Skripsi Fatima MP-ASI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam kandungan, bayi, Balita, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk bertahan hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan



mental,



prestasi



kerja,



kesehatan



dan



kesejahteraan



(Soekirman,2007). Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sejak dalam kandungan. Pertumbuhan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang terlihat seperti perubahan fisik, tetapi juga perkembangan dalam segi lain seperti berfikir, berperasaan, dan bertingkah laku. Masa lima tahun merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berfikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain-lain (Depkes RI, 2006). Masalah gizi menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang dan salah satu penyebab kesakitan dan penyebab kematian paling sering pada anak di seluruh dunia. Gizi buruk merupakan penyebab langsung dari 300.000 kematian anak setiap tahunnya dan secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap setengah dari seluruh kematian dari seluruh kematian anak. WHO (World Health Organization) memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan BALITA didasari oleh keadaan gizi buruk (Agung, 2009).



1



2



Riset terbaru WHO pada tahun 2005 yang dikutip oleh Agung (2008) menyebutkan bahwa 42% penyebab kematian balita di dunia adalah penyakit pneumonia sebanyak 58% terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali terkait dengan kurangnya asupan ASI (Agung 2009). Keadaan kekurangan gizi pada bayi dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat (Klik Dokter 2008). Akibat rendahnya sanitasi dan hygiene MP-ASI memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh mikroba, hingga meningkatkan resiko dan infeksi lain pada bayi, hasil penelitian Widjaja (2008) bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia jenis MP-ASI yang umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang (57,3%) dan rata-rata berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada kelompok bayi yang diberikan MP-ASI (Persagi online, 2008). Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diberikan kepada bayi setelah berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi, selain MP-ASI, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan untuk bayi yaitu makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi, dan diberikan kepada bayi yang telah berumur 6-24 bulan sebanyak 4-6 kali/hari, sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa, makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi (Soekirman, 2007).



2



3



Hasil pra survey yang dilakukan peneliti di posyandu desa Olang wilayah kerja



Puskesmas



Ponrang Selatan pada dengan melakukan



wawancara pada ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan dari 9 ibu sebanyak 4 orang mengatakan bayi sudah diberikan MP ASI sejak usia 4 bulan 3 orang memberikan MP ASI yang berusia < 6 bulan. Dari hasil wawancara dengan beberapa ibu yang telah memberikan MP-ASI pada bayinya kurang dari 6 bulan beberapa diantaranya menjawab karena tidak mengetahui program MPASI setelah bayi berusia 6 bulan keatas, produksi ASI tidak mencukupi dan alasan kesibukan. Masih kurangnya sosialisasi Pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan merupakan salah satu penyebab kurangnya pengetahuan dan sikap ibu yang kurang mendukung tentang waktu yang tepat untuk memberikan MPASI pada bayinya (Persagi online, 2008). Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan upaya peningkatan pengetahuan ibu tentang tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan baik melalui penyuluhan, pemasangan lifleat dan media informasi lainnya. Dalam upaya menghasilan hasil yang efektif maka sebelumnya diperlukan data tentang pengetahuan ibu tentang tentang pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan melalui proses penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu.



3



4



B. Rumusan Masalah Dari uraian masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu. b. Diketahuinya sikap ibu tentang pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu. c. Diketahuinya ketetapan ibu dalam pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu. d. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap ketepatan pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu e. Diketahuinya hubungan sikap ibu terhadap ketepatan pemberian MPASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu D. Manfaat Penelitian



4



5



1.



Institusi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi berhubungan dengan pemberian makanan pendamping ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan



2.



Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam peningkatan pengetahuan dan sikap ibu berhubungan dengan pemberian makanan pendamping ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan.



3.



Bagi Ibu Menyusui. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang makanan pendamping ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan.



4.



Peneliti Dapat menjadi rujukan bagi peneliti yang ingin mengembangkan hasil penelitian terkait pemberian MP ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan.



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Pengetahuan



5



6



1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2010). Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku, dan surat kabar (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan sehingga individu tersebut akan melakukan perubahan dengan mengadopsi perilaku (Notoatmodjo, 2010). 2. Tingkatan Pengetahuan Tingkatan dalam pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) adalah sebagai berikut : a. Tahu (know) yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, atau termasuk dalam pengetahuan tingkat ini, adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. b. Memahami (comprehension) yaitu sebagai kemampuan menjelaskan secara



benar



tentang



objek



6



yang



diketahui



dan



dapat



7



menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap sesuatu objek atau materi akan dapat menjelaskan, menyebutkan atau menyimpulkan objek yang telah dipelajari tersebut. c. Menerapkan



(aplication)



yaitu



sebagai



kemampuan



untuk



menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi yang sebenarnya dengan menggunakan metode, prinsip, rumus dalam konteks atau situasi lain. d. Analisa (analysis) yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek yang telah dipelajari ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain, kemampuan analisa dapat dilihat dari kemampuan



menjabarkan,



membedakan,



mengelompokkan



dan



memisahkan. e. Sintesa (synthesis) yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya menyusun, menyesuaikan dan sebagai suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada. f. Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian ini menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada, misalnya dapat membandingkan, menanggapi pendapat dan menafsirkan sebab-sebab suatu kejadian. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan



7



8



Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menutur Notoatmodjo (2010) antara lain : a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada akhirnya semakin banyak pengetahuan yang mereka miliki.



Pendidikan adalah suatu usaha untuk



mengembangkan kepribadian an kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsungnya seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut IB Mantra dalam Notoatmodjo (2007), makin tinggi pengetahuan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan adanya seseorang dengan pendidikan tinggi, maka ornag tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bukan berarti seorang berpendidikan rendah, mutlak berpengetahuan rendah pula. Karena peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, namun dipendidikan non formal juga dapat diperoleh. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua



8



9



sapek inilah yang pada akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dan obyek yang diketahui, maka menumbuhkan sikap yang semakin positif terhadap obyek tersebut b. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Ibu yang bekerja formal memiliki akses dan sumber informasi yang lebih banyak dari ibu yang tidak bekerja. c. Umur Semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup : 1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. 2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada kemampuan yang lain seperti kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia (Notoatmodjo, 2010).



9



10



d. Minat Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif. f. Informasi Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Bentuk pengetahuan atau model untuk memahami dunia yang dimiliki manusia, dapat terbentuk dalam tiga katagori, yaitu:



1) Pengetahuan Kultural Model untuk memahami dunia yang diekspresikan dalam asumsi-asumsi, nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki manusia. 2) Pengetahuan Klasik Model untuk memahami dunia dalam bentuk konsep, diekspresikan dalam bentuk teori dan pengalaman yang dimiliki.



10



11



3) Pengetahuan Eksplisit Model untuk memahami dunia dalam bentuk keahlian atau kognitif, diekspresikan dalam bentuk sistem, peraturan-peraturan, prosedur-prosedur dan tata cara kerja yang dipahaminya. B. Konsep Sikap 1. Pengertian Menurut Sarnoff dalam Azwar (2005) mengidentifikasikan sikap sebagai



kesediaan



positif (favorably) atau



untuk



bereaksi (disposition



secara



to



react) secara



negatif(unfavorably) terhadap



obyek-



obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu (Azwar, 2005). Sedangkan La Pierre dalam Azwar,(2005) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain (Azwar, 2005).



11



12



Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. 2. Komponen Sikap Sikap dibagi menjadi tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif, adalah komponen yang terdiri dari pengetahuan. Komponen afektif, adalah komponen yang berhubungannya dengan perasaan senang atau tidak senang, sehingga bersifat evaluatif. Komponen konatif, adalah komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap. Mann dalam Azwar (2005) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotype yang dimilki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. Kompoenen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi.



12



13



Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. 3. Pembentukan Sikap Sikap terbentuk dari adanya interaksi yang dialami oleh individu. Sikap dibentuk sepanjang perkembangan hidup manusia. Melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, seseorang membentuk sikap tertentu. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain. Melalui interaksi sosialnya individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologis yang dihadapinya (Azwar, 2005). 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Diantara berbagai



faktor yang mempengaruhi pembentukan



sikap adalah: a. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.



13



14



b. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain. c. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. d. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut,



apabila



cukup



kuat,



akan



memberi



dasar



afektif



dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. e. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis



14



15



pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaranajarannya. f. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka. 5. Fungsi Sikap Baron dalam, Azwar (2005) mengatakan; Pertama, sikap berfungsi sebagai skema kerangka kerja mental yang membantu individu untuk menginterpretasi dan memproses berbagai jenis informasi. Kedua, sikap memiliki fungsi harga diri (self-esteem function) yang membatu individu mempertahankan atau meningkatkan perasaan harga diri. Ketiga, sikap berfungsi sebagai motivasi untuk menimbulkan kekaguman atau motivasi impresi (impression motivation function). 6. Perubahan Sikap Proses perubahan sikap selalu dipusatkan pada cara-cara manipulasi atau pengendalian situasi dan lingkungan untuk menghasilkan perbahan sikap ke arah yang dikehendaki. Dasar-dasar manipulasi diperoleh dari



15



16



pemamahaman



mengenai



organisasi



sikap,



faktor-faktor



yang



mempengaruhi pembentukan dan proses perubahan sikap. Pada teori Kelman (dalam Azwar, 2005) ditunjukkan bagaimana sikap dapat berubah melaui tiga proses yaitu kesediaan, identifikasi, dan internalisasi. Kesediaan terjadi ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau dari kelompok lain dikarenakan individu berharap untuk memperolah reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut. Identifikasi terjadi saat individu meniru perilaku atau sikap seseorang atau sikap sekelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggap individu sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara individu dengan pihak lain termaksud. Internalisasi terjadi saat individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap menurut pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dipercayai individu dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya (Azwar, 2005). Proses mana yang akan terjadi dari ketiga proses tersebut banyak bergantung pada sumber kekuatan pihak yang mempengaruhi, berbagai kondisi yang mengendalikan masing-masing proses terjadinya pengaruh, dan implikasinya terhadap permanensi perubahan sikap (Kelman, dalam Azwar 2005). C. Konsep Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 1. Pengertian MP-ASI Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan.



16



17



Makanan pendamping ASI bukan untuk mengganti ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. Dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan karena makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI (Widjaja, 2008). 2. Manfaat Makanan Pendamping ASI hanya mampu mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6-24 bulan. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus-menerus. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dapat diketahui dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badan anak. Selain sebagai pelengkap ASI, pemberian makanan tambahan sangat membantu bayi dalam proses belajar makan yang baik (Krisnatuti, 2007). 3. Syarat-syarat makanan pendamping ASI Agar pemberian makanan pendamping ASI dapat terpenuhi dengan sempurna maka perlu diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi, seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainnya. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan untuk bayi sebagai berikut : a. Makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi.



17



18



b. Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari. c. Sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa. d. Makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik di tinjau dari segi nilai gizinya maupun sifat fisik makanan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, makanan tambahan bayi sebaiknya memiliki beberapa kriteria berikut : 1) Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi. 2) Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan mineral yang cocok. 3) Dapat diterima oleh pencernaan bayi dengan baik. 4) Harga relatif murah 5) Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal 6) Bersifat padat gizi 7) Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang sedikit. Kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan bayi (Krisnatuti, 2007). 4. Jenis-jenis Makanan Pendamping ASI a. Makanan komersial



18



19



Secara komersial, makanan bayi tersedia dalam bentuk tepung campuran instan atau biskuit yang dapat di makan secara langsung atau dapat dijadikan bubur. Beberapa merk yang diproduksi dan beredar di pasaran, antara lain: produk SUN, Promina, Cerelac, Nestum Nutritia, Milna dan Farley. Menurut Krisnatuti (2007), untuk membuat makanan bayi harus memenuhi petunjuk dan mempertimbangkan hal-hal berikut: 1) Formula Formula harus dibuat berdasarkan angka kecukupan gizi bayi dan balita. Bahan baku yang diizinkan, kriteria zat gizi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. 2) Teknologi proses Pemilihan teknologi proses berkaitan dengan spesifikasi produk yang diinginkan, tingkat sanitasi dan higienitas yang dikehendaki. Faktor keamanan pangan, serta mutu akhir produk. 3) Higiene Produk jadi makanan pendamping ASI dikatakan memenuhi syarat apabila terpenuhi hal-hal berikut : a) Bebas dari mikroorganisme patogen. b) Bebas dari kontaminasi hasil pencemaran mikroba penghasil racun atau alergi. c) Bebas racun



19



20



d) Harus dikemas tertutup sehingga terjamin sanitasinya dan disimpan di tempat yang terlindungi. 4) Pengemasan Kemasan yang dipakai harus terbuat dari bahan yang kuat, tidak beracun, tidak mempengaruhi mutu inderawi produk (dari segi penampakan, aroma, rasa dan tekstur), serta mampu melindungi mutu produk selama jangka waktu tertentu). 5) Label Persyaratan label makanan bayi harus mengikuti codex standar, dengan informal yang jelas, tidak menyesatkan konsumen, komposisi bahan-bahan tercantum pada kemasan, nilai gizi produk,dan petunjuk penyajian. b. Jenis Makanan Pendamping ASI dan Waktu Pemberiannya Jenis makanan MP-ASI dan waktu pemberian (Baby’s Food, 2011): 1) Buah-buahan Dapat diberikan setelah bayi usia 6 bulan dengan frekuensi 1-2 kali sehari



2) Makanan lunak Adalah makanan berbentuk halus/setengah cair yang diberikan setelah bayi bayi usia 6 bulan dengan frekuensi 1-2 kali sehari dan



20



21



untuk bayi usia 9-12 bulan diberikan dengan frekuensi 1 kali sehari. 3) Makanan lembek Adalah makanan bubur saring yang diberikan pada usia diatas 6-9 bulan dengan frekuensi 1 kali sehari dan bayi usia 9-12 bulan dengan frekuensi 1-2 kali sehari. Pada usia 6-12 bulan dapat diberikan makanan pendamping berupa bubur saring yang dicampur telus, daging, tahu, sayuran khususnya wortel, bayam kacang hijau dan santan atau minyak. Contoh MP ASI yang dapat dibuat pada tatanan rumah tangga : 1) Nasi tim hati Bahan : 600 ml air, 2 sendok makan beras 25 gr hati ayam, iris kecil 25 gr tempe, 50 gr labu kuning parut1 iris tomat matang 1 sendok teh minyak Cara membuat : a) Masak air bersama beras, hati ayam serta tempe, aduk perlahan hingga mengental. b) Masukan labu kuning, tomat dan masak sambil diaduk hingga matang. c) Tambahkan minyak, aduk hingga tercampur rata. angkat dan biarkan hingga dingin. d) Saring atau masukan kedalam blender dan haluskan. e) Tuang dalam mangkuk dan sajikan segera.



21



22



Catatan : pilih hati ayam yang masih utuh, tidak hancur, terutama empedunya. bila empedu pecah hati akan terasa pahit, untuk 2 porsi (1 porsi = 209 kalori) 2) Nasi tim cincang Bahan : 500 - 750 ml air, 2 sendok makan beras, 50 gram tahu, cincang, 25 gram daging giling, 50 gram wortel parut 25 gram tomat cincang, 2 sendok makan santan kental Cara membuat : a) Rebus air bersama , tahu dan daging giling. Aduk-aduk dan masukan wortel serta tomat, aduk dan masak hingga sayuran matang & angkat. b) Tuang santan, aduk hingga tercampur rata kemudian angkat kemudian tuangkan kedalam mangkuk tahan panas. c) Panaskan dandang dan kukus nasi tim sampai airnya habis. d) Angkat dan sajikan Catatan : pilih tahu yang masih seger, warna dan baunya belum berubah, untuk 1 porsi (1 porsi = 226 kalori).



3) Bubur kacang hijau Bahan: 100 gr kacang hijau kupas, rendam, tiriskan 250 cc jus apel, 1 buah wortel, kupas, potong dadu, 400 cc air 10 sdm susu formula 1



22



23



Cara membuat: a) Sangrai kacang hijau hingga matang. Haluskan dan ayak. b) Rebus wortel dengan air hingga tinggal setengah. Ambil airnya. c) Campur kacang hijau bubuk dengan jus apel dan air rebusan wortel. Aduk hingga rata. Jerang di atas api sedang sambil diaduk hingga mendidih. d) Masukkan susu formula 1 sedikit demi sedikit sambil diaduk rata. Angkat. Berikan pada bayi selagi hangat. 4) Bubur beras merah Bahan: 100 gr beras merah, rendam, tiriskan, haluskan, dan ayak, 600 kaldu ayam, 5 sdm susu formula 1 100 gr pepaya matang, haluskan, 5 sdm air jeruk manis.Cara membuat: a) Campur tepung beras merah dengan kaldu ayam, aduk rata. Jerang di atas api sambil diaduk hingga matang. Angkat. b) Tambahkan susu formula 1, aduk rata. c) Tambahkan pepaya dan air jeruk manis, aduk rata. Berikan pada bayi selagi hangat. Jenis-jenis makanan pendamping ASI dan waktu pemberiannya dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI menurut Umur Bayi, Jenis Makanan dan Frekuensi Pemberian.



23



24



Umur bayi 0-6 bulan Kira-kira 6 bulan



Kira-kira 7 bulan



Kira-kira 9 bulan



-



12 bulan atau lebih



Beberapa kali sehari



Jenis makanan ASI ASI Buah lunak / sari buah Bubur : bubur havermout / bubur tepung beras merah ASI Buah-buahan Hati ayam atau kacang – kacangan Beras merah atau ubi Sayuran (wortel, bayam) Santan/ minyak / advokad Air tajin ASI Buah-buahan Bubur atau roti Daging / kacang-kacangan / ayam / ikan Beras merah/kentang/ labu/ jagung Kacang tanah Minyak / santan / avokad Sari buah tanpa gula



10-12 kali sehari Kapan diminta 1-2 kali sehari Kapan diminta



4-6 kali sehari



Kapan diminta



4 – 6 kali sehari



- ASI



Kapan diminta



- Makanan padat umumnya termasuk telur dengan kuning telurnya dan jeruk.



4-6 kali sehari



(Krisnatuti, 2007).



BAB III KERANGKA KONSEP PENELITAN A. Kerangka Konseptual



24



25



Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada Balita usia 6 – 24 bulan di desa Olang wilayah kerja Puskesmas Ponrang Selatan kabupaten Luwu. Berdasarkan pemikiran diatas maka kerangka konseptual penelitian ini adalah : Variabel independen



Variabel dependen



Pengetahuan



Ketepatan pemberian MP-ASI



Sikap



Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian



B. Variabel penelitian Variabel mengandung pengertian atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain (Arikunto, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu sedangkan variabel dependen adalah ketepatan pemberian MP-ASI.



C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif 1. Pengetahuan tentang makanan pendamping ASI yang terdiri dari manfaat, syarat-syarat makanan pendamping ASI, jenis-jenis makanan pendamping



25



26



ASI pada balita 6-24 bulan. Hasil pengukuran di klasifikasikan dalam skala ordinal : a. Pengetahuan baik jika total skor > median b. Pengetahuan kurang jika total skor ≤ median 2. Sikap adalah penilaian atau tanggap responden tentang pemberian MP ASI pada balita usia 6-24 bulan. Hasil pengukuran di klasifikasikan dalam skala ordinal : a. Sikap positif jika total skor > median b. Sikap negatif jika total skor ≤ median 3. Ketepatan pemberian MPASI adalah ketepatan waktu pemberian MP ASI pada bayi usia 6-24 bulan tepat jika : a. Tepat jika diberikan setelah bayi berusia ≥ 6 bulan (skor 8-10) b. Tidak tetap jika diberikan setelah bayi berusia < 6 bulan(skor 6 bulan 3. Menurut ibu, makanan pendamping ASI adalah : a. Diberikan ketika bayi tidak lagi menyusui b. Makanan pendamping ASI c. Makanan yang diberikan saat gigi bayi mulai tumbuh 4. Menurut ibu manfaat makanan pendamping ASI, adalah : a. Mempercepat pertumbuhan gigi b. Menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi c. Menambah mineral 5. Menurut ibu manfaat lain dari makanan pendamping ASI adalah : a. Mengurangi waktu ibu untuk menyusui bayi



49



50



b. Mencegah penyakit c. Membantu bayi dalam proses belajar makan yang baik 6. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan: a. 0-3 bulan b. 3-6 bulan c. > 6 bulan 7. Yang termasuk syarat makanan pendamping ASI : a. Mudah dicerna ( makanan lunak) b. Sama dengan makanan orang dewasa c. Mengandung serat kasar 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi : a. Setelah berumur 1 tahun dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa b. Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari c. Sebaiknya makanan dari olahan pabrik 9. Jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia > 6 bulan : a. Makanan lunak b. Makanan padat c. Makanan cair 10. Menurut ibu yang merupakan makanan pendamping ASI : a. Makanan yang olahan pabrik b. Bubur susu c. Makanan olahan sendiri 11. Berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang berusia 6-8 bulan : a. 1-3 kali b. 7-10 kali c. 4-6 kali 12. Mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan: a. Agar anak tidak rewel dan canggung b. Agar anak terhindar dari penyakit c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan umurnya



50



51



13. Apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan terhadap kesehatan bayi? a. Tidak ada pengaruhnya b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu c. Anak jadi sering nangis 14. Menurut ibu, dengan menunda makanan tambahan dapat mengurangi resiko alergi makanan? a. Ya b. Tidak c. Mungkin 15. Pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih? a. > 24 bulan b. < 12 bulan c. >12 bulan Kuesioner C: Sikap Tentang MP ASI Petunjuk : - Setiap pernyataan mempunyai empat macam jawaban, untuk itu saudara pilih salah satu jawaban yang paling mewakili dan sesuai dengan keadaan atau perasaan saudara secara jujur. Caranya dengan diberi tanda () pada kolom yang sesuai dengan hurub yang saudara pilih tersebut. - Huruf dibawah ini merupakan gambaran sikap saudara dan hurub tersebut identik dengan pernyataan sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) : Yang berarti IBU berpendapat bahwa apa yang terkandung didalam pernyataan yang diajukan sungguh-sungguh benar sesuai apa yang dirasakan Setuju (S) : Yang berarti IBU berpendapat bahwa apa yang terkandung dalam pernyataan yang diajukan lebih banyak benarnya daripada tidak benarnya Tidak Setuju (TS) : Yang berarti IBU berpendapat bahwa apa yang terkandung dalam pernyataan yang diajukan lebih banyak tidak benarnya daripada benarnya Sangat Tidak Setuju (STS) : Yang berarti IBU berpendapat bahwa apa yang terkandung dalam pernyataan yang diajukan lebih banyak tidak benarnya daripada benarnya No



Pertanyaan SS



1.



Bayi berusia 4 bulan memerlukan makanan khusus



51



Jawaban S TS STS



Kode



52



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Pada bayi berusia > 6 bulan baru boleh diberikan makanan tambahan Supaya bayi berusia 0-6 bulan lebih gemuk, makanannya harus ditambah dengan susu formula Pemberian makanan pada bayi sebelum bayi berusia < 6 bulan dapat berpengaruh pada pencernaannya Pemberian makanan selain ASI kepada bayi sebelum bayi berusia 6 bulan Menunda pemberian makanan padat dapat mengurangi resiko alergi makanan pada bayi Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan dapat membantu bayi mengatasi rasa lapar dan tidak akan menangis Memberi makanan lumat seperti bubur susu sebagai makanan pertama pada bayi berusia > 6 bulan Pada bayi berusia 7-9 bulan diberikan lebih dari 6 kali makanan tambahan setiap hari Pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan dapat menyebabkan anak kelebihan berat badan



Kuesioner D: Ketepatan Pemberian MP ASI 1. Ibu memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan? a. Ya b. Tidak 2. Ibu memberikan makanan tambahan pada bayi saat berumur 4 bulan? a. Ya b. Tidak 3. Makanan tambahan diberikan pada bayi ketika usia < 6 bulan? a. Ya b. Tidak 4. Ibu memberikan makan bayi berusia < 6 bulan jika bayi rewel atau menangis? a. Ya b. Tidak 5. Ibu memberikan susu formula pada anak usia < 6 bulan? a. Ya b. Tidak 6. Ibu memberi makan bayi berusia < 6 bulan agar anak lebih gemuk? a. Ya b. Tidak 7. Ibu memberi makanan lumat seperti bubu susu sebagai makanan pertama bayi berusia diatas 6 bulan ? a. Ya b. Tidak 8. Ibu memberikan susu formula sebagai makanan tambahan ketika masih memberikan ASI? a. Ya b. Tidak 9. Ibu memberikan makanan tambahan 1-3 kali sehari pada bayi usia > 6 bulan? a. Ya b. Tidak 10. Ibu memberi makan bayi dengan kemiri sesaat setelah bayi lahir?



52



53



a. Ya



b. Tidak



Terima kasih atas partisipasinya



SKRIPSI



HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BALITA USIA 6 – 24 BULAN DI DESA OLANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONRANG SELATAN KABUPATEN LUWU TAHUN 2013 53



54



OLEH : NAMA : PATIMAH NIM : 01.2011.589



PROGRAM STUDI S 1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) KURNIA JAYA PERSADA PALOPO 2013 LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN



Skripsi dengan judul : “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 – 24 Bulan di Desa Olang



54



55



Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013” telah mendapat persetujuan untuk diuji dalam seminar hasil penelitian.



Menyetujui :



Pembimbing I



Pembimbing II



Munafrin Hoesny, S.Psi. M.Kes



Megawati Sibulo.S.Kep.Ns



KETUA Program Studi S1 Keperawatan (STIKES) KURNIA JAYA PERSADA PALOPO



Grace Tedy Tulak.S.Kep.Ns.M.Kep NIDN. 0920078501



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i HALAMAN



PENGESAHAN



55



56



................................................................................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA



56



57



................................................................................................................................... 6 A. Konsep Pengetahuan ............................................................................................................................. 6 B. Konsep Sikap ............................................................................................................................. 11 C. Konsep Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ............................................................................................................................. 17 BAB III KERANGKA KONSEP 25 A. Kerangka Konsep ............................................................................................................................. 25 B. Variabel Penelitian ............................................................................................................................. 25 C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................................................................................................................. 26 D. Hipotesis ............................................................................................................................. 26 BAB IV METODE PENELITIAN 28 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................................................................................. 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................................................. 28 C. Populasi dan Sampel ............................................................................................................................. 28 D. Metode Pengumpulan Data



57



58



............................................................................................................................. 29 E. Metode Pengolahan Data ............................................................................................................................. 31 F. Analisa Data ............................................................................................................................. 31 G. Etika Penelitian ............................................................................................................................. 33 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 35 A. Hasil ............................................................................................................................. 35 B. Pembahasan ............................................................................................................................. 40 C. Keterbatasan penelitian ............................................................................................................................. 44 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................................... 45 A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 45 B. Saran ............................................................................................................................. 45 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 47 Lampiran-Lampiran



58



59



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1.



Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI menurut Umur Bayi, Jenis Makanan dan Frekuensi Pemberian .............................................................................................................. 24



Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Olang Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, Tahun 2013 .............................................................................................................. 36



59



60



Tabel 5.2



Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013 .............................................................................................................. 37



Tabel 5.3



Distribusi Sikap Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 624 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013 .............................................................................................................. 37



Tabel 5.4



Distribusi Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013 ................................................................................................................................... 38 Tabel 5.5



Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013 .............................................................................................................. 38



Tabel 5.6



Hubungan Sikap Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013 .............................................................................................................. 39



60



61



DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................................................................................... 25



61



62



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Informed Concern ................................................................................................................................... 1 Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ................................................................................................................................... 2 Lampiran 3. Izin Penelitian ................................................................................................................................... 3 Lampiran 4. Master Tabel ................................................................................................................................... 4 Lampiran 5. Output Pengolahan Data ................................................................................................................................... 5 Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................................................................................................................... 6



62



63



PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesajarnaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka. Palopo, September 2013



PATIMAH NIM :01.2011.589



63



64



KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbil Alamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 – 24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013” sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan di program studi (S1)



Keperawatan pada STIKES Kurnia Jaya



Persada Palopo.



64



65



Rampungnya penyusunan skripsi ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada: 1. Ibu Hj. Nuraeni Azis.S.Kp. M.Kes selaku ketua STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo. 2. Ibu Grace Tedy Tulak, S.Kep. Ns.M.Kep, Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo 3. Bapak Munafrin Hoesny, S.Psi. M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan selama penulisan skripsi 4. Ibu Megawati Sibulo.S.Kep.Ns. pembimbing II atas segala bimbingan dan waktunya selama penyusunan skripsi. 5. Penguji atas saran yang konstruktif. 6. Para civitas akademik Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo 7. Seluruh teman-teman dan pihak lain yang telah membantu dan memberikan saran untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan olehnya diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan.



Palopo, September 2013



65



66



Penulis



BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian Penelitian ini dilakukan di Sampeang wilayah kerja Puskesmas Bajo kabupaten Luwu dengan jumlah sampel 46 responden yang ditetapkan secara Simple Random Sampling, pengumpulan data dilakukan pada saat ibu bayi melakukan kunjungan ke posyandu dan melalui kunjungan rumah yang dilakukan dari tanggal 5 s/d 21 September 2012.



66



67



1. Karakteristik responden a.



Distribusi umur ibu Dari 46 responden diketahui kelompok umur terbanyak adalah usia 26-30 tahun sebanyak 18 atau 39.1 %, kemudian usia 21-25 tahun 14 atau 30.4 %, usia 31-35 tahun sebanyak 10 atau atau 21.7 % dan yang paling sedikit adalah usia 36-40 tahun hanya 4 atau 8,7 %. Distribusi umur ibu ditampilkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Usia Jumlah Persentase (%) 21-25 tahun 14 30.4 26-30 tahun 18 39.1 31-35 tahun 10 21.7 36-40 tahun 4 8.7 Total 46 100.0 Sumber : data primer 2012



b.



Distribusi pendidikan ibu Dari 46 responden diketahui tingkat pendidikan terbanyak adalah SMU sebanyak 18 atau 39.1 %, kemudian SMP 13 atau 28.3 %, tidak sekolah 7 atau 15.2 % dan sarjana dengan SD jumlahnya sama yaitu 4 atau 8.7 %. Distribusi pendidikan ibu ditampilkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Pendidikan Sarjana



Jumlah 4



67



Persentase (%) 8.7



68



SMU SMP SD tdk sekolah Total Sumber : data primer 2012 c.



18 13 4 7 46



39.1 28.3 8.7 15.2 100.0



Distribusi pekerjaan ibu Hasil penelitian diketahui dari 46 responden mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 26 atau 56.5 %, kemudian PNS dan wiraswasta masing-masing 8 atau 17.4 % dan pegawai swasta 4 atau 8.7 % . Distribusi pekerjaan ibu ditampilkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Pekerjaan PNS IRT Pegawai swasta Wiraswasta Total Sumber : data primer 2012



d.



Jumlah 8 26 4 8 46



Persentase (%) 17.4 56.5 8.7 17.4 100.0



Distribusi sumber informasi tentang MP-ASI Dari 46 responden diketahui sumber informasi terbanyak yang diperoleh tentang MP-ASI adalah dari petugas kesehatan sebanyak 24 atau 52.2 %, kemudian dari media cetak 11 atau 23.9 %, dari teman/orang lain sebanyak 6 atau 13 % dan yang belum pernah mendapatkan informasi sebanyak 5 atau 10.9 %. Distribusi sumber informasi tentang MP ASI ditampilkan pada tabel 4.4. Tabel 4.4



68



69



Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang MP ASI di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Sumber Informasi Petugas Kesehatan Media Cetak Teman/Orang Lain Belum Pernah Total Sumber : data primer 2012 e.



Jumlah 24 11 6 5 46



Persentase (%) 52.2 23.9 13.0 10.9 100.0



Distribusi usia bayi Dari 46 responden diketahui jumlah terbanyak ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan dan 13-18 buan masing-masing 14 atau 30.4 %, kemudian 0-6 bulan 10 atau 21.7 % dan umur 19-24 bulan 8 atau 7.4 %. Distribusi umur bayi ditampilkan pada tabel 4.5.



Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Umur dalam bulan 0-6 bulan 7-12 bulan 13-18 bulan 19-24 bulan Total Sumber : data primer 2012 f.



Jumlah 10 14 14 8 46



Persentase (%) 21.7 30.4 30.4 17.4 100.0



Distribusi usia saat pemberian MP ASI



69



70



Dari 46 responden diketahui mayoritas bayi diberikan MP ASI sebelum usia 6 bulan yaitu 31 atau 67.4 %, kemudian yang memberikan diatas 6 bulan 10 atau 21.7 % dan 5 atau 10.9 % yang belum memberikan MP ASI. Distribusi usia bayi saat pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Bayi Saat Pemberian MP ASI di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Usia pemberian MP ASI < 6 Bulan > 6 Bulan Belum Diberikan Total Sumber : data primer 2012



Jumlah 31 10 5 46



Persentase (%) 67.4 21.7 10.9 100.0



2. Analisa Univariat Dari hasil penelitian terhadap 46 responden diketahui lebih banyak yang masih kurang mengetahui tentang pemberian MP ASI sebanyak 19 atau 41.3 %, kemudian yang mengetahui dengan baik sebanyak 14 atau 30.4 %, cukup mengetahui 9 atau 19.6 %, dan hanya 4 atau 8.7 % yang tidak mengetahui dengan baik. Distribusi pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang MP ASI di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Tidak Baik



Jumlah 14 9 19 4



70



Persentase (%) 30.4 19.6 41.3 8.7



71



Total Sumber : data primer 2012



46



100.0



3. Tabulasi silang antara usia ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan Berdasarkan umur ibu dari hasil tabulasi silang diketahui dari 14 ibu yang berusia 21-25 tahun



lebih banyak yang kurang mengetahui



tentang pemberian MP ASI yaitu 7 orang atau 50 %, kemudian yang mengetahui dengan baik 5 atau 35.7 % dan yang cukup mengetahui 2 orang atau 14.3 %. Dari 18 ibu yang berusia 26-30 tahun jumlah yang kurang mengetahui sebanyak 7 orang atau 38.9 %, kemudian mengetahui dengan baik 6 orang atau 33.3 %, ibu yang cukup mengetahui 3 orang atau 16.7 % dan yang tidak mengetahui 2 orang atau 11.1 %. Dari 10 ibu yang berusia 31-35 tahun lebih banyak yang kurang mengetahui tentang MP ASI yaitu 4 orang atau 40 %, kemudian cukup mengetahui 3 orang atau 30 %, yang tidak mengetahui 2 atau 20% dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang atau 10 %. Dari 4 orang ibu yang berusia 36- 40 tahun lebih banyak yang mengetahui dengan baik sebanyak 2 orang atau 50 %, yang cukup dan kurang mengetahui masingmasing 1 orang atau 25 %. Distribusi tabulasi silang antara umur ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Tabulasi Silang Umur Ibu Dengan Pengetahuan Tentang MP ASI di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Pengetahun



71



72



Baik Cukup F % F % 21-25 tahun 5 35.7 2 14.3 26-3 tahun 6 33.3 3 16.7 31-35 tahun 1 10 3 30 36-40 tahun 2 50 1 25 Total 14 30.4 9 19.6 Sumber: Data Primer, 2012 Umur



Kurang Tidak baik F % F % 7 50 0 0 7 38.9 2 11.1 4 40 2 20 1 25 0 0 19 41.3 4 8.7



Total F % 14 100 18 100 10 100 4 100 46 100



4. Tabulasi silang antara pendidikan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan Berdasarkan tabulasi silang antara tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan diketahui dari 4 ibu dengan pendidikan sarjana lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 3 atau 75 % dan 1 orang atau 25 % yang cukup mengetahui. Dari 17 ibu berpendidikan SMU lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 8 atau 44.4 %, cukup mengetahui 6 orang atau 33.3 %, yang kurang mengetahui 3 atau16.7 % dan yang tidak mengetahui dengan baik 1 orang atau 5.6 % orang. Pada ibu berpendidikan SMP diketahui lebih banyak yang kurang mengetahui yaitu 10 atau 76.9 %, cukup mengetahui 2 orang atau 15.4 % dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang atau 7.7 %. Dari 4 responden dengan pendidikan SD juga lebih banyak yang kurang mengetahui yaitu 3 atau 75 % dan yang mengetahui dengan baik 1 orang atau 25 %. Sedangkan ibu yang tidak sekolah lebih banyak yang tidak dan kurang mengetahui proporsinya sama yaitu 3 orang atau 42.9 %, dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang ayau 14.3 %.



72



73



Distribusi



tabulasi



silang



antara



pendidikan



ibu



dengan



pengetahuan tentang pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Tabulasi Silang Pendidikan Ibu Dengan Pengetahuan Tentang MP ASI di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Pendidikan Sarjana SMU SMP SD Tidak



Baik F % 3 75 8 44.4 1 25 1 25 1 14.3



Pengetahun Cukup Kurang F % F % 1 25 0 0 6 33.3 3 16.7 0 0 3 75 0 0 3 75 0 0 3 42.9



sekolah Total 14 30.4 9 Sumber: Data Primer, 2012



19.6



19



41.3



Tidak baik F % 0 0 1 5.6 0 0 0 0 3 42.9 4



8.7



Total F % 4 100 18 100 4 100 4 100 7 100 46



100



5. Tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan Hasil analisa pada tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP ASI 8 ibu yang bekerja sebagai PNS lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 5 orang atau 62.5 %, cukup mengetahui 2 orang atau 25 %, kurang mengetahui 1 orang atau 12.5 %. Dari 26



orang Ibu Rumah Tangga (IRT) mayoritas kurang



mengetahui tengan MP ASI yaitu 14 orang atau 53.8 %, yang mengetahui dengan kategori baik, cukup dan tidak baik proporsinya sama yaitu masing-masing 4 atau 15.4 %. Ibu yang bekerja di swasta 2 orang atau 50% yang mengetahui dengan baik dan ibu yang berpengetahuan cukup dan kurang mengetahui proporsinya masing-masing 1 orang atau 25 %. Dari 8 ibu yang bekerja sebagai wiraswasta jumlah yang mengetahui



73



74



dengan baik dan kurang mengetahui tentang MP ASI proporsinya sama masing-masing 3 orang atau 37.5 % dan yang cukup mengetahui 2 orang atau 25 %. Distribusi tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP ASI ditampilkan pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Tabulasi Silang Pekerjaan Ibu Dengan Pengetahuan Tentang MP ASI di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Tahun 2012 Pekerjaan



Baik F % PNS 5 62.5 IRT 4 15.4 Swasta 2 50 Wiraswasta 3 37.5 Total 14 30.4 Sumber: Data Primer, 2012



Pengetahun Cukup Kurang F % F % 2 25 1 12.5 4 15.4 14 53.8 1 25 1 25 2 25 3 37.5 9 19.6 19 41.3



Tidak baik F % 0 0 4 15.4 0 0 0 0 4 8.7



Total F % 8 100 26 100 4 100 8 100 46 100



6. Pembahasan 1.



Pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan berdasarkan usia ibu Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa usia ibu tidak menunjukkan sebagai determinan penting terhadap pengetahun tentang pemberian MP ASI. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pada semua pengelompokkan usia ibu menunjukkan kurang mengetahui tentang tentang pemberian MP ASI. Hasil analisa diketahui dari 14 ibu yang berusia 21-25 tahun



lebih banyak yang kurang mengetahui tentang



pemberian MP ASI yaitu 7 orang atau 50 %, dari 18 ibu yang berusia 2630 tahun jumlah yang kurang mengetahui sebanyak 7 orang atau 38.9 %,



74



75



dari 10 ibu yang berusia 31-35 tahun lebih banyak yang kurang mengetahui tentang MP ASI yaitu 4 orang atau 40 dan dari 4 orang ibu yang berusia 36- 40 tahun lebih banyak yang mengetahui dengan baik sebanyak 2 orang atau 50 %. Hasil penelitian ini tidak sesuai pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Asumsi peneliti bahwa terjadinya kesenjangan karena tidak proporsionalnya jumlah ibu untuk tiap pengelompokkan usia dan adanya faktor tingkat pendidikan sebagai faktor determinan penting dalam penelitian ini dalam terbentuknya pengetahuan tentang MP ASI. Hal lain yang dapat berpengaruh terhadap kurangnya pengetahuan ibu berdasarkan umur adalah karena faktor tradisi yang masih berkembang bahwa memberikan makanan secara dini pada bayi akan membantu mempercepat pertumbuhan anak. Hal ini sesuai dengan dengan hasil wawancara dengan beberapa ibu yang menyatakan bahwa pemberian makanan khususnya buah-buahan akan mempercepat pertumbuhan anaknya. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan Notoatmodjo (2007)



bahwa salah satu model yang membentuk



pengetahuan adalah model kulural untuk memahami dunia yang diekspresikan dalam asumsi-asumsi, nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki manusia.



75



76



2.



Pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan berdasarkan pendidikan ibu Hasil analisa antara tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan menggambarkan bahwa pendidikan ibu merupakan determinan penting dalam terbentuknya pengetahuan yang baik tentang MP ASI, yang berarti bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka smekain baik pula pengetahuannya tentang pemberian MP ASI . Hal ini daat dilihat pada ibu dengan pendidikan sarjana lebih banyak yang mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI sebanyak 75 % demikian pula ibu berpendidikan SMU sebanyak 44.4 % yang mengetahui dengan baik, sedangkan ibu yang pendidikan rendah yaitu SMP lebih banyak yang kurang mengetahui yaitu 76.9 %, demikian juga dengan ibu bependidikan SD sebanyak 75 % yang kurang mengetahui dan ibu yang tidak sekolah lebih banyak yang tidak dan kurang mengetahui proporsinya sama yaitu 42.9 % responden. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat IB Mantra dalam Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar sehingga makin tinggi pendidikan maka seseorang makin mudah mengetahui dan menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.



76



77



Akan tetapi dalam penelitian ini masih ada ibu dengan pendidikan yang diketegorikan tinggi masih kurang atau hanya cukup mengetahui tentang pemberian MP ASI sebaliknya ibu yang berpendidikan rendah terdapat beberapa orang yang mengetahui dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada ibu dengan pendidikan sarjana terdapat 25 % yang hanya cukup mengetahui demikian juga dengan ibu berpendidikan SMU terdapat 33.3 % yang hanya cukup mengetahui, kurang mengetahui 16.7 % dan yang tidak mengetahui dengan baik 5.6 %. Sedangkan ibu yang dikategorikan pendidikan rendah yaitu ibu berpendidikan SMP terdapat 15.4 % yang cukup mengetahui dan yang mengetahui dengan baik 7.7 %, pada ibu yang berpendidikan SD terdapat 25 % yang mengetahui dengan baik dan ibu yang tidak sekolah 14.3 % yang mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa meskipun pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan adanya seseorang dengan pendidikan tinggi, maka ornag tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, namun perlu ditekankan bukan berarti seorang berpendidikan rendah, mutlak berpengetahuan rendah pula, karena peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, namun dipendidikan non formal juga dapat diperoleh. Asumsi peneliti bahwa responden yang berpendidikan rendah dapat mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI berdasarkan hasil pengalaman belajar secara informal misalnya mendapatkan informasi dari



77



78



petugas kesehatan saat melakukan kunjugan ke posyandu, informasi dari teman dan berbagai sumber pengetahuan lainnya. 3.



Pengetahuan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan berdasarkan pekerjaan ibu Berdasarkan pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP ASI menggambarkan bahwa ibu yang memiliki pekerjaan diluar rumah yaitu PNS, pegawai swasta, dan wiraswasta lebih banyak yang mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki pekerjaan diluar rumah dalam hal ini ibu rumah tangga (IRT). Hal ini dapat dilihat pada ibu yang bekerja sebagai PNS lebih banyak yang mengetahui dengan baik sebesar 62.5 %, Ibu yang bekerja di swasta 50 % yang mengetahui dengan baik dan wiraswasta yang mengetahui dengan baik 37.5 % orang. Sedangkan ibu rumah tangga (IRT) mayoritas kurang mengetahui tentang MP ASI yaitu 53.8 % orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang bekerja diluar rumah memiliki pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja diluar rumah tentang pemberian MP ASI. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Ibu yang bekerja formal memiliki akses dan sumber informasi yang lebih banyak dari ibu yang tidak bekerja.



78



79



Asumsi peneliti bahwa ibu yang bekerja diluar rumah memiliki kecendrungan untuk mengetahui dengan baik tentang pemberian MP ASI dihubungkan dengan interaksi sosial yang juga lebih bervariasi sehingga kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi termasuk tentang MP ASI juga lebih mudah. Berbeda dengan ibu rumah tangga dengan keterbatasan variasi interaksi sosialnya, meskipun demikian ibu rumah tangga dapat juga mengetahui dengan baik selama adanya ketertarikan atau minat untuk mengetahui tentang masalah kesehatan termasuk MP ASI dengan memanfaatkan posyandu yang memungkinkan dapat lebih mengetahui secara utuh informasi tersebut dari petugas kesehatan. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan masih pentingnya sosialisasi tentang pemberian MP ASI kepada ibu-ibu khususnya yang berpendidikan rendah melalui penyuluhan kesehatan baik perorangan maupun berkelompok dan untuk efektivitasnya diperlukan media belajar seperti lifleat dan pamlet sehingga pengetahuan ini dapat dipelajari kembali oleh sasaran. 7. Keterbatasan Penelitian 1.



Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori-teori tetapi belum dilakukan uji validitas dan realibilitas sehingga masih memungkinkan adanya bias terhadap hasil dan kesimpulan penelitian.



79



80



2.



Jumlah



sampel



belum representatif untuk penelitian jenis survei deskriptif sehingga hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasi pada populasi yang lebih luas.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



Berdasarkan



hasil



dan



pembahasan



penelitian



tentang



gambaran



pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian makanan pendamping ASI pada



80



81



bayi usia 6 – 24 bulan di desa Sampeang wilayah kerja Puskesmas Bajo kabupaten Luwu, maka dapat disimpulkan dan saran-saran sebagai berikut : B. Kesimpulan 1. Berdasarkan usia ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan menunjukkan lebih banyak yang kurang mengetahui dimana ibu berusia 21-25 tahun yang kurang mengetahui tentang pemberian MP ASI yaitu 7 orang atau 50 %, kemudian yang mengetahui dengan baik 5 atau 35.7 % dan yang cukup mengetahui 2 orang atau 14.3 %, ibu yang berusia 26-30 tahun jumlah yang kurang mengetahui sebanyak 7 orang atau 38.9 %, kemudian mengetahui dengan baik 6 orang atau 33.3 %, ibu yang cukup mengetahui 3 orang atau 16.7 % dan yang tidak mengetahui 2 orang atau 11.1 %, ibu yang berusia 31-35 tahun lebih banyak yang kurang mengetahui tentang MP ASI yaitu 4 orang atau 40 %, kemudian cukup mengetahui 3 orang atau 30 %, yang tidak mengetahui 2 atau 20% dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang atau 10 % dan ibu yang berusia 36- 40 tahun lebih banyak yang mengetahui dengan baik sebanyak 2 orang atau 50 %, yang cukup dan kurang mengetahui masing-masing 1 orang atau 25 %. 2. Berdasarkan tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan tentang pemberian MP ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan menunjukkan ibu dengan pendidikan sarjana lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 3 atau 75 % dan 1 orang atau 25 % yang cukup mengetahui. Dari 17 ibu berpendidikan SMU lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 8



81



82



atau 44.4 %, cukup mengetahui 6 orang atau 33.3 %, yang kurang mengetahui 3 atau16.7 % dan yang tidak mengetahui dengan baik 1 orang atau 5.6 % orang, pada ibu berpendidikan SMP diketahui lebih banyak yang kurang mengetahui yaitu 10 atau 76.9 %, cukup mengetahui 2 orang atau 15.4 % dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang atau 7.7 %. Dari 4 responden dengan pendidikan SD juga lebih banyak yang kurang mengetahui yaitu 3 atau 75 % dan yang mengetahui dengan baik 1 orang atau 25 %. Sedangkan ibu yang tidak sekolah lebih banyak yang tidak dan kurang mengetahui proporsinya sama yaitu 3 orang atau 42.9 %, dan yang mengetahui dengan baik hanya 1 orang ayau 14.3 %. 3. Berdasarkan pekerjaan ibu dengan dengan pengetahuan tentang pemberian MP ASI menunjukkan ibu yang bekerja sebagai PNS lebih banyak yang mengetahui dengan baik yaitu 5 orang atau 62.5 %, cukup mengetahui 2 orang atau 25%, kurang mengetahui 1 orang atau 12.5%, Ibu Rumah Tangga (IRT) mayoritas kurang mengetahui tengan MP ASI yaitu 14 orang atau 53.8 %, yang mengetahui dengan kategori baik, cukup dan tidak baik proporsinya sama yaitu masing-masing 4 atau 15.4 %, pada ibu yang bekerja di swasta 2 orang atau 50% yang mengetahui dengan baik dan ibu yang berpengetahuan cukup dan kurang mengetahui proporsinya masingmasing 1 orang atau 25 %, dan yang bekerja sebagai wiraswasta jumlah yang mengetahui dengan baik dan kurang mengetahui tentang MP ASI proporsinya sama masing-masing 3 orang atau 37.5 % dan yang cukup mengetahui 2 orang atau 25 %.



82



83



C. Saran-saran 1. Institusi Pendidikan Keperawatan Diharapkan meningkatkan perannya dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan penyuluhan kesehatan khususnya tentang isu dan trend kesehatan seperti pemberian MP ASI maupun melalui kegiatan ilmiah seperti penelitian terkait MP ASI 2. Bagi Puskesmas Diperlukan kegiatan sosialisasi melalui penyuluhan kesehatan tentang MP ASI khususnya kepada ibu yang berpendidikan rendah dan ibu rumah tangga sehingga program MP ASI dapat dicapai untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang labih baik. 3. Bagi Ibu Menyusui Diharapkan hanya memberikan ASI ekslusif sampai usia bayi 6 bulan dan pemberian MP ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan atau selama 1000 hari untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal. 4. Bagi Peneliti Diharapkan bagi peneliti yang ingin mengkajia tentang MP ASI kiranya mengembangkan metode yang lebih analitik dan menggunakan kuesioner yang valid dan realibel sehingga bias dari hasil penelitian dapat dikontrol dengan baik.



83



84



DAFTAR PUSTAKA Agung (2008). Gizi dan Fungsinya, dibuka pada website http://agunkzalways. wordpress. com pada tanggal 16 Juli 2012 Agung (2009). Penilaian Status Gizi, dibuka pada website http://doktercakep. blogspot.com pada tanggal 16 Juli 2012 Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta: Jakarta Departemen Kesehatan RI (2000). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Depkes RI Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat Klik Dokter (2008). Penilaian Status Gizi, dibuka pada http://klikdokter/penilaian-status-gizi pada tanggal 16 Juli 2012



84



website



85



Krisnatuti, (2007).,ASI Ekslusif dan MP-ASI., http://www.infobunda.com pada tanggal 16 Juli 2012 Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta Persagi (2008). Status Gizi, dibuka pada website http://persagikapuas. blogspot.com tanggal 17 Juli 2012 Program Studi D.III Keperawatan (2012), Buku Panduan Penulisan Skripsi, Akper Sawerigading Pemda Luwu (tidak dipublikasikan) Soekirman (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat, Ditjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Sunaryo. (2004). Menu Sehat untuk Balita, Jakarta: Puspa Swara Supartini. Y. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC. Jakarta Widjaja, M.C (1998). Gizi Tepat untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan Balita, Jakarta: Kawan Pustaka Baby’s Food’(2011) dibuka pada website http://www.wholesomebabyfood.com tanggal 17 Juli 2012



ABSTRAK RAHMALIA WAHAB. “GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI DESA SAMPEANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU TAHUN 2012” Riset WHO pada tahun 2005 menyebutkan sebanyak 58% penyebab kematian balita di dunia terkait dengan malnutrisi, malnutrisi sering kali terkait dengan kurangnya asupan ASI (Agung 2009. Keadaan kekurangan gizi pada bayi dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat.Masih kurangnya sosialisasi pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan merupakan



85



86



salah satu penyebab kurangnya pengetahuan ibu tentang waktu yang tepat untuk memberikan MP-ASI pada bayinya. Desain penelitian adalah deskriptif yang bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI ) pada bayi usia 6 – 24 bulan di desa Sampeang wilayah kerja Puskesmas Bajo kabupaten Luwu, dengan jumlah sampel 46 responden yang ditetapkan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan statistik deskriptif. Kesimpulan penelitian adalah pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI pada bayi usia 6 – 24 bulan di desa Sampeang masih kurang sebanyak 19 atau 41.3 %, yang mengetahui dengan baik sebanyak 14 atau 30.4 %, cukup mengetahui 9 atau 19.6 %, dan hanya 4 atau 8.7 % yang tidak mengetahui dengan baik. Karakteristik ibu yang menrupakan determinan penting dalam terbentuknya pengetahuan tentang MP ASI asalah tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan ibu. Saran : diperlukan kegiatan sosialisasi melalui penyuluhan kesehatan tentang MP ASI khususnya kepada ibu yang berpendidikan rendah dan ibu rumah tangga sehingga program MP ASI dapat dicapai untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang labih baik. Kata Kunci :Pengetahuan, MP ASI Daftar Pustaka : 15 (2000-2012)



Lampiran 1



INFORMED CONSENT GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI DESA SAMPEANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU TAHUN 2012



86



87



Saya Rahmalia Wahab (Nim. 2009.084) adalah mahasiswa Akper Sawerigading Pemda Luwu. Saya akan melakukan penelitian sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir Program Studi Diploma III keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 – 24 Bulan Di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu. Saya mengharapkan partisipasi Ibu untuk memberikan tanggapan / jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Tanggapan / jawaban bersifat bebas dan tanpa paksaan. Saya akan menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas ibu. Jika Ibu bersedia menjadi peserta penelitian, silahkan menandatangani kolom dibawah ini dan mengisi kuesioner yang tersedia.



Tanda Tangan : ……...…….. Tanggal



:…….……….



No. Responden : …….………



Lampiran 2 Kuesioner GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI DESA SAMPEANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU TAHUN 2012 A. Identitas Responden 5. Usia ibu



: 1.21-25 tahun 2. 26-30 tahun 3. 31-35 tahun 4. 35-40 tahun



87



88



: 1. Sarjana  2. SMU 3 SMP 4. SD  5. Tidak sekolah 7. Pekerjaan :  1. PNS  2. IRT 3. Swasta  4 Wiraswasta 8. Sumber Informasi tentang MP ASI ( dapat lebih dari satu) :  1. Petugas kesehatan  2. Media cetak  3. Media elektronik  4. Teman/ orang lain 6. Pendidikan akhir



5. Umur bayi



: 1. 0- 6 bulan 2. 7-12 bulan 3. 13-18 bulan  4. 19-24 bulan



6. Umur saat pemberian MP-ASI : 1. < 6 bulan  2. > 6 bulan  3. Belum



B. Pengetahuan tentang makanan tambahan 16. Makanan yang terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan adalah : d. Hanya diberikan ASI e. ASI dan makan pendamping ASI f. Makanan yang olahan pabrik 17. Menurut Ibu, pengertian makanan pendamping ASI itu adalah : a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga b. Makanan pengganti ASI c. Makanan yang diberikan pada bayi usia > 6 bulan 18. Menurut ibu, makanan pendamping ASI adalah : d. Diberikan ketika bayi tidak lagi menyusui e. Makanan pendamping ASI f. Makanan yang diberikan saat gigi bayi mulai tumbuh 19. Menurut ibu manfaat makanan pendamping ASI, adalah : d. Mempercepat pertumbuhan gigi e. Menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi f. Menambah mineral 20. Menurut ibu manfaat lain dari makanan pendamping ASI adalah : d. Mengurangi waktu ibu untuk menyusui bayi e. Mencegah penyakit f. Membantu bayi dalam proses belajar makan yang baik 21. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan: a. 0-3 bulan b. 3-6 bulan c. > 6 bulan 22. Yang termasuk syarat makanan pendamping ASI : d. Mudah dicerna ( makanan lunak) e. Sama dengan makanan orang dewasa



88



89



f. Mengandung serat kasar 23. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi : d. Setelah berumur 1 tahun dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa e. Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang telah berumur 6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari f. Sebaiknya makanan dari olahan pabrik 24. Jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia > 6 bulan : a. Makanan lunak b. Makanan padat c. Makanan cair 25. Menurut ibu yang merupakan makanan pendamping ASI : a. Makanan yang olahan pabrik b. Bubur susu c. Makanan olahan sendiri 26. Berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang berusia 6-8 bulan : a. 1-3 kali b. 7-10 kali c. 4-6 kali 27. Mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan: a. Agar anak tidak rewel dan canggung b. Agar anak terhindar dari penyakit c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan umurnya 28. Apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan terhadap kesehatan bayi? a. Tidak ada pengaruhnya b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu c. Anak jadi sering nangis 29. Menurut ibu, dengan menunda makanan tambahan dapat mengurangi resiko alergi makanan? a. Ya



89



90



b. Tidak c. Mungkin 30. Pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih? a. > 24 bulan b. < 12 bulan c. >12 bulan



Terima Kasih Atasa Pertisipasi Ibu



SKRIPSI



GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI DESA SAMPEANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU TAHUN 2012



Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) Pada Program Studi Diploma (DIII) Keperawatan Akper Sawerigading Pemda Luwu



90



91



Oleh : RAHMALIA WAHAB NIM : 2009.084



PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING PEMDA LUWU 2012 Lampiran : 3 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN / PENYUSUNAN KTI



N KEGIATAN o 1 Penyusunan proposal 2 Konsul proposal dan penyusunan Instrumen 3 Seminar proposal penelitian 4 Perbaikan proposal dan instrumen 5 Uji coba instrumen 6 Pelaksanaan Penelitian 7 Analisa dan pembahasan hasil Penelitian 8 Penyelesaian laporan 9 Sidang akhir KTI 10 Perbaikan KTI



Juli 2012 Agustus 2012 September 2012 I II III IV I II III IV I II III IV                 



91



92



LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN



GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI DESA SAMPEANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJO KABUPATEN LUWU TAHUN 2012



SKRIPSI Disusun Oleh: RAHMALIA WAHAB NIM : 2009.084



Hasail Penelitian ini Telah Disetujui Tanggal ....... September 2012



92



93



Pembimbing I,



Pembimbing II,



SUBADIR, S.Sit.M.Kes



Hj.St. NASHIRAH, S.Sit



Mengetahui, Pembantu Direktur I Akademi Keperawatan Sawerigading PEMDA Luwu



DJUSMADI RASYID, A.Kep., M.Kes Nip. 19730122 199503 1 002



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Petunjuk-Nya, sehingga dapat menyusun hasil penelitian ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian



MP-ASI Pada



Bayi Usia 6 – 24 Bulan Di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu Tahun 2012” sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan di program Diploma III Keperawatan pada AKPER Sawerigading Pemda Luwu. Selesainya penyusunan skrips ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada: 8. Bapak Drs. H Saiful Alam. M.Si selaku ketua Yayasan Pendidikan Batara Guru Luwu,



93



94



9. Ibu Hj. Mahriani Mahmud, S.Sit M.Kes selaku Direktur Akper Sawerigading Pemda Luwu, 10. Bapak Djusmadi Rasyid.A.Kep.M.Kes selaku pembantu direktur I 11. Ibu Warda.A.Kep.M.Kes selaku pembantu direktur II 12. Kepala puskesmas Bajo dan staf yang telah megizinkan melakukan penelitian dan dukungan data selama melakukan penelitian. 13. Bapak Subadir, S.Sit.M.Kes, selaku pembimbing dan penguji pertama atas segala waktu, pemikiran dalam memberikan bimbingan dan dukungan terbaik selama penyusunan skripsi ini. 14. Ibu Hj.St.Nashirah,S.Sit, sebagai pembimbing dan penguji kedua yang telah memberikan bimbingan, dan dukungan terbaik selama penyusunan skripsi ini. 15. Bapak Hairuddin Safaat,S.Kep.Ns, selaku penguji ketiga atas saran dan kritikan yang konstruktif dalam skripsi ini. 16. Para Staf Pengajar Akper Sawerigading Pemda Luwu, atas segala amalan ilmu pengetahuan dan motivasi yang diberikan selama mengikuti pendidikan. 17. Para Staf Administrasi & Staf Akademik Akper Sawerigading Pemda Luwu, yang



telah



banyak



membantu



dan



mempermudah



penulis



dalam



menyelesaikan pendidikan . 18. Orang Tuaku tercinta dan saudara-saudaraku, berkat Doa dan kasih sayangmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. 19. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 atas solidaritas dan kerjasamanya selama ini dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan olehnya diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan.



94



95



Palopo, September 2012



Penulis



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR



95



96



................................................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................................. 4 1.



Tujuan Umum 4



2. Tujuan Khusus 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................................. 5 1. Institusi 5 2. Bagi Puskesmas 5 3. Bagi Ibu Menyusui 5 4. Bagi Peneliti 5 BAB II TINJAUAN TEORI



96



97



................................................................................................................................... 6 A. Tinjauan Pustaka 6 1. Konsep Pengetahuan ........................................................................................................................ 6 2. Konsep Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ........................................................................................................................ 10 3. Tinjauan Umum Tentang Bayi ........................................................................................................................ 16 B. Kerangka Konsep Penelitian 16 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 17 A. Desain Penelitian ............................................................................................................................. 17 B. Populasi, Sampel dan Sampling ............................................................................................................................. 17 1. Populasi ....................................................................................................................... 17 2. Sampel ....................................................................................................................... 17 3. Sampling ....................................................................................................................... 18 C. Variabel Penelitian ............................................................................................................................. 18 D. Defenisi Operasional



97



98



............................................................................................................................. 19 E. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................................................................. 20 F. Instrumen Penelitian ............................................................................................................................. 20 G. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................................................................. 21 H. Analisa Data ............................................................................................................................. 22 1. Editing ....................................................................................................................... 22 2. Coding ....................................................................................................................... 22 3. Tabulating ....................................................................................................................... 23 4. Analiting ....................................................................................................................... 23 I. Etika Penelitian ............................................................................................................................. 24 1. Informed Concern ....................................................................................................................... 24 2. Anonimity ....................................................................................................................... 24 3. Confidentiality ....................................................................................................................... 24 BAB IV HASIL PENELITIAN



98



99



................................................................................................................................... 29 A. Hasil ............................................................................................................................. 29 B. Pembahasan ............................................................................................................................. 37 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................................... 43 A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 43 B. Saran ............................................................................................................................. 44 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 46 Lampiran



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1



Jadual pemberian makanan pendamping ASI menurut umur Bayi, jenis makanan dan frekuensi pemberian



99



100



Tabel 5.1.



Tabel 5.2



Tabel 5.3



Tabel 5.4



Tabel 5.5



Tabel 5.6



................................................................................................................ 24 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Olang Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, Tahun 2013 ................................................................................................................ 36 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013 ................................................................................................................ 37 Distribusi Sikap Ibu Tentang Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 624 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013 ................................................................................................................ 37 Distribusi Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu,Tahun 2013 ................................................................................................................ 38 Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013 ................................................................................................................ 38 Hubungan Sikap Ibu Terhadap Ketepatan Pemberian MP ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Olang Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Tahun 2013 ................................................................................................................ 39



100



101



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................................................................................... 25



RIWAYAT HIDUP PENULIS



101



102



A. Biodata Penulis  Nama : Patimah, S.Kep  Nama Panggilan : Tima  Jenis Kelamin : Perempuan  Tempat,Tanggal Lahir : Bua, 07 Juli 1978  Agama : Islam  Alamat : Desa Olang, Kab. Luwu B. Riyawat Pendidikan : 1. Tamat SDN 251 Sakti, Bua Kabupaten Luwu, Tahun 1991 2. Tamat SLTP Negeri 1 Bua Kabupaten Luwu, Tahun 1994 3. Tamat SPK Pemda Luwu Kabupaten Luwu, Tahun 2007 4. Program Pendidikan Bidan (Diploma1) Depekes RI tahun 1999 5. Diploma III Keperawatan pada Akper Sawerigading Pemda Luwu Tahun 2007. 6. Menyeleyelasian pendidikan akademik S1 Keperawatan STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo, tahun 2013 C. Pesan : “Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum”



102



103



PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian MP-ASI Pada Bayi Usia 6 – 24 Bulan Di Desa Sampeang Wilayah Kerja Puskesmas Bajo Kabupaten Luwu Tahun 2012. ROSLIATI, NIM. 2009.84 Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Akademi Keperawatan Pemda Luwu



103



104



Pada Hari : Sabtu, 29 September 2012 PENGUJI I Nama : Subadir.S.Sit.M.Kes NIDN : 0904086801



:…………………



PENGUJI II Nama : Hj.St.Nashirah,S.Sit.M.Kes NIDN : 0917055601



:…………………



PENGUJI III Nama : Hairuddin Safaat,S.Kep.Ns NIDN : 0921127302



:…………………



Palopo, ... Oktober 2012



Direktur Akademi Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu



Hj. Mahriani Mahmud,S.Sit,.M.Kes NIDN : 0927126302



PERNYATAAN



Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesajarnaan di suatu perguruan tinggi,dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau pendapat yang pernah



104



105



ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka



Palopo, Agustus 2012



Sulastri Muspita Musa NIM.2009.045



PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan Judul : Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Imunisasi Pada Balita di Desa Padang Kalua Wilayah Kerja Puskesmas Bua Kabupaten Luwu Tahun 2012. SULASTRI MUSPITA MUSA, NIM. 2009.84 Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Akademi Keperawatan Pemda Luwu



105



106



Pada Hari : Senin, 17 September 2012 PENGUJI I Nama : Hairuddin Safaat,S.Kep.Ns NIDN : 0921127302



:…………………



PENGUJI II Nama : Warda.M. A.Kep.M.Kes NIDN : 091116304



:…………………



PENGUJI III Nama : Husnaeni,A.Kep.M.Kes NIDN : 0921096002



:…………………



Palopo, ... Oktober 2012



Direktur Akademi Keperawatan Sawerigading Pemda Luwu



Hj. Mahriani Mahmud,S.Sit,.M.Kes NIDN : 0927126302



106