Sop Rujukan Maternal Neonatal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 TATA CARA RUJUKAN SISTEM RUJUKAN MATERNAL NEONATAL TERPADU PUSKESMAS KABUPATEN SERANG V – 01 Pengertian Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab Pelayanan Kesehatan secara timbal balik vertical maupun horizontal Tujuan - Menurunkan



angka



kematian



ibu



dan



bayi



dengan



memberikan



pelayanan secara cepat dan tepat dan terstandar kepada pasien rujukan - Meningkatkan kesehatan ibu dan bayi Kebijakan - Melaksanakan



rujukan



dengan



pedoman



GUNAKAN



PEDOMAN



BASOKUDO - Melaksanakan rujukan dari Desa sampai dengan Puskesmas dan atau RS secara terstandar dan terpadu - Melaksanakan penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal neonatal sesuai kewenangan dan kompetensi tenaga kesehatan dan merujuk yang bukan sesuai kewenangan dan kompetensinya dengan melaksanakan Penatalaksanaan Pra Rujukan sesuai SPO - Melaksanakan stabilisasi pasien pra rujukan dan selama rujukan - Meninggalkan tempat rujukan setelah melaksanakan serah terima dengan tempat rujukan (adminitrasi dan lain-lain telah selesai) Input - Pasien Rujukan - Ambulance - Emergency Kit Umum Dan Maternal Neonatal - Dokter Puskesmas, Bidan desa, Bidan Jaga, Perawat dan supir - Pendamping rujukan - Donor hidup yang sesuai dengan darah pasien Proses 1. Sesudah sampai ditempat rujukan, pasien diperiksa oleh bidan 2. Bidan konsultasi ke dokter puskesmas



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 3. Dokter menetapkan diagnose, macam tindakan/ pengelolaan terhadap 4. pasien, prognosa dan keputusan harus dirujuk atau dirawat di PKM PONED 5. Bila kasus dapat ditangani di PKM setelah pasien dilakukan stabilisasi, selanjutnya dirawat di Kamar Bersalin untuk diobservasi. 6. Bila kasus tidak dapat ditangani PKM PONED segera rujuk dengan pedoman GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO 7. Rujukan dilaksanakan ke RS PONEK 8. Bila kasus yang dapat ditangani di puskesmas non PONED rujukan balik dievaluasi oleh dokter, bidan desa atau BPS 9. Setelah keluar dari PKM pasien diobservasi oleh bidan desa sebagai RTL rujukan balik Output - Pasien pra rujukan stabil sebelum dirujuk - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar, selamat dan sehat Unit terkait - Rumah Sakit (RS) - Puskesmas (PKM) - Bidan Desa dan Tenaga kesehatan lain - Sarkeswa



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 ALUR PELAYANAN SISTEM RUJUKAN TERPADU MATERNAL NEONATAL PUSKESMAS KABUPATEN SERANG V – 02 BIDAN DESA , BPS PASIEN RUJUKAN DESA GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO



PUSKESMAS (RTL RUJUKAN BALIK PKM)



PKM PONED MASUK IRD/ KIA



DESA (RTL RUJUKAN BALIK DESA)



PKM NON PONED MASUK IRD/ KIA PEMERIKSAAN BIDAN PKM



KONSULTASI DR. JAGA BIDKOR KABUPATEN



DIAGNOSA & TATALAKSANA



BISA DITANGANI DI PKM PONED



TIDAK



YA PENATALAKSANAAN & OBSERVASI DI VK



KONSUL DOKTER SPESIALIS INSTRUKSI RUJUK



INSTRUKSI TANGANI DI PUSKESMAS



SEGERA RUJUK



LAKUKAN THERAPY DI PKM SESUAI INSTRUKSI DR. SPOG



R. PERAWATAN



PULANG



PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN STABILISASI PRA RUJUKAN



PERAWATAN



RUJUKAN BASOKUDO STABILISASI SELAMA RUJUKAN



PULANG



RSUD SERANG/ RS PONEK RUJUKAN BALIK



Catatan: Catatan: 1. Konsultasi dokter Puskesmas via sms SIJARIEMAS 2. Bila 10 menit tidak ada jawaban telpon secara langsung kepada SpOG yang bertugas jaga 3. Bila tidak ada yang mengangkat telepon ke IGD Maternal 4. Petugas IGD Maternal akan menghubungi dokter SpOG yang bertugas jaga atau bila tidak bisa akan konsultasi kepada dokter kepala UGD yang bertugas



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 ALUR RUJUKAN BUMIL RISTI V – 03



Persiapan administrasi pembiayaan I DINAS SOSIAL



KECAMATAN



- BUMIL ≤20 THN DAN ≥ 35 THN - PARTUS ≥ 5 , GRAVIDA : RIWAYAT KEMBAR, DENGAN PENYAKIT : HEMAPTOE, < GIZI/ANEMIA BERAT, PENY. LAIN - TINGGI BADAN < 145 : RIWAYAT CAESAR, VACUM EKSTRAKSI (SEDOT) - JARAK LAHIR SEBELUMNYA < 2 THN :  RIWAYAT PERSALINAN YANG LALU TIDAK NORMAL  TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN :  KAKI BENGKAK, PUSING BERAT, NYERI ULU HATI, KELUARAN DARAH SAAT HAMIL, GERAKAN BAYI MENURUN, KELUAR AIR-AIR SEBELUM WAKTUNYA, MUNTAH-MUNTAH BERLEBIHAN, PANAS TINGGI



PENAPISAN KOMPLIKASI



KELUARGA KADER



KELURAHAN



DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK - ADM RUJUKAN MANDIRI - RTL RUJUKAN (BPM) BALIK/KAMRIB



- ADM RUJUKAN - PENATALAKSANAAN RUJUKAN BALIK RS MELALUI KIB- BIKOR -DR.PKM - BIDES - ADM RUJUKAN - RUJUKAN BALIK PENATALAKSAAN PASIEN



- P4K (STIMULASI RUJUKAN DI AMANAT PERSALINAN) - SASARAN RISTI 20 % BUMIL HARUS DILAKSANAKAN DI PKM ATAU INSTANSI LAIN YANG SEJAJAR DENGAN PKM - AMANAT PERSALINAN :  HPL & TEMPAT PERSALINAN  PENOLONG PERSALINAN  DANA (sudah terdaftar BPJS atau belum), TRANSPORTASI, DONOR  TEMPAT RUJUKAN PERSALINAN (BUMIL RISTI/ 80% SASARAN)



BIDAN DESA



SETELAH TERJADI KOMPLIKASI PUSKESMAS PONED



- PERSIAPAN PELAKSANAAN 80% SASARAN RISTI DITANGANI DI PKM DAN 1/3 NYA DIRUJUK - INFO KE RS - PENATALAKSANAAN STABILISASI PRA RUJUKAN SECACRA TERSTANDAR - MELAKSANAKAN RUJUKAN SESUAI GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO DAN STABILISASI SELAMA RUJUKAN - KOMUNIKASI PRA RUJUKAN DENGAN RS DAN PASTIKAN KEBUTUHAN ADM SIAP



RS PONEK PENATALAKSANAAN NEONATUS/ BUMIL/ BULIN PASCA RUJUK/ RUJUKAN BALIK HARUS KONSUL DOKTER PKM - INFO PRA RUJUKAN - INFO TEMPAT DAN DOKTER



: BAGI TUGAS PERBANTUAN ADMINISTRASI RUJUKAN  KTP, KK, SKTM UNTUK RS : ALUR MENCARI BANTUAN ADM, DONOR DLL : ALUR RUJUKAN DARI TINGKAT DESA  RS : TIDAK BOLEH DITINGGALKAN/ WAJIB DILAKSANAKAN



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 ALUR RUJUKAN KOMPLIKASI MATERNAL NEONATAL V – 04 ADM : - KK - SKTM - KTP - BPJS



KADES DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM)



KELUARGA KADER - TABULIN - DONOR DARAH



BIDAN DESA BIDAN PRAKTEK SWASTA



- PENDAMPING RUJUKAN



PKM NON PONED



PUSKESMAS PONED RSIA



RS PONEK



- ASFIKSIA RINGAN - APN - ASFIKSIA - APN - PER - PARTUS LAMA - PEB - ASFIKSIA, PERDARAHAN POST PARTUM - BBLR 2000-2500 GR TANPA PENYULIT - EKLAMSIA/ PEB - PERDARAHAN ANTE PARTUM - PARTUS LAMA - TRAUMA JALAN LAHIR - IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT PENYERTA



-



INFEKSI PASCA PERSALINAN ATONIA UTERI TRAUMA JALAN LAHIR PERDARAHAN ANTE PARTUM (ABORTUS IMMINEN)



- RUPTURA UTERI - ATONIA UTERI DGN HB ≤ 7 - BBLR < 2000 GR - TETANUS NEONATORUM - DLL



 LABEL HIJAU : KASUS YANG DAPAT DITANGANI OLEH BIDAN DESA (TIDAK PERLU RUJUK KE PUSKESMAS PONED/ RS)  LABEL KUNING : KASUS YANG DAPAT DITANGANI PUSKESMAS (BIDAN DESA HANYA STABILISASI PRA RUJUKAN) UNTUK DIRUJUK KE PUSKESMAS PONED  LABEL MERAH : KASUS YANG TIDAK DAPAT DITANGANI DI DESA/PUSKESMAS ( BIDAN DESA/ BIDAN PUSKESMAS HANYA STABILISASI PRA RUJUKAN ) LANGSUNG DIRUJUK KE RUMAH SAKIT PONEK



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 ALUR RUJUKAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL/ NEONATAL KE RS PONEK



V – 05 - TEKNIS MEDIS KONSUL DR.SPOG/ SP.A – SMS GATEWAY - KONFIRMASI KETERSEDIAAN TEMPAT PERAWATAN KE IGD - PENATALAKSANAAN PRA RUJUKAN - STABILISASI SELAMA RUJUKAN



PUSKESMAS PONED



- TELP RSUD SERANG PRO RUJUK OK - BASOKUDO - AMBULANCE + EMERGENCY KIT & EMERGENCY KIA SIAP - ADM PELAYANAN YANG DIPERLUKAN DI RS (UMUM, BPJS, KONTRAK, SKTM DENGAN REKOMENDASI DINSOS) - PENDAMPINGAN (KELUARGA PASIEN - (DONOR/ ASI)) SERAH TERIMA PETUGAS - FORM DST MATERNAL & NEONATAL



SOP serah terima pasien di IGD Maternal Neonatal



BANK DARAH



LAB



IGD MATERNAL NEONATAL



- ADMINISTRASI - PEMBIAYAAN - BPJS CENTER



OBAT VK PERAWATAN



OK



- PENUNGGU PASIEN - SUPLPY ASI



RUJUKAN BALIK INFO KONTROL : - KONTROL DI PUSKESMAS - KONTROL DI DESA



HARUS KOLABORASI DENGAN DOKTER PKM



: - adalah tugas RS - Hanya dilaksanakan dibantu Bidan Puskesmas bila keluarga pendamping paiesn tidak berfungsi. : - adalah tugas Bidan Puskesmas



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



MATERNAL



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 PERDARAHAN ANTEPARTUM DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 06 Pengertian Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 mgg. Tujuan - Menyelamatkan Ibu dan Bayinya - Merujuk



Ibu



dengan



Perdarahan



Ante



partum



segera,



dengan



penatalaksanaan pra rujukan yang terstandar (lihat protap penanganan) Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan (sesuaikan kebijakan rujukan BPJS) -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa (adm, donor darah desa, buku KIA tabulin, ambulan desa, peran PKK)



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu



-



Masuk kedalam register resiko tinggi bidan desa



Input -



Administrasi syarat rujukan (sesuai dengan kebijakan rujukan BPJS)



-



Kendaraan rujukan/ambulan desa



-



Cairan infus RL/ NaCl 0,9%/ Dextrose 5% (sesuai jumlah perdarahan) 3-4x dari jumlah perdarahan, minimal 18 kolf untuk 1 pasien



-



Diagnostic



Set



(spekulum,



senter,



obgyn



set,



doppler,



sphygnomanometer, stetoscop,termometer) -



Obat yang diperlukan (untuk menghilangkan HIS, anti hipertensi : nifedipin, duvadilan, betaminetik/salbutamol/salbutalin)



-



Oksigen (sesuai dengan saturasi oksigen)



-



Infus set dengan IV cath no 16



-



Resuscitator Kit



-



Pulse oxymetri



-



Buku KIA dan status Pasien



-



Calon donor darah



-



HB meter



-



DST (Decision Support Tool)



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 Proses (tatalaksana) LANGKAH : 1. Menegakkan diagnosis PAP: trauma, laserasi, solusio plasenta a. Anamnesa umur kehamilan, status obstetri (G..P..A..), penyebab perdarahan (digedog), sifat dan warna perdarahan, riwayat penyakit lain yang dapat menyebabkan PAP, Jumlah perdarahan b. Pemeriksaan fisik : vital sign, tanda-tanda presyock, tanda-tanda anemia, tidak boleh dilakukan periksa dalam, kecuali karena solusio plasenta. c. Pemeriksaan Obstetri: Leopold 1-4, DJJ, HIS 2. Stabilisasi bila terjadi syok atau presyok : Berikan cairan infus RL/ NaCl 0,9%/ Dextrose 5%, dengan jumlah cairan infus 3 – 4x dari jumlah perdarahan (blood loss), dengan cara pemberian cairan infus 1 liter dalam waktu 15-20 menit pertama. 3. Jika syok berikan Oksigen 4 - 6 lpm, 4. Posisikan secara trendelenburgh 5. GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO 6. Komunikasi dengan tempat rujukan untuk tatalaksana dan kasus pasien, Bidan desa menelpon petugas jaga di Puskesmas terlebih dahulu sebelum merujuk ke Puskesmas PONED 7. Catat semua kegiatan dalam buku KIA dan status pasien. 8. Buat surat rujukan dengan isian lengkap : identitas pasien, diagnosis dan tatalaksana yang sudah dilakukan 9. Kirim segera ke puskesmas PONED atau ke rumah sakit PONEK dengan di antar oleh Bidan dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO. Output -



Pasien rujukan dapat ditangani secara terstandar



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu



-



Ibu dan bayi selamat



-



Surat rujukan balik terlampir



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 PERDARAHAN ANTE PARTUM PUSKESMAS PONED DAN NON PONED V – 07 Pengertian Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Tujuan - Menyelamatkan ibu dan anak - Merujuk



Ibu



dengan



Perdarahan



Ante



Partum



segera,



dengan



penatalaksanaan pra rujukan yang terstandar Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan (sesuaikan kebijakan rujukan BPJS) -



Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab tatalaksana dan rujukan tingkat Puskesmas



-



Bidan Puskesmas sebagai pendamping dan tatalaksana utama rujukan tingkat Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan



Input -



Administrasi syarat rujukan (sesuai dengan kebijakan rujukan BPJS)



-



Kendaraan rujukan/ambulan



-



Cairan infus RL/ NaCl 0,9%/ Dextrose 5% (sesuai jumlah perdarahan) 3-4x dari jumlah perdarahan, min 18 kolf utk 1 pasien



-



Diagnostic Set (spekulum, senter, obgyn set, doppler, sphygnomanometer, stetoscop,termometer),



-



Obat yang diperlukan untuk menghilangkan HIS atau tokolitik seperti: nifedipin, duvadilan, betaminetik/salbutamol/salbutali,



-



Oksigen (sesuai dengan saturasi oksigen)



-



Infus set dengan IV cath no 16



-



Resuscitator Kit



-



Pulse oxymetri



-



Buku KIA dan status Pasien



-



Calon donor darah



-



HB meter



-



Dokter Puskesmas



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 -



USG



-



Folley cath dan urine bag



-



DST (Decision Support Tool)



Proses LANGKAH 1. Apabila ibu hamil datang ke Puskesmas kiriman Bidan, perhatikan terapi yang telah diberikan dan evaluasi kondisi ibu dan janin. 2. Panggil bantuan tim untuk tatalaksana secara simultan (tim merah, kuning dan hijau) 3. Jika ibu hamil dengan perdarahan datang sendiri, periksa keadaan umum, tanda-tanda vital, riwayat umum, riwayat kehamilan, riwayat perdarahan, periksa DJJ apakah baik/gawat janin, tegakkan diagnosis dengan penyulit yang ada (syok) 4. Kenali adanya tanda-tanda syok:  Akral pucat/dingin  Lemah gelisah (kesadaran umum menurun)  Nadi > 100 x/menit dan lemah  TD Sistolik < 90 mmHg  Kulit dingin dan lembab  Pernafasan > 30 kali/menit  Jumlah urin < 30 ml/jam 5. Bila terdapat tanda syok, lakukan tata laksana sebagai berikut: 



Panggil bantuan tim/tenaga kesehatan lain







Tim 1 (Tim Merah): Bertugas sebagai pengendali tata laksana kasus (Dokter/Bidan Terlatih PONED)







Tim 2 (Tim Kuning): Bertugas sebagai pelaksana (Bidan/Tenaga Keperawatan)







Tim 3



(Tim Hijau): Melakukan komunikasi dengan keluarga



pasien (Bidan/Tenaga Keperawatan), 6. Lakukan penilaian jumlah perdarahan, 7. Pastikan jalan napas bebas dan berikan Oksigen, 8. Posisikan kepala pasien Trendelenburg, kepala dimiringkan ke kiri 9. Pasang dua jalur intravena, dengan menggunakan jarum terbesar (no. 16 atau 18), 10.



Beri RL secepatnya (1 L dalam 15 – 20 menit pertama) atau RL berbanding



dengan



cairan



koloid



dengan



perbandingan



2:1



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 (cairannya koloid gelopusin atau hemasel), 11.



Pasang kateter urine,



12.



Lanjutkan pemberian cairan sampai 2 liter dalam 1 jam pertama, atau hingga 3 liter dalam 2-3 jam (pantau kondisi ibu dan tanda vital),



13.



Periksa dalam untuk mencari sumber perdarahan, namun tidak dianjurkan melakukan Pemeriksaan Dalam pada kasus Plasenta Previa



sebelum



pemeriksaan



tersedia



inspekulo



kesiapan dilakukan



untuk secara



Sectio



Caesaria,



hati-hati,



untuk



menentukan sumber perdarahan, 14.



Bila terjadi tanda gawat janin, lakukan SPO Gawat Janin,



15.



Tegakkan diagnosis penyebab perdarahan antepartum, sebagai berikut:



I.



PLASENTA PREVIA



Tanda dan Gejala: 



Usia kehamilan > 28 minggu







Perdarahan tanpa nyeri







Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia







Tidak ada kontraksi uterus







Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul







Janin baik bisa sampai gawat janin



Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG Tata Laksana: 



TIDAK



DIANJURKAN



MELAKUKAN



PEMERIKSAAN



DALAM



SEBELUM TERSEDIA KESIAPAN UNTUK SECTIO SESAREA. Pemeriksaan



inspekulo



dilakukan



secara



hati-hati,



untuk



menentukan sumber perdarahan; 



Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat);







Lakukan penilaian jumlah perdarahan;







Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi prematur, pertimbangkan terapi ekpektatif;







Jika perdarahan banyak dan berlangsung, stabilkan pasien, rujuk pasien



ke



fasilitas



kesehatan



yang



lebih



mempersiapkan kemungkinan sectio sesarea.



tinggi



untuk



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 



Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien







Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS dan pasien dirujuk ke rumah sakit sesuai dengan BASOKUDO







Catat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status pasien







Petugas perujuk mengikuti perkembangan pasien selama di Rumah sakit.



II.



SOLUSIO PLASENTA



Tanda dan Gejala: 



Usia kehamilan > 28 minggu







Perdarahan dengan nyeri intermitten atau menetap







Warna darah kehitaman dan cair







Keadaaan umum tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar (ada perdarahan tersembunyi)







Anemia berat







Gawat janin atau hilangnya DJJ







Uterus tegang terus menerus dan nyeri







Bagian janin sulit dinilai



Tata Laksana: 



PERHATIAN: KASUS INI TIDAK BOLEH DITATALAKSANA PADA FASILITAS KESEHATAN DASAR, HARUS DIRUJUK KE FASILITAS KESEHATAN YANG LEBIH LENGKAP.







Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan tanda-tanda awal syok pada ibu, lakukan stabililasi pasien sesuai dengan penanganan syok di atas.







Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien







Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS dan pasien dirujuk ke rumah sakit sesuai dengan BASOKUDO







Catat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status pasien







Petugas perujuk mengikuti perkembangan pasien selama di Rumah sakit.



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 III. RUPTURA UTERI Tanda dan Gejala: 



Perdarahan



intraabdominal,



dengan



atau



tanpa



perdarahan



pervaginam 



Nyeri perut hebat (dapat berkurang setelah rupture terjadi)







Syok







Hilangnya gerak janin dan DJJ







Bentuk uterus abnormal atau konturnya tidak jelas







Dapat didahului oleh lingkaran kontraksi (Bandl’s ring)







Nyeri raba/tekan dinding perut







Bagian-bagian janin mudah dipalpasi



Tata Laksana 



Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan tanda-tanda awal syok pada ibu, lakukan stabililasi pasien sesuai dengan penanganan syok di atas.







Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien







Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS dan pasien dirujuk ke rumah sakit sesuai dengan BASOKUDO







Catat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status pasien







Petugas perujuk mengikuti perkembangan pasien selama di Rumah sakit.



IV. KEHAMILAN EKTOPIK Tanda dan Gejala: 



Didahului dengan adanya terlambat haid,







Timbul nyeri hebat pada perut bawah disertai dengan perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah sedang,







Timbul tanda-tanda syok disertai nyeri ketika menarik nafas;







Pada pemeriksaan nyeri tekan perut bawah dan difus,







Dijumpai tanda-tanda anemis,







Kondisi pasien dari stabil sampai dengan gangguan kesadaran,







Pada pemeriksaan dalam terdapat nyeri goyang portio, nyeri tekan uterus dan Cavum Douglas menonjol,







Tes kehamilan positif,



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 Pada pemeriksaan USG dijumpai adanya cairan bebas dalam







Cavum Douglas serta dijumpai hematokel pada salah satu adneksa (jangan dibingungkan dengan kantong kehamilan palsu dalam cavum uteri). Tata Laksana  Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCL 0,9% atau RL (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama,  Segera rujuk ibu ke rumah sakit,  Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien  Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS dan pasien dirujuk ke rumah sakit sesuai dengan BASOKUDO  Catat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status pasien  Petugas perujuk mengikuti perkembangan pasien selama di Rumah sakit. CATATAN TAMBAHAN: 1.



Bila perdarahan karena ruptura uteri Diberikan antibiotik profilaksis: Gol Penisilin 2 gram single dose,



2.



Berikan cairan infus RL (3-4x kehilangan estimasi darah), dengan catheter iv no. 16 atau 18 dan disesuaikan dengan perdarahannya, bila syock berat pasang infus 2 jalur,



3.



O2 : - Bila presyok pasang canul oksigen - Bila syok pasang mask oksigen



4.



Pasang DC untuk menghitung balance cairan.



5.



Buat Surat Rujukan ke Rumah Sakit, bila stabilisasi pra rujukan selesai.



6.



Keluarga pasien yang mengantar adalah yang siap sebagai donor.



Output -



Pasien rujukan dapat ditangani secara terstandar



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu



-



Ibu dan bayi selamat dan sehat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PERDARAHAN POST PARTUM DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 08 Pengertian Perdarahan pasca persalinan/perdarahan yang melebihi 500ml yang terjadi setelah bayi lahir, atau Perdarahan yang telah menyebabkan perubahan tanda vital ibu yaitu TD Sistolik < 90 mmHG, nadi > 100 x/menit, dan Hb < 8 gr/dl. Tujuan - Menghentikan perdarahan ibu post partum secepat mungkin dan menyelamatkan nyawa ibu - Menentukan penyebab perdarahan - Melakukan tatalakasana secara terstandar - Menatalaksanan pra rujukan dengan terstandar - Merujuk dengan segera Kebijakan



-



Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas PONED Kabupaten Serang dilaksanakan (sesuaikan kebijakan rujukan BPJS)



-



Bidan



Desa



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



desa



(administrasi terdaftar sebagai peserta BPJS, donor darah desa, tabulin, ambulan desa, peran PKK) -



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu



-



Masuk kedalam register resiko tinggi bidan desa



Input



-



Administrasi syarat rujukan (sesuai BPJS), surat pengantar rujukan



-



Kendaraan rujukan/ambulance desa



-



Diagnostic



Set



sphygnomanometer,



(spekulum,



senter,



stetoscop,termometer,



obgyn



set,



doppler,



handscoon



pendek,



handscoon panjang) -



Infus set + iv catheter no 16 & 18, Cairan infus RL/Nacl 0,9%/ Dextrose 5%



-



Folley Catheter + urine bag + kondom catheter



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 -



Oxytocin 20 IU, Methergin 0,4 mg, misoprostol 600 mcgram per rectal supp



-



Pendonor darah



-



Buku KIA dan status Pasien



Proses



LANGKAH : 1.



Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab HB. Periksa keadaan umum pasien Menegakkan diagnosa perdarahan postpartum : atonia uteri, perdarahan jalan lahir, sisa plasenta, kelainan pembekuan darah, tanda-tanda syok dan vital sign secara seri, dan juga kondisi uterus, jalan lahir. a. Bila terjadi shock: Stabilisasi seperti diatas b. Pastikan adanya perdarahan yang mengalir terus menerus (lebih dari 500 cc) pada ibu post partum. c. Langkah stabilisasi: Berikan cairan infus dengan kecepatan tetesan sesuai protap ( 3x ∑ perdarahan yang keluar) d. Hentikan sumber perdarahan sesuai diagnosa penyebabnya







Kosongkan kandung kemih dengan kateter, cek urine output







Berikan misoprostol per rectal supp 600 mcgram







Jika atonia uteri konsul dokter segera dan diatasi segera dengan tindakan sebagai berikut : a. Lakukan masase fundus uteri segera setelah plasenta dilahirkan b. Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan darah c. Lakukan kompresi bimanual interna (KBI). Jika uterus berkontraksi kelurkan tangan setelah 1 – 2 menit. Jika uterus tetap tidak berkontraksi teruskan KBI hingga 5 menit. d. Minta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna (KBE), sambil penolong melenjutkan pemasangan infus RL. Bila tidak berhasil segera rujuk ke Puskesmas PONED /RS terdekat.







Jika perdarahan karena sobekan, lakukan tindakan sesuai APN (lampiran APN di belakang)







Setelah kondisi pasien stabil, Rujuk pasien ke Pukesmas PONED/ Rumah Sakit PONEK harus diantar oleh petugas/bidan dengan BASOKUDO.







Telephone terlebih dahulu Puskesmas/ RS tempat rujukan







Persiapkan keluarganya yang akan mengantar dan siap untuk donor



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 darah bilamana diperlukan dan administrasi lainnya. 



Catat semua kegiatan dalam register dan buku rujukan pasien.



Output



-



Pasien rujukan dapat ditangani secara terstandar



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu Ibu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 PERDARAHAN POST PARTUM PUSKESMAS V–9 Pengertian Perdarahan pasca persalinan/perdarahan yang melebihi 500ml yang terjadi setelah bayi lahir, atau Perdarahan yang telah menyebabkan perubahan tanda vital ibu yaitu TD Sistolik < 90 mmHG, nadi > 100 x/menit, dan Hb < 8 gr/dl. Tujuan -



Menyelamatkan ibu post partum dengan menghentikan perdarahan secepat mungkin.



- Menegakkan diagnosa - Stabilisasi kondisi pasien sebelum merujuk ibu perdarahan post partum secepat mungkin. - Menatalaksana pra rujukan dengan terstandar Kebijakan - Kebijakan sistem sesuai dengan BPJS - Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab penatalaksanaan rujukan tingkat Puskesmas - Penanganan dapat dilakukan di Puskesmas PONED - Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas sampai dengan Puskesmas PONED - Bidan Desa sebagai penanggung jawab penatalaksanaan rujukan desa sampai Puskesmas - Pada Managemen plasenta harus dikerjakan dengan tidak melupakan manajemen aktif kala III Input A. Non medik - Administrasi syarat rujukan sesuai ketentuan yang berlaku (BPJS) - Ambulans Puskesmas - Pendonor darah



- Buku KIA dan status pasien B. Medik - Diagnostic Set : handscoon standar, handscoon panjang - Oksigen



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 - Pemeriksaan laboratorium - Antibiotik profilaksis : Gol. Penisilin 2 gr, Ceftriaxon 2 gr - Analgetik : Tramadol 1 ampul, Pct 1000 mg - Obat anestesi: diazepam max 10 ampul/24 jam dan Lidocain - Oxytocin 40-60 IU - Methergin 0,2 mg - Misoprostol 3 tablet (600 mcgram) per rectal supp - Infus set + Catheter IV no 16 & 18 + Cairan RL/NaCl 0,9%/Dextrose 5% - Catheter urine + urine bag - Hecting Set + Catgut - Ovarium klem - Kuret set - Kondom cath - Clotting Time dan Bleeding Time Proses LANGKAH :  Pasien rujukan dari Bidan desa, Paraji atau datang sendiri. Jika rujukan, perhatikan terapi yang telah diberikan dan pemeriksaan sebelumnya dalam buku KIA  Menegakan diagnosa : a. Anamnesa untuk mencari sumber masalah b. Pemeriksaan fisik (3T: Tonus, Tissue, Trauma) c. Pemeriksaan tambahan (Trombin)  Kenali adanya tanda syok Bila ada tanda syok Segera lakukan stabilisasi -



Pastikan jalan nafas bebas dan berikan oksigen 4 - 6 lpm



-



Pasang infus 2 jalur dengan iv kateter no. 16 / 18



-



Beri cairan infus sesuai dengan 3 – 4 x kehilangan estimasi darah.



-



Bila terjadi syok neurogenik misalnya karena prolapsus uteri, tatalaksanan sesuai syok neurogenik



-



Tatalaksana sesuai dengan diagnosa perdarahan post partum yang disebakan karena : atonia uteri, retensio plasenta/sisa plasenta, laserasi jalan lahir, infeksi, gangguan pembekuan darah (4T : tonus, tissue, trauma, trombin)



-



Kosongkan kandung kemih dengan kateter, cek urine output



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



I.



ATONIA UTERI Bila perdarahan post partum terjadi karena Atonia uteri segera lakukan tindakan sebagai berikut : Lakukan masase fundus uteri segera setelah plasenta dilahirkan







(Lampiran 1: APN Untuk atonia uteri), 



Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan darah,







Lakukan



kompresi



bimanual



interna



(KBI).



Jika



uterus



berkontraksi kelurkan tangan setelah 1 – 2 menit. Jika uterus tetap tidak berkontraksi teruskan KBI hingga 5 menit, Minta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna







(KBE), sambil penolong melanjutkan pemasangan infus RL. Bila tidak berhasil segera rujuk ke Puskesmas PONED /RS terdekat, Berikan injeksi Metil ergometrin 0,2 mg secara intra muscular







atau intravena, Berikan Oxytocin 20 IU dalam 500 cc RL30 - 40 tpm melanjutkan







pemberian oxytocin 20 IU dalam RL 500 cc 30 - 40 tpm hingga maksimal 1500 cc, Bila perdarahan masif, belum teratasi dengan langkah a sampai







dengan f diberikan misoprostol 3 tablet (600 mcgram) per rectal supp, Bila kontraksi uterus negatif lakukan pemasangan kondom







kateter, lalu rujuk pasien, II. ROBEKAN JALAN LAHIR Bila perdarahan post partum disebabkan karena robekan jalan lahir segera lakukan tidakan sebagai berikut : a.



Robekan perineum Tk I : Dilakukan penjahitan dengan memakai catgut secara jelujur ataupun satu persatu,



b.



Robekan perineum Tk II : Mula-mula dilakuakan penjahitan otot kemudian penjahitan mukosa vagina dimulai dari puncak robekan sampai kulit perineum,



c.



Robekan perineum Tk III : Mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit, kemudian



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 fasia perirektal dan fasial septum rektovaginal. Ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah akibat robekan dijepit dengan klem, kemudian dijahit sehingga bertemu lagi. Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis seperti menjahit robekan perineum tingkat II, d.



Robekan perineum Tk IV: Pada robekan perineum tingkat IV karena tingkat kesulitan dalam perbaikannya cukup tinggi dan risiko terjadinya ggangguan berupa gejala sisa disepanjang kehidupannya, maka dilakukan rujukan ke RS PONEK,



III. RETENSIO PLASENTA Bila perdarahan post partum disebabkan karena Retensio Plasenta segera lakukan tidakan sebagai berikut :  Pada plasenta inkarserata lakukan pelepasan plasenta secara manual, seelumnya berikan analgetik baik injeksi maupun oral. labia dibuka dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan dimasukkan secara obstetrik kedalam vagina,  Tangan kiri menahan fundus untuk mencegah kolporeksis. Tangan kanan dengan posisi obstetrik menuju ke ostium uteri dan terus kelokasi plasenta, tangan dalam ini menyusuri tali pusat sampai ke pangkal insersio tali pusat di plasenta,  Supaya tali pusat mudah diraba, dapat diregangkan dengan bantuan asisten. Setelah tangan sampai ke plasenta, maka tangan tersebut dipindahkan kepinggir plasenta dan mencari bagian plasenta yang sudah lepas untuk menentukan bidang pelepasan yang



tepat.



Kemudian



dengan



sisi



tangan



kanan



sebelah



kelingking, plasenta dilepaskan pada bidang bagian yang sudah terlepas dan dinding rahim dengan gerakan yang sejajar dengan dinding



rahim.



Setelah



seluruh



plasenta



terlepas,



plasenta



digenggam, berikan suntikan ergometrin dan dengan perlahanlahan ditarik keluar,  Setelah plasenta lahir lakukan asuhan kala IV sesuai APN,  Pada kasus plasenta akreta segera rujuk ke RS PONEK. IV. SISA PLASENTA:  Untuk memastikan adanya sisa plasenta ditentukan dengan



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 eksplorasi dengan tangan atau USG. Kecuali pada perdarahan aktif jangan melakukan USG tapi langsung eksplorasi,  Bila perdarahan setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik kemungkinan karena sisa plasenta yang tertinggal dalam rahim,  Bila selesai pengeluaran sisa plasenta, berikan obat uterotonika melalui suntik atau per oral,  Berikan antibiotik dalam dosis pencegahan,  Bila pengeluaran sisa plasenta harus dilakukan dengan kuretase maka harus dirujuk karena harus dilakukan di RS PONEK karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan kuretase pada abortus. CATATAN PENTING Pastikan setiap kasus rujukan melakukan hal-hal di bawah ini: a. Rujuk pasien ke Rumah Sakit (tidak harus RS PONEK) bila tindakan di atas tidak berhasil dan memerlukan tindakan operasi atau memerlukan perawatan ICU atau transfusi darah harus diantar oleh petugas kesehatan: dokter / bidan/perawat dengan BASOKUDO. b. Rujukan diawali dengan komunikasi dengan SIJARIEMAS. c. Persiapkan keluarganya yang akan mengantar dan siap untuk donor darah bilamana diperlukan, d. Observasi minimal 24 jam untuk kepastian perdarahan telah berhenti dan yakinkan tidak ada komplikasi lain. e. Bila tindakan berhasil, cek Hb. Bila Hb kurang dari 8 gr/dL rujuk ke RS PONEK untuk transfusi. f. Lakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan dalam register dan buku rujukan pasien. Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar dan perdarahan berhenti - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan ibu selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PRE EKLAMPSIA DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 10 Pengertian Kumpulan gejala hipertensi yang timbul pada bumil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari : hipertensi, protein uria dan oedema Tujuan - Tatalaksana



pasien



secara



terstandar



untuk



Mencegah



terjadinya



Eklampsia - Menyelamatkan ibu sehingga melahirkan bayi dengan selamat - Pasien diindikasi untuk rujukan dan tidak terlambat dirujuk - Motivasi pasien untuk KB pasca bersalin Kebijakan -



Kebijakan sistem rujukan sesuai BPJS



-



Bidan desa sebagai penjab penatalaksanaan rujukan tingkat desa



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga pendamping adalah penjab utama keselamatan ibu



Input A. Non medik - Administrasi syarat rujukan sesuai BPJS - Kendaraan rujukan/ambulan desa - Buku KIA dan status Pasien - Pendonor B. Medik -



Sphygmomanometer + Stetoskop + Thermometer



-



Doppler



-



O2 dan Selang



-



Disposable Spuit 10 cc



-



Infus set + Catheter iv + Cairan RL/NaCl/ D5



-



MgSO4 20% atau 40% atau diazepam inj.



-



Aquabidest/cairan infus (untuk pelarut MgSO4)



-



Folley catheter+urine bag



-



Partus set



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 -



Hecting set



-



Sudip lidah



-



Calsium glukonas 1 gram



-



Hammer reflek



-



Senter



-



Obat antihipertensi: nifedipin (adalat oros 30mg), dopamet 250mg



-



Dexametason injeksi 2 ampul



-



Lab untuk periksa protein urin



Proses LANGKAH : 1.



Menegakkan diagnosa: a. Pre eklampsia Ringan : - Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu - Proteinuria +1 b. Pre eklampsia Berat - Tekanan darah ≥ 16/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu - Proteinuria ≥ +2 - Terdapat tanda-tanda: nyeri kepala, nyeri epigastrium, pandangan kabur, muntah-muntah dan sesak napas.



2.



Bidan melakukan anamnesa dan pemeriksaan : a. Anamnesa: G,P,A dan riwayat kehamilan lalu, usia kehamilan, penyakit ginjal, hypertensi, tanda-tanda inpartu, output urine, riwayat penyakit lain. b. Pemeriksaan fisik : Tanda vital (tensi, nadi, respirasi, suhu, reflek patella, usia kehamilan, letak janin, djj, oedema, protein urine) c. Kemajuan persalinan



3.



Bila pre eklampsi ringan konsul dokter pertelpon,jika umur kehamilan kurang dari 37 minggu bisa dilakukan rawat jalan dan setiap minggu dianjurkan kontrol. Bila pasien > 37 minggu, rujuk ke puskesmas. Bila pasien kala 2, lakukan persalinan ditempat bila bayi sudah lahir rujuk ke Puskesmas.



4.



Pre eklampsi berat rujuk ke Puskesmas PONED, kecuali dengan oedem paru, HELLP syndrom atau gangguan kesadaran, gagal jantung dan perkiraan bayi 37 minggu, dirawat untuk dilakukan terminasi kehamilan di Puskesmas PONED.



5.



Pre Eklampsi Berat dilakukan protap MgSO4 sebagai berikut : a. Infus RL / Dextrose 5 % b. Memberikan MgSO4 sebanyak 4gr IV selama 10-15mnt dengan



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 mengingat syarat-syarat: - Refleks patella (+). - Respirasi > 16x/menit. - Diuresis > 30cc/jam. - Tersedia antidotum : Gluconas Calcius 10% 1 gr/IV - Bila tidak memenuhi syarat pemberian MgSO4 diganti dengan diazepam injeksi (lihat Lampiran 3: Protap Pemberian Diazepam) c. Segera dilanjutkan dengan 6 gram MgSO4 dalam larutan RL selama 6 jam d. Pasang Foley Catheter bila belum inpartu kala I aktif e. Berikan nifedhipine 3x 10 mg atau adalat oros 1x30 mg per oral f. Bila pasien kejang setelah 15 menit lakukan protap :  Berikan 2gram MgSO4 IV selama 5 menit  Jika sesudah pemberian ketiga MgSO4 pasien masih kejang, lakukan pemberian diazepam. Dosis awal : diazepam 10 mg IV pelan-pelan selama 2 menit. Dosis pemeliharaan : diazepam 40 mg dalam 500 ml larutan Ringer Laktat.  Menjelaskan pada keluarga tentang keadaan pasien dan resiko/ inform concent terhadap pasien dan keluarga. g. Jika kehamilan < 37 minggu, dirujuk ke RS. Jika kehamilan > 37 minggu, dilakukan terminasi di Puskesmas PONED. Bila ada tanda impending eklamsia, HELLP Sindrom, Oedem Pulmo, gangguan kesadaran, gagal jantung dirujuk ke RS PONEK. 6.



Buat Surat Rujukan.



7.



Mempersiapkan transportasi.



8.



Telephone terlebih dahulu Puskesmas PONED /RS PONEK tempat rujukan



9.



Merujuk pasien sampai ke Puskesmas PONED/ RS PONEK dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO.



10. Mengawasi pasien selama dalam perjalanan rujuk dan melakukan therapy bila diperlukan. Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar. - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu ibu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



EKLAMPSIA DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 12 Pengertian Kelainan akut pada ditandai



dengan



bumil saat hamil tua,persalinan/masa nifas yang



timbulnya



kejang/koma,dimana



sebelumnya



sudah



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 menunjukkan gejala-gejala preeklampsi (hypertensi,oedema,proteinuri). Tujuan - Mencegah timbulnya kejang lebih lanjut. - Ibu dan bayinya dapat terselamatkan jiwanya. - Pasien dirujuk tepat waktu dengan tatalaksana prarujukan sesuai standar - Penanganan pra dan pasca rujukan/ nifas Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga Pendamping adalah penjab utama keselamatan ibu



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Diagnostic set



-



Infus set + Catheter iv + Cairan RL



-



O2



-



nifedhipine 10 mg



-



MgSO4 20% atau 40%



-



Gluconas Calcius 10%



-



Disposable spuit 5 ml



Proses LANGKAH : 1. Bidan Desa melakukan anamnesa pada keluarga pasien/pasien (bila sadar) tentang riwayat kejang. 2. Bidan Desa melakukan pemeriksaan vital sign dan vital sign janin (DJJ). 3. Bila saat kejang : a. Letakan/ posisikan pasien dibidang/ permukaan datar dengan kepala defleksi, miring dan aman b. Pasang sudip lidah/ tounge spatel/ benda elastis c. Pasang infus RL d. Injeksi MgSO4 20% 4gr (20 cc), IV dalam 5 – 10 menit atau Injeksi MgSO4 40% 5gr (12,5 cc) boka/boki (bila pasien belum dipasang infus)



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 e. Berikan O2 2-4 lpm f. Bila tekanan darah tinggi berikan nifedipin10 mg g. Rujuk ibu dan janin ke PKM poned dengan BASOKUDO 4. Berikan O2 (2-4 lpm) 5. Memberikan injeksi MgSO4 40% 8gr, IM di bokong kiri dan kanan masing-masing 10 ml 4 gr bila memenuhi syarat:  Reflek patella (+)  Respirasi >16x/menit.  Diuresis 0,5cc/kg BB/jam  Tersedia antidotum : Gluconas calcicus 10% 1gr, IV. 6. Membuat Surat Rujukan dan komunikasi ke Puskesmas Poned/ RS rujukan. 7. Mengantar sampai ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO. 8. Membantu mengurus administrasi dan keperluan lain bagi penyelamatan ibu dan bayi. 9. Mengikuti perkembangan dan keadaan pasien dan tindakan selanjutnya serta menerima pasien pasca rujukan untuk penatalaksanaan selanjutnya sebelum nifas. Output - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar



EKLAMPSIA



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 PUSKESMAS V – 13 Pengertian Kelainan akut pada bumil saat hamil tua,persalinan/masa nifas yang ditandai



dengan



timbulnya



kejang/koma,dimana



sebelumnya



sudah



menunjukkan gejala-gejala preeklampsi (hypertensi,oedema,proteinuri) Tujuan - Penatalaksanaan sesuai standar - Mencegah timbulnya kejang berlanjut. - Pasien tidak terlambat dirujuk. - Ibu dan bayi bisa diselamatkan - KB Pasca Salin Kebijakan - Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan - Dokter



Puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan - Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan - Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas Input A. Administrasi - Administrasi syarat rujukan - Ambulance B. Alat -Alat - Diagnostic set - Dopler - Folley Chateter + urine bag - Hecting set dengan catgut : 2.0 jarum otot - Infus set + Catheter iv no 16/18 + Cairan RL - Oksigen + kanul - Partus set - Pemeriksaan lab ( Protein urine set ) - Pulse oksimetri



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 - Reflek Hamer - Resusitasi set dewasa - Sudip lidah - Dexamethasone 3 ampul - Spuit 1 ml, spuit 5 ml, spuit 10 ml dan spuit 20 ml - Vacum ekstraktor Obat - Antibiotik : gol penisilin 2gram atau ceftriaxone 2gram - Aqua bidest/ RL - Dexametason injeksi MgSO4 20% atau 40% - Diazepam 10 mg ( maks 10 amp ) - Gluconas Calcium 10% - Nifedhipine 10 mg /dopamet 250 mg /adalat Oros 30 mg) - Oksitoksin 10 unit - Obat antiseptik Proses LANGKAH: 1.



Petugas puskesmas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik untuk memastikan diagnose Eklampsia.



2.



Tatalaksanan Eklampsia sesuai standar



3.



Konsul ( Kolaborasi ) ke dokter Puskesmas



4.



Dokter menegakkan diagnosa dan mengelola pasien Bila saat kejang : a. Letakan/ posisikan pasien dibidang/ permukaan datar dengan kepala defleksi, miring dan aman b. Pasang sudip lidah/ tounge spatel/ benda elastis c. Berikan O2 2 - 4 Ipm d. Pasang Infus RL 500 ml e. Pasang Folley Chateter dan urine bag f. Injeksi MgSO4 20% 4gr (20 cc) secara IV dalam 5 – 10 mnt g. Bila akses IV sulit, maka berikan MgSO4 40% 5 gr diberikan secara IM bokong kanan dan kiri ( 12,5 ml larutan MGSO4 40%) bila belum dipasang infus h. Maintenance MgSO4 40% 6gr (15 cc) dalam 500cc RL 22tpm i. Berikan nifedipin 10 mg 3 x 1 per oral (adalat oros 30 mg 1x / Metildopa 250 mg )



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 j. Rujuk ibu dan janin ke PKM poned dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO 5. Berikan MgSO4 sama dengan protap PEB bila tidak memenuhi syarat pemberian lakukan alternative ke II/ bila kejang berulang > 3x atau tdk respon dengan pemberian MgSO4 a. Berikan Diazepam 10 mg bolus diberikan selama 2 mnt, bila masih kejang pemberian bolus diulang kembali dengan dosis yang sama. b. Dosis pemeliharaan Diazepam 40 mg / 500 ml RL tdk melebihi 100 mg/24 jam c. Jika akses IV sulit lakukan pemberian melalui rectum : Diazepam 20 mg dalam semprit 10 ml, Jika masih ada kejang dosis tambahan 10 mg/jam, dapat diberikan melelui kateter urine ke dalam rectum. Dosis maksimal tidak melebihi 100mg/ 24 jam. - Bila sudah masuk kala II lahirkan di Pukesmas Poned dengan ekstraksi vakum atau metode percepatan kala II lain misalnya episiotomi. - Protap tetap diteruskan sampai 24 jam post partum atau 24 jam post kejang terakhir. - Perhatikan syarat pemberian MgSO4 : -



Reflek patella ( +)



-



Respirasi > 16 x / menit



-



Diuresis minimal 0,5 ml/kg/BB/jam



-



Tersedia antidotum Kalsium Glukonas 10%



-



Apabila terdapat tanda-tanda syndrome HELLP (Hemolisis, Elevated Liver, Low platetlet ), oedema pulmonum, decom cordis dan gangguan kesadaran , rujuk ke RS. PONEK



6. Merujuk ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO. 7. Membuat surat rujukan. 8. Hubungi dengan SIJARIEMAS atau Telephone terlebih dahulu RS PONEK tempat rujukan 9. Perawat/bidan Puskesmas mengantar sampai ke Rumah Sakit sesuai GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO. 10. Membantu mengurus administrasi diperlukan KTP, KK,BPJS,SKTM dll. 11. Mengikuti perkembangan dan keadaan pasien dan tindakan selanjutnya di Rumah Sakit.



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 Output -



Pasien rujukan dapat ditangani secacra terstandar



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu



-



Ibu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 PENANGANAN PARTUS LAMA DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 14 Pengertian Persalinan yang berlangsung dari Kala I s/d Kala III > 18 jam pada multipara dan > 24 jam pada primipara Tujuan Tatalaksana sesuai standar Menolong keselamatan ibu dan bayi secepatnya. Kebijakan -



Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas Kabupaten Serang dilaksanakan



-



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa



-



Kader / dukun adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan / ambulance desa



-



Diagnostic set (handscoon, thermometer, sphygmomanometer)



-



Dopler



-



Infus set + Catheter iv no.16 – 18 + Cairan RL/NaCl 0,9%/ Glucose 5 %



-



Amoxycilin, Paracetamol



-



Pendonor darah



-



Oksigen + canul



-



Partograf



Proses LANGKAH : 1. Bidan melakukan anamnesa: a. Adanya tanda-tanda persalinan yaitu: -



Kapan mulai his teratur.



-



Kapan mulai keluar cairan lender dan darah.



b. Riwayat persalinan yang lalu. c. Menetukan persalinan telah berlangsung lebih dari 18 jam / 24 jam



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 2. Bidan melaksanakan pemeriksaan fisik: a. Keadaan umum ibu. b. Tanda tanda vital: tensi, nadi, suhu dan pernafasan. c. Keadaan janin (leopold), presentasi, His, DJJ d. Cermati tanda-tanda sebagai berikut: -



Perut kembung.



-



Pernafasan >24x/mnt.



-



Kelelahan.



-



Suhu > 400 celcius.



-



Nadi cepat > 100x/mnt.



-



Labia Oedema.



-



Air ketuban berbau busuk



e. Bila ditemukan tersebut diatas : -



Konsul dokter



-



Berikan oksigen 2-4 liter / menit



-



Berikan infus Glucose 5% / RL



-



Berikan antibiotic berspectrum luas



-



Amoxycilin tablet 2gr



3. Bidan melaksanakan pemeriksaan palpasi: a. Keadaan HIS b. Menentukan letak anak 4. Memeriksa DJJ. 5. Bidan melaksanakan pemeriksaan dalam: a. Keadaan vulva/vagina b. Pembukaan cervix : pembukaan, penipisan, penurunan c. Keadaan ketuban d. Keadaan presentasi dan posisi janin 6. Bidan membuat kesimpulan/ diagnosa. 7. Bidan melaksanakan persiapan merujuk pasien ke Puskesmas PONED: a. Memberitahu



kepada



kepala



keluarga



tentang



keadaan



pasien



(konseling) b. Melapor ke puskesmas (kolaborasi dokter) c. Mempersiapkan Surat Rujukan 8. Bidan menganjurkan kepada keluarga untuk menyiapkan : a. Menyiapkan transportasi/kendaraan b. Menyiapkan kelengkapan administrasi (KK, KTP, Kartu Asuransi,



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 Buku Kia) c. Menyiapkan calon donor darah 9. Bidan dan keluarga mengantar pasien ke Puskesmas PONED sampai serah terima pasien serta administrasi ke petugas jaga Output -



Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu



-



Ibu dan Bayi tertolong dengan selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 PENANGANAN PARTUS LAMA PUSKESMAS V – 15 Pengertian Persalinan yang berlangsung dari Kala I s/d Kala III > 18 jam pada multipara dan > 24 jam pada primipara Tujuan Menolong keselamatan ibu dan anak secepatnya Kebijakan - Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan - Dokter Puskesmas sebagai penjab rujukan tingkat Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan - Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan - Bidan Desa sebagai penjab rujukan desa dan pra Puskesmas Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan / ambulans desa



-



Diagnostic set



-



Dopler



-



Infus set + Catheter iv no. 16-18 + Cairan RL/ Glucose 5 %



-



Amoxycilin, Ampicilin, Gentamicin, Ceftriaxone



-



Pendonor darah



-



Partograf



-



Spuit 5 ml



Proses LANGKAH : 1.



Bidan melakukan anamnesa: a. Adanya tanda-tanda persalinan yaitu: -



Kapan mulai his teratur.



-



Kapan mulai keluar cairan lender dan darah.



b. Riwayat persalinan yang lalu apabila sudah pernah partus lama. c. Menentukan persalinan telah berlangsung lebih dari 12 jam. (dipastikan dari partograf)



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 2.



Bidan melaksanakan pemeriksaan fisik: a. Keadaan umum ibu. b. Tanda tanda vital: tensi, nadi, suhu dan pernafasan. c. Cermati tanda-tanda sebagai berikut: -



Perut kembung.



-



Pernafasan >24x/mnt.



-



Kelelahan.



-



Suhu > 400 celcius.



-



Nadi cepat > 100x/mnt



-



Labia Oedema.



d. Bila ditemukan tersebut diatas : -



konsul dokter



-



Berikan oksigen 2-4 liter / menit



-



Berikan infus Glucose 5% / RL



-



Ampicilin 1 gr / 6 jam atau ampicilin 2gr/ 12 jam, Ceftriaxone 1 gr / 6 jam



3.



Bidan melaksanakan pemeriksaan palpasi: a. Keadaan HIS b. Menentukan letak anak



4.



Memeriksa DJJ (Detik Jantung Janin), Taksiran Berat Janin dan Luas Panggul



5.



Bidan melaksanakan pemeriksaan dalam: a. Keadaan vulva/vagina b. Pembukaan cervix : pembukaan, penipisan, penurunan c. Keadaan ketuban d. Keadaan presentasi dan posisi janin



6.



Bidan membuat kesimpulan/ diagnose.



7.



Persiapan pertolongan persalinan a. Persiapan alat ( partus set, Vakum set,Hecting set, Resusitasi Set) b. Persiapan Pasien ( stabilisasi keadaan umum, informed consent) c. Persiapan Obat ( Analgetik,Uterotonika : oksitocin,misoprostol)



8.



Penanganan pasien dengan akselerasi oxitocin 5 unit dalam dextrose/ RL dgn kecepatan 8 tetes/menit dinaikan tiap 30 menit 4 tetes sampai maksimal 40 tetes, bila his tidak adekuat dilanjutkan dengan labu ke 2, 10 unit oksitosin/ dimulai 20 tetes/menit dinaikan tiap 30 menit 4 tetes sampai maksimal 40 tetes/menit.



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 9.



Bila diperlukan dilakukan vakum maksimal 2 kali percobaan jika tidak terjadi fetal distress ( < 120 atau > 160 x / menit ) dengan catatan kepala bayi sudah di hodge III dan IV.



10. Persiapan Rujukan apabila tindakan tersebut gagal, atau partograf melewati garis waspada. (untuk pkm PONED partograf melewati garis bertindak) 11. Bidan melaksanakan persiapan merujuk pasien ke RS PONEK: a. Memberitahu kepada kepala keluarga tentang keadaan pasien (konseling) b. Melapor ke RS PONE (kolaborasi dokter) c. Mempersiapkan Surat Rujukan dan transportasi rujukan 12. Bidan menganjurkan kepada keluarga untuk menyiapkan : a. Menyiapkan kelengkapan administrasi (KK, KTP, Kartu Asuransi, Buku KIA) b. Menyiapkan calon donor darah 13. Bidan dan keluarga mengantar pasien ke RS PONEK sampai serah terima pasien serta administrasi ke petugas jaga RS PONEK Output -



Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu



-



Ibu dan bayi tertolong dengan selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 INFEKSI PASCA SALIN DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 16 Pengertian Semua peradangan yang terjadi pada hari kedua pasca salin yang dtandai dengan demam (>38,5 oC) yang disertai dengan gejala infeksi lainnya (nyeri, lochia sanguinea purulenta, sekret berbau, eritema, dsb) yang disebabkan oleh kuman yang masuk kedalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas. Tujuan - Mengelola pasien secepat mungkin dengan mengatasi infeksi - Mencegah kematian ibu Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Diagnostic set : Thermometer, handscoon,tensimeter.



-



Infus set + Catheter iv + Cairan RL/ NaCl



-



Antibiotik : Amoxycilin, Ampicilin



-



Antipiretik : Paracetamol 500mg , Ibuprofen 400mg



Proses LANGKAH : 1.



Memeriksa penderita : a. Anamnesa b. Pemeriksaan c. Mencari Sumber Infeksi : - Mastitis - Infeksi Jalan Lahir - Infeksi Saluran Kencing



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 - Infeksi lain (Infeksi Saluran Nafas Atas, Appendistis) 2.



Memberi pertolongan



pertama pada penderita, seperti: kompres,



antipiretik, antibiotik, Breastcare. 3.



Menyiapkan surat rujukan dan menerangkan pada keluarga bahwa penderita harus dirawat di Puskesmas PONED/ RS PONEK



4.



Menyiapkan transportasi dan Admnistrasi lain



5.



Mengantar/ merujuk ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO



6.



Hubungi RS dengan SIJARIEMAS atau Telepon terlebih dahulu RS tempat rujukan



7.



Kasus mastitis dapat diatasi Puskesmas (beri antibiotik, pompa ASI bila ada bendungan ASI), bila belum sembuh dapat dirujuk



8.



Memberikan infus bila perlu : RL/NaCL 0,9%



Output -



Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu, ibu selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 INFEKSI PASCA SALIN PUSKESMAS V – 17 Pengertian Semua ibu yang di hari kedua pasca salin mengalami demam (>38,5) Tujuan - Tatalaksana sesuai standar - Mengelola pasien secepat mungkin dengan mengatasi infeksi - Mencegah kematian ibu Kebijakan - Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan - Dokter



Puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan - Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan - Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas Input - Administrasi syarat rujukan - Kendaraan rujukan( Ambulance ) - Diagnostic set : Thermometer ,handscoon,tensimeter. - Infus set + Catheter iv + Cairan RL/ NaCl 0,9% - Antibiotik : Amoxycilin Ampicilin Ceftriaxone Gentamicin Metronidazole 500/8jam Proses LANGKAH : 1.



Memeriksa penderita : a. Anamnesa b. Pemeriksaan c. Mencari Sumber Infeksi : - Mastitis



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 - Infeksi Jalan Lahir - Infeksi Saluran Kencing - Infeksi lain (Infeksi Saluran Nafas Atas, Appendisitis ) 2.



Memberi pertolongan



pertama pada penderita, seperti: kompres,



antipiretik, antibiotic dan konsul dokter Puskesmas. 3.



Menyiapkan surat rujukan dan menerangkan pada keluarga bila penderita harus dirawat di Rumah Sakit



4.



Menyiapkan transportasi



5.



Mengantar/ merujuk ke Rumah Sakit dengan diantar Bidan dengan BASOKUDO



6.



Hubungi RS dengan SIJARIEMAS atau Telepon terlebih dahulu RS tempat rujukan



7.



Kasus mastitis dapat diatasi Puskesmas (beri antibiotic, pompa ASI bila ada bendungan ASI), bila belum sembuh dapat dirujuk. Bila demam > 3 hari berikan antibiotik triple drug



8.



Memberikan infus bila perlu : RL/NaCL 0,9%



Output -



Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu, ibu selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 GAWAT JANIN DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 18 Pengertian Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen sehingga terjadi hipoksia. Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila: -



Persalinan berlangsung lama,



-



Induksi persalinan dengan oksitosin (kontraksi hipertonik),



-



Terjadi perdarahan atau infeksi,



-



Insufisiensi plasenta: Post term atau pre eklampsia.



Tujuan - Mengelola pasien secepat mungkin dengan mendeteksi dan mengatasi gawat janin, - Mencegah kematian ibu dan bayi. Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan, -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa,



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan,



-



Keluarga pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu.



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan/ambulan desa



-



Cairan infus RL/NaCl 0,9%/Dextrose 5% (sesuai kebutuhan)



-



Diagnostic set : Thermometer, handscoon, tensimeter, spekulum, senter, obgyn set, doppler, sphygnomanometer, dan stetoscop).



-



Buku KIA dan status pasien



Proses LANGKAH : Memeriksa ibu untuk mencari kondisi janin, jika ada Denyut Jantung Janin (DJJ) abnormal, yaitu dengan tanda-tanda di bawah ini:  DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi,  DJJ > 180x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi,  DJJ irregular: kadang-kadang ditemukan DJJ > 180x/menit tapi



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 disertai takikardi ibu. Hal ini merupakan reaksi terhadap: - Demam pada ibu; - Obat-obatan yang menyebabkan takikardi, misalnya tokolitik; - Amnionitis. Atau dengan melihat mekonium:  Mekonium



kental



merupakan



indikasi



perlunya



percepatan



persalinan dan penanganan mekonium pada saluran nafas atas neonatus,  Mekonium yang dikeluarkan pada saat persalinan sungsang bukan merupakan tanda kegawatan kecuali bila dikeluarkan pada awal persalinan. Tata Laksana 1. Posisikan ibu berbaring miring ke kiri, 2. Berikan O2, 3. Stabilisasi kondisi pasien sesuai dengan penyebabnya, 4. Rujuk Pasien ke Puskesmas PONED, 5. Menyiapkan surat rujukan dan menerangkan pada keluarga bahwa penderita harus dirawat di Puskesmas PONED/ RS PONEK, 6. Menyiapkan transportasi dan Admnistrasi lain, 7. Mengantar/ merujuk ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO, 8. Hubungi RS dengan SIJARIEMAS atau Telepon terlebih dahulu RS tempat rujukan, 9. Memberikan infus bila perlu : RL/NaCL 0,9%. Output -



Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu, ibu selamat dan bayi sehat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 GAWAT JANIN PUSKESMAS V – 19 Pengertian Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima cukup oksigen sehingga terjadi hipoksia. Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila: -



Persalinan berlangsung lama,



-



Induksi persalinan dengan oksitosin (kontraksi hipertonik),



-



Terjadi perdarahan atau infeksi,



-



Insufisiensi plasenta: Post term atau pre eklampsia.



Tujuan - Mengelola pasien secepat mungkin dengan mendeteksi dan mengatasi gawat janin, - Mencegah kematian ibu dan bayi. Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan, -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa,



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan,



-



Keluarga pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan ibu.



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan/ambulan desa



-



Cairan infus RL/NaCl 0,9%/Dextrose 5% (sesuai kebutuhan)



-



Diagnostic set : Thermometer, handscoon, tensimeter, spekulum, senter, obgyn set, doppler, sphygnomanometer, dan stetoscop).



-



Buku KIA dan status pasien



Proses LANGKAH : Memeriksa ibu untuk mencari kondisi janin, jika ada Denyut Jantung Janin (DJJ) abnormal, yaitu dengan tanda-tanda di bawah ini:  DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi,  DJJ > 180x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi,  DJJ irregular: kadang-kadang ditemukan DJJ > 180x/menit tapi



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 disertai takikardi ibu. Hal ini merupakan reaksi terhadap: - Demam pada ibu; - Obat-obatan yang menyebabkan takikardi, misalnya tokolitik; - Amnionitis. Atau dengan melihat mekonium:  Mekonium



kental



merupakan



indikasi



perlunya



percepatan



persalinan dan penanganan mekonium pada saluran nafas atas neonatus,  Mekonium yang dikeluarkan pada saat persalinan sungsang bukan merupakan tanda kegawatan kecuali bila dikeluarkan pada awal persalinan. Tata Laksana 1.



Jika sebab ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan), mulailah penanganan yang sesuai,



2.



Bila sedang dalam infus oksitosin: segera hentikan infus,



3.



Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan DJJ tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin: - Jika terdapat perdarahan dengan nyeri hilang timbul atau menetap, pikirkan kemungkinan Solutio Plasenta, - Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan antibiotika untuk amnionitis, - Jika tali pusat terletak di bagian bawah janin atau dalam vagina, lakukan penanganan prolaps tali pusat



4.



Posisikan ibu berbaring miring ke kiri,



5.



Berikan O2,



6.



Jika DJJ tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lainnya (mekonium kental pada cairan amnion) rencanakan persalinan dengan



ekstraksi



vakum



dengan



terlebih



dahulu



melakukan



konsultasi kolaboratif antara bidan puskesmas, dokter puskesmas dan spesialis obgyne di Rumah Sakit. Syarat Vakum Ekstraksi: Kepala sudah di Hodge 4. 7.



Siapkan segera resusitasi neonatus,



8.



Jika berdasarkan konsultasi kolaboratif dengan Spesialis Obgyne di Rumah Sakit menyarankan agar pasien dirujuk, maka segera rujuk pasien.



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 9.



Siapkan surat rujukan dan menerangkan pada keluarga bahwa penderita harus dirawat di Puskesmas PONED/ RS PONEK,



10. Menyiapkan transportasi dan Admnistrasi lain, 11. Mengantar/ merujuk ke Rumah Sakit dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO, 12. Hubungi RS dengan SIJARIEMAS atau Telepon terlebih dahulu RS tempat rujukan, 13. Pasien dirujuk dalam keadaan Stabil. Output -



Pasien rujukan dapat ditangani sesuai SPO



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu, ibu selamat dan bayi sehat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



NEONATAL



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 SYNDROMA GANGGUAN PERNAFASAN PADA BAYI DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 20 Pengertian Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea,frekwensi pernafasan yang lebih dari 60x /menit,adanya sianosis,adanya rintihan bayi saat ekspirasi



serta



merupakan



penyakit



membran



hialin,dimana



terjadi



perubahan komponen surfaktan pulmoner ,komponen ini merupakan zat aktif pada alveoli yang dapat mencegah kolapsnya paru. Tujuan - Mencegah penyulit/ komplikasi - Menekan angka kematian bayi - Mendeteksi dini dan segera rujuk Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan bayi



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Stetoskop + Thermometer



-



Buku register pasien dan buku KIA



-



Timer



Proses LANGKAH : 1. Bidan/ Tenaga kesehatan memeriksa keadaan umum pasien Bunyi Jantung Anak, suhu, Pernafasan, warna kulit, merintih/ tidak, retraksi antar iga dan epigastrik 2. Bidan/ Tenaga kesehatan sambil memeriksa mengatur posisi bayi sedikit extensi agar aliran udara lancar 3. Bidan/



Tenaga



kesehatan



mengobservasi



tanda-tanda



vital,



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 mempertahankan suhu tubuh optimal bayi (370C)



4. Bidan/ Tenaga kesehatan memberitahu keluarga untuk dirujuk ke RS dengan persiapan pra rujukan di Puskesmas 5. Bidan/ Tenaga kesehatan untuk menyiapkan surat rujukan disertai data-datanya yang lengkap (persyaratan adm rujukan) 6. Bidan/ Tenaga kesehatan mencatat semua kegiatan dalam buku register dan rujukan pasien dan buku KIA 7. Bidan/ Tenaga kesehatan mendampingi pasien ke tempat rujukan dengan stabilisasi pasien selama perjalanan Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



SYNDROMA PERNAFASAN PADA BAYI PUSKESMAS V – 21 Pengertian Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea,frekwensi pernafasan yang lebih dari 60x/mnt,adanya sianosis,adanya rintihan bayi saat ekspirasi,serta



merupakan



penyakit



membran



hialin



dimana



terjadi



perubahan komponen sulfaktan pulmoner,komponen ini merupakan zat aktif pada alveoli yang dapat mencegah colapsnya paru. Tujuan Menyelamatkan Pasien dengan mencegah Penyulit/ Komplikasi Kebijakan - Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan - Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan - Bidan Puskesmas dan perawat sebagai pendamping utama rujukan tingkat Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan - Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas Input 1. Administrasi syarat rujukan 2. Kendaraan rujukan 3. Oksigen + masker kanul 4. Stetoskop + Thermometer + Arloji/ Stopwatch 5. Infus set Mikrodrip + IV Catheter + Dextrose 10% 6. Buku register pasien dan buku KIA 7. Pulse oksimetri bila ada 8. C-Pap bila ada 9. Ambubag neonatus 10. Timbangan bayi



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



Proses LANGKAH : 1. Petugas Puskesmas memeriksa keadaan umum pasien, mengukur Vital sign & Obs. KU bayi, konsul dokter Puskesmas dan mengusahakan aliran jalan nafas tetap lancar (posisi) 2.



Petugas Puskesmas memberi dengan kanul oksigen 0,5-1 liter/ menit atau menggunakan c-pap sesuai dengan saturasi



3.



Petugas Puskesmas melanjutkan memasang infus Dextrose 10%, tetesannya sesuai kebutuhan



4.



Petugas Puskesmas memberitahu keluarga untuk dirujuk ke RS PONEK dan meminta inform concent



5.



Petugas Puskesmas membuat Surat Rujukan disertai data-datanya yang lengkap (persyaratan admninistrasi rujukan) dan mencatat kegiatan dalam buku registrasi dan buku rujukan pasien serta buku KIA



6.



Petugas



Puskesmas



menelepon



RS



Rujukan



untuk



persiapan



penatalaksanaan pasien dan mendampingi pasien ke tempat rujukan sampai dengan serah terima pasien dan meyakinkan admnistrasi pasien telah lengkap/ selesai. Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PERAWATAN BBLR 2000 – 2500 GR DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 22 Pengertian Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr tanpa memandang masa gestasi. Tujuan - Meningkatkan



keterampilan/pengetahuan



Bidan



Desa



untuk



dapat



memberi pengertian kepada ibu melahirkan - Agar bayi yang baru lahir selamat Kebijakan - Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan - Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa - Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan - Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan bayi Input - Administrasi syarat rujukan - Kendaraan rujukan - Lampu sorot 60 watt - Buku register pasien dan buku KIA - Timbangan bayi - Selimut+topi bayi - Stetoscop+termometer Proses LANGKAH : 1. Bidan melaksanakan pengawasan : a. Keadaan umum bayi b. Suhu bayi c. Nadi d. Pernafasan



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 2. Bidan memotivasi ibunya untuk memberikan ASI sesering mungkin 3. Bidan mempertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat dengan : a. Menyelimuti tubuh bayi b. Melaksanakan Perawatan Metode Kangguru c. Memakai lampu sorot 60 watt jarak ± 60cm 4. Memberi informasi kepada keluarga bahwa bayi akan rujukan ke Puskesmas PONED Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PERAWATAN BBLR 2000-2500 GR PUSKESMAS V – 23 Pengertian Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr tanpa memandang masa gestasi. Tujuan -



Meningkatkan keterampilan/ pengetahuan Bidan Desa/Bidan Puskesmas untuk dapat memberi pengertian kepada ibu melahirkan



-



Agar bayi yang baru lahir selamat



Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Dokter



Puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan -



Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan/ambulan rujukan



-



Timbangan bayi



-



GDS test



-



Lampu sorot 60 watt



-



Buku register pasien dan buku KIA



-



Inkubator bila ada



-



Selimut +topi bayi



-



Infant warmer



-



Infus set micro+IV cath no 26+ Dextrose 10%



Proses LANGKAH :



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 1. Letakkan bayi pada infant warmer 2. Bidan melaksanakan pengawasan : a. KU bayi b. Suhu bayi c. Nadi d. Pernafasan 3. Bidan mempertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat dengan: a. Memakai metode kanguru/ PMK b. Bayi disimpan kedalam inkubator c. Memakai lampu sorot 60 watt jarak ± 60cm 4. Bidan memotivasi ibunya untuk memberikan ASI sesering mungkin, yang perlu diperhatikan : i. Periksakan kadar gula darah bayi ii. Pertahankan kadar gula darah bayi >50mg/dl 5. Apabila BBLR ditemukan dengan komplikasi segera dirujuk ke RS PONEK Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PENANGANAN BBLR 1000 – 2000 GR DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 24 Pengertian Bayi dengan berat badan lahir 1000gr - 2000gr tanpa memandang masa gestasi. Tujuan - Bayi dapat tertolong (tetap hidup) - Rujukan cepat dan tepat Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan bayi



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Buku register pasien dan buku KIA



-



Timbangan bayi



-



Lampu sorot 60 watt



-



Termometer



-



Selimut+topi



Proses LANGKAH : 1. Bidan mempertahankan suhu tubuh bayi dengan metode KANGURU atau dengan di bungkus plastik transparan atau selimut 2. Bidan memberitahu keluarga bayi harus dirujuk ke Rumah Sakit PONEK dan akibat bila tertunda 3. Bidan menyiapkan surat rujukan dan administrasi yang diperlukan



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 4. Mempersiapkan transportasi/ Ambulance desa 5. Telephone terlebih dahulu Puskesmas Poned/ RS tempat rujukan 6. Bidan mendampingi rujukan ke Rumah Sakit sampai ke ruang perinatal dengan GUNAKAN PEDOMAN BASOKUDO Output - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PERAWATAN BBLR 1000-2000 GR PUSKESMAS V – 25 Pengertian Bayi dengan berat badan lahir 1000gr - 2000gr tanpa memandang masa gestasi. Tujuan - Meningkatakan keterampilan dan pengetahuan Bidan Desa/ Puskesmas supaya dapat memberi pengertian kepada ibu/keluarga yang melahirkan - Bayi dapat tertolong Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Dokter



Puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan -



Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Timbangan bayi



-



Termometer



-



Glukometer



-



Selimut bayi+topi



-



oksigen



-



Buku register pasien dan buku KIA



-



DST (Decission Support Tool)



Proses



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 LANGKAH : 1. Bidan mempertahankan suhu tubuh bayi dengan : i. Infant warmer ii. Perawatan Metode kangguru iii. Di bungkus plastik 2. Bidan memberikan O2 bila ada dan diperlukan 3. Bila memungkinkan periksa gula darah sewaktu dan pertahankan kadar gula darah >50 mg/dl 4. Bidan memberitahu keluarga bayi harus dirujuk ke Rumah Sakit 5. Bidan menyiapkan surat rujukan 6. Bidan mempersiapkan transportasi 7. Telephone terlebih dahulu Puskesmas PONED/ RS tempat rujukan 8. Bidan mendampingi rujukan ke Rumah Sakit sampai ke ruang perinatal Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PENANGANAN ASFIKSIA DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 26 Pengertian Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur. Tujuan - Pasien dapat ditangani dengan tepat - Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup pasien - Pasien tidak terlambat dirujuk Kebijakan -



Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas Kabupaten Serang dilaksanakan



-



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga Pendamping adalah penanggungjawab utama keselamatan bayi



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Suction dele



-



Ambu bag set bayi



-



Selimut bayi+ topi bayi



-



Buku register pasien dan buku KIA



Proses LANGKAH : 1. Jelaskan pada ibu/ keluarga tentang keadaan bayi 2. Tempatkan bayi baru lahir dengan posisi telentang pada permukaan yang bersih, kering dan keras Posisikan kepala bayi sehingga leher sedikit extensi, keringkan bayi, hisap lendir dimulut dan kemudian



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 hidung bila perlu beri rangsang taktil 3.



Bungkus bayi dengan cepat/ menyelimutinya kecuali bagian atas dada dan muka 4. Bila nafas bayi megap – megap lakukan resusitasi lebih lanjut 5. Persiapkan untuk rujukan ke Puskesmas PONED Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 PENANGANAN ASFIKSIA PUSKESMAS V – 27 Pengertian Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur. Tujuan -



Pasien dapat ditangani dengan baik



-



Untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi secara utuh dan menekan gejala sisa dikemudian hari



-



Pasien tidak terlambat dirujuk



Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan dan tata laksana tingkat Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan



-



Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Meja resusitasi



-



Suction Bayi/ deele



-



Kain kering



-



Ambu bag set bayi



-



O2



-



Buku register pasien dan buku KIA



-



C-PAP (bila ada)



-



Pulse oksimetri (bila ada)



-



Infus set + catheter Iv no.26+ dekstrose 10%



Proses LANGKAH : 1. Jelaskan pada ibu/ keluarga tentang keadaan bayi



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 2. Letakan bayi pada tempat hangat kering dengan posisi semi ekstensi 3. Bebaskan jalan nafas, bila perlu hisap lendir dari mulut dan hidung 4. Keringkan bayi dengan kain kering bila perlu beri rangsang taktil (point 3 dan 4 dikerjakan simultan) 5. Bila bayi masih terlihat megap-megap lakukan Ventilasi Tekanan Positif sesuai protap 6. Jika asfiksia teratasi lakukan asuhan bayi pasca resusitasi sesuai protap PONED 7. Jika resusitasi tidak berhasil bayi segera dirujuk ke RS PONEK 8. Persiapan rujukan mulai dari surat rujukan dan hubungi RS rujukan 9. Mengantar pasien sampai RS rujukan dengan mencegah terjadinya Hipotermia 10. Untuk lebih jelasnya, lihat kembali Lampiran 4: Alur Resusitasi Terbaru IDAI 2014. Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 TETANUS NEONATORUM DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V – 28 Pengertian Merupakan suatu penyakit akut yang dapat dicegah namun dapat berakibat fatal yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kuman clostridium tetani gram positif, dimana kuman ini mengeluarkan toksin yang dapat menyerang susunan syaraf pusat. Tujuan - Mempercepat proses rujukan Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat desa



-



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga Pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan bayi



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Buku register pasien dan buku KIA



-



Kassa steril dan cairan anti septik



Proses LANGKAH : 1. Segera



setelah



menemukan



gejala



Tetanus



Neonatorum



lakukan



anamnesa dan pemeriksaan untuk dirujuk ke Puskesmas 2. Menginformasikan kepada keluarga pasien bahwa untuk keselamatan bayi harus segera dirujuk ke RS 3. Mempersiapkan tindak lanjut pra rujukan : 1. Mengatasi gejala Tetanus Neonatorum dengan menghindarkan bayi dari rangsangan (cahaya, suara, sentuhan), menjaga posisi jalan nafas 2. Merawat tali pusat : membersihkan tali pusat dengan cairan anti septik dan membungkus tali pusat dengan kassa steril 3. Menjaga saluran nafas tetap bebas dengan menghisap lendir saluran



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 nafas 4. Mempersiapkan surat-surat rujukan untuk di rujuk ke Rumah Sakit dan Komunikasi



dengan



Puskesmas



untuk



ADM



rujukan



dengan



melaksanakan rujukan sesuai standar Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



TETANUS NEONATORUM PUSKESMAS V – 29 Pengertian Merupakan suatu penyakit akut yang dapat dicegah namun dapat berakibat fatal yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kuman clostridium tetani gram positip,dimana kuman ini mengeluarkan toksin yang dapat menyerang susunan syaraf pusat. Tujuan 1. Mengatasi gawat darurat 2. Mempercepat proses rujukan Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Dokter



Puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan -



Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan/ambulan rujukan



-



Infus set Mikrodrip + IV Catheter No. 26



-



Diazepam



-



O2



-



Diagnostic set



-



Buku register pasien dan buku KIA



Proses LANGKAH : 1.



Perawat dan dokter Puskesmas mengatasi keadaan gawat darurat (beri oksigen, membebaskan jalan nafas, memberi infus cairan 4 : 1)



2.



Bila kejang beri Diazepam 0,1 – 0,2 Mg/KgBB via IM atau per rectal,



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 jika pasien telah terpasang infus berikan IV 3.



Perawat/ Bidan melakukan perawatan tali pusat



4.



Perawat/ Bidan mempersiapkan surat rujukan



5.



Telephone terlebih dahulu RS tempat rujukan



6.



Perawat/ Bidan mengantar pasien sampai Rumah Sakit dan mengikuti tindak lanjut



Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



TRAUMA JALAN LAHIR PADA BAYI PUSKESMAS V - 30 Pengertian Jejas atau kelainan yang diderita oleh bayi akibat tekanan atau proses lahirnya bayi Tujuan 1. Menangani Trauma 2. Mencegah dan menghentikan perdarahan 3. Mencegah Infeksi 4. Mencegah gangguan pernafasan 5. Mencegah kematian dan cacat Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Dokter



Puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan -



Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan -



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas



Input -



Administrasi syarat rujukan



-



Kendaraan rujukan



-



Glukose 5% atau 10%



-



Infus set Mikrodrip + IV Catheter no. 26



-



O2



-



Stetoskop + Thermometer + Arloji/ stopwatch



-



Ambubag set bayi



-



Buku register pasien dan buku KIA



Proses LANGKAH : 1. Untuk kasus ringan Puskesmas melaksanakan perawatan dengan cara bayi diistirahatkan 2. Untuk kasus sedang



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 a. Puskesmas melaksanakan posisi fisiologis b. Merujuk pasien ke RSU untuk therapy dan tindakan lebih lanjut 3. Untuk kasus berat a. Petugas Puskesmas melakukan pemeriksaan : Tanda-tanda vital, Keadaan umum, adanya fraktur humerus, femur dan clavikula b. Petugas Puskesmas melakukan pemasangan infus Glukose 5% atau 10% mikrodrip sesuai kebutuhan c. Petugas



Puskesmas



memberikan



O2



1-2



liter/



jam



serta



mempertahankan suhu tubuh dengan dengan memasang selimut yang hangat dan tebal d. Petugas Puskesmas menjaga kelancaran jalan nafas dan membawa alat resusitasi apabila dibutuhkan e. Petugas



Puskesmas



mencatat



kasus



dibuku



register



dan



mempersiapkan surat rujukan ke RS f. Menghubungi RS dengan SIJARIEMAS atau per telepon tempat rujukan dan merujuk pasien ke RS g. Petugas



Puskesmas



mendampingi



pasien



sampai



ke



RS



dan



memberikan konseling terhadap keluarga tentang prognose dan tindakan apa yang akan dilakukan CATATAN : Yang termasuk kasus ringan : 1. Kaput Seccundenum 2. Cepal Haematom 3. Malvage Yang termasuk kasus sedang : 1. Paralise brahialise tanpa sesak 2. Diagfraghma paralise tanpa sesak Yang termasuk kasus berat : 1. Perdarahan otak dengan tanda-tanda : kesadaran menurun, bayi makin lama makin pucat, ubun-ubun besar menonjol 2. Paralise dengan sesak nafas Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



HIPOGLIKEMIA PUSKESMAS V - 31 Pengertian Keadaan hasil pengukuran kadar Glukosa darah kurang dari 45 mg/dl Tujuan -



Pasien dapat ditangani dengan baik



-



Pasien tidak terlambat dirujuk



Kebijakan -



Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas Kabupaten Serang dilaksanakan



-



Dokter sebagai penanggung jawab rujukan tingkat puskesmas



-



Bidan



puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



puskesmas -



Kader adalah pendamping utama bidan dalam pelaksanaan rujukan



-



Keluarga pendamping adalah penanggung jawab utama keselamatan bayi



Input 1. Administrasi syarat rujukan 2. Ambulan puskesmas 3. Glukometer 4. Infus set mikro + IV cath no. 26 + Dextrose 10 % 5. Buku register pasien dan buku KIA 6. Spuit 10 cc 7. Needle 26



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 Proses 1. Jelaskan pada ibu / keluarga tentang keadaan bayi (Inform Consent) 2. Letakkan bayi pada tempat hangat dan kering 3. Jika dicurigai bayi hipoglikemia, seperti BBLR, Bayi Prematur, Bayi Besar, Asfiksia, Hipotermia, Hipertemia, Ibu dengan Riwayat Diabetes Melitus, dilakukan pemeriksaan kadar gula darah bayi. 4. Jika kadar gula darah bayi < 45 mg/dl, berikan Dextrose 10 % 2 cc/kg BB secara IV bolus. Selanjutnya berikan infus Dexttrosa 10 % sesuai kebutuhan. Lalu cek kadar gula darah 1 jam kemudian. Bila kadar gula masih kurang dari 45 mg/dl bolus dextrosa 10 % 2 CC/KgBB. Cek gula darah per 3 jam. 5. Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusui, berikan ASI perah. 6. Jika kadar gula darah bayi tetap rendah setelah 3x pemeriksaan dipersiapkan rujukan ke RS PONEK. Output -



Pasien dapat ditangani sesuai standar



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



MENCEGAH HIPOTERMI DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V - 32 Pengertian Suhu tubuh kurang dari 36.50C pada pengukuran suhu melalui ketiak Tujuan -



Memperbaiki keadaan umum, mencegah dan mengatasi hipotermi



-



Memelihara sirkulasi tubuh



Kebijakan - Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan - Dokter



Puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



utama



rujukan



tingkat



Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan - Bidan



Puskesmas



sebagai



pendamping



Puskesmas sampai dengan tempat rujukan denga n pelaksanaan rujukan - Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas Input 1. Administrasi syarat rujukan 2. Kendaraan rujukan/ ambulance desa 3. Alat-alat pemeriksaan fisik (termometer) 4. Selimut bayi dan topi bayi 5. Lampu sorot 60 watt 6. Buku KIA & Status Pasien Proses



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 LANGKAH : 1. Pastikan bayi aman dan nyaman terlindungi dari kondisi konveksi, radiasi, konduksi dan evaporasi 2. Rawat bayi diruangan yang hangat (tidak kurang dari 25oC dan bebas dari aliran angin 3. Bidan desa mempertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat dengan : 7. Metoda Perawatan Metode Kangguru 8. Lampu penghangat (lampu sorot) 60 watt dengan jarak 60cm 4. Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering 5. Observasi ketat suhu bayi selama 1 jam sampai suhu normal 6. Bila dalam waktu dari 1 jam suhu tubuh masih dibawah 36, 5oC Rujuk ke Puskesmas PONED Output -



Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar



-



Pasien sampai ditempat rujukan tepat waktu dan selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



MENCEGAH HIPOTERMI PUSKESMAS V - 33 Pengertian Suhu tubuh kurang dari 36.50C pada pengukuran suhu melalui ketiak Tujuan -



Memperbaiki keadaan umum, mencegah dan mengatasi hipotermi



-



Memelihara sirkulasi tubuh



Kebijakan - Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan - Dokter Puskesmas sebagai penanggung jawab rujukan tingkat Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan - Bidan Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat Puskesmas sampai dengan tempat rujukan dengan pelaksanaan rujukan - Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas Input 1. Administrasi syarat rujukan 2. Ambulance 3. Termometer 4. Selimut bayi dan topi bayi 5. Lampu sorot 60 watt 6. Buku KIA & Status Pasien 7. Inkubator Proses LANGKAH : 1. Pastikan bayi aman dan nyaman terlindungi dari kondisi konveksi,radiasi,konduksi dan evaporasi



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 2. Rawat bayi diruangan yang hangat (tidak kurang 25oC dan bebas dari aliran angin) 3. Mempertahankan suhu tubuh bayi supaya tetap hangat dengan Infant warmer / lampu penghangat bila tidak terdapat inkubator 4. Bayi diletakan di Inkubator dengan suhu 37.5oC , observasi selama 4 jam 5. Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering , pemberian ASI dibantu oleh perawat atau bidan jaga 6. Observasi ketat suhu bayi setiap 30 menit (kenaikan diharapkan 0.5 oC)



7. Bila dalam waktu lebih dari 4 jam suhu tubuh masih dibawah 36, 5oC dan terlihat tanda-tanda sepsis Rujuk ke RS PONEK Output -



Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar



-



Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



INFEKSI PADA NEONATUS DIDESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V - 34 Pengertian Sindroma klinik dari penyakit sistemik akibat infeksi selama 1 bulan pertama kehidupan. yang di sebabkan oleh Bakteri, virus, jamur dan protozoa dapat menyebabkan sepsis bagi bayi baru lahir Tujuan 1. Melakukan stabilisasi sesuai dengan kompetensi 2. Merencanakan rujukan sesuai dengan peraturan yang berlaku 3. Melakukan rujukan dengan segera Kebijakan -



Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas Kabupaten Serang



-



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan tingkat Desa dengan pelaksanaan pra rujukan



Input 1. Administrasi syarat rujukan 2. Kendaraan rujukan 3. Stetoskop + Thermometer + Arloji/ stopwatch 4. Ambubag set bayi 5. Buku register pasien dan buku KIA



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 Proses LANGKAH : 1. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik 2. Kenali factor resiko pada ibu seperti : a. Demam intra partum > 38 C b. Ketuban Pecah dini > 18 jam c. Infeksi saluran kemih 3. Kenali faktor resiko pada bayi: a.



Kelahiran kurang bulan



b.



Asfiksia



c.



Bayi yang minum susu formula



4. Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan dan resusitasi 5. Lakukan langkah awal: Jaga kehangatan, Atur posisi, Isap lendir, Keringkan dan Rangsang taktil, Atur posisi kembali/reposisi dan Nilai kembali (JAIKAN) 6. Nilai: a. Suhu tubuh 36,5 – 37,5 0 C b. Pernafasan bayi (frekuensi antara 40 sampai 60 kali per menit) c. Denyut jantung (frekuensi antara 100 sampai 160 kali per menit) d. Tonus otot aktif e. Warna kulit kemerahan 7. Jika pada penilaian didapatkan salah satu atau lebih tanda-tanda: a. Bayi tidak bernafas atau megap-megap (frekuensi pernapasan < 40x/menit) b. Denyut jantung frekuensi < 100 per menit) c. Tonus otot tidak aktif d. Warna kulit kebiruan (sianosis) Lakukan resusitasi : 1. Berikan VTP (ventilasi tekanan positif) bila bayi tidak bernafas atau megap-megap dan atau denyut jantung 60 x per menit) atau napas lambat (37,5 C) atau teraba dingin (suhu aksila 38 C b. Ketuban Pecah dini > 18 jam c. Infeksi saluran kemih d. Kenali factor resiko pada bayi: -



Kelahiran kurang bulan



-



Asfiksia



-



Bayi yang minum susu formula



3. Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan 4. Jika pada penilaian didapatkan salah satu atau lebih tanda-tanda asfiksia lakukan protap penatalaksanaan bayi asfiksia. 5. Berikan vitamin K1 (Phytomenadion) dosis 1 mg IM di antero lateral paha kiri ( Bila belum diberikan ) 6. Berikan salep/tetes mata antibiotik pada kedua mata ( Bila blm diberikan ) 7. Berikan imunisasi Hepatitis B 0,5 cc IM di antero lateral paha kanan jika berat badan bayi > 2000 gram ( Bila belum diberikan ) 8. Motivasi ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin 9. Lakukan pemantauan tanda bahaya: a. Tidak mau minum atau memuntahkan kembali b. Bergerak hanya jika dirangsang c. Kejang d. Napas cepat (>60 x per menit) atau napas lambat (36,50C) atau teraba dingin (suhu aksila 2000 gram dan 80 cc/kgBB per hari pada bayi dengan berat < 2000 gram. 11. Berikan antibiotik lini pertama : - Ampicillin 100 mg/kgBB/dosis IV, diberikan:  2 x sehari pada bayi yang berumur < 7 hari  3 x sehari pada bayi yang berumur > 7 hari - Gentamisin 5 mg/kgBB/dosis IV dengan interval :  Berat badan < 1200 gram: o Usia < 7 hari setiap 48 jam o Usia 8-30 hari setiap 36 jam o Usia > 30 hari setiap 24 jam  Berat badan > 1200 gram: o Usia < 7 hari setiap 36 jam o Usia > 7 hari setiap 24 jam - Jika antibiotik lini pertama tidak tersedia berikan Ceftriakson 50 mg/kgBB/dosis IV setiap 24 jam - Pantau keadaan umum, tanda vital, toleransi minum, BAB dan BAK - Lakukan pemeriksaan laboratorium (bila tersedia di puskesmas) darah rutin (Hb, Leukosit, Hematokrit, Trombosit, hitung jenis, dan gula darah). - Bila hasil laboratorium normal maka antibotika dilanjutan sampai 3 hari, lakukan penilaian klinis, bila klinis baik antibiotika dihentikan dan pasien dapat dipulangkan. - Bila hasil laboratorium terdapat leukositosis (leukosit > 25.000/ul) dan hitung jenis segmenter (Netrofil Segmen > 60%), antibiotika dilanjutkan sampai 3 hari. Lakukan penilaian klinis dan laboratorium ulang:  Bila klinis dan laboratorium normal maka antibiotika dihentikan dan pasien dapat dipulangkan.  Bila klinis dan atau laboratorium abnormal, maka pasien dirujuk segera ke Rumah Sakit diawali komunikasi dengan



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 menggunakan SIJARIEMAS, sesuai BASOKUDO 16. Jelaskan kepada keluarga tentang keadaan bayi 17. Catat semua kegiatan dalam buku register, buku KIA dan status bayi 18. Petugas perujuk mengikuti perkembangan bayi selama di Rumah Sakit Output - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu dan bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



KEJANG PADA NEONATUS NON TETANUS DI DESA SIAGA DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) V - 36 Pengertian Kejang yang timbul pada masa neonatus 0 - 28 hari sesudah lahir Tujuan 1. Menangani pasien secepat mungkin 2. Mencegah kematian neonatus Kebijakan -



Kebijakan sistem rujukan maternal neonatal terpadu Puskesmas Kabupaten Serang dilaksanakan



-



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas



Input 1. Administrasi syarat rujukan 2. Kendaraan rujukan / ambulance 3. Stetoskop + Thermometer + Arloji/ stopwatch 4. Ambubag set bayi 5. Buku register pasien dan buku KIA 6. Selimut bayi Proses LANGKAH : 1. Jelaskan pada keluarga tentang keadan bayi 2. Bebaskan Jalan Nafas dengan posisi Semi extensi 3. Menjaga kehangatan bayi 4. Menyiapkan rujukan 5. Menghubungi dengan SIJARIEMAS atau telepon Puskesmas rujukan 6. Petugas merujuk pasien ke Puskesmas PONED 7. Petugas mendampingi pasien ke puskesmas PONED Output - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Bayi selamat



tempat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



KEJANG PADA NEONATUS NON TETANUS DI PUSKESMAS V - 37 Pengertian Kejang yang timbul pada masa neonatus 0 - 28 hari sesudah lahir Tujuan 1. Menangani pasien secepat mungkin 2. Mencegah kematian neonatus Kebijakan -



Kebijakan



sistem



rujukan



maternal



neonatal



terpadu



Puskesmas



Kabupaten Serang dilaksanakan -



Dokter



Puskesmas



sebagai



penanggung



jawab



rujukan



tingkat



Puskesmas dengan pelaksanaan pra rujukan -



Bidan / Perawat Puskesmas sebagai pendamping utama rujukan tingkat Puskesmas sampai dengan tempat rujukan denga n pelaksanaan rujukan



-



Bidan Desa sebagai penanggung jawab rujukan desa dan pra Puskesmas



Input 1. Administrasi syarat rujukan 2. Kendaraan rujukan 3. Glukose 5% atau 10% 4. Infus set Mikrodrip + IV Catheter No.26 5. O2 6. Stetoskop + Thermometer + Arloji/ stopwatch 7. Ambubag set bayi 8. Buku register pasien dan buku KIA 9. Obat-Obatan : fenobarbital Proses LANGKAH : 1. Jelaskan pada keluarga tentang keadan bayi dan informed concent 2. Tempatkan bayi dengan posisi telentang pada permukaan yang bersih, kering dan keras ( meja resusitasi) 3. Bebaskan Jalan Nafas dengan posisi semi extensi



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 4. Pasang Oksigen 1 liter / menit 5. Pasang infus Glucose 5 % / 10 % sesuai kebutuhan 6. Atasi kejang dengan memberikan Fenobarbital 20 mg / kg BB IV (diencerkan 10 x) dalam 15 menit 7. Bila kejang berlanjut, beri fenobarbital 10 mg / Kg BB IV 8. Bila kejang masih berlanjut, dapat diberikan fenobarbital 1 kali lagi 9. Bila kejang teratasi, lakukan perawatan pasca resusitasi. 10. Bila kejang masih belum dapat diatasi,lakukan persiapan rujukan ke RS / persiapan rujukan 11. Menghubungi dengan SIJARIEMAS atau telepon RS tempat rujukan 12. Petugas merujuk pasien ke RS PONEK 13. Petugas mendampingi pasien ke RS PONEK Output - Pasien rujukan sampai ditempat rujukan tepat waktu - Pasien rujukan dapat ditangani sesuai standar - Bayi selamat



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PROSES PENGADAAN DAN PENGOLAHAN DARAH OLEH PMI I. BAGAN ALUR PENGADAAN DARAH UNTUK RUMAH SAKIT / PUSKESMAS / KLINIK / KLINIK BERSALIN



-



Permintaan Darah dari Dokter: Isi lengkap form permintaan darah (Diagnosa jangan terlewat) Ditandatangani Dokter Membawa sampel darah pasien ± 3 cc Kirim ke UDD PMI



STOK DARAH ADA -



STOK DARAH KOSONG



PROSES Dilakukan Proses:  Uji Saring  Uji Cocok Serasi  Ditunggu 1 – 2 Jam (Kecuali Pasien CITO/gawat)



  







DARAH SIAP Diinformasikan Dikeluarkan Diserahkan ke petugas/tenaga kesehatan



PENGIRIMAN Dikirim ke RS/Puskesmas/Klinik



 



  



SELEKSI DONOR Calon donor memenuhi syarat Donor Darah Lulus seleksi Donor Darah Pengambilan Darah



PROSES Dilakukan Proses:  Uji Saring  Uji Cocok Serasi  Ditunggu 1 – 2 Jam (Kecuali Pasien CITO/gawat)



  



 PROSES TRANSFUSI KE PASIEN



DINFORMASIKAN Diinformasikan ke Pasien Cari Donor



DARAH SIAP Diinformasikan Dikeluarkan Diserahkan ke petugas/tenaga kesehatan



PENGIRIMAN Dikirim ke RS/Puskesmas/Klinik



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015



PENJELASAN: a. Proses Pengadaan Darah Calon Donor: - Mengisi formulir donor - Diperiksa golongan darah (untuk yang belum tahu) - Diperiksa fisiknya - Periksa tensi darah - Pemeriksaan HB b. Syarat Menjadi Donor Darah Donor harus berada dalam kondisi yang sehat agar kegiatan Donasi ini tidak menyebabkan calon donor sakit atau tidak sehat, adapun syarat menjadi Donor Darah adalah: - Umur 17-60 tahun - Berat badan > 45 Kg - Tekanan darah:  Sistolik : 110 – 150 mmHg  Diastolik : 70 – 90 mmHg - Nadi 50 – 100/Menit - HB ≥ 12,5 gr% - Tidak sedang haid, hamil atau menyusui - Tidak mendapat tranfusi dalam waktu 6 Bulan yang lalu - Tidak sedang demam atau setelah vaksinasi - Pecandu alkohol dan Narkotika - Tidak sedang mengkonsumsi Obat - Kulit lengan tempat penyadapan harus sehat tidak ada kelainan - Tidak mengidap penyakit TBC Aktif, Epilepsi, pendarahan, HIV/AIDS, Sifilis, Hepatitis B & C - Proses Uji Saring c. Hasil Pemeriksaan Reaktif: -



Darah diamankan Tidak dapat dipakai Dibuang dengan jalan dibakar Pemeriksaan lanjutan ke UDD Pusat Jakarta



d. Pembiayaan:



Non Reaktif: - Darah disimpan - Dapat dipakai - Dilakukan ke proses uji cocok serasi



1. Harga 1 kantong darah ditetapkan sesuai dengan Keputusan dari PMI Pusat yang besarannya ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan;



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PELAYANAN PUSKESMAS TAHUN 2015 2. Pasien BPJS: Biaya penggantian per 1 kantong darah sudah termasuk di dalam INACBGs; 3. Pasien Umum: Dibebankan kepada fasilitas yang mengajukan permohonan darah



II. BAGAN ALUR PENGADAAN DARAH UNTUK RUMAH SAKIT DENGAN BANK DARAH (BDRS) -



Permintaan Darah dari Dokter: Isi lengkap form permintaan darah (Diagnosa jangan terlewat) Ditandatangani Dokter Membawa sampel darah pasien ± 3 cc Kirim ke UDD PMI



BDRS (BANK DARAH RUMAH SAKIT) -



STOK DARAH ADA -



STOK DARAH KOSONG



PROSES Dilakukan Proses:  Uji Saring  Uji Cocok Serasi  Ditunggu 1 – 2 Jam (Kecuali Pasien CITO/gawat)



  



DARAH SIAP Diinformasikan Dikeluarkan Diserahkan ke petugas/tenaga kesehatan







PENGIRIMAN Dikirim ke RS/Puskesmas/Klinik



 



  



DINFORMASIKAN Diinformasikan ke Pasien Cari Donor



SELEKSI DONOR Calon donor memenuhi syarat Donor Darah Lulus seleksi Donor Darah Pengambilan Darah



PROSES Dilakukan Proses:  Uji Saring  Uji Cocok Serasi  Ditunggu 1 – 2 Jam (Kecuali Pasien CITO/gawat)



  



DARAH SIAP Diinformasikan Dikeluarkan Diserahkan ke petugas/tenaga kesehatan



DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG



PROSEDUR TETAP PENGIRIMAN PELAYANAN PUSKESMAS  Dikirim ke RS/Puskesmas/Klinik PROSES TRANSFUSI KE 2015 TAHUN PASIEN