Skripsi - Peran Istri Dalam Memotivasi Kesuksesan Suami [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terdapat rasa cinta, perhatian dan penghargaan dibalik kesuksesan dan kebahagiaan yang dirasakan oleh pria dan wanita. Wanita memiliki banyak peran dalam keluarga, diantaranya peran sebagai seorang ibu, peran sebagai sebagai istri dan peran sebagai anggota masyarakat. Dalam kesempatan kali ini pembahasan akan terfokus kepada peran seorang wanita ketika menjalani perannya sebagai teman hidup pria, menjadi seseorang yang paling dekat dengan pria, dan mengurus segala kebutuhan pria, yaitu istri, istri dari seorang suami. Telah tertulis di banyak sejarah, di berbagai biografi orang-orang sukses, dapat dijumpai bahwa—di balik kesuksesan seorang pria, pasti ada wanita hebat bersamanya. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri, dalam kesuksesan seorang pria pasti ada peran wanita. Diberbagai belahan dunia, diketahui betapa besarnya peran seorang istri terhadap kesuksesan yang diperoleh suami, diantaranya di Amerika Serikat pengaruh Hillary Clinton tidak di ragukan lagi terhadap kesuksesan dan pencapaian yang diraih oleh seorang Bill Clinton. Begitu juga dengan Barrack Husein Obama, presiden AS terpilih ke-44. Dibalik kesuksesanya menjadi presiden AS berkulit hitam terdapat peranan Michelle Robinson, atau yang lebih dikenal dengan Michelle Obama, bukan hanya mendampingi dari belakang, akan tetapi, Michelle Obama juga sangat berperan sebagai motivator yang handal bagi Barrack Obama terlebih selama masa kampanye pemilihan presiden AS. Sama halnya dengan sosok seperti Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anhu, istri dari Rasulullah SAW, wanita yang mengimaninya ketika orang-orang mengkufurinya; mempercayainya ketika orang-orang tidak mempercayainya; menerima apa yang beliau katakan ketika orang-orang mengingkarinya;



melindunginya



ketika



beliau



membutuhkannya;



menolongnya ketika orang-orang mencoba untuk mencelakakannya. Khadijah mendampinginya dalam kehidupan yang susah maupun senang.Bahkan pada 1



tahun 527, tercatat seorang tokoh yang bernama Flavius Petrus Sabbatius Justinianus atau Justinianus I (umumnya dikenal sebagai Justinianus yang Agung). Justinian merupakan tokoh terpenting yang ada pada masa kuno. Masa kekuasaannya ditandai dengan renovatio imperii (restorasi kekaisaran) yang ambisius. Ambisi ini ditunjukkan melalui perebutan kembali wilayah Kekaisaran Romawi Barat, termasuk kota Roma sendiri. Dalam masa kekuasaanya, ditulis hukum Romawi Corpus Juris Civilis, yang akhinya menjadi dasar bagi hukum bagi masyarakat di negara-negara modern. Dan pada masanya pula, Bizantium berkembang, dan pembangunannya melahirkan karya-karya besar. Pencapaian-pencapaian tersebut tidak luput dari peranan seorang Theodora, yang tidak lain merupakan seorang pendamping, istri dari Justinian. Theodora menjadi penasihat yang mampu melakukan berbagai tugas diplomatik. Theodora pun mempunyai pengaruh terhadap peraturan-peraturan yang dikeluarkan Justinian, termasuk beberapa pengesahan hukum yang memperbaiki hak-hak dan status wanita. Di Indonesia, hal serupa dapat dilihat dari peran seorang Siti hartinah Soeharto, atau lebih dikenal dengan sapaan Ibu Tien. Namanya melekat di benak rakyat Indonesia karena kesetiaannya mendampingi suami. Semangat dan rasa simpatinya terhadap kehidupan sosial berdampak besar bagi kelancaran karier Soeharto. Bukan hanya itu, perannya sebagai seorang ibu, ia adalah sosok ibu yang bersahaja, membesarkan keenam anaknya sewaktu Soeharto masih menjadi seorang militer. Sejak awal, Ibu Tien memang merupakan sosok yang sudah dikondisikan sebagai istri yang patuh dan terus setia menemani Soeharto dalam menjalani tugas kenegaraannya. Bahkan banyak kalangan yang berpendapat popularitas Soeharto mulai menurun sepeninggal Ibu Tien. Dalam bukunya, Arwan T. Artha menyebutkan bahwa Bu Tien adalah wangsit keprabon Soeharto. Maksudnya adalah, Ibu Tien merupakan wangsit



yang dapat membuat Soeharto mendapatkan tahta



kekuasaannya. Tidak berbeda dengan peranan Ibu Mufidah Jusuf Kalla, yang tidak lain adalah istri dari Bapak Jusuf Kalla, dimana ia dikenal sebagai seorang tokoh, cendekiawan, politisi, pengusaha, juga pernah menjadi wakil presiden RI. Dan tidak dapat dielakkan lagi, bahwa kesuksesan yang dicapai olehnya 2



tidak luput dari peranan Ibu Mufidah, yang juga selalu menemani Jusuf Kalla ketika kampanye. Tokoh lain yang kiprahnya tidak perlu dipertanyakan lagi yaitu, yaitu BJ Habibie yang tidak lain adalah presiden ketiga Republik Indonesia, keberhasilannya juga tidak lepas dari peran istrinya yaitu Ibu Hasri Ainun Habibie. Bahkan, setelah kepergian ibu Ainun, bapak HBB membuat buku yang judulya ―Habibie & Ainun‖, didalamnya diulas tentang peran, kesetiaan dan cinta Ibu Ainun kepada bapak Habibie, didalam buku itu pula diulas bagaimana perjuangan dan kesediaan seorang Ibu Hasri Ainun Habibie menemani, mengilhami Bapak Habibie. Dibuku yang juga menjadi persembahan untuk Ibu Ainun tertulis puisi-puisi, kata-kata indah, serta do‘ado‘a. Salah satunya penggalannya berbunyi, “Terimakasih Allah, Engkau telah menjadikan Ainun dan Saya Manunggal Jiwa, Roh, Batin, dan Nurani Kami Melekat pada Diri Kami sepanjang masa dimanapun Kami berada..”1 . Tidak berbeda halnya dengan seseorang yang memiliki profesi motivator sekali pun. Motivator Indonesia sekaliber Mario Teguh, kesuksesan yang diraihnya tidak dapat dilepaskan dari sosok Ibu Lina. Yang selalu ada disamping Mario Teguh baik dalam acara off-air maupun on-air. Begitu berperannya seorang istri bagi kesuksesan yang di raih oleh suaminya. Seorang wanita yang berhasil dalam melaksanakan peranannya dan cerdas dalam emosi akan dapat mengantarkan pria pada keberhasilan. Karena tentunya Ia mampu untuk ―memainkan‖ emosi pasangannya, kapan saat dan cara yang tepat untuk menyarankan, untuk mengarahkan, dan kapan waktu yang tepat untuk mengungkapkan pendapat, ketidaksetujuan, ketidaksukaan dan kekesalan. Peranan istri bukan hanya sebagai pendamping suami akan tetapi yang lebih besar adalah sebagai motivator terbaik, dan utama bagi seorang suami. Seorang motivator yang hebat mampu menularkan semangatnya pada orang-orang yang berada disekitarnya, seorang penasihat yang baik dapat membuat orang mengambil keputusan yang bijaksana, dan seorang manajer yang sukses dapat mengatur, merencanakan, hingga akhirnya dapat dikerjakan dengan baik dan mendapatkan hasil terbaik. Suami, ataupun istri sangat kuat pengaruhnya satu sama lain. Karenanya, pada kesempatan



1



Bacharuddin Jusuf Habibie. 2010. Habibie & Ainun. THC Mandiri,hal. 320



3



ini, akan dibahas tentang peran seorang istri sebagai motivator dari kesuksesan yang dicapai oleh suami. Istri tidak hanya sebagai motivator secara verbal (memberikan kata-kata mutiara, petuah, ataupun kiat-kiat) akan tetapi, istri lebih kepada motivator yang bersifat non verbal (menyiapkan makan, menyiapkan pakaian, ataupun mengurus kebutuhan suami lainnya), istri juga sebagai motivator dalam konteks pemacu semangat. Dalam konteks ini, sangat dipastikan bahwa pasangan suami dan istri berada di dalam hubungan pernikahan yang bahagia, Dalam buku Women‘s Experiences Psychological Perspective karya Frances Elaine Donelson diterangkan bahwa “Happily married people tend to have some or all of the following characteristics: They are well educated, they married past their teens, they were well-acquanted before marriage, their parents are happily married, and they have good communication and conflict resolution skills…”, dari kutipan diatas dijelaskan bahwa, pasangan yang berada didalam pernikahan yang bahagia, memiliki kecenderungan beberapa atau bahkan semua karakter, diantaranya: Mereka berpendidikan, mereka menikah setelah lewat masa remaja (gejolak remaja), mereka benar-benar/ mengenal satu sama lain sebelum menikah, orang tua mereka juga berada di dalam hubungan pernikahan yang bahagia, dan yang terakhir mereka memiliki komunikasi yang baik juga keterampilan yang baik dalam membuat keputusan dalam konflik yang mereka hadapi. Selanjutnya bukan hanya itu, didalam bukunya, Frances Elaine Donelson juga menerangkan bahwa, pasangan suami dan istri yang berada di pernikahan yang bahagia, mereka dapat diharapkan karena di dalam hubungan tersebut terdapat komitmen satu dengan yang lain dan juga dalam hubungan , mereka memiliki rasa menghargai yang sangat tinggi satu sama lain. Mereka juga saling menghormati dan memelihara satu sama lain dan percaya kepada pasangan mereka. Didalam kesuksesan seseorang, terdapat peran dari orang-orang terdekatnya. Kesuksesan yang di raih oleh seorang suami, disana terdapat peranan dari seorang istri sebagai sosok yang paling dekat dengan suami. Jika ditinjau dari perspektif agama, Allah SWT berfirman dalam Al qur‘an surat Ar Ruum : 21 yang artinya, ―Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah diciptakan-Nya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu 4



mendapat ketenangan hati dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian menjadi tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir”. Dari ayat tersebut, Allah telah menunjukkan bahwa istri ataupun suami adalah karunia yang telah diciptakan oleh Allah sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah. Dalam ayat lain, Allah menyatakan bahwa suami dan istri seperti pakaian dimana fungsinya adalah saling menutupi, melindungi, dan menghiasi satu sama lain. Adapun peranan yang ada di dalamnya adalah suami dan istri, dan mereka saling berkesinambungan. Karenanya, didalam kesuksesan yang diraih oleh suami juga terdapat andil dari seorang wanita yaitu istri. Dalam sebuah Alhadist Syarif disebutkan bahwa ―Wanita (seorang ibu) itu adalah mengurus di dalam rumah suaminya dan mendidik putraputrinya”. Dalam hadist lain disebutkan, ―Wanita itu ibarat sekolah, jika kalian mendidiknya dengan baik berarti kalian sedang mempersiapkan sebuah bangsa dengan baik (Al hadist)”. Ahlul Hikmah juga menyebutkan, ― Wanita adalah tiang negara. Apabila kaum wanita yang ada itu baik, maka baiklah negara itu. Dan apabila wanita yang ada itu rusak, maka rusaklah negara ‖. adapaun orang bijak mengatakan, bahwa,



―dibelakang laki-laki sukses,



terdapat dua wanita yaitu, ibunya dan istrinya...‖. Wanita mengendalikan semua urusan keluarga dan memiliki suatu peran dan posisi yang menentukan dalam masyarakat2



Begitu mulia, terhormat, dan krusialnya peran seorang



wanita yang tak lain kodratnya adalah sebagai istri dari suami mereka. Begitu mulianya peran seorang wanita. Dan betapa indahnya kesinambungan yang terjadi antara dua jenis manusia yaitu pria dan wanita yang akhirnya mengikatkan dirinya dalam hubungan suami dan istri. Merupakan pengetahuan yang sangat penting, untuk memahami lebih lanjut tentang peran dan posisi yang baik sebagai seorang wanita untuk mendampingi pasangannya sampai pada jenjang kesuksesan. Dari pejabaran yang telah dijelaskan diatas baik secara perspektif awam, ilmiah maupun agama, banyak sekali tokoh-tokoh yang sukses di



2



Akbar Ahmed. 1993. From Samarkand to Stornoway : Living Islam. BBC Books Limited, hal. 226



5



bidangnya yang tak luput dari peranan istri, salah satunya adalah tokoh yang akan penulis teliti pada kesempatan ini, beliau adalah Bapak ZH. Kesuksesan, pencapaian dan prestasi yang beliau raih hingga saat ini, juga tidak luput dari peran sang istri yang mendampingi beliau, Ibu SY. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan di atas, perumusan masalah yang dilakukan penulis adalah : 



Bagaimana peran istri terhadap kesuksesan yang diraih oleh



suami ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dibuatnya penulisan ini adalah untuk dapat mengetahui, apa bentuk peranan seorang istri terhadap kesuksesan yang diraih oleh suami. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi pembelajaran tentang pentingnya peran seorang istri dalam kesuksesan yang didapatkan oleh seorang suami. 1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi Untuk menambah wawasan, pengetahuan serta menjadi pembelajaran tentang peranan istri terhadap kesuksesan yang diraih oleh suami yang didapatkan dari seorang tokkoh dan juga berdasarkan pengalaman juga kehidupan nyata. 1.4.3. Bagi Obyek Penelitian/ Praktisi Semoga dengan penulisan dan penjabaran dari penelitian ini, yang juga didapatkan dari pengalaman kehidupan nyata bisa menjadi referensi juga evaluasi bagi seluruh wanita yang nantinya akan menjadi istri dari suaminya



6



juga ibu dari anak-anaknya. Agar dapat lebih mengetahui peranan seorang istri terhadap kesuksesan yang didapatkan oleh seorang suami. 1.5 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penjabaran, bagaimana peranan seorang istri terhadap kesuksesan seorang suami dengan penelitian/ studi kasus yang didapatkan lewat pengalaman dari Bapak ZH dengan Ibu SY.



7



BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Dalam awal ulasan awal ini, akan diawali dengan pengertian dari kata-kata pembahasan skripsi, diantaranya ; a.



Pengertian Suami su·a·mi n pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri)3. suami adalah pasangan dari istri4.



The male head of a household; one who orders the economy of a family5. Dapat juga diartikan bahwa suami adalah adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-anak), suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga. b.



Pengertian Istri is·tri n 1 wanita (perempuan) yg telah menikah atau yg bersuami; 2 wanita yg dinikahi6. istri merupakan pasangan dari suami7.



a married woman; a man's partner in marriage8 Jika suami merupakan kepala keluarga, istri berperan sebagai pengatur dalam rumah tangga. Istri sebagai pendamping dari suami dan pendidik utama



3



http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php diakses hari Rabu, 19 Januari 2011 Pkl. 09.07 PM



4



http://staff.ui.ac.id/internal/131998622/material/PsikologiSuamiIstri-Liche.pdf diakses hari Selasa, 25 November 2011 Pkl. 2.22 AM 5 http://www.brainyquote.com/words/hu/husband174845.html#ixzz1f1lGFEGq diakses hari Selasa, 25 November 2011 Pkl. 1.49 AM 6



http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php diakses hari Rabu, 19 januari 2011 Pkl. 09.12 PM



7



http://staff.ui.ac.id/internal/131998622/material/PsikologiSuamiIstri-Liche.pdf diakses hari Selasa, 25 November 2011 Pkl. 2.21 AM 8 http://www.thefreedictionary.com/wife diakses hari Selasa, 25 November 2011 Pkl. 1.47 AM



8



bagi anak-anaknya. Karena itu peran istri sangatlah penting dalam menciptakan dan membangun rumah tangga yang baik. c.



Pengertian Sukses suk·ses /suksés/ a berhasil; beruntung: me·nyuk·ses·kan v menjadikan berhasil;



menjadikan



beruntung:



ke·suk·ses·an



n



keberhasilan;



keberuntungan: kebanyakan orang senang mempelajari - orang lain untuk ditiru9. Sedangkan sukses disini memiliki dapat dilihat dari banyak sisi, diantaranya, sukses secara kekayaan, sukses secara tahta atau kekuasaan, sukses secara ketenaran, ataupun sukses secara kerohanian.



Ada yang mengatakan



bahwa sukses bukan tujuan tetapi sukses adalah sebuah perjalanan, beberapa ilmuan dan tokoh memiliki pendapat diantaranya, Steven Spielberg berpendapat ,‖Failure inevitable. Success is elusive”, yang maksudnya, kegagalan tidak dapat dihindari, kesuksesan adalah sulit untuk dipahami. Albert Eisnstein memiliki pandangan lain tentang sukses yaitu, ”If A is success in life, then A equals x plus y plus z. Work is x; y is play; and z is keeping your mouth shut", yang memiliki arti, jika A adalah sukses dalam hidup , maka A sama dengan X ditambah Y ditambah Z. Bekerja adalah X,Y, adalah bermain, dan Z adalah menjaga mulut. Bagaimanapun, sukses adalah proses pencapaian seseorang, dan manusia terus berkembang dan memiliki pencapaian yang terus meningkat sehingga bisa disimpulkan, seseorang ikatakan sukses ketika ia memiliki pencapaian-pencapaian dalam hidup dan pencapaian-pencapaian tersebut dapat diraih dengan baik. 2.2 Psikologi Wanita Posisi istri dijalankan oleh wanita, karenanya menjadi suatu hal yang penting untuk membahas wanita secara psikologis, dan kejiwaan. 



9



Kejiwaan Wanita



http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php diakses hari Rabu, 19 januari 2011 Pkl. 09.16 PM



9



a.



Berbolak-baliknya Perasaan Wanita10 Tidak hanya perempuan, laki-laki pun mengalami pergolakkan perasaan. Namun, sebab dan bentuknya berbeda dengan laki-laki.



b.



Wanita Seperti Gelombang Laut11 Salah satu dari pergolakkan perasaan wanita adalah karena perasaan wanita seperti gelombang laut. Ketika seorang wanita merasa dicintai, dan disenangi, maka semangat mentalnya akan naik, dan mukanya terlihat senang dan selalu tersenyum lebar. Keadaan jiwa wanita seperti ini, sedang berada di puncak. Tetapi, ketika gelombang mulai reda pada tingkat paling bawah, maka wanita merasa hatinya kosong. Terkadang wanita merasa putus asa, sendirian dan tidak ada bantuan sama sekali. Tetapi, ketika wanita sudah berada di dasar, dan merasa ada kekuatan lagi, maka secara otomatis dan cepat keadaan jiwanya akan kembali baik. Disaat seperti ini, akan menjadi sumber kebahagiaan bagi orang disekitarnya. Kesiapan perempuan untuk memberi dan menerima cinta dan kasih sayang, tergantung pada seberapa besar perasaan dalam dirinya sendiri. Dengan kata lain, bergantung pada penghargaan dirinya sendiri. Sikap yang lembut, mempergaulinya dengan baik, membuatnya merasakan cinta dan kasih sayang adalah hal-hal yang diperlukan wanita, dan wanita itu adalah istri. Ketika wanita merasa bahagia, maka berarti kebahagiaan juga bagi orang disekitarnya, perasaan duka dan gelisah perempuan berarti ketidaktenangan orang disekitarnya.



c.



Menyembunyikan Perasaan Negatif Akan Memengaruhi Perasaan yang Positif12 Ketika gelombang seorang wanita sedang turun, sebenarnya pada waktu itu wanita dapat penjernihan perasaan yang ada padanya. Setiap wanita tanpa terkecuali membutuhkan waktu untuk menurunkan



10



Thariq Kamal An- Nu‘aimi. 2009. Psikologi Suami Istri. Mitra Pustaka, Hal. 279. Ibid, hal. 280. 12 Ibid, hal 306. 11



10



kondisi kejiwaannya, siapa pun dan apapun profesi wanita tersebut. Pengaruh besar dari perubahan perasaan tersebut sangat jelas ketika berada di rumah bersama orang-orang yang ia cintai dan butuhkan. Sudah barang tentu orang yang pertama muncul dibenaknya adalah suami. Karenanya, energi dan perasaan positif yang dimiliki oleh istri sangat mempengaruhi suami. Dalam buku Women‘s Experiences Psychological Perspective, Frances Elaine Donelson menuliskan ―…Psychology of women obviously in women understanding women….‖ Yang maksudnya adalah bahwa, psikologi wanita adalah, membahas kenyataan pada wanita untuk mengetahui wanita itu sendiri. Selanjutnya, diterangkan juga baik suami maupun istri masing-masing memiliki kontribusinya sendiri-sendiri. Selanjutnya, di pembahasan Expressing Care and Love ,diterangkan ―….The relationship styles of friendships extend into marriage, with men emphasizing doing things and women emphasizing saying things and sharing feelings (Wills,Weiss, & Patterson, 1974). Lilian Rubin (1983) referred to wives & husbands as “intimate strangers”. Their long history of different communication Styles means women and men like to talk about different things. Women generally enjoy discussing feelings and personal issues as well as sharing the details of the day. In contrast men feel less skillful at sharing feeligs and see daily detail superfluous (Wood, 1996)13. Uraian diatas, menjelaskan bahwa dengan pernikahan juga memperpanjang atau melanjutkan pertemanan, laki-laki lebih mengutamakan untuk melakukan sesuatu, sedangkan wanita lebih mengutamakan dalam mengatakan/ menjelaskan sesuatu dan mecurahkan, membagi apa yang mereka rasakan. Menurut pendapat lain, suami dan istri adalah ―orang asing yang memliki kedekatan (keintiman)‖. Mereka memiliki cara komunikasi yang berbeda. Wanita secara umum lebih menikmati mendiskusikan perasaan mereka dan masalah personal, juga berbagi tentang hal-hal kecil (mendetil) yag terjadi pada hari itu. Sedangkan laki-laki memiliki perasaan yang kontras, laki-laki merasa tidak memiliki kemampuan dalam berbagi dan melihat menceritakan hal-hal kecil adalah sesuatu yang mubazir.



13



Frances Elaine Donelson. 1999. Women‘s Experiences Psyhological Perspective. Mayfield Publishing Company, hal. 358.



11



Dalam Islam sebagai pasangan suami istri, wanita dan laki – laki memiliki hak yang sama. Hal ini tercantum dalam Al qur‘an surat Al-Baqarah ayat 228 yang berbunyi :











         















 











     















 







 



















 







      228. Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'[142]. tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan suamisuaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya[143]. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [142] Quru' dapat diartikan Suci atau haidh. [143] Ini disebabkan Karena suami bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan rumah tangga (lihat surat An Nisaa' ayat 34).



2.2 Teori Peran Setelah dibahas tentang wanita secara psikologis, dan mengetahui secara garis besar, pembahasan dilanjutkan dengan peranan istri. Maksud dari kata 12



―peran‖ disini adalah,



―pengaruh, bagian‖. Jadi, seorang pasti istri memiliki



pengaruh ataupun bagian dari kesesuksesan yang diperoleh suami, hal itu tidak dapat dielakkan karena, istri adalah orang terdekat suami. Soejono Soekanto menjelaskan bahwa14, ―Peranan atau role merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka suatu peran sudah dijalankan‖. Menurutnya, peranan mencakup 3 (tiga) hal, yaitu a.



Peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.



b.



Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.



c.



Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial dalam tatanan masyarakat. Selain itu, Biddle dan Thomas mengemukakan tentang teori peran,yang



disebutkan oleh Sarwono15 yaitu: a.



Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial. Orang-orang tersebut adalah aktor yang sedang berperilaku menuruti suatu peran tertentu dan target (sasaran) atau orang lain yang mempunyai hubungan dengan aktor dan perilakunya .



b.



Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut. (1)



Harapan Harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain tentang perilaku yang pantas, yang seyogyanya ditunjukkan oleh seseorang yang punya peran tertentu.



14 15



Soejono Soekanto. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, hal. 268 Sarlito Wirawan Sarwono. 2006. Teori-teori Psikologi Sosial. PT Raja Grafindo Persada, hal, 215



13



(2)



Norma Harapan yang bersifat normatif terhadap kinerja yang dilakukan polisi dalam menjalankan tugasnya (pelayanan) guna mewujudkan keamanan dan ketertiban bagi masyarakat.



(3)



Wujud Perilaku Peran diwujudkan dalam perilaku nyata oleh aktor. Perilaku seseorang aktor bisa berbeda dengan lainnya sesuai dengan sifat asalnya dan tujuannya (motivasinya).



(4)



Penilaian dan Sanksi Penilaian terhadap aktor bisa berasal dari masyarakat dan bisa berasal dari dalam diriya, sedangkan untuk mempertahankan penilaian positif maka perlu adanya sanksi yang diterapkan.



c.



Kedudukan orang-orang dalam perilaku.



Kaitan dengan kedudukan aktor dapat mempengaruhi perilakunya. d.



Kaitan antara orang dan perilaku Kriteria untuk menetapkan kaitan tersebut adalah: (1)



Derajat kesamaan atau ketidaksamaan antara bagian-bagian yang saling terkait.



(2)



Derajat saling menentukan atau saling ketergantungan antara bagian-bagian tersebut.



(3)



Gabungan antara derajat kesamaan dan saling ketergantungan.



14



Dalam Islam peran wanita sangatlah penting. Rasulullah mengatakan bahwa wanita adalah juga pemimpin di rumah dan ia akan dimintakan pertanggungjawaban atas perannya tersebut. Dalam sejarah para muslimah telah memainkan perannya dalam berbagai bidang; di medan jihad, di masjid dan juga di rumah. Namun dengan tetap menjaga akhlaq dan adab Islami. Ini dilakukan dengan tetap menjaga perannya yang utama yaitu mendidik anak, menjaga keluarga yang dibangun atas mawaddah dan rahmah, juga tetap menciptakan suasana tenang dan damai dalam rumah tangga16. Hal ini juga tercantum dalam Al qur‘an surat An-Nahl ayat 80 yang berbunyi :































    



























 















    80. Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). Peranan seorang istri, baik sebagai istri maupun sebagai ibu sangat penting. Prof. Dr. Hj Zakiyah Darajat menuliskan, bahwa wanita mempunyai fungsi yang sangat penting, karena wanita masuk dalam segala segi kehidupan. Sebagai ibu, wanita mempunyai fungsi sebagai pembina pertama bagi pendidikan, pribadi, prilaku dan kesehatan jiwa anaknya, dan dalam kehidupan keluarga, yang tercermin dalam hubungan suami-istri dan sikap mental sehingga kehidupan



16



http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/wanita-dalam-islam.htm diakses pada hari Kamis, tanggal 2 Juni 2011, pkl. 22:53 PM.



15



moral, agama17. Sebagai istri, wanita memiliki peranan yang tidak dapat dipandang sebelah mata, ia berperan sebagai pendamping hidup, teman disaat suka maupun duka, sahabat, penasehat, kekasih, pengingat , pelipur lara, tempat mencurahkan perasaan, semua peranan itu adalah merupakan bentuk motivasi istri kepada suaminya. Karenanya, dapat diambil kesimpulan, bahwa peran istri tidak lain adalah seorang motivator.



2.4 Teori Motivasi Selanjutnya, dalam sub bab ini, akan dibahas tentang salah satu teori motivasi. Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia18. Motivasi juga bisa dimaksudkan dengan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Menurut Stephen P Robbins, ada tiga elemen utama yang terdapat pada penjelasan diatas, yaitu, intensitas, arah dan ketekunan. Selain itu ada beberapa definisi yang berkaitan dengan motivasi, diantaranya definisi motivasi menurut menurut Mitchell, menurutnya motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu19. Definisi motivasi juga diungkapkan oleh Gray menurutnya, motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu20. Selanjutnya, motivasi yang didefinisikan oleh Morgan. Ia mengungkapkan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku



17



Zakiyah Darajat. 2003. Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang, hal.156. http://alumnifatek.forumotion.com/t595-teori-motivasi diakses pada hari Kamis, tanggal 19 Januari 2011, pkl. 9:13 AM. 18



19



http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/definisi-motivasi-dan-teori-teori-motivasi/ diakses pada hari Kamis, tanggal 2 Juni 2011, pkl. 22.36 PM. 20 Ibid, diakses pada hari Kamis, tanggal 2 Juni 2011, pkl. 22:39 PM.



16



yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior)21. Teori motivasi yang akan digunakan adalah hirarki, teori kebutuhan yang mencetuskan adalah Abraham Maslow22 yang juga merupakan orang pertama yang memproklamirkan aliran humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi. Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization)23 .Dalam teorinya (kebutuhan hirarki), Maslow membuat sebuah rumusan, bahwa di dalam setiap diri manusia ada yang dinamakan hirarki dan setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya kalau jenjang sebelumnya telah (relative) tepuaskan, ada juga 4 jenjang basic need atau deviciency need, dan satu jenjang metaneeds atau growth needs24. Tabel 2.4.1 Hirarki Maslow



Self



(Metaneed)



Kebutuhan Berkembang



Jenjang Needs



Deskripsi Kebutuhan orang untuk menjadi yang seharusnya sesuai dengan potensinya. Kebutuhan kreatif, realisasi diri, pengembangan self.



actualization needs (Metaneeds)



Kebutuhan harkat kemanusiaan untuk mencapai tujuan, terus maju, menjadi lebih baik. Being-values 17 kebutuhan berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman, pemakaian kemampuan kognitif secara positif, mencari kebahagiaan dan pemenuhan kepuasan alih-alih menghindari rasa sakit. Masingmasing kebutuhan berpotensi sama, satu bisa mengganti lainnya. ― What people can be they must be…‖



21



Ibid, diakses pada hari Kamis, tanggal 2 Juni 2011, pkl 22:44 PM.



22



Maslow. 1954. (en)A. Motivation and Personality. New York: Harper & Row, hal. 57-67



23



Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Universitas Muhammadiyah Malang, hal.320. Ibid, hal. 201.



24



17



(Basic Need)



Kebutuhan karena Kekurangan



Esteem needs



(1) Kebutuhan kekuatan, penguatan, kompetisi, kepercayaan diri, kemandirian. (2) Kebutuhan prestise, penghargaan dari oranng lain, status, ketenaran, dominasi menjadi penting, kehormatan dan apresiasi.



Love needs/ Belonging



Safety Needs Physiological needs



Kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat, pasangan, anak. Kebutuhan manjadi bagian dari kelompok, masyarakat. (Menurut Maslow, kegagalan kebutuhan cinta & memiiliki ini sumber hampir semua bentuk psikopatologi). Kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur, hukum, keteratutan batas, bebas dari tahut dan cemas. Kebutuhan homeostatik: makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks.



Lima kebutuhan hirarki, yaitu diantaranya adalah kebutuhan fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), kebutuhan akan rasa aman (rasa ingin dilindungi, dari bahaya baik bahaya secara fisik ataupun secara emosional), kebutuhan sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), kebutuhan akan penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), juga kebutuhan akan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).



Gambar 2.4.1 Piramida Hirarki Kebutuhan Maslow



Untuk lebih jelas, akan dijabarkan satu per satu ; a.



Kebutuhan Dasar 1: Kebutuhan Fisiologis 18



Kebutuhan ini bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik). Seperti, makan, minum, istirahat, seks, dll. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut. b.



Kebutuhan Dasar 2: Kebutuhan Keamanan (Safety) Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang. Pada masa dewasa kebutuhan rasa aman terlihat dalam berbagai bentuk : 1.



Kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap, tabungan, dan asuransi, memperoleh jaminan masa depan.



2.



Praktek beragama dan keyakinan filsafat tertentu yang membantu orang untuk mengorganisir dunianya menjadi bermakna dan seimbang.



3. c.



Pengungsian



Kebutuhan Dasar 3: Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan Love) Menurut Maslow, cinta tidak sinonim dengan seks, cinta adalah hubungan sehat antara sepasang manusiayang melibatkan perasaan saling menghargai, menghormati, dan mempercayai. Dicintai dan diterima adalah jalan menuju perasaan yang sehat dan berharga, sebaliknya, tanpa cinta, menimbulkan kesia-siaan, kekosongan dan kemarahan. Dalam hal inilah, peranan seorang istri sangat diperlukan.



d.



Kebutuhan Dasar 4: Kebutuhan Harga Diri Apabila kebutuhan akan dimiliki dan dicintai sudah



relatif



terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi tinggi, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri: 1.



Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan, kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kemandirian dan kebebasan. Orang membutuhkan pengetahuan tentang dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.



2.



Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others): kebutuhan prestise , penghargaan dengan orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. 19



e.



Kebutuhan Meta: Kebutuhan Aktualisasi Diri Aktualisasi diri adalah keinginan untk memperoleh kepuasannya dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, unttuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya dan untuk menjadi bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh. Sehingga orang yang sehat adalah orang yang mengembangkan potensi dirinya, dari pada mengikuti pengaruh lingkungan diluar dirinya. Setelah seseorang mencapai aktualisasi diri, menurut penelitian Maslow mereka ternyata mengalami pengalaman puncak (peak experience) dan seseorang yang telah melewati pengalaman puncak, mereka akan lebih religious, mistikal, sholeh, dan indah (poetical). Dengan adanya peran sosok istri, merupakan salah satu media untuk



pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang dijabarkan oleh Abraham Maslow. Sebagai contoh, salah satu peran istri adalah dengan adanya sosok seorang istri maka otomatis akan terpenuhi pula kebutuhan akan pemenuhan rasa kasih sayang, kepemilikkan, penerimaan, persahabatan yang tidak lain itu adalah salah satu kebutuhan sosial. Begitu pula dengan suami, akan terjadi kesimbungan, dan keseimbangan sehingga peranan istri dalam kesuksesan suami bisa dikatakan sebagai motivator utama. Sukses, adalah sebuah pencapaian seseorang. Sukses juga sebagai sebuah proses. Seseorang dikatakan sukses ketika pencapaiannya terus meningkat, hal ini beriringan dengan teori hierarki Maslow yang menjelaskan tentang kebutuhan akan aktualisasi diri, dimana seseorang butuh untuk terus tumbuh, berkembang dalam pencapaian potensi-potensi sehingga terus ada peningkatan. Dalam usaha meningkatkan potensi-potensi itulah istri berperan, bukan hanya potensi secara materil (yang terlihat) akan tetapi juga secara immaterial/ psikologis/ kejiwaan (yang



tidak terlihat). Palgunadi menyebutkan, ada yang dinamakan segitiga



sukses kehidupan25 diantaranya ; a.



25



Kunci Pertama : Khusnudzan



Palgunaldi T Setyawan. 2004. Daun Berserakan. Gema Insani, hal. 29



20



Apapun yang ada pada diri seseorang itulah yang terbaik menurutNya, yang terpenting adalah bekerja dan melakukan hal apapun sebaik mungkin. b.



Kunci Kedua : Syukur Setelah seseorang berprinsip apapun yang terjadi pada dirinya adalah yang terbaik dari Tuhannya, maka ketika ia mendapatkan kenikmatan apapun bentuknya, ia akan mensyukurinya.



c.



Kunci Ketiga : Sabar Jika ketetapan yang ditakdirkan tidak sesuai dengan keinginan, maka yang



dapat dilakukan adalah sabar. Menurutnya, agar sukses mengarungi lautan kehidupan tanpa beban, maka ketiga kunci diataslah yang harus menjadi pegangan. Setelah mengetahui peranan istri sebagai motivator, perlu diketahui bahwa segala dorongan, dukungan ataupun motivasi yang diberikan oleh istri kepada suami tidak lain adalah karena perasaan cinta dan kasih sayang antara suami dan istri dan hal itu terjadi karena terciptanya keluarga yang bahagia, pernikahan yang bahagia sehingga dapat memajukan baik istri atau suami secara lahir dan batin. Karenanya, dalam pembahasan selanjutnya adalah mengenai pernikahan yang bahagia. 2.5 Pernikahan yang Bahagia Peranan istri sebagai pendorong dan motivator untuk suaminya, akan sangat efektif jika didukung oleh keadaan dimana sepasang suami istri dalam hubungan yang baik, yaitu pernikahan yang menimbulkan kebahagiaan. Kebahagiaan rumah tangga dapat diperoleh dengan



berbagai cara, kalangan



psikolog telah menemukan kunci-kunci rahasia menuju kehidupan rumah tangga yang bahagia antara suami dan istri. Salah satu penelitiann yang dilakukan oleh Washington University dan dipublikasikan di Journal of Pshycology memprediksi siapa saja pasangan yang akan langgeng ikatan pernikahannya dan siapa saja yang tidak. Penelitian ini juga dipantau oleh para dokter. Selain memantau, mereka juga menginterview para pasutri. Lima tahun kemudian, mereka menghubungi pasangan-pasangan tersebut dan ternyata, prediksi mereka mencapai angka kebanaran 90%. Dr. Chybill Carrier sebagai pembimbing penelitian berpendapat, ―Konsep-konsep



yang



dibawa



oleh



masing-masing



pasangannya



dan



perkawinannya menunjukkan secara detail keseimbangan rumah tangga mereka―. 21



Berdasarkan dari penelitian tersebut, ada beberapa isyarat dari para pemikir tentang bagaimana mencerahkan kehidupan rumah tangga di masa mendatang26, antara lain: a.



Ketika suami dan istri berbincang masalah masa depan rumah tangga, sebaiknya menggunakan kata-kata ―kita‖ sebagai kata ganti ―saya‖.



b.



Suami ataupun istri sebaiknya memberikan kesan baik dihadapan siapa saja bahwa ia bangga dengan pasangannya, baik dari sang istri ataupun suami.



c.



Keharmonisan perspektif dalam memandang sesuatu, sehingga selam berlangsung pemnbicaraan baik istri ataupun suami bisa saling mendukung.



d.



Masing-masing pasangan sebaiknya mengingat-ingat dengan detil awal pertemuan mereka, baik terkait dengan kapan dan dimana mereka berjumpa, bahkan romantisme di awal mereka berjumpa hingga masingmasing dari mereka menyetujui untuk menikah.



e.



Kedua pasangan seharusnya bersifat optimis terhadap berbagai kesulitan yang mereka hadapi,dengan berpegang pada satu prinsip yaitu mendung akan mencurahkan hujan kebaikkan. Selanjutnya, Frances Elaine Donelson juga menerangkan pada bukunya,



“..The closeness or intimacy so important to marital satisfaction includes the emotional intimacy of expressing feelings as well as spiritual intimacy27…” yang maksudnya adalah bahwa kedekatan ataupun keintiman sangat penting dalam kepuasan pernikahan termasuk didalamnya keintiman secara emosi yang didalamnya bagaimana mengekspresikan perasaan



seperti keintiman secara



spiritual. Penjelasan Frances berlanjut pada penelitiannya terhadap kepuasan dan kebahagiaan dalam menikah memiliki beberapa karakteristik, “….the most important characteristic of their relationship were emotional security, respect, and communication. The other characteristics, in order, were help and play behavior, sexual intimacy, and loyality.28.‖ dijelaskan bahwa karakteristik yang paling penting dari hubungan mereka adalah rasa aman (secara emosional), rasa 26



Abdurrahman ‗Ali ad-Disiri. 2010. Agar Bahtera Rumah Tangga Anda. Best Media, hal. 14. Frances Elaine Donelson. 1999. Women‟s Experiences Psyhological Perspective. Mayfield Publishing Company, hal. 355. 28 Ibid, hal. 356 27



22



hormat, dan komunikasi. Selanjutnya, dijelaskan pula ada beberapa karakteristik yang membantu kebahagiaan dalam hubungan suami-istri yaitu, kegiatan bermain bersama pasangan, keintiman dalam seks, dan loyalti. Peranan adalah termasuk salah satu bentuk dari sebuah loyalti ataupun dedikasi dalam sebuah hubungan. Akan tetapi, pada setiap proses interaksi pasti ada kalanya terjadi konflik terlebih, interaksi suami-istri merupakan interaksi yang intens. Sedangkan dalam Islam pernikahan yang bahagia adalah pernikaha yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Konsep sakinah, mawaddah, dan rahmah sudah tidak asing lagi dalam Islam. Adapun secara bahasa, sakinah berarti tenang/ tentram, mawaddah mengandung arti rasa cinta, sedangkan rahmah berarti kasih sayang. Tujuan dari pernikahan dalah umtuk membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, hal itu tercermin dalam Al qur‘an surat Ar-ruum ayat 21 yang berbunyi :



    







  











 







 



 



 



  21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Yang pertama adalah sakinah, yang berarti ketenangan. Laki – laki dan wanita memiliki sifat dan kecenderungan yang tidak akan berfungsi sempurna jika berdiri sendiri. Kesempurnaan itu akan terwujud dengan bergabung dan menjadi pasangan sesuai dengan sunnatullah. Dengan memiliki hubungan yang dalam dan dekat dengan orang lain, akan membantu seseorang untuk mendapatkan kekuatan dan membuatnya lebih mampu dalam menghadapi tantangan. Karenanya, manusia membutuhkan pasangan yaitu dengan menikah, berkeluarga sebagai elemen yang 23



paling kecil dalam masyarakat. Dan ketenangan dalah hal yang paling didambakan oleh setiap pasangan dalam menjalani rumah tangga. Sakinah terlihat pada kecerahan raut muka yang disertai kelapangan dada, budi bahasa yang halus, yang dilahirkan oleh ketenangan batin akibat menyatunya pemahaman dan kesucian hati, serta bergabungnya kejelasan pandangan dengan tekad yang kuat. Itulah makna sakinah secara umum dan makna-makna tersebut yang diharapkan dapat menghiasi setiap keluarga yang hendak menyandang Keluarga Sakinah29. Selanjutnya adalah mawaddah. Mawaddah memiliki arti rasa cinta. Dengan adanya seorang istri, suami akan merasakan adanya kedekatan dan kecenderungan kepada istrinya. Rasa cinta yang tumbuh antara keduanya merupakan anugrah dari Allah Swt. Dan hal itu sepatutnya disyukuri. Allah menumbuhkan mawaddah dalam pernikahan dua orang manusia yang berasal dari dua latar belakang yang berbeda dan akhirnya akan menimbulkan rasa cinta antara mereka. Dan yang terakhir adalah rahmah. Kata rahmah disini berarti kasih sayang. Kebahagiaan dan kesetiaan merupakan hasil dari rasa rahmah. Setia dalam naungan kasih sayang dengan menerima kekurangan yang ada pada pasangan. Dan ras a inilah yang akan membawa pasangan suami istri dalam hubungan yang langgeng hingga akhir hayat. sakinah mawaddah warahmah tidak datang begitu saja, tetapi ada syarat bagi kehadirannya. Harus diperjuangkan, dan yang lebih utama, adalah menyiapkan kalbu. Sakinah, mawaddah dan rahmah bersumber dari dalam kalbu, lalu terpancar ke luar dalam bentuk aktifitas sehari-hari, baik didalam keluarga maupun dalam masyarakat30. 2.6 Konflik dalam Hubungan Suami Istri



29



30



http://www.akhlaqulkharimah.com/2011/05/02/keluarga-sakinah-mawaddah-warahmah/ diakses pada tanggal 4 Juni 2011, pkl. 8.19 AM WIB



Ibid , diakses pada tanggal 4 Juni 2011, pkl. 8.20 AM WIB



24



Wanita dan laki-laki adalah dua dunia yang berbeda, memiliki cara pandang masing-masing, juga pemahaman yang tidak jarang menghasilkan pengertian yang berbeda pula. Sehingga karenanya, tidak jarang antara hubungan suami-istri (laki-laki dan perempuan) mengalami konflik tersendiri. a.



Perbedaan Psikologis Wanita dan Laki-laki secara Umum31 Wanita dan laki-laki, bukan hanya berbeda secara fisik akan tetapi juga pada sisi psikologisnya. Sebagai contoh, dalam pengamatan, gerak intuisi perempuan lebih tinggi dibanding gerak intuisi laki-laki, ketika perempuan dan laki-laki berada dalam suatu kesulitan mereka juga memiliki respon yang berbeda. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa setiap wanita tidak hanya memiliki sifat kewanitaan saja, begitu pula dengan laki-laki, setiap laki-laki tidak hanya memiliki sifat kelaki-lakian saja. Laki-laki yang pada tidakkannya lebih dominan kekuatan kelakilakiannya, pada batas tertentu ia akan tampak egois. Mereka berfikir terpusat (terkonsentrasi). Sebaliknya wanita, dengan sisi kewanitaanya akan lebih banyak perhatian pada orang lain melebihi perhatiannya kepada diri sendiri. Untuk bisa mengubah keadaan ekstrim ini, baik laki-laki ataupun wanita harus mengembangkan sifat kelaki-lakian (bagi wanita) dan sifat kewanitaan (bagi laki-laki) yang ada dalam dirinya. Bila hal itu dapat terseimbangkan dengan baik, maka tidak hanya hubungan dengan orang lain yang akan membaik, tetapi juga membantu untuk selalu mencipta dan kreatif. Setiap orang akan selalu tertarik dengan kekuatan pelengkap lain yang ada pada dirinya. Laki-laki akan tertarik dengan wanita, wanita akan tertarik kepada laki-laki. Melalui rasa cinta, laki-laki dapat



mengembangkan



sifat



kewanitaannya,



wanita



dapat



mengembangkan sifat kelaki-lakiannya. Ketika seseorang menyukai dan menghormati perbedaan, maka akan mencapai keseimbangan yang dicari tersebut. b.



Konflik dan Marah Pada pembahasan ini pula, dirasa juga perlu diulas mengenai marah, karena dalam hubungan antara pasangan suami-istri kemarahan



31



Thariq Kamal An- Nu‘aimi. 2009. Psikologi Suami Istri. Mitra Pustaka, Hal. 18



25



pasti tidak luput darinya, oleh sebab itu, amatlah penting untuk mengetahui apa itu marah, penyebab marah, bahaya marah, juga terapi marah. -



Pengertian Marah Menurut Al Ghazali dalam Najar, marah adalah kekuatan setan yang disimpan oleh Allah SWT didalam diri manusia32. AlJurjani menjalankan bahwa marah adalah perbuatan yang terjadi pada waktu mendidihnya darah dalam hati untuk memperoleh kepuasan yang ada didalam dada33. Dalam tinjauan psikologi, menurut William James, manusia adalah makhluk yang secara alami memiliki emosi. Adapaun menurt William James menuliskan bahwa emosi adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh (the state of mid that manifest itself by a peceptinle change in the body)34.



-



Penyebab Kemarahan Ada beberapa faktor penyebab kemarahan diantaranya i.



Faktor Fisik, misalnya kelelahan, zat-zat tertentu yang menyebabkan marah (kurang zat asam), ataupun hormon kelamin (menstruasi misalnya).



ii.



Faktor Psikis, faktor psikis yang menimbulkan marah adalah erat kaitannya dengan kepribadian manusia. Terutama, yang menyangkut apa yang mengalami konsep diri yang salah. Berapa self concept yang salah dapat dibagi yaitu, rendah diri, sombong (superiority complex) , dan egoistis.



-



Bahaya Marah Dalam pandangan Islam, salah satu sahabat Abdullah bi Umar ra. Mengatakan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah SAW ―Apa yang dapat menjauhkanku dari murka Allah SWT ? ― beliau menjawab, ―Janganlah engkau marah‖. Nuh (1993)



32



Yadi Purwanto, Rachmat Mulyono, Psikologi Marah Perspektif Psikologi Islam. PT Refika Aditama, hal. 7. Ibid, hal. 7. 34 Ibid, hal.7. 33



26



menguraikan lebih rinci lagi tentang bahaya amarah pada seorang, yaitu diantaranya, membahayakan tubuh, menodai agama, tidak mampu mengendalikan diri, terjerumus ke dalam dalih yang hina, dan yang terakhir adalah azab yang keras35. Sedangkan dalam pendekatan psikologis Gie menyatakan bahwa amarah adalah suatu reaksi emosional yang terbiasakan dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Adapun bahaya marah yang dilihat dari tinjauan psikologis diantaranya36 ; i.



Bahaya secara Fisiologis Secara



fisiologis,



marah



dapat



mengakibatkan



hipertensi, stress, depresi, dll. ii.



Bahaya Psikologis Amarah akan menimbulkan berbagai akibat psikologis yang membahayakan. Salah satunya adalah penyesalan. Amarah dapat berakibat gawat karena akan merusak ketenangan pikiran atau kedamaian batin seseorang. Dengan sendirinya hal ini akan menjadikan penyebab stress yang berat, serta tumbuhnya berbagai penyakit psikologis lainnya seperti insomnia dan psikosomatik.



iii.



Bahaya Sosial Watak pemarah mengakibatkan terjadinya disharmonis, seperti terputusnya hubungan dengan yang dicintai, terputusnya



persahabatan



dengan



seorang



teman,



kehilangan pekerjaan ataupun akibat-akibat lainnya. -



Terapi Marah Ada beberapa macam terapi marah diantaranya ; i.



Terapi Agama Dengan



terapi



agama



amarah



harus



di



atur.



Mengendalikan marah sangat penting dalam upaya mentransformasikan amarah menjadi energi positif, minimal mengurangi unsur negatifnya37.



35 36



37



Ibid, hal. 33. Ibid, hal. 43.



Ibid, hal. 57



27



ii.



Terapi Psikologi Dalam terapi secara psikologis, menyarankan agar seorang memerangi kebiasaan setiap hari. Walter Alvarez menyarankan agar seorang



memerangi



kebiasaan marah setiap hari38. Pada setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur konflik, pertentangan pendapat, ataupun perbedaan kepentingan dan keyakinan. Menurut Johnson, 1981, yang dimaksud dengan konflik adalah situasi diman tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau menganggu tindakan pihak lain39. Kini konflik sering diberi sebutan yang lebih berkonotasi positif, seperti bumbu dalam dalam hubungan suami-istri, maupun bentuk-bentuk hubungan lainnya. Karena sesungguhnya, bila konflik dapat dikelola dengan baik, konflik justru akan memberi manfaat yang positif, berikut beberapa macam manfaat dari konflik40 : 1.



Konflik dapat menjadikan seseorang sadar bahwa ada persoalan yang perlu diselesaikan dalam hubungan kita dengan orang lain.



2.



Konflik dapat menyadarkan dan menolong seseorang untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri kita.



3.



Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan persoalan yang selama ini tidak jelas kita sadari atau kita biarkan tidak muncul ke permukaan.



4.



Konflik dapat menjadikan hidup jadi menarik.



5.



Perbedaan pendapat, dapat membimbing kearah keputusankeputusan bersama yang lebih matang dan bermutu.



6.



Konflik dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang sering kita alami dalam hubungan kita dengan seseorang.



7.



Konflik juga dapat menjadikan seseorang sadar tentang siapa atau macam apa dirinya.



8.



Konflik juga bisa menjadi sumber hiburan. Maksud dari konflik disini adalah ketika konflik berada dalam bentuk perlombaan dan juga permainan.



38



Ibid, hal. 70. A Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi. Kanisius, hal. 94. 40 Ibid, hal. 94. 39



28



9.



Konflik dapat mempererat dan memperkaya hubungan.



Penjelasan diatas berarti bahwa hubungan antar pribadi sesungguhnya memiliki



potensi



menunjang



perkembangan



pribadi



diri



sendiri



atau



perkembangan relasi. Begitu pula halnya dengan konflik yang terjadi antara suami-istri, dengan terjadinya konflik maka pasangan akan mendapatkan banyak kebaikkan, juga hubungan yang semakin erat 2.7 Komunikasi antara Suami Istri Untuk dapat memulai, ,memiliki, mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif, diperlukan dasar dalam berkomunikasi diantaranya41 : -



Harus mampu saling memahami, yaitu sikap percaya, pembukaan diri, dan penerimaan diri.



-



Harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas.



-



Harus mampu saling menerima dan saling menolong.



-



Harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antar pribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif.



Kepercayaan adalah elemen penting dari sebuah hubungan suami-istri. Kepercayaan mutlak diperlukan agar suatu relasi tumbuh dan berkembang, karnanya pasangan suami-istri harus saling mempercayai. Hal ini dilakukan pada saat menentukan dimana mereka harus mengambil resiko dengan cara saling mengungkapkan lebih banyak tentang pikiran, perasaan, dan reaksi mereka terhadap situasi yang tengah mereka hadapi, kerjasama42. Komunikasi adalah elemen yang krusial dalam suatu hubungan dan hal itu memberikan andil dalam perjalanan menempuh kehidupan. Pertama, bagaimana kita



menangkap



komunikasi



orang



lain.



Kedua,



bagaimana



kita



mengkomunikasikan yang ingin kita nyatakan, yang kita rasakan, ataupun yang



41 42



Ibid, hal. 10. Ibid, hal. 26.



29



kita inginkan43. James O. Prochaska dan Carlo. C. DiClemente, peneliti di Texas Reseach Institute of Mental Sciences (TRIMS) pernah menulis buku berjuudul The Traditional Approach, Crossing Traditional Boundaries of Therapy44. Dalam bukunya, Prochaska dan DiClemente menuliskan sebagian besar ketidakpuasan perkawinan ternyata bersumber dari masalah komunikasi. Masalah inilah yang banyak membuat suami dan istri bertengkar. Sikap mudah menyalahkan teman (blaming partner), menurut Prochaska dan DiClemente dapat menyebabkan kegagalan komunikasi45. Mungkin saja memang salah satu dari pasangan melakukan kesalahan. Tetapi juga sangat mungkin apa yang dipersalahkan oleh pasangan adalah perkara yang tidak salah. Hanya saja pasangan belum melakukan tabayyun (mencari kejelasan) atau tidak mau mendengar bayyan (penjelasan) yang diterima46. Komunikasi adalah kebutuhan. Dalam sebuah tulisan yang ada dalam majalah Safina, No. 1/ Th II Maret 2004 menuliskan bahwa komunikasi merupakan sumber dari keharmonisan. Adapun beberapa teknik dalam berkomunikasi dengan pasangan antara lain : 1. Kenalilah lebih dahulu pasangan hidup kita. Hal ini sangat penting, agar tumbuh suatu ikatan hati yang sinergis. Apa yang anda inginkan dari pasangan anda, bagaimana perasaan anda terhadap anda, apa yang diinginkan pasangan anda terhadap anda. 2. Sampaikan segala sesuatunya secara terbuka, jangan ada lagi yang disembunyikan. Karena suami istri dalam pandangan Allah adalah sepasang manusia yang diberi amanah kehidupan dan kelak akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. 3. Berusaha untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang menyinggung apalagi menyakiti pasangan. Menyakiti pasangan sama dengan anda menyakiti diri sendiri.



43



Mohammad Fauzil Adhim. 2007. Kado Pernikahan Untuk Istriku. Mitra Pustaka, hal. 564. Ibid, hal. 547 45 Ibid, hal. 547 46 Ibid, hal. 571 44



30



4. Berkomunikasi lebih banyak dikendalikan oleh suasana emosi. Oleh karena itu perhatikan baik-baik bagaimana emosi anda dan pasangan ketika hendak berkomunikasi. Karenanya, sangatlah disarankan untuk dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan. Agar dapat tercipta rumah tangga yang harmonis, dan rasa cinta akan tetap tumbuh dalam hubungan antara keduanya.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengertian Riset (penelitian) berarti ―to search for, to find‖. Dalam bahasa latin berasal dari kata ―re‖ yang artinya lagi dan ―cercier‖ yang artinya mencari. Secara umum riset berarti ―mencari informasi tentang sesuatu‖, bisa juga diartikan sebagai sebuah usaha untuk menemukan sesuatu47. Riset melalui metode ilmiah adalah upaya mengungkap realitas untuk mencari kebenaran secara objektif, empiris, sistematis, dan terorganisir. Hasil dari riset ini adalah menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Jadi, dapat dikatakan, riset berguna untuk menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Artinya, riset adalah operasional dari metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan secara 47



Rahmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group, hal.1



31



ilmiah48. Hakikat riset melalui metode penelitian ilmiah adalah untuk mencari ‗nilai kebenaran‘ secara objektif dan logis, termasuk kegiatan pengumpulan faktafakta di lapangan, data dan informasi baik yang diperoleh secara langung (primarily) maupun tidak langsung (secondary)49. Tujuannya adalah untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedangkan menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada masih atau menjadi diragukan kebenarannya.50 Adapun tujuan penelitian disini adalah untuk, menemukan dan menguji kebenaran. Maksud dari menemukan adalah dengan penelitian ini, untuk mendapatkan informasi tentang peranan seorang istri terhadap kesuksesan seorang suami. Sedangkan tujuan dari menguji kebenaran adalah untuk menguji kebenaran data yang sudah ada sehingga tidak diragukan lagi kebenarannya.



3.2 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pendekatan kualitatif, karena penelitian ini berusaha untuk menghasilkan sebuah uraian yang mendalam tentang peran seorang



istri terhadap kesuksesan seorang suami.



Metode yang digunakan adalah Studi Kasus (Case Study). Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsip51.



48



Ibid , hal. 3 Rosady Roslan. 2003. Metodologi Penelitian: Public Relations & Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006. hal 3 50 Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research. Cetakan ke 24. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Hal 3 49



51



http://www.mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitian-kualitatif.html diakses pada tanggal 6 Desember 2011, pkl. 8.43 AM WIB



32



3.2.1 Kriteria Subjek Penelitian Jumlah subyek dalam penelitian kualititatif tidak harus banyak, akan tetapi terfokus. Dapat dijelaskan bahwa responden tersebut merupakan : 1. Seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak. 2. Usia subyek 66 tahun 3. Subyek telah mendampingi suaminya dalam mencapai kesuksesan selama 40 tahun pernikahan.. 4. Berdasarkan sosial ekonominya, responden berasal dari sosial ekonomi responden yang menengah keatas (yang merupakan salah satu ciri dari kesuksesan) Alasan penulis memilih responden karena responden dan pasangannya memiliki reputasi dan prestasi yang tidak perlu dipertanyakan lagi apalagi dalam dunia pendidikan dan intelektual. Bukan hanya itu, responden juga berhasil mendidik anak-anaknya dalam koridor yang baik dan menghasilkan individu – individu yang berkualitas. Responden juga merupakan ibu rumah tangga yang memang mendidik anak -anaknya secara mandiri. 3.2.2



Metode Pengambilan Sampel Metode yang digunakan penulis dalam pemilihan informan pada



penelitian ini adalah dengan purposive sampling, yaitu dimana informan dipilih atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset52. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Penulis meyakini bahwa informan tersebut memenuhi pertimbangan tertentu untuk dipilih menjadi narasumber dalam penelitian ini, karena informan tersebut menguasai, sangat mengetahui dan berkecimpung pada kegiatan yang tengah penulis teliti. 3.2.3



52



Metode Pengumpulan Data



Rachmat Kriyantono. Op.Cit, hal.156



33



Teknik pengumpulan data adalah cara peniliti memperoleh atau mengumpulkan data. Data bisa diperoleh melalui teknik wawancara, pengamatan, kuesioner dan dokumentasi53. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, maka metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah percakapan antara periset (seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya54. Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (Depth Interview). Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Berdasarkan hal tersebut, kiranya seorang periset harus mempunyai kiat-kiat khusus agar informan dapat bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam serta tidak ada yang disembunyikan. Maka, cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol55. Wawancara mendalam mempunyai karakteristik yang unik56: -



Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu atau dua orang saja. Mengenai banyaknya subjek tidak ada ukuran pasti.



-



Menyediakan latar belakang secara detail mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu. Dalam wawancara ini terelaborasi beberapa elemen dalam jawaban, yaitu opini, nilai-



53



Dr.Hamidi, M.si. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Pendekatan praktis penulisan Proposal dan Laporan Penelitian, UMM Press, hal.140. 54 Rachmat Kriyantono. Op.Cit, hal.98 55 Ibid 56 Ibid, hal.100



34



nilai, motivasi, pengalaman-pengalaman, maupun perasaan informan. -



Wawancara mendalam memperhatikan bukan saja jawaban verbal informan, tapi juga observasi yang panjang mengenai respons-respons nonverbal informan.



-



Wawancara mendalam ini biasanya dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali. Bahkan bila perlu pewawancara sampai harus melibatkan diri secara dekat dengan hidup bersama informan guna mengetahui pola keseharian sang informan.



-



Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lain.



-



Wawancara



mendalam



wawancara.



Semakin



sangat



dipengaruhi



kondusif



iklim



oleh



iklim



wawancara



(keakraban) antara periset dengan informan, maka wawancara dapat berlangsung terus.



3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Jakarta, dilakukan pada bulan Mei 2011 hingga bulan Oktober 2011. Tempat penelitian berada di kediaman Ibu SY di Pondok Indah Jakarta Selatan, dengan waktu yang berbeda. 3.4 Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif, karena hasil akhir yang diinginkan adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti57, secara sisitematis, faktual,dan akurat tentang dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu58. Fokus riset ini adalah, perilaku yang sedang terjadi dan terdiri dari satu variabel59. Pada riset deskriptif, periset diharapkan bisa mengemukakan konseptualisasi yang lebih jelas telah memiliki 57 58 59



definisi



konseptual



dari



gejala



yang diteliti



yang sekaligus



Ibid, hal. 66 Ibid, hal. 67 Ibid, hal. 59



35



memperlihatkan dimensi-dimensi atau subdimensi dari konsep atau permasalahan yang akan diteliti. Dalam riset deskriptif konsep yang akan diteliti akan hanya tunggal, karenanya, tidak ada upaya untuk mencari analisis hubungan antar konsep60. Karakteristik penelitian ini adalah kualitatif. Karena data yang dihasilkan berupa narasi fakta-fakta yang mendalam dan alat ukur riset yang lebih banyak bersifat subjektif61. Ciri-ciri riset yang menggunakan metodologi kualitatif antara lain62 : . Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrument pokok riset. . Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-catatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter. . Analisis data lapangan. . Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-kutipan) dan komentar-komentar. . Tidak ada realitas yang tunggal, setiap periset mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses risetnya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan produk konstruksi sosial. . Subjektif dan berada hanya dalam referensi periset. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data. . Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah. . Periset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi



60 61 62



Ibid, hal. 31 Ibid, hal. 33 Ibid, hal. 56



36



dan individu-individunya. . Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth). . Prosedur riset: empiris-rasional dan tidak berstruktur. . Hubungan antara teori, konsep dan data: data memunculkan atau membentuk teori baru. 3.5 Informan Penelitian Peneliti kualitatif menggunakan istilah informan63. Informan adalah orang yang dapat memberi informasi tentang dirinya dan orang lain 64. Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan narasumber atau informan sebagai sampel penelitian, karena data yang disajikan berupa cerita dari para informan tentang pengalaman, pengetahuan, tradisi, filsafat, atau pandangan hidup mereka65. Penelitian ini, mengambil informasi dari satu informan, alasan peneliti memilih informan tersebut karena informan adalah orang yang sangat tepat untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Dirasa tepat karena informan adalah sosok yang menjalani dan yang menjadi pokok dari pembahasan dari penilitian ini. Informan adalah salah satu sosok istri yang juga sangat berperan dalam kesuksesan yang diraih oleh suaminya. Informan bernama Ibu SY, beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki kegemaran bertananam. Bukan hanya itu, beliau sekarang aktif sebagai Penasehat Mitra Seni yang bergerak di bidang kesenian. Beliau adalah istri dari seorang tokoh intelektual, dan nasional Bapak ZH yang sukses dibidangnya. Banyak sekali prestasi dan pencapaian yang telah diraih oleh suami beliau, diantaranya, suami beliau pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi di era Kabinet Reformasi Pembangunan, beliau pernah menjadi Direktur Utama PLN, beliau juga sebagai Guru Besar Elektro Teknik sebagai dosen dan peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB)



63



Dr.Hamidi, M.si. Op.Cit, hal.5. Ibid, hal. 5 65 Ibid, hal.12 64



37



dan



Universitas



Indonesia



(UI).



Selain



itu



dibidang



Riset



dan



Pengembangan Teknologi beliau pernah menjabat Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) dan Ketua Dewan Riset Nasional (DRN). Di bidang korporat, Prof. Dr. Ir. ZH pernah bertugas menjadi Direktur Utama (CEO) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), saat terjadi krisis listrik tahun 1992-1995. Sedangkan sebagai Pejabat Negara ia diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Meneg Ristek) pada Kabinet Reformasi, setelah sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Jendral Listrik dan Pengembangan Energi. Dengan pengalamannya berkiprah di ranah akademis, bisnis, dan pemerintahan (triple helix) itu,ia merupakan salah seorang pendorong kuat terwujudnya Sistem Inovasi Nasional (SINAS) di Indonesia. Saat ini ia adalah Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) dan Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) . Dengan semua rentetan pencapaian yang diraih oleh Bapak ZH ada peranan seorang pendamping, kekasih, motivator, dan sahabat yaitu orang terdekat beliau, istri beliau yaitu Ibu SY.



3.6 Metode Pemilihan Informan Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu, sehingga yang menjadi anggota sampel adalah mereka yang telah memenuhi pertimbangan tertentu itu66.



Teknik ini



dilakukan dengan pertimbangan tertentu seperti menghilangkan tingkat kesulitan memperoleh anggota sampel atau perhitungan kecukupan anggota sampel menurut keyakinan peneliti67.



66 67



Ibid, hal.133 Ibid, hal.138



38



BAB IV TEMUAN UMUM HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Tempat Penelitian



: Kediaman Ibu SY



Alamat



: Jl. Bukit Golf Pondok Indah Jakarta Selatan Menuju ke kediaman Ibu SY, suasana yang disuguhkan adalah suasana



yang sejuk, dan tenang. Dari hiruk-pikuk daerah Jakarta Selatan tepatnya Pondok Indah, berubah ke suasana yang lebih asri dan dihiasi dengan pepohonan. Dalam perjalanan menuju kediaman Ibu SY, melewati rumah lama Ibu SY yang letaknya tidak jauh dari rumah yang ditinggali olehnya sekarang. Beliau baru saja pindah dari rumah di Jalan Metro ke rumah yang berada di Jalan Bukit Golf. Dalam perjalanan menuju rumah yang ditinggali oleh Ibu SY sekarang, akan melewati rumah yang berada di Jalan Metro, 39



rumah besar tersebut di dominasi oleh elemen warna coklat, dan tumbuhan yang lebat dan terawat sehingga kesan asri timbul dari melihat rumah tersebut. Sesampainya di Bukit Golf, suasana yang lebih asri dan teduh juga tenang pun menyambut. Rumah-rumah didalamnya pun terlihat lebih indah lagi dan juga sangat terkonsep. Memasuki wilayah tersebut, mungkin tidak ada yang menyangka bahwa itu berada di tengah kota daerah Jakarta Selatan yang dipenuhi oleh polusi dan hiruk–pikuk khas kota Jakarta. Yang ada adalah suasana tenang dan asri. Terlihat disekeliling rumah–rumah mewah yang berkonsep dan taman–taman yang hijau. Daerah tersebut banyak dihuni oleh kaum ekspatriat. Rumah-rumah disekitar tempat tinggal Ibu SY pun telihat mewah, rapi, tertata, serta bersih. Sesampainya di depan rumah Ibu SY, kesan minimalis modern dengan sentuhan asri terpancar dari tampilan rumah tersebut. Warna putih, kayu, kacakaca, serta tanaman yang tertata dan indah memberikan kesan mewah, modern, minimalis serta asri secara bersamaan. Rumah Ibu SY rimbun akan tetapi, banyak digunakan elemen kaca sehingga banyak cahaya yang masuk. Kediaman Ibu SY yang bertempat di kawasan elite yang ada di bilangan Pondok Indah Jakarta Selatan sangat asri. Selain terasa sangat asri juga sarat dengan kesan design yang artistik dan indah. Hal ini juga terpengaruh dari kesenangan Ibu SY dengan tanaman dan kesenangan Ibu SY dengan keindahan juga seni. Bertanam merupakan hobi Ibu SY. Sejak kecil beliau sudah sering menanam tumbuhan di pot-pot kecil, hobi itu pula yang sampai sekarang menjadi kegiatan pengisi waktu luang Ibu SY. Selain itu, kegemarannya akan keindahan dan seni dapat dilihat dari design kediaman beliau. Ibu SY juga yang mendesign rumahnya di bilangan Pondok Indah dengan dibantu oleh designer. Ketika sampai di rumahnya, pramuwisma dengan pakaian sederhana, sopan tapi rapih mempersilahkan masuk. Kecintaan Ibu SY dengan seni semakin terlihat ketika memasuki rumah beliau, akan disambut oleh tangga yang mengantarkan kita ke ruang yang di design seperti galeri. Di ruang tersebut banyak sekali lukisan-lukisan, tanaman-tanaman hias, juga barangbarang antik yang dipajang dengan apik diiringi oleh alunan musik jazz dan klasik yang di putar di rumahnya. Barang-barang tersebut merupakan koleksi dari barang-barang yang dirawat dari dulu. Beberapa juga ada yang 40



merupakan hadiah atau pun kenang-kenangan diantaranya lukisan dari SD dan Ibu Duta Besar Roma. Kemampuan Ibu SY dalam mengatur rumahtangga baik di luar maupun di dalam dapat terlihat dari kelihaian beliau dalam menata rumahnya. Beliau mengatur suasana rumah senyaman mungkin sehingga membuat anggota keluarga betah dan merasa nyaman ketika berada dirumah. Berada di dalam ruangan yang ditata seperti layaknya galeri dan alunan musik membuat terciptanya suasana nyaman dan tenang. Setelah tidak lama duduk menunggu, Ibu SY keluar menggunakan celana merah dengan rambut yang ditata rapih serta menggunakan penjepit rambut. Ibu SY terlihat ramah dan duduk di kursi sisi sebelah kanan peneliti. Ibu SY berperawakan tidak terlalu gemuk, wajahnya segar, berkulit sawo matang, berpenampilan rapih dan menarik. Sesekali beliau tersenyum. Di kesempatan yang lain, peneliti melangsungkan wawancara di ruang makan outdoor. Ruang makan tersebut terdapat meja makan yang panjang dan bersebelahan dengan dapur bersih. Tepat disebelah ruang makan terdapat taman yang cukup luar, serta kolam air yang artistik menambahkan kesan sejuk di rumah tersebut. Suasana di tempat itu terasa lebih terbuka, tenang, dan asri. Ketika itu, ada dua saudara kandung perempuan Ibu SY yang berkunjung ke rumah beliau, yang rencananya menjemput beliau untuk pergi ke daerah Bintaro. Terlihat bahwa Ibu SY adalah sosok yang dekat dengan keluarganya. Hubungan antar mereka terlihat cukup dekat satu sama lain. Ibu SY selalu merasa ingin mengikut sertakan kebahagiaan yang ia dapatkan kepada



saudara-saudaranya



ataupun



orang-orang



terdekatnya.



Pada



kesempatan itu, beliau berpendapat, seorang wanita dikatakan sukses ketika ia bisa mengantarkan anak-anaknya ke dalam kebahagiaan dan akhirnya mereka meraih kesuksesan. 4.2 Gambaran Umum Subyek 4.2.1



Gambaran umum subyek penelitian Subyek penelitian berjumlah tiga orang, satu diantaranya adalah



responden (Ibu SY) seorang ibu rumah tangga berusia 66 tahun. Beliau menikah ketika melaksanakan pendidikan tingkat akhirnya di IKIP Jakarta. Dua orang lainnya adalah suami (Bapak ZH) dan anak pertama (Bapak LRZ). Dari pernikahannya dengan Bapak ZH, ia memiliki tiga orang anak, dua 41



diantaranya sudah menikah. Adapun untuk nama subyek penelitian, penulis samarkan untuk kerahasiaan dan kenyamanan subyek. Untuk mengetahui lebih jelas tentang identitas subyek penelitian ini, dapat dilihat tabel di bawah ini, sebagai berikut : Tabel 4.2.1 Data Subyek Penelitian No



Nama



Usia



Agama



Status



Pekerjaan



1



SY



66 th



Islam



Istri



Ibu rumah tangga



2



ZH



70 th



Islam



Suami



Teknokrat, Akademisi, Cendekiawan



3



LRZ



38 th



Islam



Anak



Akademisi



4.3 Gambaran Umum Penelitian Ibu SY, lahir di Jakarta tanggal 6 Juni 1946, tahun ini beliau berusia 66 tahun. Kediaman beliau berada di daerah Pondok Indah Jakarta Selatan. Pendidikan terakhir beliau di IKIP tingkat akhir. Ibu SY menikah dengan Bapak ZH, pada tahun 1971. Dari pernikahannya selama 40 tahun Ibu SY dan Bapak ZH dikaruniai tiga orang anak laki – laki, anak yang pertama bernama LRZ berusia 38 tahun, yang ke dua bernama KKZ berusia 37 tahun, dan yang terakhir adalah AMZ berusia 32 tahun. Ibu SY yang sejak lahir berada di Jakarta berasal dari keturunan Sumatera Barat tepatnya daerah Pariaman. Ibu SY adalah anak ke tiga dari tujuh bersaudara, dari pasangan Bapak SL, yang menjabat sebagai Menteri Penerangan pada masa itu dan Ibu RL. Sejak kecil Ibu SY kerap kali diajak oleh ibundanya untuk menyiapkan makanan sahur pada saat bulan Ramadhan untuk orang-orang disekitar rumahnya. Profesi ayah dari Ibu SY sebagai Menteri Penerangan dan Ketua Partai Syarikat Islam menuntut ayahanda Ibu SY sering melaksanakan tugas 42



keluar rumah sehingga menjadikan ibu SY menjadi sosok yang mandiri. Kemandirian itu yang diterapkan juga oleh beliau dalam mendidik anak – anak nya. Ibu SY sangat mensyukuri dengan kehidupan yang ia jalani sekarang. Ia merasa sangat diberkati dan diberikan kenikmatan yang berlimpah – ruah. Akan tetapi, ia selalu ingin membagikan kebahagiaannya kepada orang lain khususnya kepada keluarga terdekatnya. Di mata salah satu keponakan yang sering bermain kerumahnya, ia adalah sosok yang peduli dan selalu ingin membantu tanpa ada rasa pamrih. Karena menurut Ibu SY, adakalanya rezeki tidak langsung datang kepada seseorang akan tetapi rezeki datang melalui orang lain, karenanya ketika ia diberikan kenikmatan ia selalu membagikan kebahagiaan yang ia dapatkan kepada orang-orang terdekatnya. Ibu SY memiliki postur sedang, berkulit sawo matang, berpenampilan rapih dan sangat tertata dengan rambut yang digelung kecil rapih kebelakang serta disematkan jepitan diselanya. Wajahnya segarnya sesekali dihiasi oleh senyuman kecil. Ketika peneliti ingin mewawancara, ia menerima dengan senang, dan sikapnya ramah. Disaat berlangsungnya wawancara, Ibu SY menjawab pertanyaan dengan hati-hati dan tetata. Beliau memperhatikan setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti dengan seksama. Ia menceritakan tentang awal mula berjumpa dengan Bapak ZH dengan antusias. Ketika ditanya hal yang membuatnya tertarik ketika bertemu dengan bapak, beliau menjawab ia tertarik ketika ia melihat gigi Bapak ZH yang putih dan rapi. Sesekali ketika menjawab pertanyaan ia merasa terharu, dan bersyukur dengan apa yang ia telah peroleh di masa sekarang. Hal itu tidak serta merta diperolehnya dengan mudah akan tetapi butuh perjuangan yang besar. Akan tetapi, perjuangannya dalam menjalani rumah tangga bisa ia rasakan sekarang dan ia tidak henti-hentinya bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan kepadanya berserta keluarga.



43



BAB V TEMUAN KHUSUS HASIL PENELITIAN 5.1 Awal Pertemuan Pertemuan antara Ibu SY dan Pak ZH berawal dari rencana kedua orangtua sahabat Ibu SY untuk menjodohkan anaknya yang tidak lain adalah sahabat Ibu SY yang bernama ED. Sahabat Ibu SY adalah anak dari seorang Jendral Polisi. Ibu SY dan Ibu ED berteman sangat akrab. Sewaktu itu, Ibu ED akan di jodohkan oleh anak orang tuanya yang bernama Pak GN. Yang sekarang menjabat sebagai Direktur Elnusa. Lalu, Ibu ED dan Pak GN ingin bertemu. Padahal, sebenarnya Ibu ED tidak suka dengan lelaki yang ingin dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Karena sebenarnya, Ibu ED sudah memiliki pacar pada saat itu, akan tetapi orang tuanya memaksa. Akhirnya, Ibu ED memenuhi keinginan orang tuanya untuk bertemu Pak GN. Sebagai sahabat, Ibu SY diminta oleh sahabatnya untuk menemaninya



44



bertemu lelaki yang ingin dijodohkan oleh orang tuanya. Ibu SY pun menemani sahabatnya itu. Tidak disangka-sangka, Bapak GN pun membawa seorang temannya yang tidak lain adalah Pak ZH. Dari situlah Ibu SY dan Pak ZH saLNg tertarik. Ketika ditanyakan, hal apa yang paling menarik dari Pak ZH ketika pertama kali Ibu SY melihatnya, dan dengan segera Ibu SY menjawab, deretan gigi yang putih milik Pak ZH-lah yang mengesankan Ibu SY ketika pertama kali bertemu. Seperti kutipan cerita Ibu SY ketika proses interview : “Akhirnya mau ketemu juga dan dia minta ditemani saya, saya sih namanya sahabat ayo aja. Mereka mau janjian date mau nonton. Ok aku ikut menemani dia, rupanya si laki-laki tersebut membawa Pak ZH untuk menemani dia. Nah dari situ saling tertarik”. “Saya itu pulang- pulang cerita sama saudara-saudara saya, eh tadi saya ketemu cowok keren. Tapi saya suka giginya. Giginya putih, rata, bagus. Kalau matanya bapak kan sipit”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Sewaktu itu, Ibu SY sedang kuliah tingkat empat di IKIP dan Pak ZH sebagai dosen muda di ITB (Institut Teknologi Bandung). Karena pekerjaan Pak ZH sebagai dosen di ITB Bandung, sehingga mereka pun tidak bisa untuk sering-sering bertemu. Pada saat itu Pak ZH menawarkan untuk mengatar pulang akan tetapi ditolak oleh Ibu SY. Akan tetapi setelah itu, Pak ZH lewat telepon mengajak Ibu SY untuk „date‟. Ibu SY menyetujui asal Pak ZH menjemputnya di kampus. Pak ZH pun menyetujui, dan menjemput Ibu SY di kampus yang ada di daerah Rawamangun. Pada saat itu, Ibu SY dan Pak ZH berhubungan lewat telepon atau pun surat. Karena jarak antara Jakarta dan Bandung, mereka tidak bisa bertemu sesering orang-orang yang sedang pendekatan pada umumnya. Ibu SY menceritakan bagaimana pendekatan mereka waktu itu hingga akhirnya Ibu SY dikenalkan oleh Pak ZH kepada keluarga dan rekan-rekan kerjanya di Bandung. “Jadi kita pacarannya enggak kayak anak – anak di Jakarta biasanya. Karena bapak di Bandung jadi paling kalau bapak lagi ke Jakarta seminggu sekali kadang-kadang dua minggu sekali, enggak tentu. Kadang-kadang satu bulan gak dateng kalau lagi sibuk, namanya juga 45



dia kerja. Saya gak pernah ke Bandung kecuali menjelang bapak ke Australia ada acara dosen-dosen ITB bikin malam tahun baru bersama di tempat seorang professor yang istrinya orang Amerika. Saya bilang sama ibu saya terus kata ibu saya, “ngapain kamu ke Bandung?”, “dia mau memperkenalkan dengan keluarganya”. Jadi sudah ada niat untuk mengakrabkan. Jadi ya sudah saya ke Bandung sama adik saya. Saya tidur di rumah saudara saya. Jl Raden Fatah. Ternyata masih ada hubungan keluarga juga dengan Pak ZH jadi keluarga saya sudah kenal dengan keluarga Pak ZH. Suami saudara itu masih keluarga besar mereka. Namanya jodoh ya, dimudahkan sama Allah seperti itu.” (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Mereka mengawali masa pacaran tahun 1969. Dan pada tahun 1970, Pak ZH



mengambil studi lanjutan ke Australia selama satu tahun di



University of New South Wales, Sydney. Pak ZH dikirim untuk menjalani pendidikan oleh ITB, tempat ia mengajar. Hari itu tanggal 18 Januari 1970. Di hari yang sama sebelum keberangkatan Pak ZH, mereka bertunangan. Acara pertunangan diadakan dengan cara yang sederhana dengan dihadiri oleh keluarga yang dekat saja. Pada hari itu Ibu SY mengenakan baju kurung dan sanggul kecil, sedangkan Pak ZH menggunakan kemeja biasa dan peci68. “Pada saat itu saya sudah merasa mantap untuk menjadi istrinya. Semakin lama saya mengenal ZH, semakin saya melihat bahwa ia seorang yang dapat mengayomi dan membimbing saya. Ia tidak pernah meninggalkan shalat, baik hati, punya jiwa kepemimpinan, pendiam dan sopan. Itu membuat saya tenang dan percaya kepadanya. Apalagi ia juga pernah kuliah di ITB dan selama empat tahun kuliah di Tokyo sampai lulus sebagai insinyur. Ia juga sudah memiliki pekerjaan tetap meski sebagai tenaga pengajar honorer. Dengan dikirim ke Australia itu sudah menunjukkan betapa ia punya kemampuan yang baik, Insyallah ia punya masa depan yang baik.69” (Dikutip dari buku “Zuhal 60 tahun Jejak Perjalanan dan Pikirannya” hal. 39. ) Dalam menjalani hubungan dengan Pak ZH, Ibu SY dari awal melihat agamanya. Selain itu juga Ibu SY berkeyakinan sosok Pak ZH memang memiliki masa depan yang baik. 68



Ramadhan dan Poeradisatra, Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya. 2002. Pustaka Sinar Harapan, hal. 3. 69 Ibid, hal. 3.



46



“Saya kan prinsipnya kan banyak yang bilang ngapain sih kawin sama dia, bahkan kakak ipar saya sendiri bilang, “ Orang ketemu dijalanan.. kan gak tau asal – usulnya, kok bisa sih...”. Saya bilang, pentingnya dia nomer satukan agamanya kuat, ya salat, kl saya intinya itu. Sama anak – anak juga, cari menantu. Pokoknya intinya salat, Islam, terus dia kan punya masa depan, dia kan sarjana, udah serahin sama yang diatas, Bismillah”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Menomersatukan agama, hal itulah yang selalu diterapkan oleh Ibu SY sejak awal ia memilih sosok Pak ZH, mengahadapi permasalahan, menjalani kehidupan rumah tangga, hingga ia turunkan kepada ketiga putranya dalam mencari belahan jiwa mereka. 5.2 Pernikahan 5.2.1



Proses Pernikahan Rencana pernikahan Ibu SY dan Pak ZH sempat membuat orang tua



Ibu SY terkejut. Karena dirasa oleh orang tua Ibu SY rencana tersebut sangat mendadak. Orang tua Ibu SY berfikir mereka belum memesan gedung, undangan, atau pun baju pengantin. Sebelumnya, kakak dari Ibu SY mengadakan resepsi di hotel Des Indes di Jakarta. Hotel Des Indes merupakan hotel yang elite pada saat itu. Berbeda dengan kakaknya, Ibu SY dan Pak ZH lebih memilih untuk menikah dengan sederhana dan tidak menggunakan upacara adat. “Yang penting menikah secara Islam” 70 (Dikutip dari buku “Zuhal 60 tahun Jejak Perjalanan dan Pikirannya” hal. 4. ) Ibu SY pun setuju dengan rencana dari Pak ZH. Mereka tidak mau merepotkan orang tua. Seperti kutipan hasil wawancara dengan Ibu SY berikut: “Misalnya dulu waktu mau nikah ya prinsipnya, sebetulya kakak saya tu nikah di hotel Des Indes, hotel yang paLNg bagus di Jakarta. Terus waktu itu saya dimana, orang tua saya itu udah sepuh waktu itu. Saya gak mau menyulitkan orang tua, saya bilang sama Pak ZH waktu itu, “kita kalau nikah sederhana aja ya, saya gak mau orang tua saya dipersulit”, “oh cocok saya juga gak mau begitu”, kata Pak ZH. Jadi 70



Ibid, hal. 4.



47



kita bilang ke orang tua kita masing-masing. Kita gak mau macemmacem, sampai ibunya bapak tu pergi juga, kalau orang padang itu kan maunya yang gimana-gimana gitu kan, saya bilang, “enggak, kita nikah aja di rumah sederhana, nikah di rumah aja”. Walau pun kakak saya pesta di hotel, saya enggak, karena saya berfikiran tidak mau menyusahkan orangtua, mungkin karna itulah Allah melimpahakan rahmat – Nya kali ya, saya gak tau ya mau nya Allah begitu ya, saya gak mau menyusahkan orangtua saya (dengan suara parau, terharu) waktu itu kan. Dan bapak setuju gitu, jadi kita nikah degan sangat sederhana, undang keluarga terdekat, dirumah saja, berkahnya disitu kali ya, karena intinya saya gak mau menyulitkan orangtua. Karakter bapak itu pegang prinsipnya, dia maunya sederhana oke tapi gak mau pakai pakaian adat, nah saya juga setuju, jadi kita sederhana”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Ibu SY menceritakan kisahnya itu dengan terharu. Karena ia sangat mensyukuri berkah yang telah diberikan kepada ia dan keluarganya saat ini. Karena rasa syukur dan keharuannya sehingga ketika ia menceritakan kisah tersebut ia menceritakannya dengan mata yang berkaca-kaca. Bagi Ibu SY dan Pak ZH yang penting adalah kebahagiaanya bukan kemewahannya. Menikah dengan pria yang baik dan alim seperti Pak ZH merupakan sebuah kebahagiaan yang besar untuk Ibu SY. Sebelumnya sudah disepakati untuk tidak melaksanakan pernikahan dengan cara adat, akan tetapi, tanpa sepengetahuan Pak ZH para tetua keluarga Ibu SY tetap ingin sedikit ada acara adat. Para keluarga Ibu SY mendandaninya dengan sunting dan hiasan kepala khas pengantin Minang, secara sederhana. Ketika Pak ZH masuk, ia kaget karena ia hanya mengenakan jas dan peci, tidak menggunakan busana adat roki. Akan tetapi, pada akhirnya karena permintaan dari para tetua keluarga Ibu SY, untuk memakaki pakaian roki hanya untuk berfoto saja. Akhirnya Bapak ZH mengalah dan memakai pakaian roki untuk berfoto dengan keluarga dan teman-teman terdekat71. Di acara tersebut memang tidak mengundang banyak tamu. Akan tetapi karena mengingat perjanjian semua, bahwa pakaian roki hanya dikenakan untuk berfoto, akhirnya setelah melakukan foto bersama, Pak ZH 71



Ibid, hal. 5



48



segera masuk ke kamar untuk mengganti roki-nya dengan pakaian sebelumnya yaitu, jas dan peci. Karena kejadian tersebut, sebagian dari sanak famili dan tamu-tamu menganggap bahwa Pak ZH tidak menghargai adat minang. Padahal sebenarnya Pak ZH melakukan hal itu karena sesuai dengan perjanjian awal acara pernikahan tidak menggunakan adat. Dan pakaian roki hanya dipakai ketika berfoto. Dan itulah karakter Pak ZH yaitu, keras dengan prinsip yang diyakininya72. Hal tersebut sejalan dengan apa diceritakan oleh Ibu SY ketika proses wawancara berlangsung. “Karakter Bapak itu pegang prinsipnya, dia maunya sederhana oke tapi gak mau pakai pakaian adat, nah saya juga setuju, jadi kita sederhana. Saya cuma pakai konde aja diatas gitu kan, tau-tau biasalah saudara, nenek, tante semua, harus begini, harus pakai sunting sedikit, akhirnya dipakain juga walaupun pendek -pendek aja. Nah terus waktu dia dateng dia kan cuma pakai sarung aja pakai jas aja kan, terus udah akad nikah, nenek bilang, ganti dong pakai roki, roki tu pakaian padang, dia bilang, kita kan prinsipnya gak pakai itu, gak buat potret aja kata nenek saya kan, dia nurutkan, begitu abis potret orang kan mau salaman, orang tu udah pada berdiri, bapak-bapak tua- tua , dia lari ke kamar, dia ganti baju, apa sih… apa sih yakan…, tapi dia tu kan begitu, orangnya megang prisnsip, kalau dia begitu ya begitu maunya, jadi bapak-bapak itu nuggu dulu, sampai heboh tuh waktu itu.... ahahahaaha…”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Sosok Pak ZH yang keras pada prinsipnya itulah yang membuat Ibu SY tetap mencintainya sampai sekarang. Dan indahnya, hingga sekarang pun, Ibu SY akan tegas menjawab bahwa ia yakin bahwa Pak ZH sangat mencintainya hingga sekarang, bahkan mungkin rasa cinta itu terus bertambah. Sudah barang tentu, seorang Ibu SY bisa mengatakan hal seperti itu atas dasar keyakinan dalam dirinya. Dan keyakinan itu timbul ketika sang suami terus istiqomah dan tidak menyakiti hati istri, sehingga sang istri dapat menyakini bahwa rasa cinta dan sayang suami terhadapnya tidak pernah 72



Ibid, hal. 5



49



berubah. Ibu SY dengan yakin berbagi tentang perasaannya seperti yang terkutip dari proses wawancara. “Bapak gak pernah „maen‟ saya gak pernah udah 40 tahun kawin, tercederai perkawinan ini oleh orang ketiga, gak ada, gak ada dalam kamus kami. Alhamdulillah, Karna kita juga kan, menyediakan rumah tangga yang nyaman buat dia kan, mau cari apalagi…..” (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011)



5.2.2



Membina Rumah Tangga Setelah menikah, sebagai seorang istri, Ibu SY ikut dengan suaminya



yang bekerja sebagai dosen yang masih merintis karier di ITB Bandung. Ia dan Pak ZH menetap di Bandung di rumah sederhana yang ada di Jalan Kebon Bibit. Ibu SY bersama Pak ZH tinggal di satu paviliun bersama dengan tiga orang adik Pak ZH yang masih sekolah. Saking sempitnya rumah tersebut, Pak ZH dan Ibu SY sepakat untuk ikut keluarga berencana (KB)73. “Kamar kami hanya cukup untuk satu tempat tidur ukuran single dan satu lemari kecil pakaian. Tidak ada kamar untuk bayi jika kami punya anak74”. (Dikutip dari buku “Potret 70 Tahun Zuhal”, hal. 40) “Waktu baru nikah tu kita kan KB dulu. Bapak gak mau cepet-cepet punya anak, Bapak tu orangnya planning segala-segala, aku setuju aja, aku juga gak mau buru-buru punya anak orang rumah masih begitu ya kan”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Ibu SY harus tinggal dengan adik-adik iparnya yang masih berkuliah, mereka semua berada di bawah asuhan Ibu SY. Ketika itu, Pak ZH hanya seorang dosen muda, tenaga honorer, yang mendapat gaji hanya Rp 15.000,00 rupiah per bulannya. Ibu SY dalam kesempatan bertatap muka, menceritakan proses yang ia lalui saat itu. “Oiyaaa..pasti gak cukup, gaji Rp 15.000,00 gimana saya mengatasinya kan.. kita tuh gajinya dosen muda loh, bukan dosen yang 73 74



Iman Yuniarto Fakhrudin.2011. Potret 70 Tahun Zuhal. Paperwork. Hal. 39. Ibid, hal. 40.



50



udah senior ya, Bapak tuh masih tenaga honorer di ITB itu dia gak suka ngurus, padahal dia masuk ke ITB tu tahun 1967 atau 1968 kan waktu kita kawin tahun 1971 tuh masih tenaga honorer”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Karena penghasilan yang masih pas-pasan, Ibu SY harus mengerjakan semua urusan rumah tangga sendiri. Ia juga turut mengurus kebutuhan adikadik Pak ZH. Padahal pada saat itu tak jarang sakit asma Ibu SY kambuh. Hal itu disebabkan oleh udara dingin di daerah Bandung. “Dengan uang lima belas ribu, ada juga kan yang ikut sama kita kan adik-adiknya Bapak kan yang masih kuliah semuakan, yaa di cukupcukupin aja, aku masak sendiri, ke pasar sendiri, nyuci sendiri, gak ada pembantu loh, tapi kalau kita kuat kan akhirnya dikasih gini sama Allah, ya kan.., kita sabar, laksanakan aja, aku sakit-sakitan juga, kan saya asma, kumat-kumat juga disitu haha, kan udaranya dingin, ruangannya terbuka gitu, ya namanya juga rumah sederhana, teramat sangat sederhana. Bandung jaman dulu masih dingin. Rumahnya bukan di bukit namanya jalan kebon bibit, kebon bibit tuh kan jalan rayanya, nah dia turun kebawahnya itu loh, yang sekarang dibawah kolongnya tol itu loh”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Mengingat banyak kebutuhan yang diperlukan, akhirnya Ibu SY yang mendorong Pak ZH untuk mengurus surat pengangkatan sebagai pegawai tetap. Penghasilan sebagai dosen honorer terlalu pas-pasan, belum lagi Pak ZH juga harus menghidupi seorang istri dan tiga orang adiknya75. Semua itu dijalankannya dengan sabar dan keyakinan. keyakinan bahwa semua itu tidak akan belangsung lama. “Ikut suami di Bandung suami itu juga kan orang kerja, yang baru saja merintis karir. Dia punya adik-adik tiga orang yg sekolah, tinggal di paviliun, yang teramat sangat sederhana. Saya bilang apadanya ya… adik-adik ipar itu namanya anak-anak kos satu calon dokter, satu calon apoteker, satu calon insinyur. Harus tinggal sama anakanak, adik-adik ipar itu kan anak kos namanya. Nah anak-anak itu di bawah asuhan saya jadi saya jadi ibu kos. Dengan rumah yang teramat sangat sederhana loh. Masih nimba, kamarnya kecil itu aku lakukan itu semuanya. Tapi aku lakukan itu dengan kesadaran ah itu hanya sementara. Toh nanti juga insyallah. Makanya saya kan tidak 75



Ibid, hal. 39.



51



mau terlalu lama, setelah satu tahun bapak kan pulang bawa mobil holden.” (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Mobil Holden tersebut dijual. Uang dari hasil menjual mobil Holden dibelikan rumah di daerah Situlama. Rumah di Jalan Situlama tersebut masih sangat sederhana akan tetapi, Ibu SY dan Pak ZH merasa nyaman sekali, karena rumah tersebut adalah rumah milik sendiri. Sisanya dari uang menjual mobil holden dibelikan mobil VW kecil. Berikut kutipan dari proses wawancara dengan Ibu SY. “Saya bilang ibunya bilang jual rumah, kan ada tanah kosong terus jual rumah ini, bangun rumah di tanah itu. Tapi tetap aja itu rumah keluarga kan, saya sangat menyadari kalau bangun rumah itu tetap aja rumah keluarga. Kalau bantu keluarga oke, tapi kita kan harus tetap aja mandiri dong, walaupun sangat sederhana yang penting punya sendiri. Bapak sih oke-oke aja ikut aja bapak itu nurut-nurut aja. Jadi dia dengerin saya. Dia jual Holden kita beli satu rumah tanah di Situlama, menuju jalan kecil menuju ke LIPI rumah juga setengah gubuk juga sangat sederhana, tapi itu sangat nyaman sekali.” (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Saat itu ada seorang dosen senior teknik elektro, Bapak IMD pergi untuk tugas ke Malaysia dan direncanakan kepergiannya selama 2 tahun. Bapak IMD mendapatkan jatah rumah dinas sebagai dosen senior ITB. Agar rumah dinas jatah dosen tersebut terpakai dan tidak kosong, akhirnya Ibu SY dan Pak ZH menempati rumah tersebut sambil membenahi rumah yang ada di Jalan Situlama. Akan tetapi, karena suatu hal, Bapak IMD pulang sebelum 2 tahun. Kepulangan tersebut sangat mendadak. Sedangkan waktu itu Ibu SY dan Pak ZH sudah memiliki satu orang anak yaitu LRZ, yang biasa dipanggil JK. Waktu itu anak pertama Ibu SY dan Pak ZH, LRZ masih berumur beberapa bulan. Ibu SY pun bertanya-tanya kepada Pak ZH perihal bagaimana tindakkan yang harus dilakukan. Akhirnya Ibu SY dan Pak ZH memilih untuk tetap disitu dan menyambut keluarga Pak IMD secara baik-baik. Setelah itu Ibu SY pulang untuk sementara ke Jakarta, kerumah orangtua sambil 52



memperbaiki rumah yang telah mereka beli sebelumnya, di daerah Situlama. Sebagai istri yang baik, Ibu SY setuju dan mendengarkan apa yang dianjurkan oleh suaminya. Akan tetapi, situasi yang ada, yaitu dengan dua keluarga tinggal di satu rumah dan itu dirasa sangat tidak nyaman. Berikut merupakan kutipan yang sempat disampaikan oleh Ibu SY tentang keadaan saat itu. “Ada seorang dosen bapak IMD beliau itu dosen elektro tapi sudah senior, sedangkan Pak ZH junior. Dia mau ke Malaysia. Ada rumah dari ITB dan itu harus di isi. Rencananya Pak IMD itu ke Malaysia selama 2 tahun. jadi selama membangun rumah itu kita menempati rumah tersebut. Maksudnya kita tinggal disitu sambil kita benerin rumah yang kita beli. Jadi mobil holden 1 dijual, kita beli VW kecil sisanya beli rumah. Eh belum sampai 1 tahun, mendadak Bapak IMD dan keluarganya disuruh pulang oleh Pemerintah Malaysia. Eh udah pulang, pulang dadakan tanpa bilang. jadi kita udah punya anak satu itu, baru lahir punya JK (LRZ) masih umur berapa bulan. Jadi saya bilang sama suami saya, „ini pulang dadakkan gini gimana dong kita. Kita pindah apa gimana ?‟, „Kita terima aja disini dulu baik-baik, terus kamu balik ke Jakarta pulang ke rumah orangtua, sambil kita perbaiki rumah‟. Saya ikut aja suami saya gitukan. Oke. Tapi namanya orang kan, kita kan kamar disitu tempat tidur disitu, dia jg udah bawa anak bawa itu, kan gak enak kan. Jadi ke Jakarta aja dulu, maksudnya baik sama orang tapikan jadinya gak baik. Inikan rumah mereka, tapikan rumah sudah barang-barang kita semua disitu.” (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Dengan keadaan seperti itu, akhirnya Ibu SY memilih untuk segera pindah ke Jakarta bersama JK untuk sementara. Sedangkan Pak ZH tetap dirumah tersebut, akan tetapi pindah kamar. Ternyata, semua barang-barang, box bayi dan sebagainya dikeluarkan dari rumah. Dan hal tersebut dirasa menyakitkan. Karena hal itu, Pak ZH menelepon untuk mendiskusikan dengan Ibu SY, bagaimana cara untuk mengatasi hal tersebut. Disela-sela percakapan yang berlangsung saat interview, Ibu SY mengatakan bahwa, Pak ZH sejak muda hingga sekarang jika terjadi suatu masalah dan tidak dapat diselesaikan langsung menghubungi Ibu SY. Berikut kutipannya: “Akhirnya kita tu….. Pak ZH telepon saya. Kalau udah gitu Pak ZH dari muda sampai tua kalau ada masalah dia gak bisa apa-apa dia 53



telepon saya. „LN (panggilan Ibu SY).. ini gini,gini, gini ya udah balik ke Bandung‟, katanya. Ya udah balik lagi saya ke Bandung, kita angkatin barang. Bayi saya tinggal di Jakarta. Suruh bagaimana ni menghadapi orang begini, udah aja kita gak usah ribut ambil aja barang-barang kita. Tau gak, itu belum bisa di masukin rumah itu. Rumah itu juga rumah sangat sederhana juga. Nimbanya disumur jugakan, padahal di sini kan udah rumah bagus, lumayanlah, cukup baik, nyaman, jadi ya mulai lagi dari nol lagi.” (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Ibu SY dan Pak ZH pun memindahkan barang-barang mereka ke rumah yang sudah mereka beli di Jalan Situlama. Rumah di Jalan Situlama pun rumah yang sederhana, untuk mendapatkan air masih harus menimba. Ibu SY dan Pak ZH memulai dari nol lagi. Barang-barang pun belum bisa dimasukkan ke rumah itu. Akhirnya sambil membereskan rumah tersebut, Ibu SY dan Pak ZH tinggal untuk sementara di rumah Profesor SD, beliau adalah ketua Masjid Salman ITB, dan ketika itu, Pak ZH sebagai Sekertaris Jendral Masjid Salman ITB. Selama memindahkan dan membereskan rumah mereka, Ibu SY dan Pak ZH menginap dirumah Profesor SD selama tiga hari sampai akhirnya rumah di Jalan Situlama bisa dihuni. Seperti yang dipaparkan oleh Ibu SY dalam proses wawancara, berikut kutipannya: ―Disuruh nginep rumahnya dia (Profesor SD) tiga hari sampai bisa dihuni walau pun seharian nyapu, ngepel, bayangin kan rumah masih kotor kita baru beli, belum sempet ngerapiin kan, panggil tukang nyapuin dulu. Tapi enak aja, kita ke Jakarta beli lampu satu yang merah di sudut, beli kursi satu, udah enak juga jadinya. Seminggu juga beres sama saya. Kan Allahu Akbar kan dari rumah yang setengah gubuk waktu baru nikah, sekarang gini ya… Padahal rumah Metro udah bagus banget, kok dikasih Allah lagi rumah yang kaya gini, Allahu Akbar bener-benerkan, rejeki dari Allah”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Beribu-ribu ucapan syukur dihanturkan oleh Ibu SY kepada Allah. Berkali-kali ia mengucapkan hamdalah dan takbir atas kenikmatan yang ia peroleh pada masa sekarang. Rumah yang tadinya hanya gubuk sederhana kini menjadi rumah yang sangat nyaman dan mewah untuk dihuni, bukan hanya



54



itu, fungsi rumah pun menjadi tempat memajang barang-barang antik dan lukisan-lukisan indah menjadi sebuah karya seni. Beliau sangat menyadari dan mensyukuri atas rahmat dari Tuhan. Ia merasa bahwa rumah yang ada di Jalan Metro sudah merupakan rumah yang lebih dari cukup, akan tetapi Allah terus melimpahkan rahmat kepada Ibu LN dan keluarga dengan rumah yangada di Bukit Golf. Rasa syukur selalu terucap hal tersebut tercermin dari kata-katanya dengan berkali-kali mengucapkan syukur yang tidak terhingga kepada Tuhan. Sejak awal pernikahan Ibu SY dan Pak ZH menjalankan biduk rumah tangga berdasarkan tuntunan yang sudah ada dalam agama. Hal itu dibuktikan dengan kegiatan sholat maghrib berjama‘ah sejak awal pernikahan. Seperti kutipan dari potongan wawancara dengan Ibu SY. “Dari baru nikah pun kita sholat jamaah, saya minta Bapak jadi imam, nah itulah karena kita berlandaskan agama kehidupan kita, tau kan apa yang dilarang oleh Allah, ya kan, gak boleh kita membantah suami, lebih baik kita diem aja, tapi kita juga gak mau juga hak kita diperlakukan dengan tidak adil, ya kan itu hak kita kan kita bisa diskusikan itu kan”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Kegiatan sholat maghrib berjama‘ah juga dijadikan oleh Ibu SY dan Pak ZH sebagai tempat berkomunikasi antar anggota keluarga. Sebagaimana yang terekam ketika proses interview berlangsung. ―Kalau maghrib di rumah, kita sholat jamaah, Bapak jadi imam, nah disitu kan kepemimpinan beliau sudah terbentukkan. Tapi waktu udah jadi dirut PLN udah gak bisa lagi kan. Tapi waktu dari kecil sampai mereka gede kan bisa kan. Karena diatur maghrib ada di rumah. Nah itu kan disitu, sehingga banyak waktunya. Kan abis sholat kita ngobrol-ngobrol dilanjutkan dengan makan malam. Itu kan lumayanlah ada berapa jam, abis maghrib kan jam 6 misalnya sampai jam 8 adalah dua jam atau satu setengah jam bisa bersama ngobrol walau pun singkat tapi kan sangat efektif. Dan kalau minggu Bapak tu bawa anak –anak ke toko buku”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Kegiatan ke toko buku terus dibiasakan oleh Pak ZH kepada cucucucunya. Setiap akhir pekan apabila kosong, Pak ZH menyempatkan untuk mengajak cucu-cucunya berkunjung ke toko buku. Hal itu dilakukan olehnya 55



untuk menanamkan kecintaan kepada buku dan ilmu pengetahuan. Seperti yang sudah ia terapkan kepada anak-anaknya. Hal ini sejalan dengan ungkapan oleh Ibu SY. Berikut kutipannya: “..sampai sekarang cucu tu tau nya toko buku, udah tau Gramedia, Periplus, Kinokuniya. Udah tau tu cucu – cucu , jadi anak – anak senang membaca. Dan itu sangat efektif, walaupun singkat, tapi sangat efektif”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Ketika menghadapi masalah dalam rumah tangga Ibu SY lebih memilih untuk diam atau berdiskusi. Ia sangat tidak menginginkan adanya keributan ataupun teriakan ketika menyelesaikan masalah yang terjadi dalam rumah tangganya. Hal itu ia ambil dari yang sudah di contohkan oleh Ibundanya. ―Kalau saya dari dulu diem aja, saya gak suka ribut-ribut, orang intelek gak begitu, gak mau ribut berteriak-teriak saya gak pernah gitu, karna ibu saya juga kalau ribut, kalau ada salah paham diem aja, sampai sekarang kita mengenangnya beliau itu, almarhum ibu saya itu bukan orang yang suka ribut-ribut”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Ibu SY lebih memilih untuk diam sementara jika ada hal yang menyebabkan konflik di rumah tangganya. Akan tetapi, bukan diam tanpa hasil ia pun memiliki batas, sampai kapan diam tersebut dilakukan. Berikut adalah ungkapan dari Pak LRZ berkenaan dengan hal ini. Berikut kutipannya: “Kalau konflik ibu biasanya dibicarakan. Biasa pertama diem dulu terus nanti abis itu dibicarakan, dibicarakan sampai tuntas. Enggak, gak didepan kita. Kalau udah agak dewasa, sekarang-sekarang ini kalau itu, kadang-kadang kita ada, tapi kalau waktu kecil enggak”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, putra pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Ibu SY paham suaminya adalah sosok lelaki yang cerdas dan pandai, sehingga dalam mendiskusikan sesuatu Ibu SY menggunakan cara yang halus. Akan tetapi selisih paham kadang juga hadir dalam proses tersebut. Selisih



56



paham itu wajar terjadi asalkan tidak berlanjut ketingkat yang lebih parah, ujarnya dalam kesempatan wawancara. Berikut kutipan singkatnya: “Bapak itu orangnya tidak boleh diajari kan dia orang pinter. Dengan cara yang halus kita menyampaikannya. Namanya orang, gak mungkin kan gak ribut. Saya gak mau ribut kalau ada masalah ya diem aja. Terus pergi nanti pulang udah enak. Kalau parah diem dua hari. Kalau tiga hari kan udah gak boleh. Saya gak suka ribut. Dia yang berusaha deketin, ngajak ngomong, kalau saya yang salah saya yang minta maaf. Kita kan manusia kan gak mungkin kan gak salah. Selisih paham, itu pasti ada cuma jangan sampai itu meningkat menjadi hal yang lebih parah”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Seperti ulasan diatas, berdiskusi menjadi jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh rumah tangga yang dijalani oleh Ibu SY dan Pak ZH. Diskusi yang berdasarkan dari peraturan yang sudah ditetapkan dalam agama. Karena menurut Ibu SY peraturan agama adalah peraturan yang sudah dituliskan oleh Tuhan dan tidak diragukan lagi kebenarannya. Hal ini ia ungkapkan seperti kutipan berikut: “Yang paling penting kita kan sebagai muslim, peraturan agama kita. Sebagai istri harus patuh kepada suami apapun. Tapi kita kan juga punya hak sebagai istri. Hal itu kita sering selalu diskusikan sehingga tidak terjadi yang selama 40 tahun ini. Alhamdulillah tidak terjadi halhal yang parah. Pokoknya kalau udah agama itu udah deh. Kan peraturan Tuhan itu kan gini-gini-gini. Tinggal kita sebagai istri gimana, kan ada, sikap suami kepada istri gimana. Kalau gak cocok saya bilang, loh kan menurut agama harus gini, istri kan harus diayomi”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Ibu SY sangat menjaga privasi yang ada dalam keluarganya. Ia bukan sosok yang gemar menceritakan permasalahannya kepada orang lain. Dan itu merupakan salah satu dari kunci sukses Ibu SY dalam menjalankan perannya sebagai seorang istri. Sajadah adalah tempat yang ia pilih ketika ia harus mengahadapi segala macam permasalahan. Bersimpuh dan mengadukannya kepada Sang Maha Segalanya. Ketika Ibu SY berbagi tentang apa yang ia lakukan ketika ia



57



benar-benar merasa „down‘, suaranya pun terdengar lirih dan rasa haru bercampur didalamnya. Berikut kutipan yang menjelaskan uraian diatas: “Ya aku sholat, nangis di sajadah. Saya gak suka ngomong sama orang”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Dalam menjalankan biduk rumah tangga, sebagai istri, Ibu SY memposisikan suaminya sebagai pemimpin. Pak ZH sebagai pemimpin, adalah sosok pengambil keputusan. Sebagai suami, Pak ZH memberikan keleluasaan kepada sang istri. Ia mempercayai sepenuhnya kepada istri dalam urusan rumah tangga. Berikut kutipannya: “Bapak itu dalam kehidupan kita, pernikahan ini ya, bapak itu kan pemimpin di keluarga, kita akui. Jadi yang menentukan, apapun kita bicarakan beliau yang memutuskan, saya punya ide gini-gini, enggak kata bapak ya enggak. Kalau iya kata bapak ya iya. Tapi beliau itu memberikan keleluasaan kepada saya, sebagian besar uang itu dipegang oleh saya dengan saya itu merdeka aja, mau beli ini mau beli itu suka-suka saya. Kecuali dia gak suka tu dulu waktu kita baru-baru, kalau yang untuk keindahan-keindahan gak boleh. Dulu tu waktu masih muda, akhirnya aku beli aja misalnya saya beli kursi yang bagus, aku beli lukisan, dulu tu gak suka, tapi sekarang jadi suka. Lama-lama kebawa ke saya ,saya kan senang pernik-pernik, apa gitukan … Dulu beli pot aja yang bagus-bagus bapak marah loh, gak bermewah-mewah tu, tapi aku iya aja, „iya Pak‟, gitu. Tapi beli aja, hahahaa. Kalau itu kan gak usah diturutinkan, kan gak prinsip, tau ada aja.. tau bagus. Tapi kalau udah bagus, „Oiya ya bagus ya Ma ya‟. Ya udah bagus akan dan dia akhirnya oke”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Hal itu sangat berkaitan dengan pembagian tugas yang ada dalam rumah tangga. Pak ZH mempercayakan seratus persen urusan rumah tangga kepada Ibu SY. Terlebih Pak ZH memiliki mobilitas diluar rumah yang tinggi. Tentang pembagian dalam rumah tangga putra pertama mereka, Pak LRZ memiliki pandangan sebagai berikut: “Pak ZH itu lebih dalam hal yang prinsipil kalau ibu itu, kalau dirumah ni yang lebih detail, ngisi detail gitu. Jadi memang perannya bapak sama itu selalu seperti itu, satu yang ke ininya ke arah



58



pendidikannya, satu yang mengisi detailnya. Kan bapak tentu lebih jarang dirumah daripada ibu kurang lebih gitu”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, putra pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Mobilitas Pak ZH yang tinggi, membuat Ibu SY harus mandiri dalam menghadapi dan menjalankan urusan-urusan rumah tangga. Ibu SY pun membagikan perasaan suka dan duka dalam menjalankan urusan rumah. Akan tetapi, itu semua kesabaran dan pengorbanan membuahkan hasil yang menggembirakan. Berikut kutipannya : “Iya disitu, Bapak itu gak pernah tahu-menahu semua urusan. Untuk membeli satu butir apa pun Bapak gak tau, semua saya 100 persen dalam pendidikan anak-anak. Saya yang ke sekolah, saya yang mendidik anak-anak 100 persen, karena bapak itu kan sibuk kan kerja terus. Cuma kalau ada masalah baru saya lapor, baru bapak terlibat kalau gak ada masalah sih ya udah… Aku yang bawa berenang, nyetir sendiri, anak – anak latihan berenang 1 minggu 3 kali, nyopir sendiri, ya kan… Anak-anak masih muda-muda, anak berantem di sekolah ke panggil ke polisi, aku dipanggil aku dateng sendiri bapaknya lagi di luar negeri. Namanya anak-anak laki-laki, tigatigakan, ke kantor polisi, saya tau, berantem dia, hahaaa. Ya biasalah… sama temen-temen geng-geng gitu kan. Dulu kan suka terjadi gitu kan, dipanggil, ya udah akhirnya dateng sendirian. Jadi bapak tu 90 persen urusan rumahtangga diserahkan pada saya, Bapak cari uangnya kan, tapi aku bisa mengembangkan harta yang Bapak kasih. Bapak misalnya kasih uang segini, saya beli rumah satu, adalagi lagi rezeki saya beli rumah lagi, dikontrak-kontrakin, jadi akhirnya beranak-beranak terus rumah itu…. Tadinya punya satu, bayangin dari satu mobil holden, bisa berkembang biak , jadi begini... hahahahahaa”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Sosok Ibu SY sebagai istri yang mandiri terekam oleh Pak LRZ, putra pertama mereka. Berikut kutipannya: “…terus kedua enggak manja Ibu tu kan. Padahal Ibu itu kan anak orang penting itu sebenernya zaman dulu, anak menteri. Ada tementemennya Ibu yang dulu juga anak-anak orang penting di zamannya ya itu hidupnya bisa berbalik 180 derajat. Itukan karena apa karena kemampuan itu tadi. Jadi ada orang yang biasanya cuma ada fasilitas yang baik, baru dia bisa berfungsi dengan baik. Kalau Ibu tuh apa 59



yang ada itu yang dimanfaatkan sebaik mungkin dan di jaga gitu ya, di manage sebaik mungkin”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, putra pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Ibu SY jugalah yang mengurus segalanya sendiri. Apalagi ketika suaminya



harus



tugas



diluar.



Sebisa



mungkin



ia



tangani



dengan



kemampuannya sendiri. Hal tersebut sangat diingat oleh Pak LRZ, sehingga ketika ia memilih pasangan hidup dalam alam bawah sadarnya ia memiliki kriteria ini ketika istrinya mendidik dan mengurus anaknya. Berikut potongan dari pernyataan tersebut: “Banyak juga orang yang karna kesibukkan dia serahkan ke suster atau ke pembantu gitukan, tapi dilepas begitu aja, gitu misalnya. Nah itu juga satu yang selama saya kecil sampai sekarang itu ibu selalu turun tangan langsung kalau ngurus anak. Walaupun ada pembantu walaupun ada segala macem tetep dia ngurus. Misalnya kaya sekarang, gak usah anak, cucu misalnya. Anak saya, saya titipin disana , kita taro suster disanakan supaya ibu gak repot apa segala macem, tetep aja kalau dia mau mandi yang mandiin ibu, atau bahkan kalau ibu lagi sakit Ibunya tetep ngeliat si suster ini mandiin, terkontrol”. “Dia sangat memperhatikan, sangat concern, sampai sekarang pun juga seperti itu, wajarlah ibu tapi di sisi lain beliau juga sangat tegas kalau dalam keluarga”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, putra pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Keahlian Ibu SY dalam mengurus dan mengembangkan amanah yang diberikan kepadanya juga di akui oleh Pak ZH. Dan hal inilah yang menjadi kelebihan Ibu SY dalam menjalankan perannya menjadi seorang istri dan ibu. Bukan hanya itu, Pak ZH juga merasa terbantu dengan keahlian Ibu SY dalam mengembangkan dan menjaga apa yang telah dipercayakan kepadanya. Sehingga Pak ZH bisa fokus kepada pekerjaan, ilmu pengetahuan, juga membuat buku. “Nah itu satu lagi yang bagusnya, saya sebagai pejabat, tentunya ada fasilitas-fasilitas yang diperoleh. Tapi itu biasanya saya tidak terlalu memikirkan. Ya udah dapet, yaudah.. Ibu SY itu lebih jauh berfikirnya, bagaimana asset yg ada ini bisa berkembang dan bisa menjadi, nanti kalo kita pesiun menjadi bermanfaat. Nah dia ketika saya misalnya dapat



60



bantuan perumahan, dari PLN, bantuan waktu itu setelah jadi Dirut dapet ada apa namanya bonus gitu dari perusahaan. Nah itu dia investasi, kan saya gak tau biasanya saya masukin aja di bank. Dia justru memikirkan invest ditanah. Jadi waktu tanah-tanah di Pondok Indah itu masih murah dia invest disitu. Tahun 90 kan saya masih Dirut itu. Disitu masih pohon-pohon karet,nah dia beli tanah. „Jangan, jangan taruh di bank‟ lalu setelah selesai, baru-baru ini dia bangun rumah dari asset yang saya terima, kemudian di kontrakkan. Hasil kontraknya dia bangun tanah. Nah begitunya itu tu pintar, apalagi dia punya darah orang padangkan..., jadi ada entrepreneur-nya. Aaa itu saya jadi merasa terbantu, jadi saya tidak terlalu pusing mikirin keuangan. Saya bisa fokus mikirin pendidikan, ilmu pengetahuan, bikin buku. Karena itu dia udah jalan, hahaha”.



(Wawancara dengan Bapak ZH, bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011 , pukul 11:33 AM menit ke 11.45) Menurut Pak LRZ, kemampuan Ibu SY dalam mengembangkan rezeki yang diamanahkan kepadanya, ditunjang dengan kemampuan managerial yang baik. Kemampuan tersebut ada dalam diri Ibu SY dan ia terapkan dalam rumah tangganya. Hal tersebut membuat Pak LRZ kagum dengan sosok ibunya. Berikut kutipannya: “Ibu SY tu ini, dia manager yang baik, manager keuangan yang baik. Jadi dia selalu bisa me-manage sehingga apa yang tersedia itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, seoptimal mungkin”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, putra pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Karena itu pula, Pak ZH bisa tenang dalam menjalankan tugas-tugas dan kariernya. Ia tau dan percaya bahwa istrinya dapat diandalkan dan bisa menjalankan tugasnya sebagai istri dan ibu dengan baik. Sama halnya dengan kepercayaan Ibu SY kepada Pak ZH. Ibu SY tidak memungkiri, sebagai istri dengan suami yang harus sering pergi untuk menjalankan tugasnya, kekhawatiran terkadang datang menghampiri. Untuk hal ini, Ibu SY mengungkapkan sebagai berikut: “Yaaa… namanya manusia pasti ada rasa khawatir, tapi kan kepercayaan kita. Kita kan liat dari karakternya beliau ya kan… yang gak macem-macem, gitukan. Yaudahlah Lillahita‟ala aja, pasrah, kehendak Allah apa. Kalau kita pasrah malah dilindungin Allah”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011)



61



Sejak dari awal Ibu SY sudah melihat karakter Pak ZH yang lurus, dan tidak ‗macem-macem‘, dan hal itulah yang membuat Ibu SY percaya bahwa Pak ZH bisa mengayomi dan menjadi imam dalam keluarga. Menurutnya, pasrah kepada Allah justru yang membuat dirinya dan suaminya dilindungi oleh Allah. Karena semua yang dilakukan atas dasar Lillahita‘ala (hanya untuk Allah semata). Itulah yang akhirnya membuat Ibu SY dan Pak ZH tenang dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing. Dalam mendidik anak, Pak ZH adalah sosok bapak yang sangat demokratis. Ia juga lebih menyukai cara-cara yang persuasif



76



. Pak ZH



menanamkan semangat untuk berkompetisi kepada anak-anaknya lewat diskusi-diskusi77. Lewat diskusi-diskusi ringan yang biasa dilakukan sehabis sholat ataupun di meja makan. Tentang diskusi yang menjadi budaya di rumah tangga Ibu SY dan Pak ZH, Pak LRZ juga memaparkan tentang hal ini. Berikut kutipannya: ―…jadi yang dibicarakan umum itu segala macam hal gitu. Kecuali hal-hal yang sifatnya pribadi. Kalau anak-anak dibahas bersama, tapi tergantung juga kala ada hal yang lebih pribadi dipanggil tersendiri oleh Ibu dan Bapak”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, putra pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Pada saat diskusi, seluruh anggota keluarga boleh berpendapat. Bahkan anak yang paling kecil sekalipun. Dari situ, Ibu SY dan Pak ZH mengajarkan anak-anaknya untuk bisa mengutarakan pendapat dan juga mendengarkan pendapat dari orang lain. Tak jarang ketika masing-masing bersikukuh dengan pendapatnya, terjadi benturan. Dalam kesempatan berdiskusi itu, setiap anggota keluarga diberikan kesempatan untuk mempertahankan pendapatnya tanpa melihat yang mana yang lebih tua atau yang lebih mudah. Di sanalah peran Ibu SY, yaitu sebagai ‗rem‘ dan pengingat batas-batas yang patut. Sebagaimana uraian yang dijelaskan oleh Pak ZH berikut ini : “Dalam mendidik anak-anak juga begitu, saya biasanya terlalu longgar, terlalu apa, dia lebih ketat. Saya biasanya lebih demokratis ke anak, saya rangsang untuk berdiskusi secara bebas, nah dia agak 76 77



Ibid, hal. 169. Ibid, hal. 169.



62



meng rem. “Meskipun kamu bebas, tapi kamukan, dia kan orang tua, harus ada sopan-santun timurnya..”, biasanya pake pukul-pukul meja apa gitu kan, bagi saya itu ga papa tapi bagi ibu, dia meluruskan. Supaya dia (anak-anak), tidak kehilangan kepribadian sebagai putraputri Indonesia yang punya budaya yang lebih sopan”. (Wawancara dengan Bapak ZH, bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011 , pukul 11:33 AM menit ke 11.45) Sosok Pak ZH yang demokratis, menjadikan Pak ZH terbuka dengan semua anggota keluarga. Juga dengan Ibu SY. Seperti ketika Ibu SY memberikan masukkan. Ibu SY tau bagaimana cara yang baik untuk menyampaikan usulnya kepada Bapak, dengan cara yang halus bukan menggurui. “Bapak tu kan orangnya yang dalam memimpin rumahtangga itu, adalah orang yang demokratis, bapak tu kalau saya kasih tau mau, gitu.. cuman jangan dia di ajarin. Nah, jadi kita bukan ngajarin beliau, tetapi kita kebanyakan, eh kaya gini kemaren nih ya.. dia mau telfon, mau sms nih, ada temen, PT itu kan, mau ngundang bapakkan mau bikin acara, „Ma..apa ya bilangnya ya.. Pak PT..‟, „Gak usah, jgn Pak PT gak bagus‟, „Bung PT ?‟, „jangaan‟, saya bilang gitu.. „Dek PT, kan jadi kekeluargaan.. kan, tapi ada lebih senioritasnya papa ya kaann..‟, „Oh iya ya..‟ akhirnya bikin Dek PT.. yang kaya gitu-gitu.. hal-hal yg kecil kan ya.. tapi kalau kita…, dia kalau diajarin gak mau.., di diskusikan dulu, oh iyah..kayanya bagusan ini, gitukan”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Begitu pun ketika Pak ZH sedang mengambil keputusan. Tak jarang Pak ZH meminta pandangan dari Ibu SY. Dan sering kali apa yang dipikirkan Pak ZH sejalan dengan yang dipikirkan Ibu SY. “Nah.. dia (Bapak ZH) itu sifatnya suka cek dan ricek, jadi dia udah punya keputusan, begini, gini, gini, tapi dia coba dulu ke saya. Nah, biasanya tuh kompak gitu, sejalan.. yang dia pikirkan sama sarannya saya tuh sama, „Ohh sama seperti yang… ini papa cuma mau cek dan ricek ke Mama, tapi kok ternyata kok sama ya kita‟. Banyakkan gitu ya..jarang sekali yang berbeda kalau soal gitu-gitu”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Mengenai posisinya sebagai satu-satunya wanita yang ada dalam keluarga, sekaligus sebagai ibu dan istri, Ibu SY menanggapi seperti kutipan dibawah ini: 63



“Saya itukan boleh di katakan kaya ratu ya.. karena wanita satu satunya dalam keluarga ini kan, saya merasa mereka semua sangat sayang sama saya, sangat menghargai, ya kan.. paling kalau aku udah sakit, udah deh mereka sannggaat perhatian. Apalagi anakku yang paLNg tua itu, aduuhh bukan main perhatiannya, yang lain sih sedengsedeng aja, mereka tuh orangnya bukan yang manis -manis, romantisromantis gitu gak ada”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Pada suatu kesempatan Ibu SY sekeluarga jalan-jalan setelah LRZ atau yang biasa dipanggil JK putra pertamanya wisuda. Ia menginginkan anakanaknya mengingat betapa bahagianya mereka sekeluarga. Waktu itu, anakanak Ibu SY belum ada yang menikah. Berikut kutipan dari cerita Ibu SY: “Sampai dulu anakku wisuda yang terakhir, itu JK di Amerika kan, saya pergi sama anak – anak, belum mantu tu satu pun. Kita pergi jalan-jalan. Kita kan di LA tuh.. terus kita nyewa satu mobil gede kan, jalan-jalan yg nyetir anak ganti-gantian kan, terus nyanyi-nyanyi, saya kan suka nyanyi-nyanyi,nyanyi kemesraan ini, „Inget ni.. kalau nanti mama gak ada, gimana ni bahagianya ni kita ber lima, di pejalanan ini..‟, „Iya.. si mama ni sukanya yang suka one big happy family ya..‟ katanya,‟Iya.. itu dari mama.. dari kecil…, mama selalu berusaha kita menjadi one big happy family, jadi gelarnya mama tu one big happy family‟.”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Begitu pun setelah kedua anak Ibu SY, LRZ dan AMZ menikah. Anak, mantu, dan cucu kerap kali berkumpul dirumahnya. Hal itu merupakan anugerah yang amat di syukuri oleh Ibu SY. “Begitu aku ada keperluan, kebutuhan, mereka langsung cepet gitu, kalau misalnya saya keluar negeri nih, mereka semuanya kumpul loh disini, mau berangkat saya. Sebelum saya berangkat tuh, misalnya saya berangkat jam 7, jam 4 atau jam 5 mereka udah disini. Samasama makan malam bersama terus saya berangkat gitu. Saya pulang gitu.. itu anak, menantu, cucu, nunggu dirumah, mobil jemput, kita dateng, mereka udah siapin makanan, apa segala itu.. mantu – mantu yang masak. Kompak iya, Alhamdulillah”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011)



64



Disela-sela wawancara Ibu SY bercerita tentang pengalamannya ketika mendampingi Pak ZH sakit dan harus mengobati trakea-nya ke Tokyo. Berikut kutipannya: ―Tapi akhir-akhir ini waktu bapak sakit berat yang kita mau ke Tokyo aku ajarin doa-doa. Dan Alhamdulillah udah bagus, doa-doanya udah bagus, saya kasih buku ngaji. Saya kan ikut pengajian-pengajian juga, nah disitu kan ada buku. Doa-doa apa yang mesti di baca , sholatsholat, apa gitu kan.‟Ini diapalin Pa‟, waktu mau ke Tokyo, waktu mau oprasikan, bagus sekali, „Minta doa supaya khusnul khotimah‟, misalnya gitu kan „Ini dihapalin Pa‟. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Dari kutipan diatas, dalam menjalani rumah tangga Ibu SY juga melengkapi Pak ZH dari sisi spiritualitas. Begitu pun ketika Ibu SY dan Pak ZH menjalankan ibadah haji. Sebelum melaksanakan ibadah haji, Ibu SY dan Pak ZH melaksanakan umroh dahulu di tahun 1993 sekaligus menemani Pak ZH untuk tugas di Paris. Waktu itu, Ibu SY pasca menjalani operasi pengangkatan kista. Ia ingin memanjatkan rasa syukurnya karena diberikan kesembuhan dan kemudahan dalam operasinya. Berikut kutipan yang diungkapkan oleh Ibu SY: ―Sebelumya umroh dulu, tahun 1993 kami umroh dulu. Waktu itu saya kan abis operasi, ada kistakan saya, abis operasi kan waktu itu jadi saya bilang „Pa aku kepengen umroh‟. Itu pertama kali saya umroh tahun 1993. Abis itu bapakkan ada dinas ke Paris, „Kita umroh dulu ya pah ya..‟, „Ngapain ?..‟, „Ya mau umroh mau bersyukur sama Allah, sudah sembuh dari operasi, gak ada apa-apa, Alhamdulillah gak ganas, ya kan.. cuman tumor biasa‟, saya bilang gitu. „Yaudah iya‟ bapak kan nurut aja kalau kaya gitu-gitu sih. Jadi kita sebelum ke Paris, kita umroh dulu, dari Jakarta langsung ke Mekkah cuma semalem aja, cuma buat umroh aja”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Dari kutipan diatas dapat dilihat kecenderungan Ibu SY untuk mengajak Pak ZH lebih dekat kepada Yang Maha Kuasa, serta mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya.



65



Setelah itu, di tahun 1994 Ibu SY dan Pak ZH melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu menunaikan ibadah haji. Ibu SY menceritakan proses dan pengalaman berhajinya, berikut kutipannya: “Tahun 1994, berdua, waktu itukan Bapak Dirut PLN kan, saya bilang sama Bapak, „Pa kita harus berangkat Haji tahun ini, kita kan sudah dapat rahmat dari Allah‟, Bapak jadi Direktur Utama PLN, itukan gak semua orang dapet, karena kita merasakan sekali. Kalau disitu kita kaya presiden diperlakukannya. Kemana-mana ke daerah-daerah, kaya apa deh. Benar-benar orang nomer 1 PLN, namanya aja dulu, PLN 1, PLN1 kan. „Jadi kita harus mensyukuri rahmat Allah Pa, kita pergi Haji‟, „Tapi kan Papa lagi sibuk, gini gini gini‟, „Duh Pa, kan kesibukkan dunia, kita bersyukur kepada Allah di Mekkah. Kapan lagi mumpung kita masih muda, masih kuat. Kan tugas kita cuma sekali wajibnya itu kan, kita laksanakan sekarang‟, „Tapi lagi gini kerja dikantor lagi banyak masalah‟. Orang lagi heboh-heboh tuh, Bapak tu kan nerima jadi Dirut PLN tahun 1992. Waktu lagi krisis, Bapak berhasil mengangkat itu. Jadi 1994 sudah selesai cuma banyak orang yang ingin posisi itukan. Itukan posisi yang sangat menggiurkan orang, jadi banyak ini, ini, ini. „Inikan lagi pusing gini,gini Ma‟, “Enggaklah, udahlah kita mohon yang terbaik kata Tuhan gimana, tapi yang nomer satu kita bersyukur‟.”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Dalam keadaan itu, Ibu SY mengingatkan untuk melaksanakan ibadah haji. Padahal ketika itu Pak ZH sedang sibuk-sibuknya dengan urusan perkerjaannya sebagai Dirut PLN. Akan tetapi, Ibu SY mengingatkan untuk tetap bersyukur. Salah satunya dengan melaksanakan ibadah haji selagi masih diberikan kesehatan. Selain itu, juga untuk memohon yang terbaik mengingat kondisi pada saat itu Pak ZH sedang menjabat sebagai Dirut PLN dan kondisi saat itu sedang krisis. Karnanya dengan beribadah haji memohon yang terbaik kepada Allah merupakan obat penawar dari kesibukkan yang ada pada saat itu. Ibu SY juga berbagi tentang pengalamannya ketika menunaikan ibadah haji. Saat menunaikan haji, Ibu SY benar-benar merasakan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT lewat pengalaman yang ia dan suaminya alami. Pengalaman yang tidak terlupakan itu dijelaskan sebagaimana kutipan berikut: “Nah ada satu hal yang betul -betul saya bilang sama Allah, betulbetul kebesaran Allah tuh yah. Waktu itukan, saya bilang sama bapak, 66



waktu itukan kalau bapak berarakan aja kan pakaian ihramnya, kebuka-buka. „Pa tutup Pa dadanya, nanti Papa masuk angin‟, saya bilang gitukan, kita kan bawa dokter waktu itu, karena bapakkan sering sakit, jadi bawa dokter. „Tuh liat tuh kaya dokter HY tuh, sekarang professor, dia kan rapih‟, terus bapak bilang „Ya.. diakan sering sakit Papa kan enggak..‟ Allahu akbar Bapak sakit abis itu. Kita yang terakhir, wukuf di arafah, bapak kan sakit, panas tinggi, benerbener kita gak boleh salah ngomong. Itu saya masih inget, kita lagi jalan menuju ke masjid, di masjidil haram aku ngomong gitu, waduh saya salah saya ngomong gitu, bapak jadi jawabnya begitu ya kan.. yang salah kan aku ni pasti, kenapa ngomong gitu”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Itulah pengalaman yang tak terlupakan yang dialami oleh Ibu SY dan Pak ZH. Yang membuat ia yakin atas kebesaran dan kekuasaan Allah. Apapun yang diucapkan dan dikerjakan pada saat ibadah haji sangatlah didengar oleh Allah. Dan Ia Maha berkehendak. Akan tetapi, selain pengalaman tersebut, ibadah haji yang ditunaikan dengan suaminya berjalan lancar dan selalu diberikan kemudahan-kemudahan sejak awal keberangkatannya. Berikut kutipan yang diambil dari proses wawancara dengan Ibu SY: Oiyaa… he‟eh, kita tu semua lancar Alhamdulillah, dari mulai berangkat, dapat kemudahan – kemudahan dari Allah, aduh luar biasa, kemudahan – kemudahan semua lancar. Temen bilang „Itu pake itu bagus‟, „Apa namanya ?‟, „INNA‟, katanya, „Ya udah boleh deh daftarin dong saya, tolong dong daftarin‟, oke di daftarin sama teman ajakan, eh terus ada beberapa orang teman – teman pada disitu juga gak sengaja loh gak tau. Waktu pertemuan pertama kali kan mereka minta dirumah saya, ya namanya dulu Dirut PLN kan, ya oke, aku mau ajakan, hayuk silahkan, tau-tau loh kok si ini, kok ini, loh kok si AR, jadi banyak temen-temen, itukan kemudahan dari Allah kan, kita kan kadang-kadang rombongan gak kenal kan, gak apa, kan gak enak, ternyata banyak temen- temen, ikut juga, tanpa kita sadari. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011)



Dalam melaksanakan ibadah haji Ibu SY dan Pak ZH, merasa diberikan kemudahan-kemudahan. Dan ia merasa ditunjukkan oleh Allah akan kekuasaan-Nya. Berikut kutipan yamg terekam dari proses wawancara:



67



“Jadi itu saja lah yang saya pikir, yang merupakan Tuhan menunjukkan kebesarannya bahwa kita enggak boleh sembarangan ngomong di Mekkah, ya kan.. sampai pulang ke Indonesia sakit lho, masuk rumah sakit, 2 minggu di rumah sakit. Allahu Akbar benarbenar. Nah itulah semuanya lancar, semuanya bagus, apa, tapi kita gak boleh salah ngomong. Dan itu dia yang selalu sakit dokter kita itu, dia itu bilang sama kita selalu sakit kalau umroh, dia gak sakit sama sekali, batuk pun enggak, pilek pun enggak, semua orang batuk, pilek kan dia enggak sama sekali, itukan Allahu akbar bener-bener, itu gak maen-maen deh, percaya deh. Hanya itu loh, yang lain semuanya bagus semuanya lancar. Waktu salat gak dapet tempat, taunya ada aja. Orang – orang arab yang gede –gede kan gak dapet tempat, tautaunya ada orang yang sini-sini-sini, hajj-hajj…”. (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Ketika melaksanakan haji, niat Ibu SY benar-benar ingin mendekatkan diri kepada Allah. Waktu senggang dijadikan oleh Ibu SY sebagai kesempatan untuk membaca kitab suci Al quran. Sehingga Ibu SY beserta Ibu QS juga Ibu MI khatam Al quran di tanah suci. Ia tidak tergoda untuk berbelanja sebelum semua ibadah yang dilakukan tuntas78 . 5.3 Menjalani Bahtera Rumah Tangga Ada beberapa peranan yang dijalankan oleh Ibu SY untuk mendorong dan mendampingi suaminya dalam berbagai fase ataupun jenjang kehidupan sehingga mencapai kesuksesan. Fase tersebut dibagi oleh penulis menjadi dua fase, yang pertama, peranan ketika mendampingi saat melaksakan studi lanjutan, dan yang kedua, peranan ketika menjalani karier. 5.3.1



Peranan ketika studi lanjut Dari awal Ibu SY dan Pak ZH bertunangan Pak ZH langsung



melanjutkan studinya ke Australia tepatnya di University of New South Wales, Sydney. Setelah menikah pun, Pak ZH menempuh studi lanjutannya dengan beasiswa dari USAID di Amerika, tepatnya di University of Southern California, Los Angeles. Di tahun 1976, tepat ketika Ibu SY dan Bapak ZH anak keduanya yaitu KKZ sedang belajar berjalan, Bapak ZH mendapatkan beasiswa dari USAID



78



Ramadhan dan Poeradisatra, Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya. 2002. Pustaka Sinar Harapan, hal. 94.



68



untuk mengambil gelar Master di University of San Diego, Amerika. Setelah beberapa bulan Pak ZH belajar di San Diego, ternyata bidang studi yang ada disana tidak sesuai dengan keinginannya. Karenanya, Pak ZH berusaha untuk pindah ke University of Southern California, Los Angeles79. Saat di Los Angeles, Pak ZH merasa kesepian. Sehingga meminta Ibu SY dan anak-anaknya untuk menyusul kesana. Ibu SY bersama anak-anaknya berangkat ke Los Angeles bersama dengan teman Bapak ZH yang bernama CH yang akan belajar di Los Angeles, dengan membawa keluarganya kesana80. Sehingga Ibu SY bersama anak-anaknya berangkat ke Los Angeles bersama dengan Bapak CH dan keluarganya. Ibu SY sebagai istri, sangat ingin menemani sang suami. Bukan perkara yang mudah, karena beasiswa dari USAID hanya untuk satu orang, sedangkan Ibu SY beserta kedua anaknya sehingga mereka berjumlah empat orang. Akan tetapi, Ibu SY ingin Pak ZH bisa konsentrasi belajar dan menyelesaikan studinya dengan cepat dan juga dengan hasil yang baik. Sesampainya disana, Pak ZH membawa Ibu SYdan kedua anaknya ke tempat tinggalnya yang berupa studio kecil yang dilengkapi dengan dapur dan kamar mandi81 . Ketika itu, masalah biaya yang sangat membuat Pak ZH khawatir. Dengan apa ia harus menghidupi istri dan kedua anaknya di negri orang. Sedangkan beasiswa yang didapat dari pemerintah AS sangat kecil. Begitupun dengan jadwal kuliah yang padat pada awal masa studi, membuat Pak ZH tidak bisa mengambil kerja sambilan yang biasanya dilakoni oleh para mahasiswa yang menempuh pendidikan di negri orang. Perasaan bersalah karena sudah meminta istri dan anak-anaknya untuk berangkat menemaninya dalam masa perantauan dengan keuangan yang mentok hadir di benak Pak ZH. Malam harinya, Pak ZH mengajak Ibu SY untuk membicarakan kekhawatirannya akan kondisi keuangan mereka. Dalam benak Ibu SY ia sangat bangga dengan suaminya itu. Betapa besar tanggungjawabnya sebagai



79



Ibid, hal. 38. Ibid, hal. 38. 81 Ibid, hal. 39. 80



69



kepala rumah tangga. Perasaan kagum memenuhi perasaanya. Momen itu merupakan salah satu momen yang tidak terlupakan oleh Ibu SY selama perjalanan kehidupan rumah tangga mereka. Tanpa sepengetahuan Pak ZH, Ibu SY sudah mempersiapkan solusi untuk pemecahan masalah tersebut, sehingga Pak ZH bisa berkonsentrasi dalam studinya. Kecerdasan Ibu SY sebagai istri tidak diragukan. Beliau sudah menjual mobil VW mereka, dan kemudian menagih semua uang dari proyek-proyek listrik yang pernah dikerjakan oleh Pak ZH82. Ternyata, uang dari hasil itu semua cukup banyak. dari hasil uang tersebut, Ibu SY bisa membeli sebidang tanah di daerah Duren Sawit Jakarta, dan masih ada sisa untuk membeli tiket ke Amerika83. Sisanya lagi, Ibu SY bawa ke Los Angeles untuk bekal hidup disana. Hal itu sangat menghibur dan menenangkan Pak ZH, dari kekhawatiran yang melandanya. Pada saat itu, Ibu SY berkata kepada Pak ZH: “Tenang saja, saya membawa sejumlah uang tabungan yang bisa kita pakai untuk setahun hidup disini”84. (Dikutip dari buku “Zuhal 60 tahun Jejak Perjalanan dan Pikirannya” hal. 39. ) Peranan Ibu SY sebagai pendamping hidup terlihat. Betapa ia menginginkan Pak ZH bisa menyelesaikan studinya dengan baik. Dan kehadiran Ibu SY dan kedua anaknya membuat Pak ZH lebih tenang dan lebih bisa berkonsentasi dalam menjalankan studinya. Karena kehadiran Ibu SY dan kedua anaknya membuat Pak ZH lebih bisa memusatkan pemikiran dan perhatiannya pada studi S2-nya. Setelah beberapa hari, mereka pindah ke apartemen kecil yang ada di lantai dua. Tidak seperti di Indonesia, disana mereka hidup pas-pasan. Akan tetapi, Pak ZH tetap mendorong Ibu SY untuk kursus ilmu pendidikan disana. Ketika Ibu SY kursus, Pak ZH yang mengasuh dan menjaga anak-anak, begitu juga sebaliknya, apabila Pak ZH sedang sibuk belajar, Ibu SY yang mengasuh 82



Ibid, hal. 38. Ibid, hal. 38. 84 Ibid, hal. 39. 83



70



anak-anak. Tidak seperti ketika mereka di Indonesia, Ibu SY disana tidak menggunakan jasa pembantu rumah tangga. Semua pekerjaan rumah dikerjakan sendiri. Jika LRZ atau KKZ sakit, mereka tidak dibawa ke rumah sakit swasta melainkan ke rumah sakit umum yang lebih murah. Disana mereka tidak pernah berlibur, karena beasiswa yang didapatkan oleh Pak ZH hanya US$ 650 sebulan. Pernah suatu hari, Ibu SY dengan kedua anaknya lama sekali menunggu bis kota di tepi jalan, karena jarangnya bis kota yang lewat disana, sehingga LRZ dan KKZ menangis karena kepanasan. Sedangkan Ibu SY di Indonesia biasa mengendarai mobil VW sendiri85. ` Seorang



Doktor



yang



bernama, Pak RD, akan kembali ke Indonesia. Ia menawari keluarga Pak ZH untuk tinggal di sebuah paviliun didaerah yang sederhana yang ada di Los Angeles. Pak ZH sekeluarga sangat senang karena, di paviliun tersebut, anakanak bisa bermain bebas di halaman, meskipun tidak luas. Ketika mengenyam pendidikan di University of Southern California, Pak ZH benar-benar memusatkan perhatiannya kepada pendidikan yang dijalaninya. Pak ZH juga tetap menulis dan menyelesaikan dua paper ilmiahnya yaitu, The Performance of AC system with Predominant Power Supply by HVDC dan Magnetizing Inrush Currents in Transformers86. Akhirnya, pada pada tahun 1977, Pak ZH mendapatkan gelar MSc, E.E.,. Ia menyelesaikannya dengan predikat cum laude. Pada saat itu Pak ZH berniat untuk langsung melanjutkan S3-nya. Walaupun telah menyelesaikan S2, Pak ZH, Bu SY dan anak-anaknya tidak segera pulang ke Indonesia karena, menunggu pengumunan apakah Pak ZH lulus atau tidak untuk mengikuti program Doktor. Dan tidak disangkasangka, mereka mendapatkan kabar bahwa Ibunda dari Bu SY mengalami sakit parah. Setelah melewati pemikiran yang sulit, akhirnya Pak ZH memutuskan untuk tetap di Amerika menunggu pengumuman lulus atau tidaknya ia ke program Doktor. Sedangkan Ibu SY dan kedua anaknya pulang ke Jakarta. 85 86



Ibid, hal. 39. Ibid, hal. 40.



71



Dalam perjalan pulangnya ke Jakarta, Ibu SY tidak berhenti-hentinya berdoa. Ia sangat menginginkan masih bisa melihat ibunya dalam keadaan hidup walaupun hanya sebentar. Ibu SY dan ibundanya memiliki hubungan batin yang sangat dekat. Sesampainya di Jakarta, Ibu SY masih bisa melihat wajah ibundanya untuk yang terakhir. Pak ZH pulang ke Jakarta karena ingin menemani Ibu SY yang masih sedih karena ditinggalkan oleh ibundanya untuk selamanya. Pak ZH tidak jadi mengambil program doktor di Amerika, dan berencana untuk mengambil program doktor ditempat lain saja. Di waktu itu, Pak ZH sempat dikirim untuk belajar teknologi di Prancis selama tiga bulan. Seiring berjalannya waktu, pada akhirnya Pak ZH mengambil sandwich program dimana



untuk disertasinya sebagian di



University of Tokyo dan sebagian lagi di Universitas Indonesia87. Kala itu Pak ZH sedang menjabat sebagai Direktur Pengkajian Sumber Daya non Mineral di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan beliau diberikan izin untuk cuti oleh Prof. DR. HBB



yang sewaktu itu



menjabat sebagai Ketua BPPT. Bukan hanya itu, bahkan Pak HBB memberikan bantuan biaya untuk Pak ZH merampungkan program doktornya. Kegiatan menulis Pak ZH saat itu sangat menyedot waktunya. Pada tahun 1981, ia mulai menulis disertasinya untuk S3-nya. Karenanya, ia mulai jarang datang ke acara seminar, diskusi agama, arisan bahkan acara keluaga. Sehingga Ibu SY seringkali pergi sendiri, padahal biasanya mereka selalu bersama jika menghadiri acara-acara. Akan tetapi, jika Pak ZH pergi keluar negeri untuk riset, ia sering mengajak serta Ibu SY88. Pada penelitian awal Pak ZH pergi ke Stanford Research Institute yang terletak di Pao Alto, Amerika selama tiga bulan, ia mengajak serta Ibu SY dan putra terakhir meraka AMZ yang waktu itu berumur dua tahun. Sedangkan LRZ dan KKZ dititipkan kepada kakak Ibu SY yang ada di Jakarta.



87 88



Ibid, hal. 55. Ibid, hal. 53.



72



Sambil menunggu adzan maghrib, Pak ZH sibuk di depan meja tulisnya di rumah. Dengan menggunakan kaos oblong, sarung atau piyama, juga kacamata, Pak ZH sangat menikmati menulis disertasinya hingga tengah malam89. Judul disertasi Pak ZH yang di selesaikannya selama empat setengah tahun adalah Sistem Pembangkit Tenaga Listrik . Disertasinya inilah yang akhirnya menghadirkan rumus ajaib untuk PLN dalam membuat kebijakkan energi listrik yang lebih sinkron 90. Lewat disertasinya Pak ZH mendapatkan gelar S3-nya dengan predikat cum laude pada tanggal 21 Desember 198591. Lewat disertasinya itu, Pak ZH menghasilkan rumus yang dinamakan Zopplan (ZH Optimum Planning). Zopplan merupakan sebuah formula yang sekarang digunakan secara luas oleh akademisi di perguruan tinggi dan The World Bank dalam studi kebijakan penetapan harga energi (energy pricing policy study) dan The World Bank membeli paten Zopplan dengan harga yang tinggi92 Idealnya, untuk merampungkan disertasi ini, Pak ZH dibantu lima persen isi disertasi dengan para promotor. Akan tetapi pada perjalanannya Pak ZH menjadi single fighter dan nyaris tanpa dukungan siapa pun dalam merampungkan disertasi yang rumit tersebut. Sehingga masa-masa Pak ZH menyusun disertasi merupakan masa-masa yang sulit baginya. Akan tetapi semua itu terbayar rumus yang dihasilkan lewat disertasinya tersebut. Dan ia pun dinobatkan sebagai pakar listrik ternama dan pertama di Universitas Indonesia. Juga dinobatkan sebagai guru besar ke-5 di Fakultas Teknik UI93. Kepakaran Pak ZH dalam bidang listrik terdengar. Hal itu berkat publikasi dan pemberitaan tentang Pak ZH. Dan pada bulan April 1992, Pak ZH dipercayai amanat besar untuk menjadi Dirut Perusahaan Listrik Negara (PLN) oleh Menteri Pertambangan pada waktu itu yaitu, Ir. GK, yang juga merupakan kakak kelas Pak ZH sewaktu Pak ZH kuliah di Jepang.



89



Ibid, hal. 53. Iman Yuniarto Fakhrudin. Potret 70 Tahun Zuhal. 2011. Paperwork. Hal. 61. 91 Ibid, hal. 61. 92 Ibid, hal. 61 93 Ibid, hal. 63. 90



73



“Suami saya tak suka bermalas-malasan. Ada saja yang dikerjakan. Apa saja”.94 (Dikutip dari buku “Potret 70 Tahun Zuhal”, hal. 63)



5.3.2



Peranan ketika menjalani karier Pada masa awal pernikahan Ibu SY dan Pak ZH, Pak ZH bekerja



sebagai seorang dosen muda, tenaga honorer yang mendapatkan gaji lima belas ribu rupiah per bulannya. Sedangkan Pak ZH juga bertanggung jawab atas keempat adiknya yang masih sekolah, dan juga tinggal bersama di satu rumah yang sederhana dengan Ibu SY dan Pak ZH. Awal karier Pak ZH masuk ITB sebagai dosen sekitar tahun 1967. Dan di tahun 1971 Ibu SY dan Pak ZH menikah, itu pun Pak ZH masih menjadi tenaga honorer. Dalam keadaan yang seperti itu, Ibu SY berperan dalam mengingatkan dan memberikan pandangan yang akhirnya berdampak positif kepada langkah selanjutnya yang diambil oleh Pak ZH. Hal itu terkutip dari percakapan yang berlangsung dengan Ibu SY: “….Bapak tuh masih tenaga honorer di ITB itu dia gak suka ngurus, padahal dia msuk ke ITB tu tahun 1967 atau 1968 kan waktu kita kawin tahun 1971 tuh masih tenaga honorer, „kok gak diurus-urus sih pah…” saya bilang gitu “males aah…‟, „gak bisa harus diurus… nanti rugi dibelakangnnya, aturan udah profesor belum profesor..‟, „Ogitu yaa‟, „Iyaa… ayo diurus cepet..‟, aku tuh selalu dorong-dorong gitu, dan pasti biasanya nurut. Dia (Pak ZH) tuh orang yang paLNg gak suka mengurus hak -hak nya Bapak itu” (Wawancara dengan Ibu SY bertempat di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Pernyataan



tersebut



menggambarkan



peranan



Ibu



SY



dalam



memotivasi dan memberikan arahan menuju kepada pencapaian yang lebih baik. Cara menyampaikannya pun bukan dengan cara yang menggurui. Ibu SY sadar, Bapak ZH adalah orang yang pintar, dan cerdas. Dan tidak mungkin ia menggurui suami tercintanya itu. Karenanya, ia selalu memilah-milah perkataan dan cara penyampaiannya, sehingga pesan yang ia maksudkan sampai dengan baik ke Pak ZH. Sebagai contoh ketika Pak ZH meminta



94



Ibid, hal. 63



74



pendapat Ibu SY tentang hal yang kecil tetapi penting, seperti yang diungkapkan oleh Ibu SY pada kesempatan wawancara sebagai berikut: “Bapak itu orangnya tidak boleh diajari kan dia orang pinter. Dengan cara yang halus kita menyampaikannya”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) “…hidup sama Bapak tu bukan mudah lho, bapak tuh kan orangnya yang gimana, ya kan.., orang pintar, yang maunya juga banyak ya kan.. tapi juga gak bisa gini gitu, hehehee…, harus kuat- kuat, Bapak tu gak bisa dilawan loh orangnya, uuuhh kalau aku orang yang suka ngelawan udah lah udah kapan-kapan pisah kali, jurus diem aja, akhirnya dia gak enakan sendirikan. Tapi kadang-kadang saya juga salahkan, kalau aku salah aku minta maaf, tapi kita marah dulukan, diem dulu, udah itu, ah… aku salah ya, introspeksi kita sendirikan…” (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Dalam kesempatan tatap muka dengan Pak ZH, ia juga memaparkan pandangannya tentang peranan istri dalam memberikan dorongan dengan penyampaian yang baik kepada suaminya, berikut potongan kutipan dari proses wawancara : “Demikian juga istri merupakan pendorong bagi suksesnya suami, sehingga dua wanita yang dalam hidup seorang pria itu sangat berkontribusi terhadap kesuksesan seorang pria, ibu dan istri. Pengaruhnya sangat besar memberi dorongan, bukan mencampuri” (Wawancara dengan Bapak ZH, bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011 , pukul 11:33 AM menit ke 5) Tentang posisi suami dan istri ini, Ibu SY juga mengungkapkan hal yang serupa berikut kutipan dari proses wawancara : “Hemm….. Bapak itu dalam kehidupan kita, pernikahan ini ya, Bapak itu kan pemimpin di keluarga, kita akui, jadi yang menentukan, apapun kita bicarakan beliau yang memutuskan, saya punya ide gini-gini, enggak kata Bapak ya enggak. Kalau iya kata Bapak ya iya, tapi beliau itu memberikan keleluasaan kepada saya, sebagian besar uang itu dipegang oleh saya dengan saya tu merdeka aja, mau beli ini mau beli itu suka-suka saya, kecuali dia gak suka tu dulu waktu kita barubaru, kalau yang untuk keindahan-keindahan gak boleh .Dulu tu waktu masih muda, akhirnya aku beli aja misalnya saya beli kursi yang bagus, aku beli lukisan, dulu tu gak suka, tapi sekarang jadi suka. Lama-lama kebawa ke saya ,saya kan senang pernik-pernik, apa gitukan … Dulu beli pot aja yang bagus-bagus bapak marah loh, gak 75



bermewah-mewah tu, tapi aku iya aja „iya Pa..‟, gitu..tapi beli aja.. ha ha haa kalau itu kan gak usah diturutinkan, kan gak prinsip, tau ada aja.. tau bagus. Tapi kalau udah bagus, „O iyaya bagus ya Ma ya..‟, ya udah bagus akan dan dia akhirnya oke..”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011) Dari pandangan yang disampaikan dengan baik oleh Ibu SY, menjadi sebuah pacuan kepada Pak ZH. Awalnya Pak ZH tidak menganggap penting dan menganggap kecil hal tersebut akhirnya tersadar bahwa ternyata hal itu penting. Ini sejalan dengan pernyataan Pak ZH yang diungkap ketika proses wawancara, berikut bentuk kutipannya : ―Saya itu kan orang yang kurang detail, cepet percaya sama orang, kurang memperhatikan hal-hal yang bersifat jangka pendek. Itu Ibu SY itu menjadi komplementer atau menjadi pasangan yang pas, karna dia melengkapi, sikap saya yang sering percaya sama orang misalnya, sehingga sering dibodoh-bodohin. Itu bisa diimbangi oleh beliau, diingatkan. Saya yang kurang memperhatikan misalnya -dibuku saya itu ada- kenaikkan pangkat, waktu saya di ITB saya kerja aja nanti juga pangkat naik sendiri. Ternyata enggak, dia memberikan dorongan”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011, pukul 11:33AM menit ke 7) Seperti yang sudah di paparkan di pembahasan sebelumnya, di tengah menjadi dosen, dan sudah memiliki dua orang anak, Pak ZH mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya di Amerika di tahun 1976. Sepulang dari Amerika, setelah menjalani studi lanjutan S2-nya, Pak ZH meneruskan kariernya sebagai dosen di ITB, ia pulang-pergi dengan menggunakan kereta, Jakarta - Bandung. Karena saat itu Pak ZH dan Ibu SY tinggal dirumah orangtua Ibu SY sekaligus menemani ayah Ibu SY yang baru ditinggal oleh istrinya. Pak ZH sekeluarga tinggal dirumah orang tua Ibu SY selama setahun. Di waktu itu, Pak ZH sempat dikirim untuk belajar teknologi di Prancis selama tiga bulan. Setelah belajar di Prancis, Ibu SY mengandung anak ketiga mereka. Ibu SY tetap ingin tinggal di Jakarta, akan tetapi, ia ingin tinggal di rumah sendiri. Karenanya, rumah mereka yang ada di Jalan Cisitu Lama yang ada di Bandung dan juga tanah yang ada di Jalan Duren Sawit dijual. Setelah 76



itu, mereka membeli rumah yang bangunannya sederhana namun memiliki tanah yang cukup luas, sekitar 550 meter persegi di daerah Kalibata. Banyak peristiwa yang terjadi dan dialami oleh Pak ZH ketika menjadi dosen di ITB. Saat itu terjadi ‗Aksi Bengong‘ dari mahasiswa sebagai bentuk reaksi dari mahasiswa yang menginginkan aksi nyata dari setiap dialog yang diikuti oleh mahasiswa di beberapa kota besar. Selain itu, di tanggal 14 sampai 27 Oktober 1977, seperti yang dituliskan di dalam buku ‗Dari TH ke ITB‘. Pada tanggal tersebut diadakan pertemuan Gelora Kebangkitan 28 Oktober 1977 di Balai Pertemuan ITB. Setelah acara tersebut diakhiri dengan upacara besar hari Sumpah Pemuda, acara tersebut dilanjutkan dengan aksi turun ke jalan yang dijaga ketat oleh tentara95. Tidak hanya sampai disitu, keadaan juga semakin memanas ketika menghadapi pemilihan umum Presiden RI. Pada saat itu, mahasiswa mengadakan mogok kuliah. Sampai akhirnya, kuliah berjalan kembali, dan Pak ZH kembali mengajar disana. Suatu hari ketika Pak ZH mengajar di ITB, sementara itu rumah mereka yang bertempat di Kalibata bocor. Ketika itu Ibu SY sedang dalam keadaan hamil tua dan tidak ada pembantu rumah tangga sehingga Ibu SY harus mengangkat sendiri ember yang dipenuhi oleh air hujan. Disaat tersebut, air ketuban yang ada di dalam perut pecah. Beruntung, Pak ZH datang tepat waktu. Dengan segera Ibu SY dibawa ke rumah sakit bersalin. Lagu “First of May” adalah lagu kesukaan Ibu SY dan Pak ZH, pada saat itu pula tanggal 1 Mei 1979, anak ketiga mereka AMZ lahir dengan selamat. Selain mengajar di ITB dan juga melaksanakan tugas dari proyek Puspitek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Karena kesibukannya di Puspitek, membuat Pak ZH lebih sering tinggal di Jakarta. Walaupun seperti itu, Pak ZH selalu membina hubungan baiknya dengan para dosen di ITB. Di tahun 1978, Prof. DR. SM posisi beliau sebagai Menristek digantikan oleh Bapak Prof. DR. Ing. HBB yang juga merangkap sebagai Ketua BPPT96. Pak ZH bukan sosok yang mau ‗mendekati‘ seseorang untuk 95 96



Ibid, hal. 42. Ibid, hal. 51.



77



kepentingannya. Karenanya, waktu itu Pak SM yang juga sudah kenal dekat dengan Pak ZH semenjak Pak ZH bersekolah di Jepang memperkenalkan Pak ZH kepada Bapak HBB. Sebagai istri, Ibu SY mengetahui semua proses tersebut. Dalam perannya, Ibu SY ikut menjaLN silaturahmi kepada rekanrekan Pak ZH. Berikut kutipan keterangan dari Ibu SY: “Kalau Bapak orangnya gak suka terlalu mau yang fight. Bapak itu orangnya ambisius pengen jadi orang yang maju, tetapi dia itu gak suka harus gini harus gitu. Orang tu kan nempel-nempel, baik-baikin orangkan, akulah yang kadang-kadang baikin. Kaya misalnya Pak HBB dulu, kita kan gak kenalkan sama Pak HBB kan. Bapak dikenalkan oleh Pak HBB oleh Bapak SM. Dia kan Menristek, diganti dengan Pak HBB kan kalau sama Pak SM itu bapak memang sudah kenal waktu bapak masih mahasiswa di Jepang, waktu beliau (Pak SM) lagi lari-lari, diuber-uber pemerintah Presiden SK kan, tu dia suka ke Jepang, membina mahasiswa yang muda-muda itu supaya anak-anak jadi kadernya, dan ternyata Bapak jadi kader yang sukses, dan dia rumahnya deket sini di ujung sini sampai mau meninggal pun kita tau, kita bantu, perhatian”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Pak HBB sangat menghormati Pak SM, Pak HBB pun juga melihat dan mengetahui kemampuan Pak ZH. Karnanya, Pak ZH diangkat sebagai Pak



ZH



menjadi



Pembantu



Asisten



Menristek



Bidang



Industri,



Telekomunikasi, Transportasi dan SKIM lalu menjadi Direktur Pengkajian Sumber Daya Non Mineral (Energi) di BPPT 97. Peranan Ibu SY juga dapat dirasakan ketika Pak ZH menjabat sebagai Direktur Pengkajian Sumber Daya Non Mineral (Energi) di BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) setelah 12 tahun mengemban tanggung jawab, akhirnya dengan waktu yang sangat panjang tersebut dirasa oleh Ibu SY dan Pak ZH tidak ada perkembangan. Hal tersebut dirasa oleh Ibu SY dan Pak ZH kurang baik. Dalam kesempatan bertatap muka Ibu SY mengungkapkan: “Dulukan Papa waktu itu udah jenuh banget 12 tahun jadi Direktur (di BPPT) ga naik-naik, Papa tu kan bosenan kerjaanya, udah gitu udah deh bosen katanya gitu ya, terus mau jadi bisnisman. Ya gak mungkinlah Bapak bukan pengusaha sifatnya, jiwanya gak jiwa 97



Ibid, hal. 51.



78



pengusaha aku gak kasih, gak mungkin, disini aja dulu sampai kita dapet batu loncatan kan gitu”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Karenanya, di suatu kesempatan ketika Bapak GK mengadakan acara, Ibu SY menganjurkan kepada Pak ZH untuk menghadiri acara tersebut. Pada awalnya Pak ZH kurang tertarik, akan tetapi karena ajakan Ibu SY dan beberapa pertimbangan yang diutarakan oleh Ibu SY, sehingga membuat Pak ZH setuju. Dari menghadiri acara tersebut, terajut kembalilah suatu hubungan yang memang pada awalnya sudah terjalin. Pak GK menghubungi dan meminta pendapat Menristek pada saat itu yaitu Prof. DR. Ing. HBB. Dengan track record dan nilai dari seorang Pak ZH yang memang tidak diragukan lagi, ditambah dengan hubungan yang sudah terjaLN, sehingga mengembangkan sayap pencapaian Pak ZH menjadi Direktur Utama PLN. Pak ZH menjabat sebagai Dirut PLN pada 1 Mei 199298. Ketika itu keadaan krisis dan pada waktu kepimpinan Pak ZH, keadaan tersebut membaik. Berikut kutipan yang diambil dari percakapan dengan Ibu SY: “Tapi lagi gini kerja dikantor lagi banyak masalah”, orang lagi heboh-heboh tuh, Bapak tu kan nerima jadi Dirut PLN tahun 1992. Waktu lagi krisis, Bapak berhasil mengangkat itu”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) “Menjadi Direktur Utama PLN adalah masa yang paling sulit dalam kehidupan suami saya. Ia diangkat Pemerintah menjadi Dirut PLN pada 1 Mei 1992 ketika Indonesia berada dalm situasi kekurangan tenaga listrik 4000 MWA. Menurut Departemen Perindustrian ada sekitar 2.000 industri masuk dalam waiting list”99. (Dikutip dari buku “Zuhal 60 tahun Jejak Perjalanan dan Pikirannya”, hal. 80) Dalam buku itu juga dipaparkan bahwa, pada saat itu sering terjadi pemadaman listrik karena krisis listrik yang terjadi di Pulau Jawa. Sehingga



98 99



Ibid, hal. 80. Ibid, hal. 80.



79



tugas Pak ZH pada saat itu, sebagai Dirut PLN adalah mengatasi krisis listrik tersebut secepat dan seprofesional mungkin. Motto yang digunakan oleh Pak ZH yaitu, ―Kebersamaan, Keterbukaan dan Keunggulan‖100. Motto itu pulalah yang akhirnya dikenal menjadi motto PLN. Dalam menjalankan tugasnya, sebagai orang baru di PLN Pak ZH melibatkan para senior yang ada di PLN, terutama para mantan pimpinan PLN untuk memberikan masukan yang diperlukan untuk kemajuan PLN. Ketika menjalani tugasnya sebagai Dirut PLN, Pak ZH melewati beberapa rintangan. Banyak sekali tekanan yang ada dalam memperbutkan proyek-proyek besar. Dalam keadaan seperti itu, Pak ZH menceritakan keluhan-keluhannya tersebut. “Tapi kenyataannya, ditengah jalan, saya melihat energi ZH lebih banyak terserap untuk menangani tekanan perebutan proyek-proyek besar, dan ini pernah dikeluhkannya kepada saya. Memang investasi sekitar 9 triliyun banyak pihak tergiur101”. (Dikutip dari buku, “Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya”, hal. 82) Dengan keadaan seperti itu, Pak ZH harus berhati-hati sekaligus berkonsentrasi dalam menjalani tugasnya. Hal ini bukan saja berlaku kepada Pak ZH akan tetapi juga kepada sang istri, Ibu SY. Dalam kenyataannya, Pak ZH adalah sosok yang sangat mudah percaya kepada seseorang sehingga sering dimanfaatkan oleh orang lain. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ibu SY dalam kesempatan bertatap muka. Berikut pernyataannya: “…kalau di kantor saya suka nitip, „jagain Bapak ya, hati-hati Bapak itu orangnya terlalu baik, jangan sampai ntar dibelakang ada masalah‟. Karena Bapak orangnya terlalu baik, kadang-kadang dia tu gak ngerti kalau di boongin orang, atau dikibulin”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Pak ZH pun menyadari pembawaannya tersebut. Seperti yang ia ungkapan saat kesempatan interview, berikut kutipannya: 100 101



Ibid, hal. 82. Ibid, hal. 82



80



“Saya itukan orang yang kurang detail, cepet percaya sama orang, kurang memperhatikan hal-hal yang bersifat yang bersifat jangka pendek”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Sifat Pak ZH yang mudah percaya juga diungkapkan oleh Pak LRZ, putra pertama mereka, dalam kesempatan bertemu muka dengan Pak LRZ. “Kalau bapak tu semua orang baik aja gitu ngeliatnya tu akhirnya dia dikerjain orang misalnya, kan gitukan”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, Putra Pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Beruntung, Ibu SY memiliki sifat detail sehingga ia kerap kali menjadi pengingat Pak ZH. Dan hal itulah yang membuat Ibu SY dan Pak ZH saling melengkapi satu sama lain. Sehingga Ibu SY berperan sebagai komplementer dari kekurangan-kekurangan Pak ZH, begitu pun sebaliknya. Hal ini seperti yang di jelaskan oleh Pak ZH, berikut kutipannya: “Itu Ibu SY itu menjadi komplementer atau menjadi pasangan yg pas, karna dia melengkapi, sikap saya yang sering percaya sama orang misalnya, sehingga sering dibodoh-bodohin. Itu bisa diimbangi oleh beliau, diingatkan”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Saling mengisi yang ada pada hubungan Ibu SY dan Pak ZH merupakan elemen penting dalam perjalanan rumah tangga mereka hingga sekarang. Perbedaan yang ada pada Ibu SY maupun Pak ZH yang akhirnya justru melengkapi satu sama lain. Putra pertama mereka pun juga memberikan keterangan yang sama. “Ya menurut saya itu kecocokan kan. Kecocokan antara dua individu yang berbeda kan gitu kalau orang berumah tangga. Nah kebetulan apa kelemahan bapak itu dilengkapi oleh kelebihan ibu, kekurangan ibu ditutupi oleh kelebihannya bapak, gitukan. Itu yang membuat jadi pas. Karna kalau orang satu sifat itu malah enggak cocok, yak an kalau sifatnya sama-sama begitu ini-ini aja kan gak ada saLNg mengisinya. Ibu dan bapak saling mengisi dan itu terlihat sekali sampai saat ini. (biasanya dalam hal apa sih pak) dalam semua hal . jadi banyak hal yang opposite, berbeda. Tapi saling mengisi akhirnya, 81



karna dia beda kutub. Jadi yang bolong sini diisi bolong sana diisi. Jadi pas gitu”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, Putra Pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Sebagai istri yang baik, Ibu SY terus menjaga nama baik suaminya. Dengan seperti itu, Pak ZH tetap terus berkembang dan terjaga dari fitnah. ―..saya gak mau, nama baik Bapak kan, kita juga yang terkena semuanyakan. Karena Bapak kan iya-iya aja”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Ketika menjadi Dirut PLN, bukan hanya orang luar yang mencoba memanfaatkan Pak ZH akan tetapi juga dari dalam keluarga sendiri. Ketika itu, Ibu SY sudah menyampaikan bahwa ia merasa ada sesuatu yang janggal. Akan tetapi, karena hubungan saudara, Pak ZH tidak serta merta mempertimbangkan masukkan Ibu SY dengan baik. Pengalaman tersebut dipaparkan oleh Ibu SY dalam kesempatan bertatap muka dengannya, berikut kutipannya: ―Tapi pernah juga, nah.. ada waktu itu, waktu jadi Dirut PLN, ada keluarganya yang mau memanfaatkan dia kan. Nah kita kan tau bener bapak gak mau gitukan, tapi Bapak gak ngerti tu keluarganya mau manfaatin dia, aku kasih tau kan. Nah Bapak marah besar sama saya, tapi akhirnya terbukti, dia merusak nama baik Bapak kan. Nah disitu tanpa saya katakan, „Betul ya Mama‟ dulu ke saya. Tapi dulukan dia marah kalau saya bilang begitu, karnakan saudara dia, aku ngasih tau, aku kan ngejagain dia, dan dia juga berusaha jaga diri. Tapikan, saudara dia gak bisa nolakkan, akhirnya kan terbukti orang itu merusak nama baiknya kan. Nah, disitu “oiaya.. Mama dulukan udah pernah ingetin””. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Kemampuan untuk dapat mengetahui niat dari orang lain ini diturunkan oleh Ibu SY kepada anak-anaknya. Seperti yang diceritakan oleh Pak LRZ, putra pertama Ibu SY dan Pak ZH pada kesempatan bertatap muka. Adapun bunyi pernyataannya adalah sebagai berikut: “…oo ini orangnya begini, itu dari Ibu tu kalau kaya gitu, karena Ibu tu punya sensitifitas yang sangat tinggi. Jadi kalau misalnya liat 82



orang, ngomong-ngomong dia udah tau ni, ooh ni maksudnya seperti ini, nah saya tu bisa adik-adik saya juga bisa. Kalau Bapak tu semua orang baik aja gitu ngeliatnya tu akhirnya dia dikerjain orang misalnya, kan gitukan”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, Putra Pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Dalam suatu kesempatan ketika bertemu dengan Pak ZH, ia mengemukakan sifat Ibu SY yang bisa mengetahui niat seseorang membuatnya kagum. Hal itu terekam dalam interview dengan Pak ZH, berikut kutipannya: “Tapi yang mengesankan adalah buat saya ya kan.. kalau saya kadang-kadang gak ngikutin, terjadi kecolongan-kecolongan ha ha haa. Karakter dia yang hati-hati dan emmm apa yaa.. agak ketat di awal. Kalau saya tuh agak longgar di awal, cepet percaya, cepet itu, bantu-bantu. Dia bisa tau, „ini dia mau ngibulin kita ni‟, misalnya gitu, dan ternyata banyak benernya. Jadi itu yang menarik buat saya, karna dia menjadi kompensasi kelemahan saya. Nah.. itu yang paling saya apa namanya kagumi dari beliau”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Menjadi Dirut PLN juga memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan proyek mana yang akan menang. Pak ZH sangat berhati-hati dalam memutuskan hal tersebut. “Kalau saya terus terang orang berebut project di PLN, mau dapet ini, kasak-kusuk, lobby sini. Saya harus memutuskan, kalau enggak nanti saya yang jadi korupsi,atau apakan, karna di bujuk-bujuk sama pengusahakan, mereka gunakan berbagai macam cara”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Perebutan proyek adalah salah satu hal yang harus dihadapi oleh Pak ZH. Akan tetapi, Pak ZH selalu tidak ingin tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu. Karena ia sadar jika ia salah dalam memutuskan, akan berakibat sangat fatal baik bagi dirinya, ataupun orang-orang yang ada disekeliLNgnya. ―...padahal saya menangani proyek yang besar-besar itu, triliyun, kalau salah-salah saya bisa di bui”.



83



(Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Beruntung, Pak ZH adalah seseorang yang amanah dan sangat sistematis. Dalam buku ZH 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya dituliskan tentang pendapat dari Ir. AB chairman Bakrie Grup saat melakukan kerjasama dengan PLN. Pada saat itu, harga yang ditawarkan oleh Bakrie Grup tidak semahal harga yang ditawarkan oleh perusahaan lain. Akan tetapi, Pak ZH tidak langsung memutuskan, karena ada beberapa anak pejabat yang lain yang juga mengingikan untuk mendapatkan proyek tersebut. Pada saat itu, Pak AB menanyakan perihal alasan mengapa ia tidak mendapatkan proyek tersebut. Padahal harga yang ia tawarkan lebih rendah dibandingkan harga yang ditawarkan oleh yang lain. Lalu Pak ZH pun menjelaskan dengan diplomatis, bahwa ia harus mempelajari semua data dulu, ia tidak mau tergesa-gesa dan harus memiliki argumen yang kuat dalam menentukan siapa yang memenangkan tender tersebut. Berikut kutipan dari pernyataan Pak AB yang disampaikan kepada Pak RMD dan Ibu RT dalam buku ZH 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya: “Dalam memutuskan siapa yang menang tender, Pak ZH sangat berhati-hati. Pak ZH sangat tersusun tindakannya. Ibaratnya, ia ingin mengambil benang dari tepung tanpa membuat tepungnya berantakkan. Ternyata ZH cukup adil dalam memenangkan tender102”. (Dikutip dari buku, “Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya”, hal. 84) Bukan hanya proyek, beberapa orang menginginkan agar ia bisa naik kejabatan yang lebih tinggi ataupun ingin agar jabatannya langgeng di PLN. Orang-orang tersebut mencoba untuk menarik perhatian Pak ZH dengan menggunakan berbagai macam cara. Pada saat itu, Dirut PLN sangat berpengaruh dalam menentukan Kepala Distribusi atau Pimpinan Wilayah. Karenanya, ia membuat peraturan calon Kepala Distribusi atau Pimpinan Wilayah harus melewati pendidikan khusus terlebih dahulu. Setelah mendapatkan pendidikan khusus tersebut, akan dipilih presentasi terbaik. Sehingga cara pengangkatan ditentukan oleh profesionalisme.



102



Ibid, hal. 84.



84



Permintaan untuk memenangkan tender juga datang dari seorang Menteri. Hal ini diungkapakan oleh Ibu SY dalam buku Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya, berikut kutipannya: “Bahkan saya mendengar sendiri penolakannya atas permintaan seorang Menteri pertelpon untuk memenangkan tender teman Menteri tersebut. Itu pula yang mungkin menyebabkan ia diberhentikan dari jabatan sebagai Dirut dan Dirjen sebelum masa jabatannya selesai103”. (Dikutip dari buku, “Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya”, hal. 85) Dalam hal ini, Pak ZH juga menceritakan pada kesempatan wawancara tentang gambaran yang ada pada saat itu: “Nah si Ibu tu tau tu, bagaimana orang mempengaruhi saya, agar saya memutuskan si ini aja yang menang si ini aja yang menang dia tau tu bagaimana para pembesar bahkan Menteri ada yang mau intervensi telpon saya kerumah, dia tau, saya menolak”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Ibu SY bersyukur ia selalu hidup berkecukupan dan tidak pernah hidup kekurangan dari sisi materi sejak kecil. Hal itu yang membuatnya tidak mudah tergoda dengan berbagai macam pemberian yang besar kepada suaminya. Sebagai anak dari Sutan SL yang tidak lain adalah Menteri Penerangan yang menjabat pada masa pemerintahan Presiden SK dan juga salah seorang dari pemimpin Partai Syarikat Islam Indonesia, membuat Ibu SY sudah bisa hidup berkecukupan. Disamping itu, kepribadian Pak ZH yang low profile, dan sederhana membuat ia tidak mudah tergoda dengan segudang pemberian yang akhirnya akan mempengaruhi keputusannya. Presiden SH memangil Pak ZH untuk kerumahnya yang ada di Jalan Cendana pada November 1994. Dikesempatan tersebut, ia mengungkapkan bahwa Pak ZH akan diangkat sebagai Dirjen Listrik dan Energi yang ada di Departemen Pertambangan dan Energi yang pada saat itu menggantikan Pak AM karena ia sudah lama menderita penyakit yang cukup serius. Selain itu, Presiden SH juga meminta pendapat Pak ZH perihal siapa orang yang pantas



103



Ibid, hal. 85.



85



menjadi penggantinya sebagai Dirut PLN. Pak ZH memberikan dua nama yang dianggapnya mempuni dalam mengemban tugas sebagai Dirut PLN, salah satunya Ir. DM yang akhirnya menjadi Dirut PLN pada tahun 1994. “…lalu ketika saya selesai di PLN saya dijadikan jadi Direk.. Dirjen, oleh Pak SH sendiri”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Pak ZH tau, dengan pengangkatannya sebagai Dirjen ia akan diberhentikan sebagai Direktur PLN. Ia pun sangat jelas mengetahui motif apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Akan tetapi, Pak ZH tetap bersikap tenang. Ia selalu menganggap bekerja merupakan suatu bentuk ibadah sekaligus amanah. Dan ia selalu berusaha untuk mendedikasikan kemampuan terbaiknya dimana pun ia diposisikan. ―Ketika saya selesai di PLN saya dijadikan jadi Direk.. Dirjen, oleh Pak SH sendiri, ya, itu semua itu karena sifat intern yang ada pada diri manusia yang mengikuti apa namanya, koridor, apa namanya itu, koridor ya.. koridor-koridor yang di gariskan oleh Allah SWT . Kalau kita ikuti itu, itu dateng sendiri amanah, misalnya kan itu. Karna dia menganggap saya amanah, dia percaya. Jadi jarang sekali orang yang diberhentikan dari Dirut, ditunjuk jadi Dirjen dipanggil oleh Pak SH sendiri, bukan saya yang minta-minta itukan”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Pada akhir masa jabatannya sebagai Direktur Utama PLN, Pak ZH sempat menyelesaikan buku ―Ketenagalistrikan Indonesia‖104. Buku tersebut diantaranya membahas tentang berbagai aspek perkembangan dan masa depan kelistrikan Indonesia. Salah satu atasan Pak ZH ketika di BPPT yaitu Prof. MZ memberikan testimoni tentang Pak ZH lewat tulisannya kepada Ibu SY, yang juga tercantum dalam buku ZH 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya. Berikut kutipan dari testimoni dari Prof. MZ: “ZH sangat teliti di dalam pekerjaannya. Ia tak pernah mau mengutang pekerjaan, dalam arti semua pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya selalu diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Sebagaii 104



Ibid, hal. 87



86



ilmuwan, ZH sangat berhati-hati dalam melontarkan gagasannya. Ia selalu cepat dalam analisisnya105”. (Dikutip dari buku, “Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya”, hal. 95) Pemberhentian Pak ZH sebagai Direktur Utama PLN yang tidak wajar, membuat Pak ZH sedikit terpukul. Akan tetapi, hal itu tidak membuat Pak ZH gentar. Ia tetap terlihat konsisten dalam langkahnya. Dukungan dari istri pun membuatnya tetap tegak untuk terus melanjutkan tugas yang tidak kalah berat sebagai Direktur Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi di Departemen Pertambangan dan Energi. Pak ZH mengemban tugas sebagai Direktur Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi yang waktu itu berada dibawah Menteri Pertambangan dan Energi, berakhir pada tahun 1997. Menteri Pertambangan dan Energi pada saat itu adalah IBS106. Tepatnya bulan Maret tahun 1997, Pak ZH dipanggil oleh Menteri Pertambangan dan Energi, yaitu Bapak IBS, tidak ada perbincangan tentang pencopotannya pada saat itu, yang ada hanya pembicaraan soal pekerjaan. Selang beberapa hari sesudahnya, Pak ZH diberikan tugas untuk berkampanye Golkar di Kalimantan. Pada saat itu, Ibu SY berada dirumah yang diberikan PLN kepada mereka di Jalan Hang Tuah Raya Kebayoran. Ia menerima telpon dari Pak HBB karena ingin berbicara dengan Pak ZH. Pada saat itu, Pak HBB menjabat sebagai Menristek. Lalu Ibu SY memberitahu bahwa Pak ZH sedang berada di Kalimantan. Pak HBB pun tidak membicarakan perihal apa yang akan dikabarkan kepada suaminya. Ketika Pak ZH pulang dari tugasnya di Kalimantan, Ibu SY sedang membereskan buku-buku Pak ZH yang banyak jumlahnya. Ruang kerja Pak ZH pun yang ada di UI terlalu kecil untuk menampung buku-bukunya. Begitu pula dengan rumah mereka yang ada di Pondok Indah sudah dipenuhi oleh banyak buku. Ibu SY sendirilah yang merapikan buku-buku Pak ZH dengan tertata. Sehingga ketika suaminya membutuhkan, tidak lagi repot untuk



105 106



Ibid, hal. 95 Ibid, hal. 98.



87



mendapatkannya. Ibu SY juga sangat menyukai keindahan, penataan, tempat yang rapi, juga karya-karya seni. Sehingga banyak teman-teman memberikan kenang-kenangan berupa karya seni kepadanya. Hingga sekarang pun barangbarang tersebut tertata dan terpajang rapi bak galeri. Kala itu, Pak ZH pulang dengan raut wajah yang sangat lelah karena pada saat di Kalimantan ia harus mengunjungi kota-kota kecil dan melakukan kampanye Golkar. Pada saat itu, Pak ZH bercerita kepada Ibu SY perihal rencana pemecatannya sebagai Dirjen dalam waktu dekat. Ibu SY pun menanyakan siapakah yang memberitahukan suaminya tentang kejadian tersebut. Pak ZH menceritakan bahwa ia ditelepon oleh Pak HBB ketika tugas di Kalimantan. Hal tersebut seperti yang tercantum dalam buku Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya, berikut potongan perbicangannya: “‟Siapa yang memberitahu Papa akan dipecat?‟, tanya saya.“ “‟Pak HBB. Ia menelepon saya melalui handphone. Kata Pak HBB: saya tahun anda tidak bersalah. Saya tahu siapa ZH. Anda tenang saja. Besok anda datang ke kantor saya107‟.“ (Dikutip dari buku, “Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya”, hal. 99) Pada hari berikutrnya, Pak ZH pun berangkat menghadap Menteri Pertambangan dan Energi IBS. Pak ZH diberikan Surat Keputusan pencopotannya sebagai Dirjen. Sebagai manusia biasa, tentu saja Pak ZH merasa kecewa karena ia tidak pernah diajak bicara oleh Pak IBS perihal pencopotannya tersebut. Justru ia malah mendapatkankan kabar dari Pak HBB. Pemberhentiannya sebagai Dirjen mendadak menjelang pemilu 108. Ia kecewa bukan karena ia tidak lagi menjabat sebagai Dirjen akan tetapi kecewa dengan caranya diberhentikan dari Dirjen. Sebelumnya, hal ini sudah diprediksi oleh Pak ZH. Dikarenakan, ia bukan sosok yang bisa menuruti begitu saja instruksi-instruksi yang diberikan oleh atasannya, tanpa ada kesesuaian dengan aturan-aturan yang berlaku.



107 108



Ibid, hal.99 Ibid, hal.99



88



Pak ZH adalah orang yang menganggap jabatan adalah amanah dan ia pun tetap tawakal serta menyerahkan semua hal yang dihadapinya kepada Allah SWT. Hal ini sangat disyukuri oleh Ibu SY, ia memiliki suami yang memiliki pendirian yang teguh. Seperti kutipan dari wawancara yang telah tercantum diatas, Pak ZH selalu menganggap jabatan merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan dengan mengerahkan kemampuan terbaiknya. Dan jika sewaktu-waktu amanah tersebut diambil, ia akan menerimanya dengan ikhlas. Akhirnya, pada tanggal 2 April 1997109, upacara serah terima jabatan dilakukan. Ibu SY adalah istri yang juga aktif dalam kegiatan Dharma Wanita. Karenanya, banyak ibu-ibu Dharma Wanita yang menangis kala itu. “Banyak ibu-ibu Dharma Wanita yang menangis dan berpelukan dengan saya dan Nyonya KR pada acara serah terima jabatan dengan Dirjen baru110”. (Dikutip dari buku, “Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya”, hal. 100) Bukan hanya itu, karena awak pers mencium adanya kejanggalan dari pencopotan pejabat ini, menyebabkan ada banyak wartawan dalam dan luar negeri yang menunggu dan menyaksikan upacara serah terima jabatan tersebut. Praktis, Pak ZH diwawancara oleh para wartawan tersebut, dan Pak ZH memberikan jawaban secara diplomatis dan menjelaskan bahwa itu merupakan hal yang wajar. Ia juga menjelaskan bahwa baginya kerja merupakan amanah dan harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Ia juga menerangkan bahwa puncak dari tugasnya adalah ketika mampu menurunkan harga listrik dari 8 sen dollar AS/kWh menjadi 5,74 sen dollar AS/kWh111. Setelah itu, Pak HBB yang pada waktu itu menjabat sebagai Menristek dan Kepala BPPT memanggil Pak ZH. Pak HBB mengetahui bahwa pencopotan Pak ZH bukan karena ia melakukan kesalahan. Dan Pak HBB pun menjelaskan bahwa pemerintah akan segera mengusulkan posisi Wakil Ketua BBPT kepada Pak ZH. Akan tetapi, ia tidak bisa langsung menjadi Wakil Ketua. Ia harus menunggu sampai Wakil Ketua BPPT sebelumnya pensiun 109



Ibid, hal. 100 Ibid, hal. 100 111 Ibid, hal. 101 110



89



lebih dulu. Karenanya, Pak HBB meminta Pak ZH untuk menunggu hingga tiga bulan kedepan. Sewaktu menunggu masa Pak PL pensiun, Ibu SY dan Pak ZH diajak oleh Pak HBB dan Ibu AN untuk berkeliLNg Eropa. Karena tidak ingin membuat orang lain iri, Pak ZH dan Ibu SY tidak mengikuti seluruh perjalanan ke Eropa bersama Pak HBB dan Ibu AN. Dan karena ingin mensyukuri kelulusan anak-anak mereka sebagai master, insinyur dan SMA, sesampainya di Paris mereka berangkat untuk melaksanakan umroh. Dan meminta anak-anaknya untuk menyusul mereka ke Mekkah112. Hal yang sangat menarik dari Pak ZH adalah meskipun kesibukkannya sangat padat, ia tetap mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Karena bidang pendidikan adalah kecintaannya. Ibu SY sangat mengetahui jiwa Pak ZH sebagai akademisi, sehingga ketika Pak ZH ingin mencoba-coba untuk beralih kedunia bisnis, Ibu SY memberikan pandangannya tentang hal tersebut. Seperti yang ia akui pada proses wawancara: “…Papa tu kan bosenan kerjaanya, udah gitu udah deh bosen katanya gitu ya, terus mau jadi bisnisman. Ya gak mungkinlah Bapak bukan pengusaha sifatnya, jiwanya gak jiwa pengusaha aku gak kasih, gak mungkin, disini aja dulu sampai kita dapet batu loncatan kan gitu…” (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Jiwa akademisi pun diakui oleh Pak ZH sendiri. Hal ini ia sampaikan pada kesempatan bertemu muka dengannya, berikut kutipannya: “…saya memang gak punya bakat untuk bisnis-bisnis gitu, untuk caricari, saya lebih itulah, pegawai negeri, orang akademisi”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011) Walau begitu, dua putranya kini



menggeluti bidang bisnis. Jiwa



akademisi Pak ZH diturunkan kepada putra pertamanya. Dedikasi Pak ZH dalam bidang pendidikan sudah bukan hal yang asing lagi, banyak orang telah mengakuinya. Salah satunya adalah tokoh FKP DPR RI Bapak TNS, saat



112



Ibid, hal. 101



90



diwawancarai oleh Harian Jawa Pos yang diterbitkan pada tanggal 13 April 1997113. Berikut kutipannya: “Sedangkan fenomena lain yang juga cukup menarik dalam pribadi ZH menurut TNS, adalah pengabdiannya yang tak pernah kendur terhadap dunia pendidikan.‟Bayangkan saja, ketika masih menjabat sebagai seorang Dirjen, dengan kesibukan yang bukan main, dia masih menyempatkan diri mengajar di kampus setiap Jumat‟, Katanya ketika diwawancari Jawa Pos114”. (Dikutip dari buku, “Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya”, hal. 103) Hal ini dapat berjalan dengan baik tentu karena dukungan dari sang istri, Ibu SY. Ia mengerti bahwa suaminya memang tidak bisa dilepaskan dari bidang akademisi. Pendidikan merupakan passion yang ada dalam diri Pak ZH. Sejak awal Ibu SY mengenal Pak ZH, ia adalah seorang dosen ITB. Dan ia pun merasakan menjadi istri dari seorang dosen honorer yang hanya mendapatkan gaji Rp 15.000,00 per bulannya seperti yang telah diulas dipembahasan sebelumnya. Peristiwa diberhentikannya Pak ZH sebagai Dirjen menyedot banyak perhatian terutama media massa. Keesokkan harinya, kejadian tersebut masuk kedalam topik pembicaraan yang ada di beberapa koran, tabloid atau pun majalah. Karenanya, Ibu SY membeli banyak koran, tabloid, dan majalah ia juga membaca semua tulisan tentang pemberhentian suaminya sebagai Dirjen. Dari tulisan-tulisan yang ada di media cetak tersebut, Ibu SY sangat bersyukur karena ia merasakan sekali simpati dari kalangan media kepada suami tercintanya. Selepas menjadi Dirjen, Pak ZH memiliki waktu yang lebih banyak untuk bersama keluarga. Pak ZH melakukan perjalan keliLNg Eropa, Umroh bersama ketiga putranya, dan berkeliling Amerika. Dalam kesempatan bertemu muka dengan Ibu SY, ia menceritakan tentang salah satu perjalan yang ia lakukan bersama dengan ketiga putra dan suaminya. Berikut kutipannya:



113 114



Ibid, hal. 103 Ibid, hal. 103



91



“Alhamdulillah-lah. Sampai dulu anakku wisuda yang terakhir, itu LRZ di Amerika kan, saya pergi sama anak-anak, belum mantu tu satu pun. Kita pergi jalan-jalan. Kita kan di LA tuh.. terus kita nyewa satu mobil gede kan, jalan-jalan yang nyetir anak ganti-gantian kan, terus nyanyi-nyanyi, saya kan suka nyanyi-nyanyi. Nyanyi kemesraan ini, „inget ni.. kalau nanti mama gak ada, gimana ni bahagianya ni kita ber lima, di pejalanan ini..‟,„iya.. si mama ni sukanya yang suka one big happy family ya..‟,katanya,‟iya.. itu dari mama.. dari kecil…, mama selalu berusaha kita menjadi one big happy family, jadi gelarnya mama tu one big happy family…‟.”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Ibu SY menceritakan kisah tersebut dengan wajah yang berseri-seri. Pengalaman tersebut adalah pengalaman yang menggembirakan baginya dan keluarga. Ibu SY merupakan sosok yang selalu ingin berbagi kebahagiaan sama hal nya dengan Pak ZH. Sehingga tidak heran julukkan ―one big happy family” yang disematkan kepadanya. Hal ini bukan hanya ia lakukan kepada keluarga kecilnya, akan tetapi juga kepada keluarga besarnya tak luput kepada keluarga suaminya juga kepada rekan-rekan kerja suaminya. Hal itu pulalah yang menjadi kunci bahagianya keluarga yang ia bina. Salah satu kisah yang sempat Ibu SY bagi berkenaan dengan hal ini kepada penulis, adalah sebagai berikut: “Ya Allah Alhamdulillah, Engkau berikan aku nikmat yang berlimpah ruah, terimakasih. Aku sering sekali gitukan. Saya tuh lagi nonton konser, di Vienna, kebetulan aku kan bisa bawa saudara-saudara, adik saya yang suka music. Adikku kan suka main piano, cita-citanya dia konser kan, jadi dia tu kebetulan lagi di Amsterdam, „ayo ikut yuk, ikut, ikut sini gabung‟, saya ajakkan, ikut gabung saya ajak. Dia nonton gitukan, nonton konser, gitukan. Itu kan indah sekalikan, aku tuh lagi nonton aku tuh bersyukur, Ya Allah, aku cuma keluar air mata, aduh Tuhan aku bersyukur bisa memberikan kenikmatan kepada saudaraku. Mensyukuri nikmat Allah kan. Bahwa bisa melakukan hal itu, walaupun hal kecil ya.. dia juga bisa menikmati apa yang aku nikmati. Nah itu, saya sering sekali kalau saya lagi seneng tuh saya selalu ingat dengan saudara saya. Makanya mereka sama saya kan kaya gimanakan”. (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 12 Mei 2011) Hal itu merupakan tanda syukurnya kepada Allah SWT. Dengan berbuat baik, dan kegemarannya berbagi merupakan salah satu hal yang secara



92



tidak langsung dapat melanggengkan dan memudahkan suami dan anakanaknya menggapai kesuksesan. Sebagai istri, Ibu SY selalu mensyukuri apa yang diberikan kepadanya, termasuk ketika Pak ZH diberhentikan menjadi Dirjen. Waktu tersebut tidak disia-siakan oleh Ibu SY. Untuk menghibur Pak ZH, sesekali ia mengajak Pak ZH untuk jogging bersama, atau pun makan siang bersama diluar. Pak ZH menikmati saat-saat senggangnya bersama istri. Akan tetapi, tidak lama Pak ZH menikmati masa pensiunnya. Setelah dua minggu Pak ZH diangkat sebagai Wakil Ketua BPPT oleh Menristek sekaligus Ketua BPPT pada saat itu Prof. DR. Ing. HBB. BPPT bukanlah lembaga baru Pak ZH, ia pernah menjadi Direktur Sumber Daya Non Mineral (Energi) di BPPT selama belasan tahun. Pada bulan Agustus 1997115, Pak ZH mulai berdinas sebagai Wakil Kepala BPPT, ia menempati ruangannya yang bagus dan luas yang ada di lantai 2 gedung BPPT. Disanalah Pak ZH menyusun buku-bukunya yang banyak jumlahnya. Bahkan di ruang itu pulalah ia menerima para mahasiswa Fakultas Teknik UI untuk bimbingan. Pak ZH selalu menyediakan waktu untuk para mahasiswanya, ia bisa ditemui dikantornya atau bahkan dirumahnya. JaLNan yang dekat dengan Pak HBB pun sdah terbentuk dari sejak Pak ZH menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Non Mineral (Energi) pada tahun 1983. Sebagai istri, Ibu SY juga memiliki hungungan yang dekat dengan istri Pak HBB yaitu Ibu AN. Itu juga merupakan salah satu sifat Ibu SY yang menonjol yaitu, selalu menjaga hubungan baik dengan para istri rekan kerja suaminya. Hal itu pulalah yang menunjang karier Pak ZH. Kedekatan Ibu SY dengan Ibu AN berjalan dengan baik lewat kegiatan Dharma Wanita. Ibu AN pun melibatkan Ibu SY dalam kegiatan ORBIT yang menyediakan beasiswa bagi para pelajar yang kurang mampu dan berprestasi116. Ibu SY memang memiliki hubungan yang baik dengan para



115 116



Ibid, hal. 113. Ibid, hal. 125.



93



istri-istri dari rekan kerja suaminya. Hal tersebut merupakan salah satu peranan Ibu SY dalam karier Pak ZH yaitu dengan terus menjaLN hubungan baiknya dengan para istri-istri atasan ataupun bawahan rekan kerja Pak ZH. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Pak LRZ, putra pertama Ibu SY dan Pak ZH ketika proses wawancara. “…dia menjaga baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi karir juga. Itu kan Ibu yang cukup berperan disitu. Jadi misalnya menjaga hubungan silaturahmi sama atasan, sama bawahan itu Ibu tu yang pinter, Bapak tinggal menjalankan. Karena Bapak fokusnya lebih kepekerjaannya langsung. Tapi kan gak ada orang bisa sukses didunia ini kalau cuma fokus ke hanya kerjaan, dia harus memikirkan sosialnya juga, apanya juga. Nah itu yang memikirkan itu biasanya Ibu. Jadi partner, sebenarnya partner yang baik. Biasanya Ibu gak kenal sama rekannya tapi sama istrinya gitukan, sama istri atasan atau istri bawahan. Kalau istri, bapakkan silaturahminya jadi bisa. Bapak-bapakkan begitu semua cuma pedulinya apa yang ada dikantor diluar itu kan enggak. Kalau ibu jadi lebih kekeluargaan”. (Wawancara dengan Bapak LRZ, Putra Pertama Ibu SY dan Pak ZH, bertempat di kantor Sekretaris Rektor UAI, hari Jum‟at, tanggal 28 Oktober 2011) Ibu SY yang selalu mendampingi suaminya, juga ikut dalam suatu kunjungan kerja pada tahun 1990 di Amerika117. Ia mendampingi suaminya berkunjung ke IBM dab General Electric di New York, Westinghouse di Pittsburg, Perusahaan Minyak Exxon di Houston, Texas dan Pusat Penelitian Coal Liquefaction yang berada di dekat New Orleans118. Dari situ pulalah persahabatan mereka terajut. Pak ZH dan Ibu SY diajak oleh Pak HBB dan Ibu AN bersama-sama dalam Private Plane yang disediakan oleh pihak yang mengundang. Mereka juga diajak untuk dinner disebuah restoran di daerah New Orleans yang menyediakan permainan music jazz yang dimainkan oleh para pemain terkenal. JaLNan baik tersebut terus terajut dan dipelihara oleh mereka. Sampai ketika Pak HBB diangkat menjadi Presiden RI ke-3 menggantikan Presiden SH pada masa reformasi. Presiden SH melepaskan jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998. Dan digantikan posisinya oleh Wakil Presiden pada saat itu Prof. DR. Ing. HBB. 117 118



Ibid, hal. 124. Ibid, hal. 124.



94



Sebagai orang yang dekat dengan Pak HBB, Pak ZH dan Ibu SY turut datang ke rumah Presiden HBB yang terletak didaerah Patra Kuningan untuk memberikan selamat. Pada saat itu, Pak HBB menyampaikan niatnya untuk menjadikan Pak ZH sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Dan seperti biasa, Pak ZH menanggapinya dengan tenang dan mengucapkan terima kasih kepada Pak HBB karena memberikannya kepercayaan sebagai Menristek. Setelah itu Pak ZH terdiam. Perasaan yang gamang pun mampir dalam pikiran Pak ZH, Pak HBB adalah sosok yang sangat menguasai iptek, ia juga selama dua puluh tahun menjadi Menristek. Proyek-proyek iptek pada saat itu sangat strategis, dari industri pesawat hingga kapal laut119, mengingat saat itu kondisi ekonomi yang bersahabat. Keadaan yang berbeda terjadi disaat Pak ZH menjadi Menristek, keadaan ekonomi pada saat itu sedang memprihatinkan. Pak ZH memikirkan hal apa yang ia bisa lakukan dalam kondisi krisis. Kerisauannya tersebut ia sampaikan kepada Ibu SY, istrinya saat perjalanan pulang. Tanggal 23 Mei 1998, aura menegangkan menjelang pelantikan di Istana Negara sangat terasa. Para tentara dan sejumlah tank berjaga-jaga di jalan menuju Istana Negara. Pak ZH dan Ibu SY berangkat pagi hari dari rumah mereka yang berada di bilangan Pondok Indah menuju ke Jalan Merdeka Utara dengan mobil Volvo yang sudah disediakan oleh Sekretariat Negara sejak malam harinya sebelum upacara pelantikan berlangsung. “Sepanjang jalan kami berdoa, agak tidak ada lagi kerusuhan120”. (Dikutip dari buku, “Potret 70 Tahun Zuhal”, hal. 103) Ibu SY dan Pak ZH terus berdoa sepanjang perjalanan, berharap tidak terjadi kerusuhan. Proses pelantikan pun berjalan dengan lancar, hal itu sangat disyukuri oleh Ibu SY dan Pak ZH. Kondisi ekonomi pada saat itu masih berguncang. Demonstrasi pun masih kerap terjadi. Mengingat keadaan ekonomi yang menghimpit rakyat, membuat Pak ZH membuat gagasan ―Teknologi yang Merakyat‖. Kebijakan 119



Iman Yuniarto Fakhrudin. Potret 70 Tahun Zuhal. 2011. Paperwork. Hal. 101.



120



Ibid, hal. 101.



95



ini memperkenalkan bioteknologi untuk pertanian guna melipatgandakan produk pangan121. Dalam bidang kelautan, Pak ZH menerapkan teknologi pengindraan jauh (remote sensing)122 agar hasil produksi yang diperoleh para nelayan lebih besar. Ia juga memperkenalkan e-commerce kepada para pengrajin yang ada di Sidoarjo dan Jepara123. Pak ZH juga menerjunkan ratusan peneliti BPPT ke seluruh Indonesia, terutama di daerah pedesaan untuk dapat membantu para petani dengan memberikan teknologi tepat guna sehingga para petani yang memiliki berbagai keterbatasan dapat menerapkannya. Para peneliti juga membagikan bibit unggul yang didapat dari hasil penelitian bioteknologi yang dilakukan oleh BPPT beserta lembaga riset lainnya. Berbeda dengan era Prof. BJ HBB dimana Kemenristek dikenal sebagai kementrian yang prestisius karena disertai dengan seabrek industriindustri high-tech, mengingat keadaan perekonomian yang baik pada saat itu. Keadaan yang berbalik terjadi pada era Pak ZH menjadi Menristek. Nilai dolar pada saat itu Rp 19.000,00 per dolar. Sehingga Kemenristek merancang kebijakkan yang lebih ‗merakyat‘. Ketika menjadi Menristek, kesibukan Pak ZH tidak mengurangi kedekatannya dengan keluarga. Ia kerap kali mengajak Ibu SY dan anakanaknya dalam perjalanan dinas. Bukan itu saja, ia juga menyempatkan untuk ikut serta menghadiri acara yang diadakan oleh Klub Kajian Agama (KKA) serta Paramadina yang diadakan oleh NM124. Tugas Pak ZH sebagai Menristek berakhir pada bulan Oktober 1999125. Seiring dengan turunnya Pak HBB dari kursi kepresidenan karena ditolaknya pertanggungjawaban Presiden oleh MPR/DPR pada saat itu. Pak ZH pun ikut hadir ketika Presiden HBB memberikan pertanggungjawaban kepada MPR/DPR. Sebagai rekan yang dekat juga Menteri pada masa pemerintahan



121



Ibid, hal. 103. Ibid, hal. 103. 123 Ramadhan dan Poeradisatra, Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya. 2002. Pustaka Sinar Harapan, hal. 115. 124 Ibid, hal. 117. 125 Ibid, hal. 138. 122



96



Presiden HBB, ia ingin memberikan dukungan kepada Presiden HBB pada saat itu. Gagasan-gagasan dari Pak ZH pada saat ia menjadi Menristek tetap diakui. Ia sempat mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adi Prana sewaktu menjadi Menristek126 Dalam pengalaman dan perjalanan hidup Pak ZH tentu pernah terjadi kejadian yang kurang menyenangkan. Salah satunya ketika ia dipanggil ke Gedung Bundar. Namanya disebut-sebut dalam masalah Paiton. Setelah Pak SH turun dari posisi kepresidenan, dan digantikan oleh Prof. DR. Ing HBB, pers mendapatkan kebebasan sebesar-besarnya. Waktu itu, rakyat Indonesia sangat menginginkan reformasi dan menghapuskan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sehingga pada saat itu, Presiden ABW menelusuri kembali praktek KKN yang ada di berbagai proyek Pemerintah pada zaman Orde Baru127. Proyek Paiton I, adalah salah satu proyek yang ditelusuri pada saat itu. Yaitu, proyek listrik swasta pertama ketika Pak ZH menjabat sebagai Direktur Utama PLN128. Hal itu menjadikan beberpa pejabat yang terkait dengan proyek Paiton I dipanggil oleh Kejaksaan Agung, termasuk Pak ZH sebagai Direktur PLN pada masa itu. Pak ZH tetap tegar dalam menghadapi panggilan Kejaksaan Agung karena ia merasa dirinya tidak bersalah. Dan karena ia tidak ingin lepas dari tanggungjawab, ia menghadiri panggilan Kejaksaan Agung. Ketika itu Pak ZH berujar seperti yang terkutip dibawah ini: “Saya menandatangani persetujuan listrik swasta berdasarkan surat Persetujuan Pemerintah129”. (Dikutip dari buku, “Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pemikirannya”, hal. 121)



126



Ibid, hal. 139. Ibid, hal. 120. 128 Ibid, hal. 120. 129 Ibid, hal. 121. 127



97



Dokumen-dokumen penting tersimpan dalam satu bundel buku yang terdapat tulisan ―Permasalahan Proyek Paiton Swasta – 1‖130 dokumen itu ditaruhnya di dalam laci meja kerja. Dokumen itu telah disiapkan oleh Pak ZH. Karena ia tidak mau membuat risau istrinya, ia tidak pernah memperlihatkan dokumen tersebut



hal itu dilakukan untuk menenankan



perasaan istrinya dari pemberitaan media massa yang meluas. Pada akhir Oktober, setelah selesai menjalani tugas sebagai Menristek, Pak ZH datang ke SMU Unggulan Al-Irsyad yang ada di daerah Cilacap. Sepulangnya Pak ZH dari Cilacap, Pak ZH bercerita kepada Ibu SY bahwa ia ditawari menjadi rektor Universitas Al-Azhar Indonesia. Tawaran tersebut datang dari Bapak FB, pendiri SMU Unggulan Al-Irsyad. Pak ZH mendiskusikan hampir semua hal kepada istrinya, Ibu SY termasuk tawaran menjadi rektor di Universitas Al-Azhar Indonesia. Mendengar cerita Pak ZH tentang tawaran menjadi rektor di Universitas Al-Azhar Indonesia, Ibu SY menganjurkan kepada Pak ZH untuk menerima tawaran tersebut. Menurut Ibu SY, tugas suaminya menjadi Menteri telah selesai , sekaranglah waktunya Pak ZH untuk berbuat sesuatu bagi umat Islam. Mengingat Al-Azhar adalah lembaga pendidikan Islam, Ibu SY berpikiran hidup suaminya akan sangat indah karena suaminya dapat melakukan sesuatu untuk umat Islam dan menjadi khusnul khotimah, Ibu SY lah sosok yang mendorong Pak ZH menjadi rektor di universitas yang terletak di daerah Kebayoran Baru tersebut . Berikut adalah kutipan dari proses wawancara dengan Ibu SY: “Bapak bilang, „Jadi rektor Al-Azhar Ma ?‟, „Saya ni gak bisa‟, terus aku bilang, „Udahlah pah… kan bagus, nanti kalau Papa meninggal B di sholatin disitu, Insyallah, tempat masjid yang terbaik di Jakarta. Mau apa lagi yang dicari, kan udah sampai Menteri udah semua, udah dapet‟, saya dorong itu. Alhamdulillah…” (Wawancara dengan Ibu SY di kediaman Ibu SY, di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan, tanggal 2 Mei 2011)



130



Ibid, hal. 122.



98



Dalam



memutuskan



sesuatu,



Pak



ZH



sering



kali



meminta



pertimbangan dari Ibu SY. Keyakinan yang diperoleh lewat berbagi dan pertimbangan yang diberikan oleh pasangan hidup sangat berarti. Ketika itu, bersamaan dengan tawaran menjadi rektor, Pak ZH juga ditawari oleh pimpinan LIPPO Group untuk mendirikan Science and Technology Park yang menggiurkan secara finansial131. Dalam keadaan menimbang-nimbang tersebut, Ibu SY justru memberikan alternatif yang berbeda dengan pertimbangan yang sangat baik. Pak ZH pun menceritakan tentang hal ini ketika proses wawancara berlangsung, berikut kutipannya: “Tapi di hal-hal yang lain ketika saya mau selesai dari tugas-tugas pemerintah yang berat ya, sebagai Menteri, sebagai Dirjen. Waktu itu saya mulai berfikir, „Wah nanti hari tua bagaimana ini..‟, karna pensiun-pensiun kan sedikit itunya (pendapatannya). Beliau justru berpikir sebalikya, nah itu, sifat saling mengisinya. Jadi waktu saya misalnya mendapat tawaran dari satu pengusaha untuk menjadi advisor. Nah terus di waktu yg sama saya mendapat tawaran dari sini, untuk menjadi rektor Al-Azhar. Nah dalam saya menimbang-nimbang itu Ibu SY memberikan saran justru yang diluar dugaan saya, „Udah rektor Al-Azhar aja, kan kita udah gak perlu lagi cari-cari penghasilan..‟. Nah jadi dia selalu memberikan alternatif-alternatif yang mengisi kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan saya. itu peran dia yang paling baik” (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011, pukul 11:35 AM) Masukkan dan pertimbangan yang diberikan oleh Ibu SY kepada Pak ZH memberikan akibat yang baik terhadap keputusan yang diambil oleh Pak ZH. Pak ZH juga meminta pertimbangan kepada ketiga putranya. Dan semua anak-anaknya pun sangat mendukung keputusan Pak ZH sebagai rektor di Universitas Al-Azhar Indonesia. Dalam perjalanannya menjadi rektor, Pak ZH menerapkan tujuh elemen dasar yang menjadi landasan kurikulum pengajaran di Universitas AlAzhar Indonesia. Tujuh elemen tersebut dibagi menjadi dua bagian diantaranya: skill building, terdapat dua elemen dalam skill building yaitu, teknologi informasi dan bahasa, selanjutnya sebagai character building terdapat lima elemen diantaranya: partnership, entrepreneurial skill, 131



Ibid, hal. 141



99



leadership, managerial skill, dan Islamic value. Baginya, dengan menjadi rektor ia dapat berkontribusi dan membagikan ilmu yang ia miliki kepada sesama manusia. Pak ZH memiliki pandangan bahwa ilmu itu sama halnya dengan udara, tidak memilah-milah siapa yang dapat menghirupnya. Dalam kesempatan bertemu muka, Pak ZH menyampaikan pandangannya tersebut. Berikut kutipannya: “Jadi rektor, kan berarti membagi pengalaman, knowledge kita kepada manusia sesama. Karena ilmu itu. Itulah ilmu itu seperti udara, harus bisa dinikmati oleh seluruh ya. Udara itukan tidak memisah-misahkan, udara hanya boleh dihisap sama orang muslim saja, kan, enggak, ya kan. Semua rahmatan lil „alamin, begitu juga ilmu. Nah itu di dalam universitas kita ini, meskipun kita ada berbasis Islam, karena kita dilahirkan dari Masjid Al-Azhar, kita berusaha memberikan pendidikan yang Rahmatan lil „alamin. Ada dari agama lain disini silahkan, ya mengenyam pendidikan yang kita berikan, tidak membatasi”. (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011 Karenanya tidak heran, di Universitas berbasis Islam yang gedunganya berdekatan tersebut, tidak sedikit mahasiswa non-Muslim yang terdaftar di dalamnya. Bukan hanya itu, Universitas ini juga membiayai mahasiswa nonMuslim untuk menempuh pendidikan di luar negeri. Selain itu, Pak ZH juga menjadi ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) ia diberi mandat langsung oleh Presiden SBY. Dipilihnya Pak ZH sebagai Ketua KIN karena Pak SBY membaca buku yang dibuat oleh Pak ZH yang berjudul Knowledge and Innovation: Platform Kekuatan Daya Saing sudah barang tentu juga karena diriya memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk menjadi seorang ketua KIN. Pak ZH mensyukuri atas hal yang dapat ia perbuat hingga sekarang. Rasa syukur tersebut diungkapkannya seperti yang terkutip dari proses wawancara dengan Pak ZH berikut: “Saya merasa bersyukur pada Tuhan ya, bahwa saya di ridhoi untuk bisa berperan besar. Ya kan, kalau saya jadi pemimpin kan kita bisa... seperti saya disini, jadi pemimpin bisa membina kader-kader. Itukan juga memberikan rahmat, karna kita mensyukuri, ya.. dan saya jadi



100



direktur sini juga bukan saya yang cari-cari jabatan ini, diminta oleh yayasan, dan didukung oleh si Ibu itu, ya..” (Wawancara dengan Bapak ZH bertempat di kantor Rektor UAI, hari Selasa, tanggal 12 Juli 2011 Ibu SY selalu memberikan alternatif-alternatif



yang mengisi



kekurangan Pak ZH. Dan peran tersebut yang dirasa oleh Pak ZH sebagai peranan yang paling baik dari Ibu SY. Ketika Pak ZH sedang dalam memikirkan apa langkah yang akan diambil selanjutnya, Ibu SY memiliki pemikiran yang bisa menunjukkan sisi lain dari keputusan yang akan di ambil oleh Pak ZH. Sikap saling mengisi itu pulalah yang juga dapat mengatarkan pasangan ini dapat mencapai kesuksesan.



BAB VI PENUTUP



6.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat peran istri dalam memotivasi suami untuk meraih kesuksesan. Kesuksesan bukan hanya dalam karier, akan tetapi juga dalam hubungan sosial, rumah tangga, berkarya, spiritual bahkan finansial. Seorang laki-laki atau suami dapat mendapatkan kesuksesan karena terdapat peran dan dukungan dari dua orang dalam hidupnya, yaitu ibu dan istrinya. Pada penelitian ini peran istri terhadap kesuksesan suami dibagi dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah tahap pertemuan, pernikahan dan karier.



101



Adapun bentuk dari peranan istri dalam memotivasi suami yang diambil dari proses penelitian adalah sebagai berikut: 6.1.1



Awal Pertemuan Sejak awal bertemu dan menjalin hubungan, motivasi yang mendasar



adalah faktor agama, dan keyakinan akan memiliki masa depan yang baik . Menomersatukan agama adalah hal yang penting karena dalam perjalanan hidup berkeluarga dan menghadapi permasalahan dalam rumah tangga, dengan menggunakan perspektif agamalah yang akan membantu memberikan jalan keluar yang terbaik. 6.1.2



Pernikahan



 Ketika membina dan menjalankan rumah tangga, semua dijalankan dengan keyakinan yang kuat dan pemikiran yang positif terhadap masa depan. Keyakinan positif tersebut juga diikuti dengan rasa syukur terhadap pencapaian yang di dapatkan. Hal ini merupakan salah satu bentuk motivasi istri terhadap suaminya untuk mencapai kesuksesan.  Bentuk motivasi selanjutnya adalah apabila terjadi masalah dalam rumah tangga, diselesaikan dengan diskusi atau menenangkan diri terlebih dahulu sehingga keduanya dapat berpikir secara jernih dan mendapatkan jalan keluar yang terbaik tanpa perlu ada keributan. Dalam proses berdiskusi menggunakan cara yang baik, menggunakan perkataan yang halus dan tidak menggurui. Hal itu dilakukan oleh seorang istri untuk memotivasi suami untuk terus maju dalam menjalani setiap permasalahan yang terjadi.  Peran istri yang menjadi sangat penting adalah istri hendaknya menjaga privasi dalam keluarga, dengan tidak menceritakan permasalahan keluarga kepada sembarang orang. Alangkah baik jika permasalahan tersebut diadukan kepada Yang Maha Kuasa ataupun dikomunikasikan secara baik dengan pasangan.  Sikap mandiri dalam menjalankan tugas rumah tangga yang dimiliki oleh seorang istri akan membantu suami dalam meringankan beban pikiran.  Kemampuan manajerial yang baik pada seorang istri dalam mengurus rumah tangga dan keuangan juga dibutuhkan untuk dapat mengantarkan suami ke gerbang kesuksesan. 102



 Kepercayaan seorang istri terhadap suami merupakan salah satu elemen penting dalam menjalani hubungan rumah tangga sehingga suami maupun istri dapat menjalankan tugas dan perannya masing-masing dengan baik.  Istri juga memiliki andil dalam mewarnai sisi spiritualitas suami dan keluarga. 6.1.3



Menjalani Bahtera Rumah Tangga



 Istri mempunyai peran dalam mendukung pendidikan suami dan keluarganya.  Kecerdasan seorang istri dalam memberikan solusi atas suatu permasalahan akan membantu suami dalam meringankan beban.  Motivasi seorang istri dalam memberikan arahan dan pandangan untuk menuju ke pencapaian karier yang lebih baik pada suami. Cara menyampaikannya pun dengan cara yang tidak menggurui dan pandai dalam memilah-milah kata  Peran istri juga penting dalam menjalin silaturahmi dengan para istri dari rekan-rekan kerja dan kolega suami, sehingga tercipta suasana yang kondusif.  Istri sebagai komplementer suaminya dengan saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.  Peranan istri dalam menjaga hubungan baik dengan keluarga suami ataupun dengan keluarganya sendiri. Secara tidak langsung menjadi salah satu kunci dari kesuksesan dalam berumah tangga. 6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian mengenai peran istri dalam memotivasi kesuksesan suami, berikut saran untuk istri dalam memotivasi kesesuksesan suami; Istri harus menyadari betapa penting perannya sebagai seorang istri dalam keluarga dengan pemikiran dan keyakinan yang positif sangatlah penting untuk dimiliki oleh seorang istri dalam menjalankan perannya. Sehingga, dalam menghadapi masalah sebaiknya istri dan suami menyelesaikannya dengan berdiskusi dan menenangkan diri, serta berpikir jernih untuk mendapatkan jalan keluar terbaik. Dalam hal spiritual, agar dapat menghadirkan kesejukkan dalam rumahtangga, hendaknya istri menjalankan



103



ibadah dengan baik dan benar. Selain itu, hendaknya istri dapat menempatkan dirinya dalam memotivasi suami sesuai dengan situasi dan kondisi. Istri juga harus menyadari bahwa setiap orang tidak dilahirkan dengan sempurna, sehingga istri dapat menjadi komplementer dari kelemahan suaminya dan menutupi kekurangan suaminya begitu juga sebaliknya. Menjadi sosok yang mandiri juga akan membantu untuk mempermudah suami agar bisa lebih fokus terhadap pekerjaanya. Yang terakhir adalah, hendaknya menjaga hubungan yang baik dengan keluarga, baik keluarga istri maupun keluarga suami, serta rekan kerja suami dan tidak mencampuradukkan antara urusan rumah tangga dengan urusan kantor/ pekerjaan.



DAFTAR PUSTAKA



Ad-Dusiri, Abdurrahman bin Ali, 2010. Agar Bahtera Rumah Tangga Anda Bahagia dan Harmonis. Best Media: Yogya. Adhim, Mohammad Fauzil, 2007. Kado Pernikahan untuk Istriku. Mitra Pustaka: Yogyakarta. Ahmed, Akbar, 1993. From Samarkand to Stornway. Living Islam. BBC Books Limited. An-Nu‘ami, Thariq Kamal, 2009. Psikologi Suami Istri. Mitra Pustaka: Yogyakarta. Alwisol, 2008. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang. Darajat, Zakiyah, 2003. Ilmu Jiwa dan Agama. Bulan Bintang.



104



Donelson, Frances Elaine, 1999. Women‟s Experiences Psychological Perspective. Mayfield Publishing Company. Fakhrudin, Iman Yuniarto, 2011. Potret 70 Tahun Zuhal. Paperwork: Jakarta. HBB, Bacharuddin Jusuf, 2010. Habibie & Ainun. PT. THC Mandiri: Jakarta. Hadi, Sutrisno, 1993. Metodologi Research. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. Hamidi, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. UMM Press: Malang. Kriyantono, Rahmat, 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kecana Prenada Media Group. KH, Ramadhan dan Ratih Poeradisastra, 2002. Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pikirannya. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta. Maslow, 1954. A Motivation and Personality. Harper &Row: New York. Purwanto, Yadi dan Rachmat Mulyono, Psikologi Marah Perspektif Psikologi Islam. PT. Refika Aditama. Roslan, Rosadi, 2003. Metode Penelitian: Public Relations & Komunikasi. PT. Raja Grafindo: Jakarta. Sarwono, Sarlito Wirawan, 2006. Teori-teori Psikologi Sosial. PT. Raja Grafindo: Jakarta. Setyawan, T Palgunadi, 2004. Daun Berserakan. Gema Insani: Jakarta. Soekanto, Soejono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Supratikanya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Kanisius. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php http://staff.ui.ac.id/internal/131998622/material/PsikologiSuamiIstri-Liche.pdf http://www.brainyquote.com/words/hu/husband174845.html#ixzz1f1lGFEGq http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php http://staff.ui.ac.id/internal/131998622/material/PsikologiSuamiIstri-Liche.pdf http://www.thefreedictionary.com/wife http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php http://alumnifatek.forumotion.com/t595-teori-motivasi 105



http://www.akhlaqulkharimah.com/2011/05/02/keluarga-sakinah-mawaddahwarahmah/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/definisi-motivasi-dan-teori-teorimotivasi/ http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/wanita-dalam-islam.htm http://www.mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/215-jenis-dan-metode-penelitiankualitatif.html



Lampiran 1



PEDOMAN WAWANCARA I



Hari/ Tanggal : Senin, 2 Mei 2011 Kamis, 12 Mei 2011 Tempat



: Kediaman Ibu SY di Pondok Indah Jakarta Selatan



Pedoman Wawancara dengan Ibu SY sesi I A. Identitas Responden 



Nama



:







TTL



: 106







Usia



:







Agama



:







Alamat



:







Status



:







Jenjang Pendidikan



:







Pendidikan Terakhir :







Tahun Menikah



:







Nama Suami



:







Jumlah Anak



:







Nama Anak



:







Usia Anak



:



B. Opening Question 



Dimana awal bertemu/ kapan ?







Apa yang membuat ibu tertarik dengan bapak ?







Sudah berapa lama berumahtangga (dikaruniai berapa anak/ cucu) ?







Cerita sekilas awal mula bertemu sampai akhirnya kejenjang pernikahan….







Apa saja kesibukan ibu ?



C. Motivasi (berdasarkan teori motivasi) dan Sukses 1. Apasajakah hobi bapak & ibu ? 2. Bagaimana perjuangan pada awal merintis kehidupan berumahtangga ? 3. Dalam menjalani hubungan rumahtangga pasti terjadi perbedaan-perbedaan, bagaimanakah cara ibu dalam mengatasi perbedaan yang ada antara ibu dan bapak ? 4. Seberapa romantiskah bapak ke ibu ? 5. Bagaimanakah sosok bapak dimata ibu (baik sebagai suami, bapak dan kepala keluarga) ? 6. Apakah bapak seorang yang tegas, ataukah seorang sosok yang sabar ? bagaimanakah cara ibu meredam (bila ada/ terjadi) emosi ataupun ketegangan? 7. Hal apa yang paling ibu suka dari bapak ? 8. Bagaimanakah pembagian tugas/ peran dalam keluarga ? 9. Seberapa pentingkah waktu bersama dengan keluarga (lengkap)? Berapakali seminggu/ sebulan ibu dan bapak menyisikan waktu untuk berkumpul 107



bersama keluarga ? 10. Biasanya, setelah bapak berpergian, hal apa/ kegiatan apa/ makanan apa yang paling diingikan oleh bapak ketika sampai dirumah ? 11. Dalam kegiatan dan tanggungjawab bapak yang banyak, bagaimana ibu sebagai istri membangun quality time dengan bapak maupun dengan putra-i dan cucu-cucu ? 12. Apakah pondasi dari hubungan rumah tangga yang dijalani oleh ibu dan bapak (alasannya)? 13. Bagaimanakah penanaman nilai agama yang ibu da bapak tanamkan di dalam rumahtangga ibu dan bapak ? 14. Dalam



menjalani



kehidupan



berumahtangga



adakalanya



masalah/



problematika muncul, ketika itu bagaimanakah cara ibu merespon dan melalui serta menghadapi problematika tersebut ? dan bagaimana ibu beserta bapak mengatasinya ? 15. Kecemasan ataupun ketakutan sebagai istri (mungkin ketika ditinggal bapak) sesekali mungkin pernah muncul, bagaimana ibu mengatasi perasaan tersebut ? 16. Dalam menjalani kehidupan rumahtangga, apakah ibu pernah merasa down (misalnya karena ada masalah keluarga/ konflik dengan bapak/ perbedaan) bagaimana ibu menghadapinya ? 17. Ketika bapak mengalami masalah dalam urusan pekerjaan atau tugastugasnya, apakah bapak sering menceritakannya dengan ibu ? beliau menceritakannya setelah masalah itu selesai atau ketika masalah sedang berlangsung ? 18. Ketika bapak mengalami kekecewaan atau hal yang tidak sesuai dengan harapannya dalam pekerjaan, sebagai istri biasanya hal apa yang ibu lakukan ? 19. Apakah definisi sukses menurut ibu ? 20. Dalam menjalani kehidupan untuk menuju kesuksesan terkandang timbul konflik yang berasal dari diri sendiri (konflik batin) bagaimana ibu mengatasinya? 21. Menurut ibu, seberapa besarkah pengaruh dan peran pasangan hidup ? 22. Apakah definisi sukses menurut ibu ? D. Peran (berdasarkan teori peran) 23. Apasajakah kegiatan-kegiatan yang ibu lakukan (kegiatan sosial/ organisasi) ? 108



24. Diorganisasi ibu berperan sebagai apa ? selama berapa lama ? apakah berkenaan dengan profesi/ posisi bapak ? 25. Bagaimanakah peranan ibu terhadap teman-teman bapak dan juga pekerjaan bapak? Pedoman Wawancara dengan Ibu SY sesi II A. Berdasarkan Teori Kebutuhan Maslow (motivasi) 1. Kebutuhan dasar :  (Opening; pada awal ibu memulai pernikahan, merintis rumahtangga…) bagaimana kebutuhan dasar ibu, apakah sudah (langsung) cukup terpenuhi, (seperti makan, minum, dan istrahat) ? 2. Kebutuhan dasar keamanan :  (Sejak awal ibu memulai pernikahan….) bagaimana keyakinan ibu tentang masa depan ibu , apakah ibu yakin dalam hal jaminan masa depan ?  Kapan ibu dan bapak pergi menunaikan ibadah haji (bersama/ bapak ataukah ibu yang duluan) ?  Apakah ada pengalaman yang berkesan pada waktu di tanah suci ?  Apakah ibu mengikuti perkumpulan pengajian ibu-ibu ? 3. Kebutuhan dimiliki dan cinta :  Apakah bapak tipe yang romantis ?  Apakah rasa cinta bapak ke ibu dari dulu sampai sekarang tidak berubah ?  Menurut ibu, seberapa besarkah pengaruh dan peran pasangan hidup ? 4. Kebutuhan harga diri  Bagaimanakah bentuk penghargaan bapak dan anak-anak terhadap ibu ?  (merujuk ke pertemuan sebelumnya, ketika bapak meminta pendapat pada ibu) apakah ide atau saran dari ibu diterima sepenuhnya oleh bapak ? jika tidak, bagaimana ibu menanggapinya ? 5. Kebutuhan aktualisasi diri  Didalam kehidupan, kapan saatnya ibu merasakan kepuasan batin dan kebahagiaan yang mendalam atas prestasi yang ibu lakukan ?  (dari banyak pencapaian, prestasi, dan posisi yang sudah bapak jalani) posisi atau jabatan yang manakah yang paling bapak sukai dari sekian banyak posisi yang dipercayakan kepada beliau ? 109



B. Berdasarkan Teori Peran 1. Apakah ibu mempunyai idola seorang tokoh wanita yang berperan atas kesuksesan seorang suami ? 2. Bagaimana peran ibu dalam keluarga bapak (mertua, saudara ipar, sepupu dll) ? 3. Apasajakah kegiatan-kegiatan yang ibu lakukan (kegiatan sosial/ organisasi) ? 4. Bagaimanakah peranan ibu terhadap teman-teman bapak dan juga pekerjaan bapak? 5. Jika ada hal yang kurang pas atau melenceng yang terjadi (menyangkut pekerjaan/ kebijakkan bapak), bagaimana cara ibu mengantisipasinya/ memberitahunya ?



Lampiran 2



PEDOMAN WAWANCARA II



Hari/ Tanggal : Selasa, 12 Juli 2011 Tempat



: Ruang Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia



Pedoman Wawancara dengan Bapak ZH 1. Definisi sukses menurut bapak ? 2. Definisi seorang pasangan yang sukses menurut bapak? 3. Menurut bapak apakah pasangan hidup sangat berpengaruh, mohon dijelaskan seperti apa pengaruhnya ?



110



4. Bagaimanakah peran Ibu (Ibu SY) terhadap kehidupan dan pecapaian (kesuksesan) yang bapak raih sekarang ? 5. Bagaimana karakteristik Ibu, dan hal apakah yang paling menarik dari Ibu menurut Bapak ?



Lampiran 3



PEDOMAN WAWANCARA III



Hari/ Tanggal : Jum‘at, 28 Oktober 2011 Tempat



: Ruang Sekretaris Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia



Pedoman Wawancara dengan Bapak LRZ 1. Bagaimana sosok Ibu SY dan Pak ZH ? 2. Apakah peran Ibu SY dalam mendampingi Pak ZH ? 3. Bagaimana cara Ibu SY mendidik dan mengasuh anak- anaknya ?



111



4. Bagaimana peran Ibu SY sebagai seorang ibu rumah tangga ? Nilai-nilai apa yang ditanamkan oleh Ibu SY kepada anak-anaknya ? 5. Apakah pernah melihat suatu konflik terjadi antara ibu dan bapak, bagaimana sikap ibu ketika menghadapi konflik dengan bapak ? 6. Kira-kira apa resep dari bahagianya hubungan keluarga yang dibina oleh Ibu SY dan Pak ZH ? 7. Sebagai seorang anak (yang sekarang sudah berkeluarga) pelajaran apa yang bapak ambil dari hubungan, cara Ibu SY dan Bapak ZH membina keluarga yang akhirnya diterapkan juga oleh Bapak LRZ pada keluarga bapak ? 8. Apakah sosok Ibu SY mempengaruhi Pak LRZ dalam mencari pasangan hidup ? 9.



Pesan apakah yang selalu Ibu SY sampaikan dalam hal membina rumahtangga ?



10. (menurut Pak LRZ) Apakah kunci sukses Ibu SY dalam perannnya sebagai pendamping (istri) dari Bapak ZH dan ibu bagi anak-anaknya ?



Lampiran 4



SURAT KETERANGAN



Saya yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :



Nama



: Rifa‘ati Hanifa 112



NIM



: 0601507011



Fakultas



: Psikologi & Pendidikan UAI



Program Studi : Healing & Counseling



Telah melaksanakan penelitian berjudul “Peran Istri dalam Memotivasi Kesuksesan Suami“ Studi Kasus Bapak ZH dan Ibu SY.



Demikian keterangan ini kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.



Jakarta, 2 Mei 2011



Ibu SY DOKUMENTASI



1. Ibu SY



113



114



115



2. Bapak ZH



3. Bapak LRZ 116



117