15 0 234 KB
DEMAM TIFOID SOP
No. Dokumen
:
445/C.VII.SOP.035/XVI /P.1601091201/2016
No. Revisi
: : :
-
Tanggal Terbit Halaman
Januari 2016 1/4
UPTD PUSKESMAS LUBUK BATANG
ZUL SAPARI NIP.19681201.198903.1.006
1. Pengertian
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Enterica,
khususnya
Typhosa
dan
turunannya
disebarkan
yaitu
melalui
salmonella
makanan
atu
minuman yang tercemar pleh tinja. 2. Tujuan
Sebagai
acuan
dalam
penatalaksanaan
penyakit
Demam Tifoid 3. Kebijakan
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Batang Nomor
445/C.VII.SK.001/XVI/P.1601091201/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 4. Referensi
a. Permenkes RI No. 5 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. b. https://id.wikipedia.org. Demam Tifoid. 2016
5. Prosedur
1. Pasien
datang
dengan
keluhan
dan
gejala
sebagaimana hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik sebagai berikut. a. Anamnesis Demam turun naik terutama sore dan malam hari (demam intermiten). Keluhan disertai dengan sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan di area frontal, nyeri otot, pegal-pegal, insomnia, anoreksia dan mual muntah. Selain itu, keluhan dapat
pula
disertai
gangguan
gastrointestinal
berupa konstipasi dan meteorismus atau diare, nyeri abdomen dan BAB berdarah. Pada anak dapat terjadi kejang demam. Demam tinggi dapat terjadi terus menerus (demam kontinu) hingga minggu kedua.
b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan Fisik a. Suhu tinggi. b. Bau mulut karena demam lama. c. Bibir kering dan kadang pecah-pecah. d. Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue), jarang ditemukan pada anak. e. Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor. f. Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati). g. Hepatosplenomegali. h. Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi). 2. Pemeriksaan fisik pada keadaan lanjut a. Penurunan kesadaran ringan sering terjadi berupa
apatis
berkabut.
Bila
dengan klinis
kesadaran berat,
pasien
seperti dapat
menjadi somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis (organic brain syndrome). b. Pada penderita dengan toksik, gejala delirium lebih menonjol. 3. Pemeriksaan Penunjang a. Darah perifer lengkap Hitung lekosit total menunjukkan leukopeni (