Sop Lifting [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HSE Operating Instruction



LIFTING OPERATIONS and LIFTING EQUIPMENTS



Distribution List



STATUS:



FOR INFORMATION



FOR COMMENTS



FOR APPLICATION



ACCESSIBILITY:



CONFIDENTIAL



RESTRICTED



CONTROLLED



A



2019



Rev



Date



UNCONTROLLED



Initialization Content of Amendments



Prepared



Checked



Approved



Total or partial reproduction and/or utilization of this document are forbidden without prior written authorization of the owner. Affectivity of paper copy should be checked prior to use. Think before print, as your responsibility and commitment with the ENVIRONMENT.



HSE Operating Instruction



Title: Lifting Operations and Lifting Equipments



Doc No: HSE Document



Page: 1/7



1. Tujuan dan Ruang Lingkup. Instruksi kerja ini menjelaskan hal-hal yang dibutuhkan untuk operasional pengangkatan dan alat angkat dan angkut di lapangan.



1. Purpose And Scope. This work instructions is to explain anything needed for lifting operations and lifting equipments at site.



2. Definisi. a. Kompetensi Individu. Seseorang yang memiliki kualifikasi baik formal maupun informal (pengalaman) dalam bidang kerja yang relevan. b. Kelengkapan Alat Angkat dan Angkut. Alat yang digunakan bersama dengan sebuah alat angkat dan angkut untuk mempermudah penanganan pengangkat, seperti, kotak pengangkat, palet, balok pengangkat, dsb. c. Tali – Temali. Peralatan angkat angkut yang digunakan untuk menopang dan menggabungkan beban. d. Juru Ikat. Seseorang yang bertanggung jawab terhadap penggantungan beban dan mengarahkan operator derek untuk menaikkan, menurunkan dan memindahkan beban secara horisontal. e. SWL. Beban maksimum yang dapat diangkat.



2. Definitions. a. Individual Competences. Persons who has qualifications both formal and informal (experiences) with relevant subject/field.



3. Prosedur. 3.1 Bahaya Utama  Kegagalan dari peralatan pengangkat (misal : rantai, tali, dsb).  Tertimpa material/derek.  Benturan antara peralatan pengangkat ke beban, manusia atau peralatan lain termasuk bangunan-bangunan yang berada di sekelilingnya. 3.2 Tanggung Jawab. a. Manager lapangan HARUS memastikan :  Semua peralatan mekanik yang digunakan untuk mengangkat telah didesain, dimodifikasi (sesuai tujuan) dan disertifikasi juga dikonfirmasi sebelum digunakan di lapangan.  Semua personel bertanggung jawab untuk aktifitas pengangkatan. Operator derek dan juru ikat HARUS memiliki sertifikat kompetensi (SIO) yang dikeluarkan oleh departemen yang terkait sesuai dengan Kepmenaker No. 5 tahun 1985, tentang Pesawat Angkat dan Angkut.







b. Lifting Attachments. Equipment which is used together with lifting equipments to make easier lifting handling such as lifted box, pallets, lifted beam, etc. c. Slinging. Lifting equipments which is used to support and join the loads. d. Rigger. Persons who is responsible for hang up the loads and give directions to crane operator for going up, down and shifting loads horizontally. e. SWL (Safe Work Load). Maximum lifted load. 3. Procedures. 3.1 Main Hazards.  Failures of lifting equipment (such as chains, rope, etc).  Falling down of material/crane.  Collided between lifting equipments to loads, human or others equipments include buildings around the area. 3.2 Responsibilities. a. Site manager MUST ensure :  All mechanical equipments used for lifting has been designed,modificated (as purposes), certified and also confirmed before used at site.  All personnels (ALSTOM and subcontractors) is responsible for lifting activity. Crane operator and rigger MUST have licence as required in Ministry of Man Power Regulations No. 5, 1985, about Lifting Equipments.  Safety inductions/safety briefing given to crane operators / rigger before starting lifting activity is MANDATORY.



Safety inductions/safety briefing WAJIB



HSE Operating Instruction



Title: Lifting Operations and Lifting Equipments



Doc No: HSE Document



Page: 2/7



dilakukan ke operator derek/juru ikat sebelum aktifitas pengangkatan dimulai. b. HSE Officer KSO adalah orang yang ditunjuk untuk mengatur semua derek dan aktivitas pengangkatan di lokasi kerja. 







 







c.



Menetapkan prosedur untuk menjamin bahwa semua perlengkapan pengangkatan dan perlengkapan tambahan yang digunakan dalam proyek telah diuji, disertifikasi, disimpan dan dipelihara dengan benar. Mempersiapkan dan mendokumentasikan rencana pengangkatan untuk semua tugastugas pengangkatan. Mengkonfirmasi kompetensi operator dan juru ikat (kualifikasi dan pengalaman). Dalam kondisi tertentu, jika juru ikat berhalangan untuk hadir, maka fungsi juru ikat akan ditangani langsung oleh HSE KSO Memberikan code pewarnaan pada setiap alat angkat dan angkut yang di inspeksi



Operator derek dan juru ikat HARUS :  Memahami tugas dan tanggung jawab masing – masing.



3.3 Sertifikasi Alat Angkat dan Angkut. Peralatan angkat dan angkut adalah suatu perangkat mekanis yang digunakan untuk mengangkat. Secara umum, hal ini tidak hanya berupa mesin derek tapi juga alat angkat lain/aksesories yang telah dimodifikasi. Sebelum digunakan di lapangan, perlu dikonfirmasi bahwa peralatan tersebut telah didesain dan disertifikasi dan sesuai peruntukannya. 3.4. Sertifikasi Personil. Adalah penting untuk mengkonfirmasi sertifikat dari personil yang menjalankan kegiatan angkat dan angkut. 3.4.1. Operator Derek. Semua operator derek di area kerja harus memenuhi hal–hal berikut :  Surat Ijin Operasional aktual yang dikeluarkan oleh DEPNAKER untuk derek dan forklift.  Maintenance checklist yang dikeluarkan oleh badan yang terkait dan atau mekanik yang telah ditunjuk. Hse officer harus memastikan bahwa operator HSE Operating Instruction



b.



HSE Officer is appointed persons for managing crane and lifting activities at worksite. :  Established procedure to quarantee all lifting attachment/accessories has been tested, certified, kept and recorded properly.



 Prepared and documented lifting plan for all lifting duties.



 Confirmed competences of crane operator and rigger (qualification and experience).  In specific conditions, if the rigger is absence, his functions will be handled directly by KSO HSE Officer.  Established color coding to all lifting accesories after inspection



c. Crane operator and rigger MUST :  Well understand of their responsibilities. 3.3 Certifications of Lifting Equipments. Lifting equipments is mechanical tools for lifting activity. Generally, it is not only crane, but also other modificated lifting equipments/accessories. Before used at site, it is need to confirmed that the equipments has been designed and certified as of its purposes. 3.4 Certifications of Personels. It is important to confirm certificate of personnels who perform lifting activity.



3.4.1 Crane Operator All crane operator at site must fulfill this following requirement :  Actual licence issued by Ministry of Man Power for cranes and forklift.  Maintenance checklist issued by relevant/appointed body and/or mechanics. HSE Officer has to ensure that operator has relevant experience with the same type, size of crane.



Title: Lifting Operations and Lifting Equipments



Doc No: HSE Document



Page: 3/7



memiliki pengalaman dengan tipe dan ukuran mesin derek 3.5. Juru Ikat. Sebuah mesin derek atau peralatan pengangkatan lain, tidak dapat digunakan di tempat kerja yang berada di bawah pengawasan KSO tanpa kehadiran oleh sekurang-kurangnya satu, lebih baik jika dua, juru ikat yang berkualifikasi penuh. Forklift – yang tidak sedang membawa beban tergantung – dapat beroperasi tanpa seorang juru ikat, tergantung pada tugas dan lingkungan kerja. Seorang juru ikat HARUS memiliki: • Sertifikat kompetensi aktual yang dikeluarkan oleh badan pelatihan yang sesuai (lebih disukai dari Kementrian Tenaga Kerja)



3.5 Rigger. A crane or other lifting equipments can not be used at site under ALSTOM control without (at least) 1 (one) better 2 (two) - full qualified rigger. Forklift – which is not in lifting loads – can operate at KSO site without rigger, depend on its duty and working environment. A rigger MUST have :  Actual certificate of competence issued by relevant training body (prefer from Ministry of Man Power)



3.6. Daftar Alat Angkat dan Angkut. Setiap lapangan HARUS menyimpan daftar dari peralatan angkat dan angkut yang digunakan dan setidak – tidaknya berisi :  Detail dari alat tersebut, mencakup nama alat, kapasitas, dll. Misal : Sling Baja, kapasitas 5T  Tanggal pembelian. Apabila tanggal pembelian tidak diketahui, maka dipakai tanggal saat alat tersebut didaftarkan.  Copy dari sertifikat pengetesan alat.



3.6. Register of Lifting Equipments. Each sites MUST keep register of all lifting equipment, which is contain at least :



4. Pemeriksaan Derek. Sebelum mengoperasikan derek, operator harus melakukan pemeriksaan berdasarkan standard checklist.



4. Crane Inspections. Before operating crane, operator inspections as of standard checklist.



5. Akses Derek ke Lapangan. Personil lapangan harus memastikan akses jalan untuk derek datar, bebas dari halangan dan kuat menahan beban yang diangkut. Akses jalan untuk derek sedapat mungkin berada pada tanah yang sudah dipadatkan (compacted), rata dan dilapisi (plat besi, kayu, palet,dll). Proses ini PENTING untuk mencegah derek jatuh /tergelincir. Berikut ini merupakan standard akses jalan untuk berbagai kapasitas derek :



5. Crane Access To Site. Site personels must ensure access road to site is flat, free and strong enough to hold load of materials. As possible, access road for crane located at compacted ground, flat and covered (steel plate, woods, pallet, etc). This process is IMPORTANT to avoid any fall/slip of crane.



 Identifications details, include name, capacity, etc Example : Wire Sling, capacity 5T  Date when equipment was purchased. If the date is not known, then, used the date when the equipment registered.  Copy of test certificate. must



perform



This following is used as standard for access road of crane in any capacity :



No



Kapasitas (ton)



Jenis tanah



No



Capacity (ton)



Soil type



1



< 10



Dipadatkan.



1



< 10



Compacted



2



< 10 < 30



Dipadatkan, jalan aspal atau batu kapur.



2



< 10 < 30



Compacted, maccadam or limestone.



3



> 30



Dipadatkan atau agregat.



3



> 30



Compacted or agregrate.



6. Pengoperasian Derek. HSE Operating Instruction



Title: Lifting Operations and Lifting Equipments



Doc No: HSE Document



Page: 4/7



Prosedur berikut harus terpenuhi dalam mengoperasikan derek :  Pastikan area kerja aman dari halangan termasuk keberadaan jaringan listrik (atas maupun bawah tanah). Apabila derek dioperasikan tepat di bawah area bertegangan, maka, jarak aman antara material yang diangkat dengan sumber tegangan HARUS terpenuhi (Acuan : PUIL 2000).  Material diangkat dengan perlahan dan gerakan derek dikontrol dengan halus. Hal ini diperlukan untuk mencegah ayunan dari material yang diangkat.  Tali - temali dapat digunakan untuk mengontrol material yang memiliki dimensi yang besar atau bila ada gangguan angin pada area tersebut.  Alarm kondisi darurat HARUS dibunyikan bila operator derek menemukan hal – hal yang abnormal/beresiko pada saat proses pengangkatan berlangsung. 7. Komunikasi Metode komunikasi paling umum yang digunakan antara operator derek dan juru ikat adalah melalui isyarat tangan atau radio genggam 2 arah (Two ways – Handy Talkie). Untuk detail dari isyarat tangan dapat dilihat pada gambar 1. Kode tangan yang diberikan harus jelas, tegas dan mudah dilihat oleh operator derek. Hanya orang – orang yang ditunjuk saja yang dapat memberikan isyarat tangan ke operator derek (KECUALI dalam kondisi darurat). 8. Keadaan Darurat Aktifitas pengangkatan dengan derek HARUS segera dihentikan apabila terjadi kondisi darurat atau ada potensial bahaya saat proses pengangkatan. Operator derek HARUS mematuhi tanda peringatan darurat yang diberikan.oleh siapapun kepadanya. 9. Pemeriksaan dan Pengujian.  Setiap derek yang dipakai di lapangan harus diuji kelayakannya paling tidak 1 (satu) tahun sekali.  Setiap penggantian boom wire, maka harus dilakukan uji beban (load test) pada derek tersebut.  Semua tali – temali dan rantai harus diuji paling tidak 1 (satu) tahun sekali. 10. Rangkuman Kerusakan Yang Umum Pada Alat Angkat Angkut. Hal berikut ini adalah daftar kerusakan yang umum sehinggga dapat menyebabkan kegagalan angkat : a. Tali Kawat Baja. • Kekusutan. • Tali kawat putus. • Bintik – bintik korosi. b. Rantai. HSE Operating Instruction



6. Crane Operations. The following procedure should be complied in operatiing of crane :  Ensure working area is free, include for electricity line (OHL and underground). If crane operated exactly below “live” area, then, safety clearance MUST be complied between loads and power source (Reference : PUIL 2000).  Loads should be lifted gently and crane motions operated smoothly to avoid loads swinging.  Slinging can be used to control loads with big dimensions or if any wind loads occured around lifting area.  Emergency alarm MUST be rang if crane operator found any abnormal/risk situations during lifting process.



7. Communications. The most common methods of communications between crane operator and rigger is by using hand signals or two ways handy talkie. Details of hand signals can be saw at figure. 1. Hand signals should be clear, distinct and easily seen by crane operator. Only the person in charge of lifting, may give signals to crane operator (EXCEPT in an emergency conditions).



8. Emergency. Crane activities MUST be ceased in the event of emergency or potentially dangerous situations. The crane operator MUST obey the emergency stop signal who ever give it. 9. Inspections and Testing.  Each crane which is used at site must be inspected at least 1 (one) in a year.  After each boom wire changed, crane should have a load tested.  Each slinging and chains must be inspected at least 1 (one) in a year.



10. Summary of Common Defect Equipment.



on



Lifting



This following is list of common defect that could cause lifting failure : a. Steel Wire Sling.



Title: Lifting Operations and Lifting Equipments



Doc No: HSE Document



Page: 5/7



• Bintik – bintik korosi. • Keretakan. • Peregangan. c. Sling Sintetis. • Penambalan yang rusak. • Berserabut. d. Belenggu. • Pin yang aus. • Keretakan. e. Kait. • Keretakan. • Tidak ada pin keselamatan. 11. Dokumen Acuan • Site safety plan. • Prosedur K3 KSO BICC-CITRA-KSI • PUIL 2000. • Isyarat tangan untuk operasional derek. • Analisa Resiko (HIRADC). • Checklist peralatan



HSE Operating Instruction



• Kinks. • Broken wires. • Pitted corrosion. b. Chains. • Pitted corrosion. • Cracks. • Stretching. c. Synthetic Slings. • Damage stitching. • Coarses. d. Shackles. • Worn pin. • Cracks. e. Hooks. • Cracks. • No safety pin 11. Reference Documents • Site safety plan. • HSE Procedure • PUIL 2000. • Hands signals for crane operations. • Risk Assessment (HIRADC). • equipment checklist.



Title: Lifting Operations and Lifting Equipments



Doc No: HSE Document



Page: 6/7



Gambar 1 : Isyarat tangan untuk operasional derek.



Figure 1 : Hand signals for crane operations.



HSE Operating Instruction



Title: Lifting Operations and Lifting Equipments



Doc No: HSE Document



Page: 7/7