Sop Pemeriksaan Motorik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Re
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOP PEMERIKSAAN MOTORIK Teknik pemeriksaan sistem motorik termasuk penilaian sikap badan / postur, bentuk dan ukuran otot, gerakan abnormal yang tidak terkendali, tonus otot, gerakan ekstremitas, dan kekuatan otot. Pemeriksaan ini dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, maupun berbaring. Persiapan Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan sistem motorik adalah : 1. Melakukan anamnesis secara detail sebelum memulai prosedur pemeriksaan sistem motorik karena berhubungan dengan lokasi tempat pemeriksaan 2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien 3. Memastikan keadaan ruangan pemeriksaan tertutup, sehingga dapat menjamin kerahasiaan pasien, serta memiliki penerangan yang baik dan mintalah pendampingan oleh perawat, yang dapat bertindak sebagai saksi untuk menghindari perlakuan yang tidak benar, ditinjau dari pihak pemeriksa, maupun pasien 4. Memberikan instruksi kepada pasien untuk mengatur posisi sesuai pemeriksaan yang akan dilakukan dapat berdiri, duduk, atau berbaring apabila pasien tidak mampu duduk atau berdiri Peralatan Pada pemeriksaan sistem motorik tidak dibutuhkan dan diperlukan peralatan dasar. Posisi Pasien Untuk melakukan pemeriksaan sistem motorik pasien dapat diposisikan berdiri maupun duduk, tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Namun apabila pasien tidak dapat berdiri atau duduk, maka pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara berbaring dan pemeriksa berada di sebelah sisi pasien Prosedural Pemeriksaan sistem motorik pada pasien melibatkan berbagai macam pemeriksaan. Pada pemeriksaan sistem motorik, setiap bagian badan yang dapat bergerak dapat dilakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi, gerakan pasif dan gerakan aktif, serta kekuatan otot.



1.Inspeksi Pemeriksaan inspeksi dilakukan dengan memperhatikan sikap badan (postur), bentuk dan ukuran otot, dan gerakan abnormal yang tidak terkendali. Berikut prosedur pemeriksaan inspeksi yang dapat dilakukan :



1. Inspeksi sikap badan dan gait: mengamati sikap badan pasien secara keseluruhan dan sikap setiap anggota tubuh pasien. Pemeriksa mengamati sikap pasien saat berdiri, duduk, berbaring, bergerak, dan saat berjalan 2. Inspeksi bentuk dan ukuran otot: membandingkan dengan sisi yang sehat, baik dalam keadaan otot beristirahat, maupun keadaan berkontraksi. Pengamatan harus dilakukan secara sistematis dimulai dari daerah kepala dan wajah, hingga ekstremitas bawah. Perhatikan adanya perubahan bentuk otot (atrofi, hipotrofi, atau hipertrofi). Pada kasus kelumpuhan sejak kanak-kanak, ukuran anggota gerak atas atau bawah yang mengalami kelumpuhan akan terlihat lebih pendek dibandingkan dengan anggota gerak yang sehat 3. Inspeksi gerakan abnormal tidak terkendali: dapat berupa tremor (fisiologis, halus, kasar), khorea, atetosis, balismus, tik, fasikulasi, mioklonik, dan spasme 2.Palpasi Sebelum melakukan pemeriksaan palpasi, mintalah pasien untuk tenang dan mengistirahatkan ototototnya, agar tidak terjadi kesalahan penilaian sewaktu pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan palpasi otot-otot ekstremitas bagian atas termasuk otot triseps, biseps, dan otot-otot lengan bawah. Sedangkan pemeriksaan palpasi otot-otot ekstremitas bawah termasuk otot-otot paha dan betis. Penilaian dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.



Membandingkan otot yang sakit dengan otot yang sama pada sisi tubuh lain yang sehat Melakukan pemeriksaan terlebih dahulu pada otot yang sehat Palpasi dengan pemijatan otot untuk menilai tonus otot (normal, hipotoni, atau hipertoni) Menanyakan pasien apakah terasa nyeri saat dilakukan palpasi



3.Pemeriksaan Gerakan Pemeriksaan gerakan dilakukan untuk menilai luas gerak persendian dan dibagi menjadi pemeriksaan gerakan pasif dan gerakan aktif. Pada pemeriksaan motorik, sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara pasif terlebih dahulu kemudian dilanjutkan pemeriksaan secara aktif 3.1Pemeriksaan Gerakan Pasif : Pasien diminta untuk tenang dan mengistirahatkan ekstremitas yang akan diperiksa. Pemeriksa kemudian menggerakkan ekstremitas pasien (tungkai atau lengan) pada persendian hingga ekstremitas dalam keadaan fleksi kemudian diekstensikan kembali, dengan gerakan yang dibuat bervariasi, yaitu pada awalnya cepat, kemudian lambat, cepat kembali, lebih lambat, seterusnya bergantian dan berulang-ulang. Pemeriksaan dilakukan pada ekstremitas yang sehat terlebih dahulu, lalu pada ekstremitas sisi yang sakit. Sambil mengerjakan ekstremitas lakukan penilaian ada tidaknya tahanan (kekakuan), baik berupa spastisitas, maupun rigiditas. Pada keadaan normal, jika pasien benar mengistirahatkan persendian, tidak ditemukan adanya tahanan. 3.2Pemeriksaan Gerakan Aktif :



Memeriksa range of motion (ROM) pada ekstremitas atas dan bawah dengan cara mengatur posisi pasien, dapat duduk atau berbaring bagi pasien yang tidak mampu duduk. Pemeriksaan range of motion (ROM) juga bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas pasien dengan gangguan gait. Berikut pemeriksaan gerakan aktif antara lain : 1. Pada pemeriksaan ekstremitas atas, dilakukan gerakan rotasi lengan pada persendian bahu, dan meminta pasien menggerakkan bahunya ke atas, bawah, depan, dan belakang. Apabila pasien tidak dapat menggerakkan lengannya, cukup menggerakkan sendi-sendi kecil pada jari tangan, atau menggeser lengannya dan bandingkan antara sisi sehat dan sakit 2. Pada pemeriksaan ekstremitas bawah, dimulai pada tungkai yang sehat terlebih dahulu kemudian sisi yang sakit. Meminta pasien untuk menggerakkan tungkainya pada persendian paha setinggi mungkin ke arah belakang, samping kanan dan kiri. Apabila pasien tidak dapat mengangkat tungkai, dapat menggerakkan sendi-sendi kecil pada jari kaki, atau menggeser tungkainya. Bandingkan gerakan yang sakit dengan yang sehat, dan lakukan penilaian gerakan 4.Pemeriksaan Kekuatan Otot-otot Pemeriksaan kekuatan otot digunakan untuk menilai disfungsi dari kekuatan otot pasien. Derajat kekuatan otot dinyatakan dalam skala pengukuran menggunakan angka, dimulai dari angka nol hingga lima. Semakin kecil angka maka semakin lemah kekuatan otot, sebaliknya semakin besar angka maka semakin besar kekuatan otot. Berikut interpretasi dari pengukuran derajat kekuatan otot : Derajat 0: tidak terdapat kontraksi otot sama sekali, atau lumpuh total Derajat 1: terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak dapat menggerakan persendian Derajat 2: pasien mampu menggerakkan ekstremitas, namun gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat, misalnya pasien mampu menggeser lengan namun tidak dapat mengangkatnya Derajat 3: kekuatan otot sangat lemah, akan tetapi anggota tubuh dapat digerakkan melawan gaya gravitasi Derajat 4: kekuatan otot lemah, tetapi anggota tubuh dapat digerakkan melawan gaya gravitasi, dan dapat pula menahan sedikit tahanan yang diberikan Derajat 5: tidak didapatkan kelumpuhan, atau kondisi normal 4.1Pemeriksaan Kekuatan Otot Ekstremitas Atas : Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam berbagai posisi pemeriksaan, antara lain duduk, berdiri, atau berbaring. Pemeriksa menahan gerakan otot untuk menilai kekuatan otot. Pemeriksaan dilakukan pada sisi yang sehat terlebih dahulu kemudian dibandingkan dengan sisi yang sakit. Pemeriksaan kekuatan otot-otot ekstremitas atas adalah :



     



Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi otot lengan bawah Pemeriksaan kekuatan adduksi dan abduksi otot lengan Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi sendi metakarpal Pemeriksaan kekuatan abduksi dan adduksi jari tangan Pemeriksaan kekuatan menggenggam



4.2Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Bawah : Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu, bandingkan dengan kekuatan otot pada sisi yang sehat. Lakukan penilaian kekuatan otot dengan cara menahan gerakan otot, lalu merujuk pada derajat kekuatan otot. Pemeriksaan kekuatan otot-otot ekstremitas bawah adalah :    



Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi otot paha Pemeriksaan kekuatan adduksi dan abduksi otot tungkai Pemeriksaan kekuatan fleksi dan ekstensi persendian lutut Pemeriksaan kekuatan dorsofleksi dan plantarfleksi otot-otot kaki