Skripsi Desy [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI



HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN HIV IBU KE ANAK (PPIA) DENGAN PEMANFAATAN PEMERIKSAAN HIV DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018



DESY OCTAVIA PANJAITAN NIM P0.7524517006



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDANPRODI –DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN TAHUN 2018



SKRIPSI



DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PEMERIKSAAN HIV OLEH IBU HAMIL DALAM PROGRAM PENCEGAHAN PENULARAN IBU KE ANAK DI PUSKESMAS PAYA LOMBANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2018



Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV



DESY OCTAVIA PANJAITAN NIM P0.7524517006



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDANPRODI –DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN TAHUN 2018



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN DIV KEBIDANAN SKRIPSI , Juli 2018 Desy Octavia Panjaitan Vii + 48 halaman, 5 Tabel, 10 Lampiran



Abstrak Kasus hiv setiap tahun mengalami peningkatan, Pravelansi kasus baru HIV pada orang dewasa diperkirakan akan meningkat 74.000 tahun 2019 menjadi 102.000 di tahun 2030 demikian pula yang terjadi pada anak. Kasus hiv pada anak di indonesia sembilan puluh persen terjadi karena penularan dari ibu ke bayi. Penularan tersebut dapat dicegah jika ibu hamil sejak dini diketahui statusnya melalui tes hiv pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,dan sikap ibu hamil di puskesmas Paya Lombang terhadap pemanfaatan pemeriksaan HIV. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sampel berjumlah 31 orang diperoleh melalui teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kemudian dianalisis menggunakan Uji Chi-square. Hasil penelitian yang didapatkan pengetahuan ibu tentang penularan pencegahan HIV dari ibu ke anak masih kurang (41,9%). Sikap Setuju ibu hamil terhadap pencegahan penularan HIV ibu ke anak masih rendah (38,7). Ibu yang memanfaatkan pemeriksaan HIV (38,7%).Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penularan HIV ibu ke anak (PPIA) dengan pemaanfaatan pemeriksaan HIV (p=0,004). Ada hubungan antara sikap ibu hamil tentang pencegahan penularan HIV ibu ke anak (PPIA) dengan pemaanfaatan pemeriksaan HIV (p=0,001) Dengan demikian disarankan kepada Tenaga Kesehatan Puskesmas Paya Lombang untuk mengoptimalkan sosialisasi kesehatan melalui kerjasama dengan instansi kesehatan swasta,kader,dan kelurahan dengan melakukan penyuluhan mengenai layanan pemeriksaan HIV, untuk meningkatkan niat ibu hamil dalam memanfaatkan pemeriksaan HIV di wilayah kerja Puskesmas Paya Lombang. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pemeriksaan HIV, Referensi



: 22 (2007 – 2017)



KATA PENGANTAR



Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmatNya sehingga dapat terselesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Penularan Ibu Ke Anak (PPIA) dengan Pemanfaatan Pemeriksaan HIV Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains Terapan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes RI Medan. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini. 2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini. 3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku Ketua Progra Studi sebelumnya di D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun dan membimbing skripsi ini. 4. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Progra Studi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan dan sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan 5. Dewi Meliasari, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Dr. Rosnani, selaku Kepala Puskesmas Paya Lombang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Kepada Bidan Puskesmas yang telah membantu penulis dalam memperoleh data survei awal untuk penelitian.



8. Kepada orang tua Nelson Panjaitan, Spd dan Ibunda Erni Purba, Spd yang telah membesarkan, membimbing, dan mengasuh saya dengan penuh cinta dan kasih sayang, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi penulis dan juga telah memberikan dukungan moral selama penulis menyelesaikan pendidikan. 9. Kepada Vici Inoky yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi penulis dan juga telah memberikan dukungan moral selama penulis menyelesaikan pendidikan. 10. Kepada Sri Kandi Harsi Amd.Keb dan Mega Fransiska Siallagan Amd.Keb yang selalu memberi semangat dalam suka dan duka dalam menyusun proposal skripsi. 11. Seluruh teman – teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita sama – sama tuntas dalam penyelesaian skripsi ini



Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan.



Medan



Agustus 2018



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAK ........................................................................................



i



KATA PENGANTAR ........................................................................



iii



DAFTAR ISI......................................................................................



v



DAFTAR TABEL ..............................................................................



vii



DAFTAR GAMBAR. .........................................................................



viii



DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................



ix



BAB I PENDAHULUAN.................................................................... A.Latar Belakang .............................................................................. B.Rumusan Masalah ......................................................................... C. Tujuan Penelitian .......................................................................... C.1 Tujuan Umum. ....................................................................... C.2 Tujuan Khusus. ..................................................................... D.Manfaat Penelitian ......................................................................... E.Keaslian Penelitian ........................................................................



1 1 4 4 4 4 5 5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... A. HIV-AIDS ..................................................................................... A.1Definisi HIV&AIDS ................................................................ A.2 Etiologi…………………………………... ................................ A.3 Patogenesis ......................................................................... A.4 Manisfestasi Klinis ................................................................ A.5 Keuntungan Diagnosis Dini Infeksi HIV ................................ A.6 Penularan HIV&AIDS ........................................................... B. Faktor Resiko Penularan HIV dari Ibu ke Bayi .............................. B.1 Selama Kehamilan ............................................................... B.2 Selama Kelahiran/Persalinan ............................................... B.3 Selama Menyusui ................................................................ C. Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi ................. D. Konseling dan Testing HIV Secara Sukarela Pada Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi .....................................................



7 7 7 7 9 9 10 11 13 13 14 15 16 16



D.1 Prinsip Konseling dan Tes HIV dalam Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi ............................................. D.2 Diagram Manfaat Konseling dan Testing HIV Sukarela ........ D.3 Konseling Pra-Tes HIV ......................................................... D.4 Menunggu Hasil Tes HIV ..................................................... D.5 Konseling Setelah Tes ......................................................... D.6 Hasil Tes HIV ....................................................................... E. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan .................................................................................... F. Kerangka Teori ............................................................................. G.Kerangka Konsep .......................................................................... H.Defenisi Operasional ..................................................................... I. Hipotesa Penelitian ......................................................................



18 19 20 22 22 23 28 29 29 30 30



BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... A. Jenis dan Desain Penelitian ......................................................... B. Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................... C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .............................................. D.1Data Primer ............................................................................. D.2Data Seunder .......................................................................... E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan penelitian .................................. F. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... F.1 Validitas .................................................................................. F.2 Reliabilitas .............................................................................. G. Prosedur Penelitian ...................................................................... H. Pengelolahan dan Analisis Data ................................................... H.1 Pengelolahan Data ................................................................. H.2 Analisa Data ........................................................................... I. Etika Penelitian ..............................................................................



32 32 32 32 33 34 34 34 34 34 53 34 35 35 36 36



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................



37



A. Hasil Penelitian ..........................................................................................



37



A.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... A.2 Analisis Univariat .................................................................... A.3 Analisis Bivariat ......................................................................



37 38 39



B. Pembahasan .............................................................................................



41



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................



48



A. Kesimpulan ........................................................................................... B. Saran ....................................................................................................



48 48



DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... LAMPIRAN



50



DAFTAR TABEL 2.1 Defenisi Operasional ..............................................................................30



4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil ..............................................38 4.2 Distribusi Sikap Ibu Hamil ..........................................................38 4.3 Distribusi Ibu Hamil yang memanfaatan Pemeriksaan ...............39 4.4 Hubungan antara Pengetahuan ibu hamil dengan pemanfaatan Pemeriksaan HIV ........................................................................ 40 4.5 Hubungan antara sikap ibu hamil dengan pemanfaatan pemeriksaan HIV ............................................................................................. 40



DAFTAR GAMBAR 2.1 Diagram Manfaat Konseling Dan Testing HIV Sukarela .......



19



2.2 Kerangka Konsep ................................................................



30



DAFTAR LAMPIRAN 1. Lembar Hak Cipta 2. Lembar Pernyataan Bukan Plagiat 3. Etical Clearance 4. Surat Permohonan Izin Penelitian 5. Surat Balasan Penerimaan Penlitian 6. Lembaran kuesioner 7. Lembaran Konsul



8. Master Tabel 9. Out Put SPSS 10. Daftar Riwayat Hidup Peneliti



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang



Kasus human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah utama dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) pada indikator tujuan ketiga. Hal ini disebabkan karena penyakit ini dapat membawa dampak yang menghancurkan, bukan hanya terhadap kesehatan masyarakat, namun juga negara. Masalah HIV&AIDS berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Angka kejadian HIV&AIDS terus meningkat dan telah terjadi fenomena gunung es, dimana jumlah penderita yang ada lebih banyak dari pada yang dilaporkan (Kemenkes, 2015). Sejak awal epidemi, lebih dari 70 juta orang telah terinfeksi virus HIV dan sekitar 35 juta orang telah meninggal karena HIV. Secara global, 36,7 juta orang hidup dengan HIV pada akhir tahun 2016. Diperkirakan 0,8% orang dewasa berusia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV, meskipun beban epidemi terus bervariasi antara negara dan wilayah. Sub-Sahara Afrika tetap sangat terpengaruh, dengan hampir 1 dari setiap 25 orang dewasa (4,2%) hidup dengan HIV dan terhitung hampir dua pertiga dari orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia. Di Asia Tenggara, terdapat kurang lebih 4 juta orang dengan HIV (WHO 2017) Sejak pertama kali ditemukan, tahun 1987 sampai dengan Desember 2016, HIVAIDS tersebar di 407 (80%) dari 507 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Kasus HIV sejak tahun 2005 dilaporkan sebanyak 859 kasus dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Desember 2016 sebanyak 232.323 kasus (Kemenkes,2017). Kasus AIDS sejak tahun 2005 yang dilaporkan Kemenkes sebanyak 5.239. keadaan ini mengalami peningkatkan yang signifikan setiap tahunnya. Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Desember 2016 sebanyak 86.780 orang .(Kemenkes,2017). Pravelansi kasus baru HIV pada orang dewasa diperkirakan akan meningkat 74.000 tahun 2019 menjadi 102.000 di tahun 2030. Begitu juga dengan AIDS



diperkirakan akan meningkat dari 778.000 tahun 2019 menjadi 1.081.000 di tahun 2030.(Komisi Penanggulangan HIV&AIDS 2015). Menurut data dan informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016 jumlah Kasus baru HIV/AIDS di Sumatera Utara terus meningkat dari tahun 2015 berjumlah 1491 di tahun 2016 menjadi 1891. Penemuan kasus baru HIV positif di Serdang Bedagai di tahun 2016 berjumlah 21 orang. Dimana didominasi umur 25-49 tahun. Setiap tahun ada 9000 ibu hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia. Meskipun bayi yang dilahirkan dari ibu HIV positif belum tentu akan tertular HIV juga, namun risikonya mencapai 25-45%. Maka jika tidak ada tindakan pencegahan, akan ada 3000 bayi yang dikhawatirkan lahir dengan HIV positif setiap tahun. Risiko bayi tertular HIV bisa ditekan hingga jadi 2% lewat program Prevention Mother to Child HIV Transmission (PMTCT), yakni mengkonsumsi obat ARV profilaksis saat hamil dan pasca melahirkan, melahirkan secara Caesar dan memberikan susu formula pada bayi yang dilahirkan. Di Indonesia telah dilakukan program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) atau Prevention of Mother to Child HIV Transmission (PMTCT) upaya tersebut bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi serta mengurangi dampak epidemi HIV terhadap ibu dan bayi. Konseling dan tes HIV mencegah penularan dari ibu ke anak.Sesuai dengan rekomendasi dari WHO bahwa pada dasarnya semua ibu hamil harus ditawarkan untuk tes HIV.Tes HIV ini dilakukan dengan tujuan dapat mengetahui lebih cepat adanya infeksi HIV pada ibu hamil sehingga dapat segera diberikan terapi, persiapan persalinan yang aman dan pemberian profilaksis pada bayi yang dikandung sehingga bayi dapat terhindar dari infeksi HIV (PPIA, 2015). Selama tahun 2016 terdapat 3.771 layanan tes dan konseling HIV yang aktif melaporkan data layanannya. Dari layanan tersebut didapatkan jumlah klien berkunjung sebanyak 1.545.285 orang. Sebanyak 98,1 % atau 1.515.725 orang menjalani tes HIV dan 2,7% (41.250 orang) mendapatkan hasil positif HIV. (Profil Kesehatan, 2016) Meskipun PPIA telah menjadi program yang digalakkan pemerintah dalam upaya pengendalian HIV/AIDS di Indonesia namun pada kenyataannya masih ditemukan ibu



hamil yang tidak bersedia untuk melakukan tes HIV. Hal ini menjadi kendala dalam tercapainya tujuan dari PPIA dalam menurunkan kasus penderita HIV (PPIA, 2015). Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka program VCT merupakan hal yang tidak bisa ditunda lagi kalau kita tidak ingin kehilangan generasi karena terinfeksi HIV(Pedoman Nasional PPIA,2012). Penawaran tes HIV pada ibu hamil bisa dilakukan saat ibu datang untuk kunjungan antenatal. Hal ini sebagai wujud layanan integrasi PPIA dengan pelayanan KIA (Kemenkes RI, 2012) Layanan KIA tes HIV ditawarkan sebagai bagian dari paket perawatan antenatal terpadu, mulai kunjungan antenatal pertama hingga menjelang persalinan. Apabila ibu menolak untuk dites HIV, petugas dapat melaksankan konseling pra tes HIV atau merujuk ke layanan konseling dan testing sukarela. Pelaksanaan Konseling dan tes HIV mengikuti pedoman konseling dan tes HIV, petugas wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil mulai kunjungan antenatal pertama bersama dengan pemeriksaan laboratorium lain untuk ibu hamil yang telah termasuk dalam paket pelayanan ANC terpadu (Permenkes, 2013). Hasil penelitian halim (2016) menunjukkan bahwa terdapat beberapa factor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan tes HIV yaitu pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana dan prasarana, dan dukungan tenaga kesehatan. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan penulis dengan melakukan wawancara singkat kepada 7 orang ibu hamil di puskesmas Paya Lombang yang memiliki program PPIA di kabupaten Serdang Bedagai diketahui bahwa sebanyak 5 orang ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan tetapi tidak memanfaatkan pemeriksaan HIV di puskesmas dengan alas an ibu hamil tidak mungkin terkena HIV&AIDS karena mereka setia melakukan hubungan seksual hanya kepada satu pasangan dan ibu hamil



yang tidak di izinkan oleh suaminya. Ibu hamil yang



melakukan pemeriksaan kehamilan dan mengikuti pemeriksaan tes HIV hanya mengikuti saran dari tenaga kesehatanuntuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi. Berdasarkan Permenkes 74 tahun 2014 menyebutkan jika terjadi penolakan untuk menjalani tes HIV maka tidak boleh mengurangi kualitas layanan lain yang tidak terkait dengan status HIVnya. Pasien yang menolak menjalani tes perlu terus ditawari kembali pada kunjungan berikutnya. Penolakan tersebut harus dicatat di lembar catatan



medisnya agar diskusi dan tes HIV ditawarkan kembali pada kunjungan yang akan datang. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Penularan Ibu Ke Anak (PPIA) dengan Pemanfaatan Pemeriksaan HIV Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018. B.



Perumusan Masalah Berdasarkan studi pendahuluan terlihat bahwa masih rendahnya pemanfaatan layanan



pemeriksaan HIV oleh kelompok ibu hamil di Puskesmas Paya Lombang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Penularan Ibu Ke Anak (PPIA) dengan Pemanfaatan Pemeriksaan HIV Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018? C.



Tujuan Penelitian



C.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Penularan HIV Ibu Ke Anak (PPIA) dengan Pemanfaatan Pemeriksaan HIV Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018. C.2 Tujuan Khusus 1.



Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang Pencegahan Penularan Ibu Ke Anak (PPIA) Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018.



2.



Untuk mengetahui distribusi sikap ibu hamil tentang Pencegahan Penularan Ibu Ke Anak (PPIA) Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018.



3.



Untuk mengetahui distribusi Frekuensi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan HIV di puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai.



4.



Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Pencegahan Penularan Ibu Ke Anak (PPIA) dengan Pemanfaatan Pemeriksaan HIV Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018



5.



Untuk mengetahui hubungan antara sikap ibu hamil tentang Pencegahan Penularan Ibu Ke Anak (PPIA) dengan Pemanfaatan Pemeriksaan HIV Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018.



D.



Manfaat Penelitian D.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah perbendaharaan bacaan bahan bagi mahasiswa/mahasiswi, serta dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya tentang pemanfaatan pemeriksaan HIV. D.2 Manfaat Praktis Sebagai sumber informasi kepada masyarakat umum mengenai keberadaan klinik dan layanan pemeriksaan HIV sehingga masyarakat dapat memanfaatkan layanan klinik tersebut.



E. Keaslian Penelitian 1. (Sari Ayu Wulan. 2014), Faktor-faktor yang berhubungan dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING) di wilayah kerja puskesmas ciputatkota tanggerang selatan provinsi banten 2014. Metode penelitian bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional dengan responden berjumlah 72 orang, Variabel bebas yaitu umur, status pekerjaan, tingkat pendidikan, pengetahuan tentang VCT, Sikap, norma subyektif, dan persepsi control perilaku. Variabel terikat niat ibu hamil memanfaatkan layanan VCT hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa 50 % ibu hamil memiliki niat untuk memanfaatkan layanan VCT dan berdasarkan uji bivariat ditemukan bahwa variable pengetahuan, sikap, norma subyektif dan persepsi control perilaku berhubungan



secara signifikan dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan



layanan VCT. 2. (Halim. 2016), Perilaku ibu hamil untuk tes HIV di kelurahan BandarHarjo dan tanjung Mas Kota Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan explanatory research dengan menggunakan pendekatan cross sectional Sampel diambil dengan teknik total sampling responden berjumlah 180 orang, Variabel bebas yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pekerjaan suami, paritas, pengetahuan tentang HIV&AIDS, Presepsi kerentanan terhadap HIV&AIDS, Persepsi keparahan



HIV&AIDS, Persepsi Halangan



Tes, Persepsi manfaat tes, akses informasi tentang HIV&AIDS, Isyarat bertindak Tes HIV,



dukungan bidan, dukungan suami, dukungan kader, Variabel Terikat yaitu perilaku ibu hamil dalam pemeriksaan HIV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa factor yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil dalam pemeriksaan HIV adalah dukungan suami. Variable yang berhubungan terhadap perilaku ibu hamil untuk tes HIV adalah variable pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi halangan, persepsi manfaat, isyarat tes, akses informasi, dukungan suami, dukungan bidan, dan dukungan kader. 3. (Panjaitan, Desy.



2018 ). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang



Pencegahan Penularan Ibu Ke Anak (PPIA) dengan Pemanfaatan Pemeriksaan HIV Di Puskesmas Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018. Metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunkaan accidental sampling responden 32 orang. Variabel Bebas yaitu pengetahuan tentang PPIA, sikap tentang PPIA, Ketersediaan Pelayanan kesehatan, variabel terikat yaitu pemanfaatan pemeriksaan HIV



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A.



HIV-AIDS



A.1 Definisi HIV&AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel dan sistem imun.Infeksi virus berakibat pada kerusakan progresif dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan dianggap defisien ketika tidak bisa lagi memenuhi perannya dalam memerangi infeksi dan penyakit. Infeksi yang terkait dengan HIV dikenal sebagai infeksi oportunistik, karena mereka mengambil keuntungan dari sistem kekebalan tubuh yang lemah. Tidak seperti virus lain, HIV akan diderita seumur hidup (Nasronudin, 2007). Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulangejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV(Noviana, 2017)



A.2 Etiologi



HIV merupakan retrovirus, dan mereka adalah agen etiologi AIDS. Virus matur terdiri dari bar-shapedelectron dense core yang mengandung gen virus- dua strand pendek ribonucleic acid (RNA) sekitar 9200 basa nukleotida panjang bersama dengan enzim reverse transcriptase, protase, ribonuclease, dan integrase, semua dibungkus dalam lapisan tertular envelope lipid yang berasal dari sel host. Envelope ini memiliki 72 penonjolan di permukaannya, atau spike , yang mengandung antigen, gp120 yang membantu dalam pengikatan virus terhadap sel target dengan rseptor CD4. Glikoprotein kedua, gp41, mengikatkan gp120 dengan lipid envelope. Dari mikroskop elektron, membran plasma dari limfosit CD4+ yang terinfeksi menunjukan partikel budding virus berdiameter sekitar 100 nanometer.Virion memiliki inti asimetris yang terdiri dari kapsid berbentuk kerucut (geometrik fullerene cone). Virion berkembang dari membran plasma atau dari vakuola sitoplasma dari sel host yang terinfeksi. Spike dimasukkan ke dalam membran virion yang tumbuh (Hutapea, Ronald 2011)



Gen HIV, serupa dengan retrovirus pada umumnya, mengandung tiga gen utama –gag, -pol, dan env. Gen ini mengkode untuk komponen struktural dan fungsional utama dari HIV termasuk protein envelope dan reverse transcriptase. Komponen struktural dan fungsional utama dari HIV termasuk protein envelope dan reverse transcriptase.Komponen struktural yang dikode oleh env termasuk glikoprotein envelope.Glikoprotein envelope terluar gp120 dan glikoprotein transmembran gp41 yang berasal dari precursor glikoprotein gp160. Komponen yang dikode oleh gen gag termasuk inti protein nukleokapsid p55, p40, p24 (kapsid, atau inti antigen), p17 (matriks) dan p7(nukleokapsid). Protein penting yang dikode oleh pol adalah protein enzim p66 dan p51 (reverse transcriptase), p11(protease) dan p32(integrase) (Lumbanraja,S 2016) Meskipun kebanyakn protein virus HIV utama, yang termasuk p24 (antigen envelope), sangat imunogenik, respon antibodi bervariasi berdasarkan virus load dan kompetensi imun pejamu. Gen tambahan yang dibawa oleh HIV termasuk tat, rev, nef, vif, vpr, dan vpu (untuk HIV-1) atau vpx (untuk HIV-2). Gen rev mengkode protein pengatur yang mengganti proses transkrip viral RNA menjadi pola, yang mengarah pada produksi protein struktural dan enzimatik virus. Long terminal repeat (LTR) berfungsi sebgai promoter transkripsi (Nasronudin, 2007). Gen tat banyak berperan dalam pathogenesis HIV. Ini menghasilkan protein pengatur yang mempercepat transkripsi provirus HIV menjadi viral mRA. Ini berfungsi dalam transaktivasi gen virus. Selain itu, tat mengatur ekspresi ekspresi gen host.Efek modulasi seperti ini mungkin termasuk meningkatnya supresi imun, apoptosis, dan stress oksidatif. Gen nef menghasilkan protein pengatur yang memodifikasi sel yang terinfeksi untuk membuatnya lebih rentan dalam menghasilkan virion HIV, dengan cara mempercepat endositosis CD4 dari permukaan sel yang terinfeksi. Gen vif, vpr, dan vpu mengkode protein yang tampaknya berperan dalam menghasilkan infeksi dan efek patologi. Hasil protein vif, vpu, dan vpr menghubungkan dengan anggota superfamily dari modularubiquitin ligase untuk menginduksi polyubiquitylation dan degradasi proteasome dari target selular mereka.Lebih spesifik lagi, vpr memiliki kemampuan untuk menunda atau menghambat sel yang terinfeksi di fase G2 siklus sel dan memfasilitas infeksi oleh makrofag.Vif melawan efek antivirus



apolipoprotein B mRNA editing enzim katalitik polipeptida seperti 3G, atau produk protein dari gen APOBEC3G (A3G). vpu mempercepat pelepasan virion dari sel yang terinfeksi (Lumbanraja sarma, 2010).



A.3 Patogenesis



Retrovirus tidak mampu bereplikasi di luar sel pejamu yang hidup dan tidak mengadung asam deoksiribonukleat (DNA).Pathogenesis infeksi HIV adalah gabungan siklus hidup sel, lingkungan sel pejamu, dan kuantitas virus pada individu, yang terinfeksi. Setelah memasuki tubuh, partikel virus



tertarik ke sel dengan molekul



reseptor CD4 yang sesuai dimana dia melekat dengan cara fusi terhadap membran sel yang rentan atau dengan endositosis dan kemudian memasuki sel. Kemungkinan infeksi adalah gabungan dari jumlah virion HIV infeksius di cairan tubuh dan jumlah sel yang tersedia dilokasi kontak yang mungkin reseptor CD4 yang sesuai. Sebanyak 10 juta sampai miliar 10 miliar virion diproduksi setiap hari. Dalam 24 jam pertama setelah paparan, HIV menyerang atau ditangkap sel dendritic di membran mukosa dn kulit. Dalam 5 hari setelah paparan, sel yang terinfeksi pergi ke kelenjar getah bening dan akhirnya ke darah perifer, dimana replikasi virus menjadi cepat.Limfosit CD4+ yang direkrut untuk berespon terhadap antigen virus bermigrasi ke kelenjar getah bening.Ini menjadi teraktivasi dan berproliferasi melalui interaksi kompleks sitokin yang dilepaskan ke lingkungan kelenjar getah bening.Kejadian ini membuat sel CD4+ menjadi rentan terhadap infeksi HIV.Monosit yang terinfeksi HIV memungkinkan terjadi replikasi virus tetapi menolak dibunuh.Sehingga, monosit bekerja sebagai reservoir HIV dan sebagai efektor kerusakan jaringan pada organ seperti otak. Siklus hidup HIV termasuk 6 fase yaitu binding dan entry, reverse transcription, integration, replikasi, budding, dan maturasi (Nasronudin, 2007) A.4 Manisfestasi Klinis



Menurut Kemenkes , 2012 Infeksi HIV dibagi menjadi 4 fase.Fase awal atau masa inkubasi terjadi 2-4 minggu pertama setelah terinfeksi, tidak ada gejala yang terjadi.Beberapa minggu kemudian, pasien masuk ke fase infeksi akut yang ditandai oleh gejala mirip flu, termasuk fatigue, demam, sakit kepala, limfadenopati.Karakteristik dari fase ini adalah viral load tinggi, berlangsung selama 28 hari sampai beberapa minggu. Fase ini diikuti oleh fase laten panjang yaitu 5 sampai 10 tahun, gejala hampir



tidak ada tetapi virus tetap aktif berkembang dan menghancurkan sistem imun tubuh. Seiring dengan menurunnya jumlah CD4, penurunan imun juga terjadi dan AIDS terdiagnosis saaat CD4