SKRIPSI SUPRIATI - REVISI New (9) 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERBEDAAN PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER DENGAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP KEJADIAN MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL DI PMB BIDAN S KABUPATEN BEKASI UTARA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2021 SKRIPSI



Oleh: SUPRIATI 205401446182



UNIVERSITAS NASIONAL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN JAKARTA 2021



i



PERBEDAAN PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER DENGAN AROMA TERAPI LEMON TERHADAP KEJADIAN MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL DI PMB BIDAN S KABUPATEN BEKASI UTARA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2021 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan Pada Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Jakarta



OLEH: SUPRIATI 205401446182



UNIVERSITAS NASIONAL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN JAKARTA 2021



HALAMAN PERSETUJUAN SEBELUM SIDANG



Judul Skripsi



: Perbedaan Pemberian Aromaterapi Lavender Dengan Aromaterapi Lemon Terhadap Kejadian Mual Muntah Pada Ibu Hamil Di PMB Bidan S Kabupaten Bekasi Utara Provinsi Bekasi Jawa Barat Tahun 2021



Nama Mahasiswa



: Supriati



NPM



: 205401446182



Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dalam sidang skripsi di hadapan Tim Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Semester Tahun Ajaran 2020/2021



Menyetujui Pembimbing I



Dr. dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes



Pembimbing II



Bunga Tiara Carolin, SST.,M.Bmd



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul



” Perbedaan Pemberian Aromaterapi Lavender Dengan



Aromaterapi Lemon Terhadap Kejadian Mual Muntah Pada Ibu Hamil Di PMB Bidan S Kabupaten Bekasi Utara Provinsi Jawa Barat Tahun 2021”. Dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi, banyak pihak yang membantu didalamnya. Oleh karena itu, diucapkan banyak rasa terima kasih Kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Dr.Retno Widowati, M.Si. 2. Ketua Program Studi Ilmu Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Dr. Vivi Silawati, SST,SKM, MKM. 3. Triana Indrayani S.ST.,M.Kes. Selaku pembimbing akademik yang telah memberi dorongan, saran dan ilmu dalam proses pembuatan skripsi saya. 4. Dr. dr. Andi Julia Rifiana , M.Kes,Selaku pembimbinga 1 yang telah memberi masukan dan memberikan dukungan penuh dalam pembuatan skripsi saya. 5. Bunga Tiara Charolin, S.ST., M.Bmd, Selaku pembimbing 2 yang senantiasa mendampingi selama belajar di Program Studi Kebidanan FIKES UNAS. 6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di kampus FIKES UNAS.



i



7. Suami, Anakku tersayang dan Asisten Bidan saya yang telah memberikan support baik moril, materil, serta do’anya. Demikianlah Skripsi ini dibuat, kiranya dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca. Saya menyadari Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun tekhnik penulisanya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar di kemudian hari dapat menjadi lebih baik.



Jakarta, 10 September 2021



Supriati



Abstrak PERBEDAAN PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER DENGAN AROMATERAPI LEMON TERHADAP KEJADIAN MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL DI PMB BIDAN S KABUPATEN BEKASI UTARA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2021 Supriati, Andi Julia Rifiana, Bunga Tiara Carolin Latar Belakang:Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya gejala. Aromaterapi merupakan terapi komplementer yang dapat diberikan oleh bidan secara mandiri. Aromaterapi lavender dapat mengatasi mual muntah karena mengandung linalool dan linalyl asetat yang memberikan efek nyaman, tenang dan relaks. Aromaterapi lemon dapat mengatasi mual muntah karena mengandung limonene. Tujuan:Untuk mengetahui perbedaan pemberian aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual dan muntah pada ibu hamil di PMB Bidan S Kabupaten Bekasi Utara Provinsi Jawa Barat Tahun 2021. Metodologi: Penelitian ini menggunakan quasy-experiment dengan rancangan pre dan post test with two group design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 responden, 20 responden diberikan aromaterapi lavender dan 20 responden diberikan aromaterapi lemon masing-masing 20 orang dalam satu kelompok. Hasil Penelitian: Hasil uji t-test dependent kelompok aromaterapi lavender maupun aromaterapi lemon didapatkan Sig. 0,000 (p0,05), artinya tidak ada perbedaan baik pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon keduanya sama-sama mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil. Kesimpulan: Pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon samasama berpengaruh terhadap kejadian mual muntah pada ibu hamil trimester I. Saran: Disarankan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang cara mengatasi mual dan muntah dengan menerapkan terapi non farmakologis menggunakan aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon. Hal tersebut mengingat kedua aromaterapi tersebut terbukti dapat mengurangi intensitas mual dan muntah. Katakunci: Mual Muntah, Ibu Hamil, Terapi Komplementer, Aromaterapi Lavender, Aromaterapi Lemon. Kepustakaan: 26 P u s t a k a ( 2 0 1 1 - 2 0 2 0 )



Abstract THE DIFFERENCES BETWEEN LAVENDER AND LEMON AROMATHERAPY ON NAUSEA AND VOMITING AMONG PREGNANT WOMEN AT PMB MIDWIFE S BEKASI UTARA REGENCY WEST JAVA PROVINCE IN 2021 Supriati, Andi Julia Rifiana, Bunga Tiara Carolin



Background: Nausea and vomiting occur in 60-80% primigravida and 40-60% multigravida. Management of nausea and vomiting in pregnancy depends on the severity of the symptoms. Aromatherapy is a complementary therapy that can be given by midwives independently. Lavender aromatherapy can overcome nausea and vomiting because it contains linalool and linalyl acetate which gives a comfortable, calm and relaxing effect. Lemon aromatherapy can overcome nausea and vomiting because it contains limonene. Objective: To determine the difference between giving lavender aromatherapy and lemon aromatherapy to the incidence of nausea and vomiting in pregnant women at PMB Midwife S, North Bekasi Regency, West Java Province in 2021. Methodology: This study used a quasi-experiment with a pre and post-test design with two group design. The sample in this study was 40 respondents, 20 respondents were given lavender aromatherapy and 20 respondents were given lemon aromatherapy each 20 people in one group. Results: The results of the dependent t-test of the lavender and lemon aromatherapy groups obtained Sig. 0.000 (p0.05), meaning that there was no difference between giving lavender aromatherapy and lemon aromatherapy both reducing nausea and vomiting in pregnant women. Conclusion: Giving lavender aromatherapy with lemon aromatherapy equally affects the incidence of nausea and vomiting among pregnant women in the first trimester. Suggestion: It is recommended for health workers to provide health education on how to overcome nausea and vomiting by applying non-pharmacological therapy using lavender aromatherapy and lemon aromatherapy. This is because both aromatherapy are proven to reduce the intensity of nausea and vomiting. Keywords: Nausea Vomiting, Pregnant Women, Complementary Therapy, Lavender Aromatherapy, Lemon Aromatherapy. References: 26 (2011-2020).



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL ..........................................................................................



i



HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................



ii



HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................



iv



KATA PENGANTAR........................................................................................



v



ABSTRAK.......................................................................................................... vii DAFTAR ISI....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL...............................................................................................



xi



DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................



1



1.1.



Latar Belakang....................................................................................



1



1.2.



Rumusan Masalah...............................................................................



4



1.3.



Tujuan Penelitian................................................................................



5



1.4.



Manfaat Penelitian..............................................................................



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................



7



2.1.



Kajian Teori........................................................................................



7



2.2.



Kerangka Teori .................................................................................. 29



2.3.



Kerangka Konsep .............................................................................. 30



2.4.



Hipotesis Penelitian ........................................................................... 30



BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................... 31 3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 31 3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................. 31 3.2.1.



Populasi ............................................................................... 31



3.2.2.



Sampel ................................................................................. 31



3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 32 3.4 Waktu Penelitian ................................................................................... 33 3.5 Variabel Penelitian ................................................................................. 33 3.6 Definisi Operasional Penelitian .............................................................. 33 3.7 Intrumen Penelitian ............................................................................... 34 3.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 34 3.9 Teknik Pengumpulan Dan Analisa Data ............................................... 36 3.8.1.



Persiapan ............................................................................. 36



3.8.2.



Tabulasi ............................................................................... 36



3.10 Analisi Data Penelitian....................................................................... 36 3.10.1. Analisi Univariat ................................................................. 36 3.10.2. AnalisisBivariat ................................................................... 37 3.11 Etika Penelitian .................................................................................. 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 41 4.1.



Hasil Penelitian .................................................................................. 41 4.1.1.



Analisis Univariat ................................................................ 41



4.1.2.



Uji Normalitas ..................................................................... 42



4.1.3.



Uji Homogenitas .................................................................. 43



4.1.4.



Analisis Bivariat .................................................................. 44



4.1.5.



Uji Hipotesis ........................................................................ 44



BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 47 5.1.



Simpulan ............................................................................................ 47



5.2.



Saran .................................................................................................. 47



DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49 LAMPIRAN



DAFTAR TABEL 3.1 Definisi Operasional………………………………………….. 23 4.1 Kelompok Aromaterapi Lavender…………………………….. 29 4.2 Kelompok Aromaterapi Lemon……………………………….. 29 4.3 Uji Normalitas………………………………………………… 30 4.4 Pengaruh pemberian aromaterapi lavender dan aromaterapi Lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil………………… 30 4.5 Perbedaan pemberian aromaterapi lavender dan aromaterapi Lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil………………… 31



DAFTAR GAMBAR 2.1 Lavender…………………………………………..13 2.2 Jeruk lemon……………………………………….14 2.3 Alur Kerja Aromaterapi…………………………...16 2.4 Kerangka Teori…………………………………….19 2.5 Kerangka Konsep………………………………….19 3.1 Rancangan Penelitian………………………...……20



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Konsultasi Skripsi (Pembimbing 1 dan 2) Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian dari Instansi Penelitian Lampiran 4



Informed Consent



Lampiran 5



Instrumen Penelitian



Lampiran 6



Master Tabel



Lampiran 7



Hasil Output Analisa Data



Lampiran 8



Bukti Foto Kegiatan Penelitian



Lampiran 9



Biodata Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang alamiah yang dialami oleh seorang



wanita. Diawal kehamilan, mual dan muntah atau disebut juga dengan Morning sickness, dialami sekitar 50% sampai 80% wanita hamil. Wanita yang mengalami mual muntah diawal kehamilan, antara usia kehamilan 6 dan 12 minggu, juga dapat disebabkan disebabkan oleh efek fisik (tukak lambung, kolesistitis, gastroenteristis, radangusus bundtu, hepatitis) dan psikologis (keluarga yang berubah, fungsi sosial dan pekerjaan). Sekitar 20 % pada wanita hamil. kejadian ini dapat berlangsung sampai kehamilan 20 minggu.(Barnes, Barclay, McCaffery, & Aslani, 2018). Menurut Wiknjoastro (2012) Emesis Gravidarum merupakan hal yang fisiologis. Dalam Permenkes No 28 Tahun 2017 pasal 19 ayat 2 bahwa bidan dapat memberikan pelayanan antenatal care pada kehamilan normal yang bertujuan untuk mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan (Prawirohardjo, 2014). Emesis gravidarum menyebabkan rasa tidak nyaman karena adanya perasaan pusing, perut kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1. Emesis gravidarum jika tidak segera diatasi dapat menjadi hal yang patologis (Kesehatan RI, 2013). Perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar Human Chorionic Gonodotropin (HCG) dalam darah menimbulkan beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman saat kehamilan, diantaranya mual dan muntah (Betz &



1



2



Fane, 2020).



Dampak mual muntah apabila tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan gejala mual muntah yang berat (intractable) serta persisten yang terjadi pada awal kehamilan sehingga mengakibatkan dehidrasi, gangguan elektrolit atau defisiensi nutrien yang dikenal sebagai hiperemesis gravidarum (Sari, 2018). Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan non farmakologis.



Aromaterapi



merupakan



bagian



dari



terapi



pengobatan



komplementer yang dapat diberikan oleh perawat secara mandiri (Purwati & Sarwinanti, 2015). Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak esensial dari herbal yang dapat memberikan efek relaksasi ketika dihirup. Penelitian Rahayu & Sagita (2018) menyebutkan bahwa aromaterapi lavender dapat mengatasi mual muntah ibu hamil karena memiliki komponen utama berupa linalool dan linalyl asetat yang dapat memberikan efek nyaman, tenang dan meningkatkan relaksasi (Appleton, 2012 dalam Pande et al., 2013). Menurut sebuah penelitian, 40% wanita telah menggunakan aroma lemon untuk meredakan mual dan muntah, dan 26,5% dari mereka telah melaporkannya sebagai cara yang efektif untuk mengendalikan gejala mual muntah (Kia et al., 2014). Aromaterapi adalah salah satu teknik pengobatan atau perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan essential oil (Dewi, Putra & Witarsa, 2013). Prinsip utama aromaterapi yaitu pemanfaatan bau dari tumbuhan atau bunga untuk mengubah kondisi perasaan, psikologi, status spiritual dan



3



mempengaruhi kondisi fisik seseorang melalui hubungan pikiran dan tubuh pasien (Carstens, 2013).



Berdasarkan hasil penelitian Maesaroh dkk tahun 2019 yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut, didapatkan kesimpulan, pemberian aromaterapi lemon efektif menurunkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil dengan penurunan 4,86 kali frekuensi mual muntah. Berdasarkan hasil penelitian Istiqomah (2019) yang dilakukan selama 4 hari yaitu hari ke 2-6 didapatkan ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap kejadian mual muntah ibu hamil trimester I dengan skor mual muntah sebelum diberikan aromaterapi lavender rata-rata sebesar 13,69, sedangkan setelah diberikan aromaterapi lavender rata-rata sebesar 9,38 dengan nilai p= 0,000. Berdasarkan hasil penelitian Faizah (2018) yang dilakukan selama 4 hari pada waktu pagi dan siang hari, Didapatkan penurunan frekuensi emesis gravidarum dengan nila rata – rata 9.73 pada kelompok eksperimen dan penurunan frekuensi emesis gravidarum dengan nilai rata – rata 8.667 pada kelompok kontrol. Ada perbedaan penurunan frekuensi emesis gravidarum pada perhitungan nilai selisih pada kelompok eksperimen dan kontrol (p value = 0,009). Ada pengaruh pemberian aromaterapi inhalasi lemon terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Berdasarkan penelitian Rosalina (2017) yang dilakukan selama 4 hari menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian aromaterapi lavender untuk menurunkan muntah mual pada ibu hamil trimester pertama. Pemberian



4



arometerapi lavender ini baik digunakan untuk menurunkan mual dan muntah untuk ibu hamil karena akan mempengaruhi saraf-saraf pada hipotalamus untuk meredam mual dan muntah. Hasil penelitian Saragih (2016) Aromaterapi lemon yang diberikan secara inhalasi selama empat hari kepada ibu hamil trimester pertama setiap mual dan muntah, menunjukkan terjadi penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama. Jadi aromaterapi lemon efektif mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama. Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti yang dilakukan di Bidan S bulan Juli-Agustus 2021 sebanyak 40 ibu hamil mengalami mual dan muntah (100%). Bidan mengatakan bahwa selama ini d i P M B S untuk menangani mual dan muntah hanya diberikan obat farmakologi sperti B6 saja dan belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam menangani mual muntah ibu hamil dengan menggunakan aromaterapi khususnya aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai perbedaan pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual muntah ibu hamil di BPM Bidan S Bekasi Jawa Barat Tahun 2021. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Perbedaan pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual muntah pada ibu hamil di PMB Bidan S Bekasi Jawa Barat Tahun 2021”. 1.3 Tujuan Penelitian



5



1.3.1 Tujuan Umum Penelitian



ini



bertujuan



untuk



mengetahui



Perbedaan



pemberian



aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual muntah pada ibu hamil di PMB Bidan S Bekasi Jawa Barat Tahun 2021.



1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengetahui rata-rata nilai frekuensi mual dan muntah sebelum dan setelah diberikan aromaterapi lavender. 1.3.2.2 Mengetahui rata-rata nilai frekuensi mual dan muntah sebelum dan setelah diberikan aromaterapi lemon 1.3.2.3 Untuk mengetahui perbedaan pemberian aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual dan muntah pada ibu hamil di PMB Bidan S Bekasi Jawa Barat Tahun 2021. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi PMB Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil dengan mual dan muntah. 1.4.2 Bagi Ibu Hamil Hasil penelitian ini diharapakan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dan masukan untuk responden dalam mengatasi mual dan muntah pada kehamilan. 1.4.3 Bagi Institusi dan Profesi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi perpustakaan atau



6



sumber pustaka bagi penelitian selanjutnya tentang asuhan kebidanan secara komplementer pada masa kehamilan sehingga dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya.



1.4.3 Bagi Peneliti Hasil penulisan kasus ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam memberikan asuhan kebidanan secara komplementer.



7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis (Yanti, 2017). Menurut federasi Obstetri Ginckologi Internasional, (Dalam Jurnal, Anindita Kusuma 2016) kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau inplantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirmya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulanatau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester yaitu dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13-27 minggu), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke28 hingga ke 40 minggu) (sarwono 2018). 2.1.1.2 Tanda – tanda Kehamilan Menurut Padila (2014) tanda – tanda kehamilan dibagi menjadi 3 : 1. Tanda – tanda Presumtif (dugaan) hamil a. Ameneora (tidak dapat haid) b. Mual dan muntah (nausea dan emesis) c. Mengidam d. Tidak tahan suatu bau



8



e. Pingsan f. Tidak ada selera makan g. Lelah / Letih h. Payudara tegang i. Sering buang air kecil j. Konstipasi sering k. Pigmenrasi kulit 2. Tanda –tanda tidak pasti / kemungkinan kehamilan a. Perut membesar b. Uterus membesar c. Tanda Chadwick, vulva dan vagina kebiruaan d. Kontraksi – kontraksi kecil uterus e. Test kehamilan 3. Tanda Positif ( Tanda pasti hamil ) a. Gerakan janin b. Denyut jantung janin c. Terlihat badanya gambaran janin melalui USG 2.1.1.3 Usia Kehamilan Usia kehamilan normal dan sehat selama 280 hari atau 40 minggu, dan dapat di bagi menjadi tiga trimester. 1. Trimester I Kehamilan trimester pertama adalah keadaan mengandung embrio atau fetus didalam tubuh 0 – 14 minggu. Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya timbul pada



9



pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala ini biasanya terjadi pada usia kehamilan 6 mingu hinngga 10 mingggu (Wardani, 2012). 2. Trimester II Kehamilan trimester kedua adalah mengandung embrio atau fetus dalam tubuh 14- 28 minggu. Pada masa ini ibu hamil akan merasa lebih tenang, tentram tanpa gangguan berarti. Pada trimester kedua janin berkembang menuju maturasi, maka pemberian obat- obatan harus dijaga agar jangan menganggu pembentukan gigi geligi janin seperti antibiotika, tetrasiklin, klindamisin (Wardani, 2012). 3. Trimester III Trimester ketiga adalah keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh pada 28 – 40 minggu. Pada trimester ketiga rasa lelah, ketidaknyamanan, dan depresi ringan akan meningkat. Tekanan darah ibu hamil biasanya meninggi, dan kembali normal setelah melahirkan (Wardani,2012). Peningkatan hormon estrogen dan progestero n memuncak pada trimester ini. 2.1.1.4 Perubahan Hormonal Selama Kehamilan Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan meliputi peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu estrogen dan progesteron. Progesteron merupakan hormon seks kehamilan yang utama. Kadarnya meningkat sampai bulan kedelapan kehamilan dan menjadi normal kembali setelah melahirkan. Kadar estrogen meningkat secara lambat sampai akhir kehamilan. Pada awal kehamilan, estrogen dan progesteron diproduksi oleh korpus luteum. Kemudian terjadi pergantian fungsi korpus luteum kepada plasenta, yang terjadi pada minggu keenam sampai minggu kedelapan kehamilan, dimana



10



plasenta berperan sebagai organ endokrin yang baru.Pada akhir trimester ketiga, progesteron dan estrogen mencapai level puncaknya yaitu 100 ng/ml dan 6 ng/ml, yang merupakan 10 dan 30 kali lebih tinggi dari konsentrasinya pada saat menstruasi (Trisnayati, 2014). 2.1.2



Mual Muntah



2.1.2.1Pengertian Mual Muntah Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Mual merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak menyenangkan yang terjadi dibelakang tenggorokan dan epigastrium yang dapat atau tidak menyebabkan muntah.Sedangkan muntah diartikan sebagai perasaan subjektif dan adanya keinginan untuk muntah (McDaniel, 2004 dalam Tipton, et al., dalam Sari 2014).Muntah juga dapat dipengaruhi oleh serabut aferen sistem gastrointestinal (Price, & Wilson, 2005 dalam Sari, 2014). Muntah merupakan respon dari batang otak yang akan memepngaruhi pusat muntah. Jika pusat muntah terstimulasi maka jalan nafas akan tertutup dan respirasi menjadi lebih rendah. Akibatnya esophagus bagian atas relaksasi da meningkatkan tekanan intra abdomen yang menyebabkan pengeluaran isi lambung (Hawkins, & Grunberg, 2009 dalam Sari 2014). Pada trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3% mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8% mengalami mual muntah berat. (Irianti, dkk,



2014). Emesis



11



gravidarummerupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2013). 2.1.2.2 Penyebab Mual Muntah Menurut Iriana, dkk, (2014) Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan, psikologis, hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada 9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual muntah meningkat pada primigravida, wanita yang berpendidikan kurang, merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah pada kehamilan sebelumnya. Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan dengan level hCG. hCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual. Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang menempel pada dinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda asing. Reaksi imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual. Perubahan metabolik glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual dan muntah. 2.1.2.3 Dampak Mual dan Muntah (Emesis gravidarum) Emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis akan tetapi apabila tidak segera diatasi akan menjadi patologis yaitu hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali



12



dalam 24 jam, Keadaan ini rata-rata muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu (Susilawati danErlina, 2017). Hiperemesis gravidarum disebabkan oleh perubahanhormonal yang menyebabkan masalah pada saluran pencernaan dan memicu mual-mual,muntah, anemia, mudah tersinggung dan tidak bersemangat. Ketidak-nyamanan ini bisa diatasi dengan cara mengubah pola makan. Makanan sehat sangat diperlukan oleh ibu hamil muda karena pada masa awal kehamilan janin sangat rentan untuk bisa mengalami keguguran.Karena itu kondisi ibu yang sedang hamil muda benarbenar harus dijaga, baik kesehatan fisik, kandungan, serta kenyamanan batinnya.Ibu hamil sering mengabaikan.kebutuhan gizi karena mual dan muntah merupakan suatu hal yang tidak nyaman dan mengganggu aktifitas sehari-hari (Dwi,2014). 2.1.2.4 Penatalaksanaan Mual dan Muntah Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya gejala. 1. Penanganan Farmakologi a) Vitamin B6 Piridoksin (vitamin B6) merupakan vitamin yang larut dalam air dan koenzim penting dalam jalur metabolisme asam folat. Vitamin ini pertama kali dianjurkan untuk digunakan dalam mengatasi mual dan muntah pada kehamilan pada tahun 1942. Mekanisme kerja piridoksin dalam mengurangi mual masih belum diketahui. Penggunaan piridoksin pada ibu hamil juga tidak menimbulkan risiko teratogenik. Dua uji terkontrol acak menemukan bahwa penggunaan piridoksin secara rutin efektif dalam mengurangi tingkat keparahan mual, tetapi



13



idak berpengaruh pada frekuensi muntah.



a). Antihistamin Antihistamin merupakan obat yang paling banyak digunakan pada lini pertama terapi ibu yang mengalami mual dan muntah pada kehamilan. Frekuensi mual selama kehamilan secara signifikan lebih tinggi pada ibu yang mengalami motion sickness.Antihistamin bertindak sebagai penghalang reseptor histamin pada sistem ves- tibular (reseptor histamin H1). Agens ini terdapat dalam diphenhydramine (Benadryl") dan dorylamine (Unisom" tablet) yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. b) Non-farmakologi Banyak ibu beralih ke penanganan non-farmakologi untuk mengatasi mual dan muntah yang dialami karena khawatir akan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh penanganan farmakologi terhadap perkembangan janin. Dalam sebuah laporan, 61% dari ibu yang menelepon ke Motherisk NVP Helpline menyatakan menggunakan pengobatan komplementer dan terapi alternatif untuk mengatasi mual dan muntah, dan hanya 8% ibu yang menggunakan terapi farmakologi. Penanganan non-farmakologi ada berbagai macam alternatif diantaranya adalah wedang jahe, akupuntur, aromaterapi jeruk, aromaetrapi lavender dan yang paling banyak digubakan adalah aromaterapi minyak lemon. 2.1.2.5 Pengukuran Frekuensi Mual dan Muntah Frekuensi mual merupakan keluhan subjektif berupa perasaan tidak nyaman pada saluran pencernaan yang bisa dihitung dengan menggunakan



14



kuesioner PUQE-24. Responden diberi pertanyaan sebanyak 1 item berupa pertanyaan berapa kali responden mengalami mual dalam waktu 24 jam. Tingkat ringan yaitu apabila responden mengalami mual sebanyak 1-5 kali, tingkat sedang apabila responden mengalami mual sebanyak 6-10 kali, mual tingkat berat apabila responden mengalami mual sebanyak 11-15 kali. Sedangkan frekuensi muntah berupa pengeluaran isi lambung muntah melalui mulut yang bisa diamati dengan menggunakan kuesioner



PUQE-24.



Responden diberi pertanyaan berapa kali responden mengalami muntah dalam waktu 24 jam. Muntah tingkat ringan ayaitu apabila responden mengalami muntah sebanyak 1-3 kali, muntah tingan sedang apabila responden mengalami muntah sebanyak 4-6 kali, sedangkan muntah tingkat berat apabila responden mengalami muntah sebanyak lebih dari 7 kali. Kuesioner PUQE-24 (Pregnancy Unique Quantification of Emesis) adalah kuesioner yang bisa digunakan untuk mengukur frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama (Ebrahimi, et al, 2013). Berikut merupakan kuesioner PUQE-24 kuesioner: Dalam 24



1-5 kali



6-10 kali



jam, berapa



11-15 kali



kali anda merasakan



(1)



(2)



(3)



1-3 kali



4-6 kali



>7-kali



mual? Dalam 24 jam, berapa kali anda



(3) (1)



(2)



15



mengalami muntah Jumlah



Tabel 2.1. Kuesioner PUQE-24 (Pregnancy Unique Quantification of Emesis) Sumber : Ebrahimi, et al, 2013 2.1.3



Aromaterapi



2.1.3.1Pengertian Aromaterapi Aromaterapi adalah terapi atau pengobatan dengan menggunakan baubauan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang berbau harum dan enak. Minyak astiri digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, sering digabungkan untuk menenangkan sentuhan penyembuhan dengan sifat terapeutik dari minyak astiri (Hospital, 2013). Aromaterapi dapat juga didefinisikan sebagai penggunaan terkendali esensial tanaman untuk tujuan terapeutik (Posadzki et al, 2012). Jenis minyak aromaterapi yang umum digunakan yaitu : a) Minyak Eukaliptus, Radiata (Eucalyptus Radiata Oil) b) Minyak Rosemary (Rosemary Oil) c) Minyak Ylang-Ylang (Ylang-Ylang Oil) d) Minyak Tea Tree (Tea Tree Oil) e) Minyak Lavender (Lavender Oil) f) Minyak Geranium (Geranium Oil) g) Minyak Peppermint h) Minyak Jeruk Lemon (Lemon Oil)



16



i) Minyak Chamomile Roman j) Minyak Clary Sage (Clary Sage Oil)



2.1.3.2 Manfaat Aromaterapi Menurut Posadzki et al, (2012) manfaat aromaterapi yaitu : a) Lavender



Gambar 2.1 Sumber : https://agrarindo.com/bunga-lavender/ 2021 Nama lavender berasal dari bahasa latin “lavera” yang berarti menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai parfum dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa diantaranya adalah lavandula angustifolia, lavandula lattifolia, lavandula stoechas. Penampakan bunga ini adalah berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72 cm. Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke arah timur sampai India. Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar antara 600-1.350 m di atas permukaan laut. Lavender dikenal untuk membantu meringankan nyeri, sakit kepala,



17



insomnia, ketegangan dan stress (depresi) melawan kelelahan dan mendapatkan untuk relaksasi, merawat agar tidak infeksi paru-paru, sinus, termasuk jamur vaginal, radang tenggorokan, asma, kista dan peradangan lain. Meningkatkan daya tahan tubuh, regenerasi sel, luka terbuka, infeksi kulit dan sangat nyaman untuk kulit bayi. b) Lemon



Gambar 2.2 Sumber : Jeruk lemon (Citrus limon). (Foto: hariansehat.com) Wardani, (2016) Lemon merupakan buah yang berbau khas, keras, dan bersih. Lemon dapat menenangkan suasana, aromanya dapat menimbulkan rasa percaya diri, merasa lebih



santai,



menenangkan



saraf



tanpa



menghilangkan



kesadaran



(Koensoemardiyah, 2009, Widiastuti, 2011). Jeruk lemon ini berasal dari Asia, tetapi kemudian dikultivasi di Italia sejak abad 4 Masehi. Minyak jeruk lemon diperoleh dengan cara ekspresi kulit buah. Komponen kimia utama yang dikandungnya adalah limonena. Negara produsen utama yaitu Argentina, Brazil,



18



Israel, dan Amerika Utara.



Selain baik untuk kulit berminyak, berguna pula sebagai zat antioksidan, antiseptik, melawan virus dan infeksi bakteri, mencegah hipertensi, kelenjar hati dan limpa yang tersumbat, memperbaiki metabolisme, menunjang system kekebalan tubuh serta memperlambat kenaikan berat badan. Minyak lemon bermanfaat sebagai anti stress, karena minyak atsiri Minyak atsiri lemon memiliki kemampuan untuk menyegarkan pikiran, yaitu dengan menciptakan pikiran dalam bingkai positif dan menghapus emosi negatif. Menghirup minyak atsiri lemon dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan.



Lemon minyak esensial adalah salah satu yang paling banyak digunakan dalam kehamilan dan dianggap obat yang aman pada kehamilan untuk menurunkan emesis gravidarum. Limonene adalah



kandungan utama yang



terdapat dari minyak esensial lemon yang memiliki manfaat sebagai mentally, stimulating, antirheumatic, antispasmodic, hypotensive, antistres dan sedative. Bau yang menimbulkan rasa nyaman dan rileks akan merangsang daerah diotak yang di sebut nucleusrafe untuk memproduksi serotonin, ensepalin, dan endorphin sehingga mual muntah berkurang. Penggunaan aromaterapi dengan cara inhalasi lebih cepat di absorpsi dibanding dengan pemberian obat melalui oral karena pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru, sehingga hanya memerlukan waktu beberapa detik sampai dengan menit. Sedangkan pemberian obat melalui oral memerlukan waktu absorpsi lebih



19



lambat karena jalan untuk mencapai jaringan lebih rumit dan ketika minum obat bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi absorpsi sehingga obat yang tidak tahan asam menjadi rusak atau tidak diabsorpsi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbandingan pengaruh inhalasi aromaterapi lemon dan vitamin B6 terhadap penurunan frekuensi emesis gravidarum pada ibu primigravida trimester. 2.1.3.3 Teknik Pemberian Aromaterapi Teknik pemberian aroma terapi bisa digunakan dengan cara : a) Inhalasi : biasanya dianjurkan untuk masalah dengan pernafasan dan dapat dilakukan dengan menjatuhkan beberapa tetes minyak esensial ke dalam mangkuk air mengepul. Uap tersebut kemudian dihirup selama beberapa saat, dengan efek yang ditingkatkan dengan menempatkan handuk diatas kepala dan mangkuk



sehingga membentuk tenda untuk menangkap udara yang



dilembabkan dan bau. b) Massage/ pijat : Menggunakan minyak esensial aromatik dikombinasikan dengan minyak dasar yang dapat menenangkan atau merangsang, tergantung pada minyak yang digunakan. Pijat minyak esensial dapat diterapkan ke area masalah tertentu atau ke seluruh tubuh. c) Difusi : Biasanya digunakan untuk mengobati masalah pernafasan dan dapat dilakukan dengan penyemprotan senyawa yang mengandung minyak ke udara dengan cara yang sama dengan udara. Hal ini juga dapat dilakukan dengan menempatkan



beberapa



tetes



minyak



esensial



dalam



diffuser dan



menyalakan sumber panas. Duduk dalam jarak tiga kaki dari diffuser, pengobatan biasanya berlangsung sekitar 30 menit.



20



d) Kompres : Panas atau dingin yang mengandung minyak esensial dapat digunakan untuk nyeri otot dan segala nyeri, memar dan sakit kepala. e) Perendaman : Mandi yang mengandung minyak esensial dan berlangsung selama 10-20 menit yang direkomendasikan untuk masalah kulit. 2.1.3.4 Alur Kerja Aromaterapi Aromaterapi



inhalasi Membran mukos



Memberikan sinyak lektrokimia



bersirkula si



Sistim limbik



hipotalamus



Sistem saraf otonom



korteks lambung



Sistim endokrin



Hippocampus amigdala



Usus halus



Gambar 2.4 Alur Kerja Aromaterapi (Sumber : Koensoemardiyah, 2009., Saragih, 2016)



21



Ketika aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap (volatile) dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “atap” hidung di mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui membrane mukosa, selanjutnya bersikulasike organ lambung. Di lambung molekul-molekul aroma yang terkandung di lemon menurunkan kadar hormon HCG, selanjutnya molekul-molekul menuju usus mempengaruhi efek hormon progesterone, stroid yang menyebabkan perlambatan pengosongan lambung dan menormalkan motilitas usus, sehingga mual dan muntah berkurang (Price, 1995., Koensoemardiyah, 2009., Yavaria et al, 2014). 1. Cara pemberian aromaterapi lemon Berdasarkan penelitian Saragih, (2016) Aromaterapi lemon diberikan secara inhalasi yaitu dihirup melalui tisuue selama empat hari setiap ibu hamil merasakan mual dan muntah. Berikut langkah-langkah pemberian aromaterapi secara inhalasi: a) Siapkan kemasan aromaterapi lemon berukuran 10 ml, siapkan tissue 1 lembar tanpa alkohol b) Teteskan aromaterapi lemon sebanyak 3 tetes ke selembar tissue



22



c) Minta ibu menarik nafas sebanyak 3 kali sambil menghirup aromaterapi lemon selama 5 menit. 2. Cara pemberian aromaterapi lavender Berdasarkan penelitian Panca, (2015) Aromaterapi lavender diberikan secara inhalasi yaitu dihirup melalui tisuue selama empat hari setiap ibu hamil merasakan mual dan muntah. Berikut langkah-langkah pemberian aromaterapi secara inhalasi: a) Siapkan kemasan aromaterapi lavender berukuran 10 ml, siapkan tissue 1 lembar b) Teteskan aromaterapi lavender sebanyak 3 tetes ke selembar tissue c) Minta ibu menarik nafas sebanyak 3 kali sambil menghirup aromaterapi lavender selama 5 menit. 2.2



Kerangka Teori EMESIS GRAVIDARUM



PENANGANAN



Penanganan Farmakologi 1.B6 2. Antihistamin



Penanganan NonFarmakologi 1. Wedang Jahe, 2. Akupuntur 3. Aromaetrapi Lavender 4. Aromaterapi Lemon.



23



Aromaterapi lavender mengandung minyak atsiri atau minyak terbang. Minyak ini sangat menyegarkan, serta dapat memblokir refleks mualmuntah, yang biasanya dialami oleh ibu hamil, pada kehamilan trimester pertama .



Aromaterapi lemon



Bau yang menimbulkan rasa nyaman dan rileks akan merangsang daerah diotak yang di sebut nucleusrafe untuk memproduksi serotonin, ensepalin, dan endorphin sehingga mual muntah berkurang.



Pengaruh terhadap mual dan muntah



Sumber : Posadzki et al, (2012), (Price, 1995., Koensoemardiyah, 2009., Yavaria et al, 2014).



2.3 Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggunakan 2 (dua) variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yang diteliti adalah efektifitas mual dan muntah, sedangkan variabel independen yaitu pemberian aromaterapi lavender dan pemberian aromaterapi lemon. Dengan demikian dapat disebutkan kerangka konsep sebagai berikut: Variabel Independen



Variabel Dependen



24



 



Pemberian aromaterapi lavender Pemberian aromaterapi lemon



Mual dan muntah



Gambar 2.3 Kerangka Konsep



2.4 Hipotesis Masalah Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian.Hasil dari penelitian pada hakekatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan (Notoatmodjo, 2012). Ho : 1. Tidak ada perbedaan rata-rata nilai frekuensi mual dan muntah diberikan aromaterapi lavender. 2. Tidak ada perbedaan rata-rata nilai frekuensi mual dan muntah setelah diberikan aromaterapi lemon. 3. Tidak ada perbedaan rata-rata nilai frekuensi mual dan muntah setelah diberikan aromaterapi lavender dan lemon.



25



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan eksperiment semu (quasi experiment) yaitu desain yang tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas (Notoadmojo, 2013). Diaman desain ini berusaha mengungkapkan sebab akibat dari pemberian aromaterapi terhadap penurunan frekuensi mual dan muntah. Penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu satu kelompok yang diberikan aromaterapi lavender dan satu kelomok yang diberikan aromaterapi lemon. Sebelum perlakuan semua kelompok dilakukan pengukuran awal (pre test) untuk mengetahui frekuensi mual muntah pada responden. Kelompok satu diberikan aromaterapi lavender, kelompok dua diberikan aromaterapi lemon. Kemudian dilakukan kembali pengukuran akhir (post test) pada semua kelompok untuk responden penelitian. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efektivitas pemberian aromaterapi lavender dan lemon terhadap frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil di PMB Bidan S Bekasi Jawa Barat. Adapun rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah seperti gambar 3.1 sebagai berikut : O1



X1



O1’



O2



X2



O2’



Gambar 3.1 Rancangan Penelitian



26



Keterangan 𝐎𝟏=Kelompok eksperimen sebelum diberi treatment 𝐎𝟐=Kelompok ekperimen sebelum diberi treatment 𝐗1= Treatment (pemberian aromaterapi lavender) 𝐗2= Treatment (pemberian aromaterapi lemon) 𝐎𝟏’=Kelompok eksperimen setelah diberi treatment 𝐎𝟐’=Kelompok ekperimen setelah diberi treatment



3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Menurut Arikunto (2016) Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun persentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksan ANC di BPM Supriati sebanyak 80 orang pada bulan Agustus Tahun 2021 . 3.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester 1 dengan mual dan muntah sebanyak 40 responden, yang terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi yang diberikan aromaterapi lavender sebanyak 20 orang dan yang diberikan aromaterapi lemon sebanyak 20 orang.



27



Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. a. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karateristik umum subjek penelitian dalam suatu populasi yang akan diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Ibu hamil trimester 1 (2-12 minggu) 2) Ibu hamil dengan keluhan mual dan muntah 3) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden 4) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di PMB S Bekasi Jawa Barat. b. Kriteria eksklusi Kriteria ekslusi menurut Nursalam (2017) adalah mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena dapat mengganggu pengukuran maupun interprestasi hasil. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah : 1) Ibu hamil trimester pertama yang mengalami penurunana kesadaran. 2) Ibu hamil yang sedang sakit 3) Ibu hamil yang menolak menjadi responden 3.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan berlokasi di PMB Supriati di Ujung Harapan Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan Bekasi Utara Jawa Barat.



28



3.4 Waktu Penelitian Waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan April sampai Agustus 2021. 3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Dependen Variabel Dependen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dilambangkan dengan (Y).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester 1. 3.5.2Variabel Independen Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan dilambangkan dengan (X). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Pemberian aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon. 3.6 Definisi Operasional Penelitian Definisi operasional menurut Sugiyono (2017) adalah suatu variabel dilakukan dengan cara menjabarkan konsep variabel menjadi indikator-indikator yang lebih sederhana sehingga bisa diukur.



29



Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel



Definisi Operasional



Cara ukur



Alat ukur



Skala



PRETEST



ukur



Dependen 1.Mual d a n



Frekuensi



Mengguna



Kelompok



Rentang



muntah



berupa



kan 24-



intervensi



skor 1-15



pada ibu



keluhan



PUQE



Diberikan



hamil



subjektif



Scale berupa



aromaterapi



trimester



berupa



kuesioner



frekuensi mual



pertama



perasaan tidak



yang berisi



dan muntah



nyaman pada



pertanyaan



berkurang yang



saluran



tentang



dinyatakan



pencernaan dan



frekuensi mual



dengan :



Pengeluaran isi



dan muntah



1. ringan



lambung



(frekuensi 1-5)



melalui mulut



2.sedang



yang dapat



(frekuensi 6-10)



diamati



3.berat



Interval



(frekuensi 1115) Independen Pemberian



Pemberian



aromaterapi



aromaterapi



lavender



lavender pada



1. Siapkan kemasan aromaterapi



Tisu, aromaterapi



- Pretest



lavender



- post test



-



30



Definisi



Variabel



Cara ukur



Operasional saat



mual.



Diberikan pada hari



ke



1



sampai hari ke 4



Alat ukur



Skala



PRETEST



ukur



lavender berukuran 10 ml,



siapkan



tissue



1



lembar 2. Teteskan aromaterapi lavender sebanyak tetes



3 ke



selembar tissue 3. Minta ibu menarik nafas sebanyak kali



3



sambil



menghirup aromaterapi lavender selama



5



menit.



Pemberian



Pemberian



aromaterapi



aromaterapi



lemon



lemon saat



1. Siapkan pada



mual.



Diberikan pada



kemasan aromaterapi lemon



Aromaterapi



- Pretest



lemon, tisu,



- Post test



-



31



Definisi



Variabel



Cara ukur



Operasional hari



ke



1



sampai hari ke 4



Alat ukur



PRETEST



Skala ukur



berukuran 10 ml,



siapkan



tissue



1



lembar 2. Teteskan aromaterapi lemon sebanyak tetes



3 ke



selembar tissue 3. Minta ibu menarik nafas sebanyak kali



3



sambil



menghirup aromaterapi lemon selama 5 menit.



3.7 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian data adalah alat atau bahan yang digunakan untuk mengumpulkan data. dalam penelitian ini akan digunakan lembar observasi dan lembar ceklis.



32



3.8 Prosedur Pengumpulan Data Tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain: 1.



Mempersiapkan materi dan konsep teori yang mendukung.



2.



Melakukan studi pendahuluan.



3.



Melakukan konsultasi dengan pembimbing.



4.



Mengurus perijinan untuk melakukan pengambilan data dengan meminta



surat pengantar dari Fakultas Ilmu Kesehatan untuk instansi yang dituju, serta mendapat balasan dari instansi yang dimaksud. 5.



Melakukakn persamaan persepsi dengan asisten peneliti bila dibutuhkan.



6.



Melakukan pengambilan data yang didahului dengan pemilihan sampel atau



responden 7.



Mengumpulkan data dari sampel



8.



Mengolah data hasil penelitian dengan melakukan editing dan coding.



3.9 Analisis Data Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. 3.9.1 Persiapan Memeriksa kelengkapan identitas responden dan isian data dalam instrumen.



33



3.9.2. Tabulasi Penyusunan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mentabulasi masing-masing variabel, dimana untuk variabel independen yaitu pemberian aromaterapi lavender dan pemberian aromaterapi lemon. Penulisan analisis data yang digunakan dalam penelitian : 3.9.3. Analisis Univariat Analisis Univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian sehingga hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini menggunakan nilai mean untuk mengetahui rata-rata mual dan muntah pada masing-masing kelompok intervensi. 3.9.4. Analisis Bivariat Hasil uji statistik dalam penelitian ini menggunakan uji paired t-test. Uji paired t test adalah uji beda parametis pada dua data yang berpasangan yang digunakan sebagai uji komparatif atau perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif (interval atau rasio). (Anwar Hidayat, 2012) 3.10 Etika Penelitian Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan permohonan dan persetujuan ke instansi, badan atau lembaga yang terkait untuk dilaksanakannya penelitian.Setelah mendapatkan persetujuan peneliti baru melakukan penelitian dengan menggunakan etika penelitian (Swarjana, 2012), Prinsip-prinsip etika penelitian adalah (Pollit & Back, 2012). 3.10.1 Prinsip Manfaat (Beneficence)



34



Penelitian yang dilakukan tidak membahayakan jiwa dan membahayakan responden/partisipan. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan treatment herbal pada responden.



3.10.2 Prinsip menghormati hak responden Untuk menghormati hak responden peneliti akan menjaga kerahasiaan responden dengan tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode. 3.10.3 Prinsip keadilan (Justice) Penelitian yang dilakukan bahwa peneliti tidak membeda-bedakan strata atau golongan tertentu dalam menentukkan sampel penelitian.



35



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1.



Hasil Penelitian



4.1.1. Hasil Univariat 4.1.1.1.



Nilai rata-rata skor mual muntah pada ibu hamil sebelum dan sesudah pada kelompok Aromaterapi Lavender Tabel 4.1 Rata-rata skor mual muntah pada ibu hamil sebelum dan sesudah pada kelompok Aromaterapi Lavender



Mual Muntah Pada Ibu Hamil Lavender Pretest Posttest



N 20



Mean



Min



Max



5,40



4



6



3,50



3



5



Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa skor mual muntah ibu hamil sebelum diberikan aromaterapi lavender diperoleh nilai rata-rata pretest 5,40 dengan nilai minimum 4 dan maksimum 6. Sesudah diberikan aromaterapi lavender nilai ratarata posttest 3,50 dengan nilai minimum 3 dan nilai maksimum 5.



36



4.1.1.2.



Nilai rata-rata skor mual muntah pada ibu hamil sebelum dan sesudah pada kelompok Aromaterapi Lemon Tabel 4.2 Rata-rata skor mual muntah pada ibu hamil sebelum dan sesudah pada kelompok Aromaterapi Lemon



Mual Muntah Pada Ibu Hamil Lemon



N



Pretest



20



Posttest



Mean



Min



Max



5,35



4



6



3,50



3



4



Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa skor mual muntah ibu hamil sebelum diberikan aromaterapi lemon diperoleh nilai rata-rata pretest 5,35 dengan nilai minimum 4 dan maksimum 6. Sesudah diberikan aromaterapi lemon nilai rata-rata posttest 3,50 dengan nilai minimum 3 dan nilai maksimum 4. 4.1.2.



Uji Normalitas



Tabel 4.3 Uji Normalitas Variabel



Aromaterapi Lavender



Perlakuan Pre test



Post test



Statistic



Std. Error



Kesimpulan



Skewness



-0,851



0,512



Normal



Kurtosis



-0,609



0,992



Normal



Skewness



-0,697



0,512



Normal



Kurtosis



-0,762



0,992



Normal



37



Aromaterapi Lemon



Pre test



Post test



Skewness



-0,697



0,512



Normal



Kurtosis



-0,762



0,992



Normal



Skewness



0,000



0,512



Normal



Kurtosis



-2.235



0,992



Normal



Berdasarkan tabel 4.3menunjukan hasil uji normalitas pada kelompok aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon adalah berdistribusi normal.Karena semua hasil hitungan ada dalam rentang -3 sampai +3, maka dapat disimpulkan kedua variabel datanya terdistribusi normal. Sehingga uji analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji paired t-test dan independent t-test. 4.1.3. Analisis Bivariat 4.1.3.1 Pengaruh aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil Tabel 4.4 Pengaruh pemberian aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil



Variabel



N



Lavender Lemon



Mean



Selisih Mean



p-value



3,50



1,9



0,000



3,50



1,85



0,000



Pretest



Posttest



20



5,40



20



5,35



38



Berdasarkan tabel 4.4 hasil paired t-test menunjukan bahwa nilai signifikasi pemberian aromaterapi lavender didapatkan p-value 0,000 (0,05) yang artinya bahwa tidak ada perbedaan antara sesudah pemberian aromaterapi lavender terhadap mual muntah pada ibu hamil.



39



4.2. Pembahasan 4.2.1.



Analisis Univariat



4.2.2. Mual muntah pada ibu hamil pada kelompok Aromaterapi Lavender



Berdasarkan hasil penelitian bahwa skor mual muntah ibu hamil sebelum diberikan aromaterapi lavender diperoleh nilai rata-rata 5,40 sedangkan nilai sesudahnya rata-rata 3,50. Bunga lavender sering dipakai sebagai aromaterapi karena dapat memberikan manfaat relaksasi dan memiliki efek sedasi yang sangat membantu pada orang yang mengalami insomnia (Dewi, 2015). Menurut Tarsikah dalam Susilarini (2017) linalool asetat yang ada pada aromaterapi lavender mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang, disamping itu sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada sistem saraf. Wangi yang dihasilkan aromaterapi lavender akan menstimulasi talamus untuk mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami. Enkefalin merupakan neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat nyeri fisiologi. Sejalan dengan penelitian Istiqomah (2019) yang dilakukan selama 4 hari didapatkan ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap kejadian mual muntah ibu hamil trimester I dengan skor mual-muntah sebelum diberikan aromaterapi lavender rata-rata sebesar 13,69, sedangkan setelah diberikan aromaterapi lavender rata-rata sebesar 9,38 dengan nilai p=0,000.



40



Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan lembar kuesioner PUQE-24 mual dan muntah ibu hamil sebelum diberikan aromaterapi lavender didapatkan kondisi mual dan muntah sebanyak 4-6 kali muntah. Setelah diberikan aromaterapi lavender mengalami perubahan dan terjadi penurunan frekuensi menjadi 3-4 kali muntah. Penggunaan aromaterapi lavender yang dilakukan pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah dilakukan setiap hari dan setiap mual dan muntah dapat mengurangi frekuensi mual dan muntah, bahkan dari hasil pengamatan mual dan muntah pada hari ke-5 jika ibu rutin melakukannya, hal ini dikarenakan aromateri lavender mengandung minyak atsiri atau minyak terbang. Minyak ini sangat menyegarkan, serta dapat memblokir refleks mual-muntah, yang biasanya dialami oleh ibu hamil, pada kehamilan trimester pertama . 4.2.3. Mual muntah pada ibu hamil pada kelompok Aromaterapi Lemon



Berdasarkan hasil penelitian bahwa skor mual muntah ibu hamil sebelum diberikan aromaterapi lemon diperoleh nilai rata-rata 5,35 sedangkan nilai sesudahnya rata-rata 3,50. Lemon minyak esensial adalah salah satu yang paling banyak digunakan dalam kehamilan dan dianggap obat yang aman pada kehamilan untuk menurunkan emesis gravidarum. Limonene adalah kandungan utama yang terdapat dari minyak esensial lemon yang memiliki manfaat sebagai mentally, stimulating, antirheumatic, antispasmodic, hypotensive, antistres dan sedative. Bau yang menimbulkan rasa nyaman dan rileks akan merangsang daerah diotak yang di sebut nucleusrafe untuk memproduksi serotonin, ensepalin, dan endorphin sehingga mual muntah berkurang. Penggunaan aromaterapi dengan cara inhalasi lebih cepat diabsorpsi disbanding dengan pemberian obat melalui oral karena



41



pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru, sehingga hanya memerlukan waktu beberapa detik sampai dengan menit. Berdasarkan penelitian Faizah (2018) yang dilakukan selama 4 hari pada waktu pagi dan siang hari, Didapatkan penurunan frekuensi emesis gravidarum dengan nila rata–rata 9.73 pada kelompok eksperimen dan penurunan frekuensi emesis gravidarum dengan nilai rata – rata 8.667 pada kelompok kontrol. Ada perbedaan penurunan frekuensi emesis gravidarum pada perhitungan nilai selisih pada kelompok eksperimen dan control (pvalue=0,009). Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan lembar kuesioner PUQE-24 mual dan muntah ibu hamil sebelum diberikan aromaterapi lemon didapatkan kondisi mual dan muntah sebanyak 4-6 kali muntah. Setelah diberikan aromaterapi lemon mengalami perubahan dan terjadi penurunan frekuensi menjadi 3-4 kali muntah. Penggunaan aromaterapi lemon yang dilakukan pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah dilakukan setiap hari dan setiap mual dan muntah dapat mengurangi frekuensi mual dan muntah, bahkan dari hasil pengamatan mual dan muntah pada hari ke-5 jika ibu rutin melakukannya, hal ini dikarenakan aromaterapi lemon memiliki bau yang menimbulkan rasa nyaman dan rileks akan merangsang daerah diotak yang di sebut nucleusrafe untuk memproduksi serotonin, ensepalin, dan endorphin sehingga mual muntah berkurang.



42



4.2.2. Hasil Bivariat



4.2.2.1. Pengaruh aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil Berdasarkan hasil penelitian paired t-test menunjukan bahwa nilai signifikasi pemberian aromaterapi lavender didapatkan bahwa ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadapat mual muntah pada ibu hamil. Begitu juga pada pemberian aromaterapi lemon didapatkan bahwa ada pengaruh pemberian aromaterapi lemon terhadapat mual muntah pada ibu hamil. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2015) dengan judul Efektivitas Aromaterapi Lavender dan Aromaterapi Lemon Terhadap Intensitas Nyeri Post Sectio Caesarea (SC) di Rumah Sakit Budi Rahayu Kota Magelang juga disebutkan bahwa ada perbedaan pengaruh pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon terhadap intensitas nyeri post sectio caesarea (SC) dengan nilai p= 0,009 (< 0,05). Berdasarkan kategori mual muntah yang dirasakan oleh masing- masing responden pada penelitian ini bervariatif meliputi mual muntah ringan, sedang, dan berat. Hal ini didukung oleh teori Niebyl dan Briggs (2014) yang menyatakan bahwa mual muntah dipengarui oleh faktor psikologis meliputi kehamilan yang tidak diinginkan, perasaan marah, bersalah, cemas dan ketakutan yang akan menambah keparahan mual muntah. Setelah diberikan intervensi aromaterapi lemon, responden mengatakan perasaannya tenang dan nyaman. Mereka juga mengatakan sudah bisa mencium aroma masakan yang sebelumnya menyebabkan rasa mual dan ingin muntah.



43



Beberapa responden mengatakan bahwa frekuensi mual muntah yang dialami sudah banyak berkurang pada pagi dan siang hari, sedangkan pada malam hari sedikit berkurang. Berbeda halnya dengan responden pada kelompok intervensi aromaterapi lavender, beberapa dari responden mengatakan bahwa mual muntahnya berkurang sedikit dan ada beberapa yang mengatakan bahwa masih sama saja. Namun mereka merasa lebih tenang setelah menghirup aromaterapi lavender.



Hal



tersebut mengindikasikan bahwa aromaterapi lemon dan



lavender dapat menurunkan frekuensi mual muntah yang dialami oleh responden namun memiliki derajat pengaruh yang berbeda. 4.2.2.2.



Perbedaan antara pemberian aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil



Berdasarkan hasil independent t-test menunjukan bahwa pada pretest, tidak ada perbedaan antara pemberian aromaterapi lavender dan lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil.Begitu juga dengan posttest, tidak ada perbedaan antara sesudah antara pemberian aromaterapi lavender dan lemon terhadapat mual muntah pada ibu hamil. Aromaterapi adalah terapi atau pengobatan dengan menggunakanbaubauan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang berbau harum dan enak. Minyak astiri digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, sering digabungkan untuk menenangkan sentuhan penyembuhan dengan sifat terapeutik dari minyak astiri (Hospital, 2013). Muntah merupakan respon dari batang otak yang akan memepngaruhi pusat muntah. Jika pusat muntah terstimulasi maka jalan nafas akan tertutup dan



44



respirasi menjadi lebih rendah. Akibatnya esophagus bagian atas relaksasidan meningkatkan tekanan intra abdomen yang menyebabkan pengeluaran isi lambung (Hawkins,& Grunberg,2009 dalamSari 2014). Menurut Iriana, dkk, (2014) Penyebab mual dan muntah dianggap sebagaima salah multi faktoral. Teori yang berkaitan adalah factor hormonal, system vestibular, pencernaan, psikologis, hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada 9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual muntah meningkat pada primigravida, wanita yang berpendidikan kurang, merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah padakehamilan sebelumnya. Aromaterapi lemon adalah essential oil yang dihasilkan dari ekstraksi kulit jeruk lemon (Citrus Lemon) yang sering digunakan dalam aromaterapi.Aroma terapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan melahirkan (Medforthet al, 2013). Aromaterapi lemon telah banyak digunakan oleh wanita sebanyak 40% untuk meredakan mual muntah dan 26,5% dari mereka telah dilaporkan sebagai cara yang efektif untuk mengontrol gejala mual muntah (Kia et al, 2014). Penelitian Maesaroh et al (2019) yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut,



didapatkan



bahwa



pemberian



aromaterapi



lemon



efektif



menurunkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil dengan penurunan 4,86 kali frekuensi mual muntah. Begitu juga dengan penelitian Rosalina (2017) yang dilakukan selama 4 hari menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian aromaterapi lavender untuk menurunkan muntah mual pada ibu hamil trimester pertama. Pemberian arometerapi lavender ini baik digunakan untuk menurunkan



45



mual dan muntah untuk ibu hamil karena akan mempengaruhi saraf-saraf pada hipotalamus untuk meredam mual dan muntah. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian lainnya dan teori. Hal ini dikarenakan aromaterapi lemon dan lavender tidak terlalu berpengaruh terhadap pengurangan frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil.



4.3.



Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak meneliti faktor yang



menyebabkan mual dan muntah tidak berkurang kepada responden. Dari penelitian yang telah dilakukan ada saja responden yang tidak suka bau-bauan pada saat mual dan muntah.



46



BAB V SIMPULAN DAN SARAN



5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbedaan antara pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual muntah pada ibu hamil di PMB Bidan S Bekasi Jawa Barat Tahun 2021 dapat disimpulkan bahwa: 1) Rata-rata sebelum diberikan aromaterapi lavender diperoleh 5,40sedangkan sesudahnya dipeoleh 3,50 dengan p-value 0,000. 2) Rata-rata sebelum diberikan aromaterapi lemon diperoleh 5,35 sedangkan sesudahnya dipeoleh 3,50 dengan p-value 0,000 3) Tidak terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual muntah pada ibu hamil trimester I (p-value 1,000). 5.2. Saran 5.1.1 Bagi PMB Hasil



penelitian



ini



diharapkan



dapat



memberikan



gambaran dan informasi tentang asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil dengan mual dan muntah.



5.1.2 Bagi Ibu Hamil Hasil penelitian ini diharapakan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dan masukan untuk responden dalam mengatasi



47



mual dan muntah pada kehamilan.



5.1.3 Bagi Institusi dan Profesi Hasil penelitian



ini diharapkan dapat menambah koleksi



perpustakaan atau sumber pustaka bagi penelitian selanjutnya tentang asuhan kebidanan secara komplementer pada masa kehamilan sehingga dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya. 5.1.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian serupa dengan sasaran, teknik dan metode yang berbeda dengan variable yang sama untuk menambah variasi jurnal terkait aromaterapi lavender dan aromaterapi lemon.



48



DAFTAR PUSTAKA Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2012; 523 - 529. Betz, D., & Fane, K. (2020). Human Chorionic Gonadotropin (HCG). USA: StatPearls Publishing LLC. Sari, Z.E.D. (2018). Perbedaan Efektivitas Pemberian Essential Oil Peppermint dan Aroma Terapi Lavender Terhadap Intensitas Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimesetr I di Puskesmas Baso Kabupaten Agam Tahun 2017. Jurnal Menara ILMU Vol 12, No 4 2018. Kia, P.Y. Safajou, F. Shahnazi, M. dan Nazemiyeh, H. (2014) The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea and Vomiting of Pregnancy : A Double-Blinded, Randomized Controlled Clinical Trial. Iranian Red Crescent Medical Journal. 2014 Marrch 16 (3) : e14360. Koensoemardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher Niebyl, J.R. & Briggs, G.G. (2014). The Pharmacologic Management of Nausea and Vomitting of Pregnancy. Journal of Family Practice Women’s Health Supplement, 63(2). Andina, Diah. 2018. AsuhanKebidananKehamilan. Yogyakarta: NuhaMedika Utama Buku KIA, 2016. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Cholifah, S. & Nuriyanah, T.E. (2019). Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Kebidanan Midwiferia 4 (1), 36-43, 2019. Damarasri, N.D. (2017). Penerapan Pemberian Aromaterapi Lemon dan Minuman Jahe Untuk Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I di BPM Sri Jumiyati Kabupaten Kebumen. Naskah publikasi. STIKes Muhammadiyah Gombong. Fitriahadi, E. (2017). Buku Ajar Asuhan Kehamilan Disertai Daftar Tilik. Yogyakarta: Universitas‘Aisyiyah Yogyakarta. Hafid, M.F. (2017). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi dipublikasikan. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Hutahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.



49



Koensoemardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher. Maternity, D. Ariska, P. Sari, D.Y. (2017). Inhalasi Lemon Mengurangi Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester Satu. Jurnal Ilmiah Bidan, Vol.II, No.3, 2017. Niebyl, J.R. & Briggs, G.G. (2014). The Pharmacologic Management of Nausea and Vomitting of Pregnancy. Journal of Family Practice Women’s Health Supplement, 63(2). Pande, Npm.Y. Agustin, Igar. Putra, Pw Kusuma. (2013). Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap Kecemasan pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Jurnal Kesehatan Stikes Bina Usada: Bali. Purwati, Y. & Sarwinanti. (2015) Rahayu, RD. & Sugita. Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender dan Jahe Terhadap Penurunan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di BPM Trucuk Klaten. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 3, No 1, Maret 2018, hlm 1-56. Rahmawati, I. & Rohmayanti, R. (2015). Efektivitas Aromaterapi Lavender dan Aromaterapi Lemon Terhadap Intensitas Nyeri Post Sectio Caesarea (SC) di Rumah Sakit Budi Rahayu Kota Magelang. Journal of Holistic Nursing Science, 2 (2), 10-16. Safajou, F. Shahnazi, M.dan Nazemiyeh, H.J.I.JR.C.M.J. (2014). The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea and Vomitting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized, Controlled Clinical Trial. Iranian Red Crescent Medical Journal 16. Santi, D.R. (2014). Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil Terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil Trimester Satu di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. Jurnal Sain Med, Vol.1 No. 2 Desember 2013: 52- 55. Sari, Z.E.D. (2018). Perbedaan EfektivitasPemberian Essential Oil Peppermint dan Aroma Terapi Lavender Terhadap Intensitas Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimesetr I di Puskesmas Baso Kabupaten Agam Tahun 2017. Jurnal Menara ILMU Vol 12, No 4 2018. Sesha, A. (2014). Pengaruh Pemberian Aromaterapi



Lavender



(Lavandula



50



Angustifolia) Terhadap Penurunan Mual dan Muntah Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Dangung- Dangung Kabupaten Limapuluh Kota. Diploma Thesis, Universitas Andalas. Sidauruk, I. (2018). Stabilitas Vitamin C dan Aktivitas Antioksidan pada Infused Water Buah Lemon Menggunakan Kemasan Wiknjosastro. 2010. BukupanduanPraktisPelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi 1. Cet. 12. Jakarta : Bina Pustaka. McLaine, D.E. (2009). Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil.



Walker Doney and Associates, Inc 2009; 1-18.



Walyani, Elisabeth. (2015). AsuhanKebidanan pada Kehamilan.Yogyakarta :PT. Pustaka Baru. Prima, Visi Twin Putranti dan Suharti. 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Ponorogo :UnmuhPonorogo Press



51



BIODATA MAHASISWI Nama



: Supriati



Tempat, Tanggal Lahir



: Bandun, 03 Oktober 1968



Kewarganegaraan



: Indonesia



Agama



: Islam



Alamat



: Ujung Harapan Gang At-Taufiq Rt.001 Rw044 No.64 Kel. Bahagia Kec. Babelan Bekasi Utara



Jenis Kelamin



: Wanita



Email



: [email protected]



Riwayat Pendidikan



: -



Prodi Kebidanan Fikes UNAS D III Kebidanan Poltekkes III Cipto Mangunkusumo 2007



Pekerjaan



-



D1 Rs Islam JAKPUS 1992



-



SPK Rs Ridwan Meuraksa 1987



-



SMPN 1 Sumpiuh, Lulus Tahun 1984



-



SDN Kebokura, Lulus Tahun 1981



-



TK Pilre Tendean Yon Zipur IX Kostrad 1973



: -



Rs Sumber Waras Perawat 1987-1991 Rsij Kebidanan 1992-2020



Lembar Konsultasi/Bimbingan Skripsi : Supriati : 205401446182 : Kebidanan :Perbedaan Pemberian Aromaterapi Lavender Dengan Aromaterapi Lemon Terhadap Kejadian Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di PMB Bidan S Tahun 2021 Dosen Pembimbing I : Dr. dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes Dosen Pembimbing II : Bunga Tiara Carolin, SST.,M.Bmd Nama NPM Program Studi Judul Skripsi



No



Hari/ Tanggal



Kegiatan Konsultasi Materi Saran Pembimbing Konsultasi



Tanda Tangan Pembimbing



52



1.



20 April Konsul 2021 Judul



-



Cari judul yang belum terlalu banyak meneliti



BTC



2.



21 April Konsul 2021 Judul



-



Cari judul lain



3.



20 Agustus 2021



-



perbaiki latar belakang, rmusan masalah, manfaat, tujuan perbaiki kerangka teori lihat skripsi teman yang sudah acc



4. 4.



5.



27 Agustus 2021 2 Septemb er



04 Septemb er 2021



Konsul Bab 1-3



-



Revisi Bab 1-3



tambahkan quesioner PUQE=24 - boleh penelitian Konsul Bab -perbaiki bab 4 dari hasil data dan 1-5 spp sampai kesimpulan



Zoom



-



Pengarahan dari pembimbing 1



AJR



BTC



BTC BTC



BTC



AJR



53



6.



7.



6 Septemb er 2021



Konsul skripsi lengkap



Tambahkan yang kurang (daftar pustaka, abstrak, dll)



ACC



AJR



BTC



54



55



56



PERMOHONAN KESEDIAAN RESPONDEN PENELITIAN Saya, mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Supriati NPM : 205401446182 adalah mahasiswa Program Studi Kebidanan Universitas Nasional akan melakukan penelitian dengan judul: Perbedaan pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual muntah pada ibu hamil trimester I di PMB Bidan S Tahun 2021. Untuk penelitian ini, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian tersebut. Adapun hal-hal yang perlu Ibu ketahui adalah:  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan pemberian aromaterapi lavender dengan aromaterapi lemon terhadap kejadian mual muntah pada ibu hamil trimester I di PMB Bidan Supriati Tahun 2021.  Identitas Ibu akan dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti dan hanya data yang Ibu isikan yang digunakan untuk kepentingan penelitian  Penelitian ini tidak memungut biaya apapun dari Ibu  Jika Ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani lembar persetujuan dan mengisi kuesioner yang telah saya siapkan.



Bila berkeberatan, Ibu tidak dipaksakan untuk menjadi responden. Demikian surat permohonan ini saya buat, dan atas partisipasinya, saya ucapkan terimakasih.



57



Mahasiswa Pemohon,



Supriati NPM.205401446182



58



FORMULIR PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI SAMPEL PENELITIAN (INFORMED CONCENT)



Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama



:



Alamat



:



No.Telp/HP



:



Umur



:



Bersedia berpartisipasi sebagai sampel penelitian yang berjudul “Perbedaan Pemberian Aromaterapi Lavender Dengan Aromaterapi Lemon Terhadap Kejadian Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di PMB Bidan S Tahun 2021” yang dilakukan oleh : Nama



: Supriati



NPM



: 205401446182



Program Studi



: Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Nasional



Perguruan Tinggi



: Universitas Nasional



Bekasi, 2021 Sampel Penelitian



(..................................................)



59



24-HOUR PREGNANCY UNIQUE QUANTIFICATION OF EMESIS (PUQE-24) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor



: 1 = Tidak ada sama sekali 2 = Kurang atau sama dengan 1 jam/1-2 kali 3 = 2-3 jam / 3-4 kali 4 = 4-6 jam / 5-6 kali 5 = Lebih dari 6 jam / lebih dari 7 kali



Total Skor



: 3 = Tidak mengalami mual dan muntah 4-6 = Mual dan muntah ringan 7-12 = Mual dan muntah sedang 1315 = Mual dan muntah berat



24-hour Pregnancy-Unique Quantification of Emesis (PUQE-24)



1.



Dalam 24 jam, berapa lama anda merasa mual atau nyeri pada perut ? a. Tidak ada sama sekali b. Kurang atau sama dengan 1 jam c. 2-3 jam d. 4-6 jam e. Lebih dari 6 jam



2.



Dalam 24 jam, berapa kali anda muntah ? a. Tidak ada sama sekali b. 1-2 kali c. 3-4 kali d. 5-6 kali e. Lebih dari 7 kali



3.



Dalam 24 jam, berapa kali anda mengalami muntah namun tidak ada yang dikeluarkan ? a. Tidak ada sama sekali b. 1-2 kali c. 3-4 kali d. 5-6 kali e. Lebih dari 7 kali Skor Total :



TABEL MASTER DATA MENTAH PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Aromaterapi Lavender Skor Pretest Skor Posttest 6 3 6 4 6 3 5 3 5 3 6 5 5 3 4 3 6 4 6 3 5 4 5 3 6 3 6 3 6 5 5 5 4 3 4 3 6 4 6 3



Aromaterapi Lemon Skor Pretest Skor Posttest 5 4 5 3 6 3 6 4 6 4 5 4 5 3 4 3 6 3 5 4 6 3 6 4 5 4 4 3 6 4 6 3 5 3 4 4 6 3 6 4



LAMPIRAN SPSS Case Processing Summary Cases Valid Kelompok Pretest Posttest



N



Missing Percent



N



Total



Percent



N



Percent



Lavender



20



100.0%



0



0.0%



20



100.0%



Lemon



20



100.0%



0



0.0%



20



100.0%



Lavender



20



100.0%



0



0.0%



20



100.0%



Lemon



20



100.0%



0



0.0%



20



100.0%



Descriptives Kelompok Pretest



Lavender



Lemon



Statistic Mean



Std. Error



5.40



95% Confidence Interval for



Lower Bound



5.05



Mean



Upper Bound



5.75



5% Trimmed Mean



5.44



Median



6.00



Variance



.568



Std. Deviation



.754



Minimum



4



Maximum



6



Range



2



Interquartile Range



1



.169



Skewness



-.851



.512



Kurtosis



-.609



.992



5.35



.167



Mean 95% Confidence Interval for



Lower Bound



5.00



Mean



Upper Bound



5.70



5% Trimmed Mean



5.39



Median



5.50



Variance



.555



Std. Deviation



.745



Minimum



4



Maximum



6



Range



2



Interquartile Range



1



Skewness



-.697



.512



Kurtosis Posttest



Lavender



Lemon



Mean



-.762



.992



3.50



.170



95% Confidence Interval for



Lower Bound



3.14



Mean



Upper Bound



3.86



5% Trimmed Mean



3.44



Median



3.00



Variance



.579



Std. Deviation



.761



Minimum



3



Maximum



5



Range



2



Interquartile Range



1



Skewness



1.195



.512



Kurtosis



-.037



.992



3.50



.115



Mean 95% Confidence Interval for



Lower Bound



3.26



Mean



Upper Bound



3.74



5% Trimmed Mean



3.50



Median



3.50



Variance



.263



Std. Deviation



.513



Minimum



3



Maximum



4



Range



1



Interquartile Range



1



Skewness Kurtosis



.000



.512



-2.235



.992



Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Kelompok Pretest Posttest



Statistic



df



Shapiro-Wilk Sig.



Statistic



df



Sig.



Lavender



.337



20



.000



.740



20



.000



Lemon



.308



20



.000



.765



20



.000



Lavender



.394



20



.000



.669



20



.000



Lemon



.335



20



.000



.641



20



.000



a. Lilliefors Significance Correction



UJI DALAM KELOMPOK (PAIRED T-Test)



Paired T-Test



Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2



N



Std. Deviation



Std. Error Mean



Pretest_Lavender



5.40



20



.754



.169



Posttest_lavender



3.50



20



.761



.170



Pretest_Lemon



5.35



20



.745



.167



Posttest_Lemon



3.50



20



.513



.115



Paired Samples Correlations N Pair 1



Correlation



Pretest_Lavender &



Sig.



20



.275



.240



20



.069



.773



Posttest_lavender Pair 2



Pretest_Lemon & Posttest_Lemon



Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Mean Pair



Pretest_Lavender -



1



Posttest_lavender



Pair



Pretest_Lemon -



2



Posttest_Lemon



Std.



Std. Error



Deviation



Mean



Difference Lower



Sig. (2-



Upper



t



df



tailed)



1.900



.912



.204



1.473



2.327



9.318



19



.000



1.850



.875



.196



1.440



2.260



9.454



19



.000



UJI ANTAR KELOMPOK (INDEPENDENT T-Test)



Independet T-Test



Group Statistics Kelompok Pretest Posttest



N



Mean



Std. Deviation



Std. Error Mean



Lavender



20



5.40



.754



.169



Lemon



20



5.35



.745



.167



Lavender



20



3.50



.761



.170



Lemon



20



3.50



.513



.115



Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances



t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-



F Pretest



Equal variances



.009



Sig. .925



t



df



tailed)



Mean



Std. Error



Difference Difference



Difference Lower



Upper



.211



38



.834



.050



.237



-.430



.530



.211



37.995



.834



.050



.237



-.430



.530



.000



38



1.000



.000



.205



-.415



.415



.000



33.315



1.000



.000



.205



-.417



.417



assumed Equal variances not assumed Posttest



Equal variances



3.353



.075



assumed Equal variances not assumed



DOKUMENTASI



Mengisi persetujuan dan lembar kuesioner



TTV



PEMERIKSAAN ANC



Pemberian aromaterapi lemon



Pemberian aromaterapi lavender