Skripsi Tokopedia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perilaku minat beli konsumen di era digital mengalami perubahan secara signifikan. Salah satu perubahan yang cukup signifikan di era digital dan tekhnologi seperti sekarang adalah munculnya applikasi mobile yang menjadikan kebutuhan konsumen sehari-hari. Kebiasaan seperti ini, akhirnya mengubah perilaku para pengiklan dalam memasarkan produknya. Di era modern yang sudah berkembang pesat seperti ini sehingga banyak menimbulkan perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Kemajuan dan perkembangan tekhnologi, khususnya telekomunikasi, informasi dan



multimedia



sangat



berpengaruh



dalam



merubah



hubungan



sosial



kemasyarakatan di karenakan sifat fleksibilitas dan kemampuan telematika untuk masuk ke aspek-aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang pesat, berdampak pada perubahan gaya hidup masyakarat yang cenderung semakin aktif pada dunia internet. Salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi adalah “internet”. Sebagai bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, internet memainkan peran penting dalam melahirkan situs-situs media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lainnya. Anizir dan Wahyuni (2017:3) menjelaskan bahwa social media atau media sosial merupakan sarana untuk memperoleh informasi, untuk memfasilitasi komunikasi, memberikan pengaruh, serta membentuk interaksi dengan sesama dan dengan khalayak umum. Pada intinya dengan media sosial, penggunanya dapat melakukan berbagai aktivitas dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berinteraksi dalam bentuk tulisan, visual, maupun audio visual. Menurut Widyaningrum (2016: 231), media sosial adalah konten berisi informasi, yang dibuat oleh orang yang memanfaatkan teknologi penerbitan, sangat mudah diakses dan dimaksudkan untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh dan interaksi dengan sesama dan dengan khalayak umum. Aurinawati dan Rostika (2019:202) mengungkapkan bahwa media sosial selain dapat digunakan sebagai sarana mencari informasi, juga mempunyai



1



2



potensi besar sebagai media pemasaran, khususnya untuk kegiatan periklanan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Primatika dan Astuti (2018:04), Periklanan merupakan salah satu elemen dari bauran promosi yang paling banyak digunakan oleh perusahaan dalam mempromosikan produknya kepada masyarakat. Periklanan juga merupakan alat yang penting dalam bauran promosi untuk membangun sebuah perusahaan dan ekuitas mereknya. Periklanan berperan penting dalam menciptakan citra yang khas dari sebuah merek dan berguna bagi perusahaan dalam menjual produk atau jasa serta membedakannya dengan merek pesaing. Salah satu strategi dalam periklanan adalah menyeleksi media periklanan . Memilih media periklanan ditentukan berdasarkan Frekuensi, jangkauan konsumen, dan dampak yang ditimbulkan dari iklan tersebut terhadap konsumen. Setiap media periklanan memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing dalam mengiklankan sebuah produk. Sebagai seorang pemasar harus dapat memilih media periklanan dengan tepat sehingga iklan dapat sampai pada konsumen dengan efektif dan efisien (Khusneini, Yulianto dan Sunarto, 2017:50) Periklanan yang dilakukan melalui media sosial memungkinkan konsumen terpengaruh dan akhirnya tertarik untuk membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini dikarenakan selain media sosial sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia itu sendiri, juga karena fitur-fitur media sosial mudah dioperasikan oleh seluruh kalangan masyarakat serta media sosial mampu menampilkan informasi berupa harga, merek, kualitas produk, spesifikasi barang, bentuk produk dan lain sebagainya yang dapat dijadikan pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan pembelian. Media sosial yang paling banyak digunakan sebagai sarana periklanan adalah Instagram. Menurut Aurinawati dan Rostika (2019:203), Instagram adalah sebuah aplikasi media sosial yang digunakan pengguna untuk mengambil foto dan video, me-repost foto dan video, menerapkan filter digital atau pemberian efek pada foto dan video, serta membagikannya. Keunggulan Instagram di bandingkan dengan sosial media lainnya adalah sebagai media pemasaran yang dapat menyampaikan pesan suatu brand melalui postingan foto atau video. Hasil studi Forrester Research menunjukkan bahwa popularitas Instagram sebagai platform



3



pemasaran



melebihi



kepopuleran



Facebook,



bahkan



Majalah



Forbes



menggambarkan bahwa Instagram merupakan perangkat penjualan yang sangat kuat. Sementara itu, Maulyda dan Setyabudi (2018:3) menjelaskan bahwa media sosial Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial. Intagram memudahkan konsumen untuk melihat produk yang di jual dan dapat langsung memberi komentar dibawah foto yang di minati. Instagram terlihat bertambah banyak fungsi menjadi tempat strategis bagi para pebisnis untuk memasarkan barang dagangan jualan onlienya mulai dari tas, seaptu, baju fashion, dll. Dari situs-situs media sosial tersebut memungkinkan pengguna berbagi ide, kreativitas, acara dan ketertarikan di dalam jaringan individunya masing-masing. Tidak hanya bertukar informasi saja, namun juga foto maupun video bahkan saat ini dengan adanya jejaring sosial atau media sosial memudahkan penggunanya untuk berbisnis. Dalam media sosial Instagram yang berperan penting adalah bagaimana kita menjalin interaksi dengan followers. Semakin banyak jumlah followers, menentukan popularitas sang pemilik akun. Apabila pemilik akun memiliki banyak followers, maka dapat disebut sebagai selebgram, yaitu istilah bagi pengguna Instagram yang memiliki popularitas. Banyak para selebgram yang di rekrut brand-brand maupun e-commerce menjadi brand ambassador untuk mendongkrak minat beli konsumen ke brand tersebut. Tak tanggung-tanggung para selebgram membuahkan hasil yang besar terhadap minat konsumen dan terhadap sesuatu yang di promosikan. Banyak e-commerce yang memanfaatkan media sosial Instagram sebagai sarana melakukan promosi atau periklanan, salah satunya adalah Tokopedia. Tokopedia adalah salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia yang melakukan penjualan dan pembelian berbasis digital. Tokopedia yang di bangun 10 Tahun lalu oleh William Tanuwijaya dan Leonthis Alpha Edison sering di pandang sebagai perusahaan Indonesia yang melewati jalan yang lurus. Namun, mereka selalu menganggap diri mereka sebagai starup penuh energi yang semakin kuat berjuang melewati berbagai tantangan sulit setiap hari.



4



PT Tokopedia telah berhasil menjadi salah satu industri internet Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Tokopedia menjunjung model bisnis dalam mall online dan marketplace (Lestari, 2019:479). Melalui akun Instagram @Tokopedia, Tokopedia dapat melakukan periklanan terkait ongkir (ongkos kirim), cashback, produk, dan lain sebagainya dengan mudah dan interaktif.



Gambar 1.1 Data akun instagram tokopedia Sumber: akun instagram tokopedia (28 September 2019)



Gambar diatas menunjukan informasi yang di iklankan di instagram @Tokopedia. Hal ini dapat mempengaruhi perubahan perilaku konsumen. Perubahan perilaku yang di maksud adalah berupa minat pembelian di situs Tokopedia (Maulyda dan Setybudi, 2018:4) Saputra (2018:4) mendefinisikan minat beli sebagai kecendurungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan keptusan pembelian. Minat beli konsumen diindonesia dengan membeli melalui situs akun Tokopedia berikut grafik penggunjung ecommers dengan pengunjung terbesar selama tahun 2019 :



5



Berdasarkan



grafik



diatas



menunjukkan



bahwa



e-commerce



Tokopedia



menduduki peringkat pertama dengan pengunjung terbesar yaitu 66 juta pengunjung, hal tersebut menandakan bahwa begitu banyak masyarakat yang tertarik untuk membeli di situs Tokopedia. Minat beli konsumen akan timbul bila konsumen sudah merasa tertarik atau sudah merasa yakin dengan citra positif pada merek tersebut. Sementara itu, Maulyda dan Setyabudi (2018:3) menjelaskan bahwa media sosial instagram merupakan sebuah aplikasi berbagai foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial. Instagram memudahkan konsumen untuk melihat produk yang dijual dan dapat langsung memberi komentar dibawah foto yang diminati. Instagram terlihat bertambah banyak fungsi menjadi tempat strategis bagi pebisnis untuk memasarkan barang dagangan jualan onlienya mulai dari tas, sepatu, baju fashion, dll. Dari situs-situs media sosial tersebut memungkinkan pengguna berbagi ide, kreativitas, acara dan ketertarikan didalam jaringan individunya masing-masing. Tidak hanya bertukan



6



informasi saja, namun juga foto maupun video bahkan saat ini dengan adanya jejaring sosial atau media sosial memudahkan penggunanya untuk berbisnis. Instagram mempunyai peran penting untuk interaksi. Apabila pemilik akun memiliki banyak followers, maka dapat disebut sebagai selebgram. Selebgram merupakan istilah bagi pengguna instagram yang memiliki populeritas. Banyak para selebgram yang direkut oleh brand-brand maupun e-commerce menjadi brand ambassador untuk mendongkrak minat beli konsumen ke brand tersebut. Tak tanggung-tangung para selebgram membuahkan hasil yang besar terhadap minat konsumen dan terhadap sesuatu yang di promosikan. Banyak ecommerce yang memanfaatkan media sosial instagram sebagai sarana melakukan promosi atau periklanan, salah satunya adalah Tokopedia. Tokopedia merupakan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia yang melakukan penjualan dan pembelian berbasis digital. Tokopedia yang dibangun 10 tahun lalu oleh William Tanuwijaya dan Leonthis Alpha Edison sering di pandang sebagai perusahaan Indonesia yang melewati jalan yang lurus. Namun, mereka selalu menganggap diri mereka sebagai start up penuh energy yang semakin kuat berjuang melewati berbagai tantangan sulit setiap hari. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh periklanan di media sosial instagram “Tokopedia” terhadap minat beli konsumen, yang penulis tuangkan dalam judul “PENGARUH PERIKLANAN DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM “TOKOPEDIA” TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi pada Warga Kelurahan Gajahmungkur Semarang)”



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana iklan di instagram mempengaruhi minat beli. 2. Apakah iklan tokopedia di instagram mempengaruuhi minat beli.



7



C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh periklanan di media sosial instagram “tokopedia” terhadap minat beli konsumen (Studi Pada Warga Kelurahan Gajahmungkur Semarang). D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dan pemahaman lebih lanjut bagi akademisi yang ingin menganalisis pengaruh periklanan media sosial instagram terhadap minat beli konsumen. 2. Manfaat Praktis a) Untuk Peneliti Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi konsumen agar dapat memilih dan memilah akun media sosial instagram yang benar-benar terpercaya untuk melakukan transaksi pembelian online. b) Untuk Perusahaan Penelitian ini berguna bagi perusahaan jika mempromosikan suatu produk atau pengiklanan terhadap minat beli konsumen 3. Manfaat Sosial c) Penelitian ini dapat digunakan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang pemasaran khususnya mengenai pengaruh periklanan media sosial instagram terhadap minat beli konsumen.



E. Batasan penelitian Penelitian ini berlatar belakang untuk mengetahui pengaruh periklanan di media sosial instagram Tokopedia terhadap minat beli konsumen. Konsumennya adalah warga kelurahan Gajahmungkur Semarang



8



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Subyek Dan Obyek Penelitian 1. Tokopedia Tokopedia merupakan salah satu mall belanja berbasis online yang memungkinkan setiap orang dan pemilik bisnis di Indonesia untuk membuka dan mengurus toko online mereka secara mudah dan bebas biaya. Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinnus Alpha Edison pada tahun 2009. Pada tahun 2009, tokopedia mendapatkan seed funding atau pendanaan awal dari PT Dwitama yang sangat besar sekitar USD 100 juta atau Rp 1,2 Trilliun yang disuntikan beberapa bulan oleh Softbank Internet and Media Inc dan Sequoia Capital. Saat ini tokopedia telah banyak menyabet anugerah penghargaan antara lain: marketeers of the year 2014 untuk sektor e-commerce pada acara Markplus Conference 2015 yang digelar oleh Markplus Inc tanggal 11 desember 2014. Dan pada tanggal 12 Mei 2016, tokopedia kembali terilih sebagai Best Company In Consumery Industry dari Indonesia Digital Econoomy Award 2016. Seiring berjalannya waktu, tokopedia juga memanfaatkan salah satu media sosial yang tentunya membuat dampak besar bagi tokopedia. Salah satunya yaitu instagram. Instagram dari “@Tokopedia” yang merupakan perusahan e-commerce terbesar di Indonesia sedang memiliki promo bebas ongkir dan cashback. Dengan tagline #MulaiAjaDulu semua dampak besar berawal dari satu langkah kecil. Selama 10 tahun perjalanan tokopedia, mereka telah melewati tantangan demi tantangan, hingga akhirnya sampai pada titik sekarang. Mereka percaya bahwa kesuksesan tidak bisa di capai tanpa sebuah langka kecil. Promosi yang dilakukan pihak tokopedia di instagram membuat konsumen tertarik menuju websitenya dan membeli produk yang dijual di websitenya. Selain itu, saat ini tokopedia bekerja sama dengan BTS yang merupakan baybond asal korea yang di gemari kaum hawa saat ini atau biasa di sebut k-poppers. Dengan penggemar yang menyukai BTS, semakin banyak juga pengaruh karena dampak periklanan yang dilakukan oleh pihak tokopedia.



8



9



Pada akhirnya, periklanan menjadi komponen cara pemsaran yang penuh bermakna untuk sebuah perusahaan untuk mempengaruhi minat konsumen. Begitu pula iklan mampu membentuk kekuatan ekonomi sosial yang berguna. Kejadian saat ini juga menjadikan konsumen beranggapan iklan sebagai infomasi. Dengan banyaknya iklan atau promosi, akan menjadikan minat konsumen berubah karena promosi. Maksudnya, konsumen yang awalnya ragu untuk membeli, dan tidak menyukai suatu barang akan menjadi suka terhadap barang tersebut. 2. Minat Beli Konsumen Minat merupakan ketertarikan konsumen terhadap suatu produk dengan mencari informasi tambahan . Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mengetahui kualitas toko online, kemudian konsumen akan membangun



kepercayaan



atas



hasil



informasi



yang



didapat



dan



mempertimbangkan risiko yang dapat ditimbulkan (Setiadi, 2008 dalam Syahnaz. N.B.F, 2016 : 390). Minat beli konsumen selalu terselubung dalam tiap diri individu yang mana tak seorang pun bisa tahu apa yang diingkan dan diharapkan konsumen. Faktor – factor yang mempengaruhi minat beli konsumen : a. Iklan Iklan merupakan pesan suatu merek, produk, atau perusahaan yang disampaikan kepada audiens melalui media. Pemilihan media dalam periklanan harus dilakukan secara tepat, salah satunya melalui media internet . Hadirnya internet dapat mendukung efisien dan efektifitas perusahaan, terutama sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha (Yunianto,H.R. 2016 : 22) b.



Kualitas Produk Kualitas Produk mempunyai pengaruh terhadap Minat Beli, dimana minat beli yang tinggi dapat dibentuk oleh adanya kualitas produk yang meningkat. Artinya bahwa semakin baik kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan, maka akan semakin meningkat minat beli konsumen atas produk rumah yang ditawarkan.



c. Harga



10



Harga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi minat konsumen terhadap barang kebutuhan. Harga bagi konsumen adalah biaya untuk mendapatkan produk produk yang dibutuhkan. Harga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu produk, dimanakonsumen mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai kualitas yang baik. Sebagian besar konsumen menginginkan harga yang terjangkau dengan kualitas barang yang baik untuk setiap produk yang dikonsumsinya. d. Kepercayaan Kepercayaan



merupakan



salah



satu



faktor



penting



yang



harus



dipertimbangkan jika ingin bertransaksi secara online. Kepercayaan adalah keyakinan pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan. Selain masalah kepercayaan, juga dijelaskan bahwa adanya sebagian masyarakat yang merasa berbelanja online tidak praktis dan ada juga yang tidak mengetahui cara berbelanja online. 3. E- COMMERCE E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet, televisi, atau jaringan komputer lainnya. E-Commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis (Rusmawan, 2016 :43) Jenis – jenis E- Commerce : a. Business to Business (B2B) 1) Business to Business E-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut: Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).



11



2) Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama. 3)



Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu partnernya.



4)



Model yang umum digunakan adalah peerto-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.



b. Business to Consumer (B2C) Business to Consumer E-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum. 2) Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web. 3) Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan. c. Consumen to consumen (C2C) Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai pelanggan ke pelanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain. Lelang C2C. Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti



eBay.com,



auctionanything.com;



para



pelanggan



juga



dapat



menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com. Selain itu banyak pelanggan yang melakukan lelangnya sendiri seperti greatshop.com menyediakan piranti lunak untuk menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online. Iklan Kecik. Orang menjual ke orang lainnya setiap hari melalui iklan kecik (classified ad) di koran dan majalah. Iklan kecik berbasis internet



12



memiliki satu keunggulan besar daripada berbagai jenis iklan kecik yang lebih tradisional. Iklan ini menawarkan pembaca nasional bukan hanya lokal. Iklan kecik tersedia melalui penyedia layanan internet seperti AOL, MSN, dan lainlain. Layanan Personal. Banyak layanan personal (pengacara, tukang, pembuat laporan pajak, penasehat investasi, layanan kencan) tersedia di internet. Beberapa diantaranya tersedia dalam iklan kecik, tetapi yang lainnya dicantumkan dalam situs web serta direktori khusus. Beberapa ada yang gratis dan ada juga yang berbayar. d. Consumen to Business (C2B). Dalam C2B konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Contohnya di http://www.priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan, dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut. Keuntungan E- Commerce : a. Bagi Perusahaan 1) Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional. 2) Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). 3) Menurunkan biaya operasional (operating cost). 4) Melebarkan jangkauan (global reach). 5) Meningkatkan customer loyality. 6) Meningkatkan supplier management. 7) Memperpendek waktu produksi. 8) Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan) b. Bagi Konsumen 1) Memungkinkan transaksi jual beli secara langsung, mudah dan nikmat, maksudnya adalah proses jual beli yang terjadi dalam e-commerce tidak membutuhkan perantara, dimana proses transaksi yang terjadi langsung antara merchant dengan customer. Sehingga, hal ini memberikan suatu



13



kemudahan karena tidak perlu suatu proses transaksi yang berbelit-belit dan cenderung lama, yang pada akhirnya hal ini memberikan kenikmatan terhadap customer dalam melakukan transaksi perdagangan melalui internet. 2) Disintermediation adalah proses meniadakan calo dan pedagang perantara. Dengan kata lain, konsumen tidak perlu membayar lebih untuk sebuah barang atau jasa yang dibelinya. Penggunaan e- commerce merupakan proses transaksi langsung antara merchant dengan customer tanpa memerlukan perantara meskipun keberadaan para pihaknya jauh atau berbeda negara. Dengan e-commerce, customer dapat mengecek langsung keberadaan barang yang dibutuhkan, serta mendapatkan harga yang langsung diberikan oleh merchant, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak jauh lebih mahal. Hal ini berbeda dengan perdagangan secara konvensional, ketika seseorang dari suatu negara membutuhkan barang atau jasa dari luar negeri, orang tersebut tidak mungkin mendatangi langsung penjual barang tersebut di negaranya, karena hal tersebut tentu saja menambah biaya dan memerlukan cukup banyak waktu itupun belum termasuk dengan keberadaan barang yang dibutuhkan apakah masih ada atau telah habis, sehingga orang yang membutuhkan barang tersebut tentu saja membutuhkan perantara pedagang lain dalam hal ini adalah importir yang tentu saja harga barang yang dibutuhkan akan semakin mahal. 3) Menggunakan digital cash atau elektronik cash (e-cash). Tanpa harus membayar dengan uang tunai. Maksudnya adalah customer tidak perlu membawa uang tunai untuk membayar transaksi jual beli yang dilakukannya dengan pihak merchant, dimana pembayaran yang dilakukan oleh customer cukup dengan mentransfer sejumlah uang sesuai dengan harga barang yang dipesan plus ongkos kirim kepada rekening yang telah disediakan oleh pihak merchant, atau juga hanya dengan memasukan nomor kartu kredit yang dimiliki oleh customer dalam form pembayaran yang telah disediakan oleh pihak merchant. Sehingga dengan cara yang demikian semakin memberikan kemudahan dalam bertransaksi yang kemudian memberikan rasa aman karena tidak perlu membawa uang tunai



14



dalam jumlah yang tidak sedikit untuk diserahkan kepada merchant yang penuh resiko terhadap tindak kejahatan seperti perampokan dan sebagainya. 4) Memberikan kesempatan konsumen yang berada di belahan dunia manapun untuk dapat menggunakan sebuah produk atau service yang dihasilkan dari belahan dunia yang berbeda dan melakukan transaksi dan meraih informasi dari pihak pertama sepanjang tahun tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. 5) Memberikan kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk atau service terbaik dari berbagai pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan untuk memilih berbagai jenis produk atau service secara langsung. 6) Memberikan kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya dari produsen untuk berinteraksi, berdiskusi, dan bertukar pengalaman. Sehingga akan sangat menguntungkan produsen untuk meningkatkan kualitas produk atau service sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Kerugian E-Commerce: 1) Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada. 2) Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban. 3) Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam. 4) Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.



15



5) Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut. 6) Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik. 4. Warga Kelurahan Gajahmungkur Semarang Kelurahan Gajahmungkur merupakan anak dari kecamatan Semarang Selatan yang memiliki luas 2,51 km2. Kelurahan Gajah mungkur memiliki total kependudukan 15. 064 Orang yang terdiri dari 7.442 Wanita dan 7.622 Pria.



Gambar 2.1 Rekapitulasi penduduk berdasarkan jenis kelamin Sumber: kecgajahmungkur.semarangkota.go.id



Gambar diatas menginformasikan total penduduk di kelurahan gajahmungkur Semarang. Dari total penduduk yang ada, penulis membagi juga dengan data berdasarkan RW dan umur.



16



Tabel 2.1



Sumber: kantor kelurahan gajahmungkur Semarang



9



B. Kerangka Teori Iklan merupakan salah satu alat yang penting dalam menjual nama atau merek suatu produk ke konsumen (Kotler dan Keller 2016:582). Pemilihan media dalam periklanan harus dilakukan secara tepat, salah satunya melalui media internet . (Yunianto,H.R. 2016 : 22) . Menurut Dian (2018:3), Iklan atau Periklanan adalah presentasi non pribadi dan promosi gagasan,



segala bentuk



barang atau jasa oleh sponsor



tertentu yang harus dibayar. Teori Elaboration Likelihood Model (ELM) Observasi ini memakai teori Elaboration Likelihood Model (ELM). Metode memjadikan pesan persuasive dengan sudut pandang yang berbeda. Namun dengan kedudukan lain kita menilai sebuah moral yang mendalam dan beserta ajaran yang perseptif, akan tetapi pada kondisi lain kita menilai moral saja tanpa memperdulikan argument yang melandasi kandungan moral. Teori Elaboration Likelihood Model (ELM) dapat digunakan dalam keputusan pembelian produk karena promosi yang dilakukan pihak Tokopedia telah memikat calon konsumennya. Teori yang melatar belakangi bahwa orang mampu menangani sebuah pesan persuasive menggunakan gaya yang berbeda



10



1. Teori ATR (Awreness, Trial, Reinforcement) Teori ini mejajarkan bahwa publik dapat dipengaruhi oleh promosi ataupun biasa disebut iklan, alhasil dapat ditemukan sekelompok orang yang relatif tetap memakai atau membeli produk-produk hasil dari promosi tersebut. Perlu memperoleh kelompok orang yang memakai produk maupun jasa secara tetap harus dilakukan tehnik penyampaian pesan yang disebut ATR ( Awareness, Trial, Reinforcement). Untuk memperkuat sikap yang mengikuti pola perilaku yang diinginkan pengiklan dan dengan demikian meningkatkan kemungkinan mengulangi pembelian dan untuk membantu memastikan bahwa merek tetap dipertahankan oleh pelanggan. Konsumen mengawali ketertarikan terhadap produk suatu perusahaan melalui tayangan iklan maupun testimoni oleh orang lain. Dalam teori ini sesuai dengan latar belakang yang sudah dijelaskan, bahwa setelah mereka melihat iklan ataupun mendengar kesaksian oranglain maka timbullah suatu ekspektkasi atau harapan dari konsumen. Alhasil iklan memberikan dampak pembelian terhadap merek tersebut.



11



C. Hasil Penelitian Yang Relevan Tabel 2.2



No 1.



Nama Peneliti Algamar Putra



Judul Penelitian



Teori



Metode



Hasil Penelitian



Pengaruh iklan dan



Penelitian Schiffman & Kanuk (2008:87) menjelaskan Kuantitatif 1.Iklan dan kepercayaan merek



kepercayaan merek



bawha ada beberapa komponen dalam minat



terhadap minat beli



beli.



konsumen (studi



Di antaranya adalah:



pada texas chicken pekanbaru)



berpengaruh terhadap minat beli.



1. Konsumen yang selalu ingin tahu kemudian mencari informasi tentang produk. 2. Konsumen yang butuh pertimbangan terlebih dahulu sebelum membeli. 3. Konsumen



yang



tertarik



untuk



mencoba produk baru. 4. Konsumen yang hanya ingin tahu tentang produk. 5. Dan konsumen yang ingin memiliki produk.



2.



Eko



Purnomo, Pengaruh harga,



Menurut Ferdinan dalam Akmal (2014:17) Kuantitaif



1.Harga



dan



kualitas



produk



11



Yulfita



‘Aini, kualitas produk dan



Makmur (2006)



lokasi terhadap



minat beli dapat di indentifikasi melalui



berpengaruh positif signifikan



beberapa indicator, yaitu:



terhadap minat beli konsumen.



minat beli konsumen



a. Tertarik untuk mencoba.



dalam membeli



b. Mempertimbangkan dahulu sebelum



beras local (studi



membeli.



kasus desa rembah



c. Tertarik mencoba produk baru.



utama)



d. Ingin membeli produk



2.Lokasi



berpengaruh



negative



signifikan terhapap minat beli konsumen.



e. Ingin mengetahui produk Sumber: Jurnal



12



13



C. Kerangka Pemikiran Sebagian hal yang mempengaruhi minat beli konsumen yaitu promosi. Faktor pendukung tersebut digunakan menjadi acuan kepada pihak terikat bersama minat beli konsumen pada promosi tersebut. Selain itu, dengan adanya iklan yang menjadikan senjata utama dibidang usaha untuk menarik konsumennya, semua berlomba-lomba untuk membuat iklan terbik agar konsumen tertarik. Iklan menjadikan pemikiran seseorang berubah, yang awalnya tidak suka menjadi suka. Selain melalui iklan, dengan cara by mouth juga menjadikan pemikiran seseorang berubah. Menurut Tasruddin (2015:108) Promosi adalah bagian dan proses strategi pemasaran sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar, dengan menggunakan komposisi bauran promosi (promotional mix) .Jadi promosi adalah sebuah usaha untuk membujuk atau mempengaruhi calon konsumen agar mau membeli suatu produk. Minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan pembelian. Minat beli konsumen akan timbul bila konsumen sudah merasa tertarik atau sudah merasa yakin dengan citra positif pada merek tersebut (Saputra, 2018: 3) Berdasarkan beberapa teori tentang media komunikasi iklan dan keputusan pembelian. Maka bisa dibuat model kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran dibuat berupa gambar skema untuk menjelaskan mengenai hubungan antara variabel media periklanan dan minat beli konsumen. Berdasarkan pandangan diatas mampu memperoleh ilustrasi dengan bagan yaitu: X1 Iklan Di Media Sosial



Y Minat Beli



-Menarik



-Minat transaksional



-Menghasilkan suatu tindakan



-Minat refrensial



-Dapat menimbulkan perhatian



-Minat prefensial



-Dapat menimbulkan keinginan



-Minat Eksploratif



14



D. Rumusan Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian pengaruh periklanan di media sosial instagram “@Tokopedia” terhadap minat beli konsumen menggunakan hipotesis H0 dan Ha, yaitu sebagai berikut: H1 H0 :Tidak terdapat pengaruh iklan di media sosial kepada minat beli konsumen Ha :Terdapat pengaruh iklan di media sosial kepada minat beli konsumen E. Definisi Operasional Variabel Tabel 2.2



Variabel Periklanan



Definisi Periklanan adalah



Indikator 1. Dapat



aktivitas pemasaran



menimbulkan



yang berusaha



perhatian



menyebar informasi,



2. Menarik



mempengaruhi,



3. Dapat



membujuk, dan atau



menimbulkan



mengingatkan pasar



keinginan



sasaran atas produk



4. Menghasilkan



atau jasa agar bersedia



Sumber Tjiptono (2008) Wibisono (2012)



suatu tindakan



menerima, membeli dan loyal terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan Minat Beli



yang bersangkutan. Minat beli adalah kecendurungan konsumen untuk membeli suatu merek



1. Minat beli



Saputra (2018)



transaksional 2. Minat beli refrensial



Ferdinand (2006)



15



atau mengambil tindakan yang



3. Minat beli preferensial



berhubungan dengan



4. Minat beli



keptusan pembelian.



eksploratif



Minat beli konsumen akan timbul bila konsumen sudah merasa tertarik atau sudah merasa yakin dengan citra positif pada merek tersebut. Sumber: Saputra 2018



16



BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif Rancangan pengamat merupakan pendekatan kuantitatif yang disajikan dengan angka-angka. Pendekatan kuantitaif juga sebagai sisi pandang bagi peneliti dengan menggunakan data dan hasil yang diukur secara objektif. Menurut Moh. Nazir (2005:48) penelitian bermula dari bahasa Inggris yaitu research yang berarti mencari maupun juga bisa diartikan mencari kembali. Secara jelasnya penelitian adalah sebuah usaha mendapatkan, menghamparkan serta memverifikasi keaslian suatu peristiwa atau kemahiran beserta memanfaatkan cara ilmiah. 1. Populasi dan sampel Populasi Penduduk membentuk kesatuan sasaran pada sebuah wilayah tertentu yang akan diteliti atau diamati oleh peneliti dan nantinya akan ditarik kesimpulan. Pada kesempatan kali ini, penulis akan menggunakan warga RW 01 kelurahan Gajahmungkur Semarang sebagai populasi berjumlah 1.408



16



16



17



Sampel Menurut Arikunto (2008:16) mengartikan bahwa pengutipan contoh andai kata sedikit dari 100 makin rapi diangkat beberapa batas observasi penduduk. Apabila kuantitas materi meningkat mampu mencakup sekitar 10-15% maupun 20-55% ketergantung bermula dari kepiawaian peneliti berawal dari waktu, tenaga, maupun dana, sempit luas dari area pengamatan. Melihat definisi diatas, contoh yang digunakan dalam observasi bermakna menggunakan cara acak sederhana (simple random sampling). Cara tersebut mempersembahkan harapan yang seimbang bagi setiap ahli penduduk untuk dipilih sebagai contoh. Pengambilan contoh saat penelitian menggunakan rumus dari Slovin total populasi warga RW 01 kelurahan gajah mungkur Semarang 1.408. dengan tingkat kesalahan 5% yakni: n = N / (1+(N x e2)) Keterangan: n = ukuran sampel N = jumlah populasi e = presentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel (5%) Memakai cara diatas, diperoleh perhitungan sebagai berikut: n = 1.408 / (1+(1.408 x 0,052)) n = 1.408 / (1+(1.408 x 0,0025)) n = 1.408 / (1 + 3,52) n = 1.408 / 4.52 n = 311,5044 n = 312



18



Teknik Sampling Penulis menggunakan teknik sampling Purposif (purposive sampling) yang mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan keriteria tidak dijadikan sampel



2. Sumber data Menurut sangajdi (2010:171) sumber data sangat diperlukan guna untuk menjelaskan data apa saja yang terlibat dalam sebuah penelitian. Berawal data yang digunakan saat observasi yakni: Data primer Data primer menggambarkan asal keterangan observasi yang didapat dari murni narasumber dan bukan melalui penghubung. Data primer dalam observasi sekarang merupakan tanggapan dari konsumen atau pengunjung yang menjadi responden penelitian dalam bentuk jawaban berupa wawancara secara langsung. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder biasanya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. 3. Instrumen penelitian Menurut arikunto (2006:136) instrumen merukan alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga mudah diolah. Selain itu, instrumen digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengukur fenomena sosial yang diteliti. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah tertentu. Alat yang digunakan untuk menggabungkan data berupa wawancara secara langsung terhadap warga kelurahan



19



Gajahmungkur Semarang dan memberikan kuesioner atau teknik angket yang telah disusun dan dicetak lalu diberikan kepada warga setempat dan disuruh menjawab pertanyaan yang telah ditulis dikuesioner. 4. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sangadji (2010 : 171) Metode pengumpulan data yang digunakan suatu waktu observasi sebagai berikut: 1. Wawancara (Interview) Membentuk cara dengan bertatap muka secara langsung dengan narasumber dan langsung menanyakan hal terkait dengan narasumber. 2. Teknik Angket (Kuesioner) Membentuk



cara



dengan



akumulasi



data



yang



dibuat



guna



mengelompokkan data melalui upaya memberi susunan permasalahan atau kuesioner terhadap narasumber dengan harapan narasumber akan membantu merespon terhadap pertanyaan tersebut. Tetapi dalam penelitian ini peneliti belum sampai ketahap menyebar kuesioner 5. Teknik Analisa / Interpretasi Data 1. Uji Instrumen Penelitian Uji Validasi Uji validitas digunakan akan menghitung sah maupun tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:45). Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha. Koefisien cronbach alpha yang lebih dari 0,6 menunjukkan keandalan (reliabilitas) instrumen (Ghozali, 2006:41)



20



DAFTAR PUSTAKA Anizir dan Wahyuni, R. 2017. Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Brand Image Perguruan Tinggi Swasta di Kota Serang. Seminar Nasional Riset Terapan 2017. ISBN: 978-602-73672-1-0. Aurinawati, D dan R. Rostika. 2019. Analisis Pengaruh Social Media Marketing terhadap Customer Response (Studi Kasus Homestay Ndalem Nakula di Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal Ilmiah Universitas Islam Indonesia. 1-10. Febriyan, F dan Supriono. 2018. Pengaruh Pemasaran Media Sosial terhadap Brand Awareness pada Produk Internasional. Jurnal Administrasi Bisnis. 61 (1): 74-79. Koltler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jilid 2, (Edisi Bahasa Indonesia Principle of Marketing Management). Jakarta: Prenhaltindo. Lestari, I. T. 2019. Pengaruh Kepercayaan dan Kemudahan terhadap Keputusan Belanja Online (Studi pada Pengguna Tokopedia). Jurnal Ilmu Manajemen. 7 (2): 487-484. Maulyda, M dan D. Setyabudi. 2018. Pengaruh Intensitas Menonton Story Promosi Endorsmenet Tokopedia di Instagram dan Tingkat Popularitas Endorser terhadap Minat Beli Konsumen di Tokopedia. Jurnal Interaksi Online. 6 (4): 1-8. Saputra, Randi. 2018. Pengaruh Iklan dan Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen Produk Merek Honda (Survei Konsumen pada Dealer CV Cempaka Motor di Kabupaten Sijunjung). JOM FISIP. 5 (1): 1-19. Swastha, Basu. 2009. Azaz-azaz Marketing. Yogyakarta: Liberty. Widyaningrum, P. W. 2016. Peran Media Sosial sebagai Strategi Pemasaran pada Sewa Kostum Meiyu Aiko Malang. Al Tijarah. 2 (2): 230-257 Widyatama, Rendra. 2005. Pengantar Periklanan. Cetakan Satu. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia. Koteler, Philip. (2006). Manajemen Pemasaran. Jakarta : P.T. Indeks Gramedia Kotler and Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Jakarta : Penerbit Indeks Niken. (2007). Manajemen Periklanan. Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti



21



Alma, Buchari. (2006). Pemasaran dan Pemsaran Jasa. Bandung : Alfabeta Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Griffin. (2012). Customer Loyality: How To Learn It, How To Keep It. Jakarta: Penerbit Erlangga. Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemaasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi. Wibisono, D. 2012. How to Create a World Class Company. Bandung: Penerbit Erlangga.