Sop Shock Anafilaktik Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SHOCK ANAFILAKTIK SOP



No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman



: SOP/ 93 /Pusk.Selbar/ I /2018 : : 12 Januari 2018 : 1/2



UPTD Puskesmas Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan 1. Pengertian



2. Tujuan



dr.Wayan Arya Putra Manuaba NIP. 197211072005011008



Syok: kondisi berupa penurunan tekanan darah sistolik hingga bernilai < 90 mmHg, atau penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 40 mmHg dari tekanan darah pada kondisi sehat. Reaksi anafilaktik: Reaksi efek samping obat yang berat berupa sumbatan jalan napas akibat reaksi alergi tipe-I, tanpa atau dengan gejala syok. Syok anafilaktik: Syok yang timbul karena kapasitas ruang vaskuler yang bertambah oleh reaksi alergi tipe-I. Sebagai acuan dalam Menilai Kesadaran Pasien di Puskesmas Selemadeg Barat



3. Kebijakan



SK Kepala Puskesmas Selemadeg Barat Nomor : 1/SK/Pusk.Selbar/2018 tentang jenis pelayanan di Puskesmas Selemadeg Barat



4. Referensi



1. Buku Standart Puskesmas tahun 2013 2. Permenkes nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer



5. Persiapan



6. Prosedur/ LangkahLangkah



1. Alat dan Bahan a. O2 Set b. Adrenalin 1: 1.000 (1 mg/mL) c. NaCl 0,9% d. Ringer laktat 1. 2.



3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Pasien dibaringkan di atas brankar tanpa bantal dengan posisi kepala lebih rendah dari badan. Berikan suntikan epinefrin (adrenalin) 1: 1.000 (1 mg/ml) IM , pada lengan atas kanan sebanyak 0,3 - 0,5 ml (Orang Dewasa). Anak: 0,01 ml/kgBB, dengan dosis maksimum 0,4 ml/dosis. Pada kasus syok anafilaktik pemberian adrenalin diulang @ 5 menit, sampai kondisi membaik. Catatan: Pasien Dewasa dengan syok anafilaktik + DC/HT, dosis suntikan epinephrine 0,1 ml; cara pemberian dan ulangannya sama. Berikan suntikan epinefrin tambahan sebanyak 0,2-0,3 ml disekitar bekas suntikan obat atau disekitar bekas sengatan hewan. Jaga saluran napas tetap terbuka dan beri bantuan oksigen 4-6 liter per menit dengan kanula hidung atau sungkup. Bila jalan napas tersumbat oleh reaksi engioedema, lakukan tindakan krikotiroidektom darurat. Bila syok: berikan bolus cairan infuse RL sebanyak 2-3 liter (Dektrans lebih dipilih) Berikan diphenhidramin 50 mg IV atau IM [Anak: 2 mg/kgBB]. Hidrokortison 100-500 mg IM/IV, Dexamethason 20mg IV;metil-prednisolon 125-250mg IV. Bila terdapat spasme bronchus: berikan aminofilin 6 mg/kg dalam larutan NaCl 0,9% 50-100 ml dalam 30 menit. Dilanjutkan dengan infuse aminofilin drips kontinyu.



10. Bila dengan pemberian cairan 2-3 liter syok belum teratasi, berikan dopamine drips 15-20 mcg/kgBB/menit, dan lakukan titrasi dosis sampai tekanan darah naik hingga nilai MAP > 70 mmHg. Kemudian dilanjutkkan dengan tetesan pemeliharaan. 11. Observasi tanda vital dan perfusi jaringan tiap 5 menit sampai kondisi pasien cukup stabil. 12. Setelah reaksi / syok anafilaktik teratasi beritahu pasien atau keluarganya dengan pesan tertulis jangan mengkonsumsi obat sejenis.



7. Diagram Alir



PX Dibaringkan



Bila shock berikan inpus RL



Suntikan epinefrin



Diphenhidramin 50 mg



Jaga saluran nafas



kortikosteroid



Obserffasi TTV



8. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan



Pasien dengan kebutuhan emergency harus didahulukan diperiksa dokter sebelum pasien yang lain mendapat pelayanan diagnostic sesegera mungkin dan diberikan pengobatan sesuai dengan kebutuhan



9. Unit Terkait



1. 2. 3. 4 5. 6. 7.



10. Dokumen Terkait



1. 2. 3. 4.



Ruang Rawat Inap Ruang Tindakan Ruang Rekam Medis Ruang Poli Umum Ruang Farmasi Ruang Imunisasi Ruang KIA Register kunjungan di ruang tindakan Rekam medis Kartu pasien KTP,KK,Kartu peserta BPJS/Asuransi lain



11. Rekaman Historis No



Halaman



Yang Diubah



Perubahan



Diberlakukan Tanggal