Skripsi Saiful Rahman Fix [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Im Am
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI DESA SELAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEDAU TAHUN 2019



OLEH SAIFUL RAHMAN 165 STYC 17



YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S.1 MATARAM 2019



ii



SKRIPSI HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI DESA SELAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEDAU TAHUN 2019



Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1 STIKES Yarsi Mataram



OLEH SAIFUL RAHMAN 165 STYC 17



YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S.1 MATARAM 2019



iii



SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN



Saya yang bertanda tangan di bawah ini : NAMA



: SAIFUL RAHMAN



NIM



: 165 STYC 17



PROGRAM STUDI : S1 ILMU KEPERAWATAN



Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan bersedia diberikan sanksi jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiat terhadap karya orang lain.



Mataram,



Agustus 2019



Yang Menyatakan



SAIFUL RAHMAN 165 STYC 17



iv



LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul : “Hubungan Gaya Hidup Dengan Tingkat Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019” telah disetujui pada : Hari



:



Tanggal



:



Tahun



: 2019



Pembimbing 1



: Sopian Halid, S.Kep.,Ners.,M.Kes 0828097601



(



)



Pembimbing 2



: Zuhratul Hajri, S.Kep.,Ners.,M.Kep 0813108802



(



)



Mengetahui Ketua Program Studi S1 Keperawatan



Irwan Hadi, S.Kep.,Ners.,M.Kep. 0823078801



v



HALAMAN PENGESAHAN Skripsi yang berjudul : “Hubungan Gaya Hidup Dengan Tingkat Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019” telah disetujui pada : Hari



:



Tanggal



:



Tahun



: 2019



TIM PENGUJI Penguji 1



: Irwan Hadi, S.Kep.,Ners.,M.Kep. 0823078801



(



)



Penguji 2



: Sopian Halid, S.Kep.,Ners.,M.Kes 0828097601



(



)



Penguji 3



: Zuhratul Hajri, S.Kep.,Ners.,M.Kep 0813108802



(



)



Mengetahui Ketua Program Studi S1 Keperawatan



Irwan Hadi, S.Kep.,Ners.,M.Kep. 0823078801



vi



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya Skripsi yang berjudul : “Hubungan Gaya Hidup Dengan Tingkat Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019” dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan S.1 STIKES Yarsi Mataram. Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua, Ayahanda M.Hijab dan Ibunda Hasna Zuryatni yang telah membesarkan, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta perhatian dan do’a restu. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada saudara satu-satunya dr. Ahmad Sufyan Hiswandi dan istri yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis bisa menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Ilmu Keperawatan S.1 STIKES Yarsi Mataram. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat Kesehatan, Karunia dan Keberkahan di Dunia maupun di Akhirat kelak atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penghargaan dan terimaksih yang setulus-tulusnya penulis berikan kepada Bapak Sopian Halid, S.Kep.,Ners.,M.Kes, selaku Pembimbing 1 dan Ibu Zuhratul Hajri, S.Kep.,Ners.,M.Kep, selaku Pembimbing 2 yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi selama penulisan Skripsi. Bersamaan dengan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. H. Zulkahfi, S.Kep.,Ners.,M.Kes., selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1.



vii



2. Irwan Hadi, S.Kep.,Ners.,M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1 STIKES Yarsi Mataram yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1. 3. Ibu dr. Endah Rostianingsih, SE.MM selaku Ketua BLUD Puskesmas Sedau yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian. 4. Sahabat-sahabat D2L tercinta (Angga, Diny, Hery, Imam, Rian, Yudi) dan teman-teman mahasiswa khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan S1 yang selalu mendukung dan memotivasi penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi ilmu keperawatan.



Mataram,



Agustus 2019



Penulis



viii



ABSTRAK



Hubungan Gaya Hidup dengan Tingkat Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019 SAIFUL RAHMAN 165 STYC 17 Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang di ekspresikan dalam aktifitas. Perubahan gaya hidup yang sehat menjadi tidak sehat akan mengakibatkan berbagai penyakit salah satunya adalah penyakit hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Korelasi dengan desain Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Purposive Random Sampling dengan populasi penderita hipertensi di Desa Selat adalah sebanyak 86 orang dengan sampel 46 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Bila p < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan), maka ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan dependen sedangkan jika p > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen. Setelah dilakukan uji statistik hasil yang didapatkan adalah nilai ρ= 0,033 < r 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara Gaya Hidup dengan Tingkat Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. Disarankan bagi responden atau masyarakat Puskesmas Sedau agar meningkatkan gaya hidup yang sehat dengan cara menghindari hal-hal yang dapat menimbulkkan penyakit hipertensi seperti mengkomsumsi makanan yang mengandung banyak garam, berlemak tinggi, tidak mengkomsumsi minuman beralkohol, sering berolahraga, dan tidak merokok. Kata kunci : Gaya Hidup, Tingkat Tekanan Darah



ix



ABSTRACK



x



DAFTAR ISI



Halaman Cover.................................................................................................



i



Halaman Sampul Depan ................................................................................... ii Halaman Sampul Dalam .................................................................................. iii Halaman Pernyataan Keaslian Penelitian......................................................... iv Lembar Persetujuan .......................................................................................... v Lembar Pengesahan ......................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................. vii Abstrak ............................................................................................................. ix Abstrack ........................................................................................................... x Daftar Isi .......................................................................................................... xi Daftar Gambar .................................................................................................. xiii Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv Daftar Lampiran ............................................................................................... xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah......................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6 1.6 Keaslian Penelitian .......................................................................... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Gaya Hidup ........................................................................ 7 2.2. Konsep Hipertensi ........................................................................... 13 2.2.1. Klasifikasi Hipertensi ........................................................... 14 2.2.2. Pengukuran Tekanan Darah .................................................. 14 2.2.3. Patofisiologi ........................................................................... 16 2.2.4. Etiologi Hipertensi ................................................................ 16 2.2.5. Gejala Hipertensi .................................................................. 17 2.2.6. Komplikasi Hipertensi .......................................................... 18 2.3. Kerangka Teoritis ............................................................................ 21



xi



BAB 3 KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 22 3.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 23 3.3 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 23 3.4 Defenisi operasional ........................................................................ 25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ............................................................................. 26 4.2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 26 4.3 Populasi dan Sampel ....................................................................... 27 4.4 Etika penelitian ................................................................................ 30 4.5 Instrumen Penelitian ........................................................................ 31 4.6 Pengumpulan Data .......................................................................... 32 4.7 Pengolahan Data .............................................................................. 34 4.8 Analisis Data ................................................................................... 36 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Puskesmas Sedau ................................................ 37 5.2. Analisa Univariat ............................................................................ 42 5.3. Analisa Bivariat............................................................................... 45 5.4. Pembahasan 5.5. Analisis Hubungan Gaya Hidup dengan Tingkat Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Desa Selat ...................................................49 5.6. Keterbatasan Penelitian ....................................................................50 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan.......................................................................................51 6.2. Saran .................................................................................................51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



xii



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.3. Kerangka Teoritis ........................................................................



21



Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................



22



xiii



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII .................................



14



Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................



25



Tabel 5.1 Jumlah Personalia Puskesmas Sedau ...............................................



40



Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Umur ..............................................



42



Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..........................



43



Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................



44



Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Hidup ..............................



44



Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah.........................



45



Tabel 5.7 Analisis Hubungan Gaya Hidup Dengan Tingkat Tekanan Darah ..



45



xiv



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2. Kuesioner Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Lampiran 5. Hasil Uji Chi-Square dengan SPSS Lampiran 3. Lembar Konsultasi



xv



1



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Hipertensi atatu tekanan darah tinggi masih menjadi salah satu masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia. Diperkirakan sekitar 80,0% Kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di Negara berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Ardiansyah, 2012). Menurut



Joint



National



Committee



on



Prevention,



Detectiion,



Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII (JNC VII), hampir satu miliar penduduk dunia atau 1 dari 4 orang dewasa mengidap hipertensi (Prasetyaningrum, 2014 dalam Azizah 2015). Sedangkan data statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk Asia Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas mengalami hipertensi pada tahun 2014 (WHO, 2015). Data kejadian hipertensi di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.



Berdasarkan data Riskesdas (2013), prevalensi tingkat



kejadian hipertensi sebanyak 25,8%, kemudian pada tahun 2018 prevalensi tingkat kejadian hipertensi meningkat menjadi 34.1%. (Riset Kesehatan Dasar, 2018).



1



2 Di Provinsi NTB sendiri menunjukkan prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun yakni mencapai 24,9% dengan tingkat kejadian tertinggi di Kabupaten Bima sebesar 69,2%, diikuti oleh Kota Bima sebesar 62,7%, Kabupaten Dompu sebesar 50%, Kabupaten Lombok Timur 33,8%, Kabupaten Sumbawa sebesar 28,2%, Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 27,3%, Kabupaten Lombok Tengah 11,5%, dan Kota Mataram sebesar 7,15%. (Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2017). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2017 sebanyak 5.208 kasus, dan terus mengalami peningkatan sebanyak 7.388 kasus pada tahun 2018 (Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, 2018). Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Sedau penyakit hipertensi mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebanyak 119 orang, meningkat menjadi 126 orang pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 sebanyak 201 orang (Puskesmas Sedau 2016-2018). Desa Selat merupakan desa yang memiliki penderita hipertensi yang cukup banyak yaitu sebanyak 86 orang. Gaya hidup merupakan faktor terpenting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya; Makanan, aktifitas fisik, stres, dan merokok (Puspitorini, 2009). Jenis makanan yang menyebabkan hipertensi yaitu makanan yang siap saji yang mengandung pengawet, kadar garam yang terlalu tinggi dalam makanan, kelebihan konsumsi lemak (Susilo, 2011).



2



3 Jenis makanan yang menyebabkan hipertensi yaitu makanan yang siap saji, yang mengandung pengawet, kadar garam yang terlalu tinggi dalam makanan, kelebihan mengkonsumsi lemak (Susilo, 2011). Kebiasan merokok dapat juga menyebabkan penyakit hipertensi. Zat nikotin yang terdapat dalam rokok dapat meningkatkan pelepasan epinefrin yang dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan dinding arteri. Zat lain dalam rokok adalah karbon monoksida (Co) yang mengakitbatkan jantung akan bekerja lebih berat untuk membri cukup oksigen ke sel-sel tubuh. Rokok berperan



membentuk



arterosklerosis



dengan



cara



meningkatkan



penggumpalan sel-sel darah (Dalimartha, 2008). Penyakit hipertensi ini sendiri merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan atau datang berobat dengan keluhan lain (Kemenkes RI, 2012). Pada saat tekanan darah meningkat, hormon epinefrin atau adrenalin akan dilepaskan. Adrenalin akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (Vasokonstriksi) dan peningkatan denyut jantung, dengan demikian orang akan mengalami stress. Jika stres berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut mengalami hipertensi (Junaidy, 2010). Adapun cara penanganan untuk menurunkan hipertensi adalah dengan beraktifitas secara fisik dan olahraga cukup dan secara teratur. Kegiatan ini



4 secara terbukti dapat membantu menurunkan hipertensi, oleh karena itu penderita hipertensi dianjurkan untuk berolahraga cukup dan secara teratur (Wolf, 2008). Berdasarkan data awal yang didapat dari Puskesmas Sedau Kecamatan Narmada, pada tanggal 29 Juli 2019 telah diambil data dari pegawai bagian umum Puskesmas Sedau, jumlah penderita penyakit hipertensi tahun 2016 sebanyak 119 orang, meningkat menjadi 126 orang pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 sebanyak 201 orang (Puskesmas Sedau 2019). Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab meningktanya kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sedau. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengambil judul “Hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau tahun 2019”. 1.2 Perumusan Masalah Tingkat kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sedau dari tahun ke tahun terus meningkat, sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab terjadinya peningkatan kasus kejadian hipertensi. Gaya hidup merupakan faktor utama penyebab kejadian hipertensi, seperti merokok, pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik atau olahraga yang kurang dan mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah yang banyak. Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubungan antara gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau ?.



5 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019. b. Mengidentifikasi gaya hidup penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019. c. Menganalisis hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan serta informasi kepada penderita hipertensi dalam menjaga kesehatannya dan dapat meningkatkan kesadaran terhadap penyakit hipertensi sehingga dapat dilakukan pencegahan dini. 1.4.2 Bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk kebijakan dimasa depan, seperti memberikan penyuluhan atau informasi yang terkait dengan hipertensi dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, dan perhatian khusus bagi Puskesmas Sedau



6 dalam upaya pencegahan penyakit degeneratif, sehingga dapat menurunkan prevalensi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sedau. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan di perpustakaan STIKES YARSI Mataram dan menjadi sumber informasi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Keperawatan. 1.4.4 Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan kepustakaan serta dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Selat Kecamatan Narmada Wilayah Kerja Puskesmas Sedau dan dilakukan pada bulan Agustus 2019 dengan populasi penelitian adalah semua penderita hipertensi di Desa Selat. Penelitian ini merupakan Deskripsi Korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner dan melakukan pengukuran tekanan darah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS V25 yang disajikan dalam bentuk tabel disertai narasi. 1.6 Keaslian Penelitian 1. Ina Eriana (2017) judul penelitian ”Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi pada Pegawai Negeri Sipil di UIN Allauddin Makassar”. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan



7 responden sebanyak 89 orang yang diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Responden mengisi kuesioner dan dilakukan pengukuran tekanan darah serta aktifitas fisik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian hipertensi lebih banyak pada pegawai negeri sipil yang tidak memiliki kebiasaan merokok sebesar 23,6%, jarang minum kopi sebesar 20,2% dan aktifitas fisiknya kurang sebesar 25,8%. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara gaya hidup merokok, minum kopi dan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pegawai negeri sipil UIN Alauddin Makassar dengan nilai p > 0,05. Perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah setahun sekali untuk mendeteksi dini penyakit hipertensi dan selalu menerapkan pola hidup sehat. 2. Renianti Panjaitan (2015) judul penelitian “ Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Puskesmas Helvetia Medan”. Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Korelasi dengan desain Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Purposive Sampling dengan populasi pasien yang datang berkunjung adalah sebesar 856 dengan sampel 73 orang. Uji statistik menggunakan



Korelasi



Spearman dengan kemaknaan α 66 tahun diharapkan dapat memberikan (Depkes RI, gambaran yang cukup jelas 2014) mengenai kondisi dari Kuesioner b. Jenis kelamin Ordinal responden dan kaitannya 1) Laki-laki dengan masalah dan tujuan 2) Perempuan penelitian. c. Pekerjaan 1) PNS 2) Swasta 3) Buruh 4) IRT/tidak bekerja Kebiasaan atau pola hidup seseorang yang di ekspresikan dalam aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah 1. Sehat jika nilai pada upaya memelihara mean >30,5 Kuesioner Nominal kondisi fisik, mental dan 2. Tidak sehat jika sosial yang berada pada nilai mean < 30 keadaan positif seperti menjaga pola makan, tidak minum alkohol, melakukan aktivitas/olahraga dan tidak merokok. Hasil pengukuran mengalami peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dan responden dalam keadaan yang rileks.



1. Prehipertensi = 120-139/80-89 mmHg 2. Hipertensi derajat I = 140-159/90-99 Spignomano mmHg meter dan 3. Hipertensi derajat stetoskop II = 160 atau >160/100 atau >100 mmHg (Kemenkes RI, 2014)



Ordinal



27 BAB 4 METODE PENELITIAN



4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian descriptive correlation, merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional, merupakan suatu penelitian untuk mempelajari suatu dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dan dengan suatu pendekatan, observasi ataupun dengan pengumpulan data pada suatu waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012). 4.2 Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini di lakukan di Desa Selat Kecamatan Narmada wilayah kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019. 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Selat dengan pertimbangan: a. Peningkatan pasien hipertensi di Puskesmas Sedau dari tahun 2016 sebanyak 119 orang, tahun 2017 sebanyak 126 orang dan tahun 2018 sebanyak 201 orang. b. Desa Selat merupakan desa yang memiliki penderita hipertensi yang cukup banyak yaitu sebanyak 86 orang.



27



28 4.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20-21 Agustus 2019. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang berada di Desa Selat sebanyak 86 orang. 4.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012).Sampel dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang berada di Desa Selat sebanyak 46 orang a. Sampling Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara proporsional random sampling yaitu teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel seimbang yang dilakukan dengan pengambillan subjek dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing wilayah (Arikunto, 2014).



29 b. Kriteria sampel 1) Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria inklusi dari sampel dalam penelitian ini adalah: a) Tidak menderita dimensia b) Bersedia menjadi responden c) Bertempat tinggal di Desa Selat d) Penderita hipertensi Primer (yang dipengaruhi oleh gaya hidup) 2) Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi dari sampel penelitian ini adalah: a) Hipertensi dengan komplikasi berat b) Tidak bisa baca tulis c) Usia kurang dari 20 tahun d) Ibu hamil c. Besar Sampel Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: S=



λ2.𝑁.𝑃.𝑄 d2(N−1) + λ2.𝑃.𝑄



30



S=



12.86.0,5.0,5 0,052(86−1) + 12.0,5.0,5



= 46,48 dibulatkan menjadi 46



Keterangan: λ2



dengan dk



=1



P = Q = 0,5 d



= 0,05



s



= jumlah sampel (Sugiyono, 2012)



Pengambilan



sampel



setiap



strata



menggunakan



teknik



pengambilan simple random sampling yaitu bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012) dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑁1 ×𝑛 𝑁



𝑛1 = Keterangan: n1



= besar sampel untuk masing-masing wilayah



N1



= total sub populasi



N



= total populasi



n



= besar sampel (Dharma, 2011)



Dusun Selat Barat =



𝑁1



𝑥𝑛=



𝑁



Dusun Selat Timur =



Dusun Merce Barat =



𝑁1 𝑁



𝑁



𝑁1 𝑁



86



𝑥𝑛=



𝑁1



Dusun Merce Timur =



10



𝑥 46 = 5



15 86



𝑥𝑛=



𝑥𝑛=



𝑥 46 = 8



13 86



19 86



𝑥 46 = 7



𝑥 46 = 10



31 Dusun Salut =



𝑁1 𝑁



12



𝑥𝑛=



Dusun Montong Daye =



86



𝑁1 𝑁



Dusun Montong Lauq =



𝑥 46 = 7



𝑥𝑛=



𝑁1 𝑁



11 86



𝑥𝑛=



𝑥 46 = 6 6



86



𝑥 46 = 3



4.4 Etika penelitian Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia harus tidak bertentangan dengan etika. Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan mempertimbangkan prinsip dalam etika penelitian meliputi beberapa hal (Polit & Hugler, 2012). 1. Prinsip



pertama,



peneliti



mempertimbangkan



hak-hak



responden



untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Oleh karena itu, peneliti memperpersiapkan informed consent. 2. Prinsip kedua, (Anonimity)peneliti tidak akan menampilkan informasi mengenai nama dan alamat responden dalam kuisioner maupun alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subjek. Oleh karena itu, peneliti menggunakan koding respon. 3. Prinsip ketiga, prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, professional, berprikemanusiaan, dan memperhatikan faktorfaktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologi serta perasaan religious mahasiswa. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Agar



32 prosedur penelitian jelas maka peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subjek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelumnya, selama dan sesudah berpartisipasi dalam penelitian. 4. Prinsip keempat, peneliti melaksanaakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek. Peneliti maminimalisasi dampak yang merugikan bagi sujek (nonmaleficence). 4.5 Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2014), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. (Sugiyono, 2016). Instrument dalam penelitian ini menggunakan alat bantu kuesioner yang sudah baku (standar) atau teruji validitas dan reliabilitasnya, sehingga peneliti tidak melakukan uji



validitas dan



reliabilitasnya lagi, akan tetapi peneliti harus mampu mengendalikan objek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dalam menggunakan instrument untuk mengukur variabel gaya hidup dan tekanan darah penderita hipertensi. Uji validitas kuesioner pada penelitian ini telah dilakukan oleh Renianti Panjaitan di Puskesmas Ujung Kubu Tahun 2015 dengan cara membagikan kuisioner gaya hidup kepada 30 orang pasien yang datang berkunjung ke Puskesmas Ujung Kubu. Hasil uji validitas dilakukan dengan



33 membandingkan nilai r hitung dengan r tabel yang diperoleh melalui r product moment pearson dengan df (degree of freedom) = n-2, jadi df = 302 = 28, maka r tabel adalah 0,374. r hitung yang di peroleh dari uji validitas di dapatkan nilai r hitung sebesar 0,950. Butir pertanyaan dikatakan valid karena nilai r hitung > r tabel. Dapat dilihat dari corrected item correlation dan dari 30 pernyataan yang telah di uji. 4.6 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012), meliputi: a. Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. b. Gaya hidup penderita hipertensi, meliputi: kebiasaan



makan,



kebiasaan minum alkohol, kurang aktivitas/olahraga, kebiasaan merokok. c. Tekanan darah pada penderita hipertensi. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini yang merupakan data sekunder adalah gambaran umum lokasi penelitian dan data tentang jumlah penderita hipertensi yang di dapat dari Puskesmas Sedau.



34 4.6.1 Cara Pengumpulan Data 4.6.1.1 Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung pada saat penelitian berlangsung. Data ini diperoleh secara langsung



dari



penderita



hipertensi



dengan



menggunakan



kuisioner. 1. Data tentang karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin dan pekerjaan diperoleh dengan kuesioner. 2. Data gaya hidup penderita hipertensi seperti kebiasaan makan, kebiasaan minum alkohol, kurang aktivitas/olahraga, dan kebiasaan merokok yang diperoleh dengan kuesioner. 3. Data tentang tekanan darah penderita hipertensi yang diperoleh dengan pengukuran tekanan darah. 4.6.1.2 Data Sekunder Data sekunder ini digunakan sebagai data penunjang dan data pelengkap dari data primer yang ada toleransinya dengan keperluan peneliti. Untuk penelitian ini, data sekunder yang di butuhkan adalah gambaran umum lokasi penelitian dan data tentang penderita hipertensi yang di dapat dari Puskesmas Sedau. 4.7 Pengolahan Data Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2007). Pengolahan data pada penelitian ini



35 dilakukan menggunakan alat bantu komputer dengan program olah data SPSS versi 23. Adapun cara pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Editing (Penyuntingan Data) Peneliti melakukan pengecekan kelengkapan pengisian kuisioner dan kejelasan penulisan jawaban pada saat di lapangan atau dengan kata lain penyuntingan (editing). Jika ditemukan pengisian kuisioner tidak lengkap, tidak jelas peneliti akan mengklarifikasi kepada pasien. 2. Coding (Pengkodean) Memberi kode pada setiap jawaban kuesioner agar pengolahan data lebih mudah. Untuk umur responden 40-50 tahun diberi kode 1, 51-60 tahun diberi kode 2, >60 tahun deibri kode 3, jenis kelamin laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2, pekerjaan PNS diberi kode 1, pegawai swasta diberi kode 2, wiraswasta diberi kode 3, dan tidak bekerja/IRT diberi kode 4. Untuk pernyataan positif pada kuesioner alternatif jawaban “Selalu” di beri skor 3, “Sering di beri skor 2, ”Kadang-kadang di beri skor 1, ”Tidak pernah” di beri skor 0. Pada pernyataan negatif, alternatif jawaban “Tidak pernah” di beri skor 3, “Kadang-kadang” di beri skor 2, “Sering” di beri skor 1 dan “Selalu” di beri skor 0. Tekanan darah penderita hipertensi terbagi menjadi 3 yaitu: prehipertesi = 120-139/80-89 mmHg diberi kode 1, hipertensi derajat I = 140-159/90-99 mmHg diberi kode 2, hipertensi derajat II = 160 atau >160/100 atau >100 mmHg diberi kode 3.



36 3. Processing Pemrosesan



data atau



dimulaidengan tabulating dalam bentuk



pengolahan skor



atau



data pada penelitian ini



melakukan



tabulasi pada lembar kertas



entry data



data. Tujuannya



kasar adalah



memastikan kesiapan data dengan tepat sebelum di entry data kedalam program komputer. 4. Cleaning data Cleaning di lakukan pengecekan kembali data yang sudah di entry pada program komputer dengan maksud untuk mengevaluasi apakah masih ada kesalahan atau tidak. Tahap analisis



selanjutnya



data, analisis ini bertujuan



untuk



adalah



mengetahui



dilakukan hubungan



variabel bebas terhadap variabel terikat. 4.8 Analisis Data 4.8.1 Analisa Univariat Analisa



univariat



mendeskripsikan



bertujuan



karakteristik



setiap



untuk variabel



menjelaskan



atau



penelitian.



Pada



umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel (Notoatmodjo,2010). Data univariat yang akan disajikan meliputi variabel independen (karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin dan pekerjaan, gaya hidup responden meliputi kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, pola makan dan aktifitas/olahraga) dan variabel dependen (Tingkat tekanan darah).



37 4.8.2 Analisa Bivariat Analisis data bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk menjelaskan hipotesis hubungan variabel bebas dengan variabel terikat (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Bila p < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) maka ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan dependen sedangkan jika p > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen (gaya hidup) dengan dependen (tingkat tekanan darah).



38 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



5.1 Gambaran Umum Puskesmas Sedau 5.1.1 Profil Puskesmas Sedau 1. Keadaan geografis Puskesmas sedau merupakan puskesmas perawatan yang terletak di jalan raya Ahmad Yani Keru Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat dengan luas wilayah kerja 58,46 km2 dengan batasanbatasan wilayah : sebelah timur Kabupaten Lombok Tengah, sebelah barat: Desa Batu Kumbung dan Desa Lembuak, Sebelah utara : berbatasan denga hutan lindung sesaot, sebelah selatan : Kabupaten Lombok Tengah. Secara adminisratif wilayah kerja puskesmas Sedau terdiri 10 desa dengan 55 dusun. Berikut adalah desa yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Sedau, diantaranya : Desa Keru, Desa Sedau, Desa Peresak, Desa Selat, Desa Suranadi, Desa Sesaot, Desa Buwun Jati, Desa Lembah Sempage, Desa Pakuan dan Desa Golong. 2. Keadaan demografi Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sedau pada tahun 2016 mencapai 26.664 jiwa dengan 7.350 kepala keluarga. Sebagian besar suku bangsa yang tinggal sangat heterogen, seperti suku Sasak, Bali, Jawa dan Sumbawa. Begitu pula halnya dengan mata pencaharian penduduk, ada yang bekerja sebagai pengusaha, buruh



38



39 tani, buruh batu apung, buruh pasir, pekerja lepas harian, pegawai negri sipil, militer, karyawan swasta dan lain-lain. Tingkat pendapatan masyarakat pada umumnya adalah menengah kebawah dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 60,43%. Dalam bidang pendidikan baru sekitar 43% saja mengenyam pendidikan baik pendidikan dasar, menengah maupun perguruan tinggi, sedangkan sisanya adalah tidak atau belum sekolah. 3. Sarana Dan Prasarana a. Sarana Kesehatan Untuk menunjang dan mendukung kegiatan operasional puskesmas dalam melaksanakan beberapa program serta upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Puskesmas Sedau dilengkapi dan didukung beberapa sarana dan prasarana diantaranya : 1) Ruang UGD 24 jam yang dilengkapi dengan pelayanan one day care. 2) Ruang pelayanan rawat jalan yang terdiri dari rawat inap umum dan rawat inap persalinan 3) Ruang bersalin 4) Ruang konseling 5) Ruang laboratorium 6) Apotik 7) Gudang obat 8) Gudang alat-alat kesehatan



40 9) Aula 10) Ruang program 11) Dapur umum 12) Ruang kepala puskesmas 13) Ruang tata usaha 14) Rumah dinas yang terdiri dari : 1 unit dokter dan 3 unit untuk rumah dinas perawat. Selain itu, dalam operasionalnya Puskesmas Sedau



ditunjang



oleh 3 puskesmas pembantu, 8 Polindes, 1 Apotek swasta, 1 Praktek Dokter, 27 Dukun terlatih dan 1 Klinik swasta. b. Sarana Pendidikan Jumlah sarana pendidikan diwilayah kerja puskesmas yang juga menjadi sasaran kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas adalah sebagai berikut: 1) Jumlah Taman Kanak-kanak : 6 TK 2) Jumlah SD sederajat



: 27 SD



3) Jumlah Pondok pesantren



: 2 Pesantren



4) Jumlah SMP/MTs



: 5 SMP/MTs



5) Jumlah SMA/MA



: 2 SMA/MA



6) Jumlah Universitas



: 1 Universitas Terbuka



c. Sarana Ibadah 1) Jumlah Masjid



: 17 Masjid



2) Jumlah Musholla



: 31 Musholla



3) Jumlah Pura



: 12 Pura



41 5.1.2 Data Jumlah Personalia Puskesmas Sedau Puskesmas Sedau memiliki tenaga yang terampil dan professional untuk melakukan program dan kegiatan yang ada. Adapun jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di Puskesmas Sedau sebanyak 59 orang tenaga dengan perincian sebagai berikut : Tabel 5.1 Jumlah Personalia



NO I. 1 2 3



Jenis Ketenagaan Puskesmas Induk Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana/D3 a. SKM



4 5 6



7 8 9 10



II 1



2 III 1



Yang Ada Sekarang



Status Kepegawaian



1 1



PNS PNS



3 PNS, 1 Kontrak, 1 sukarela 4 PNS, 1 Kontrak, 3 sukarela



b. Akper



5



c. Akbid d. P2B e. Akzi Perawat (SPK) Perawat Gigi Sanitarian a. SPPH b. AKL SPAG Tenaga Laboratorium Pengelola Obat/SMF Umum S1 SMA SMP SD Puskesmas Pembantu Perawat Kesehatan a. AKPER b. SPK Tenaga Lain Polindes Bidan/Akbid



8 3 2 9 3



PNS PNS 8 PNS, 1 kontrak PNS



2 1



PNS HONDA



2 1



1 PNS, 1 Kontrak PNS



2 6 1 1



PNS PNS PNS PNS



1 2



PNS PNS



2



PNS



Ket



42 5.1.3



Visi Dan Misi Puskesmas Sedau 1. Visi Sebagaimana



diketahui



bahwa



visi



pembangunan



kesehatan dikabupaten Lombok barat adalah ”terwujudnya masyarakat yang unggul, mandiri, sejahtera, dan martabat yang dilandasi nilai Patut Patuh Patju” yaitu gambaran mayarakat Kabupaten Lombok Barat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjagkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggiya di seluruh wilayah kabupaten. Sedangkan visi dinas kesehatan Lombok Barat adalah ”terwujudnya masyarkat Lombok Barat yang mandiri untuk hidup sehat yag dilandasi nlai – nilai Patut Patuh Patju“. Untuk memberi kontribusi pada upaya mewujudkan visi tersebut, Puskesmas Sedau sebagai unit pelaksana sekaligus pengelola pembangunan kesehatan wilayah, telah berusaha merumuskan visi dan misi dalam melaksanankan tugas tersebut. Adapun yang menjadi visi dari Pukesmas Sedau adalah “terwujudnya masyarakat Narmada yang yang mandiri untuk hidup sehat”. 2. Misi Adapun cara untuk mewujudkan visi Puskesmas Sedau membutuhkan misi atau cara, yaitu : Meningkatkan mutu pelayanan, Meningkatkan derajat kesehatan keluarga, khususnya



43 ibu, bayi dan balita dan pencegahan penyakit menular, Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dalam peningkatan upaya kesehatan bersumber daya masyarat. 5.2 Analisa Univariat 5.2.1 Karakteristik Responden Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah penderita hipertensi yang yang berada di Desa Selat wilayah kerja Puskesmas Sedau. 5.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dari



hasil



penelitian



didapat



distribusi



responden



berdasarkan umur penderita hipertensi sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini



No 1 2 3 4



Tabel 5.2. Distribusi Responden Menurut Umur di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Umur N Presentase (%) 36-45 tahun 4 8,70 46-55 tahun 21 45,65 56-65 tahun 18 39,13 > 66 tahun 3 6,52 Jumlah 46 100 % Dari tabel 5.2. menunjukkan bahwa hampir setengah



responden berada direntan usia 46-55 tahun yaitu sebanyak 21 responden (45,65%) dan hanya sebagian kecil responden pada usia 56-65 tahun yaitu sebanyak 3 responden (6,52%).



44 5.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari



hasil



penelitian



didapatkan



distribusi



responden



berdasarkan jenis kelamin sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini



No



Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Jenis Kelamin N Presentase (%)



1



Laki-laki



22



47,83



2



Perempuan



24



52,17



46



100 %



Jumlah



Dari tabel 5.3. menunjukkan jenis kelamin repsonden sebagian besar adalah perempuan dengan jumlah sebanyak 24 responden



(52,17%) sedangkan hampir setengah responden



berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 22 responden (47,83%). 5.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dari hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan pada tabel di halam selanjutnya. Tabel 5.4. No 1 2 3 4



Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Pekerjaan N Presentase (%) PNS 4 8,70 Swasta 15 32,61 Wiraswasta 7 15,22 IRT/Tidak bekerja 20 43,47 Jumlah 46 100 %



45 Dari tabel 5.4. menunjukkan hampir setengah dari responden adalah IRT/Tidak bekerja yaitu sebanyak 20 responden (43,47%) dan sebagian kecil pekerjaan responden adalah PNS yaitu sebanyak 4 responden (8,70%). 5.2.2 Gaya Hidup Responden Dari hasil penelitian didapatkan distribusi gaya hidup responden penderita hipertensi di Desa Selat berdasarkan gaya hidup baik dan tidak baik sebagaimana di tunjukkan pada tabel dibawah ini. Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Hidup penderita Hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau No Gaya Hidup N Presentase (%) 1



Sehat



19



41,30



2



Tidak sehat



27



58,70



Jumlah



46



100 %



Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjalani gaya hidup yang tidak sehat yaitu sebanyak 27 responden (58,70%) sedangkan hampir setengahnya yang menjalani gaya hidup sehat yaitu sebanyak 19 responden (41,30%). 5.2.3 Tingkat Tekanan Darah Dari hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan tingkat tekanan darah sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tekanan Darah penderita Hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau No Tekanan Darah N Presentase (%) 1 Prehipertensi = 120-139/80-89 mmHg 12 26,09 2 Hpertensi derajat I = 140-159/90-99 29 63,04 mmHg



46 No 3



Tekanan Darah Hipertensi derajat II = 160 atau >160/100 atau >100 mmHg Jumlah



N 5



Presentase (%) 10,87



46



100 %



Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat tekanan darah pada responden berada pada tingkat hipertensi derajat I yaitu sebanyak 29 responden (63,04%) dan sebagian kecil tingkat tekanan darah responden berada pada tingkat hipertensi derajat II yaitu sebanyak 5 responden (10,87%). 5.3 Analisa Bivariat 5.3.1 Analisis Hubungan Gaya Hidup dengan Tingkat Tekanan Darah Tabel 5.7. Analisis Hubungan Gaya Hidup dengan Tingkat Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. Gaya Hidup Sehat Tidak sehat



Kejadian Hipertensi Hipertensi Hipertensi Prehipertensi derajat I derajat II 8 11 0 4 18 5



Total



12



29



5



Total 19 27



Nilai r p value 0,033



0,05



46



Setelah dilakukan uji statistik korelasi Chi-Square didapatkan nilai ρ= 0,033 < r 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. 5.4 Pembahasan 5.4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur Pada penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengah responden berada direntan usia 46-55 tahun yaitu sebanyak 21 responden (45,65%)



47 dan hanya sebagian kecil responden pada usia 56-65 tahun yaitu sebanyak 3 responden (6,52%). Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Tapan (2014) dengan bertambahnya umur maka tekanan darah akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot



sehingga pembuluh darah akan



berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. 5.4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Pada penelitian ini menunjukkan jenis kelamin repsonden sebagian besar adalah perempuan dengan jumlah sebanyak 24 responden (52,17%) sedangkan hampir setengah responden berjenis kelamin lakilaki yaitu sebanyak 22 responden (47,83%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Rahayu (2012) menunjukkan bahwa persentase kejadian hipertensi lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki. Tekanan darah wanita, khususnya sistolik, meningkat lebih tajam sesuai usia. Setelah 55 tahun, wanita mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Salah satu penyebab terjadinya pola tersebut adalah karena hormon kedua jenis kelamin. Produksi hormon esterogen menurun saat menopause, wanita kehilangan efek menguntungkan sehingga tekanan darah meningkat. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan stefhany (2012) prevalensi kejadian hipertensi pada laki-laki lebih besar daripada pada perempuan. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena proporsi



48 responden berjenis perempuan lebih banyak dibandingkan dengan responden laki-laki. 5.4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Hasil penelitian ini menunjukkan hampir setengah dari responden adalah IRT/Tidak bekerja yaitu sebanyak 20 responden (43,47%) dan sebagian kecil pekerjaan responden



adalah PNS yaitu sebanyak 4



responden (8,70%). Hasil penelitian ini belum sejalan dengan hasil Riskesdas (2018) terhadap hipertensi menurut karakteristiknya didapat bahwa status pekerjaan juga dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan prevalensi sebesar (24,72%). 5.4.4 Gaya hidup Dari hasil penelitian ini



dapat diketahui bahwa sebagian besar



responden menjalani gaya hidup yang tidak sehat yaitu sebanyak 27 responden (58,70%) sedangkan hampir setengahnya yang menjalani gaya hidup sehat yaitu sebanyak 19 responden (41,30%). Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Puspitorini (2014) yang menyatakan bahwa gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik dan stress. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Andalia (2015), hasil penelitian



yang



dilakukannya



menunjukkan



sebanyak



50,50%



responden yang diteliti memiliki gaya hidup yang buruk atau tidak baik



49 yang dikarenakan kurangnya pengetahuan penderita hipertensi akan pentingnya merubah pola hidup untuk mencegah terjadinya hipertensi. 5.4.5 Tingakat Tekanan Darah Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat tekanan darah pada responden berada pada tingkat hipertensi derajat I yaitu sebanyak 29 responden (63,04%) dan sebagian kecil tingkat tekanan darah responden berada pada tingkat hipertensi derajat II yaitu sebanyak 5 responden (10,87%).. Rata- rata tekanan darah sistolik responden adalah 140 mmHg sedangkan rata- rata tekanan darah diastolik responden adalah 90 mmHg. Tekanan sistolik paling tinggi mencapai 180 mmHg, sedangkan tekanan diastolik paling tinggi yaitu 110 mmHg. Menurut JNC VII, seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistoliknya ≥140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg (Kemenkes.RI, 2014). Perlu diperhatikan agar tidak berlanjut kearah komplikasi dan berujung kematian. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (Kemenkes RI, 2014). Hal ini dapat dilakukan melalui pengendalian faktor risiko hipertensi. 5.5 Analisis Hubungan Gaya Hidup dengan Tingkat Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Dari hasil penelitian gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat menunjukkan bahwa nilai probabilitas gaya hidup (ρ= 0,033) < dibandingkan nilai (r 0,05), sehingga gaya hidup memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat tekanan darah



50 penderita hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (H0) ditolak yang artinya terdapat hubungan antara gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya aktivitas fisik, stress dan pola makan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan penyakit hipertensi. Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi, kelebihan asupan lemak mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh meningkat, terutama kolesterol yang menyebabkan kenaikan berat badan sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih besar (Puspitorini. dkk, 2014 dalam Arini, 2015). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabour (2016) yang menyatakan bahwa asupan kolestrol dan lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan resiko hipertensi, sehingga diet rendah kolestrol dan lemak jenuh disertai konsumsi suplemen Docosehaxaenoic Acid (DHA) dapat membantu mengurangi tekanan darah.Makanan berlemak seperti gorengan mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh yang dikonsumsi akan dipecah menjadi kolestrol Low Densisty Lipoprotein (LDL). Kadar kolestrol yang tinggi dapat membentuk plaque pada permukaan dinding pembuluh darah arteri, sehingga dapat menyebabkan diameter pembuluh darah mengecil. Penyumbatan dalam pembuluh darah menyebabkan lumen



51 pembuluh darah semakin sempit dan berkurang elasltisitasnya sehingga dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Solehatul dkk. (2015) dimana hasilnya menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara gaya hidup aktivitas fisik, asupan lemak dan asupan natrium dengan kejadian hipertensi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Myelen dkk. (2014) hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan gaya hidup dalam bentuk konsumsi makan dan kemampuan mengatur stress dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kolongan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara. 5.6 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pelaksanaannya yaitu jumlah responden relatif sedikit, karena lokasi penelitian hanya satu Desa dari 10 Desa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. Responden ini tentunya belum mewakili secara keseluruhan, hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu peneliti dalam melakukan penelitian. Diharapkan ada peneliti lain yang melanjutkan penelitian ini.



52



BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN



6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai hubungan gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat wilayah kerja Puskesmas Sedau Tahun 2019 dan berdasarkan hasil yang diperoleh serta pembahasan yang telah peneliti paparkan pada bab 5 dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1. Masyarakat penderita hipertensi di Desa Selat kebanyakan berjenis kelamin perempuan dan rata-rata rentan usianya adalah 45-55 tahun. 2. Gaya hidup masyarakat di Desa Selat menunjukkan bahwa gaya hidup tidak baik, yaitu paling banyak adalah kebiasan merokok pada laki-laki dan jarangnya mengkonsumsi sayuran hijau serta menyenangi makanan yang kolestrolnya tinggi. 3. Tingkat hipertensi yang paling banyak dialami responden di Desa Selat termasuk kategori hipertensi derajat I. 4. Adanya hubungan antara gaya hidup dengan tingkat tekanan darah penderita hipertensi di Desa Selat Wilayah Kerja Puskesmas Sedau. 6.2 Saran 1. Bagi Masyarakat Disarankan bagi penderita hipertensi diharapkan dapat menjaga tekanan darah normal dengan cara membiasakan mengkonsumsi sayuran hijau di setiap makan dan mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi dan makanan berlemak serta mengurangi kebiasaan merokok. 52



53



2. Bagi Pelayanan Kesehatan Disarankan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sedau dengan cara meningkatkan pendidikan kesehatan masalah gizi maupun gaya hidup sehat pada pasien hipertensi pada saat kegiatan senam antihipertensi maupun pada setiap posyandu lansia. 3. Bagi Institusi Pendidikan Disarankan bagi Stikes Yarsi Mataram dapat menambah literatur-literatur bacaan yang dapat memberikan gambaran gaya hidup terhadap pasien hipertensi di perpustakaan, dan juga mengingatkan mahasiswa tentang pentingnya menjalani pola hidup sehat agar mahasiswa bisa mengingatkan kembali kepada orang di sekitarnya agar bisa melakukan pencegahan dini pada penyakit hipertensi. 4. Bagi Peneliti Lain Dari hasil penelitian ini diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam misalnya faktor-faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi dan cara mencegah hipertensi maupun cara menurunkan tekanan darah dengan jus mentimun, jus tomat, relaksasi nafas dalam dan sebagainya.



54



DAFTAR PUSTAKA



Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press. Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Azizah, M. Lilik. (2015). Keperawaatan Lanjut Usia Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.. Bustan. M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta. Depkes



RI. (2016). Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga http://depkes.go.id/index.php/berita/press-rease/810-hipertensipenyebabkematian-nomor-tiga.html, Diakses tanggal 7 Agustus 2019.



Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Junedi, Iskandar. (2010). Pengenalan, Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Junaedi, dkk. (2013). Hipertensi Kandas Berkat Herbal. Jakarta: FMedia. Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia. Khomsan, Ali. (2010). Buku Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018. Laporan Tahunan Puskesmas Sedau Tahun 2016-2018. Lisnawati. (2001). “Kepribadian, Nilai dan Gaya Hidup”. (diakses 6 Agustus 2019) Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. -----------------. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2016). Buku Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika.



55



----------. (2010). Konsep dan Penerapan Metodelogi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.



Penelitian



Ilmu



Palmer A dan Williams. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. Pudiastuti, R.D. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha Medika. Puspitorini, Myra. (2009). Buku Hipertensi: Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Image Press. Ramayulis. (2010). Metodelogi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalm Mulia. Renianti, Panjaitan. (2015). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2015. Di unduh pada tanggal 8 Agustus 2019. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Shanty, Meita. (2011). Silent Killer Deseases. Yogyakarta : Javalitera. Sudarmoko. (2010). Tetap Tersenyum Melawan Hipertensi. Yogyakarta: Atma Madia Press. Susilo, Y. dan Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Andi Offset. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. Quarino, A. (2014). “Perbandingan Rerata Jumlah Langkah Sebagai Penanda Aktivitas Fisik antara Pekerja dengan Sindroma Metabolik dan Tanpa Sindroma Metabolik”. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. World Health Organization. (2015). Hypertension Fact Sheet. WHO: Department of Sustainable Development and Healthy Environments. Diakses melalui www.searo.who.int Wijaya. A. S, Putri. Y. M. (2013), Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Graha Ilmu.