7 0 2 MB
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH PUSKESMAS PEBAYURAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Medika Suherman Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh: Putri Nurfadilah 010318510
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
i
UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN 2022
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan Dan Pendidikan Profesi Ners UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN Cikarang, Agustus 2022
Pembimbing
Ns. Yana Setiawan SKM., S.Kep., M.Kep NIK. 50160365
Mengetahui Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners
Ns. Yulidian Nurpratiwi, S.Kep., M.Kep NIK. 50130347
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi Ini Telah Diperiksa Dan Disahkan Oleh Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi Skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan Dan Pendidikan Profesi Ners Universitas Medika Suherman (UMS) Guna Melengkapi Syarat Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Cikarang, 31 Agustus 2022
Ketua Penguji
Ns.Aprilina Sartika, S.kep. M.kes NIK. 50090323
Anggota penguji
Ns.Angga Saeful Rahmat, S.Kep., M.Kep, SP Kep.Kom NIK. 50100330
Pembimbing
Ns. Yana Setiawan SKM., S.Kep, M.Kep NIK. 50160365
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Putri Nurfadilah
Tempat/ Tanggal Lahir
: Bekasi, 03 Juni 2000
Program Studi
: Sarjana Keperawatan Dan Profesi Ners
Alamat
: Kp. Pulopipisan RT 002 RW 002 Kec. Pebayuran, Kab. Bekasi 14770
Nomor
: Telpon : +62 851-5751-2533
Alamat Email
: [email protected]
Dengan ini menyatakan dengan sesugguhnya bahwa Skripsi saya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran” Bebas dari plagiarisme dan bukan hasil karya orang lain. Apabila dikemudian hari diketemukan seluruh atau sebagian Skripsi penelitian dan skripsi dari hasil-hasil penelitian tersebut terdapat indikasi plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa unsur paksaan dari siapapun.
Cikarang, 2022 Pembimbing
Yang membuat pernyataan,
Ns. Yana Setiawan, SKM., S.Kep., M.Kep NIK : 50160365
v
Putri Nurfadilah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Personal Data Nama
: Putri Nurfadilah
Tempat/ Tanggal Lahir
: BEKASI, 03 Juni 2000
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Pulopipisan RT 002 RW 002
Kec.Pebayuran, Kab. Bekasi Email B. Pendidikan Formal SDN KarangJaya 01
: [email protected]
: Tahun 2006-2012
MTS Hidayatul Mubtadiin
: Tahun 2012-2014
SMAN 1 Pebayuran
: Tahun 2015-2018
Universitas Medika Suherman : Tahun 2018 – Sekarang
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Farktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran”. Tak lupa kami sampaikan sholawat dan salam peneliti kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Adapun penulisan skripsi ini menjadi syarat untuk menyelesaikan studi di universitas medika suherman (UMS). Berbagai hambatan dan kesulitan yang muncul dalam penyusunan skripsi ini sampai pada akhirnya dapat terselesaikan. Selama penyusunan skripsi ini penulis sangat banyak mendapatkan dukungan, bantuan, bimbingan dan motivasi yang sangat berharga dari beberapa pihak. Maka pada kesempatan ini, dengan senang hati, tulus dan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. drg. Eddy Suharso, SH., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Medika Bahagia. 2. Dr. Triseu Setianingsih, SKM., MKM, selaku Rektor Universitas Medika Suherman yang telah member kesempatan untuk mengikuti pendidikan sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Amrulloh Ibnu Kholud, S,E., M.M., selaku Ketua Senat dan Ketua LPMI Universitas Medika Suherman. 4. Ns. Retno Anggraeni Puspita Sari, S.Kep., M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang Mutu Pendidikan Universitas Media Suherman. 5. Vincet Oktavius, SE, selaku Wakil Rektor II Bidang Human Capital Asset dan Keuangan Universitas Medika Suherman. 6. Ns. Yana Setiawan, SKM., S.Kep., M.Kep, selaku Wakil Rektor III Bidang Prestasi dan Kemahasiswaan Universitas Media Suherman. Dan selaku dosen pembimbing yang bertanggung jawab dalam memberikan pengarahan, bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
7. Ns. Angga Saeful Rahmat, S.Kep., M.Kep, SP Kep.Kom selaku Ketua LPPM Universitas Medika Suherman. Sebagai selaku penguji II 8. Herlina Simanjuntak, S.ST., M.Keb selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Medika Suherman 9. Ns. Apriliani Sartika, S.Kep., M.Kes selaku Penanggung Jawab Pendidikan Protesi Ners di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Medika Suherman. Sebagai selaku penguji I 10. Ns. Yulidian Nurpratiwi, S.Kep., M.Kep, selaku Penanggung Jawab Akademik Program Studi Sarjana Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Medika Suherman 11. Ns. Beatrix Elizabeth, S.Kep M.Kep, selaku Penanggung Jawab Akademik Sarjana Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Medika Sauherman 12. Ibu Kastiah. Am. Keb. Sst, selaku ketua posbindu yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian dan mengikuti kegiatan dipuskesmas. 13. Semua dosen pengajar Program S1 Keperawatan beserta staff dan karyawan Universitas Medika Sherman, yang sudah banyak memberi kesan dan pesan yang baik bagi penulis. 14. Kedua orang tua penulis yang saya Cintai dan saya Sayangi Alm. Ibu Ipah dan Bapak Darmansyah serta ketiga saudara penulis Kevin Al Fiansyah selaku kakak penulis, Hapsah Salsabila, dan Badil Syah Badar selaku adik yang senantiasa membantu memberikan support melalui doa, perhatian, dorongan maupun material dan selalu mengingatkan penulis untuk berpacu meraih kesuksesan. 15. Kepada
Keluarga-Keluargaku,
Nenekku,
Saudaraku,
yang
membantu
memberikan dukungan,suport melalui doa dalam mengerjakan skripsi ini. 16. Kepada Bapak Sufyan Bintoro, dan Ibu Neneng Nurwiyah (Bunda) selaku orangtua dari Bayu Adi Prasetyo yang saya sayangi yang selalu memberi dukungan, support melalui doa, perhatian, dalam menyelesaikan tugas Skripsi ini
viii
17. Kepada sahabat penulis Sulistya Salbiah, Ratu Najla Shopandi dan Ulfa Dwiyanti yang senantiasa selalu memberikan bantuan, dukungan, saran dan semangatnya untuk menyelesaikan tugas Skripsi ini. 18. Teman-teman Program Studi Sarjana Keperawatan angkatan 2018 yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 19. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak yang membaca laporan ini.
Cikarang, Agustus 2022 Penulis
Putri Nurfadilah
ix
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN 2022 Nama
: Putri Nurfadilah
NIM
: 010318510
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH PUSKESMAS PEBAYURAN ABSTRAK Latar Belakang : Orang dengan diabetes mellitus mengalami banyak perubahan yang mengubah hidup, yang perlu mereka lakukan sepanjang hidup mereka, seperti perubahan pola makan, olahraga, dan kontrol gula darah. Karena perubahan hidup yang tiba-tiba, penderita diabetes mengalami beberapa reaksi psikologis negatif terhadap penjelasan ini, seperti kemarahan, ketidakberdayaan, kurangnya dukungan keluarga, peningkatan kecemasan, dan depresi. Tujuan : Oleh karena itu perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor – faktor apa Saja yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran. Metode : penelitian ini menggunakan kuantitatif, dan jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain Cross Sectional. jumlah sample yaitu sebanyak 67 responden yang diambil menggunakan teknik total sampling. Data yang digunakan yaitu data Primer berupa wawancara serta responden diminta untuk mengisi kuesioner dan data Skunder yaitu gambaran jumlah penderita Diabetes Mellitus yang didapatkan data dari bulan Januari s/d April 2022 di Puskesmas Pebayuran. Adapun analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu Uji chi-square. Hasil : penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita ρ-value (0,000), komplikasi ρ-value (0,044), dan dukungan keluarga ρ-value (0,004) dengan tingkat kecemasan. Kesimpulan : Diharapkan agar penderita diabetes mellitus lebih semangat dalam menjalani hidup sehat agar tidak mengalami kecemasan dan diharapkan bagi keluarga serta petugas kesehatan bekerjasama dan berperan dalam pengobatan penderita dabetes mellitus.
Kata Kunci: Tingkat kecemasan; diabetes mellitus tipe 2 x
NURSING AND EDUCATION GRADUATE STUDY PROGRAM NERS PROFESSION FACULTY OF HEALTH SCIENCES SUHERMAN MEDICA UNIVERSITY 2022 Name
: Putri Nurfadilah
ID
: 010318510
FACTORS RELATED TO ANXIETY LEVEL IN TYPE II DIABETES MELLITUS PATIENTS IN THE AREA OF PEBAYURAN PUSKESMAS
ABSTRACT Background : People with diabetes mellitus experience many life-changing changes that they need to make throughout their lives, such as changes in diet, exercise, and blood sugar control. Due to sudden life changes, diabetics experience several negative psychological reactions to this explanation, such as anger, helplessness, lack of family support, increased anxiety, and depression. Objective: Therefore, the formulation of the problem in this study is to determine what factors are related to the level of anxiety in Type 2 Diabetes Mellitus Patients in the Pebayuran Health Center area. Methods: this study uses quantitative, and this type of research is an analytical observational study with a cross sectional design. the number of samples is 67 respondents who were taken using total sampling technique. The data used are primary data in the form of interviews and respondents are asked to fill out questionnaires and secondary data is a description of the number of people with diabetes mellitus who obtained data from January to April 2022 at the Pebayuran Health Center. The analysis used in this study is the chi-square test. Results: the study showed that there was a significant relationship between length of suffering -value (0.000), complications value (0.044), and family support -value (0.004) with anxiety levels. Conclusion: It is expected that people with diabetes mellitus are more enthusiastic in living a healthy life so as not to experience anxiety and it is hoped that families and health workers will cooperate and play a role in the treatment of patients with diabetes mellitus.
Keywords: Level of anxiety; type 2 diabetes mellitus
xi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................iv KATA PENGANTAR............................................................................................v ABSTRAK...........................................................................................................viii ABSTRACT............................................................................................................ix DAFTAR ISI...........................................................................................................x DAFTAR TABEL................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................5 C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5 D. Manfaat Penelitian...................................................................................6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8 A. Konsep Dasar Diabetes Mellitus.............................................................8 B. Konsep Dasar Kecemasan.....................................................................20 C. Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II...........................25 D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Penderita DM...........26 E.
Komplikasi Penderita DM.....................................................................28
F.
Kerangka Teori......................................................................................31
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS..........................................................................................................32 A. Kerangka Konseptual Penelitian............................................................32 B. Definisi Operasional..............................................................................32 C. Hipotesis Penelitian...............................................................................34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..........................................................35 xii
A. Jenis Penelitian......................................................................................35 B. Populasi Dan Sampel.............................................................................35 C. Variabel Penelitian.................................................................................36 D. Waktu Dan Lokasi Penelitian................................................................36 E.
Prosedur Pengumpulan Data..................................................................37
F.
Jenis Data...............................................................................................37
G. Sumber Data..........................................................................................38 H. Instrumen Penelitian..............................................................................38 I.
Pengolahan Data....................................................................................41
J.
Analisa Data...........................................................................................43
K. Etika Penelitian......................................................................................45 BAB V HASIL PENELITIAN............................................................................46 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................46 B. Hasil Analisa Data.................................................................................47 BAB VI PEMBAHASAN....................................................................................56 A. Keterbatasan Peneliti.............................................................................56 B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................................56 BAB VII KESIMPULAN....................................................................................68 A. Kesimpulan............................................................................................68 B. Saran......................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................70 LAMPIRAN..........................................................................................................74
xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................33 Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Dukungan Keluarga...........................40 Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kecemasan...........................40 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin (n=67).....................48 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia (n=67)......................................48 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Komplikasi (n=67)..........................49 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Menderita (n=67)..................49 Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga (n=67).............50 Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan (n=67).............50 Tabel 5.10 Hubungan Antara Komplikasi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran (n=67)....52 Tabel 5.11 Hubungan Antara Lama Menderita Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran (n=67)....53 Tabel 5.12 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tiper II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran (n=67).....................................................................................................................54
xiv
DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Kerangka Teori.................................................................................................31 3.2 Kerangka Konseptual Penelitian......................................................................32
xv
DAFTAR SINGKATAN WHO
: World Health Organization
IDF
: International Diabetes Federation
DM
: Diabetes Mellitus
HLA
: Human Leococyte Antigen
MODY
: Maturity Onset Diabetes
HHNK
: Hiperglikemik Hiperosmolat Nonketotik
KAD
: Ketoasidosis Diabetik
APA
: American Psychological Association
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Penelitian..........................................................................75 Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Kesbangpol......................................................76 Lampiran 3. Surat Balasan Puskesmas Pebayuran.................................................77 Lampiran 4. Bukti Bimbingan...............................................................................78 Lampiran 5. Surat Permohonan Menjadi Responden............................................82 Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden..........................................83 Lampiran 7. Kuesioner Identitas Responden.........................................................84 Lampiran 8. Kuesioner Dukungan Keluarga Pasien Diabetes Mellitus II.............85 Lampiran 9. Kuesioner Tingkat Kecemasan..........................................................88 Lampiran 10. Dokumentasi....................................................................................90 Lampiran 11. Hasil SPSS.......................................................................................91 Lampiran 12. Rekapitulasi Data..........................................................................111
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang ditargetkan yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi insulin (hormon yang mengatur darah atau glukosa) atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dibuatnya. Diabetes merupakan penyakit yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi perhatian para pemimpin dunia untuk dipantau. (Diabetes, n.d.). Diabetes mellitus biasa dianggap menggunakan the silent killer (karena banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya menyandang diabetes) lantaran penyakit ini dapat mengenai semua organ dalam tubuh dan mengakibatkan banyak sekali macam keluhan. Diabetes mellitus bisa mengakibatkan komplikasi diantaranya gangguan penglihatan, katarak, penyakit jantung, ginjal, inpotensi seksual, infeksi paru – paru, gangguan pembuluh darah, stoke dan sebagainya. Salah satu komplikasi lain diabetes melitus merupakan luka sulit sembuh atau ulkus diabetikum yg rentang infeksi dan mengakibatkan luka sebagai busuk atau gangreng (Njotomulio & Pramadi, 2021). Pada tahun 2011, WHO menetapkan bahwa dari berbagai jenis diabetes mellitus, diabetes mellitus tipe 2 merupakan tipe yang paling tinggi persentase penderitanya yaitu sebesar (90–95%). Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2013, penderita diabetes mellitus tipe 2 sebesar (80%) berada di negara yang berpenghasilan rendah atau menengah dengan rentang usia 40–59 tahun (Nurayati & Adriani, 2017). Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada Tahun 2019 mencatat 537 juta orang dewasa (umur 20–79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. termasuk diabetes tipe 1 dan tipe 2, serta didiagnosis dan diabetes yang tidak terdiagnosis. Angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 643 juta pada 2030 dan 784 juta pada 2045
1
2
(Kementrian kesehatan republik indonesia, 2020). Tahun 2021, diabetes juga menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 orang setiap 5 detik. Berdasarkan data tersebut, 4 dari 5 orang mengidap diabetes (81%) orang dewasa dengan diabetes
tinggal
di
negara
berpendapatan
rendah
dan
menengah
(databoks.katadata.co.id). Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta. Dengan jumlah penduduk sebesar 179,72 juta, ini berarti prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 10,6%. Prevalensi diabetes Mellitus di Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan prevalensi diabetes mellitus yang cukup tinggi menempati peringkat 21 dari 36 provinsi. Pada tahun 2018, prevalensi Diabetes Mellitus mengalami peningkatan menjadi 1,7% jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,3% (Kemenkes RI 2018). Pada tahun 2020 di Kabupaten Bekasi persentase penderita Diabetes Mellitus yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar berjumlah 22.573 dengan persentase 9.32% serta jumlah penderita yakni sebesar 242.169 (Dinas Kesehatan Kab. Bekasi, 2021). Dan pada tahun 2022 dari bulan januari s/d bulan april di Wilayah puskesmas Pebayuran didapatkan data penderita diabetes mellitus yang mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas pebayuran berjumlah 67 dengan prevelensi 7,12%. Penderita diabetes mengalami perubahan hidup seperti: Pengaturan pola makan, olahraga, kadar gula darah, dan lain – lain. Perubahan pada penderita diabetes menunjukkan reaksi psikologis seperti marah, tidak berguna, kecemasan meningkat, dan depresi. Oleh karena itu penderita diabetes mellitus yang mengalami komplikasi maka akan semakin tinggi kecemasan penderita karena adanya komplikasi tersebut (Ludiana, 2017). Menurut WHO (2016) jumlah orang yang menderita kecemasan meningkat hampir 50%, atau 615 juta jiwa. 30% orang dengan gangguan mental diantaranya disebabkan oleh beban penyakit. WHO memperkirakan hingga 1 dari 5 orang akan mengalami kecemasan dalam keadaan darurat. Kecemasan diprediksi oleh WHO menjadi penyebab utama masalah pada tahun 2020 dan penyakit nomor dua di dunia setelah jantung iskemik. Orang
3
dengan penyakit kronis, termasuk penderita diabetes, cenderung cemas. Penelitian telah menunjukkan bahwa 48% penderita diabetes khawatir tentang kondisi mereka. Organisasi Kesehatan Dunia menemukan bahwa 27% pasien Diabetes Mellitus menderita kecemasan (Gunawan & Rahmawati, 2021). Timbulnya kecemasan pada pasien Diabetes Mellitus diawali dengan respon stres yang terus menerus. Respon pertama terhadap respon stres adalah pelepasan norepinefrin oleh sekresi sistem saraf simpatis, yang meningkatkan denyut jantung. Kondisi ini meningkatkan kadar gula darah yang merupakan sumber energi untuk sirkulasi darah. Peningkatan produksi hormon stres dapat meningkatkan kadar gula darah. Hal ini terkait dengan adanya sistem endokrin saraf melalui jalur hipotalamus–hipofisis–adrenal (Derek, Rottie, & Kallo, 2017). Masalah kecemasan pada penderita diabetes adalah masalah yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda dalam kehidupan mereka. Siapapun dengan diabetes sering memiliki kekhawatiran tentang apa pun yang berhubungan dengan penyakit mereka, seperti kekhawatiran tentang gula darah tinggi atau kekhawatiran tentang komplikasi diabetes. Penderita diabetes yang datang dengan tingkat depresi dan kecemasan yang tinggi terkait dengan pengobatan perlu mengambil dan mengembangkan komplikasi serius dan perlu mengikuti diet atau mengatur pola makan, memeriksa gula darah mereka, obat-obatan dan olahraga. Selain itu, risiko komplikasi penyakit yang mungkin dialami pasien juga membuat pasien khawatir. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni dalam.Saqila, 2021) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komplikasi Diabetes Mellitus dengan tingkat kecemasan. Yang menunjukkan bahwa 4,3%, pasien dengan komplikasi mengalami kecemasan berat dan 3,7% Pasien tanpa komplikasi mengalami kecemasan (Saqila & Muflihatin, 2021). Kecemasan adalah sesuatu yang orang diabetes mellitus tidak dapat dengan mudah mengatasinya. Oleh karena itu, penderita diabetes mellitus sangat membutuhkan bantuan dari lingkungan sosial, seperti dukungan
4
keluarga. Dukungan keluarga telah diidentifikasi sebagai penentu penting kepatuhan pengobatan pada orang dengan penyakit kronis. Dukungan keluarga adalah salah satu indikator terkuat dari dampak positif perawatan diri bagi penderita diabetes (Hensarling, 2009). Dukungan keluarga dapat membantu membangun kepercayaan diri dalam kegiatan perawatan diri bagi penderita diabetes tipe 2, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tamara (2019). Kondisi ini mencegah berkembangnya stres dan mengurangi kecemasan pada pasien diabetes tipe 2 (Tamara dalam Mahmudah, 2019). Faktor lain yang terkait dengan kecemasan adalah lamanya menderita diabetes. Hal ini menjadi stressor baginya karena berbagai komplikasi seperti retinopati, nefropati diabetik dan neuropati diabetik dapat terjadi. Semakin lama seseorang menderita diabetes, semakin besar kecemasannya. Hal ini karena menurut kami orang yang menderita merasa tidak berdaya dan putus asa tentang komplikasi yang terjadi, lamanya pengobatan, karena penyakit yang dideritanya (Khan et al., 2019). Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa lama menderita diabetes berhubungan dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes melitus tipe 2 (Maulasari, 2017). Adanya komplikasi menciptakan ketakutan akan penolakan interpersonal yang terkait dengan dukungan keluarga. Dukungan keluarga membuat orang merasa dihargai dan diterima, bahkan ketika sakit. Dukungan keluarga yang tidak memadai pada penderita diabetes tipe 2 meningkatkan risiko mengalami kecemasan sebesar 2,15 (Mahmuda dalam Yulia, 2019). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada hari Senin 18 April 2022 – 20 April 2022 di Puskesmas di dapatkan data 15 responden ditemukan 10 responden yang mengalami kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe II. Orang dengan diabetes mengalami banyak perubahan yang mengubah hidup yang perlu mereka lakukan sepanjang hidup mereka, seperti perubahan pola makan, olahraga, dan kontrol gula darah. Karena perubahan hidup yang tiba – tiba, penderita diabetes mengalami beberapa reaksi psikologis negatif terhadap penjelasan ini, seperti kemarahan, ketidakberdayaan, kurangnya dukungan keluarga, peningkatan kecemasan,
5
dan depresi. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran yang meliputi Dukungan Keluarga, Komplikasi, dan Lama menderita penderita Diabetes Mellitus Tipe 2”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
penjelasan
diatas
peneliti
menyimpulkan
bahwa
Kecemasan diprediksi oleh WHO menjadi penyebab utama masalah pada tahun 2020 dan penyakit nomor dua di dunia setelah jantung iskemik. Orang dengan penyakit kronis, rentan mengalami kecemasan salah satunya adalah penderita diabetes. Terdapat 48% penderita diabetes yang mengalami kecemasan dan khawatir tentang kondisi mereka. Badan Kesehatan Dunia menemukan bahwa 27% pasien Diabetes Mellitus menderita kecemasan. Karena orang dengan diabetes mengalami banyak perubahan yang mengubah hidup, yang perlu mereka lakukan sepanjang hidup mereka, seperti perubahan pola makan, olahraga, dan kontrol gula darah. Karena perubahan hidup yang tiba-tiba, penderita diabetes mengalami beberapa reaksi psikologis negatif terhadap penjelasan ini, seperti kemarahan, ketidakberdayaan, kurangnya dukungan keluarga, peningkatan kecemasan, dan depresi. Seseorang dengan tingkat kecemasan bisa mempengaruhi kesehatan, diabetes mellitus akan menaikan stresor pada seseorang dimana stresor ini bisa menyebabkan kecemasan sebagai akibatnya bisa mengakibatkan kadar gula darah semakin tinggi. Resiko terjadinya kecemasan akan cenderung lebih tinggi pada orang yang mengidap diabetes melllitus. Komplikasi dan penanganan diabetes mellitus bisa berperan penting terjadinya kecemasan dalam pasien diabetes mellitus. Kecemasan merupakan hal yang tidak gampang dihadapi oleh penderita diabetes mellitus. Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah pada 10 dari 15 penderita diabetes mellitus tipe 2 yang memiliki kecemasan. Oleh karena itu
6
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor – faktor apa Saja yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran.
C. Tujuan Penelitian D. Tujuan Umum Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasi Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran. E. Tujuan Khusus Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah : a. Untuk Mengidentifikasi distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, lama menderita, komplikasi, dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita diabetes mellitus tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran b. Untuk Mengidentifikasi hubungan antara lama menderita dengan tingkat kecemasan penderita diabetes mellitus tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran c. Untuk Mengidentifikasi hubungan antara komplikasi dengan tingkat kecemasan penderita diabetes mellitus tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran d. Untuk Mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita diabetes mellitus tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca, dapat dijadikan bahan referensi atau sumber informasi untuk penelitian berikutnya, dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan mengenai
7
Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran. B. Manfaat Praktis a. Bagi Program Studi Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi bagi perbaikan sistem pelayanan pendidikan siswa. b. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini memberikan pengetahuan tambahan bagi para profesi keperawatan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien diabetes tipe 2, sehingga membantu dalam memberikan asuhan keperawatan dan diharapkan dapat menjadi masukan bagi profesi keperawatan dalam mata kuliah keperawatan medika bedah. c. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan bahan masukan bagi pimpinan universitas dan civitas akademik, serta diharapkan bermanfaat dan menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut. d. Bagi Lahan Penelitian Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi lahan penelitian tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dibuatnya. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, yang dikenal sebagai hiperglikemia. Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme menahun (kronis) yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi batas normal, peningkatan kadar gula darah merupakan dasar untuk mengklasifikasikan gula akibat penyakit yang disebabkan oleh diabetes. Diabetes tipe 2 adalah diabetes yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah karena rendahnya sekresi insulin oleh pankreas (Litbangkes Kementrian Kesehatan RI, 2020). Menurut Keperawatan et al., (2019) diabetes mellitus menyebabkan tubuh memproduksi atau menggunakan glukosa dalam sel insulin (darah) dan menyimpannya sebagai glikogen (meningkat). Oleh karena itu, hiperglikemia disertai dengan gangguan hormonal dengan berbagai gangguan metabolisme, gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, serta menyebabkan berbagai kondisi kronis pada organ tubuh. Diabetes adalah penyakit tidak menular yang dapat mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Hal ini juga terkait dengan beberapa komplikasi pembuluh darah mikro dan makrovaskular. Ini juga merupakan penyebab utama kematian. Satu pertanyaan yang belum terjawab adalah definisi diagnosis diabetes. Diabetes adalah penyakit kronis yang membutuhkan perawatan medis berkelanjutan menggunakan strategi pengurangan risiko multifaktorial yang melampaui kontrol glikemik (Syarifudin, 2020).
8
9
2. Etiologi Diabetes mellitus Menurut ADA (2018), etiologi diabetes mencakup empat kelas klinis. a. Diabetes Mellitus tipe 1 Hasil penghancuran sel beta pankreas. Hal ini sering menyebabkan defisiensi insulin absolut, atau ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin. Penyebab diabetes belum diketahui dengan jelas. Tanda dan gejala diabetes tipe 1 antara lain poliuria (banyak buang air kecil terus menerus), polidipsia (cepat haus), polidipsia (cepat lapar), turunnya berat badan yang cepat, dan kurangnya penglihatan. Ada kelelahan dan sebagainya. Menurut Yasmara dkk. (2017) Diabetes tipe 1 ditandai dengan penghancuran
sel
beta
pankreas.
Kombinasi
faktor
genetik,
imunologis, dan kemungkinan faktor lingkungan (misalnya, infeksi virus) diperkirakan berkontribusi pada penghancuran sel beta. 1) Faktor genetik. Penderita tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri,tetapi mewarisi kecenderungan genetik untuk mengembangkan diabetes tipe 1. Predisposisi genetik ini ditemukan pada individu yang merupakan pembawa jenis antigen HLA (Human Leococyte Antigen) tertentu (antigen leukosit manusia). HLA adalah sekelompok gen yang terlibat dalam transplantasi antigen dan proses kekebalan lainnya. 2) Faktor imunologi. Pada pasien dengan diabetes tipe 1, ada bukti reaksi autoimun. Reaksi ini tidak biasa karena antibodi menargetkan jaringan normal tubuh dengan bereaksi dengan apa yang mereka anggap jaringan asing. 3) Faktor lingkungan Virus dan bakteri penyebab DM adalah rubella, gondongan, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sel pada sel beta, virus ini menyebabkan kerusakan atau kehancuran sel.
10
Selain itu, virus ini menyerang melalui respon autoimun yang menyebabkan hilangnya autoimunitas pada sel beta. Diabetes yang disebabkan oleh bakteri masih belum terbukti. Namun, profesional medis
menduga
bahwa
bakteri
mungkin
terlibat
dalam
perkembangan DM. Racun atau toksin yang dapat merusak sel beta secara langsung adalah aloksan, pirinuron (rodentisida) dan streptozectin (produk jamur). Bahan lainnya adalah singkong sianida. b. Diabetes Melitus Tipe II Karena memburuknya sekresi insulin, inilah penyebab resistensi insulin atau penggunaan insulin yang tidak efektif dalam tubuh. Diabetes tipe II adalah bentuk paling umum dari diabetes di dunia dan sering disebabkan oleh obesitas dan tidak aktif. Meskipun tanda dan gejala diabetes tipe II mirip dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe II dapat didiagnosis beberapa tahun setelah pasien mengeluh dan mungkin mengalami komplikasi diabetes. Diagnosis klinis diabetes sering dipertimbangkan karena gejala khas poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Menurut Yasmara dkk. (2017) Diabetes tipe II disebabkan oleh kombinasi faktor genetik yang terkait dengan gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin sebagai berikut: 1) Usia (resistensi cenderung meningkat pada usia 65) 2) Obesitas, makan berlebihan, kurang olahraga, stres, penuaan. 3) Riwayat keluarga diabetes. c. Diabetes Tipe Spesifik Lain Diabetes tipe ini biasanya disebabkan oleh gangguan fungsi sel beta yang diturunkan, gangguan kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, dan disebabkan oleh obat-obatan atau bahan kimia (misalnya setelah pengobatan HIV/AIDS atau transplantasi organ).
11
d. Gestational Diabetes Diabetes tipe ini meningkat atau hiperglikemik selama kehamilan, dan kadar gula darah dalam arah normal tetapi di bawah diagnosis umum diabetes. Wanita dengan diabetes saat hamil berada pada peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan. Ibu yang mengalami diabetes gestasional memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. 3. Patofisiologi Diabetes Mellitus Defisiensi insulin menyebabkan sel menggunakan lebih sedikit glukosa dan kadar gula plasma lebih tinggi (hiperglikemia). Diabetes berkembang ketika hiperglikemia parah dan melebihi ambang batas ginjal. Diabetes ini menyebabkan diuresis osmotik, meningkatkan buang air kecil (poliuria) dan rasa haus (polidipsia), serta menyebabkan dehidrasi. Diabetes menyebabkan keseimbangan kalori negatif dan menyebabkan rasa lapar yang intens (polipadia). Penurunan penggunaan glukosa oleh sel mengurangi produksi metabolisme energi dan melemahkan tubuh. Hiperglikemia mempengaruhi pembuluh darah kecil, mengurangi suplai nutrisi dan oksigen ke perifer, dan akibatnya, luka mungkin tidak sembuh dengan cepat. Ketika pembuluh darah rusak, aliran darah ke retina berkurang, suplai nutrisi dan oksigen ke retina berkurang, dan penglihatan menjadi kabur. Diabetes mempengaruhi sistem saraf perifer, otonom, dan pusat, menyebabkan neuropati (GINA, 2020). 4. Faktor Resiko Diabetes Mellitus Risiko adalah kemungkinan timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan. Sedangkan faktor risiko atau risk factor adalah salah satu istilah risiko dalam hal menjelaskan faktor epidemiologi suatu penyakit yang menentukan kemungkinan berkembangnya penyakit tersebut. Faktor risiko dapat berupa sifat, perilaku, gejala, atau ketidakpuasan pada orang yang
12
tidak terpengaruh yang secara statistik dikaitkan dengan peningkatan morbiditas (Nuraisyah, 2018) Menurut (Lestari et al., 2021), faktor risiko diabetes dapat dibagi menjadi dua kelompok : a. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah 1) Ras atau Etnis Ras atau Etnis mirip dengan suku atau budaya daerah, dan keduanya dapat menjadi faktor risiko diabetes melitus yang berasal dari lingkungan. Penyakit yang berhubungan dengan ras dan etnis biasanya berhubungan dengan faktor genetik dan lingkungan (Masriadi, dalam Syamiyah, 2018) 2) Umur Manusia mengalami penurunan fisiologis setelah usia 40 tahun. Diabetes berkembang setelah memasuki usia rentan, dan semakin tua Anda, semakin tinggi risiko Anda terkena diabetes, terutama pada usia 45 (kelompok berisiko tinggi). Menurut Garnita (2018) menunjukkan bahwa responden berusia 45–49 tahun 2,6 kali lebih mungkin terkena diabetes dibandingkan responden berusia 40–44 tahun. Kelompok berusia 50–54 tahun adalah 5,1 kali lebih besar dibandingkan kelompok berusia 40–44 tahun. Kelompok usia 55–59 tahun berisiko 3,8 kali lebih besar terkena diabetes dibandingkan kelompok usia 40–44 tahun. kelompok di atas usia 60 tahun 3,6 kali lebih berisiko terkena diabetes daripada kelompok antara usia 40 dan 44 tahun. Hasil Riskesdas (2019) menunjukkan bahwa lansia memiliki risiko lebih tinggi terkena Diabetes Mellitus. Orang berusia 26–35 tahun berisiko 2,32 kali lebih besar, orang berusia 36–45 tahun berisiko 6,88 kali lebih besar, dan orang berusia 45 tahun beresiko 14,99 kali menderita diabetes dibanding usia 15–25 tahun.
13
3) Jenis Kelamin Baik pada pria maupun perempuan memiliki risiko yang sama terkena diabetes di awal masa dewasa. Sejak usia 30 tahun, perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding pria. Jenis kelamin perempuan lebih berisiko terkena Diabetes mellitus Tipe 2 dibandingkan laki – laki. Secara fisik perempuan lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik perempuan memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh yang lebih besar. Perempuan beresiko terkena diabetes mellitus tipe 2 karena Sindroma
siklus
menstruasi
pascamenopause
menyebabkan
mudahnya penimbunan distribusi lemak tubuh akibat proses hormonal tersebut sehingga perempuan berisiko menderita diabetes mellitus tipe 2. Pria dan wanita sama-sama berisiko terkena diabetes di masa dewasa. Sejak usia 30 tahun, wanita memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini daripada pria. Wanita lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 daripada pria. Secara fisik, wanita lebih berisiko terkena diabetes karena fisik mereka lebih cenderung meningkatkan indeks massa tubuhnya. Wanita berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 karena sindrom siklus menstruasi pascamenopause mudah menyebabkan penimbunan dan distribusi lemak tubuh akibat proses hormonal, sehingga wanita berisiko terkena diabetes tipe II. Hasil analisis variabel jenis kelamin menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 dengan p–value 0,346 (p > 0,05), namun risiko terkena Diabetes Mellitus tipe 2 subjek perempuan adalah 1.749 kali lebih tinggi. Banyak dari responden adalah laki-laki. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Komariah & Rahayu, 2020) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian diabetes tipe 2.
14
4) Faktor Keluarga menderita diabetes mellitus Diabetes biasanya diturunkan. Secara khusus, orang tua yang memiliki diabetes dalam keluarga mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang tidak memiliki diabetes. Menurut para ahli, diabetes adalah penyakit yang berhubungan dengan seks atau kromosom seks. Secara umum, pria adalah penderita yang sebenarnya, dan wanita adalah pembawa gen yang diwarisi oleh anak-anak mereka. 5) Riwayat Penderita Diabetes Melitus Gestasional Diabetes gestasional terjadi pada sekitar 2–5% wanita hamil. Biasanya diabetes akan hilang dengan sendirinya setelah bayi lahir. Namun, diabetes juga mungkin terjadi di masa depan. Ibu hamil dengan diabetes akan melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4000 gram. Jika ini terjadi, ada kemungkinan besar ibu hamil akan terkena diabetes tipe 2 di masa depan. b. Faktor Risiko Yang Dapat Diubah 1) Obesitas Menurut
beberapa
teori,
obesitas
merupakan
faktor
predisposisi resistensi insulin. Semakin banyak lemak tubuh yang Anda miliki, semakin tahan tubuh Anda terhadap efek insulin, terutama jika menumpuk di bagian tengah tubuh atau perut Anda. Lemak menghambat kerja insulin, mencegah glukosa menyerang sel dan menumpuk di pembuluh darah, yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Obesitas merupakan faktor risiko diabetes tipe 2, dengan sekitar 80–90% pasien mengalami obesitas.. 2) Kurang aktivitas fisik Menurut penelitian, aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Prevalensi diabetes pada orang yang tidak banyak bergerak adalah 2 sampai 4 kali lebih tinggi daripada orang yang aktif. Semakin sedikit Anda berolahraga, semakin besar kemungkinan Anda terkena diabetes Olahraga dan
15
aktivitas fisik dapat membantu Anda mengontrol banyak berat badan Anda. Glukosa dalam darah diubah menjadi energi, membuat sel-sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Selain itu, aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi faktor risiko diabetes. Menurut sebuah studi oleh Garnita (2012), semakin rendah tingkat aktivitas fisik suatu kelompok, semakin tinggi kejadian dan risiko terkena diabetes. Hasil Responden yang cukup aktif memiliki resiko 1,8 lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan yang sangat aktif. Responden dengan aktivitas rendah 2,3 kali lebih mungkin terkena diabetes dibandingkan kelompok yang sangat aktif. Responden yang sangat tidak aktif memiliki kemungkinan 2,9 kali lebih besar untuk terkena diabetes daripada kelompok yang sangat aktif. 3) Pola Makan Pola makan yang salah dapat menyebabkan kurang gizi atau kelebihan berat badan. Keduanya dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melllitus. Kurang gizi (malnutrisi) dapat mengganggu fungsi pankreas dan mengganggu sekresi insulin. Sedangkan kelebihan berat badan dapat mengganggu efektivitas insulin. 4) Hipertensi (tekanan darah ≥140/90mmHg). Makan terlalu banyak garam dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang jika dibiarkan, meningkatkan risiko diabetes. 5. Klasifikasi Diabetes mellitus Klasifikasi diabetes melitus menurut ADA (2018) dibagi dalam 4 jenis yaitu: a. Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes tipe 1 disebabkan oleh penghancuran sel beta pankreas oleh penyakit autoimun. Jenis Diabetes Mellitus ini menghasilkan
16
sedikit atau tidak ada insulin. Ini dapat ditentukan oleh jumlah protein Cpeptida yang rendah atau sama sekali tidak terdeteksi. b. Diabetes Melitus Tipe 2 Jenis diabetes ini mengembangkan hiperinsulinemia, tetapi perkembangan resistensi insulin mencegah insulin memasukkan glukosa ke dalam jaringan. Ini adalah suatu kondisi di mana kemampuan insulin untuk merangsang dan menghambat penyerapan glukosa oleh insulin di jaringan perifer berkurang. Dengan demikian, perkembangan resistensi insulin (reseptor insulin dianggap tinggi dalam darah dan tidak berfungsi lagi) menyebabkan defisiensi insulin relatif. Hal ini mengurangi sekresi insulin menjadi glukosa dan dapat membuat sel beta pankreas tidak sensitif terhadap keberadaan glukosa. Secara umum, penderita diabetes tipe ini berusia di atas 40 tahun. Namun, diagnosis terbaru menunjukkan bahwa banyak anak menderita diabetes tipe 2. Ini sering disebut sebagai MODY (Maturity Onset Diabetes). Pada diabetes mellitus tipe 2, pemicu utamanya diduga kelebihan berat badan atau kelebihan lemak. Selain itu, faktor risiko diabetes tipe 2 lainnya adalah usia, riwayat keluarga, kurangnya aktivitas fisik, riwayat diabetes selama kehamilan, dan pola konsumsi yang tidak tepat. c. Diabetes Melitus Tipe Lain Jenis diabetes ini ditandai oleh faktor genetik fungsi sel beta, stigma genetik kerja insulin, gangguan endokrin pankreas, dan peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh virus iatrogenik metabolik endokrin lainnya, yang dapat dipengaruhi oleh gangguan tersebut. d. Diabetes Melitus Gestasional Diabetes gestasional Diabetes tipe ini terjadi selama kehamilan biasanya selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Diabetes gestasional dikaitkan dengan peningkatan komplikasi perinatal. Pasien
17
dengan diabetes gestasional berada pada peningkatan risiko terkena diabetes selama 5 sampai 10 tahun seteleh melahirkan. 6. Tanda Dan Gejala Diabetes Mellitus Tanda dan gejala Diabetes Mellitus dapat diklasifikasikan menjadi gejala akut dan gejala kronis: a. Gejala Akut Gejala akut adalah gejala yang biasanya muncul tanpa mengurangi kemungkinan munculnya berbagai gejala lain, dan beberapa penderita diabetes tidak menunjukkan gejala sampai titik waktu tertentu. Pada awalnya, tiga jenis gejala muncul: banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), dan banyak buang air kecil (poliuria). Pada tahap ini, berat badan pasien biasanya bertambah karena jumlah insulin masih mencukupi pada saat ini. Jika gejala tidak segera diobati, lama kelamaan gejala akan mulai muncul akibat kekurangan insulin. Penderita hanya akan datang dengan gejala poliuria dan poliuria, namun akan memiliki keluhan lain seperti hilangnya nafsu makan, bahkan terkadang mual jika gula darah melebihi 500 mg/dl, dengan: 1) Banyak minum 2) Banyak kencing 3) Penurunan berat badan yang cepat (berpotensi 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu). 4) Mudah lelah 5) Jika tidak segera ditangani akan timbul rasa mual, dan penderita akan mengalami koma (tidak sadarkan diri) dan disebut koma diabetikum. Koma diabetik ini akibat kadar glukosa darah yang tinggi.
18
b. Gejala Kronik Pada beberapa kasus, penderita
diabetes
melitus
tidak
menunjukkan gejala akut (mendadak) dan baru muncul setelah menderita berbulan – bulan atau bertahun – tahun. Gejala – gejala ini dikenal sebagai gejala kronis. Gejala kronis yang umum adalah pasien mengalami beberapa gejala berikut: 1) Kesemutan 2) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk – tusuk jarum 3) Kulit pada jari kaki tebal sehingga kalau berjalan seolah – olah sedang berjalan di atas bantal atau kasur 4) Keram 5) Mudah mengantuk 6) Mata kabur 7) Gatal di sekitar kemaluan, terutama wanita 8) Gigi mudah goyah dan mudah lepas. 7. Komplikasi Diabetes Mellitus a. Akut 1) Hiperglikemia Hiperglikemia adalah keadaan dimana penderita diabetes mellitus mempunyai gula darah diatas rentang normal atau tinggi. Menurut Hurst (2017) hiperglikemia terjadi karena terlalu banyak makan, insulin tidak cukup. Setiap kali gula darah menjadi terlalu tinggi penderita akan langsung mengalami NHNK dan KAD. 2) Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolat Nonketotik (HHNK) Menurut (Tjahjono, 2019) Komplikasi yang umum pada penderita diabetes tipe 2 adalah sindrom hiperglikemik nonketonik hiperosmotik (HHNK). Ini adalah peningkatan gula darah yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, resistensi insulin, atau hiperglikemia berat, yang disebabkan ketika kadar gula darah melebihi 300mg / 100ml. Peningkatan glukosa ini menyebabkan
19
ambang batas ginjal, yang mengakibatkan gejala diabetes, ditandai dengan seringnya buang air kecil. 3) Ketoasidosis Diabetik (KAD) Ketoasidosis
diabetik
adalah
gangguan
metabolisme
dekompensasi yang ditandai dengan hiperglikemia. Menurut (Tjahjono, 2019) Karena gangguan sekresi insulin dan/atau kerja insulin pada pasien diabetes tipe 2 dan kerusakan sel beta pulau Langerhans pada diabetes tipe 1, pasien diabetes dengan hiperglikemia disebabkan oleh penurunan kadar glukosa seluler, diikuti oleh peningkatan lipolisis. Peningkatan lipolisis dapat menyebabkan peningkatan oksidasi asam lemak dan oksidasi asam lemak bebas dengan terbentuknya senyawa aseton (asam hidroksibutirat dan aseton). Aseton tersebut diekskresikan melalui urin dan bau napas dalam tubuh. 4) Hipoglikemia Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah penderita diabetes berada dalam batas normal atau di bawah kisaran rendah. Menurut Hurst (2017) hipoglikemia terjadi karena tidak cukup makan, terlalu banyak insulin, terlalu banyak aktivitas fisik.
Hipoglikemia
berat
dapat
menyebabkan
kehilangan
kesadaran dan kematian. b. Kronik Menurut (Tjahjono, 2019) Kurangnya insulin mengganggu jalur poliol (glukosa, sorbitol, fruktosa), yang akhirnya menyebabkan penimbunan sorbitol. Akumulasi sorbitol di lensa menyebabkan katarak dan kebutaan. Di sisi lain, di jaringan saraf, akumulasi sorbitol dan
fruktosa
dan
penurunan
konsentrasi
myoinositol
dapat
mempengaruhi keadaan neuropati. Perubahan biokimia dalam jaringan saraf mengganggu aktivitas metabolisme yang menyebabkan hilangnya akson. Pada tahap awal, kecepatan konduksi motorik akan menurun,
20
diikuti oleh nyeri, kesemutan, kurangnya sensasi getar saat menerima rangsangan, kelemahan otot (Tjahjono, 2019). 8. Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Pencegahan diabetes di Indonesia meliputi pencegahan primer, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier. Upaya tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Pencegahan Primer ditujukan untuk kelompok berisiko, termasuk dedalam penyuluhan gaya hidup sehat, program penurunan berat badan untuk mencapai berat badan ideal, olahraga dan berhenti merokok. Pencegahan berkembangnya
sekunder komplikasi
adalah pada
upaya
pasien
yang
untuk
mencegah
terdiagnosis
DM.
Pencegahan sekunder penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam memantau glukosa darah dan faktor risiko komplikasi, melakukan deteksi dini komplikasi, dan melaksanakan program pengobatan untuk mencapai tujuan pengobatan yang diharapkan. Pencegahan tersier ditujukan bagi sekelompok penderita diabetes yang telah mengalami komplikasi untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup. Upaya rehabilitasi pasien harus dilakukan sesegera mungkin sebelum mengalami cacat tetap (Sukesi 2018).
B. Konsep Dasar Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Menurut American Psychological Association (APA) dalam (Muyasaroh et al. 2020), kecemasan adalah keadaan emosional yang terjadi ketika orang mengalami stres, perasaan stres, pikiran cemas, dan reaksi fisik yang ditandai dengan ketakutan individu disertai dengan (denyut jantung meningkatan dan naiknya tekanan).
21
Menurut Chaplin, kecemasan adalah perasaan campur aduk antara ketakutan dan kecemasan tentang masa depan tanpa alasan khusus dari ketakutan tersebut (Keluarga & Kecemasan, 2020). Kecemasan adalah keadaan syok akibat dari keadaan kesehatan. Individu yang tergolong normal dapat mengalami kecemasan yang nyata berupa gejala fisik dan psikologis. Gejala – gejala ini lebih jelas pada orang dengan penyakit mental yang parah Menurut (Keluarga & Kecemasan, 2020) Kecemasan adalah pengalaman subjektif, tidak menyenangkan, menakutkan dan mengganggu tentang kemungkinan adanya ancaman bahaya dan sering disertai dengan gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan aktivitas. Kecemasan juga merupakan pengalaman pribadi, yang didefinisikan sebagai rasa "kesulitan" dan stres dalam menghadapi peristiwa tertentu yang tidak diketahui (Varcarolis dalam Donsu, 2017). Dari beberapa penjelasan di atas tentang bagaimana kecemasan didefinisikan bahwa kecemasan adalah pikiran mental manusia baik perasaan khawatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara bersamaan yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh misalnya jantung berdebar, keringat dingin, grogi terhadap sesuatu. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Blacburn & Davidson (Fitri & Ifdil, 2019)) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan. Misalnya, kurangnya pengetahuan dalam menghadapi situasi dalam kecemasan : a. Faktor Eksternal Ancaman terhadap integritas diri, termasuk ketidakmampuan fisiologis dan kecacatan karena penyakit atau trauma fisik. Penyebab utama kecemasan adalah pengalaman traumatis masa kanak – kanak. Peristiwa ini akan berdampak pada masa depan. Ketika dihadapkan pada peristiwa yang sama, orang merasakan ketegangan yang menyebabkan ketidaknyamanan. (Budiarti, 2018)
22
Ancaman terhadap sistem diri meliputi: identitas diri, harga diri, ancaman terhadap hubungan interpersonal, kehilangan, dan perubahan status/peran. Dukungan keluarga adalah sikap, perilaku, dan penerimaan keluarga terhadap orang yang sakit. Keluarga percaya bahwa selalu siap memberikan, bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan (Suprajitno, 2018). Jenis dukungan keluarga adalah informasi, emosional, penilaian, dan dukungan instrumental. b. Faktor internal Menurut Iyus, dalam Saifudin 2018 menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi: 1) Usia dan tahap perkembangan, Faktor ini berperan penting dalam semua individu, karena usia yang berbeda memiliki tahap perkembangan yang berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika kecemasan seseorang. 2) Pendidikan dan status ekonomi Tingkat pendidikan seseorang dan status ekonomi yang rendah
dapat
dengan
mudah
membuatnya
takut.
Tingkat
pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan berpikirnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin mudah untuk mencari informasi baru, seperti berpikir secara masuk akal dan menjelaskan masalah baru. 3) Lingkungan Faktor lingkungan dapat mempengaruhi perilaku baik dari faktor internal maupun eksternal. Kondisi lingkungan yang kondusif yang ada disekitar mampu menurunkan resiko kecemasan pada seseorang. 4) Pengetahuan dan pengalaman Dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi, masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan, dapat teratasi.
23
5) Jenis Kelamin Jenis kelamin dapat berdampak signifikan terhadap tingkat kecemasan, dan disebutkan juga bahwa wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami kecemasan dibandingkan pria. 3. Tingkat Kecemasan Stuart (2017) menyatakan bahwa kecemasan berkaitan erat dengan ketakutan dan ketidakberdayaan. Keadaan cemas ini tidak memiliki tujuan khusus. Tingkat kecemasan memiliki berbagai karakteristik dan gejala yang bergantung pada kedewasaan individu, pemahaman mengatasi ketegangan, harga diri, dan mekanisme yang digunakan. Kecemasan dapat dibagi menjadi empat tahap a. Cemas Ringan Kecemasan ringan atau cemas yang normal menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan menyebabkan waspada dan meningkatkan persepsinya terhadap penyakit diabetes mellitus dengan komplikasi dan lama perawatannya (Di et al., n.d.) b. Cemas Sedang Kecemasan sedang akan terjadi pada individu untuk lebih fokus pada apa yang sudah terjadi, mengesampingkan orang lain, dan memungkinkan individu untuk menerima perhatian yang lebih fokus Menurut Novitasari (2018), diabetes memerlukan perhatian terhadap pola makan, aktivitas dan pengobatan, sehingga diabetes perlu diprioritaskan dan ditangani.. c. Cemas Berat Pada kecemasan yang serius, individu tidak dapat lagi berpikir keras, dan cenderung memikirkan hal-hal kecil dan mengabaikan orang
lain.
pembedahan
Diabetes dapat
dengan
komplikasi
menyebabkan
yang
ketidaknyamanan
memerlukan fisik
dan
kecemasan yang terus menerus, sehingga sulit untuk fokus dalam pengambilan keputusan (Novitasari, 2018).
24
d. Panik Kepanikan pada tahap ini mengganggu bidang perseptual, sehingga individu tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri dan tidak mampu berbuat apa – apa meski dibimbing (Stuart, 2017). 4. Tanda Dan Gejala Kecemasan Menurut Stuart (2017), gejala kecemasan dapat dilihat dari tiga kategori, yaitu: a. Respon Fisiologis 1) Kardiovaskular: jantung berdebar, tekanan darah meninggi, rasa mau pingsan, tekanan darah menurun. 2) Pernafasan: nafas cepat, nafas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi seperti tercekik. 3) Neuromuskular: tremor, gelisah, wajah tegang, badan lemah. 4) Gastrointestinal: kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, diare. 5) Traktus urinarius: tidak dapat menahan kencing 6) Kulit: wajah kemerahan, berkeringat pada (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh. b. Respon Perilaku Kegelisahan, ketegangan fisik, gemetar, gugup, berbicara cepat, kurang koordinasi, kerentanan terhadap cedera, melarikan diri dari masalah, penghindaran. c. Respon Kognitif Perhatian yang tidak teratur, kurang konsentrasi, dilupakan, salah menilai, gangguan pikiran, penglihatan berkurang, kreativitas menurun, produktivitas menurun, kebingungan, takut cedera atau kematian
25
d. Respon Efektif Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervus, ketakutan, gugup. Menurut Novitasari (2018), gejala kecemasan pada pasien diabetes melitus tipe 2 antara lain: 1) Kehilangan minat dan kegembiraan 2) Mudah lelah 3) Konsentrasi dan perhatian berkurang 4) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang 5) Pandangan masa depan yang suram dan pesimis 6) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri 7) Tidur terganggu 8) Nafsu makan berkurang
C. Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Kecemasan pada orang dengan diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang tidak dapat disembuhkan. Hal ini menyebabkan reaksi psikologis negatif pada sebagian besar pasien, termasuk kemarahan, ketidakberdayaan, peningkatan kecemasan, dan depresi. Kecemasan, depresi dan stres dapat menyebabkan penurunan kesehatan dalam kasus penyakit. Orang dengan diabetes dua kali lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi dibandingkan mereka yang tidak menderita (Kaju et al., 2020). Timbulnya kecemasan dimulai dengan respon stres konstan yang menyebabkan peningkatan denyut jantung. Kondisi ini meningkatkan kadar gula darah, yang merupakan sumber energi untuk sirkulasi darah. Peningkatan produksi hormon stres dapat meningkatkan kadar gula darah. Hal ini terkait dengan adanya sistem neuroendokrin melalui jalur hipotalamus-hipofisisadrenal (Derek et al., 2017). Kecemasan telah terbukti berdampak negatif pada kontrol glikemik, komplikasi, adanya penyakit penyerta (hipertensi, dislipidemia dan penyakit kardiovaskular), gangguan kehidupan sehari-hari. Pada penderita diabetes tipe
26
2, kecemasan dapat menyebabkan gula darah tidak stabil atau rendah. Ketidakstabilan glikemik yang berkepanjangan pada pasien diabetes dapat menyebabkan komplikasi seperti kebutaan, penyakit ginjal, dan amputasi (Kaju et al., 2020). Kecemasan pada penderita diabetes tipe 2, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan masalah tersendiri dan mempersulit pengobatan pada penderita diabetes tipe 2 Penderita diabetes sering kali stres dan cemas, kecemasan berhubungan dengan kecacatan fungsional, rasa sakit dan ketidakpastian dalam hidup. , sehingga kecemasan meningkat dengan adanya komplikasi yang melemahkan seperti kehilangan penglihatan, neuropati perifer, dan penyakit ginjal (Kodakandla, Maddela, Pasha, & Vallepalli, 2016). Oleh karena itu, manajemen kecemasan dan depresi pada pasien diabetes tipe 2 sangat penting untuk memastikan kualitas hidup dan umur panjang yang lebih baik (Khan et al., 2019).
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Penderita DM 1. Dukungan Keluarga Keluarga
merupakan
lingkungan
sosial
yang
sangat
erat
hubungannya dengan seseorang. Manusia tumbuh dan hidup dalam keluarganya, saling berinteraksi, mengembangkan nilai, pola pikir dan adat istiadat, berperan sebagai saksi dari semua budaya asing dan mengkomunikasikan hubungannya dengan lingkungan (Luis & Moncayo, n.d.). Dukungan sosial merupakan kondisi yang menguntungkan bagi individu dan dapat diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya untuk merawat, menghargai, dan menginformasikan seseorang bahwa mereka memiliki orang yang dicintai (Cohen dalam Luis & Moncayo, n.d.). Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya.
27
Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi, tempat ibadah dan praktisi kesehatan. Dukungan sosial dalam keluarga meliputi dukungan dari suami atau istri, saudara kandung, atau anak. Bantuan keluarga adalah sikap, perilaku, dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota, dan kami percaya bahwa keluarga akan membantu para pendukung kapan pun mereka membutuhkannya (Caplan dalam Friedman, 1998) Keluarga memiliki beberapa fungsi pendukungan yaitu: 2. Dukungan Informasi Keluarga bertindak sebagai pemberi informasi tentang dunia. Menjelaskan pemberian nasehat, saran, dan informasi yang dapat digunakan untuk memperjelas suatu masalah. Keuntungan dari dukungan ini adalah bahwa informasi yang diberikan dapat berkontribusi pada sugesti khusus kepada individu, sehingga mengurangi penumpukan stres. 3. Dukungan Penilaian Keluarga bertindak untuk membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian. 4. Dukungan Instrumental Keluarga merupakan sumber dukungan yang praktis dan konkrit, antara lain. Kesehatan pasien yang berhubungan dengan makan, minum, istirahat, dan kebutuhan istirahat untuk melindungi pasien dari kelelahan. 5. Dukungan Emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat serta membantu mengendalikan emosi. Aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan, dan didengarkan. Dukungan keluarga dapat membantu membangun kepercayaan diri dalam kegiatan perawatan diri bagi penderita diabetes melllitus tipe 2,
28
menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tamara (2019). Orang dengan diabetes mellitus tipe 2 yang berada di lingkungan keluarga dan dirawat oleh orang yang mereka cintai dapat menciptakan rasa aman dan aman yang mendorong motivasi perawatan diri. Rasa aman dan nyaman yang terjadi pada penderita diabetes mellitus tipe 2 muncul karena adanya dukungan emosional, rasa syukur, alat, dan informasi dari keluarganya. Kondisi ini mencegah perkembangan stres dan mengurangi kecemasan pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2.
E. Komplikasi Penderita DM Reaksi-reaksi ini yang apabila terjadi pada penderita yang sudah mengalami komplikasi, akan mempengaruhi penyakit komplikasinya. Misalnya ketika penderita yang sudah mengalami komplikasi pada jantungnya, dan mengalami kecemasan dengan reaksi pada jantung yang berdegup kencang, maka akan berdampak buruk pada penyakit jantungnya tersebut. Sejalan dengan pendapat (Butcher, dalam Kaju et al., 2020) bahwa respon fisiologis terhadap kecemasan dapat mempengaruhi aksis hipotalamushipofisis, sehingga dapat mempengaruhi fungsi endokrin seperti peningkatan kadar kortisol, yang mungkin, pada kenyataannya, memiliki efek antagonis fungsi insulin dan dapat mempengaruhi kontrol gula darah. Komplikasi yang terjadi pada penderita DM terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 1. Komplikasi Metabolik Akut Komplikasi akut terjadi ketika kadar gula darah seseorang naik atau turun tajam dalam waktu yang singkat. Kadar gula darah bisa turun drastis jika pasien memiliki pola makan yang terlalu dibatasi. Perubahan besar dan tiba – tiba bisa berbahaya. Komplikasi metabolik akut dapat terjadi dalam bentuk hipoglikemia, suatu kondisi pada orang yang kadar gula darahnya di bawah normal. Komplikasi metabolik lain yang umumnya terkait
dengan
diabetes
adalah
ketoasidosis
diabetik
(KAD).
29
Hiperglikemia, koma hiperosmolar nonketonik (HHNK) juga merupakan komplikasi metabolik akut diabetes yang umum terjadi pada orang tua dengan diabetes tipe 2. Hiperglikemia menyebabkan tekanan osmotik tinggi, diuresis osmotik, dan dehidrasi berat. Jika keadaan ini tidak segera ditangani, penderita dapat menjadi tidak sadar dan meninggal (Harmanto, 2018). 2. Komplikasi Kronik Komplikasi kronis diabetes tipe 2 mempengaruhi pembuluh darah kecil (penyakit mikrovaskuler), pembuluh darah sedang, dan pembuluh darah besar (penyakit makrovaskuler). Diabetes adalah jenis kerusakan spesifik diabetes yang mempengaruhi kapiler dan arteriol retina (nefropati diabetik), glomerulus (nefropati diabetik), saraf perifer (penyakit ginjal diabetik), otot dan kulit. Patologi
makroskopik
dengan
gambaran
histopatologi
aterosklerosis. Akhirnya, makropati diabetik menyebabkan disfungsi vaskular perifer dengan penyempitan episodik dan nekrosis ekstremitas, serta disfungsi otak dan stroke. Ketika aura dan aorta terpengaruh, serangan angina dan infark miokard dapat terjadi. Komplikasi DM dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien (Dewi, 2017). Komplikasi DM dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Wahyuni (2017) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komplikasi diabetes mellitus dengan tingkat kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 4,3% pasien dengan komplikasi mengalami kecemasan berat dan 3,7% pasien tanpa komplikasi mengalami kecemasan. 3. Lama Penderita Diabetes Mellitus Lamanya menderita diabetes dihitung dari saat pertama kali didiagnosis oleh tenaga kesehatan. Lmanya waktu diabetes dapat dibagi menjadi dua. Artinya, yaitu baru menderita diabetes sekitar ≤ 10 tahun dan sudah lama menderita diabetes sekitar > 10 tahun (Mufidah, 2018). Semakin lama seseorang menderita diabetes, maka semakin besar tingkat
30
kecemasannya. Hal ini dikarenakan penderita beranggapan bahwa orang yang menderita tersebut merasa tidak berdaya dan putus asa dalam menghadapi komplikasi yang terjadi, lamanya proses pengobatan, dan penyakit yang dideritanya (Khan et al., 2019). Berdasarkan penelitian dari (Mahmudah et al., 2016), menunjukkan bahwa lamanya menderita diabetes berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien diabetes tipe 2. Hal ini juga akan mempengaruhi proses penyembuhan, dan mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas.
31
F. Kerangka Teori Faktor resiko yang tidak dapat diubah Ras atau Etnik Umur Jenis kelamin Keluarga yang menderita DM Riwayat penderita DM Gestasional
Faktor resiko yang dapat diubah Obesitas Aktifitas kurang Pola makan Hipertensi
Gejala: poliphagia, Polidipsia, Poliuria dan gejala lainnya
Lama Menderita dan Kontrol gula darah
Diabetes Melitus
Komplikasi akut dan kronik
Tingkat Kecemasan Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Panik
Faktor Eksternal Ancaman terhadap integritas diri Penyakit Trauma fisik Ancaman terhadap konsep diri Dukungan keluarga
Faktor Internal
Usia Jenis kelamin Pendidikan dan ekonomi Lingkungan Pengetahuan dan pengalaman
Sumber : Modifikasi Stuart & Sundeen (1998), Cambell et al (1998), Hanseling (2009) dan Yusra (2011). Gambar 2.1 Kerangka Teori
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konsep penelitian merupakan suatu hubungan antara konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti (Iin, 2018). Peneliti melakukan penelitian dengan variabel terkait (variabel dependen) yaitu tingkat kecemasan dan variabel bebas (variabel independen) yaitu komplikasi, lama menderita, dan dukungan keluarga. Peneliti merumuskan kerangka konsep mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien diabetes mellitus tipe II di wilayah puskesmas pebayuran sebagai berikut.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Komplikasi Lama menderita diabetes Dukungan keluarga
Tingkat Kecemasan
Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Penelitian Terkait Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran
B. Definisi Operasional Menurut Iin (2018) menjelaskan bahwa definisi operasional merupakan unsur dari penelitian yang memberikan informasi ilmiah untuk membantu peneliti memudahkan membaca serta menjelaskan arti penelitian dalam menyelesaikan pengukuran atau pengamatan terhadap variabel – variabel yang bersangkutan dalam mengembangkan instrument.
32
33
34
Tabel 3.1 Definisi Operasional No.
Variabel
Definisi Operasional
Variabel Dependen Tingkat Rasa takut atau Kecemasan ancaman yang dirasakan seseorang tentang sesuatu
Variabel Independen Komplikasi Suatu keadaan penyakit seseorang yang diabetes merupakan akibat dari penyakit yang dijalani oleh penderita diabetes Lama Waktu yang menderita dihitung dari diabetes pertama kali pasien didiagnosa DM sampai saat ini dilakukan penelitian. Dukungan Bantuan berupa Keluarga sikap, tindakan, motivasi, dukungan dan penerimaan yang diberikan keluarga kepada responden
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Mengisi Kuesioner kuesioner Zung SelfRating Anxiety Scale (ZSAS)
0 = Kecemasan Ringan 1 = Kecemasan Sedang 2 = Kecemasan Berat 3 = Kecemasan Panik
Ordinal
Mengisi Kuesinoer kuesioner
0 = Jika pasien mengalami komplikasi 1 = Jika pasien tidak mengalami komplikasi
Ordinal
Mengisi Kuesinoer kuesioner
0 = > 10 Tahun 1 = 5 – 10 Tahun 2 = < 5 Tahun
Mengisi Kuesinoer kuesioner Hensarling Diabetes Family Suport Scale (HDFSS)
0 = Baik (Jika Score ≥ 75) 1 = Kurang Baik (Jika Score ≤ 75 )
Ordinal
Ordinal
35
C. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara atau kesimpulan sementara dari apa yang menjadi permasalahan dan dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan (Imron, 2018). Hipotesis yaitu suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan atau kebenaran yang akan dibuktikan dalam penelitian, maka hipotesis itu dapat benar atau salah dan dapat diterima atau ditolak. Hipotesis yang ingin dibuktikan peneliti yaitu: 1. Ha: Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. 2. H0: Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran 3. Ha: Ada hubungan antara lama menderita dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. 4. H0: Tidak ada hubungan antara lama menderita dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. 5. Ha: Ada hubungan antara komplikasi dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. 6. H0: Tidak ada hubungan antara komplikasi dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu rancangan penelitian yang dilakukan untuk menganalisa hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent. Metode penelitian ini menggunakan Cross Sectional. Pendekatan penelitian cross sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari korelasi antara paparan atau faktor – faktor risiko (independen) dengan akibat atau efek (dependen), dengan cara pendekatan observasional atau pengumpulan data dilakukan bersamaan secara serentak dalam satu waktu antara faktor risiko dengan efeknya (point time approach), artinya semua variabel baik variabel independen maupun variabel dependen diobservasi pada waktu yang sama (Luis & Moncayo, n.d.).
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah keseluruhan jumlah yang terdiri dari subjek yang akan diteliti. Populasi yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Demikian populasi atau subjek dalam penelitian ini adalah semua orang yang terdiagnosa diabetes mellitus tipe 2 di wilayah puskesmas PEBAYURAN yang berjumlah 67 penderita. 2. Sample Penelitian Sampel adalah sebagian atau keseluruhan jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2018). Sedangkan sampling adalah proses dalam penyeleksian porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Kemudian peneliti menetapkan sebagian dari populasi
36
37
menjadi sample penelitian berdasarkan pertimbangan peneliti. Sampel pada peneliti ini sebanyak 67 responden. 3. Teknik Sampling Teknik sampling merupakan cara pengambilan sample untuk memperoleh sampel yang benar-benar sesui dengan subjek penelitian. Teknik Sampling dalam penelitian ini yaitu menggunakan total sampling adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagi sampel (Sugiyono, 2018).
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau berdasarkan pengalaman seperti dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan (Imron, 2018). Pada penelitain ini variabel yang akan dilakukan penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel Dependen atau variabel terkait adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lain dan menjadi variabel akibat kerana dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas (Imron, 2018). Variabel dependen dalam penelitain ini adalah Tingkat Kecemasan. Sedangkan Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau menjadi sebab perubahan atau munculnya variabel terkait (Imron, 2018). Variabel independen dalam penelitaian ini adalah komplikasi, lama menderita, dukungan keluarga.
D. Waktu Dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada pasien diabetes mellitus tipe II di wilayah puskesmas pebayuran dilaksanakan mulai pada bulan Mei 2022 s/d Juli 2022. Penelitian ini dimulai dari tahap penyusunan proposal, seminar proposal,
38
dilanjutkan pengambilan data dilapangan hingga pada tahap pengolahan data dan penyusunan hasil serta pembahasan. 2. Tempat Penelitian Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitain adalah wilayah kerja puskesmas Pebayuran Kab. Bekasi, Kec. Pebayuran, Desa Kertajaya. Puskesmas pebayuran ini dipilih sebagai tempat penelitian karena sasaran dalam penelitian ini adalah pada masyarakat yang menderita diabetes mellitus tipe II.
E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Data Primer a. Responden diminta untuk mengisi surat persetujuan pengisian kuesioner dengan berisikan identitas responden, komplikasi Diabetes Mellitus, lamanya menderita Diabetes Mellitus b. Responden mengisi kuesioner Dukungan Keluarga c. Responden mengisi kuesioner Tingkat Kecemasan. 2. Data Sekunder Gambaran jumlah penderita Diabetes Mellitus yang didapatkan data dari Puskesmas Pebayuran.
F. Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah jenis kuantitatif, jenis data penelitian yang berupa angka atau bilangan (Imron, 2018). Adapun penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang dijabarkan sebagi berikut: 1. Data Primer Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung. Pada penelitian ini data primer diambil meliputi identitas responden, komplikasi Diabetes Mellitus, lamanya menderita Diabetes Mellitus serta kuesioner yang diberikan Dukungan Keluarga dan Tingkat Kecemasan.
39
40
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak kedua atau lain. Pada penelitian ini data sekunder yang diambil berupa gambaran mengenai jumlah penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Pebayuran.
G. Sumber Data Berdasarkan sumber data, terbagi menjadi data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini dijabarkan sumber data sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer yaitu responden menjawab pertanyaan yang disediakan oleh peneliti. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu berupa jurnal, sumber refrensi dan buku pendukung.
H. Instrumen Penelitian Instumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner, karena sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang laporan pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Kuesioner diberikan kepada responden yang menderita penyakit diabetes mellitus di wilayah puskesmas pebayuran. Pengisian kuesioner dilakukan setelah responden menyetujuinya. Dalam hal ini penelitian menggunakan kuesioner tertutup dimana alternatif jawaban yang telah disediakan. Namun sebelum semua itu disebarkan untuk kuesioner variabel independen harus diuji validitas dan relibilitasi dengan melakukan uji coba kuesioner dengan tujuan layak atau tidak untuk disebarkan pada saat penelitian. Uji validitas dan reliabilitas yang digunakan yaitu perangkat lunak statistik melalui komputer. Kuesioner dalam penelitian ini untuk diuji validitas dan reliabilitasinya diambil dari responden yang menderita penyakit diabetes mellitus di wilayah puskesmas pebayuran.
41
42
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar – benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah disusun mampu mengukur apa yang akan diukur (Notoatmodjo, 2018). Maka untuk penelitian ini akan diuji dengan uji korelasi antar skors (nilai tiap-tiap item pertanyaan dengan nilai skors total kuesioner) bila semua pertanyaan mempunyai korelasi yang bermakna (Crostruct Validity). Koefisien korelasi yang diperoleh masih harus diuji signifikansinya dengan membandingkan dengan tabel r. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r = (0,3), jadi jika korelasi antara butir dengan skore total kurang dari (0,3) maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2018). Untuk variabel dukungan keluarga dengan menggunakan kuesioner HDFSS telah dilakukan uji validitas oleh peneliti sebelumnya (Yusra, dalam Ety 2017) dan didapat nilai r = 0,006 – 0,745 sehingga instrumen dikatakan signifikan dan telah valid untuk digunakan dalam penelitian. Sedangkan tingkat kecemasan menggunakan kuesioner Zung Sel-Rating Anxiety Scale (ZSAS) yang telah dilakukan uji validitas oleh peneliti sebelumnya (Nur, 2016) dan didapat nilai r = 0,388 – 0,888 sehingga instrumen dikatakan signifikan dan telah valid untuk digunakan dalam penelitian. Hasil pengamatan pada ertabel didapatkan nilai dari sampel (N) = 30 responden dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,3610. Pada kuesioner HDFSS terdapat 29 item yang dimana 19 item valid dan 10 item tidak valid. Sehingga hanya terdapat 19 item yang akan di jadikan penelitian oleh peneliti. Jadi hasil pengamatan pada ertabel didapat nilai sampel (N) = 20 responden dengan tingkat signifikan 0,05 yaitu sebesar 0,444 Pada kuisioner tingkat kecemasan Zung Sel-Rating Anxiety Scale (ZSAS)
43
terdapat 20 item yang dikatakan valid oleh peneliti sebelumnya (Nur, 2016). Sehingga semua item yang akan di jadikan penelitian oleh peneliti. 2. Uji Realibilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian sebelumnya dengan kuesioner yang sama untuk penguji reliabilitas menggunakan sistem internal consistency yaitu melakukan uji coba instrumen satu kali saja, kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach. Menurut (Ety, 2017) syarat minimum koefisien korelasi yaitu 0,6 karena dianggap memiliki titik aman dalam penentuan reliabilitas instrumen dan juga secara umum banyak digunakan dalam penelitian. Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Dukungan Keluarga Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .746
29
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kecemasan Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
N of
Alpha
Alpha Based
Items
on Standardized Items .911
.912
20
Hasil uji reliabilitas pada instrumen dukungan keluarga oleh peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha = 0,912 lebih besar dari 0,6 artinya dapat diterima dan reliable. Sedangkan
44
pengukuran variabel tingkat kecemasan dengan kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAS) menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha = 0,911 lebih besar dari 0,6 artinya dapat diterima dan reliable. 3. Uji Normalitas Data Uji analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan standar skweness dengan standar error. Apabila data yang didapatkan berada antara – 2 sampai 2 artinya data berdistribusi normal, jadi cut of point yang digunakan adalah mean. Apabila data yang didapatkan < -2 dan > 2 artinya data berdistribusi tidak normal jadi cut of point yang digunakan adalah median. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi skor variabel. Variabel yang diuji adalah variabel dependen dan independen.
I. Pengolahan Data Kegiatan pengolahan data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data dilakukan. Menurut Imron (2018) dalam pengolahan data terdapat langkah – langkah yang ditempuh atau yang harus dilakukan antara lain yaitu: 1. Editing Data Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan lembar jawaban kuesioner terlebih dahulu, apakah susah sesuai yang diharapkan atau belum, yaitu dengan menggunakan melihat dan mengamati seluruh jawaban untuk memastikan pertanyaan/pernyataan menurut kuesioner telah terjawab semua, serta melihat kelengkapan agar tidak mengganggu pada proses pengolahan data berikutnya. 2. Coding Data Adalah suatu proses pemberian angka pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kuesioner, yang bertujuan untuk menelaah data mentah dan memudahkan dalam menganalisa.
45
3. Entry Data Langkah memasukan data hasil penelitian kedalam tabel berdasarkan atau sesuai dengan kriteria. 4. Scoring Data Scoring merupakan tahap pemberian nilai pda setiap pertanyaan untuk menentukan nilai keseluruhan hasil jawaban dari responden. Scoring pada kategori tiap variabel penelitian ini adalah: a. Scoring pada kuesioner dukungan keluarga 1) = 75 : dinyatakan baik jika nilai sama dengan 75 2) < 75 : kurang baik jika nilai kurang dari 75 b. Scoring pada kuesioner tingkat kecemasan 1) 20 – 40 = kecemasan ringan 2) 45 – 59 = kecemasan sedang 3) 60 – 74 = kecemasan berat 4) 75 – 80 = kecemasan panik 5. Prosecing Data Langkah ini jawaban dari masing – masing responded yang dalam bentuk kode kategori kemudian dimasukan kedalam tabel atau ke kolom – kolom dengan cara menghitung frekuensi data, memasukan data boleh dengan cara manual atau perangkat lunak statistic melalui komputer. Pada tahap ini, data – data yang sudah melalui proses coding dan editing dimasukan ke dalam program komputer agar dapat memudahkan untuk dianalisis. 6. Cleaning Data Cleaning data dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan analisis lebih lanjut. Dengan cara yaitu memeriksa kembali untuk memastikan bahwa data bersih dari kesalahan, baik salah dalam pengkodean maupun dalam membaca kode, dan diharapkan data tersebut benar-benar telah siap dianalisis.
46
J. Analisa Data Analisis data adalah pengelompokan data berdasarkan karakteristik responden, menyajikan data dari setiap variabel yang diselidiki dengan menggunakan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Analisis data dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji statistik. 1. Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis setiap variabel berdasarkan survei. Analisis ini biasanya hanya menggambarkan distribusi dan persentase masing-masing variabel tanpa mencapai kesimpulan yang bersifat umum (Ghozali,2018). Analisis Univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas (komplikasi, lama menderita diabetes dan dukungan keluarga), variabel terikat (tingkat kecemasan). Dengan rumus : Keterangan : F P=
x 100% n
Keterangan : P = Nilai yang didapat F = Skor yang didapat n = Skor maksimal 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis yang digunakan disesuaikan dengan rancangan penelitian yang digunakan dan skala data dari variabel yang diteliti karena variabel bebas dan variabel terikat bersekala ordinal maka analisis bivariat yang digunakan adalah uji statistik chi-square
47
(jenita, 2019). Berdasarkan aturan yang berlaku pada chi-square dengan cara pembacaan sebagai berikut : a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah “Fisher’s Exact Test” b. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka Uji yang dipakai sebaiknya “Continuity Correction (a)” c. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3 dsb, maka digunakan uji “Pearson Chi-Square” 3. Odds Ratio Hasil uji Chi-Square hanya dapat menyimpulkan ada atau tidaknya perbedaan proporsi antar kelompok mana yang memiliki resiko lebih besar terhadap kelompok lain. Penelitian yang menggunakan desain cross sectional adalah untuk mengetahui derajat hubungan dua variabel digunakan dengan odds ratio (OR). Nilai OR merupakan estimasi untuk terjadinya Out Come sebagai pengaruh adanya variabel independen. Perubahan suatu unit variabel independen akan menyebabkan perubahan sebesar nilai OR pada variabel independen, dan estimasi confidence interval (CI),OR ditetapkan pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun rumus odds ratio adalah : `
¿=
a .d b.c
OR = 1 : Artinya kelompok satu dengan kelompok lain, tidak ada perbedaan resiko. OR < 1 : Artinya kelompok satu memiliki efek proteksi atau perlindungan. OR > 1 : Artinya kelompok satu memiliki perbedaan dari kelompok lainnya.
48
K. Etika Penelitian Etika penelitian dalam pengumpulan data ini memiliki prinsip yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu prinsip kepentingan, prinsip penghormatan terhadap hak subjek, dan prinsip ketidakberpihakan (Nursalam, 2017). Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang mereka lakukan. Semua responden menerima surat masuk untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Menurut
penelitian
Hidayat
dalam
Azizah
(2018),
peneliti
harus
mempertimbangkan etika dalam penelitian sebagai berikut: 1. Informed Consent Informed consent merupakan bentuk kesepakatan antara peneliti dan responden bahwa mereka menyetujui untuk menjadi responden sebelum melakukan penelitian. Tujuan dari informed consent adalah untuk memberikan subjek pemahaman tentang maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. 2. Anonimitas (Tanpa Nama) Dalam penelitian ini, masalah etika adalah untuk memastikan penggunaan subjek penelitian dengan tidak menyebutkan nama. Untuk daftar alat ukur yang diberikan kepada responden, cukup dengan menuliskan kode atau hasil survei yang ditampilkan pada formulir pendataan. 3. Kerahasiaan Dalam penelitian ini, masalah etika adalah untuk menjamin kerahasiaan hasil penelitian, termasuk informasi dan hal – hal lain. Peneliti memastikan kerahasiaan semua informasi yang dikumpulkan dan hanya melaporkan temuan dari kumpulan data tertentu.
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Profile Puskesmas Pebayuran Secara administrativ puskesmas pebayuran termasuk kedalam wilayah kecamatan pebayuran yang terdiri dari 23 kecamatan di wilayah kabupaten bekasi dengan luas wilayah 8.00729 Ha. Yang etrdiri dari : Tanah sawah
: 6.827000 Ha
Tanah darat
: 758.000 Ha
Lain-lain
: 415,725 Ha
Yang terbagi atas 12 Desa dan 1 Kelurahan yakni Desa Bantarjaya, Kertajaya, Karangsegar,
Karanghaur, Karangharja,
Sumbersari, Karangreja,
Sumberreja,
Sumberurip,
Karangjaya,
Karangpatri,
Bantarsari, dan Kelurahan Kertasari. Batas-batas wilayah kecamatan pebayuran adalah sebagai berikut : Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kedungwaringin. Babelan Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukakarya. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cabangbungin. Jarak terjauh ke Puskesmas yaitu 7 km dan jarak terdekat yaitu 1 km dengan waktu tempuh terlama adalah 45 menit dan waktu tempuh tercepat adalah 10 menit dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh desa di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran relatif terjangkau. Penduduk sebagai sumber daya manusia merupakan potensi daerah yang paling penting. Tentu saja hal ini perlu didukung dengan kualitas yang memadai. Secara kuantitatif jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas pebayuran pada tahun 2021 adalah 79,978 jiwa yang terdiri dari 40,290 Laki-laki dan 39.688 jiwa perempuan.
49
50
2. Puskesmas Pebayuran Memiliki VISI DAN MISI Visi dan Misi Puskesmas Pebayuran adalah : VISI : “Mewujudkan Puskesmas Pebayuran yang bersih, indah, aman, tertib mengedepankan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat” MISI : Meningkatkan mutu sumber daya manusia demi kelangsungan program kesehatan. Makna : Sumber daya tenaga Puskesmas yang berkompeten Sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung setiap kegiatan. Meningkatkan mutu dan kinerja Puskesmas. Makna : Mempunyai posyandu unggulan/ percontohan disetiap desa. Terintegrasinya kegiatan puskesmas dengan kegiatan lintas sektor didalam wadah posyandu disetiap desa.
B. Hasil Analisa Data Hasil penelitian ini akan disajikan secara berurutan, mulai dari hasil analisa univariat sampai hasil analisa bivariat dan hasilnya sebagai berikut : 1. Hasil Analisa Univariat Hasil Analisa Univariat menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, komplikasi, lama menderita, dukungan keluarga, tingkat kecemasan. Datadata penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
51
a. Jenis Kelamin Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin (n=67) Kategori
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Laki – Laki
21
31,3%
Perempuan
46
68,7%
Total
67
100,0%
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran hasil frekuensi menurut jenis kelamin pada perempuan sebanyak 46 orang atau 68,7%. Sedangkan jumlah pada laki-laki yaitu sebanyak 21 orang atau 31,3%. b. Usia Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia (n=67) Kategori
Frekuensi (n)
Presentase (%)
41 – 50
39
58,2%
51 – 60
28
41,8%
Total
67
100,0%
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel 5.2 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran didapatkan responden yang usianya 41-50 tahun berjumlah 39 orang atau 58,2%, sedangkan responden yang berusia 51-60 tahun berjumlah 28 orang atau 41,8%.
52
c. Komplikasi Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Komplikasi (n=67) Kategori
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Tidak Komplikasi
27
40,3%
Komplikasi
40
59,7%
Total
67
100,0%
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran hasil frekuensi menunjukan bahwa yang tidak memiliki komplikasi berjumlah 27 orang atau 40,3%, sedangkan yang memiliki komplikasi sebanyak 40 orang atau 59,7%. d. Lama Menderita Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Menderita (n=67) Kategori
Frekuensi (n)
Presentase (%)
> 10 tahun
20
29,9%
5 – 10 tahun
22
32,8%
< 5 tahun
25
37,3%
Total
67
100,0%
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel 5.7 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran menunjukan bahwa hasil lama menderita > 10 tahun berjumlah 20 orang atau 29,9%, sedangkan lama menderita yang 5 – 10 tahun berjumlah 22 orang atau 32,8%, dan lama menderita yang < 5 tahun berjumlah 25 orang atau 37,3%.
53
e. Dukungan Keluarga Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga (n=67) Kategori
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Baik
33
49,3%
Tidak Baik
34
50,7%
Total
67
100,0%
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel 5.8 diatas diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran menunjukan bahwa hasil yang mendapat dukungan keluarga berjumlah 33 orang atau 49,3%, Sedangkan responden yang tidak mendapat dukungan keluarga baik berjumlah 34 orang atau 50,7%. f. Tingkat Kecemasan Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Kecemasan (n=67) Kategori
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Ringan
22
32,8%
Sedang
27
40,3%
Berat
18
26,9%
Total
67
100,0%
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel 5.5 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran hasil frekuensi menurut tingkat kecemasan ringan berjumlah 22 orang atau 32,8%, sedangkan tingkat kecemasan sedang berjumlah 27 orang atau 40,3%, dan tingkat kecemasan berat sebanyak 18 orang atau 26,9%.
54
2. Hasil Analisa Bivariat Analisa data bivariat adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui suatu hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Pada analisa data bivariat ini dilakukan dengan uji pada (α = 0,05) yaitu Chi Square untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Berikut disajikan hasil uji ChiSquare hasil analisa bivariat. Ha gagal ditolak : a. Ada hubungan antara komplikasi dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. b. Ada hubungan antara lama menderita dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. c. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. Ha ditolak : a. Tidak ada hubungan antara komplikasi dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. b. Tidak ada hubungan antara lama menderita dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran. c. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Puskesmas Pebayuran
55
a. Hubungan Antara Komplikasi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Tabel 5.10 Hubungan Antara Komplikasi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran (n=67) Tingkat Kecemasan Komplikasi
Ringan
Sedang
Total
Berat
n
%
n
%
n
%
n
%
11
40,7%
6
22,2%
10
37,0%
27
100,0%
Komplikasi
11
27,5%
21
52,5%
8
20,0%
40
100,0%
Total
22
32,8%
27
40,3%
18
26,9%
67
100,0%
Tidak Komplikasi
P
0,044
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan pada tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran dapat diketahui bahwa responden yang tidak memiliki komplikasi cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan sebanyak 11 orang atau (40,7%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 6 orang atau (22,2%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 10 orang atau (37,0%). Sedangkan yang memiliki komplikasi cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan sebanyak 11 orang atau (27,5%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 21 orang atau (52,5%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 8 orang (20,0%). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan chisquare menunjukan nilai P= 0,044 < α = 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil kesimpulan secara statistic bahwa ada hubungan antara komplikasi dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran.
56
b. Hubungan Antara Lama Menderita Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Tabel 5.11 Hubungan Antara Lama Menderita Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Pebayuran (n=67) Lama Menderita
Tingkat Kecemasan Ringan
Sedang
Total
Berat
n
%
n
%
n
%
n
%
> 10 Tahun
14
56,0%
6
24,0%
5
20,0%
25
100,0%
5-10 Tahun
3
13,6%
19
86,4%
0
00,0%
22
100,0%
< 5 Tahun
5
25,0%
2
10,0%
13
65,0%
20
100,0%
Total
22
32,8%
27
40,3%
18
26,9%
67
100,0%
P
0,000
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan pada tabel 5.7 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran dapat diketahui bahwa responden lama menderita lebih dari 10 tahun cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan sebanyak 14 orang atau (56,0%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 6 orang atau (24,0%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 5 orang (20,0%). Sedangkan responden dengan lama menderita 5-10 tahun cenderung memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 3 orang atau (13,6%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 19 orang atau (86,4%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 0 orang atau (00,0%). Dan responden dengan lama menderita kurang dari 5 tahun cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan sebanyak 5 orang (25,0%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 orang atau (10,0%),dan tingkat kecemasan berat sebnyak 13 orang atau (65,0%). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan chisquare menunjukan nilai P= 0,000 < α = 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil kesimpulan secara statistic bahwa ada hubungan antara lama menderita dengan tingkat kecemasan
57
pada penderita diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran. c. Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 Tabel 5.12 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tiper II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran (n=67) Tingkat Kecemasan
Dukungan
Ringan
Keluarga Baik (Mendukung) Tidak Baik (Tidak Mendukung) Total
Sedang
Total
Berat
n
%
n
%
n
%
N
%
12
36,4%
18
54,5%
3
9,1%
33
100,0%
P
0,004 10
29,4%
9
26,5%
15
44,1%
34
100,0%
22
32,8%
27
40,3%
18
26,9%
67
100,0%
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan pada tabel 5.8 diatas menunjukan bahwa dari 67 responden diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran dapat diketahui bahwa responden yang yang mendapat dukungan keluarga (Baik) cenderung memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 12 orang atau (36,4%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 18 orang atau (54,5%) dan tingkat kecemasan berat sebanyak 3 orang atau (9,1%). Sedangkan yang tidak mendapat dukungan keluarga (Tidak baik) cenderung memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 10 orang atau (29,4%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 orang atau (26,5%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 15 orang atau (44,1%). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan chisquare menunjukan nilai (P= 0,004) (< α = 0,05) yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil kesimpulan secara statistic bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
58
kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran.
BAB VI PEMBAHASAN A. Keterbatasan Peneliti Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data primer secara langsung dari responden melalui tatap muka. Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan peneliti, baik dalam mengumpulkan bahan materi, biaya untuk penelitian, mengumpulkan responden agar bersedia mengisi kuesioner penelitian melalui tatap muka. Karena keterbatasan waktu maupun dalam pengolahan data, akan tetapi dalam hal ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai cara dan usaha untuk mendapatkan hasil penelitian yang sempurna. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang telah disediakan alternatif jawaban (jawaban tertutup) sehingga jawaban responden kurang sesuai dengan yang di harapkan peneliti bila dibandingkan dengan pertanyaan terbuka. Kualitas jawaban responden tergantung dari kejujuran responden dalam menjawab setiap pertanyaan atau pernyataan sehingga bisa saja terdapat bias karena responden menjawab sesuai dengan keinginan responden
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Frekuensi jenis kelamin dan usia Hasil uji statistic jenis kelamin didapatkan dari 67 responden penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran. Didapatkan sebagian besar responden dengan jenis kelamin perempuan yang mengalami diabetes mellitus terjadi pada perempuan sebanyak 46 orang atau (68,7%) dibandingkan dengan responden dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 21 orang atau (31,3%). Hal ini sejalan dengan hasil Riskesdas tahun 2018 bahwa prevelensi diabetes mellitus lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki
59
60
hal ini dikarenakan perempuan lebih mudah mengalami stress serta mengalami
peningkatan
berat
badan
karena
terlalu
sering
mengkonsumsi makanan manis dibandingkan dengan laki-laki dan pada perempuan pasca-menopous lemak didalam tubuh mudah menyebabkan penimbunan lemak tubuh akibat proses hormon (Rosita et al., 2022). Sedangkan hasil uji statistic pada kelompok usia didapatkan dari 67 responden penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran. Didapatkan sebagian besar terjadi direntang usia 41-50 tahun yang berjumlah 39 orang atau (58,2%). Dibandingkan dengan responden berusia 51-60 tahun yang berjumlah 28 orang atau (41,8%). Hal ini sejalan dengan hasil Rikesdas tahun 2018 bahwa prevelensi diabetes mellitus menurut kelompok beresiko tinggi pada usia 40-55 tahun diabetes mellitus akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia, hal ini disebabkan karena manusia mengalami penurunan fisiologis dan faktor degeneratif pada tahap penuaan yang menyebabkan menurunnya sensitivitas insulin serta juga dapat menurunnya fungsi tubuh untuk metabolisme glukosa setelah usia 40 tahun. Diabetes berkembang setelah memasuki usia rentan, dan semakin tua, semakin tinggi resiko terkena diabetes mellitus terutama pada usia 45 tahun dengan usia (kelompok beresiko tinggi) (Gunawan & Rahmawati, 2021). b. Komplikasi Berdasarkan hasil uji statistic variabel dari 67 responden penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran. Yang memiliki komplikasi sebanyak 40 orang atau 59,7% .dan yang tidak memiliki komplikasi berjumlah 27 orang atau 40,3%. Komplikasi diabetes mellitus dapat didefinisikan sebagai kondisi seseorang yang mengidap dua atau lebih penyakit atau kondisi yang kronis. Sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik dan prilaku atau gaya hidup
61
seseorang. Penyakit kronis akibat komplikasi dari diabetes dapat diklasifikasikan Komplikasi
sebagai
mikrovaskuler
mikrovaskuler termasuk
dan
kerusakan
makrovaskuler. sistem
saraf
(neuropati), kerusakan sistem ginjal (nefropati) dan kerusakan mata (retinopati). Sedangkan, komplikasi makrovaskular termasuk penyakit jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer. Penyakit pembuluh darah perifer dapat menyebabkan cedera yang sulit tidak sembuh, gangren, bahkan amputasi. Komplikasi yang lain termasuk kerusakan gigi, penurunan resistensi infeksi seperti influenza dan pneumonia, makrosomia dan komplikasi saat melahirkan. Komplikasi penyakit ini berhubungan dengan kemunculan penyakit kronis berbahaya lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, kebutaan akibat retinopati, glaukoma, katarak, gagal ginjal, impotensi pada pria serta kecacatan akibat luka yang sulit disembuhkan (Rosyada, 2019). c. Lama menderita Berdasarkan hasil uji statistic variabel dari 67 responden penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran. Yang dikategorikan lama menderita > 10 tahun berjumlah sebanyak 25 orang atau 37,3%, dan kategori yang lama menderita 5-10 tahun tahun berjumlah 22 orang atau 32,8%, sedangkan yang lama menderita < 5 tahun berjumlah 20 orang atau 29,9%. Diabetes adalah penyakit di mana kadar gula darah meningkat karena ketidakmampuan tubuh untuk melepaskan atau menggunakan insulin secara memadai. Di antara faktor-faktor yang cenderung mempengaruhi perilaku kesehatan adalah lamanya menderita. Lamanya penyakit berhubungan dengan usia pasien pertama kali didiagnosis diabetes, semakin muda usia pasien semakin lama menderita nyeri (Bertalina & Purnama, 2018). Semakin lama seseorang menderita DM, semakin besar kemungkinan untuk mengalami hiperglikemia kronis, yang pada akhirnya akan
62
menimbulkan komplikasi DM berupa retinopati, penyakit ginjal, penyakit
arteri
koroner, dan
ulkus
diabetikum. Durasi
DM
menyebabkan hiperglikemia persisten. Hiperglikemia yang berlanjut memulai timbulnya hiperglikemia, suatu kondisi di mana sel dibanjiri glukosa. Trombositemia kronis akan mengubah homeostasis biokimia sel-sel ini, yang pada gilirannya cenderung menginduksi perubahan mendasar dalam pembentukan komplikasi kronis DM.(Suryati et al., 2019). d. Dukungan keluarga Berdasarkan hasil uji statistic variabel dari 67 responden penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran. Yang menunjukan bahwa hasil yang mendapat dukungan keluarga baik berjumlah 33 orang atau 49,3%. Sedangkan yang tidak mendapat dukungan keluarga berjumlah 34 orang atau 50,7%. Dukungan keluarga merupakan faktor yang paling penting untuk membantu individu menghadapi masalah kesehatan, ketika seorang anggota keluarga terkena masalah terutama masalah kesehatan, peran keluarga adalah memberikan perawatan vital bagi anggota keluarga yang sakit untuk mencapai kesehatan yang optimal (Rahmi et al., 2020). Untuk itu, dukungan keluarga merupakan kegiatan dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga agar orang yang terkena dampak merasa diperhatikan dan dihargai oleh keluarganya karena mendapat bantuan dari orang lain yang dianggap penting dalam hidupnya. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa individu dengan dukungan keluarga yang baik lebih optimis terhadap kehidupannya dan lebih mudah dalam menghadapi masalah yang dihadapinya (Patel, 2019). e. Tingkat kecemasan Berdasarkan hasil uji statistic variabel dari 67 responden penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran.
63
Menunjukan hasil yang dikategorikan menurut tingkat kecemasan ringan sebanyak berjumlah 22 orang atau 32,8%, sedangkan hasil tingkat kecemasan sedang berjumlah 27 orang atau 40,3%, dan tingkat kecemasan berat dengan hasil sebanyak 18 orang atau 26,9%. Kecemasan adalah suatu kondisi yang membuat seseorang merasa tidak aman, cemas, gelisah, takut dan tidak nyaman dengan berbagai keluhan fisik. Kecemasan dikaitkan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Selanjutnya menurut (Kaju et al., 2020). Kecemasan dapat terlihat ketika seseorang mengalami perasaan gugup atau takut mengikuti pengalaman yang sulit dalam hidupnya. Reaksi psikologis terhadap kecemasan dapat bermanifestasi sebagai perasaan cemas, takut, dan perasaan negatif. Penderita diabetes jika mengalami kecemasan akan mengalami gangguan fisiologis seperti perasaan cemas, detak jantung lebih cepat, keringat dingin, terkadang sesak napas, lemas dan kurang motivasi, gelisah dalam makan dan tidur. . hal-hal yang dia pikir berbahaya, terutama ketika dia berpikir tentang kematian (Supriatna et al., 2022). 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Antara Komplikasi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran. Berdasarkan hasil Analisa tabel penelitian yang dilakukan sebanyak 67 responden mengenai komplikasi dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran. Responden yang tidak memiliki komplikasi cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan sebanyak 11 orang atau (40,7%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 6 orang atau (22,2%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 10 orang atau (37,0%). Sedangkan yang memiliki komplikasi cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan sebanyak 11 orang atau (27,5%), tingkat
64
kecemasan sedang sebanyak 21 orang atau (52,5%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 8 orang (20,0%). Berdasarkan hasil analisa uji chi-square didapat nilai P= 0,044 < α = 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil kesimpulan secara statistic bahwa ada hubungan antara komplikasi dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran. Komplikasi ini merupakan gabungan dari beberapa penyakit yang ada dalam tubuh manusia yang disebabkan oleh penyakit lama, seperti diabetes yang dapat menyebabkan penyakit hati, kemudian berubah menjadi sirosis yang dapat menyebabkan penyakit jantung, kebutaan, gangguan saraf (neuropati), gagal ginjal, gangren, penyakit jantung, penyakit jantung koroner, stroke, dll. Komplikasi yang dihadapi penderita diabetes antara lain kebutaan, kerusakan saraf, gagal ginjal, gangren, dan stroke. Pasien dengan diabetes berada pada peningkatan risiko ulserasi atau gangren dan pada peningkatan risiko amputasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan (Maulasari, 2017). Pandangan interpersonal menyatakan bahwa kecemasan berasal dari perasaan takut ketika ada kurangnya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga dikaitkan dengan perkembangan trauma seperti perpisahan dan kehilangan, yang menyebabkan kelemahan tertentu. Kecemasan yang terus menerus dapat meningkatkan kadar gula darah yang akan berpengaruh dalam proses kesembuhan dan menghambat aktivitas kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai teori bahwa kecemasan merupakah hal yang tidak mudah dihadapi oleh penderita diabetes mellitus dan jika tidak diatasi akan menimbulkan berbagi komplikasi (Soegondo, 2007). Selain itu, tingkat kecemasan yang terjadi pada pasien diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh ketakutan pribadi terhadap komplikasi yang mungkin muncul akibat dari penyakit yang dialaminya (Mahmuda dkk, 2016). Hal ini membuktikan bahwa
65
penderita DM tanpa komplikasi juga dapat mengalami kecemasan. Jika kecemasan ini tidak di tanggulangi maka gula darah akan tinggi dan menyebabkan risiko munculnya komplikasi. Sedangkan, data DM dengan komplikasi yang diperoleh saat penelitian didapatkan 21 responden (55,3%) yang mengalami kecemasan. Hal ini diperkuat dengan analisis butir kuesioner yang menunjukkan responden mengalami keringat yang berlebihan, detak jantung yang meningkat walaupun tidak melakukan aktivitas, dan merasa lemas. Kecemasan dikaitkan dengan proses metabolisme yang buruk dan meningkatnya komplikasi pada penderita DM tipe 2 (Bickett & Tapp, 2017). Hal ini diperkuat dengan Wiyadi, Rina & Junita (2018) yang mengatakan bahwa pasien yang mengalami diabetes mellitus terutama diabetes mellitus kronik dapat menimbulkan kecemasan terutama pada penderita diabetes mellitus yang sudah timbul komplikasi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kecemasan muncul dikarenakan metabolism yang buruk dan adanya komplikasi yang diderita oleh responden. Berdasarkan analisis peneliti menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara komplikasi dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus dipuskesmas pebayuran karena penelitian ini menunjukkan bahwa masalah kecemasan pada penderita diabetes adalah masalah yang rumit. Dipengaruhi oleh sejumlah faktor, semua pasien diabetes umumnya khawatir tentang apa pun yang berhubungan dengan penyakit mereka, misalnya kecemasan tentang komplikasi, kecemasan tentang penyakit yang tidak kunjung sembuh, semua karena fakta bahwa penderita diabetes percaya bahwa diabetes adalah penyakit yang mematikan. Penyakit, karena menunjukkan ada tidaknya komplikasi dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada penderita diabetes.
66
b. Hubungan Antara Lama Menderita Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran Berdasarkan hasil Analisa tabel penelitian yang dilakukan sebanyak 67 responden mengenai lamanya menderita dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran. Diketahui responden yang lama menderita lebih dari 10 tahun cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan sebanyak 14 orang atau (56,0%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 6 orang atau (24,0%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 5 orang (20,0%). Sedangkan responden dengan lama menderita 5-10 tahun cenderung memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 3 orang atau (13,6%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 19 orang atau (86,4%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 0 orang atau (00,0%). Dan responden dengan lama menderita kurang dari 5 tahun cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan sebanyak 5 orang (25,0%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 orang atau (10,0%),dan tingkat kecemasan berat sebnyak 13 orang atau (65,0%). Berdasarkan hasil analisa uji chi-square menunjukan nilai P= 0,000 < α = 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil kesimpulan secara statistic bahwa ada hubungan antara lama menderita dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran. Diabetes adalah penyakit kronis, membutuhkan pengobatan dan perawatan jangka panjang, bahkan menemani hidup pasien. Kondisi ini tentunya dapat menimbulkan kejenuhan pada diri pasien. Oleh karena itu, selain memperhatikan masalah fisik, penting untuk memperhatikan faktor psikologis penderitanya (Fatimah RN, 2019). Disimpulkan bahwa seseorang yang baru mengenal penyakitnya akan merasa cemas akan penyakitnya. Hal ini karena penderita diabetes masih perlu melakukan penyesuaian gaya hidup secara teratur, termasuk pola
67
makan, aktivitas fisik dan obat-obatan, di antara alasan lain mengapa diabetes dapat menyebabkan kecemasan. Gula adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Hal inilah yang membuat khawatir pasien baru karena ketakutan mereka tidak dapat menerapkan pola hidup sehat secara teratur dan kurangnya pengalaman mereka dalam beradaptasi dengan gaya hidup baru. Sebaliknya, seseorang yang sudah lama mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes cenderung tidak khawatir karena telah berpengalaman dalam melakukan penyesuaian gaya hidup dan sudah lama harus mengobati penyakit yang akan dijalaninya, sehingga ia mulai menderita diabetes, mungkin lebih adaptif untuk mengelola penyakitnya daripada seseorang yang tidak sadar dan baru mengenal penyakitnya. Hal ini sesuai dengan penelitian (Maulasari, 2020) yang menjelaskan bahwa kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri meningkat jika telah lama hidup sebagai penderita diabetes, sehingga tingkat kecemasannya lebih pendek dibandingkan seseorang yang sudah lama menderita diabetes (Maulasari, 2020). Diperkuat menyebutkan
dengan
terdapat
peneliti 64%
(Noor
pasien
Diani
diabetes
et
al.,
mellitus
2022) dengan
pendidikan menengah ke bawah. Hal ini berkaitan dengan tingkat pemahaman
seseorang
terhadap
penyakit
yang
diderita
dan
penanggulangannya. Selain itu, menurut karakteristik lama menderita di dapatkan hasil bahwa semakin lama menderita makan semakin lama durasi diabetes mellitus. Durasi lamanya diabetes melitus yang diderita ini dikaitkan dengan resiko terjadinya beberapa komplikasi yang timbul sesudahnya. Faktor utama pencetus komplikasi pada diabetes melitus selain durasi atau lama menderita adalah tingkat keparahan diabetes. Berdasarkan analisis peneliti menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara lama menderita dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 disebabkan karena adanya
68
kecemasan bahwa diabetes tidak dapat disembuhkan. Semakin lama seseorang menderita diabetes, semakin besar kemungkinan mereka berpikir bahwa durasi diabetes mempengaruhi kemampuan pasien sendiri untuk memahami kondisi mereka sendiri dan mengelola kondisi mereka, dan dapat mencegah munculnya kecemasan itu sendiri. c. Hubungan
Antara
Dukungan
keluarga
Dengan
Tingkat
Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran Berdasarkan hasil Analisa tabel penelitian yang dilakukan sebanyak 67 responden mengenai lamanya menderita dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah puskesmas pebayuran. Dapat diketahui bahwa responden yang mendapat dukungan keluarga (Baik) cenderung memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 12 orang atau (36,4%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 18 orang atau (54,5%) dan tingkat kecemasan berat sebanyak 3 orang atau (9,1%). Sedangkan yang tidak mendapat dukungan keluarga (Tidak baik) cenderung memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 10 orang atau (29,4%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 orang atau (26,5%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 15 orang atau (44,1%). Berdasarkan hasil analisa uji chi-square menunjukan nilai P= 0,004 < α = 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diambil kesimpulan secara statistic bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 diwilayah puskesmas pebayuran. Dukungan keluarga merupakan bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan
anggota keluarga,
berupa dukungan informasional, dukungan alat, dan dukungan emosional (Erda et al., 2021). Dukungan keluarga dapat berupa
69
dukungan sosial dari dalam, seperti dukungan dari suami, istri, atau dukungan saudara kandung, dan dapat juga berupa dukungan keluarga di luar keluarga inti.. Hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Erda et al., 2021) Kurangnya dukungan keluarga terhadap penderita diabetes tipe 2 menyebabkan peningkatan kecemasan, dan tingkat kecemasan dapat mempengaruhi status penderita diabetes tipe 2 (Pamungkas et al., 2017). Hubungan keluarga dapat menjadi sumber dukungan yang penting bagi penderita diabetes, dan kedekatan dengan keluarga dipertahankan untuk perawatan diabetes. Menurut fungsinya, keluarga bertanggung jawab atas pangan dan pemeliharaan kesehatan. Dukungan keluarga meliputi dukungan tatap muka, pemberian informasi yang dibutuhkan, dan pujian sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian. Perlu disadari bahwa hidup dengan diabetes melitus dapat memberikan beban psikososial bagi penderita maupun anggota keluarganya. Respon psikologis yang negatif terhadap diagnosis bahwa seseorang mengidap penyakit ini dapat berupa penolakan atau tidak mau mengakui kenyataan, marah, merasa berdosa, cemas dan depresi sejalan dengan penelitian (Afifah et al., 2020), Menyatakan bahwa hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan yang mengalami Diabetes Mellitus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya dukungan dari keluarga membantu menurunkan kecemasan sehingga disarankan untuk keluarga agar tetap memberikan dukungan kepada penderita yang mengalami diabetes. Selain perubahan tersebut jika penderita diabetes melitus telah mengalami komplikasi maka akan menambah kecemasan pada penderita karena dengan adanya komplikasi akan membuat penderita mengeluarkan lebih banyak biaya, pandangan negatif tentang masa depan, dan lain-lain Berdasarkan analisis peneliti menyimpulkan bahwa adanya dukungan keluarga berupa motivasi dari keluarga untuk melakukan
70
kontrol gula darah secara rutin, mendukung pola hidup sehat, dan peran keluarga untuk mendampingi serta mengantar responden saat kontrol yang membuat responden merasa lebih tenang dan mmeiliki semangat yang besar untuk melakukan kontrol gula darah secara rutin. Oleh karena itu prasaan hawatir dan cemas akibat penyakit diabetes mellitus menjadi tidak dirasakan oleh responden.
BAB VII KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus tipe II diwilayah puskesmas pebayuran dapat diambil kesimplan bahwa : 1. Analisa Univariat Pada penelitian ini didapatkan sebagian besar responden berada pada kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 39 orang atau 58,2%, dengan jenis kelamin terbanyak yaitu pada perempuan sebanyak 46 orang atau 68,7%. Sedangkan responden yang memiliki komplikasi sebanyak 40 orang atau 59,7% sebagian besar responden telah menderita diabetes mellitus tipe 2 kurang lebih selama 5 tahun yang berjumlah sebanyak 25 orang atau 37,3%, Sedangkan responden yang tidak memiliki komplikasi sebanyak 27 orang atau 40,3% dan sering mendapat dukungan keluarga baik sebanyak 33 orang atau 49,3%, sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 22 orang atau 32,8%. 2. Analisa Bivariat Ada hubungan yang signifikan antara komplikasi, lama menderita, dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan di puskesmas pebayuran dengan hasil yang memiliki komplikasi dengan nilai ρ-value (0,044), lama menderita dengan nilai ρ-value (0,000), dukungan keluarga dengan nilai ρvalue (0,004). Yang keseluruhan hasil nilai ρ-value lebih kecil dari α (0,05) dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
B. Saran 1. Bagi Program Studi Dan Instansi Kesehatan Disarankan bagi program studi bahwa penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dan dapat menambah
71
72
wawasan yang luas untuk ilmu keperawatan salah satunya tentang keperawatan komunitas. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi penelitian berikutnya mengenai hal yang sama secara mendalam dan dapat menambah jumlah responden serta menggunakan metodelogi penelitian yang berbeda. 3. Bagi Instansi Kesehatan Puskesmas pebayuran diharapkan untuk memberikan pelayanan konseling terkait pengaruh lama menderita dan komplikasi terhadap tingkat kecemasan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yaitu dengan memberikan motivasi agar kecemasan bisa diatasi dengan mudah sehingga pasien tetap sehat 4. Bagi Responden (Masyarakat) Diharapkan bagi responden yang menderita diabetes mellitus atau tidak harus lebih semangat menjalani hidup sehat, selalu rutin kontrol gula darah dan selalu rutin minum obat. Diharapkan bagi keluarga untuk bisa mengontrol emosi penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan selalu memberikan perhatian, motivasi, dukungan dan mendengarkan setiap curahan hati penderita tentang kondisi kesehatannya agar penderita tidak merasa cemas dan lebih tenang dalam menghadapi penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA Afifah, Y. N., Rokayah, C., & Fazriana, E. E. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia yang Mengalami Diabetes Melitus. Jurnal Ners Widya Husada, 4(2), 53–56. http://stikeswh.ac.id:8082/journal/index.php/jners/article/view/313 Bertalina, B., & Purnama, P. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2), 329. https://doi.org/10.26630/jk.v7i2.211 Budiarti, N. R. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Diit pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Ruang Hemodialisa RS Sentra Medika Cibinong 2018. Derek, M., Rottie, J., & Kallo, V. (2017). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Rumah Sakit Pancaran Kasih Gmim Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 5(1), 105312. Di, B., Pandemi, M., Lutfiana, N., Studi, P., Keperawatan, S., Suherman, U. M., Industri, R., Jababeka, P., Utara, C., Barat, J., Sartika, N. A., Kes, S. K. M., Studi, P., Keperawatan, S., & Medika, U. (n.d.). Pendahuluan Kecemasan dapat terjadi disetiap Metode Jenis penelitian yang digunakan Hasil. Diabetes, D. (n.d.). HARI DIABETES SEDUNIA TAHUN 2018. Dinas Kesehatan Kab. Berau. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Berau. Kemenkes RI, 2013–2015. Erda, R., Novitri, W., Gemini, S., & Yunaspi, D. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan Mercusuar, 4(2), 82–86. https://doi.org/10.36984/jkm.v4i2.250 Fatimah RN. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 4(1), 93–101. Fitri, D., & Ifdil, A. &. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia). 5(2). http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
73
74
GINA. (2020). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2015. (2015). PB PERKENI. Global Initiative for Asthma, 46. www.ginasthma.org. Gunawan, S., & Rahmawati, R. (2021). Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok Tahun 2019. ARKESMAS (Arsip Kesehatan Masyarakat), 6(1), 15–22. https://doi.org/10.22236/arkesmas.v6i1.5829 Hensarling, J. (2009). Development and Psychometric Testing. Dissertation, May. Kaju, M. N., Mariyanti, S., Psikologi, F., & Esa, U. (2020). Perbedaan Kecemasan Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau Dari Jenis Kelamin. PERBEDAAN KECEMASAN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DARI JENIS KELAMINj, 1(2017), 153–161. Keluarga, D., & Kecemasan, T. (2020). PROFIL TINGKAT KECEMASAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK LANSIA. XIV, 114–121. Kementrian kesehatan republik indonesia. (2020). Tetap Produktif, Cegah Dan Atasi Diabetes Mellitus. In pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Keperawatan, F., Kebidanan, D. A. N., Nahdlatul, U., & Surabaya, U. (2019). Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Sistem Endokrin ( Diabetes Millitus ). 1130016152. Khan, P., Qayyum, N., Malik, F., Khan, T., Khan, M., & Tahir, A. (2019). Incidence of Anxiety and Depression Among Patients with Type 2 Diabetes and the Predicting Factors. Cureus, 11(3). https://doi.org/10.7759/cureus.4254 Komariah, K., & Rahayu, S. (2020). Hubungan Usia, Jenis Kelamin Dan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Klinik Pratama Rawat Jalan Proklamasi, Depok, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, Dm, 41–50. https://doi.org/10.34035/jk.v11i1.412 Lestari, L., Zulkarnain, Z., & Sijid, S. A. (2021). Diabetes Melitus: Review
75
etiologi, patofisiologi, gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. Prosiding Seminar Nasional Biologi, 7(1), 237–241. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24229 Ludiana, L. (2017). Hubungan Kecemasan Dengan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Bantul Kec. Metro Selatan Kota Metro. Jurnal Wacana Kesehatan, 2(1), 5. https://doi.org/10.52822/jwk.v2i1.39 Luis, F., & Moncayo, G. (n.d.). No2018 Title. Bahan Ajar Rekam Medis Dan Informasi Mahmudah, N. laily, Thohirun, & Prasetyowati, I. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Nusantara Medika Utama. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa, 1(1), 1–7. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/77360/Nur Laily Mahmuda.pdf?sequence=1 Maulasari, Y. (2017). Tingkat Kecemasan pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3), 84–94. Njotomulio, A. M., & Pramadi, A. (2021). Studi Kasus Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Ditinjau dari Protection Motivation Theory. Insight : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 17(1), 37–46. https://doi.org/10.32528/ins.v17i1.2131 Noor Diani, Choiruna, H. P., Aprilyani, O., Ilham, A. M., & Noor, M. F. (2022). Tingkat Kecemasan Dan Mekanisme Koping Pada Penderita Diabetes. 7(April), 119–125. Nuraisyah, F. (2018). Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 13(2), 120–127. https://doi.org/10.31101/jkk.395 Nurayati, L., & Adriani, M. (2017). Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Amerta Nutrition, 1(2), 80. https://doi.org/10.20473/amnt.v1i2.6229 Patel. (2019). No Title No Title No Title. 09(01), 9–25.
76
Rahmi, H., Malini, H., & Huriani, E. (2020). Peran Dukungan Keluarga Dalam Menurunkan Diabetes Distress Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(4), 127–133. https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1129 Rosita, R., Kusumaningtiar, D. A., Irfandi, A., Ayu, I. M., Studi, P., Masyarakat, K., Kesehatan, F. I., Esa, U., & Barat, K. J. (2022). Aktivitas Fisik Lansia Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang. 10, 364–371. Rosyada, A. dkk. (2013). Determinan Komplikasi Kronik Diabetes Melitus pada Lanjut Usia Determinan of Diabetes Mellitus Chronic Complications on Elderly. Departemen Biostatistika Dan Ilmu Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 7, 395–401. Saqila, R. L., & Muflihatin, S. K. (2021). Hubungan Kecemasan Dengan Manajemen Diri Pada Penderita Diabetes Mellitus. Borneo Student Research, 2(2), 738–746. Supriatna, A. M., Avianti, N., & Desmaniarti, Z. (2022). KECEMASAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 : Type 2 Diabetes Mellitus ’ Patient Anxiety : Study Literature Review. 2(1), 44–50. Suryati, I., Primal, D., & Pordiati, D. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Lama Menderita Diabetes Mellitus (Dm) Dengan Kejadian Ulkus Diabetikum Pada Pasien Dm Tipe 2. JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health Journal), 6(1), 1–8. https://doi.org/10.33653/jkp.v6i1.214 Syarifudin, A. (2020). No Tingkat Kecemasan Pada Penderita Diabetes Mellitus Title. 2507(February), 1–9. Tjahjono, H. D. (2019). Analisis Kejadian Komplikasi Akut dan Kronis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe-2. Jurnal Keperawatan, 8(1), 37–41. https://doi.org/10.47560/kep.v8i1.88
77
LAMPIRAN
78
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
79
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Kesbangpol
80
Lampiran 3. Surat Balasan Puskesmas Pebayuran
81
Lampiran 4. Bukti Bimbingan
BUKTI BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN TAHUN AKADEMIK 2021/2022 NAMA
: Putri Nurfadilah
NIM
: 010318510
JUDUL SKRIPSI
:Faktor-Faktor Tingkat Mellitus
Yang
Berhubungan
Dengan
Kecemasan Pada Pasien Diabetes Tipe
II
DiWilayah
Puskesmas
Pebayuran DOSEN PEMBIMBING
: Bapak Ns. Yana Setiawan SKM., S.Kep.,
M.Kep. No
1.
2.
Hari/ Tanggal
Senin, 11 April 2022
Rabu, 20 April 2022
Pokok Bahasan Dosen Pembimbing Pengajuan judul dan fenomena Dosen pembimbing
ACC Judul tambahan BAB I
Masukan/ Saran
- Revisi judul, perkuat fenomena setempat
- Untuk Latar belakang tambahkan terkait kecemasan pada DM, sehingga dapat menguatkan ketertarikan peneliti. - Tambahkan data dibagian Rumusan Masalah agar ter rumus masalah yang akan diteliti
TTD Pembimbin g
82
- Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian perbaiki sesuai Variabel dan jenis Penelitian yang akan di teliti
3. Selasa, 26 April 2022
Dosen Pembimbing Revisi BAB I, Tambahan BAB II dan BAB III
- Latar belakang data masih harus di cek, tambahkan penelitian yang lainnya. - Penjelasan Variabel ditambahkan - Cek Kembali dibagian Definisi Operasional - Tambahkan Pemanfaatan Bagi Profesi
Dosen Pembimbing 4.
Rabu, 11 Mei 2022
Revisi BAB I, BAB II, dan BAB III. Tambahan BAB IV
- Tambahkan Hubungan Antara Alinea 1 dan lainnya - Tambahkan poinpoin yang terkait dengan hubungan kecemasan - Cek ulang pada BAB IV
5.
Senin 23 mei 2022
Jum’at 26 mei 2022
Dosen Pembimbing Bimbingan Ulang bab I-IV Sidang Proposal
ACC SIDANG PROPOSAL
- Tambahkan tujuan univariat ditujuan
83
khusus - Cari reverensi dan pahami pengertian univariat - Pahami Definisi Operasional baik skala ukur maupun hasil ukur. - Tambahkan syaratsyarat menggunakan uji chi-square + cara penghitungannya ACC lanjut penelitian
6.
Rabu 24 Aguatus 2022
7.
Jum’at 26 Agustus 2022
8.
Kamis 15 September 2022
Dosen penguji II Bimbingan Bab V, VI, dan VII
Dosen Penguji II Bimbingan Bab V dan VI
Dosen Pembimbing Revisi .
- Rapihkan penulisan bagan - Tambahkan teori, jurnal-jurnal tentang variabel Bab VI - Rapihkan tabel bivariat Bab ACC SIDANG SKRIPSI - Pembahasan masih kurang, tambahkan literatur lainnya termasuk penelitian sebelumnya ACC + TTD OK, pastikan dengan tim penguji dan semangat
84
9.
10.
Senin, 19 september 2022
Senin 19 september 2022
Dosen pembimbing dan Dosen penguji
ACC manuskrip
Bimbingan Manuskrip
Dosen pembimbing Bimbingan HKI
ACC HKI , pastikan tidak copyright, segera ajukan penyelesaian HKI
85
Lampiran 5. Surat Permohonan Menjadi Responden
Surat Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth Bapak/Ibu Responden Di Tempat. Dengan Hormat Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Putri Nurfadilah
NIM
: 010318510
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu S1 Keperawatan Universitas Medika Suherman yang sedang melakukan penelitian (Tugas Ahir/Skripsi) dengan judul FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DIBETES MELLITUS TIPE II DIWILAYAH PUSKESMAS PEBAYURAN. Dengan surat ini memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menajdi responden dalam penelitian yang tersebut diatas, yang disusun untuk memenuhi Tugas Akhir sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Keperawatan Universitas Medika Suherman. Oleh karena itu diperlukan dukungan dan partisipan dari Bapak/Ibu untuk meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya. Semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian atas partisipasi dan dukungan dari Bapak/Ibu saya ucapkan Terimakasih. Cikarang, …. Mei 2022 Peneliti
Putri Nurfadilah
86
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
:
Usia
:
Alamat
:
Memberikan persetujuan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Putri Nurfadilah sebagai mahasiswa calon sarjana Keperawatan dari UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN dengan judul penelitian “Faktorfaktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Puskesmas Pebayuran”. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari pihak yang lain, dan semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
Pebayuran 2022 Peneliti
Responden
Putri Nurfadilah
(………………..…...)
NIM 010318510
87
Lampiran 7. Kuesioner Identitas Responden
Kuesioner Identitas Responden Hari / Tanggal
:
Nama (Inisial)
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Berilah tanda (✓) pada pertanyaan di bawah ini pada kolom yang sudah disediakan sesuai dengan keadaan Bapak / Ibu. 1.
2.
Komplikasi Pada Diabetes Mellitus
☐ ☐
Pasien yang mengalami komplikasi
☐ ☐ ☐
Kurang Lebih 5 Tahun
Pasien yang tidak mengalami komplikasi
Lama Menderita Diabetes Mellitus
5 – 10 Tahun Lebih Dari 10 Tahun
88
Lampiran 8. Kuesioner Dukungan Keluarga Pasien Diabetes Mellitus II
4. 5. 6. 7.
8.
9.
Keluarga memberikan informasi baru tentang diabetes kepada saya Keluarga mengerti saat saya mengalami masalah yang berhubungan diabetes Keluarga mendengarkan jika saya bercerita tentang diabetes Keluarga mau mengerti tentang Bagaimana saya merasakan diabetes Saya merasakan kemudahan mendapatkan informasi dari keluarga tentang diabetes Keluarga mengingatkan saya untuk mengontrol gula darah jika saya lupa Keluarga mendukung usaha saya untuk olahraga
10. Keluarga mendorong saya untuk mengikuti rencana diet/makan. 11. Keluarga mendorong saya untuk menghindari makanan yang manis 12. Keluarga makan makanan pantangan saya didekat saya 13. Diabetes yang saya alami membuat keluarga merasa susah 14. Keluarga mengingatkan saya untuk memesan obat diabetes
Selalu
3.
Sering
2.
Keluarga memberi saran supaya saya kontrol ke dokter Keluarga memberi saran supaya saya mengikuti edukasi diabetes
Jarang
1.
Pertanyaan
Tidak Pernah
No.
89
17. Keluarga merasa terganggu dengan diabetes saya 18. Keluarga mendorong saya untuk memeriksakan mata saya ke dokter 19. Keluarga mendorong saya untuk memeriksakan kaki saya ke dokter 20. Keluarga mendorong saya untuk periksa gigi ke dokter 21. Saya merasakan kemudahan minta bantuan keluarga untuk mendukung perawatan diabetes saya. 22. Keluarga menyediakan makanan yang sesuai diet saya 23. Keluarga mendukung usaha saya untuk makan sesuai diet. 24. Keluarga tidak menerima bahwa saya menderita diabetes. 25. Keluarga mendorong saya untuk memeriksakan kesehatan saya ke dokter 26. Keluarga saya membantu ketika saya cemas dengan diabtes 27. Keluarga memahami jika saya sedih dengan diabetes 28. Keluarga mengerti bagaimana cara membantu saya dalam mengatasi diabetes saya 29. Keluarga membantu saya membayar pengobatan diabetes
Selalu
16. Keluarga mengingatkan saya tentang keteraturan waktu diet
Sering
15. Saya merasakan kemudahan minta bantuan kepada keluarga
Jarang
Pertanyaan
Tidak Pernah
No.
90
Kuesinoer HDFSS (2009) yaitu kuesioner untuk mengukur dukungan keluarga yang dirasakan oleh pasien Diabetes Mellitus, secara konsep didefinisikan bagaimana pasien melihat dukungan dari keluarganya. Semakin tinggi skore berarti semakin tinggi dukungan keluarga yang dirasakan. The HDFSS mencakup 29 pertanyaan yang harus dijawab dengan menempatkan tanda centang (✓) pada salah satu dari 4 kotak: Alternatif jawaban untuk pertanyaan posistif (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,14,15,16,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29) : Nilai 4 = Tidak Pernah Nilai 3 = Jarang Nilai 2 = Sering Nilai 1 = Selalu Alternatif jawaban untuk pertanyaan negatif ( 12, 13,17,24) : Nilai 1 = Tidak Pernah Nilai 2 = Jarang Nilai 3 = Sering Nilai 4 = Selalu Total Nilai: Skor = 75 : Baik jika nilai sama dengan Skor ≤ 75 : Kurang baik jika nilai kurang dari 75
91
Lampiran 9. Kuesioner Tingkat Kecemasan
Selalu
Sering
1. Apakah anda merasa lebih cemas dari biasanya? 2. Apakah anda merasa takut tanpa alasan yang jelas? 3. Apakah anda mudah marah atau merasa panik? 4. Apakah anda merasa tak berdaya? 5. Apakah anda selalu merasa kesulitan mengerjakan segala sesuatu atau merasa sesuatu yang buruk akan terjadi? 6. Apakah Tangan dan kaki andagemetar akhirakhir ini? 7. Apakah anda merasa terganggu dengan sakit kepala, leher dan nyeri punggung 8. Apakah anda merasa lemah dan cepat lelah? 9. Apakah anda merasa tenang dan dapat duduk dengan santai? 10. Apakah anda merasa jantung anda berdetak sangat cepat? 11. Apakah anda terganggu karena pusing? 12. Apakah anda merasa seperti mau pingsan? 13. Apakah anda dapat bernapas dengan mudah? 14. Apakah anda merasa mati rasa dan kesemutan di jari tangan dan jari kaki? 15. Apakah anda merasa perut anda terganggu atau mengalami gangguan pencernaan? 16. Apakah anda sering kencing daripada biasanya? 17. Apakah anda merasa tangan anda dingin dan sering basah oleh keringat? 18. Apakah wajah anda terasa panas dan kemerahan?
Jarang
Pertanyaan
Tidak Pernah
No.
92
Nilai 2 = Jarang Nilai 3 = Sering Nilai 4 = Selalu Total Nilai: Skor 20 – 44 = Kecemasan Ringan Skor 45 – 59 = Kecemasan Sedang Skor 60 – 74 = Kecemasan Berat Skor 75 – 80 = Kecemasan Panik
Selalu
Nilai 1 = Tidak Pernah
Sering
19. Apakah anda sulit tidur dan tidak dapat istirahat malam? 20. Apakah anda mengalami mimpi-mimpi buruk?
Jarang
Pertanyaan
Tidak Pernah
No.
93
Lampiran 10. Dokumentasi
DOKUMENTASI
94
Lampiran 11. Hasil SPSS
Hasil uji statistic Hasil Uji Validitas
A1 A1
Pearson Correlation
A2 1
Sig. (2tailed) N A2
A5
A6
A7 -.468**
A8
A9
A10
A11
A12
*
.685**
0.411
.718**
-.661*
A13
A14
A15
A16
A17
0.370
-0.166
0.396
-.740**
0.404
0.337
.844**
.847**
.644**
.525**
0.000
0.00 0
0.000
0.003
0.039
0.009
0.000
0.000
0.024
0.000
0.044
0.381
0.030
0.000
0.027
0.068
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*
.704**
0.437
.626**
0.082
-0.187
0.438
-.619**
0.398
0.419
30
30
30
30
30
30
30
.844**
1
.752**
.531**
0.448
0.223
-0.333
Sig. (2tailed)
0.000
0.00 0
0.003
0.013
0.237
0.072
0.000
0.000
0.016
0.000
0.666
0.324
0.015
0.000
0.029
0.021
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*
.493**
0.225
.559**
0.396
-0.174
.514**
-.760**
0.395
0.398
-.696*
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.847**
.752**
1
.679**
.492**
0.383
-.474**
Sig. (2tailed)
0.000
0.000
0.000
0.006
0.037
0.008
0.000
0.006
0.231
0.001
0.031
0.359
0.004
0.000
0.031
0.029
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.644**
.531**
.679**
1
.473**
0.364
-0.461
0.197
0.402
0.135
0.204
.528**
-0.045
0.269
-.708**
0.292
0.222
N A4
A4
Pearson Correlation
N A3
A3
Pearson Correlation
-.629*
95
Sig. (2tailed) N A5
0.048
0.010
0.296
0.027
0.476
0.278
0.003
0.813
0.150
0.000
0.118
0.237
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.525**
0.448
.492**
.473**
1
.544**
-0.421
0.274
0.418
0.200
0.420
0.391
-0.090
0.103
0.417
0.284
0.243
Sig. (2tailed)
0.003
0.013
0.00 6
0.008
0.002
0.021
0.142
0.021
0.289
0.021
0.033
0.636
0.587
0.022
0.129
0.195
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0.379
0.223
0.38 3
0.364
.544**
1
-.544**
0.263
0.130
0.080
0.065
0.212
-0.295
0.262
0.418
0.147
0.013
Sig. (2tailed)
0.039
0.237
0.03 7
0.048
0.002
0.002
0.161
0.495
0.673
0.735
0.261
0.114
0.161
0.021
0.440
0.944
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-0.461
-0.421
1
.601**
-0.459
0.130
0.183
-0.145
0.254
-0.418
0.435
-0.007
0.100
0.000
0.011
0.492
0.332
0.445
0.176
0.022
0.016
0.970
0.598
30
30
Pearson Correlation
-.468**
-0.333
Sig. (2tailed)
0.009
0.072
0.00 8
0.010
0.021
0.002
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-0.197
-0.274
0.263
.601**
1
-.699**
0.202
-.571**
0.035
0.339
-0.442
.483**
-0.320
0.347
0.000
0.285
0.001
0.855
0.067
0.014
0.007
0.085
0.060
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
0.354
.604**
-0.009
-0.186
0.305
0.404
0.254
0.386
-.474
**
30 -.544* *
30
30
Pearson Correlation
-.661**
-.696**
Sig. (2tailed)
0.000
0.000
0.00 0
0.296
0.142
0.161
0.000
30
30
30
30
30
30
30
.685**
.704**
.493**
0.402
0.418
0.130
-0.459
N A9
0.008
30
N A8
0.00 0
30
N A7
0.003
Pearson Correlation
N A6
0.000
Pearson Correlation
-.629
**
30 -.699* *
96
Sig. (2tailed) N A10
0.021
0.495
0.011
0.000
0.055
0.000
0.964
0.326
0.101
0.027
0.176
0.035
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.411
0.437
0.22 5
0.135
0.200
0.080
0.130
0.202
0.354
1
.724**
0.265
-0.289
-0.142
0.100
0.352
0.183
Sig. (2tailed)
0.024
0.016
0.23 1
0.476
0.289
0.673
0.492
0.285
0.055
0.000
0.158
0.121
0.455
0.599
0.057
0.333
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.718**
.626**
.559**
0.204
0.420
0.065
-0.183
*
.604**
.724**
1
0.314
-0.323
0.280
0.388
.522**
0.277
Sig. (2tailed)
0.000
0.000
0.00 1
0.278
0.021
0.735
0.332
0.001
0.000
0.000
0.091
0.082
0.133
0.034
0.003
0.138
-.571*
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0.370
0.082
0.39 6
.528**
0.391
0.212
-0.145
0.035
-0.009
0.265
0.314
1
0.106
-0.105
0.321
0.241
0.191
Sig. (2tailed)
0.044
0.666
0.03 1
0.003
0.033
0.261
0.445
0.855
0.964
0.158
0.091
0.578
0.581
0.083
0.199
0.312
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.166
-0.187
0.17 4
-0.045
-0.090
0.295
0.254
0.339
-0.186
0.289
0.323
0.106
1
-0.189
0.152
-0.287
0.330
0.381
0.324
0.35 9
0.813
0.636
0.114
0.176
0.067
0.326
0.121
0.082
0.578
0.318
0.423
0.125
0.075
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.396
0.438
.514**
0.269
0.103
0.262
-0.418
0.442
0.305
0.142
0.280
-0.105
-0.189
1
-.518**
0.282
0.162
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
A14
0.027
30
N A13
0.00 6
30
N A12
0.000
Pearson Correlation
N A11
0.000
Pearson Correlation
97
Sig. (2tailed) N A15
0.587
0.161
0.022
0.014
0.101
0.455
0.133
0.581
0.318
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-.708**
-0.417
0.418
0.435
.483**
-0.404
0.100
0.388
-0.321
0.003
0.132
0.392
30
30
30
30
0.152
-.518**
1
-0.344
0.296
0.063
0.112
-.740**
-.619**
Sig. (2tailed)
0.000
0.000
0.00 0
0.000
0.022
0.021
0.016
0.007
0.027
0.599
0.034
0.083
0.423
0.003
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0.404
0.398
0.39 5
0.292
0.284
0.147
-0.007
0.320
0.254
0.352
.522**
0.241
-0.287
0.282
0.344
1
0.087
Sig. (2tailed)
0.027
0.029
0.03 1
0.118
0.129
0.440
0.970
0.085
0.176
0.057
0.003
0.199
0.125
0.132
0.063
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.337
-0.419
0.39 8
-0.222
-0.243
0.013
0.100
0.347
-0.386
0.183
0.277
-0.191
0.330
-0.162
0.296
-0.087
1
0.068
0.021
0.02 9
0.237
0.195
0.944
0.598
0.060
0.035
0.333
0.138
0.312
0.075
0.392
0.112
0.646
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*
.553**
0.116
0.447
0.145
-0.396
0.453
-.492**
0.193
-.532**
Pearson Correlation
N
-.760
**
0.646
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.638**
.583**
.651**
.492**
0.354
0.265
-.483**
Sig. (2tailed)
0.000
0.001
0.00 0
0.006
0.055
0.157
0.007
0.003
0.002
0.543
0.013
0.443
0.030
0.012
0.006
0.306
0.002
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.625**
.645**
.533**
0.276
.558**
0.275
-.546**
.677**
0.020
.464**
-0.065
-0.179
.470**
0.342
0.261
0.353
N A19
0.150
30
Sig. (2tailed) A18
0.00 4
30
N A17
0.015
Pearson Correlation
N A16
0.030
Pearson Correlation
-.521*
-.669* *
98
Sig. (2tailed) N A20
0.001
0.141
0.002
0.000
0.000
0.916
0.010
0.734
0.343
0.009
0.065
0.163
0.056
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*
.617**
0.219
.530**
-0.189
-0.417
0.314
0.224
0.330
0.453
30
30
30
30
30
0.409
.554**
0.35 4
0.019
0.213
0.010
-0.382
Sig. (2tailed)
0.025
0.001
0.05 5
0.919
0.258
0.959
0.037
0.000
0.000
0.244
0.003
0.316
0.022
0.091
0.235
0.075
0.012
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0.153
0.009
0.04 4
0.160
0.113
0.261
-.493**
0.205
0.190
0.035
0.027
0.145
-0.273
-0.129
0.101
-0.268
0.177
Sig. (2tailed)
0.420
0.962
0.81 6
0.400
0.552
0.164
0.006
0.278
0.314
0.855
0.889
0.445
0.144
0.497
0.594
0.152
0.349
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.388
-0.210
0.27 9
-0.397
-0.041
0.199
0.290
0.171
-.496**
0.238
0.208
-0.127
0.237
-0.087
0.232
-0.153
0.204
0.034
0.265
0.13 5
0.030
0.828
0.291
0.120
0.367
0.005
0.206
0.270
0.503
0.207
0.649
0.218
0.420
0.280
Pearson Correlation
N
-.716*
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0.253
0.177
0.06 1
0.229
0.108
0.221
0.029
0.100
0.367
0.383
0.314
0.351
-0.160
-0.354
0.063
0.116
0.264
Sig. (2tailed)
0.177
0.351
0.75 0
0.224
0.571
0.241
0.880
0.601
0.046
0.037
0.091
0.057
0.399
0.055
0.742
0.541
0.158
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-0.263
0.23 6
-0.186
-0.046
0.016
.496**
.486**
-0.335
0.031
0.204
0.137
.487**
-0.248
0.224
-0.310
0.342
N A24
0.140
30
Sig. (2tailed) A23
0.00 2
30
N A22
0.000
Pearson Correlation
N A21
0.000
Pearson Correlation
0.200
99
Sig. (2tailed) N A25
0.810
0.934
0.005
0.006
0.070
0.871
0.279
0.470
0.006
0.187
0.233
0.095
0.065
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*
.506**
0.000
0.432
0.226
-0.121
.615**
-.618**
0.064
0.312
30
30
30
30
30
.701**
.538**
.697**
0.441
0.332
0.384
-.472**
Sig. (2tailed)
0.000
0.002
0.00 0
0.015
0.073
0.036
0.008
0.002
0.004
1.000
0.017
0.231
0.524
0.000
0.000
0.738
0.093
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.511**
0.410
.575**
.490**
.478**
.552**
-.552**
0.328
0.325
0.108
0.257
0.286
-0.110
.612**
-.473**
0.160
0.172
Sig. (2tailed)
0.004
0.024
0.00 1
0.006
0.008
0.002
0.002
0.077
0.080
0.568
0.170
0.126
0.561
0.000
0.008
0.398
0.363
-.535*
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.488**
0.387
.515**
.509**
0.458
.732**
-.589**
0.252
0.201
0.212
0.088
0.206
-0.257
.515**
-.485**
0.093
0.162
Sig. (2tailed)
0.006
0.035
0.00 4
0.004
0.011
0.000
0.001
0.178
0.288
0.261
0.645
0.275
0.171
0.004
0.007
0.625
0.392
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.466**
0.275
.465**
.514**
0.386
.682**
-.685**
0.270
0.184
0.052
0.162
0.290
-0.258
0.450
-.514**
-0.047
0.094
Sig. (2tailed)
0.009
0.141
0.01 0
0.004
0.035
0.000
0.000
0.148
0.331
0.787
0.392
0.120
0.168
0.013
0.004
0.805
0.622
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-0.227
0.02 7
0.287
0.095
0.415
-0.398
0.133
-0.268
0.126
0.201
0.299
0.030
-0.105
0.097
-0.094
0.444
N A29
0.325
30
N A28
0.21 0
30
N A27
0.160
Pearson Correlation
N A26
0.290
Pearson Correlation
0.003
100
Sig. (2tailed) N ATOTAL
0.985
0.227
0.88 9
0.125
0.618
0.023
0.029
0.482
0.152
0.506
0.287
0.109
0.876
0.580
0.611
0.622
0.014
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.745**
.573**
.684**
.659**
.576**
0.429
-0.350
0.383
.464**
0.357
.561**
.581**
-0.080
0.165
-.557**
.490**
0.275
Sig. (2tailed)
0.000
0.001
0.00 0
0.000
0.001
0.018
0.058
0.037
0.010
0.053
0.001
0.001
0.673
0.382
0.001
0.006
0.141
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
N
ATOTA L
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
.638**
.625**
0.409
0.153
-0.388
0.253
-0.200
.701**
.511**
.488**
.466**
0.003
.745**
0.000
0.000
0.025
0.420
0.034
0.177
0.290
0.00 0
0.004
0.006
0.009
0.985
0.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.583**
.645**
.554**
0.009
-0.210
0.177
-0.263
.538**
0.410
0.387
0.275
0.227
.573**
0.001
0.000
0.001
0.962
0.265
0.351
0.160
0.00 2
0.024
0.035
0.141
0.227
0.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.651**
.533**
0.354
0.044
-0.279
0.061
-0.236
.697**
.575**
.515**
.465**
0.027
.684**
0.000
0.002
0.055
0.816
0.135
0.750
0.210
0.00 0
0.001
0.004
0.010
0.889
0.000
101
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.492**
0.276
0.019
0.160
-0.397
0.229
-0.186
0.44 1
.490**
.509**
.514**
0.287
.659**
0.006
0.140
0.919
0.400
0.030
0.224
0.325
0.01 5
0.006
0.004
0.004
0.125
0.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.354
.558**
0.213
0.113
-0.041
0.108
-0.046
0.33 2
.478**
0.458
0.386
0.095
.576**
0.055
0.001
0.258
0.552
0.828
0.571
0.810
0.07 3
0.008
0.011
0.035
0.618
0.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.265
0.275
0.010
0.261
-0.199
-0.221
0.016
0.38 4
.552**
.732**
.682**
0.415
0.429
0.157
0.141
0.959
0.164
0.291
0.241
0.934
0.03 6
0.002
0.000
0.000
0.023
0.018
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-.483**
-.546**
0.382
-.493* *
0.290
0.029
.496**
-.472
-.552*
-.589* *
-.685**
0.398
-0.350
0.007
0.002
0.037
0.006
0.120
0.880
0.005
0.00 8
0.002
0.001
0.000
0.029
0.058
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-.521**
-.669**
-.716*
0.205
0.171
-0.100
.486**
-.535
0.328
0.252
-0.270
0.133
-0.383
0.003
0.000
0.000
0.278
0.367
0.601
0.006
0.00 2
0.077
0.178
0.148
0.482
0.037
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*
**
**
*
102
.553**
.677**
.617**
0.190
-.496**
0.367
-0.335
.506**
0.325
0.201
0.184
0.268
.464**
0.002
0.000
0.000
0.314
0.005
0.046
0.070
0.00 4
0.080
0.288
0.331
0.152
0.010
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.116
0.020
0.219
0.035
-0.238
0.383
-0.031
0.00 0
0.108
0.212
-0.052
0.126
0.357
0.543
0.916
0.244
0.855
0.206
0.037
0.871
1.00 0
0.568
0.261
0.787
0.506
0.053
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.447
.464**
.530**
0.027
-0.208
0.314
-0.204
0.43 2
0.257
0.088
0.162
0.201
.561**
0.013
0.010
0.003
0.889
0.270
0.091
0.279
0.01 7
0.170
0.645
0.392
0.287
0.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.145
-0.065
0.189
0.145
-0.127
0.351
0.137
0.22 6
0.286
0.206
0.290
0.299
.581**
0.443
0.734
0.316
0.445
0.503
0.057
0.470
0.23 1
0.126
0.275
0.120
0.109
0.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-0.396
-0.179
0.417
0.273
0.237
-0.160
.487**
0.12 1
0.110
0.257
-0.258
0.030
-0.080
0.030
0.343
0.022
0.144
0.207
0.399
0.006
0.52 4
0.561
0.171
0.168
0.876
0.673
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
103
0.453
.470**
0.314
0.129
-0.087
-0.354
-0.248
.615**
.612**
.515**
0.450
0.105
0.165
0.012
0.009
0.091
0.497
0.649
0.055
0.187
0.00 0
0.000
0.004
0.013
0.580
0.382
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-.492**
-0.342
0.224
0.101
0.232
-0.063
0.224
-.618
-.473*
-.485* *
-.514**
0.097
-.557**
0.006
0.065
0.235
0.594
0.218
0.742
0.233
0.00 0
0.008
0.007
0.004
0.611
0.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.193
0.261
0.330
0.268
-0.153
0.116
-0.310
0.06 4
0.160
0.093
-0.047
0.094
.490**
0.306
0.163
0.075
0.152
0.420
0.541
0.095
0.73 8
0.398
0.625
0.805
0.622
0.006
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-.532**
-0.353
0.453
0.177
0.204
-0.264
0.342
0.31 2
0.172
0.162
-0.094
0.444
-0.275
0.002
0.056
0.012
0.349
0.280
0.158
0.065
0.09 3
0.363
0.392
0.622
0.014
0.141
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.744**
.583**
0.307
-0.451
0.397
-0.358
.729**
.664**
.531**
0.444
0.159
.577**
0.000
0.001
0.099
0.012
0.030
0.052
0.00 0
0.000
0.003
0.014
0.400
0.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**
*
104
.744**
1
0.000
.678**
0.141
-0.202
0.121
-0.371
.637**
.630**
0.461
0.264
0.272
.483**
0.000
0.456
0.285
0.523
0.044
0.00 0
0.000
0.010
0.158
0.146
0.007
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.583**
.678**
1
0.314
-0.128
0.239
-.619**
0.26 5
0.260
0.144
0.012
0.001
0.000
0.091
0.499
0.204
0.000
0.15 6
0.165
0.449
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.307
0.141
0.314
1
-0.218
0.263
-0.242
0.13 9
0.099
0.456
0.091
0.247
0.160
0.198
30
30
30
30
30
30
-0.451
-0.202
0.128
0.218
1
0.012
0.285
0.499
0.247
30
30
30
30
0.397
0.121
0.239
0.030
0.523
30
30
-.486* *
0.293
0.948
0.006
0.117
30
30
30
30
0.078
0.253
0.300
0.120
0.210
0.46 5
0.684
0.177
0.108
0.528
0.266
30
30
30
30
30
30
30
-0.429
0.121
0.38 9
0.318
0.321
-0.324
0.080
-0.356
0.018
0.525
0.03 3
0.087
0.084
0.081
0.676
0.054
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.263
-0.429
1
-0.063
0.10 2
0.063
0.048
-0.021
0.079
0.377
0.204
0.160
0.018
0.742
0.59 3
0.742
0.803
0.913
0.677
0.040
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
105
0.06 2
0.033
0.044
-0.056
0.036
-0.013
0.74 6
0.861
0.818
0.770
0.851
0.945
30
30
30
30
30
30
30
0.102
-0.062
1
.740**
.609**
.512**
0.056
.475**
0.033
0.593
0.746
0.000
0.000
0.004
0.769
0.008
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.260
0.078
-0.318
0.063
-0.033
.740**
1
.834**
.677**
0.063
.597**
0.000
0.165
0.684
0.087
0.742
0.861
0.00 0
0.000
0.000
0.740
0.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.531**
0.461
0.144
0.253
-0.321
-0.048
-0.044
.609**
.834**
1
.811**
0.266
.481**
0.003
0.010
0.449
0.177
0.084
0.803
0.818
0.00 0
0.000
0.000
0.156
0.007
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0.444
0.264
0.012
0.300
-0.324
-0.021
-0.056
.512**
.677**
.811**
1
.586**
0.419
0.014
0.158
0.948
0.108
0.081
0.913
0.770
0.00 4
0.000
0.000
0.001
0.021
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-0.159
-0.272
30 -.486*
0.120
-0.080
-0.079
0.036
0.063
0.266
1
0.006
-.619*
0.242
0.121
-0.063
0.044
0.000
0.198
0.525
0.742
30
30
30
30
30
30
.729**
.637**
0.265
0.139
-0.389
0.000
0.000
0.156
0.465
30
30
30
.664**
.630**
0.000
-0.358
-0.371
0.052
*
*
1
30 0.05
30 .586
**
106
6 0.400
0.146
0.006
0.528
0.676
0.677
0.851
0.76 9
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.577**
.483**
0.293
0.210
-0.356
0.377
-0.013
.475**
.597**
.481**
0.419
0.006
1
0.001
0.007
0.117
0.266
0.054
0.040
0.945
0.00 8
0.001
0.007
0.021
0.973
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Uji reliabilitas dukungan keluarga Cronbach's
N of Items
Alpha .746
29
0.740
0.156
0.001
0.973
30
107
Uji validitas tingkat kecemasan Correlations TK1
TK2
TK3
TK4
Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl
TK 1 1
20 .81 0**
TK 2 .81 0**
TK 3 0,3 35
TK 4 0,4 26
TK 5 0,3 58
TK 6 .66 0**
TK 7 .49 3*
TK 8 0,3 22
TK 9 .51 7*
TK 10 .59 4**
TK 11 .49 8*
TK 12 .80 9**
TK 13 0,4 31
TK 14 .45 5*
TK 15 .69 6**
TK 16 .64 8**
TK 17 0,3 05
TK 18 .71 6**
TK 19 .62 7**
TK 20 0,3 62
TOT AL .904*
0,0 00
0,1 49
0,0 61
0,1 21
0,0 02
0,0 27
0,1 66
0,0 20
0,0 06
0,0 25
0,0 00
0,0 58
0,0 44
0,0 01
0,0 02
0,1 90
0,0 00
0,0 03
0,1 17
0,00 0
20 1
20 0,2 80
20 0,4 43
20 0,3 18
20 .66 5**
20 0,3 87
20 0,3 22
20 0,3 56
20 0,2 58
20 .61 2**
20 .51 1*
20 .55 8*
20 0,4 40
20 .92 0**
20 .48 0*
20 0,2 32
20 .59 4**
20 .59 0**
20 .52 4*
20 .838*
0,2 32
0,0 50
0,1 72
0,0 01
0,0 92
0,1 66
0,1 23
0,2 73
0,0 04
0,0 21
0,0 11
0,0 52
0,0 00
0,0 32
0,3 24
0,0 06
0,0 06
0,0 18
0,00 0
20 1
20 0,2 77
20 0,3 67
20 0,2 13
20 0,0 76
20 .51 1*
20 0,4 30
20 0,0 54
20 0,4 21
20 0,2 37
20 0,3 55
20 0,1 41
20 0,3 52
20 0,0 32
20 0,2 35
20 0,0 64
20 0,2 29
20 0,0 53
20 .454*
0,2 37
0,1 11
0,3 68
0,7 49
0,0 21
0,0 58
0,8 21
0,0 65
0,3 14
0,1 25
0,5 54
0,1 28
0,8 95
0,3 19
0,7 87
0,3 31
0,8 24
0,04 4
20 1
20 0,4 35
20 0,1 78
20 0,3 22
20 .60 4**
20 .70 7**
20 0,1 61
20 0,4 06
20 0,1 96
20 0,3 00
20 0,2 51
20 0,2 95
20 0,1 33
20 0,3 30
20 0,1 93
20 0,2 90
20 0,3 35
20 .591*
0,0 00 20 0,3 35
20 0,2 80
0,1 49
0,2 32
20 0,4 26
20 0,4 43
20 0,2 77
*
*
*
108
TK5
TK6
TK7
TK8
ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl
0,0 61
0,0 50
0,2 37
0,0 55
0,4 52
0,1 66
0,0 05
0,0 00
0,4 99
0,0 76
0,4 07
0,1 98
0,2 85
0,2 07
0,5 75
0,1 55
0,4 14
0,2 14
0,1 49
0,00 6
20 0,3 58
20 0,3 18
20 0,3 67
20 0,4 35
20 1
20 .54 5*
20 0,3 90
20 0,2 34
20 0,3 63
20 0,0 45
20 .48 8*
20 0,3 46
20 0,2 11
20 .64 0**
20 0,1 23
20 0,0 48
20 0,3 55
20 0,0 00
20 .62 5**
20 0,0 96
20 .548*
0,1 21
0,1 72
0,1 11
0,0 55
0,0 13
0,0 89
0,3 20
0,1 15
0,8 52
0,0 29
0,1 35
0,3 71
0,0 02
0,6 06
0,8 41
0,1 24
1,0 00
0,0 03
0,6 87
0,01 2
20 .66 0**
20 .66 5**
20 0,2 13
20 0,1 78
20 .54 5*
20 1
20 0,3 25
20 0,2 20
20 0,2 86
20 0,3 42
20 .44 5*
20 .70 0**
20 0,2 54
20 0,3 98
20 .55 6*
20 0,4 16
20 0,2 75
20 .49 0*
20 .84 3**
20 0,3 44
20 .752*
0,0 02
0,0 01
0,3 68
0,4 52
0,0 13
0,1 62
0,3 50
0,2 21
0,1 40
0,0 49
0,0 01
0,2 79
0,0 82
0,0 11
0,0 68
0,2 41
0,0 28
0,0 00
0,1 38
0,00 0
20 .49 3*
20 0,3 87
20 0,0 76
20 0,3 22
20 0,3 90
20 0,3 25
20 1
20 0,0 83
20 0,3 40
20 0,1 07
20 0,0 51
20 0,3 68
20 0,4 23
20 0,3 17
20 0,4 09
20 0,2 09
20 0,3 69
20 0,3 79
20 0,2 60
20 0,3 50
20 .524*
0,0 27
0,0 92
0,7 49
0,1 66
0,0 89
0,1 62
0,7 28
0,1 42
0,6 54
0,8 32
0,1 11
0,0 63
0,1 73
0,0 73
0,3 77
0,1 09
0,0 99
0,2 68
0,1 30
0,01 8
20 0,3 22
20 0,3 22
20 .51 1*
20 .60 4**
20 0,2 34
20 0,2 20
20 1
20 .52 6*
20 0,2 74
20 0,3 75
20 0,0 99
20 0,0 62
20 ### #
20 0,2 49
20 0,3 39
20 0,2 60
20 0,3 62
20 0,2 34
20 0,4 33
20 .503*
20 0,0 83
*
109
TK9
TK1 0
TK1 1
TK1 2
ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl
0,1 66
0,1 66
0,0 21
0,0 05
0,3 20
0,3 50
0,7 28
0,0 17
0,2 43
0,1 03
0,6 76
0,7 94
0,6 09
0,2 90
0,1 43
0,2 68
0,1 16
0,3 20
0,0 56
0,02 4
20 .51 7*
20 0,3 56
20 0,4 30
20 .70 7**
20 0,3 63
20 0,2 86
20 0,3 40
20 .52 6*
20 1
20 0,3 06
20 0,3 90
20 0,3 44
20 0,3 28
20 0,3 86
20 0,2 06
20 0,2 19
20 0,2 71
20 0,2 50
20 .50 0*
20 0,3 67
20 .656*
0,0 20
0,1 23
0,0 58
0,0 00
0,1 15
0,2 21
0,1 42
0,0 17
0,1 89
0,0 89
0,1 38
0,1 58
0,0 93
0,3 85
0,3 53
0,2 48
0,2 87
0,0 25
0,1 11
0,00 2
20 .59 4**
20 0,2 58
20 0,0 54
20 0,1 61
20 0,0 45
20 0,3 42
20 0,1 07
20 0,2 74
20 0,3 06
20 1
20 0,0 09
20 .54 7*
20 0,0 88
20 ### #
20 0,1 93
20 .88 6**
20 0,3 61
20 .75 4**
20 0,2 23
20 0,2 06
20 .508*
0,0 06
0,2 73
0,8 21
0,4 99
0,8 52
0,1 40
0,6 54
0,2 43
0,1 89
0,9 71
0,0 13
0,7 13
0,9 65
0,4 15
0,0 00
0,1 18
0,0 00
0,3 45
0,3 84
0,02 2
20 .49 8*
20 .61 2**
20 0,4 21
20 0,4 06
20 .48 8*
20 .44 5*
20 0,0 51
20 0,3 75
20 0,3 90
20 0,0 09
20 1
20 0,2 93
20 0,0 41
20 .56 7**
20 0,4 16
20 0,0 84
20 0,0 69
20 0,1 05
20 .61 0**
20 0,0 94
20 .551*
0,0 25
0,0 04
0,0 65
0,0 76
0,0 29
0,0 49
0,8 32
0,1 03
0,0 89
0,9 71
0,2 11
0,8 63
0,0 09
0,0 68
0,7 25
0,7 71
0,6 58
0,0 04
0,6 94
0,01 2
20 .80 9**
20 .51 1*
20 0,2 37
20 0,1 96
20 0,3 46
20 .70 0**
20 0,3 68
20 0,0 99
20 0,3 44
20 .54 7*
20 1
20 0,2 29
20 0,3 72
20 0,4 01
20 .49 4*
20 0,1 64
20 .54 4*
20 .57 7**
20 0,1 33
20 .689*
20 0,2 93
*
*
110
TK1 3
TK1 4
TK1 5
TK1 6
ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl
0,0 00
0,0 21
0,3 14
0,4 07
0,1 35
0,0 01
0,1 11
0,6 76
0,1 38
0,0 13
0,2 11
0,3 32
0,1 06
0,0 80
0,0 27
0,4 90
0,0 13
0,0 08
0,5 76
0,00 1
20 0,4 31
20 .55 8*
20 0,3 55
20 0,3 00
20 0,2 11
20 0,2 54
20 0,4 23
20 0,0 62
20 0,3 28
20 0,0 88
20 0,0 41
20 0,2 29
20 1
20 0,3 87
20 .60 2**
20 0,1 64
20 0,3 38
20 0,2 77
20 0,2 11
20 0,2 44
20 .522*
0,0 58
0,0 11
0,1 25
0,1 98
0,3 71
0,2 79
0,0 63
0,7 94
0,1 58
0,7 13
0,8 63
0,3 32
0,0 92
0,0 05
0,4 90
0,1 45
0,2 38
0,3 71
0,3 00
0,01 8
20 .45 5*
20 0,4 40
20 0,1 41
20 0,2 51
20 .64 0**
20 0,3 98
20 0,3 17
20 0,1 22
20 0,3 86
20 0,0 11
20 .56 7**
20 0,3 72
20 0,3 87
20 1
20 0,2 23
20 0,0 45
20 0,0 42
20 0,0 21
20 .64 0**
20 0,1 70
20 .481*
0,0 44
0,0 52
0,5 54
0,2 85
0,0 02
0,0 82
0,1 73
0,6 09
0,0 93
0,9 65
0,0 09
0,1 06
0,0 92
0,3 45
0,8 50
0,8 61
0,9 29
0,0 02
0,4 72
0,03 2
20 .69 6**
20 .92 0**
20 0,3 52
20 0,2 95
20 0,1 23
20 .55 6*
20 0,4 09
20 0,2 49
20 0,2 06
20 0,1 93
20 0,4 16
20 0,4 01
20 .60 2**
20 0,2 23
20 1
20 .45 2*
20 0,2 45
20 .61 1**
20 0,3 69
20 .52 1*
20 .718*
0,0 01
0,0 00
0,1 28
0,2 07
0,6 06
0,0 11
0,0 73
0,2 90
0,3 85
0,4 15
0,0 68
0,0 80
0,0 05
0,3 45
0,0 45
0,2 98
0,0 04
0,1 09
0,0 19
0,00 0
20 .64 8**
20 .48 0*
20 0,0 32
20 0,1 33
20 0,0 48
20 0,4 16
20 0,2 09
20 0,3 39
20 0,2 19
20 .88 6**
20 0,0 84
20 .49 4*
20 0,1 64
20 ### #
20 1
20 .44 9*
20 .88 4**
20 0,2 39
20 0,4 42
20 .612*
20 .45 2*
*
*
111
TK1 7
TK1 8
TK1 9
TK2 0
ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl ation Sig. (2tailed) N Pearso n Correl
0,0 02
0,0 32
0,8 95
0,5 75
0,8 41
0,0 68
0,3 77
0,1 43
0,3 53
0,0 00
0,7 25
0,0 27
0,4 90
0,8 50
0,0 45
0,0 47
0,0 00
0,3 10
0,0 51
0,00 4
20 0,3 05
20 0,2 32
20 0,2 35
20 0,3 30
20 0,3 55
20 0,2 75
20 0,3 69
20 0,2 60
20 0,2 71
20 0,3 61
20 0,0 69
20 0,1 64
20 0,3 38
20 0,0 42
20 0,2 45
20 .44 9*
20 1
20 0,4 42
20 0,0 36
20 0,3 69
20 .499*
0,1 90
0,3 24
0,3 19
0,1 55
0,1 24
0,2 41
0,1 09
0,2 68
0,2 48
0,1 18
0,7 71
0,4 90
0,1 45
0,8 61
0,2 98
0,0 47
0,0 51
0,8 82
0,1 09
0,02 5
20 .71 6**
20 .59 4**
20 0,0 64
20 0,1 93
20 0,0 00
20 .49 0*
20 0,3 79
20 0,3 62
20 0,2 50
20 .75 4**
20 0,1 05
20 .54 4*
20 0,2 77
20 ### #
20 .61 1**
20 .88 4**
20 0,4 42
20 1
20 0,2 70
20 .52 0*
20 .690*
0,0 00
0,0 06
0,7 87
0,4 14
1,0 00
0,0 28
0,0 99
0,1 16
0,2 87
0,0 00
0,6 58
0,0 13
0,2 38
0,9 29
0,0 04
0,0 00
0,0 51
0,2 49
0,0 19
0,00 1
20 .62 7**
20 .59 0**
20 0,2 29
20 0,2 90
20 .62 5**
20 .84 3**
20 0,2 60
20 0,2 34
20 .50 0*
20 0,2 23
20 .61 0**
20 .57 7**
20 0,2 11
20 .64 0**
20 0,3 69
20 0,2 39
20 0,0 36
20 0,2 70
20 1
20 0,1 92
20 .700*
0,0 03
0,0 06
0,3 31
0,2 14
0,0 03
0,0 00
0,2 68
0,3 20
0,0 25
0,3 45
0,0 04
0,0 08
0,3 71
0,0 02
0,1 09
0,3 10
0,8 82
0,2 49
0,4 16
0,00 1
20 0,3 62
20 .52 4*
20 0,0 53
20 0,3 35
20 0,0 96
20 0,3 44
20 0,3 50
20 0,4 33
20 0,3 67
20 0,2 06
20 0,0 94
20 0,1 33
20 0,2 44
20 ### #
20 .52 1*
20 0,4 42
20 0,3 69
20 .52 0*
20 1
20 .502*
20 0,1 92
*
*
112
ation Sig. 0,1 0,0 0,8 0,1 0,6 0,1 (217 18 24 49 87 38 tailed) N 20 20 20 20 20 20 TOT Pearso .90 .83 .45 .59 .54 .75 AL n 4** 8** 4* 1** 8* 2** Correl ation Sig. 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 (200 00 44 06 12 00 tailed) N 20 20 20 20 20 20 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji reliabilitas tingkat kecemasan Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .911
N of Items .912
20
0,1 30
0,0 56
0,1 11
0,3 84
0,6 94
0,5 76
0,3 00
0,4 72
0,0 19
0,0 51
0,1 09
0,0 19
0,4 16
0,02 4
20 .52 4*
20 .50 3*
20 .65 6**
20 .50 8*
20 .55 1*
20 .68 9**
20 .52 2*
20 .48 1*
20 .71 8**
20 .61 2**
20 .49 9*
20 .69 0**
20 .70 0**
20 .50 2*
0,0 18
0,0 24
0,0 02
0,0 22
0,0 12
0,0 01
0,0 18
0,0 32
0,0 00
0,0 04
0,0 25
0,0 01
0,0 01
0,0 24
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20 1
20
113
Lampiran 12. Rekapitulasi Data
Rekapitulasi Data No
Nama
Usia
Jenis kelamin
Komplikasi
Lama menderita
Dukungan keluarga
Tingkat kecemasan
1
S
49
P
0
1
0
1
2
D
52
L
1
0
1
1
3
L
47
P
0
1
0
1
4
E
45
P
1
0
0
0
5
K
46
P
0
1
0
0
6
S
52
P
0
1
0
0
7
J
55
L
1
0
0
0
8
S
55
L
0
1
0
1
9
H
51
L
1
0
0
0
10
H
54
P
0
1
1
1
11
E
55
P
1
0
0
0
12
D
48
L
0
0
0
1
13
S
58
P
1
0
0
0
14
J
51
L
0
1
0
1
15
U
50
L
1
0
0
0
16
R
50
P
0
1
1
1
17
E
49
P
0
1
0
1
18
D
53
L
0
0
0
1
19
K
50
P
1
2
1
2
20
E
50
P
1
1
0
1
21
A
47
P
1
1
1
0
114
22
I
55
L
1
0
0
1
23
P
50
L
1
2
1
2
24
J
52
L
0
0
1
0
25
S
51
P
1
2
1
0
26
Y
48
P
0
0
1
0
27
Y
50
P
0
1
0
1
28
T
53
P
1
0
1
0
29
L
53
P
0
2
0
0
30
D
55
P
1
2
1
2
31
B
49
L
0
1
0
1
32
I
58
P
1
0
0
1
33
U
58
P
0
1
0
1
34
Y
60
P
0
2
1
2
35
S
48
P
0
2
0
0
36
T
50
L
1
0
1
2
37
U
50
L
0
2
1
0
38
N
49
P
1
1
1
1
39
L
48
P
0
0
0
2
40
S
50
P
0
0
1
0
41
S
52
P
1
2
1
2
42
B
50
L
0
0
0
0
43
L
46
P
0
2
1
2
44
L
49
P
0
2
0
2
45
P
47
P
0
2
1
2
46
C
46
P
0
1
0
1
115
47
P
45
P
0
1
1
1
48
A
56
L
1
0
1
2
49
T
55
P
0
1
1
1
50
D
48
P
1
2
1
2
51
G
49
L
0
1
0
1
52
C
48
P
1
2
1
2
53
I
46
P
0
2
0
1
54
E
48
P
1
2
1
2
55
D
49
L
0
1
0
1
56
B
55
L
0
0
1
2
57
M
56
P
0
0
0
0
58
S
55
P
0
1
1
1
59
L
48
P
1
0
0
2
60
S
51
P
1
0
1
0
61
D
50
P
0
2
1
2
62
H
52
P
0
2
1
2
63
U
54
L
1
1
1
1
64
M
44
L
0
2
0
1
65
M
47
P
0
0
1
0
66
S
48
P
1
2
1
0
67
M
49
P
0
0
1
1
Hasil univariate
116
Statistics dukungankeluar tingkatkecemasa komplikasi N
Valid Missing
lamamenderita
ga
n
67
67
67
67
0
0
0
0
Jeniskelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
L
21
31.3
31.3
31.3
P
46
68.7
68.7
100.0
Total
67
100.0
100.0
117
usia Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
44-50
39
58.2
58.2
58.2
51-60
28
41.8
41.8
100.0
Total
67
100.0
100.0
komplikasi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak komplikasi
27
40.3
40.3
40.3
komplikasi
40
59.7
59.7
100.0
Total
67
100.0
100.0
lamamenderita Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
> 10 tahun
25
37.3
37.3
37.3
5-10 tahun
22
32.8
32.8
70.1
< 5 tahun
20
29.9
29.9
100.0
Total
67
100.0
100.0
118
dukungankeluarga Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
mendukung
33
49.3
49.3
49.3
tidak mendukung
34
50.7
50.7
100.0
Total
67
100.0
100.0
tingkatkecemasan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ringan
22
32.8
32.8
32.8
sedang
27
40.3
40.3
73.1
berat
18
26.9
26.9
100.0
Total
67
100.0
100.0
Hasil uji normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
dukungankeluarga
.343
67
.000
.636
67
.000
tingkatkecemasan
.215
67
.000
.805
67
.000
komplikasi
.390
67
.000
.623
67
.000
119
lamamenderita
.243
a. Lilliefors Significance Correction
67
.000
.790
67
.000
120
Hasil uji bevariat Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N komplikasi *
Missing Percent
67
100.0%
N
Total
Percent 0
N
0.0%
Percent 67
100.0%
tingkatkecemasan
komplikasi * tingkatkecemasan Crosstabulation tingkatkecemasan ringan Komplikasi
tidak komplikasi
Count % within komplikasi
komplikasi
Count % within komplikasi
Total
Count % within komplikasi
sedang
berat
Total
11
6
10
27
40.7%
22.2%
37.0%
100.0%
11
21
8
40
27.5%
52.5%
20.0%
100.0%
22
27
18
67
32.8%
40.3%
26.9%
100.0%
121 Chi-Square Tests Asymptotic Significance (2Value Pearson Chi-Square
df
sided)
6.269a
2
.044
6.510
2
.039
.039
1
.844
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
67
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,25.
Risk Estimate Value Odds Ratio for komplikasi
a
(komplikasi / tidak komplikasi) a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
122
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N lamamenderita *
Missing Percent
67
100.0%
N
Total
Percent 0
N
0.0%
Percent 67
100.0%
tingkatkecemasan
lamamenderita * tingkatkecemasan Crosstabulation tingkatkecemasan ringan lamamenderita
> 10 tahun
Count % within lamamenderita
5-10 tahun
Count % within lamamenderita
< 5 tahun
Count % within lamamenderita
Total
Count % within lamamenderita
sedang
berat
Total
14
6
5
25
56.0%
24.0%
20.0%
100.0%
3
19
0
22
13.6%
86.4%
0.0%
100.0%
5
2
13
20
25.0%
10.0%
65.0%
100.0%
22
27
18
67
32.8%
40.3%
26.9%
100.0%
123 Chi-Square Tests Asymptotic Significance (2Value Pearson Chi-Square
df
sided)
41.893a
4
.000
Likelihood Ratio
44.141
4
.000
Linear-by-Linear Association
10.375
1
.001
N of Valid Cases
67
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,37.
Risk Estimate Value Odds Ratio for
a
lamamenderita (> 10 tahun / 5-10 tahun) a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
124
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N dukungankeluarga *
Missing Percent
67
100.0%
N
Total
Percent 0
N
0.0%
Percent 67
100.0%
tingkatkecemasan
dukungankeluarga * tingkatkecemasan Crosstabulation tingkatkecemasan ringan dukungankeluarga
mendukung
Count % within dukungankeluarga
tidak mendukung
Count % within dukungankeluarga
Total
Count % within dukungankeluarga
sedang
berat
Total
12
18
3
33
36.4%
54.5%
9.1%
100.0%
10
9
15
34
29.4%
26.5%
44.1%
100.0%
22
27
18
67
32.8%
40.3%
26.9%
100.0%
125 Chi-Square Tests Asymptotic Significance (2Value Pearson Chi-Square
df
11.169
Likelihood Ratio
sided)
a
2
.004
11.958
2
.003
4.898
1
.027
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
67
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,87.
Risk Estimate Value Odds Ratio for
a
dukungankeluarga (mendukung / tidak mendukung) a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
126
Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 16%
Date: Tuesday, August 23, 2022 Statistics: 2613 words Plagiarized / 16589 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH PUSKESMAS PEBAYURAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Medika Suherman Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: Putri Nurfadilah 010318510 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN 2022