SOP Sepsis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMULANGKAN BAYI RSA ST.KADIJAH



NO. DOKUMEN



PETUNJUK PELAKSANAAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN 1 dari 1 Ditetapkan :



dr.H.RIFAI,MARS



—————————————————————————————————————————————————



Direktur



PENGERTIAN



Melakukan pemeriksaan akhir sebelum memberikan bayi kepada keluarganya



TUJUAN KEBIJAKAN



Memastikan bayi dalam keadaan baik saat diperbolehkan pulang dan mengisi checklist



PETUGAS



Perawat, bidan



PROSEDUR PELAKSANAAN



1.



Bayi diperbolehkan pulang jika memenuhi syarat sebagai berikut: - Sudah berusia > 24 jam - Keadaan umum baik (tanda vital baik, tidak sesak dan tidak kuning) - Sudah BAB dan BAK - Bisa menetek ke ibunya



2.



Sebelum pulang, bayi harus diperiksa dan diinstruksikan boleh pulang oleh dokter.



3.



Ceklis pemulangan bayi harus diisi dengan lengkap saat menyerahkan bayi ke orangtua.



4.



Jadwal kontrol sesuai dengan SOP jadwal kontrol bayi.



UNIT TERKAIT



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SEPSIS NEONATORUM RSA ST.KADIJAH



NO. DOKUMEN



PETUNJUK PELAKSANAAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN 1 dari 4 Ditetapkan :



dr.H.RIFAI,MARS



—————————————————————————————————————————————————



Direktur



PENGERTIAN



Sepsis neonatal merupakan sindrom klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan



TUJUAN



Mampu melakukan tata laksana sepsis pada neonatus



KEBIJAKAN



Menetapkan pedoman tata laksana sepsis pada neonatus



PETUGAS



Bidan, perawat, dokter umum, dan dokter anak



PROSEDUR PELAKSANAAN



Kecurigaan besar sepsis : Bayi umur sampai dengan usia 3 hari  



Riwayat ibu dengan infeksi rahim, dengan kecurigaan infeksi berat, atau ketuban pecah dini Bayi memiliki >2 gejala yang tergolong kelompok A, atau >3 gejala pada ketegori B



Bayi usia lebih dari 3 hari 



Mempunyai >2 temuan kategori A, atau >3 gejala pada kategori B



Langkah Diagnostik Anamnesis:      



Riwayat ibu mengalami infeksi intrauterin atau ketuban pecah dini Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan yang kurang higienes Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, BBLR Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium Riwayat bayi malas minum, penyakinya cepat memburuk Riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk, aktifitas berkurang atau iritabel/ rewel, muntah, perut kembung, tidak sadar, kejang



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SEPSIS NEONATORUM RSA ST.KADIJAH



NO. DOKUMEN



PETUNJUK PELAKSANAAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN 2 dari 4 Ditetapkan :



dr.H.RIFAI,MARS



—————————————————————————————————————————————————



Direktur



PELAKSANAAN



Pemeriksaan fisis Keadaan Umum     



Suhu tubuh tidak normal (lebih sering hipotermi) Letargi atau lunglai, mengantuk atau aktifitas berkurang Malas minum setelah sebelumnya minum dengan baik Iritabel atau rewel Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis



Gastrointestinal :  



Muntah, diare, perut kembung, hepatomegali Tanda mulai muncul setelah hari keempat



Kulit : perfusi kulit kurang, sianosis, peteki, ruam, sklerema, ikterik Kardiopulmonal: takipnu, distres pernapasan (napas cuping hidung, merintih, retraksi), takikardi, hipotensi Neurologis: iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, kaku kuduk, ubun-ubun membonjol.



Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan jumlah lekosit dan hitung jenis  



Lekositosis atau lekopeni Rasio netrofil imatur/total >0,2



Pemeriksaan kultur dan uji kepekaan bila memungkinkan Foto thoraks, bila ada tanda-tanda distres pernapasan 



Dapat ditemukan pneumonia



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SEPSIS NEONATORUM RSA ST.KADIJAH



NO. DOKUMEN



PETUNJUK PELAKSANAAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN 4 dari 4 Ditetapkan :



dr.H.RIFAI,MARS



—————————————————————————————————————————————————



Direktur



PELAKSANAAN PELAKSANAAN



Kelompok temuan yang berhubungan dengan sepsis Kelompok A



Kelompok B



1. Kesulitan bernapas (Misalnya: apnea, napas >60 kali/ menit, retraksi dinding dada, grunting pada saat ekspirasi, sianosis sentral 2. Kejang 3. Tidak sadar 4. Suhu tubuh tidak normal (sejak lahir & tidak memberi respon terhadap terapi) atau suhu tidak stabil sesudah pengukuran suhu normal selama >3 kali 5. Persalinan di lingkungan yang kurang higienis (menyokong ke arah sepsis) 6. Kondisi memburuk secara cepat & dramatis (menyokong ke arah sepsis)



1. Tremor 2. Letargi atau lunglai 3. Mengantuk atau aktivitas berkurang 4. Irritabel atau rewel, muntah, perut kembung 5. Tanda-tanda mulai muncul setelah hari ke empat 6. Air ketuban bercampur mekonium 7. Malas minum, sebelumnya minum dengan baik



Dosis antibiotik untuk sepsis dan meningitis Antibiotik



Hari 1 - 7



Hari >8



Ampisillin Ampisilin (meningitis) Sefotaksim Sefotaksim (meningitis) Gentamisin 2 kg



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR PELAKSANAAN UNIT TERKAIT



3 mg/kg sekali sehari 5 mg/kg sekali sehari



7,5 mg/kg tiap 12 jam



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SEPSIS NEONATORUM RSA ST.KADIJAH



NO. DOKUMEN



PETUNJUK PELAKSANAAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN 3 dari 4 Ditetapkan :



dr.H.RIFAI,MARS



—————————————————————————————————————————————————



Direktur



PELAKSANAAN



Tata laksana : Antibiotik  



 



Pemberian awal dengan Ampisilin dan Gentamisin. Bila organisme tidak dapat ditemukan dan bayi tetap menunjukkan tanda-tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti ampsilin dengan sefotaksim, sedangkan gentamisin tetap dilanjutkan Pada sepsis nosokomial, pemberian antibiotik disesuaikan dengan pola kuman di rumah sakit Jika disertai meningitis, terpi antibiotik diteruskan sampai 14-21 hari



Respirasi  



Menjaga patensi jalan napas Pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia



Kardiovaskuler   







Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis rumatan, Lakukan pemantauan tekanan darah (bila tersedia fasilitas) dan perfusi jaringan untuk mendeteksi dini adanya syok Pada gangguan perfusi dapat diberikan volume expander (NaCl fisiologis, darah atau albumin, tergantung kebutuhan) sebanyak 10 mL/kgBB dalam waktu ½ jam, dapat diulang 1-2 kali. Pada beberapa keadaan mungkin diperlukan obat-obat inotropik seperti dopamin atau dobutamin



Manajemen khusus 



Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta serta komplikasi yang terjadi (misal : kejang, gangguan metabolik, hematologi, respirasi, gastrointestinal, karddiorespirasi, hiperbilirubinemia



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR PELAKSANAAN UNIT TERKAIT



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ASPIRASI MEKONIUM RSA ST.KADIJAH



NO. DOKUMEN



PETUNJUK PELAKSANAAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN 1 dari 2 Ditetapkan :



dr.H.RIFAI,MARS



—————————————————————————————————————————————————



Direktur



PENGERTIAN



Sindrom aspirasi mekonium (MAS) disebabkan aspirasi cairan amnion yang mengandung mekonium



TUJUAN



Mampu melakukan tata laksana aspirasi mekonium pada neonatus



KEBIJAKAN



Menetapkan pedoman tata laksana aspirasi mekonium pada neonatus



PETUGAS



Bidan, perawat, dokter umum, dan dokter anak



PROSEDUR PELAKSANAAN



Manifestasi klinik Manifestasi klinik bervariasi tergantung pada derajat hipoksia, jumlah serta konsistensi mekonium yang teraspirasi   







Bayi menunjukkan tanda posmaturitas: kecil masa kehamilan, kuku panjang, kulit terkelupas, dan pewarnaan kuning-hijau pada kulit Adanya mekonium pada cairan ketuban Obstruksi jalan napas. Gasping, apnu, dan sianosis dapat terjadi akibat mekonum kental yang menyumbat saluran napas besar Distres pernapasan. Mekonium yang teraspirasi sampai ke saluran napas distal tetapi tidak menyebabkan obstruksi total akan bermanifestasi sebagai distres pernapasan berupa takipnu, napas cuping hidung, retraksi interkostal, peningkatan diameter anteroposterior dada, dan sianosis



Pemeriksaan penunjang  



Darah perifer untuk menyingkirkan infeksi Foto toraks menunjukkan hiperinflasi, diafragma mendatar, dan infiltrat kasar/bercak ireguler. Dapat ditemukan pneumotoraks atau pneumomediastinum







UNIT TERKAIT



Analisis gas darah bila ada fasilitas. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia.



STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ASPIRASI MEKONIUM RSA ST.KADIJAH



NO. DOKUMEN



PETUNJUK PELAKSANAAN



TANGGAL TERBIT



NO. REVISI



HALAMAN 2 dari 2 Ditetapkan :



dr.H.RIFAI,MARS



—————————————————————————————————————————————————



Direktur



PELAKSANAAN PELAKSANAAN



Tata laksana : Bayi dengan cairan amnion bercampur mekonium  



  



Nilai konsistensi mekonium Penilaian awal harus menentukan bayi bugar atau tidak. Bayi bugar apabila frekuensi denyut jantung >100 kali/menit, bernapas spontan, dan tonus baik (bergerak spontan atau fleksi ekstremitas) Bila bayi bugar, berikan perawatan rutin tanpa memandang konsistensi mekonium Bila terdapat distres pernapasan, lakukan laringoskopi direk dan pengisapan intratrakeal (menggunakan aspirator mekonium) Bayi yang dilahirkan dengan ketuban bercampur mekonium sebanyak 20-30%, intubasi menggunakan laringoskop sebaiknya dilakukan sebelum usaha napas dimulai. Setelah intubasi, pipa endotrakeal dihubungkan dengan mesin pengisap. Prosedur ini diulangi sampai trakea bersih atau bila resusitasi harus dimulai. Ventilasi tekanan positif sebisa mungkin dihindari sampai pengisapan trakea selesai. Kondisi umum bayi tidak boleh diabaikan selama pengisapan trakea Pengisapan trakea harus dilakukan dengan cepat dan ventilasi harus segera dimulai sebelum terjadi bradikardi



Sindrom Aspirasi Mekonium 



  







Perawatan rutin, Koreksi abnormalitas metabolik bila diperlukan. Cairan harus diretriksi untuk mencegah edema serebri dan paru Pemantauan saturasi oksigen dengan pulse oxymetri Bayi harus mendapatkan oksigen yang adekuat, karena hipoksia yang berulang mengakibatkan vasokonstriksi paru Ventilasi mekanik bila fasilitas tersedia Diindikasikan bila PaCO2 >60 mmHg atau terdapat hipoksemia persisten (PaO 2