Sop Tatalaksana Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL



SOP PUSKESMAS BANYUDONO I



1. Pengertian



2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi



5. Prosedur



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: / SOP- /th : : 1 April 2022 : 1 dari 2



Yustina Nugraheti, SKM., M.Kes. Pembina NIP. 19720322 200003 2 002 Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya. Terdapat banyak kasus kegawatdaruratan atau komplikasi yang dapat dialami oleh ibu selama masa kehamilan, persalinan, maupun postpartum dan juga pada 0-30 hari pada bayi baru lahir di antaranya (a) perdarahan obstetri, (b) eklampsia, (c) emboli paru, (d) emboli air ketuban, (e) prolapsus talipusat, (f) retensio plasenta, (g) distosia bahu), (h) inversio uteri, (i) ruptura uteri, (j) asfiksia neonatorum, (k) ikterus neonatorum, (l) hipotermi dan hipertermi pada bayi baru lahir, (m) kejang pada bayi baru lahir, dan lain sebagainya. Berikut akan dijelaskan mengenai satu dari sekian kasus kegawatan maternal dan satu kasus kegawatan neonatal. 1. Mencegah angka kematian ibu dan bayi. 2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi. Keputusan Kepala Puskesmas No. / / /............................................ 1. Permenkes RI Nomor 5 Tahun 2014, Kemenkes RI. 2. Hanifa Wiknjosastro, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal: Jakarta. 1. Penilaian awal untuk mendapatkan informasi yang sangat penting berkaitan dengan kasus. 2. Pastikan jalan nafas bebas. 3. Pemberian oksigen dengan kecepatan 6-8 liter/ menit. Intubasi maupun ventilasi tekanan positif hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas. 4. Pemberian cairan intavena. 5. Pasang kateter kandung kemih jika diperlukan. 6. Pemberian obat-obatan emergensi sesuai indikasi. 7. Penanganan masalah utama penyebab utama kasus kegawatdaruratan kasus harus ditentukan diagnosisnya dan ditangani sampai tuntas secepatnya setelah kondisi pasien memungkinkan untuk segera ditindak. 8. Rujukan apabila tidak memadai untuk menyelesaikan kasus dengan tindakan klinik yang adekuat, maka kasus harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap. Sebaiknya sebelum pasien dirujuk, fasilitas kesehatan yang akan menerima rujukan dihubungi dan diberitahu terlebih dahulu sehingga persiapan penanganan ataupun perawatan inap telah dilakukan dan diyakini rujukan kasus tidak akan ditolak.



Bidan



Dokter



1 2 3 4 6. Diagram alir



5 6 7



8 7. Unit terkait



1. KIA 2. PONED 3. Laboratorium



8. Rekaman Historis Perubahan No Yang Dirubah



Isi Perubahan



Tgl.MulaiDiberlakukan