Sop Dermatitis Atopik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DERMATITIS ATOPIK No. Dokumen : 445/SOP/UPTDPKM-SIDO-RI/086 No. Revisi : A O TanggalTerbit : 04 Mei 2017 P Halaman : 1/3 S



UPTD PUSKESMAS SIDOMULYO RAWAT INAP



dr. Dian Astuti NIP.197107022002122003



1. Pengertian



Peradangan kulit berulang dan kronis dengan disertai gatal yang ditemukan pada kulit dengan lokasi predileksi sesuai umur pasien.



2. Tujuan 3. Kebijakan



Sebagai pedoman dalam pengobatan dermatitis atopik.



4. Referensi



5. Kelengkapan Alat



SK Keputusan Kepala Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap No. 445/SOP/UPTD-PKM-SIDO-RI/053 tentang pelayanan klinis KEPMENKES RI NO. HK 02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama



 



6. Prosedur



Stetoskop Handscoon



1. Petugas melakukan teknik aseptic 2. Beri salam, perkenalkan nama. 3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. 4. Melakukan anamnese kepada pasien:  Menanyakan keluhan pasien, seperti : gatal yang hilang timbul sepanjang hari tapi lebih hebat pada malam hari dengan predileksi sesuai umur penderita.  Menanyakan faktor resiko seperti : riwayat atopi pada pasien dan atau keluarga (rhinitis alergi, konjungtivitis alergi, asma bronchial, dll), riwayat sensitif pada wol, bulu kucing, anjing, ayam, burung, dan sejenisnya.  Menanyakan faktor pemicu seperti: makanan (telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang tanah), tungau debu rumah, sering mengalami infeksi saluran napas atas. 5. Melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien :  Kesadaran sensorium baik  Melakukan vital sign  Petugas melakukan pemeriksaan generalisata, kulit pasien tampak kering pada perabaan, pucat/redup, jari tangan teraba dingin, terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta pada lokasi predileksi.  Menemukan ruam kulit pada lokasi predileksi sesuai umur pasien:  Tipe bayi (infantile): dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan dan tungkai serta lutut  Tipe anak: lipat siku, pergelangan tangan bagian dalam, kelopak mata, leher, kadang di wajah.  Tipe remaja dan dewasa: lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi, sekitar mata, tangan dan pergelangan tangan, kadang ditemukan setempat misalnya bibir, mulut, bibir kelamin, puting susu atau kulit kepala. 6. Menegakkan diagnosa  Kriteria diagnosa :



 Anamnesis dan pemeriksaan fisik haruss terdiri dari 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor  Kriteria mayor:  Pruritus  Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak  Dermatitis di fleksura pada dewasa  Dermatitis kronis atau berulang  Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya.  Kriteria Minor:  Xerosis  Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus atau virus herpes simpleks)  Iktiosis/ hiperliniar palmaris/ keratosis piliaris  Pitriasis alba  Dermatitis di papilla mamae  White dermogrhapism dan delayed blanch response  Kelilitis  Lipatan infra orbital Dennie-Morgan  Konjungtivitis berulang  Keratokonus  Katarak subskapsular anterior  Orbita menjadi gelap  Muka pucat atau eritem  Gatal bila berkeringat  Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak  Aksentuasi perifolikular  Hipersensitif terhadap makanan  Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau emosi  Tes kulit alergi tipe dadakan positif  Kadar IgE dalam serum meningkat  Mulai muncul pada usia dini  Diagnosa banding :  Dermatitis seboroik  Dermatitis kontak  Dermatitis numularis  Skabies  Iktiosis  Psoriasis  Sindrom sezary  Dermatitis herpetiformis 7. Penatalaksanaan :  Menganjurkan pasien untuk modifikasi gaya hidup sehat.  Memberikan obat topikal (2 kali sehari):  Kortikosteroid seperti Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%) selama maksimal 2 minggu.  Jika ditemukan likenifikasi dan hiperpigmentasi diberikan golongan Betametason valerat krim 0.1% atau Mometason furoat krim 0.1%.  Untuk kasus infeksi sekunder perlu dipertimbangkan pemberian anti-biotik topikal atau sistemik bila lesi meluas.  Memberikan obat sistemik berupa:



3/3



 Antihistamin sedatif klorfeniramin maleat 3x4mg per hari atau cetirizin 1x10mg per hari selama maksimal 2 minggu.  Antihistamin non sedatif: loratadin 1x10 mg per hari selama maksimal 2 minggu.  Konseling dan edukasi. 8. Jelaskan pada klien bahwa tindakan telah selesai dilakukan 9. Anjurkan pasien untuk berkunjung selanjutnya. 10. Berikan salam 11. Petugas melakukan tehnik aseptik 7. Diagram Alir Melakukan anamnesis pada pasien melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik



menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan Memberikan tatalaksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan Menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose kerekam medik



menulis diagnose pasien kebuku register. 8. Hal-hal yang diperhatikan 9. Unit Terkait



perlu



10. Dokumen Terkait 11. Rekaman Histori N o Perubahan



Yang Dirubah



Isi Perubahan



Tanggal Mulai Diberkakukan



3/3