SOP PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN Oke [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN



SOP



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: 440/025/UKP/SOP/2021 : 00 : 19 Maret 2021 : 1/2



PUSKESMAS SABOKINGKING



1. Pengertian



dr. Margareta NIP.197903312005012006



Pengelolaan rantai vaksin adalah tata laksana penataan peralatan dan penyimpanan vaksin untuk menghindari kerusakan vaksin akibat



2. Tujuan



pengelolaan yang tidak benar. 1. Memelihara peralatan rantai



dingin



dan



menjaga



suhu



penyimpanan vaksin secara benar. 3. Kebijakan



2. Mencegah terjadi kerusakan vaksin. Keputusan Kepala Puskesmas 440/004/ADMEN/SK/2020



4. Referensi



tentang



Puskesmas Sabokingking 1. PERMENKES RI Nomor



Sabokingking



Jenis-Jenis 12



Tahun



Nomor:



Pelayanan 2017



Di



tentang



Penyelenggaraan Imunisasi 2. Modul 5. Alat & Bahan



Pelatihan



Imunisasi



Bagi



Petugas



Puskesmas



Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013 a. Lemari es b. Vaksin carrier c. Kotak dingin cair (cool pack) d. Thermometer



6. Langkahlangkah



e. Vaksin dan pelarut 1. Dianjurkan untuk menggunakan lemari es buka atas karena suhu lebih stabil dan pada listrik padam suhu dapat bertahan lama (610 jam tanpa membuka pintu lemari es). 2. Memantau suhu dengan melihat thermometer atau alat pemantau suhu digital setiap hari pada pagi dan sore dengan menjaga suhu 2o sampai 8o C. 3. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es, apabila bunga es lebih dari 0,5cm lakukan defrosting atau pencairan bunga es. 4. Lakukan pencatatan langsung pada kartu pencatatan suhu setelah selesai pengecekan suhu dan defrosting. 5. Lemari es dipantau dengan thermometer. 6. Letakkan cool pack dibagian bawah lemari es sebagai penahan dingin dan menjaga kestabilan suhu. 7. Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2cm. 8. Vaksin HS (BCG, campak) diletakkan dekat evaporator.



9. Vaksin FS (Hepatitis B, DPT-HB-HIB, DT, TD, TT) diletakkan jauh dengan evaporator. 10. Khusus untuk vaksin polio disimpan di freezer. 11. Dalam penggunaan, letakan vaksin diatas spon atau busa yang berada dalam vaksin carrier. 12. Di dalam vaksin carrier tidak boleh ada air yang merendam vaksin. 13. Kelayakan pemakaian vaksin diukur dengan melihat status VVM/ Vaccine Vial Monitor, untuk vaksin yang tidak tercantum VVMnya dipantau kelayakannya dari suhu termometenya. 14. Pelarut vaksin BCG dan campak boleh disimpan diluar lemari es/ tempat sejuk. 15. Letakkan pelarut dalam lemari es minimal 12 jam sebelum melakukan pelayanan. 16. Lemari es tidak boleh menyimpan barang-barang selain vaksin. 17. Pada saat pelaksanaan vaksinasi, suhu pada vaksin carrier dipantau sebanyak 3 kali: pada saat sebelum pelaksanaan vaksinasi, ketika proses vaksinasi dan setelah selesai vaksinasi. 7. Diagram Alur



-



8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait 1. Ruang Farmasi 2. Ruang Imunisasi 10. Dokumen Terkait 11. Rekaman Historis Perubahan



1. Kartu stok 2. Lembar monitoring suhu -