5 0 325 KB
PERSALINAN DENGAN DISTOSIA BAHU No. Kode : C/VII/SOP KABER.004/05/2015 No. Revisi : 00 No. Terbit : 20 Mei 2015 Halaman : 2 hal
Disahkan Oleh Kepala Puskesmas
SOP
dr.Yayuk Mardiani
UPT PUSKESMAS PUGER Pengertian
NIP.19690310 200212 2 004
Penatalaksanaan persalinan dengan distosia bahu adalah pedoman untuk tindakan persalinan yang tidak dapat diduga.
Tujuan
Sebagai pedoman dalam melakukan tindakan persalinan dengan distosia bahu.
Kebijakan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten jember No.440/…/414/2015 Tanggal ….. mei 2015 Tentang pemberitahuan SOP di UPT Puskesmas Puger
Prosedur
a. Bidan 1. Memantau dan mencatat sacara berkala keadaan ibu dan janin, his dan kemajuan persalinan pada partograf dengan cermat pada saat pengamatan dilakukan 2. Jika terjadi penyimpangan dalam kemajuan persalinan maka palpasi uterus dengan teliti untuk mendeteksi gejala-gejala dab tanda lingkaran retraksi patologis/ lingkaran Bandl 3. Jaga agar ibu mendapat hidrasi yang baik selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk sering minum. 4. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan dan mengubah posisi selama proses persalinan dan kelahiran 5. Meminta ibu sering buang air kecil selama proses persalinan. 6. Amati tanda-tanda partus macet dan lama dengan melakukan
palpasi abdomen, menilai penurunan kepala dan pemerikasaan dalam, menilai penyusupan janin dan pembukaan serviks paling sedikit tiap 4 jam selam fase laten dan aktif persalinan. Dan mencatatnya di partograf 7. Selalu amati tanda-tanda gawat janin dan gawat ibu (pemeriksaan di partograf melewati garis waspada), rujuk dengan cepat dan tepat 8. Rujuk dengan tepat untuk fase laten persalinan yang memanjang (04cm) berlangsung lebih dari 8-10 jam 9. Rujuk dengan tepat untuk fase aktif persalinan yang memanjang, kurang dari 1cm/jam dan garis waspada pada partograf yang telah dilewati. 10. Rujuk dengan tepat untuk kala II persalinan yang memanjang (2 jam meneran untuk primipara, 1 jam untuk multipara) b.
Kelainan pada saat inpartu Jika ada tanda dan gejala persalinan macet, gawat janin, atau tanda bahaya pada ibu, maka ibu dibaringkan miring ke sisi kiri dan berikan cairan RL
c.
Kelainan ketika proses persalinan 1.
Bila kondisi ibu/bayi buruk dan pembukaan serviks sudah lengkap, maka bantu kelahiran bayi dengan ekstraksi vakum
2.
Bila keterlambataan terjadi sesudah kepala lahir :
Lakukan episiotomy
Dengan ibu posisi terlentang, minta ibu melipat kedua paha dan menekuk lutut kea rah dada sedekat mungkin ( minta dua orang untuk membantu (suami atau anggota kluarga yang lain) untuk menekan lutut ibu dengan mantap kea rah dada (Manuver Mc. Robect).
Gunakan sarung tangan DTT/steril
Lakukan tarikan kepala curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan. Hindarkan tarikan berlebihan pada kepala karena mungkin akan melukai bayi.
Pada saat melakukan penarikan pada kepal, mita seseorang untuk melakukan tekanan suprapubis ke bawah untuk melahirkan bahu. Jangan pernah melakukan dorongan pada fundus karena nantinya kan mempengaruhi bahu lebih jauh dan menyebabkan rupture uteri.
Jika bahu tetap tidak lahir.
Dengan menggunakan sarung tangan DTT/steril, masukkan satu tangan ke dalam vagina
Berikan tekanan pada bahu anterior ke arah sternum bayi untuk mengirangi diameter bahu
Jika bahu masih tetap tidak lahir
Masukkan satu tangan ke dalam vagina
Pegang tulang lengan atas yang berada pada posisi posterior, lengan fleksi dibagian siku, tempatkan lengan lelintang di dada. Cara ini akan memberikan ruang untuk bahu anterior bergerak di bawah simpisis pubis
Mematahkan clvicula bahu jika pilihan lain gagal.
3.
Isi partograf, kartu ibu, dan catatan kemajuan perslinan dengan lengkap dan menyeluruh. Jika ibu dirujuk ke rumah sakit kirimkan satu copy partograf dan dokumen lain bersama ibu.
Unit Terkait
Tu, Pihak terkait