Sop Demam Dengue Dan DHF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSEDUR PENANGANAN DEMAM DENGUE, DHF No. Kode



Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas Dungkait



Terbitan : SOP PEMERINTA H KABUPATEN MAMUJU



No. Revisi : Tanggal Berlaku :2 januari 2018 Halaman :



Endang, S.Kep, NS NIP : 197808122009012004



PUSKESMAS DUNGKAIT



1. Pengertian



Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus Dengue memiliki 4 jenis serotype: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.



2. Tujuan



Sebagai acuan dalam penatalaksanaan demam dengue dan dhf di puskesmas



3. Kebijakan



4. Referensi



1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. 2. Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran 3. Keputusan mentri kesehatan no. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan puskesmas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer



5. Sarana dan Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin Prasarana 6. Prosedur / Anamnesis langkah langkah Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam bifasik akut 2-7 hari, nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/atralgia, ruam, gusi berdarah, mimisan, nyeri perut, mual/muntah, hematemesis dan dapat juga melena. Faktor Risiko 1. Tinggal di daerah endemis dan padat penduduknya. 2. Pada musim panas (28-32 0C) dan kelembaban tinggi. 3. Sekitar rumah banyak genangan air. Pemeriksaan Fisik Tanda patognomonik untuk demam dengue 1. Suhu Suhu > 37,5 derajat celcius 2. Ptekie, ekimosis, purpura 3. Perdarahan mukosa 4. Rumple Leed (+) Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue 1. Suhu > 37,5 derajat celcius 2. Ptekie, ekimosis, purpura 3. Perdarahan mukosa



4. 5. 6. 7.



Rumple Leed (+) Hepatomegali Splenomegali Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda efusi pleura dan asites. 8. Hematemesis atau melena Pemeriksaan Penunjang : 1. Leukosit: leukopenia cenderung pada demam dengue 2. peningkatan hematokrit diatas 20% dibandingkan standard sesuai usia dan jenis kelamin dan atau menurun dibandingkan nilai hematokrit sebelumnya > 20% setelah pemberian terapi cairan. 3. Trombositopenia (Trombosit 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. c. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asistes atau hipoproteinemia Klasifikasi Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap derajat sudah ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi) berdasarkan klassifikasi WHO 1997: a. Derajat I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji bending. b. Derajat II : Seperti derajat I namun disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain. c. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab d. Derajat IV : Syok berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur. Diagnosis Banding a. Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan lain-



lain) b. Demam tifoid Komplikasi Dengue Shock Syndrome (DSS) Penatalaksanaan Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3 x 5001000 mg). Pemeliharaan volume cairan sirkulasi Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah dengue, yaitu:



Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah dengue Pemeriksaan Penunjang Lanjutan Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial Konseling dan Edukasi 1. Prinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga pasien dapat mengerti bahwa tidak ada obat/medikamentosa untuk penanganan DBD, terapi hanya bersifat suportif dan mencegah perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan perjalanan alamiah penyakit.



m n ia s e 2. Modifikasi gaya hidup 3. Melakukan kegiatan 3M menguras, mengubur, menutup. 4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan melakukan olahraga secara rutin.



Kriteria rujukan 1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena). 2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15 ml/kg/ jam kondisi belum membaik. 3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.



7. Diagram Alur



8. Unit terkait



1. Poli Umum 2. UGD 3. Pustu/Poskesdes.