16 0 110 KB
A. Dasar Teori Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak reflex. Untuk terjadi gerak refleks, maka dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ sensorik (yang menerima impuls), serabut saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum tulang belakang (serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf motorik (menerima dan mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar; misalnya, bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan panas (Pearce, 2009). System saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih: input sensoris, integrasi, dan output motoris. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dan reseptor sensoris, misalnya sel-sel pendeteksi cahaya di mata, ke pusat integrasi. Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulus reseptor sensoris oleh lingkungan. Kemudian dihubungkan dengan respon tubuh yang sesuai. Sebagian besar integrasi dilakukan dalam system saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang (pada vertebrae). Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sel-sel efektor, sel-sel otot atau sel kelenjar yang mengaktualisasikan respon tubuh terhadap stimulus tersebut . system saraf tersusun atas dua jenis sel yang utama : neuron dan sel-sel pendukung disebut juga glia , yang memberikan struktur dalam system saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum membantu neuron (Campbell, 2004).
[Spirometri]
Page 1
Pusat syaraf manusia terdiri dari dua bagian: otak dan sumsum tulang belakang. Masing-masing bagian ini akan menghantarkan impuls dari kelompok bagian tubuh yang berbeda. Mekanisme gerak. Tubuh kita memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu alat indera. Bagian tubuh ini disebut reseptor. Reseptor ini memiliki syaraf-syaraf khusus yang bisa mendeteksi rangsangan tertentu. Misalnya: rangsang cahaya pada mata , rangsang sentuhan, suhu, gesekan, rasa sakit pada kulit , bau pada hidung, rasa pada lidah , suara pada telinga. Setelah itu syaraf-syaraf yang disebut neuron reseptor ini akan mengirimkan sinyal listrik menuju otak. Informasi ini akan diolah sesuai kehendak kita. Kemudian otak akan mengirim respon menuju organ yang disebut efektor. Efektor meliputi : otot, kelenjar, dll. Respon yang dikirim otak ini ada yang dikirim secara otomatis, ada pula yang hanya dikirim bila kita menghendakinya (Abim, 2010) Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada medulla oblongata, menjulur kea rah kaudal melalui foramen magnum, dan berakhir diantara vertebrae lumbalis pertama dan kedua. Disini medulla spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudian sebuah sambungan tipis dari pia mater disebut filum terminale, yang menembus kantung dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang berukuran panjang sekitar 45cm ini, pada bagian depannya dibelah sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang dibelah sebuah fisura yang sempit. Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, pleksus-pleksus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah dan fleksus dari daerah toraks membentuk sarafsaraf interkostalis (Pearce, 2006). Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas yang menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat
[Spirometri]
Page 2
oleh kemauan sadr, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu. Saraf-saraf spinal. Tiga puluh satu saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen medulla spinalis melalui dua akar, akar anterior dan akar posterior. Serabut saraf motorik membentuk akar entrior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik pada akar posterior guna bersama membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf itu melintasi foramen intervertebrali, tetapi segera setelah itu membagi diri lagi menjadi serabut primer anteriordan serabut primer posterior. Serabut primer posterior melayani kulit dan oto punggung sedang serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi fleksus saraf anggota gerak dan membentuk saraf-saraf interkostalis pada daerah torax ( Pearce, 2009). Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang dimuali dari fleksi pada anggota badan yang juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu. Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-impuls menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf menerima impuls dan mengahntar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan rangsangan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik (Syaifuddin, 2009).
[Spirometri]
Page 3
Refleks spinalis terbentuk oleh serabut-serabut efferent yang membawa impuls sampai pada cornu posterior, selanjutnya melalui suatu interneuron stimulus diteruskan kepada cornu anterior, dan melalui serabut-serabut motoris (efferent) stimulus disamapaikan kepada efektor yang terdapat pada otot, maka otot digerakkan. Serabut-serabut yang lain membawa stimulus nyeri, raba, suhu, proprioceptive dan interoceptive menuju ke cornu posterior dan diteruskan ke otak, ada yang tidak melalui cornu posterior medulla spinalis. Stimulus temperature berjalan bersamasama dengan stimulus sakit, dan atimulus tekana berjalan bersama-sma dengan stimulus raba. Stimulus motoris merupakan serabut-serabut descendens yang berpangkal pada area motoris cortex cerebri. Sel betz pada gyrus precentralis mengirim axonnya turun ke caudal dan membentuk tractus corticospinalis berjalan melalui corona radiate, capsula interna, pedunculus cerebri, mencephalon, pons, medulla oblongata, sampai ke perbatasan medulla oblongata dan medulla spinalis 2/3 bagian dari serabut- serabut tadi mengadakan persilangan dengan pihak lainny membentuk decussatio, pyramidium dan melanjutkan diri di dalam funiculus lateralis medulla spinals sebagai tractus corticospinalis lateralis (Buranda, 2008). Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung refleks. Komponen-komponen yang dilalui refleks : 1. Reseptor
rangsangan
sensorik
yang
peka
terhadap
suatu
rangsangan misalnya kulit 2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju kesusunan saraf pusat (medula spinalis-batang otak) 3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis kembali ke neuron eferen 4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer 5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar (Syaifuddin,2006).
[Spirometri]
Page 4
B. Alat Bahan dan Cara Kerja 1. Alat dan Bahan a. Palu Refleks 2. Cara Kerja a. Reflek Fisiologis 1) Refleks Fisiologis Ekstremitas Atas o Refleks Bisep a) Pasienduduk di lantai b) Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi, lengan diletakkan di atas lengan pemeriksa
o Refleks Trisep a) Pasien duduk dengan rileks b) Lengan pasien diletakkan di atas lengan pemeriksa c) Pukullah tendo trisep melalui fosa olekrani o Refleks Brakhio Radialis a) Posisi Pasien sama dengan pemeriksaan refleks bisep b) Pukullah tendo brakhioradialis pada radius distal dengan palu refleks o Refleks Periosteum radialis a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada sendi
siku
dan
tangan
sedikit
dipronasikan b) Ketuk
periosteum
Radialis
[Spirometri]
Page 5
ujung
distal
os.
o Refleks Periosteum ulnaris a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada siku, sikap tangan antara supinasi dan pronasi b) Ketukan pada periosteum os. Ulnaris 2) Refleks Fisiologis Ekstremitas Bawah o RefleksPatela a) Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai b) Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan daerah yang tepat c) Tanganpemeriksamemegangpahapasien d) Ketuk tendo patela dengan palu refleks menggunakan tangan yang lain b. Refleks Patologis 1) Refleks Hoffmann-tromer a) Tangan
pasein ditumpu oleh tangan
pemeriksa b) Ujung jari tangan pemeriksa yang lain
disentilkan ke ujung jari tengah tangan penderita c) Hasil positif: fleksi jari yang lain dan
adduksi ibu jari. 2) Refleks Grasping
a) Gores
palmar
dengan
telunjuk
jari
pemeriksa diantara ibujari dan telunjuk. b) Hasil positif: Maka timbul genggaman dari [Spirometri]
jari Page 6
penderita,
menjepit
jari
pemeriksa. Jika reflek ini ada maka penderita
dapat
membebaskan
jari
pemeriksa. 3) Reflek palmomental
Garukan pada telapak tangan pasien menyebabkan kontraksi
muskulus
mentali
ipsilateral.
Reflek
patologis ini timbul akibat kerusakan lesi UMN di atas inti saraf VII kontralateral. 4) Refleks nouting
Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis oris maka akan menimbulkan reflek menyusu. Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul reflek menyusu. Normal pada bayi, jika positif pada dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral 5) Mayer reflek
Fleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal, secara halus normal akan timbul adduksi dan aposisi dari ibu jari. Absennya respon ini menandakan lesi di tractus pyramidalis. 6) Reflek babinski
Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral. Orang normal akan memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka akan timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau membuka. Normal pada bayi masih ada. 7) Reflek oppenheim
[Spirometri]
Page 7
Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah, dengan kedua jari telunjuk dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski. 8) Reflek gordon
Lakukan goresan atau memencet otot gastrocnemius, jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski. 9) Refleks chaefer
Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif maka akan timbul refflek seperti babinski.
10) Reflek caddock
Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar telapak kaki, dari tumit ke depan. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski. 11) Reflek rossolimo
Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid. Reflek akan terjadi fleksi jari-jari kaki. 12) Reflek mendel-bacctrerew
Pukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan respon fleksi jari-jari kaki.
[Spirometri]
Page 8
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN A. Hasil Probandus 1 Nama
: Henokh Aldebaran Ngili
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur No. 1
Macam-macam gerak refleks Refleks Brakhio radialis
2
: 19 tahun Gerak refleks Fleksi
Keterangan
Ekstensi Monosinaps
Polisinaps
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
√
-
Refleks Periosteum radialis
3
Refleks Periosteum
[Spirometri]
Page 9
ulnaris 4
Refleks Biceps
√
-
√
-
5
Refleks Triceps
√
-
√
-
6
Refleks Patella
√
-
√
-
Probandus 2 Nama
: Mego Triwasongo Sambona
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur No. 1
: 19 tahun
Macam-macam gerak refleks Refleks Brakhio radialis
2
Gerak refleks Fleksi
Keterangan
Ekstensi Monosinaps
Polisinaps
-
-
√
-
-
-
√
-
-
-
√
-
Refleks Periosteum radialis
3
Refleks Periosteum ulnaris
4
Refleks Biceps
√
-
√
-
5
Refleks Triceps
√
-
√
-
6
Refleks Patella
√
-
√
-
[Spirometri]
Page 10