahari-Mu.



١ͯ



َ‫َّاح ِم ْين‬ ِ ‫بِ َرحْ َمتِكَ يَا اَرْ َح َم الر‬



Dengan rahmat-Mu wahai Dzat yang paling mengasihi.



ُ ‫ن ََوي‬. ِ‫ت هللا‬ ِ ‫ْت التَّ َعلُّ َم اِل ِ عْاَل ِء َكلِ َما‬ Saya niat belajar untuk menegakkan ilmu Allah. Tawassul adalah suatu kegiatan berdoa kepada Allah melalui perantara, baik perantara berupa amal baik ataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah. Sebagaimana yang dikatakan Imam As-Suyuti dalam kitabnya Faidhul Qadir Syarah Jami’ As-Shahir Al-Basyir wa Al-Nazir. Berkata Imam



57



Subki, “tawassul minta tolong dan minta syafaat kepada Allah melalui Nabi saw adalah baik dan tidak ada satu pun ulama salaf dan khalaf yang



mengingkarinya,



hingga



datanglah



Ibnu



Taimiyah



yang



mengingkarinya, menganggap tawassul itu berpaling dari jalan yang lurus serta membid’ahkannya, padahal tidak ada seorang alim pun sebelumnya yang berkata seperti itu”.49 Tawassul yang dilakukan dalam buku metode Al-Miftah Lil ‘Ulum adalah meminta bantuan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada seluruh pembesar-pembesar ilmu nahwu dan yang terakhir adalah kepada para seluruh syaikh, kiai dan ustadz yang telah lampau maupun yang sekarang sedang mengajar di Pondok Pesantren Sidogiri. Seperti yang diutarakan di dalam kamus Al-Misbah Al-Munir:



ْ ‫ب اِلَ ْي ِه بِ َع َملِ ِه‬ ٍ ُّ‫ال َو ِس ْيلَةُ َو ِه َي َما يُتَقَرَّبُ اِلَى ال َّش ِئ َو ت ََو ُّس ُل اِلَى َربِّ ِه بِ َو ِس ْيلَ ِة تَقَر‬. Artinya: “Wasilah adalah sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada sesuatu yang lain. Seseorang bertawassul kepada Tuhannya melalui wasilah (media) Taqarrub dengan amal ibadahnya,” Dan juga dikuatkan dalam kitab fiqh tradisional al-Ajwibah alghaliyah fi aqidah al-Firqah an-Najiyah:



‫ج لِ َما ثَبَت‬ َ َ‫ب هللاِ هُ َو َج َعلَهُ ْم َوا ِسطَةً اِلَى هللاِ تَ َعالَى فِى ق‬ ِ ‫التَّ َو ُّس ُل بِأَحْ بَا‬ ِ ِ‫ضا ِء ْال َح َوائ‬ ‫لَهُ ْم ِع ْن َدهُ تَ َعالَى ِمنَ ْالقَ ْد ِر َو ْال َجا ِه َم َع ْال ِع ْل ِم بِأَنَّهُ ْم َعبِ ْي ٌد َو َم ْخلُوْ قُوْ نَ َو ٰل ِك َّن هللاَ َج َعلَهُ ْم‬ ‫ َمظَا ِه ُر لِ ُك ِّل خَ ي ٍْر َوبَ َر َك ٍة َو َمفَاتِ ْي ُح لِ ُكلِّ َرحْ َم ٍة‬.



Jalaluddin Abdurrahman As-suyuti, Faidhul Qadir Syarah Jami’ al-Sahgir al-Basyir wa al-Nazir (Beirut-Lebanon: Darul Ma’rifah, 1972 ), Jilid 2, hlm.135 49



58



Artinya: “Tawassul adalah memohon kepada Allah swt melalui perantara orang-orang yang dicintai-Nya, seperti para Nabi dan Wali. Dikarenakan mereka adalah orang-orang yang telah diridhoi dan telah diberi derajat yang tinggi di sisi Allah swt.” Doa merupakan salah satu bentuk bahwa kita senantiasa mengingat Allah dan membutuhkan Allah, dengan berdoa kita mengetahui bahwa diri kita ini bukan siapa-siapa, diri kita ini lemah, tidak ada kekuatan sedikitpun kecuali atas pertolongan dari Allah. Allah lah Maha segala segala-galanya. Allah lah tempat kita memohon dan hanya Allah yang dapat mengabulkannya. Oleh sebab itu diharuskan untuk seluruh umat muslim sebelum kita melakukan pekerjan apapun kita senantiasa berdoa kepada Allah karena dengan kekuatan doa tersebut Allah akan mempermudah segala urusannya. Seperti yang disebutkan didalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 186:



ُ ۖ ‫َان فَا ْليَ ْست َِج ْيبُوْ ا لِ ْي‬ َ َ‫َو اِ َذا َسأَل‬ ِ ۖ ‫اع اِ َذا َدع‬ ِ ‫ك ِعبَا ِديْ َعنِّ ْي فَاِنِّ ْي قَ ِريْبٌ أ ِجيْبُ َد ْع َوةَ ال َّد‬ )١٨٦( َ‫ بِ ْي لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ُش ُدوْ ن‬i‫َو ْلي ُْؤ ِمنُوْ ا‬ Yang artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang AKU, maka (jawablah), bahwasanya AKU adalah dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan hhendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran.” b. Apersepsi



59



Apersepsi merupakan kegiatan mengulang kembali materi atau pembahasan-pembahasan yang telah diajarkan sebelumnya untuk dapat dikaitkan atau disinkronkan dengan materi yang akan diajarkan selanjutnya.50 Apersepsi menurut tokoh ahli psikologi modern yaitu suatu pengamatan yang dilakukan dengan perhatian penuh dengan memahami dan mengolah tanggapan yang baru dan memasukannya kedalam hubungan yang kategorial. Dalam hal ini tanggapan-tanggapan yang baru dapat dipengaruhi oleh tanggapannya yang sudah ada. Dari sini menunjukkan bahwa manusia ini aktif dalam mengolah setiap rangsangan yang diperoleh. Tanggapan baru tidak bisa langsung masuk begitu saja melainkan harus ditafsirkan dan digolongkan dalam susunan tertentu. Jadi kesimpulannya apersepsi merupakan proses berfikir.51 Didalam pelaksanaannya ustadz pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi selalu melakukan kegiatan apersepsi setiap hendak memberikan materi yang baru. Dengan memberikan contoh materi yang telah diajarkan pada halaman sebelumnya atau memberikan pertanyaan seputar materi yang telah diajarkan ataupun memberi contoh yang sama kemudian dihubungkan dengan materi yang hendak diajarkan sekarang. Dengan begitu, santri akan secara tidak langsung berlatih dalam berfikir dan semua santri akan terlibat aktif. Tujuannya agar santri bisa lebih matang dan juga melatih daya ingat santri, dan juga dapat menjadi tolak ukur sejauh mana santri



50 51



Sriyono dkk, 1992, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm.83 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), hlm. 156-157



60



memahami materi yang telah diajarkan dan memudahkan bagi ustadz untuk mempertimbangkan kembali materi yang hendak diajarkan. c. Penyampaian Materi Penyampaian materi merupakan proses dalam menjelaskan materi yang akan diajarkan pada hari ini. Akan tetapi sebelum penyampaian materi dilaksanakan, ustadz akan mengajak para santri menyanyikan nadzom an yang telah dihapal. Tujuannya agar suasana kelas semakin hidup, bersemangat dan juga menguatkan hapalan mereka terhadap nadzom tersebut. Di dalam penyampaian materi, metode yang dominan dilakukan oleh guru adalah metode ceramah. Akan tetapi ditengah-tengah guru menyampaikan materi, santri diajak terlibat untuk menjawab pertanyaan yang secara spontan dilontarkan ustadz kepada mereka, agar para santri tetap fokus dalam mendengarkan dan memahami materi yang disampaikan. d. Pemahaman Materi Pemahaman materi merupakan memahamkan anak terhadap materi yang telah diajarkan dengan cara melatih anak untuk membaca contohcontoh yang tertulis didalam pokok bahasan. e. Latihan Latihan merupakan kegiatan ustadz memberikan pertanyaan kepada santri secara acak dan terus menerus tentang materi yang telah diajarkan agar ustadz dapat mengetahui sejauh mana santri telah memahami dan menghafal materi yang telah diajarkan. Dan juga didalam latihan ini santri akan langsung dipertemukan dengan kitab klasik yang mana ustadz



61



akan membimbing bacaannya, kemudian santri menirukan dan akan diberi pertanyaan tentang kedudukan suatu kalimat. Tujuan dilakukannya latihan ini adalah membantu santri dalam mengintegrasi dan menyerap pengetahuan baru dalam berbagai macam cara. Seperti ketika pembelajaran, permainan dalam pembelajaran, pemecahan suatu masalah dalam pembelajaran, dan lain sebagainya. Hal ini daapat mempercepat pemahaman seluruh peserta didik.52 Dan khusus didalam metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini terdapat soalsoal latihan diakhir dari setiap satu materi yang dapat dijadikan latihan oleh para santri dalam memahami materi dan mengembangkannya kedalam contoh-contoh masalah lain. f. Evaluasi Secara bahasa “evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut alqiamah atau al-taqdir yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara istilah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdir al-tarbiyah yang diartikan sebagai sebuah proses penilaian mengenai kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan measurement dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil evaluasi bisa memberi keputusan yang professional. Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.53 Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selama mengikuti pembelajaran. Pada kondisi dimana santri mendapatkan nilai 52 53



Deni Darmawan, Konsep Dasar Pembelajaran, Modul-1, hlm 10-11 Asrul, Rusydi Ananda, Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Citapustaka Media, 2014), hlm.3



62



yang memuaskan, maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, motivasi agar santri dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada kondisi dimana hasil yang dicapai tidak memuaskan, maka santri akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari ustadz atau pengajar agar santri tidak putus asa. g. Penutup Penutup adalah kegiatan pengkondisian santri agar tertib. Dalam penutup ini meliputi pengulangan materi yang telah diajarkan, pengulangan hafalan yang telah diajarkan, gurumemberi nasihat, pesan dan motivasi, doa penutup dan salam. Doa yang dibaca untuk mengakhiri pelajaran adalah doa Kaffaratul majlis:



ٰ ‫ك‬ َ‫ك َو اَتُوْ بُ اِلَ ْيك‬ َ ‫ أَ ْستَ ْغفِ ُر‬, َ‫ أَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِ ٰلهَ اِاَّل أَ ْنت‬i, َ‫اللّهُ َّم َوبِ َح ْم ِدك‬ َ َ‫ ُس ْب َحان‬. Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa langkah-langkah atau tahapan-tahapan pelaksanaan dalam penerapan membaca kitab kuning dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru dilakukan dengan baik dan berlangsung baik sesuai dengan yang diharapkan. 2. Faktor Pendukung Penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru.



63



a. Motivasi dari Pimpinan Pondok Pesantren dan Kepala Muallimin Keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan tidak terlepas



dari



motivasi



diri



yang



dimilikinya.



Motivasi



dapat



menggerakkan dan mendorong manusia untuk mencapai tujuan. Karena dengan motivasi manusia dapat menggerakkan jiwa dan raga untuk berbuat sesuatu. Motif diartikan dengan istilah “dorongan”. Dorongan merupakan gerak jiwa dan raga untuk berbuat. Motif merupakan driving force (daya gerak atau daya dorong) yang menggerakkan manusia untuk bertindak dengan tujuan tertentu.54 Dalam penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Ilmi ini sangat didukung dengan adanya motivasi yang besar baik dari Pimpinan Pondok Pesantren ini sendiri dan dari Kepala Muallimin Pondok Pesantren Darul Ilmi. Dengan adanya motivasi tersebut sehingga pembelajaran ini dapat terus berlangsung dengan baik. b. Semangat Santri Yang Mengikuti Program Pembelajaran Metode AlMiftah Lil ‘Ulum Semangat



dalam



pengertian



umum



di



gunakan



untuk



mengungkapkan minat yang menggebu dan pengorbanan untuk meraih tujuan.55 Para ahli mengemukakan pendapat terkait semangat yaitu: Menurut Hariyanti semangat adalah kesediaan perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih.56 Menurut Hasibuan semangat adalah keinginan dan kesungguhan 54 55



Saifullah, Manajemen Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.255 Yahya, Harun. Zeal and Enthusiasm Described in the Qur’an, (Surabaya: Risalah Gusti, 2003),



hlm.5. 56



Asnawi, Sahlan. Semangat Kerja dan Gaya Kepemimpinan. Jurnal Psikologi No.2 :87



64



seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.57 Semangat adalah perasaan yang sangat kuat yang di alami oleh setiap orang, dapat dilihat sebagai bagian fundamental dari suatu kegiatan sehingga sesuatu dapat ditujukan kepada pengarahan potensi yang menimbulkan, menghidupkan, menumbuhkan tingkat keinginan yang tinggi. Dalam penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmi ini semangat santri untuk mengikuti program pembelajaran dengan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini sangat dirasakan oleh ustadz pengajar metode ini sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. 3. Faktor Penghambat Penerapan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum Dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. a. Keterbatasan waktu Dalam masalah waktu, dalam metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini menjadi sangat penting, karena metode ini dirancang untuk mempercepat santri mampu menguasai keterampilan membaca kitab kuning. Yang mana di Pondok Pesantren Sidogiri pencetus metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini mempunyai target 3-6 bulan mampu menyelesaikan 4 jilid modul dan menguasai semua materi sekaligus mampu membaca kitab kuning secara tepat sesuai kedudukannya serta mampu mengi’robnya.



57



Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009), 94.



65



Sedangkan di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru ini tidak ada waktu yang pasti untuk menyelesaikan 4 jilid modul tersebut. Di Pondok Pesantren Sidogiri para santri diberi porsi 6 jam untuk mempelajari metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini, sedangkan di Pondok Pesantren Darul Ilmi hanya diberikan porsi satu jam perhari, terlebih lagi waktu yang digunakan adalah malam hari. Hal ini lah yang membuat keefektifan metode ini berjalan kurang baik di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru. b. Lingkungan Dalam mencapai keberhasilan belajar, lingkungan merupakan salah satu faktor penunjang. Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan siswa untuk berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, siswa akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang siswa lakukan. Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri anak. Dalam artian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak, baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat memberi pengaruh kuat kepada anak didik yaitu lingkungan yang mana terjadi proses pendidikan berlangsung dan lingkungan anak-anak bergaul sehari-hari.58 Di Pondok Pesantren Darul Ilmi belum ada pengelompokan asrama antara santri yang mengikuti ekstrakurikuler metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini dengan santri yang tidak mengikuti program tersebut, sehingga kendala tentang lingkungan belajar yang kurang efektif ini menjadi kendala yang masih dirasakan sampai saat ini. 58



Marlina Gazali, Dasar-Dasar Pendidikan, (Bandung: Mizan, 1998), hlm.24.



66



c. Jumlah Tenaga Pengajar Tenaga pengajar yang asli dari lulusan Pondok Pesantren Sidogiri hanya satu orang



selebihnya hanya ada dua orang wisudawan dari



program pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini, sedangkan jumlah kelas yang ada di Pondok Pesantren Darul Ilmi adalah 23 kelas. Hal ini tentu saja menjadi salah satu penghambat kelancaran pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Darul Ilmis sehingga program ini hanya bisa dijadikan sebagai ekstrakurikuler saja. Dalam setiap hambatan pasti ada suatu cara atau solusi yang dirancang, yang mana diharapkan solusi tersebut mampu menjadi jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, ada 3 solusi yang diutarakan oleh berbagai narasumber, agar kedepannya mampu menjadi jawaban atas hambatan-hambatan yang terjadi, yaitu: a. Menambah Jam Pelajaran Untuk lebih meningkatkan ke efektifitasan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini, seperti yang dikatakan oleh ustadz Abdul Latif bahwa beliau berharap agar jam pembelajaran Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini ditambah dan bisa dimasukkan dalam daftar mata pelajaran di sekolah. b. Mengkhususkan Asrama Agar



semangat



santri



yang



mengikuti



ekstrakurikuler



pembelajaran metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini dapat terus meningkat, maka hendaknya mereka diberikan ruang khusus atau asrama yang dikhususkan bagi para santri yang mengikuti program tersebut. c. Menambah Jumlah Pengajar



67



Ada rencana dari Pimpinan Pondok Pesantren dan Kepala Muallimin untuk mengirim beberapa guru muda yang bersedia untuk belajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum di Pondok Pesantren Sidogiri dan nantinya akan mengajarkannya di Pondok Pesantren Darul Ilmi.



BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru sesuai dengan apa



68



yang terdapat didalam modul jilid metode Al-Miftah Lil ‘Ulum yang mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: a) Pembukaan b) Apersepsi c) Penyampaian Materi d) Penambahan Materi e) Latihan f) Evaluasi g) Penutup Tahapan-tahapan ini dilakukan oleh ustadz dalam pembelajaran setiap harinya, dengan ini maka hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 2. Faktor-faktor pendukung yang peneliti temukan dalam proses penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru ada 3 yaitu: a) Motivasi dari Pimpinan Pondok Pesantren b) Motivasi dari Kepala Muallimin c) Semangat santri 3. Faktor-faktor penghambat yang peneliti temukan dalam proses penerapan metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ilmi Liang Anggang Banjarbaru ada 3 yaitu: a) Keterbatasan waktu b) Lingkungan c) Jumlah tenaga pengajar



69



B. Saran Berdasarkan dari pemaparan di atas dan penelitian yang telah peneliti lakukan, sesuai kemampuan peneliti maka peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Pondok Pesantren Peneliti berharap bagi Pondok Pesantren lebih mengembangkan dan mempertahankan SDM dan SDA yang ada sehingga penerapan metode AlMiftah Lil ‘Ulum ini dapat terus berjalan dengan lebih baik lagi. 2. Bagi ustadz Peneliti berharap agar ustadz pengajar metode Al-Miftah Lil ‘Ulum ini mampu



mempertahankan



dan



mengembangkan



gaya



belajar



agar



pembelajaran lebih efektif dan efisien meskipun hanya dengan waktu yang terbatas. 3. Bagi santri Agar lebih cepat dalam menguasai hapalan atau pun memahami materi , hendaknya santri lebih mengasah keingintahuan dalam membaca kitab kuning agar dapat langsung mempraktekkan teori yang dimiliki dan sering berdiskusi dengan sesama teman.



DAFTAR PUSTAKA Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3



70



Irwan Syairwan, “Al Miftah Permudah Santri Baca Kitab Kuning”, di akses dari https://www.google.com/amp/s/surabaya.tribunnews.com/amp/2015/06/23/al-miftahpermudah santri membaca- kitab-kuning/, pada tanggal 17 Juli 2019 pukul 08.20.



Team Penyusunan Kamus Besar, (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 1990), h. 677



Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial (Cet. I; Jakarta: P3M, 1986), h. 98-99



Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 18.



Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang: Rasail, 2008), hlm. 7.



Ulin Nuha, M.Pd.I, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab (Jogjakarta:Diva Press, 2012), hlm. 157. Tim Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Sidogiri, Panduan Pengguna Al-Miftah Lil ‘Ulum Pondok Pesantren Sidogiri (Pasuruan: Batartama PPS,2017),hlm9 Ahmad, dkk, Efektifitas Penerapan Metode Al-Miftah Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan Madura (Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam,2017), 40. M. Jamalun Nizar, “Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Santri”, Indonesian Journal Of Social Science, Vol.2 No.2 (Juli,2021), h. 7 Suyoto,Pondok Pesantren dalam Alam Pendidikan Nasional, Jakarta: LP3ES,1985,hlm 61. M. Dawan Raharjo, Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta: LP3ES, 1988, hlm. 87 Ali Akbar, Hidayatullah Ismail. Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darun Nahdah Thawalib Al-Fikra: Jurnal Keislaman, Vol. 17, No.1 Hlm.29-30



71



Azuma Fela Sufa. Efektifitas Metode Pembelajaran Kitab Kuning. LITERASI, Vol. V, No.2, 2014. Hlm.173. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Medai Grup, hlm. 147. Segala,Syaiful.2010. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, hlm.208. Achmad Ainur Ridho, “Implementasi Metode Al-Miftah Dalam Membaca Kitab Kuning di SMPIT Daar El-Qur’an Pakis Kabupaten Malang”, Skripsi, (Malang: Central Library Of Maulana Malik Ibrahim State Islamic University Of Malang, 2019), h. 31, t.d. Afandi, Muhammad dkk. 2013. Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah, Semarang: UNISSULAPRESS, hlm. 103. Danajaya, U. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia, hlm.79. Husaini Usman, dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 54 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 106 Imansyah Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1995, hlm.100 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, hlm.1 Jufri Dolong, Sudut Pandang Perencanaan Dalam Pengembangan Pembelajaran, (Jurnal UINAlaudin, Vol 5, No 1, 2016) Al-Miftah Lil ‘Ulum Mudah Belajar Membaca Kitab, Badan Tarbiyah wa Taklim Madrasi Pondok Pesantren Sidogiri, hlm.4 Jalaluddin Abdurrahman As-suyuti, Faidhul Qadir Syarah Jami’ al-Sahgir al-Basyir wa alNazir (Beirut-Lebanon: Darul Ma’rifah, 1972 ), Jilid 2, hlm.135 Sriyono dkk, 1992, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm.83 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), hlm. 156-157 Deni Darmawan, Konsep Dasar Pembelajaran, Modul-1, hlm 10-11 Asrul, Rusydi Ananda, Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, (Medan: Citapustaka Media, 2014), hlm.3 Saifullah, Manajemen Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.255 Yahya, Harun. Zeal and Enthusiasm Described in the Qur’an, (Surabaya: Risalah Gusti, 2003), hlm.5.



72



Asnawi, Sahlan. Semangat Kerja dan Gaya Kepemimpinan. Jurnal Psikologi No.2 :87 Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009), 94. Marlina Gazali, Dasar-Dasar Pendidikan, (Bandung: Mizan, 1998), hlm



LAMPIRAN